2, November 2021
ISSN: 2622-0407
Abstract: The purpose of this research was to describe the form of the song “Madiun Kampung Pesilat
Indonesia” created by Hari Subagiyo, S.I.Kom which was played by “Rasa Madu” studio under the guidance of
the Education and Culture Office of Madiun Regency. This research uses a qualitative research method because
the presentation of the data is descriptive by focusing on the translation of the form of the song using theory
proposed by Karl-Edmund Prier SJ, namely the Science of Musical Forms. The data analyzed is the song
“Madiun Kampung Pesilat Indonesia” with a duration of 9 minutes 57 seconds which the researcher translates
into the application sibelius into a score by using a western music notation writing apporoach (beam notation).
The action of data analysis was carried out by means of data reduction, data presentation and drawing
conclusions. The results showed that the song “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” was played in a A Major
scales and had a three-part song from with a number of bars, namely 301 bars. Part A has sentences (a, b, b’ and
c) on bars 1 to137. Part B has sentences (d, e, e’, f and g) on bars 138 to 237. Part C has sentences (h and a’) on
bars 238 to 301. Hari Subagiyo, S.I.Kom created this song using an ansamble music format that mixes modern
and traditional music.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk lagu pada karya lagu “Madiun
Kampung Pesilat Indonesia” ciptaan Hari Subagiyo, S.I.Kom yang dimainkan oleh sanggar “Rasa Madu” binaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
karena sajian data bersifat deskriptif dengan memfokuskan pada penjabaran bentuk lagu dengan menggunakan
teori yang dikemukakan oleh Karl-Edmund Prier SJ yaitu Ilmu Bentuk Musik. Data yang di analisis adalah lagu
“Madiun Kampung Pesilat Indonesia” berdurasi 9 menit 57 detik yang peneliti terjemahkan kedalam aplikasi
sibelius menjadi sebuah score atau partiture dengan menggunakan pendekatan penulisan notasi musik barat
(notasi balok). Tindakan analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” dimainkan dalam
tangga nada A Mayor dan memiliki bentuk lagu tiga bagian dengan jumlah birama yaitu 301 birama. Bagian A
memiliki kalimat (a, b, b’ dan c) pada birama 1 sampai 137. Bagian B memiliki kalimat (d, e, e’, f dan g) pada
birama 138 sampai 237. Bagian C memiliki kalimat (h dan a’) pada birama 238 sampai 301. Hari Subagiyo,
S.I.Kom menciptakan lagu ini dengan menggunakan format musik ensembel campuran antara musik modern
dan musik tradisional.
Article info:
Received: 05 January 2022
Reviewed: 11 January 2022
Accepted: 19 January 2022
135
Augusta Alfia Nurroza
Analisis Bentuk Lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” Ciptaan Hari Subagiyo
dan lain sebagainya. Berdasarkan bentuknya, tertentu. Lagu yang diciptakan untuk menjadi
lagu dibagi menjadi lima bentuk dasar, yaitu sebuah sajian seni pertunjukkan yang dapat
bentuk lagu satu bagian, bentuk lagu dua dipentaskan dan dinikmati nilai estetisnya
bagian, bentuk dual atau instrumental, bentuk sebagai sarana hiburan pribadi maupun untuk
lagu tiga bagian dan bentuk lagu tiga bagian khalayak umum, sehingga terciptalah fungsi
besar. primer lagu sebagai hiburan sekaligus bentuk
Prier menjelaskan bahwa lagu satu presentasi estetis. Begitu halnya dengan
bagian merupakan bentuk lagu yang sangat komposer Hari Subagiyo dalam menciptakan
terbatas jumlahnya, terdiri dari satu kalimat lagu Madiun Kampung Pesilat Indonesia untuk
atau satu periode saja, sedangkan bentuk lagu mempresentasikan olahraga tradisi pencak silat
dua bagian terdiri dari dua kalimat atau periode sebagai ikon Kabupaten Madiun dalam sebuah
yang berlainan. Bentuk lagu dua bagian karya lagu.
mendapat modifikasi dalam sebuah bentuk Pada tanggal 28 Oktober 2018 yang lalu,
khusus untuk musik instrumental yang disebut Ahmad Dawami selaku Bupati Kabupaten
bentuk dual. Disamping bentuk lagu satu Madiun bersama Pemerintah Kabupaten
bagian dan bentuk lagu dua bagian terdapat Madiun secara resmi mempromosikan Pencak
pula lagu vokal dan lagu instrumental Silat agar semakin dikenal oleh banyak orang
berbentuk lagu tiga bagian. Artinya dalam satu dengan menjadikan Pencak Silat sebagai ikon
lagu memuat tiga kalimat atau periode yang atau logo dari Kabupaten Madiun dari
berkontras yang satu dengan yang lain, Kabupaten Madiun yang digunakan Pemerintah
sedangkan bentuk lagu tiga bagian merupakan Kabupaten Madiun dalam menyelenggarakan
bentuk lagu tiga bagian yang digandakan berbagai kegiatan. Hal ini tertuang dalam UU
sehingga setiap kalimat terdiri dari tiga kalimat No. 5 Tahun 2017 pasal 4 tentang Pemajuan
(1996:10-16). Kebudayaan yang bertujuan untuk
Lagu dapat dijadikan sebagai media mengembangkan nilai-nilai luhur budaya
berekspresi dalam bermusik. Melalui bangsa, memperkaya keragaman budaya,
pengalaman jiwa dan kemudian diterjemahkan memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa,
dengan praktik musikal, lagu kemudian meningkatkan citra bangsa, mewujudkan
dipertunjukkan sebagai media untuk ekspresi masyarakat madani, meningkatkan
diri, dalam rangka komoditi ataupun juga kesejahteraan rakyat, melestarikan warisan
sebagai eksistensi kekaryaan, sehingga jika budaya bangsa dan mempengaruhi arah
karya lagu merupakan bagian dari seni perkembangan peradaban dunia. Sejak
pertunjukkan maka juga dapat difungsikan ditetapkan sebagai Kampung Pesilat Indonesia,
seperti ragam fungsi seni lainya. Soedarsono Pemerintahan Kabupaten Madiun
dalam Sari menjelaskan bahwa ada beberapa berkesempatan melakukan pengembangan
fungsi seni pertunjukkan (musik) dalam budaya berbasis pencak silat untuk meningkat
masyarakat yang dapat dibagi menjadi dua eksistensi keberadaanya, sehingga Kabupaten
bagian besar yaitu primer dan fungsi sekunder. Madiun memiliki sebuah identitas yang dapat
Fungsi primer tersebut yaitu: (1) sarana hiburan diwujudkan dalam seni pertunjukkan musik
pribadi; (2) sebagai presentasi estetis. salah satunya melalui sebuah karya lagu. Dalam
Sedangkan fungsi sekunder yaitu (1) sarana hal ini, Hari Subagiyo menciptakan lagu
komunikasi; (2) sebagai pengikat solidaritas berjudul “Madiun Kampung Pesilat Indonesia”
masyarakat; (3) sebagai propaganda sebagai wadah kreativitasnya dalam
pemerintah; (4) sebagai sarana produktivitas menggambarkan ikon Kampung Pesilat dan
(2018: 8). Penjelasan Soedarsono dapat menampilkan karyanya pada khalayak umum,
menguatkan bahwa lagu sebagai bentuk bagian sehingga terciptalah sebuah seni pertunjukkan
dari musik dapat berfungsi baik secara primer musik sebagai komoditi yang memiliki nilai
ataupun sekunder. jual pada para wisatawan yang berkunjung
Lagu merupakan hasil dari pengalaman sebagai bentuk pariwisata berbasis budaya di
jiwa seniman. Pengalaman jiwa dapat diperoleh Kabupaten Madiun.
melalui pengamatan kritis terhadap ragam Lagu “Madiun Kampung Pesilat
fenomena baik sosial, budaya, agama maupun Indonesia” sebagai salah satu bentuk strategi
alam kemudian mampu menyiratkan menjadi Pemerintah Kabupaten Madiun bersama Dinas
gagasan menarik untuk diterjemahkan menjadi Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
sebuah karya lagu dengan maksud dan tujuan Madiun yang dapat dibanggakan. Lagu
136
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 4 No. 2, November 2021
ISSN: 2622-0407
berdurasi 9 menit 57 detik ini dikenal oleh dinamika) dapat disebut sebagai bentuk musik,
masyarakat Kabupaten Madiun sebagai musik sehingga ide inilah yang mempersatukan nada-
Senam Kebugaran Jasmani “Madiun Kampung nada pada musik sebagai bagian dari komposisi
Pesilat Indonesia”. Lagu yang dimainkan oleh yang dibunyikan satu persatu sebagai sebuah
Sanggar Rasa Madu binaan Dinas Pendidikan kerangka (1996:2). Jabaran tersebut juga
dan Kebudayaan Kabupaten Madiun ini diperkuat oleh penjelasan Jamalus bahwa
merupakan ansambel campuran yang terdiri bentuk dan struktur lagu yaitu gabungan dan
dari alat musik modern dan alat musik susunan antara unsur-unsur musik dalam
tradisional, antara lain bass gitar, organ, drum, sebuah karya lagu, sehingga menghasilkan
kemudian alat musik tradisional gamelan jawa komposisi lagu yang memiliki makna (1988).
antara lain kendhang, balungan, saron, dan Berdasarkan kedua jabaran tersebut analisis
bonang. Perpaduan antara musik modern dan yang akan digunakan peneliti dalam penelitian
alat musik tradisional ini bertujuan untuk ini akan memperhatikan secara keseluruhan dari
memperkaya harmoni, melodi maupun ritme awal hingga akhir dari lagu “Madiun Kampung
pada karya lagu “Madiun Kampung Pesilat Pesiat Indonesia” berdasarkan kompenen-
Indonesia” melalui sebuah proses aransemen. kompenen musik yang ada di dalamnya seperti
Kusumawati mengatakan bahwa “aransemen motif, tema, frasering, kalimat atau periode dan
adalah suatu kegiatan kreatif dalam lain sebagainya.
mengembangkan dan mengolah sebuah elemen- Alasan penulis memilih lagu “Madiun
elemen musik menjadi suatu karya yang Kampung Pesilat Indonesia” sebagai objek
berbeda” (2016:3). Dalam hal ini proses penelitian ini adalah sebagai bentuk apresiasi
penciptaan maupun proses aransemen oleh Hari salah satu karya yang mengangkat Kampung
Subagiyo, S.I.Kom sebagai komposer dilakukan Pesilat sebagaimana yang telah diuraikan,
dengan mengidentifikasi musik kearifan lokal Kampung Pesilat merupakan ikon baru dari
yang berkembang di Kabupaten Madiun, Kabupaten Madiun yang saat ini sedang gencar-
kemudian terciptalah karya tersebut karya gencarnya dipromosikan agar semakin dikenal
tersebut dimana di dalamnya Hari Subagiyo, masyarakat luas. Dengan memperhatikan hal
S.I.Kom juga menyisipkan alat musik dongkrek ini, penulis ingin menyumbangkan hasil
yang merupakan kesenian khas Kabupaten pemikiran dengan menjadikan lagu “Madiun
Madiun yaitu alat musik bedug dan korek, Kampung Pesilat Indonesia” sebagai objek dari
sehingga lagu ini memiliki ciri khas tersendiri. penelitian. Selain itu melalui aransemen dan
Karakter dari lagu ciptaan Hari Subagiyo ini musikalitas para pemain, menjadikan lagu ini
bersifat ceria dengan konsep sederhana dikenal oleh masyarakat, disisi lain lagu ini
sehingga mudah dipahami dan dihafalkan oleh menggunakan perpaduan antara alat musik
pelaku dari senam kebugaran jasmani “Madiun tradisional dan alat musik modern yang
Kampung Pesilat Indonesia” dan diwujudkan menjadikan perbedaan mendasar dari musik
dengan menggunakan tempo yang bervariasi senam pada umumnya. Kajian terhadap lagu
guna menambah rasa semangat para pelaku “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” ini juga
senam maupun yang mendengarkannya. didasari keinginan penulis untuk mengenalkan
Untuk mengenal suatu karya secara ikon baru dari Kabupaten Madiun ke ranah
mendalam, dapat dilakukan dengan memahami akademisi di seluruh Indonesia khususnya
pemikiran komposer dalam menuangkan idenya Universitas Negeri Surabaya.
kedalam karya yang diciptakan, selain itu perlu Meyer (2020) telah melakukan penelitian
dilakukan suatu pengkajian lebih lanjut berjudul “Bentuk Lagu dan Aransemen Paduan
sehingga diharapkan dengan adanya pengkajian Suara Mars Jawa Timur”. Fokus penelitian
ini dapat membantu memahami, mengapresiasi yang diteliti adalah bentuk lagu dan analisis
serta menganalisis lagu dengan benar sesuai bentuk musik yang telah diteliti dengan
dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Dalam hal menggunakan metode analisis bentuk musik
ini penulis melakukan pengkajian dengan yang dapat memberikan sebuah alternatif dalam
menggunakan pendekatan analisa bentuk memberikan penjelasan terhadap lagu
musik. Prier menjelaskan bahwa suatu gagasan berbentuk mars. Mars Jawa Timur diciptakan
yang terlihat dalam susunan atau pengolahan dengan sebuah maksud dan tujuan dalam
unsur musik yang terdapat dalam sebuah menggambarkan keberagaman budaya yang ada
komposisi (irama, melodi, harmoni dan serta mempersatukan masyarakat dalam
137
Augusta Alfia Nurroza
Analisis Bentuk Lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” Ciptaan Hari Subagiyo
perbedaan yang ada. Penelitian ini memberikan Adapun fokus penelitian ini yaitu bentuk lagu
pemahaman secara ringkas tentang kajian “Melati Karangan” yaitu sebuah lagu tradisi
bentuk lagu dan aransemen lagu Mars Jawa adat pernikahan dengan nuansa Melayu. Hasil
Timur yang diciptakan oleh mantan Gubernur temuan dari penelitian ini menjabarkan bahwa
Jawa Timur Dr. H. Soekarwo, S.H., M. Hum., dalam lagu Melati Karangan memiliki beberapa
yang diaransemen oleh Ferry Kristitanto. Hasil pengulangan yang terdapat pada melodi vokal
dari penelitian ini menunjukkan proses dengan frase tanya dan frase jawab. Adapun
penciptaan lagu bergaya mars dengan 27 birama persamaan dari kedua penelitian ini yaitu pada
yang memiliki bentuk lagu tiga bagian dan langkah-langkah dalam analisis dimana lagu
aransemen paduan empat suara ada section alto diamati dengan saksama, lagu yang telah
dan bass, sedangkan section tenor sama persis didengarkan kemudian diterjemahkan dan
dengan melodi utamanya yaitu sopran. Dalam ditulis dalam bentuk notasi balok menggunakan
hal ini penelitian terhadap lagu “Madiun aplikasi musik sibelius. Lagu yang telah
Kampung Pesilat Indonesia” juga berfokus pada diterjemahkan kedalam bentuk notasi balok
bentuk lagu dari lagu yang diciptakan oleh Hari kemudian diamati dan dianalisis mengacu pada
Subagiyo, S.I.Kom dengan menguraikan unsur- melodi utama ataupun melodi vokal lagu.
unsur pembentuk lagu tersebut. Persamaan Penelitian yang relevan juga dilakukan
kedua penelitian ini juga terletak pada objek oleh Gutama (2020) berjudul “Analisis Pola
yang diteliti dimana dalam penelitian tersebut Ritme dan Bentuk Lagu Anak”. Adapun
yaitu Mars Jawa Timur sebagai perwakilan pendekatan yang digunakan dalam penelitian
guna memberikan sebuah gambaran atau ikon ini adalah Ilmu Bentuk Analisis Musik (IBAM)
bagi eksistensi masyarakat Provinsi Jawa untuk menjabarkan hasil analisis berupa pola
Timur, sedangkan obyek penelitian ini adalah ritme dan bentuk lagu anak nasional. Hal ini
lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” oleh karena penelitian terhadap bentuk lagu
sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Madiun “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” juga
dalam mengenalkan ikon Kampung Pesilat pada menggunakan pendekatan Ilmu Bentuk Analisis
masyarakat luas. Musik sebagai dasar dalam mendeskripsikan
Sholikhah (2019) juga telah melakukan kompenen-kompenen serta bagian-bagian yang
penelitian berjudul Concerto In C Minor For ada dalam sebuah lagu.
Viola Karya Henri Casadesus Dalam Tinjauan Penelitian yang relevan selanjutnya adalah
Bentuk Musik dan Teknik Permainan. Fokus penelitian berjudul Lagu Kiddung Dalem dalam
penelitian yang diteliti adalah bentuk musik dan Upacara Adat Nyongkolan Suku Sasak di
teknik permainan Concerto In C Minor For Kabupaten Lombok Tengah (Bentuk Penyajian
Viola Karya Henri Casadesus. Hasil penelitian dan Bentuk Lagu). Hasil penelitian tersebut
ini berisi tentang penjabaran bentuk musik dan berupa penjabaran dari bentuk penyajian dan
teknik permainan dalam Concerto In C Minor bentuk lagu Kiddung Dalem. Adapun tinjauan
For Viola Karya Henri Casadesus. Adapun pustaka yang digunakan dalam penelitian
hasil dari penelitian tersebut yaitu dengan tersebut memiliki persamaan dengan dengan
menjabarkan kompenen-kompenen serta penelitian ini yaitu tinjauan bentuk serta
bagian-bagian yang ada di dalam musik serta struktur didalam sebuah lagu. Perbedaan dari
memperlihatkan unsur-unsur musik dengan kedua penelitian relevan ini terletak pada obyek
menggunakan kode-kode tertentu untuk yang diteliti, obyek penelitian dalam peneltian
mempermudah langkah-langkah analisis. tersebut yaitu lagu Kiddung Dalem dalam
Seperti pada kalimat atau periode menggunakan upacara adat Nyongkolan, sedangkan obyek
huruf besar maupun kecil (A, B, C, a, b , c dsb), dalam penelitian ini adalah lagu “Madiun
selain itu juga menggunakan tanda aksen ( ‘ ) Kampung Pesilat Indonesia”.
apabila terdapat pengulangan pada bagian Berdasarkan latar belakang yang telah
tertentu. Sehingga langkah-langah analisis diuraikan, maka menarik untuk melakukan
musik yang digunakan dalam penelitian kajian mendalam terhadap lagu “Madiun
tersebut dapat menjadi referensi bagi peneliti Kampung Pesilat Indonesia” sebagai fokus
guna menganalisa data yang ditemukan dalam utama penelitian dengan menggunakan tinjauan
lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia”. analisa bentuk lagu. Adapun tujuan dari
Kautzar (2017) juga telah melakukan penelitian ini adalah sebagai bentuk apresiasi
penelitian berjudul “Karakteristik Musik terhadap lagu “Madiun Kampung Pesilat
Melayu: Studi Kasus Lagu Melati Karangan”. Indonesia” ciptaan Hari Subagiyo, S.I.Kom
138
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 4 No. 2, November 2021
ISSN: 2622-0407
139
Augusta Alfia Nurroza
Analisis Bentuk Lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” Ciptaan Hari Subagiyo
ke dalam partitur notasi balok, selanjutnya receive” (2019: 1). Kesimpulannya, setiap
peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian komposer memiliki proses dengan tahapan-
deskriptif sehingga pada langkah selanjutnya tahapan yang berbeda, sehingga antara
dapat ditarik kesimpulan. komposer satu dengan komposer yang lainnya
Setelah mereduksi dan mengkaji data, memiliki konsep yang bervariasi dalam
langkah selanjutnya adalah penarikan menciptakan sebuah karya. Dari penjelasan
kesimpulan dan memverivikasi data. Penarikan Roger dapat menguatkan bahwa Hari Subagiyo
kesimpulan merupakan hasil temuan yang akan berkeinginan untuk menyajikan lagu “Madiun
menjawab fokus utama dalam penelitian yaitu Kampung Pesilat Indonesia” sebagai sarana
bentuk lagu “Madiun Kampung Pesilat ekspresi musikal yang ada dalam dirinya, salah
Indonesia”, kemudian dikaji menggunakan teori satunya dengan memadukan musik modern dan
ilmu bentuk dan analisis musik. Hasil dari alat musik tradisional untuk memperkaya
penelitian ini berupa penjabaran bentuk lagu harmoni, melodi, ritme pada karya lagu
dan bagian-bagiannya. “Madiun Kampung Pesilat Indonesia”. Selain
HASIL DAN PEMBAHASAN itu dalam karya lagu ini, Hari Subagiyo juga
Hasil menyisipkan alat musik “Dongkrek” yang
Lagu “Madiun Kampung Pesilat merupakan alat musik khas Kabupaten Madiun
Indonesia” adalah sebuah karya lagu yang yaitu bedug dan korek yang menjadikan lagu ini
diciptakan oleh Hari Subagiyo S.I.Kom yang memiliki ciri khas tersendiri. Lagu ini juga
dimainkan oleh Sanggar “Rasa Madu” binaan disajikan dengan syair yang dibawakan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten vokal dalam kategori sopran dan tenor untuk
Madiun. Proses penciptaan lagu ini dilakukan menyampaikan pesan atau makna dari lagu ini,
dengan mengidentifikasi musik kearifan lokal sehingga lagu ini dapat dipahami dengan baik
yang berkembang di Kabupaten Madiun, oleh masyarakat luas.
kemudian terciptalah lagu “Madiun Kampung Lagu “Madiun Kampung Pesilat
Pesilat Indonesia”. Menurut Joseph dalam Indonesia” memiliki durasi 9 menit 57 detik
tulisan Fatkhurrohman, timbre merupakan suatu yang dimainkan dalam tangga nada A Mayor.
ciri khas bunyi yang dihasilkan oleh sumber Lagu ini terdiri dari 301 birama dengan sukat
bunyi yang berbeda-beda, terdengar bermacam- 4/4 dimana dalam lagu ini mengangkat olahraga
macam, serta cara memproduksi nadanya pun tradisi pencak silat sebagai awal dari proses
juga bervariasi (2017: 7). Dalam hal ini, lagu penciptaannya, sehingga lagu ini diciptakan
“Madiun Kampung Pesilat Indonesia” disajikan dengan suasana yang berbeda pada tiap-tiap
dalam bentuk ansambel campuran antara alat bagiannya. Lagu ini merupakan lagu dengan
musik modern dan alat musik tradisional. Alat bentuk tiga bagian yang terdiri dari bagian A
musik yang digunakan yaitu alat musik modern terbentuk atas beberapa kalimat, yaitu kalimat
antara lain bass gitar, drum, organ dan alat a, kalimat b, kalimat b’ dan kalimat c) pada
musik tradisional antara lain kendhang, birama 1 sampai 137. Bagian A dalam senam
balungan, saron, dan bonang. Perpaduan antara kebugaran jasmani “Madiun Kampung Pesilat
alat musik tradisional dan alat musik non tradisi Indonesia” ini disebut sebagai pemanasan.
inilah yang menjadikan perbedaan mendasar Bagian B terdiri atas kalimat d, kalimat e,
dari musik senam pada umumnya. kalimat e’, kalimat f dan kalimat g yang
Roger Reynold dalam tulisan Syahbandi terdapat pada birama 138 sampai 237, bagian
menyatakan “a musical work is achieved ini merupakan bagian inti dalam senam
gradually over time in a manner that doubtless kebugaran jasmani “Madiun Kampung Pesilat
varies for each composer: part discovery, part Indonesia”. Sedangkan bagian C memiliki dua
construcktion, even admittedly, part kalimat, yaitu kalimat h dan kalimat a’ yang
contrivance adn also part sheer undirected terdapat pada birama 238 sampai 301. Bagian C
bumbling. There is a necessary (though by no merupakan bagian pendinginan.
means uniform) staging involved in the process Dalam lagu “Madiun Kampung Pesilat
of completing a musical composition. We can Indonesia” ini, setiap perubahan suasananya
thus inquire into the proces recognizing it as a dapat ditandai dengan adanya perubahan tempo.
multiveled search for ultimate intregration Bagian A dimainkan dalam tempo Vivace
rather than the unrolling of a scroll upon which senilai 160 bpm (beats per minute) pada kalimat
has been inscribed an already, mystical a dan b, dilanjutkan dengan transisi yang
completed continuity the one needs only to mengalami perubahan tempo dari cepat menjadi
140
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 4 No. 2, November 2021
ISSN: 2622-0407
141
Augusta Alfia Nurroza
Analisis Bentuk Lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” Ciptaan Hari Subagiyo
142
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 4 No. 2, November 2021
ISSN: 2622-0407
143
Augusta Alfia Nurroza
Analisis Bentuk Lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” Ciptaan Hari Subagiyo
pada alat musik bonang pada birama 135 memiliki progresi akor F#m (F#-A-C#), C#m
dengan progresi akor F#m kemudian bergerak (C#-E-G#), C#m (C#-E-G#), F#m (F#-A-C#).
menuju C#m pada birama 137 dengan motif
(m24) yang merupakan bentuk pengembangan
motif dengan teknik diminuation of the value
atau pemerkecilan nilai nada dari motif (m23).
Kalimat c’ diakhiri dengan kadens sempurna V-
i.
2) Bagian B
Bagian B merupakan bagian yang
terdapat pada birama 138 sampai 237. Pada
bagian ini tempo masih sama seperti bagian A
yaitu Allegro senilai 130 bpm (beats per
minute). Dalam Senam Kebugaran Jasmani
“Madiun Kampung Pesilat Indonesia”, bagian
B merupakan bagian inti. Bagian B memiliki
kalimat d, kalimat e, kalimat e’, kalimat f, dan
kalimat g.
Notasi 8. Bagian B (kalimat e dan e’) birama 150 sampai
157 (rewrite by Augusta Alfia Nurroza
144
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 4 No. 2, November 2021
ISSN: 2622-0407
Notasi 9. Bagian B (kalimat f) birama 158 sampai 170 Kalimat g dimulai dari birama 170
(rewrite by Augusta Alfia Nurroza)
sampai 177, melodi utama pada kalimat ini
Kalimat f terdapat pada birama 158 dimainkan oleh alat musik bonang dengan
sampai 170. Pada kalimat ini diawali dengan progresi akor F#m (F#-A-C#), F#m (F#-A-C#),
tema (T IV) yang dimainkan alat musik khas C#m (C#-E-G#), C#m (C#-E-G#), F#m (F#-A-
C#), F#m (F#-A-C#), C#m (C#-E-G#), C#m
Kabupaten Madiun “Dongkrek” yaitu alat
musik bedug dan korek. Tema (T IV) memiliki (C#-E-G#). Pada kalimat ini, terdapat tema (T
motif (n12) pada birama 158 yang kemudian di VII) dengan motif (n20) pada birama 170 dan
ulang secara harafiah pada birama 159 (n13) motif (n21) pada birama 171. Motif (n21)
merupakan ulangan secara harafiah dari motif
sampai 160 (n14). Motif (n15) pada birama 161
merupakan pemerkecilan nilai nada (n20). Tema (T VIII) terdapat pada birama 172
(diminuation of the value) dari birama (n22) sampai 173 (n23). Motif (n22) dan (n23)
sebelumnya. Birama 162 sampai 170 merupakan sekuens naik dari motif (n20) dan
dibawakan oleh vokal sopran dan tenor, (n21). Pada birama 174 sampai 177 merupakan
memiliki tema (T V) yang terdapat pada birama bentuk repetisi atau pengulangan dari tema (T
162 (n16) dan birama 163 sampai 164 (n17). VII) dan tema (T VIII) dengan progresi akor
Tema ini merupakan frase antecedens (frase yang sama tanpa ada variasi atau perubahan.
tanya) karena berakhir di akor dominan. Tema Kalimat g diakhiri dengan permainan alat
(T VI) terdapat pada birama 164 dengan motif musik “Dongkrek” yaitu tema (T IV) yang
sebelumnya terdapat pada birama 158 sampai
(n18) dan birama 165 sampai 166 dengan motif
(n19). Tema (T VI) merupakan frase 161 pada kalimat f. Birama 182 sampai 237
consequens (frase jawab) dari tema (T V) adalah repetisi atau pengulangan dari kalimat d,
karena berakhir di akor tonika. Motif (n18) kalimat e, kalimat e’, kalimaf f, dan kalimat g
merupakan sekuens naik dari motif (n16), sebanyak 3 kali repetisi atau pengulangan. Alur
sedangkan motif (n19) merupakan sekuens melodi, rangkaian ritmis maupun progresi akor
turun dari (n17). Selanjutnya pada birama 166 dimainkan secara berulang tanpa adanya
sampai 170 merupakan bentuk repetisi atau variasi.
pengulangan tanpa adanya variasi dari tema (T 3) Bagian C
V) dan tema (T VI) dengan syair yang sama. Bagian C terdiri dari kalimat h dan
Tema (T V) dan tema (T VI) memiliki progresi kalimat a’, dimulai dari birama 238 sampai 301.
akor F#m (F#-A-C#), F#m (F#-A-C#), C#m Kalimat h diawali oleh vokal (soprano) pada
(C#-E-G#), C#m (C#-E-G#), F#m (F#-A-C#), birama 238 dengan tempo yang lebih lambat
F#m (F#-A-C#), C#m (C#-E-G#), C#m (C#-E- dari bagian A dan Bagian B yaitu Adagio
G#). senilai 63 bpm (beats per minute). Kalimat ini
hanya terdiri dari 1 tema (T i) yang di repetisi
atau diulang sebanyak 12 kali tanpa adanya
variasi atau perubahan. Tema ini terdiri dari
dua motif yaitu motif (o1) yang terdapat pada
birama 240 dan 241, motif (o2) terdapat pada
birama 242 sampai 243. Motif (o2) merupakan
pembesaran nilai nada dari motif (o1). Vokal
145
Augusta Alfia Nurroza
Analisis Bentuk Lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia” Ciptaan Hari Subagiyo
sopran mengambil peran solis, sedangkan vokal secara mendalam terhadap lagu “Madiun
tenor menjadi suara latar dari vokal sopran Kampung Pesilat Indonesia” dalam tinjauan
dengan motif (p1) yang terletak pada birama analisa bentuk lagu dengan menggunakan
239, kemudian di ulang secara harafiah pada metode penelitian kualitatif.
birama 240 (p2) dan birama 241 (p3), Berdasarkan hasil dan pembahasan karya
selanjutnya motif (p4) terdapat pada birama 242 lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia”
yang merupakan bentuk augmentation of the ciptaan Hari Subagiyo, S.I.Kom dapat
value atau pembesaran nilai nada dari motif disimpulkan bahwa lagu ini memiliki bentuk
(o3). lagu tiga bagian. Bagian A memiliki kalimat a,
b, b’, c dan c’, bagian B memiliki kalimat d, e,
e’, f dan g, sedangkan bagian C memiliki
kalimat h dan a’. Lagu ini disajikan
menggunakan tangga nada A Mayor dalam
sukat 4/4 dengan tempo yang berbeda pada
setiap bagiannya. Bagian A kalimat a dan b
disajikan dengan tempo Vivace senilai 160 bpm
(beats per minute), kalimat c dan c’ sampai
pada bagian B disajikan dengan tempo Allegro
bpm (beats per minute). Sedangkan bagian C
pada kalimat h disajikan dengan tempo yang
lebih lambat yaitu Adagio senilai 63 bpm
(beats per minute) kemudian dipercepat pada
Notasi 11. Bagian C (kalimat h) birama 170 sampai bagian coda (kalimat a’) dengan tempo Vivace
(rewrite by Augusta Alfia Nurroza) senilai 160 bpm (beats per minute).
Lagu Madiun Kampung Pesilat Indonesia
Kalimat h memiliki progresi akor C#m berdurasi 9 menit 57 detik ini berjumlah 301
(C#-E-G#), C#m (C#-E-G#), C#m (C#-E-G#), birama. Lagu ini memiliki banyak repetisi atau
D (D-F#-A), C#m (C#-E-G#). Selanjutnya pengulangan di setiap bagiannya, seperti
bagian C pada birama 287 sampai 301 terdapat kalimat c dan c’ bagian A diulang sebanyak 5
sebuah coda pada lagu “Madiun Kampung kali putaran. Kalimat d, e, e’, f dan g pada
Pesilat Indonesia”, dimana dalam coda ini bagian B diulang sebanyak 3 kali putaran,
mengambil kalimat a pada bagian A yang selanjutnya kalimat h pada bagian C diulang
dimainkan dengan tempo yang sama yaitu sebanyak 12 kali putaran. Repetisi atau
Vivace senilai 160 bpm (beat perminute). pengulangan di setiap bagian ini bertujuan
Perbedaan kalimat a dengan kalimat a’ terletak untuk memudahkan para pelaku Senam
pada birama terakhir yaitu birama 301 dimana Kebugaran Jasmani dalam memahami karakter
pada akhir birama diakhiri dengan akor C#m lagu “Madiun Kampung Pesilat Indonesia”.
berupa kadens setengah (iv-V) karena berakhir Pada penelitian ini, peneliti masih membahas
di akor dominan. sebatas tentang bentuk lagu dalam karya lagu
KESIMPULAN “Madiun Kampung Pesilat Indonesia”, sehingga
Penelitian tentang analisa bentuk lagu masih memungkinkan adanya penelitian
pada lagu “Madiun Kampung Pesilat lanjutan pada aransemen lagu, variasi melodi
Indonesia” ciptaan Hari Subagiyo, S.I.Kom ini maupun teknik permainan dalam lagu “Madiun
merupakan hasil dari pengamatan terhadap Kampung Pesilat Indonesia”.
video dokumentasi lagu “Madiun Kampung DAFTAR PUSTAKA
Pesilat Indonesia” yang diunggah pada kanal Banoe, Pono. (2007). Kamus Musik.
Youtube Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakartaa: Kanisius
Kabupaten Madiun. Lagu ini merupakan salah Fatkhurrohman, A., & Susetyo, B. (2017).
satu bentuk strategi yang dilakukan Pemerintah Bentuk Musik Dan Fungsi Kesenian
Kabupaten Madiun bersama Dinas Pendidikan Jamjaneng Grup" Sekar Arum" Di Desa
dan Kebudayaan Kabupaten Madiun dalam Panjer Kabupaten Kebumen. Jurnal Seni
mempromosikan ikon atau logo baru dari Musik, 6(1).
Kabupaten Madiun yaitu Kampung Pesilat agar Gutama, A. (2020). Analisis Pola Ritme Dan
semakin dikenal oleh masyarakat luas. Bentuk Lagu Anak. Virtuoso: Jurnal
Sehingga sangat menarik dilakukan pengkajian
146
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 4 No. 2, November 2021
ISSN: 2622-0407
147