Hijrah
,Aditya Abdurrahman dilahirkan pada 29 September 1981silam, ia memang lahir
dan dibesarkan dari keluarga berbakat musik. Hal itu membuat dia keciprat bakat
musik. Awal dia mengenal musik underground ketika masih duduk di bangku kelas 2
SMP pada tahun 1995. Saat mengenal musik punk itulah kehidupanya berubah drastis.
Ia mulai merasa memiliki hasrat pemberontkan.
“Musik punk itu gabungan antara Rock and Roll dan spirit pemberontakan,”
terangnya.
Saat dibangku SMA, hasratnya kian parah dan akhirnya masuk komunitas punk di
ranah yang cukup berbahaya. Tak hanya bermain musik dan membuat grup band,
tetapi juga merasuk ideologinya yang sangat melekat seperti liberalisme, marxisme
dan anarkisme. Bahkan ia sempat ikut gerakan-gerakan demonstrasi kepada
pemerintah pada tahun 1997.
“Pada tahun 2005 saya punya cita-cita manggung dengan band favorit saya dari
luar negeri. Suatu ketika, band itu menggelar konser di Surabaya, dan panitia
acaranya menelpon saya untuk ikut manggung sebagai band pembuka, ketika itu hati
saya sangat senang luar biasa. Setelah itu, selesai manggung saya sudah tidak punya
cita-cita lagi,” ujar Aik menceritakan masa lalunya.
Setelah lulus kuliah, dia sudah merasa tak nyaman lagi di dunia punk karena telah
mencapai cita-citanya konser satu panggung dengan grup band favoritnya. Lalu
muncul dalam benaknya untuk membenahi hidup dan memikirkan calaon pasangan
hidup. "Saat itu saya hanya menggunakan logika sederhana saya saja. Kalau saya
masih nakal, maka akan mendapat istri yang tidak baik.”
“Saya sudah punya niat untuk menjadi baik, tapi ketika itu saya sempat mangung
lagi. Kala itu di Balai Pemuda, Surabaya,” lanjutnya.
Saat itulah ia mulai merasa tertekan. Hatinya sudah tak ada di situ lagi. Di
depannya asap rokok mengepul dan bau alkohol menyerbak dari para penonton.
“Hari itu saya memutuskan, setelah turun panggung, saya sampaikan kepada
semua teman-teman band bahwa saya ingin keluar dari band,” kisahnya yang ketika
itu dia bersama bandnya telah mengeluarkan lebih dari lima album.
Sejak itulah ia totalitas meninggalkan punk dan totalitas memperdalam Islam dari
satu masjid ke masjid lainnya.
Sinergi Dakwah
Saat ini, Ustadz Aditya membuat yayassan Better Youth Foundation, sebuah
gerakan dakwah yang tak hanya merangkul anak-anak punk, tetapi juga merangkul
anak-anak muda yang belum tersentuh dakwah.
“Targetnya, kami membagi menjadi 4 golongan. Pertama, anak muda aktifis
Islam. Kedua, mereka yang tertarik dengan kajian tapi belum terbina. Ketiga,
kalangan anak main, masih fifty-fifty, ikut kajian tapi masih pacaran. Yang keempat,
anak muda yang kontra dengan Islam,” jelas dosen Universitas Pembangunan
Nasional (UPN) Veteran, Surabaya ini.
Terakhir, dia berpesan kepada pegiat dakwah yang masuk di segmen anak muda,
bahwa seorang dai harus mempelajari tentang anak muda masa kini, jangan hanya
menghakimi mereka karena tak dekat dengan agama.
“Pahami mereka dan cari letak klik mereka. Jangan datang sebagai hakim, tapi
datanglah untuk merangkul mereka,” pesannya.*/Sirajuddin Muslim