PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
Meskipun sebagai istilah musikalisasi puisi baru terdengar pada awal tahun
1980-an, sebagai kegiatan musikalisasi puisi sama sekali bukan hal yang baru.
Banyak bukti menunjukkan hal tersebut, antara lain:
Robert Burns, penyair dari Skotlandia itu banyak menulis puisi yang
kemudian dimusikalisasi dan dinyanyikan di berbagai kesempatan. Salah satu
karyanya yang sering dilantunkan pada perayaan Tahun Baru Masehi berjudul
Auld Lang Syne (1788) bahkan menembus batas budaya, negara, dan benua,
melintasi jarak dan waktu, sehingga lagu tersebut juga dikenal di seantero dunia,
termasuk di Indonesia.
2
puisi “Di Wajahmu Kulihat Bulan”. Ia juga memperindah lirik lagunya dengan
mengangkat puisi-puisi pujangga ternama, yakni Chairil Anwar ”Doa”, Usmar
Ismail ”Jika Kau Tahu”, dan WS Rendra ”9 Sajak”.
Pada masa yang sama di kota Yogyakarta juga sedang ramai-ramainya para
penyair Malioboro membacakan puisi yang disertai musik. Puisi karya Umbu
Landu Paranggi, seperti “Melodia” dan “Ibunda Tercinta”, dibacakan dengan
musik oleh anak-anak didiknya, di antaranya Emha Ainun Najib, Ebiet G. Ade, dan
lainnya.
Selanjutnya Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menggelar musik
puisi di beberapa daerah di Yoyakarta dan sekitarnya bersama pagelaran teater.
Kemudian pagelaran musik puisi Cak Nun ini semakin berkembang ke kota-kota
lain di antaranya adalah kota Malang, Surabaya, dan Makassar. Salah satu
karyanya adalah “Perjalanan Sunyi”.
Pada era 1980-an, dalam industri musik pop di Indonesia, pasangan duet
Franky dan Jane Sahilatua kerap meminta bantuan sastrawan Yudhistira
ANM Massardi dalam karya “Hari Ini Telah Terbaca”, dan juga pernah
berkolaborasi dengan Emha Ainun Najib dalam lagu “Perahu Retak”.
Berdasarkan uraian di atas, bisa kita simpulkan bahwa ada banyak hal yang
mempengaruhi proses penciptaan musikalisasi puisi. Puisi diapresiasi oleh
seorang komponis berdasarkan latar belakang dan pengalaman masing-masing.
Karya Bimbo dan Franky Sahilatua, yang memang bergerak dalam industri musik
3
populer pada era 1980-an, tentu berbeda dengan karya Mochtar Embut atau
Cornel Simanjuntak pada era 1960-an.
Atas dasar itulah, SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan memandang perlu
untuk mengadakan kegiatan pelatihan musikalisasi puisi sebagai salah satu upaya
meningkatkan apresiasi masyarakat, khususnya pelajar, remaja, dan generasi
muda terhadap sastra, khususnya puisi. Kegiatan ini diselenggarakan pada tingkat
daerah. Oleh karena itu, Pedoman Pelatihan Musikalisasi Puisi perlu dibuat agar
ada kesamaan pandangan dan langkah dalam penyelenggaraannya. Dengan
demikian, kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan
memperoleh hasil yang maksimal serta senantiasa mengalami perbaikan dan
penyempurnaan dari waktu ke waktu.
2. Dasar Hukum
4
e. Rencana Strategis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2015—2019.
a. Maksud
b. Tujuan
4. Sasaran
5
BAB II
KONSEP DAN BENTUK
MUSIKALISASI PUISI
1. Apresiasi Puisi
Ada beberapa bentuk apresiasi puisi yang masuk dalam kategori puisi
pertunjukan atau pemanggungan, antara lain: deklamasi puisi, baca puisi, rampak
puisi, teaterikalisasi puisi, dramatisasi puisi, dan musikalisasi puisi (Herfanda,
2014:1).
Baca puisi adalah seni menyampaikan puisi secara nyaring dan ekspresif di
depan audiens atau di atas panggung. Dalam deklamasi, puisi dilisankan secara
hafalan tanpa membawa atau membaca teks (Herfanda, 2014:2).
Adapun rampak puisi adalah penyajian puisi yang dilakukan oleh beberapa
orang secara bergiliran dan bersamaan dengan menggunakan teks puisi ataupun
tidak.
7
tujuan agar puisi yang dibawakan lebih dapat diapresiasi dan menarik bagi
audiens dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, dalam musikalisasi
puisi, musik tidak boleh ‘menenggelamkan’ puisinya itu sendiri. Bahkan
seharusnya dengan musikalisasi, makna puisi yang dibawakan dapat sampai
secara lebih utuh, jelas, dan mengesankan beserta seluruh atmosfer yang ada
dalam puisi tersebut. Jika dilakukan pengulangan terhadap puisi yang
dimusikalkan, maka pengulangan itu harus utuh dan tidak boleh sepotong-
sepotong. Perlu ditambahkan bahwa puisi yang dimusikalisasikan lazimnya adalah
puisi-puisi modern, bukan puisi-puisi lama, seperti pantun, gurindam, pepatah-
petitih, atau syair.
Dalam musikalisasi puisi, yang menjadi dasar kreasi musiknya adalah puisi
itu sendiri (Manua, 2014:3). Puisi yang dijadikan sebagai titik tolak dalam suatu
proses penciptaan sebuah komposisi musik umumnya merupakan puisi karya
penyair terkenal (Noer, 2014:1). Dari puisi yang dipilihnya seorang pencipta
musikalisasi mencoba memahami, menghayati, kemudian memilih jenis vokal,
instrumen, dan menyusun komposisi agar tercipta kepaduan dan harmoni antara
puisi dan unsur-unsur musikalnya.
8
2) Musikalisasi Puisi Versi Sastra (Versi Sastrawan/ Aktor Teater)
Musikalisasi puisi versi sastra adalah pembacaan puisi yang diiringi oleh
permainan alat-alat musik. Pementasan puisi dengan cara pembacaan puisi
tanpa dinyanyikan, tetapi selama pembacaan puisi ada backsound live
permainan alat musik seperti biola, gitar, atau alat musik lainnya. Jelas bahwa
fokus utama musikalisasi puisi versi ini adalah keahlian olah vokal pembacaan
puisi. Model musikalisasi seperti ini sudah tumbuh lama di dunia pementasan
karya sastra dan teater.
Ari KPIN (2008:30) menyatakan bahwa “bila salah satu dari kedua unsur
tersebut lepas dari penguasaan kita, maka akan terasa banyak kekurangan dari
karya musikalisasi puisi yang dihasilkan”.
9
melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,
sifat dan warna bunyi”.
Penampilan kelompok musikalisasi puisi dapat berbeda ragamnya antara satu dan
lainnya. Satu hal mendasar yang menjadi pokok yang harus dipedomani adalah
bahwa musikalisasi puisi harus berbasiskan puisi, yang kemudian ditafsirkan
makna dan atmosfernya lewat komposisi dengan bantuan media musik.
Kebanyakan penampilan musikalisasi puisi menggunakan alat-alat musik akustik
sebagai pengiring, tetapi alat musik yang bisa digunakan untuk mengiringi
musikalisasi puisi tidak terbatas pada alat musik akustik. Jadi, alat musik
elektronik yang canggih, misalnya gitar elektrik, dapat pula digunakan. Yang
penting adalah makna dan pesan puisi yang ditampilkan tersampaikan dengan
baik.
10
Menurut pendapat dari Nenden Lilis A. (dalam Ari KPIN, 2008:9) menyebutkan
ada empat manfaat musikalisasi puisi, antara lain:
1) Dapat merangsang minat peserta didik terhadap puisi sebab musik adalah
salah satu cabang kesenian yang sudah akrab dengan kehidupan manusia
dan pada umumnya disukai;
2) Memberi penyegaran pada peserta didik agar pembelajaran tidak
monoton;
3) Memberi kesempatan kepada peserta didik berhubungan langsung dengan
karya sastra melalui cara yang akrab dikaitkan dengan pengalaman hidup
mereka;
4) Merangsang aspek emotif peserta didik, dan lain-lain.
11
BAB III
MATERI DAN PERLENGKAPAN
MUSIKALISASI PUISI
2. Pemilihan Puisi
12
kewajaran. Misalnya, puisi yang terlalu pendek sebaiknya tidak dipilih sebagai
puisi untuk dimusikalkan. Sebaliknya, puisi yang terlalu panjang sebaiknya juga
tidak dipilih mengingat ada batasan waktu bagi peserta dalam menampilkan karya
musikalisasinya.
3. Perlengkapan
13
BAB IV
TEKNIK MUSIKALISASI PUISI
14
Apa topik atau tema atau intisari dari puisi yang sudah dipilih?
Bagaimana latar belakang suasana dalam puisi?
Cari tahu kalimat atau kata yang sulit diungkapkan dan dipahami?
Prediksi tujuan pujangga atau penyair dalam membuat puisi?
15
karena setiap nada akan mewakili perasaan tertentu, seperti senang, sedih,
resah, dan lain-lain.
Selain itu, interval (loncatan nada) jangan terlalu jauh, misalnya sampai satu
oktaf, karena itu bisa menyulitkan penyanyinya.
Tentukanlah notasi nada yang akan digunakan. Notasi nada tersebut dapat
berbentuk notasi angka ataupun notasi balok. Guna notasi untuk
mempermudah melagukan puisi tersebut.
Bagian terkecil dari sebuah lagu disebut “motif”. Motif adalah sekelompok
nada yang terkelompok kurang lebih dua birama/bar. Dua motif digabung,
menjadi Phrase (Frase). Ada dua macam Frase, yaitu frase Tanya (Antecedent
Phrase) dan Frase Jawab (Consequent phrase). Kedua macam Frase tersebut
kalau digabung menjadi Periode. Dua Periode digabung menjadi Lagu.
Pemusik dan penyair harus saling paham tentang bagian-bagian dari karyanya.
Rangkaian (motif) musik dan rangkaian (motif) syair harus sama. Karena kalau
tidak sama akan mengakibatkan pengertiannya jadi berbeda, atau bahkan
tidak bisa dipahami.
Seorang komponis bisa menciptakan musik dan sekaligus syairnya, sehingga
terjadi kesinambungan yang pas antara makna syair dengan pola melodi
musiknya.
16
BAB V
KETENTUAN DAN MEKANISME
PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Peserta
Kegiatan pelatihan musikalisasi puisi di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan ini
akan diikuti oleh kelompok peserta didik atau tim-tim musikalisasi puisi dari
beberapa sekolah menengah atas di sebagian wilayah Kota Tangerang Selatan,
antara lain dari:
2. Narasumber
Narasumber merupakan seorang pakar atau ahli musik, penyair, dan sastrawan
pelaku musikalisasi puisi, juga memiliki reputasi yang baik, yaitu:
KARYA
1. Musikalisasi Puisi
Musikalisasi Puisi Berjudul Rumah Air, Fregmen Pondok Ranji karya FLT
Musician
"Salah" puisi karya Abah Yoyok.
"Lagu dalam hujan" dan "malam teluk" puisi karya Abdul Hadi WM
17
"Mantra" puisi karya Sutardzi
2. Hak cipta karya Lagu Mars spkep SPSI
3. Aransemen Lagu TBM Kolong Ciputat berjudul "mimpi"
PERFORMER
Pelatih Musikalisasi Puisi di SMAN 2 Kota Tangerang Selatan
Peringatan Women's Day di At America
Ulang Tahun Jurnal Perempuan 2018
Penata musik untuk naskah WS Rendra di acara MALARI teater kecil
Pementasan hari puisi Indonesia 2019
Acara MACBOOM Prasetya Mulya,
dan lain-lain.
3. Panitia Penyelenggara
18
NO NAMA LENGKAP TUGAS / JABATAN
19
4. Waktu dan Tempat
5. Tahapan Kegiatan
1) TAHAP MATERI
Peserta pelatihan harus mengikuti sesi pemaparan materi musikalisasi puisi
yang diberikan oleh narasumber.
20
d) tidak mengenakan kostum atau riasan khusus karena keterbatasan
waktu.
g. Setiap kelompok diberi waktu sekitar 5 – 10 menit untuk menampilkan
musikalisasi puisinya. Siapa yang tampil duluan akan diundi oleh
narasumber dan panitia.
h. Pertunjukan musikalisasi puisi akan mendapatkan review/ penilaian/
evaluasi dari narasumber.
6. Jadwal Kegiatan
21
No Waktu Durasi Mata Acara Uraian Keterangan
Tangsel
berupa worksheet
PENGUMPULAN oleh tim KBI Divisi
konsep/draft
5 09.50 - 10.00 10' HASIL KERJA Musikalisasi Puisi SMAN 2
pertunjukan
KELOMPOK Tangsel
musikalisasi puisi
oleh Adang Albanie dan
REVIEW HASIL
6 10.00 - 10.15 15' tim KBI Divisi Musikalisasi
KERJA KELOMPOK
Puisi SMAN 2 Tangsel
PERTUNJUKAN
7 10.15 - 10.45 30' oleh tim peserta lain melalui pengundian
MUSIKALISASI PUISI
REVIEW
PERTUNJUKAN
8 10.45 - 11.00 15' MUSIKALISASI PUISI Adang Albanie
TERKAIT MATERI
SEBELUMNYA
MC: Rizky Hidayat (XII
9 11.00 - 11.10 10' PENUTUPAN MIPA 4) & Fazilah Rizki (XII membaca hamdallah
IPS 3)
10 11.10 - 12.00 50' ISHOMA
7. Penampilan
Kegiatan ini akan dipandu oleh 2 (dua) orang MC dan akan diwarnai dengan
pertunjukan musikalisasi puisi live oleh beberapa peserta didik dari
Ekstrakurikuler Klab Bahasa Indonesia (KBI) Divisi Musikalisasi Puisi SMA Negeri
2 Kota Tangerang Selatan, antara lain:
22
8. Penilaian
Secara umum, penampilan karya musikalisasi puisi dilihat dari sudut pandang
audio maupun visual. Adapun kriteria penilaian meliputi:
Penilaian vokal meliputi penilaian atas kualitas teknik vokal, intonasi, dan
artikulasi.
23
BAB VI
PENUTUP
Buku Pedoman Pelatihan Musikalisasi Puisi ini merupakan acuan yang disusun
demi terbentuknya kesamaan pandangan, persepsi, perencanaan, dan teknis
pelaksanaan kegiatan pelatihan demi keberhasilan penyelenggaraan dan
peningkatan mutu kegiatan. Hal-hal teknis yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan pelatihan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pedoman ini.
Kunci keberhasilan dan kualitas pelatihan adalah kebersamaan dan kerja sama
yang baik dari seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan
semangat, kecintaan, tanggung jawab, dan apresiasi terhadap dunia sastra,
khususnya musikalisasi puisi, dapat diharapkan bahwa musikalisasi puisi dapat
makin bergairah, dikenal, dan mendapatkan tempat di hati para pelajar dan
generasi muda penerus cita-cita bangsa.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Pedoman_Festi
val_Musikalisasi_Puisi.pdf
https://pendidikanmu.com/2020/04/musikalisasi-puisi-adalah.html
https://www.tripven.com/musikalisasi-puisi/
https://wicaksonoaldi.wordpress.com/tugas-tugas/data-data-bahasa-
indonesia/musikalisasi-puisi/
https://alif.id/read/abdus-salam/mengkaji-syair-lir-ilir-karya-sunan-kalijaga-
b221759p/
https://www.kompasiana.com/salmanimaduddin6/5dc8c5dc097f360d1570f462/musi
kalisasi-puisi-itu-bagaimana
https://www.linguistikid.com/2017/07/sejarah-musikalisasi-puisi-di-indonesia.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Auld_Lang_Syne
https://dennysakrie63.wordpress.com/2014/01/30/100-pencipta-lagu-indonesia-
terbaik/
https://dedipanigoro.blogspot.com/2018/10/mengenang-mochtar-embut-bulan-di-
wajah.html
http://srireskyawati.blogspot.com/2014/09/sejarah-lirik-lagu-dan-terjemahan-
auld.html#:~:text=Auld%20lang%20syne%20(dibaca%3A%20old,kala%20at
au%20sejak%20lama%20sekali.
Dipayana, Ags. Arya. 2010. Panduan Praktis Apresiasi Sastra: Musikalisasi Puisi
untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan
Nasional.
KPIN, Ari. 2008. Musikalisasi Puisi (Tuntunan & Pembelajaran). Yogyakarta: Hikayat
Publishing.
25
Iswamati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.
Latief Noer. 2005. “Musik Puisi Dari Istilah ke Aksi” / Musik Puisi Jalan Pintas Menuju
Sukses. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Sastra LkiS
26