KIMIA LARUTAN
Rusman
Ratu Fazlia Inda Rahmayani
Mukhlis
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................. iii
KATA PENGANTAR DEKAN .............................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................ vi
vii
BAB I
LARUTAN DAN KONSENTRASI
LARUTAN
Kimia Larutan 1
dan satu pelarut. Berbicara tentang larutan, kata-kata solven
(pelarut) dan Solut (zat yang terlarut) sudah umum disebutkan,
Solven sebagai komponen yang secara fisik tidak berubah jika
larutan terbentuk, sedangkan solut sebagai semua komponen
yang larut dalam pelarut.
Ditinjau dari ukuran partikel yang terlarut, Larutan
homogen dibedakan menjadi 2 yaitu larutan sejati dan koloid.
Perbedaan larutan sejati dan koloid dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1.1 Tabel perbedaan larutan sejati dengan koloid
Jenis Larutan Ukuran Contoh Sifat
Larutan Sejati < 1 nm Larutan Garam
dapur, larutan
gula, larutan
cuka
Larutan Koloid 1 – 1000 nm koloid susu, Memiliki Efek
Tyndal, Gerak
Brown dan dapat
dipisahkan
dengan kertas
semipermeabel
2 Kimia Larutan
BAB II
KONSENTRASI PENGENCERAN
Kimia Larutan 45
Tabel 2.1 Larutan Pekat yang konsentrasinya tinggi di
Laboratorium
Reagen Berat jenis Persen Molarita
(g/mL) massa s
Asam sulfat (H2SO4) 1,84 96 18
Asam klorida (HCl) 1,18 36 12
Asam fosfat (H3PO4) 1,7 85 15
Asam nitrat (HNO3) 1,43 70 16
Asam asetat (HC2H3O2) 1,05 100 17,5
Larutan ammonia dalam 0,90 28 15
air ( NH3)
46 Kimia Larutan
BAB III
KONSENTRASI CAMPURAN LARUTAN
SEJENIS
Kimia Larutan 67
BAB IV
LARUTAN STANDAR
74 Kimia Larutan
c. Mempersiapakan larutan standar
d. Untuk mengkalibrasikan instrumen.
Larutan standar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu larutan standar
primer dan sekunder.
a. Larutan Standar Primer
Merupakan larutan yang konsentrasinya diperoleh
dari hasil menimbang. Standar primer digunakan
sebgai kalibrator primer.
Syarat suatu bahan kimia yang dapat digunakan sebagai
standar primer yaitu:
Memiliki kemurnian tinggi.
Bersifat stabil.
Bersifat anhidrat
Tidak higroskopis
Mempunyai berat molekul tinggi dibandingkan
dengan bentuk lainnya yang sama.
Dapat diperoleh dengan mudah
Selalu tersedia dan siap untuk digunakan
Tidak bersifat toksik
Murah
Kimia Larutan 75
BAB V
LARUTAN PEREAKSI
Kimia Larutan 95
Warna indikator ini berubah dengan urutan warna pelangi, yaitu:
Merah sampai pH 3
Merah jingga pada pH 4
Jingga pada pH 5
Kuning pada pH 6
Hijau kekuning-kuningan pada pH 7
Biru kehijau-hijauan pada pH 8
Biru pada pH 9
Lembayung pada pH 10
Lembayung Kemerah-merahan pada pH 11
96 Kimia Larutan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia, Tupamahu, 2001, Penuntun Belajar Kimia
Larutan. Citra Aditya Bakti, Bandung
Brady, E.J., 1999,Kimia Universitas, Asas dan Sruktur, Edisi
kelima, Jilid 1, Alihbahasa: Sukmariah Maun,dkk. Pn.
Binarupa Aksara, Jakarta
Fauziah, Nenden, 2009, Kimia SMA 2, SMA dan MA Kelas XI,
Bandung, Hapsa Jaya.
Hernanto, Ari, Ruminten, 2009, Kimia SMA 2, SMA dan MA
Kelas XI, Jakarta, Seti Aji.
Kalsum, Siti, Poppy K. Devi, Masmiami & Hasmiati Syahrul,
2009, Kimia SMA 2, SMA dan MA Kelas XI, Jakarta,
Pt. Remaja Rosdakarya.
Permana, Irvan, 2009, Memahami Kimia 2 : SMA/MA Untuk
Kelas XI, Semester 1 dan 2 Program Ilmu
Pengetahuan Alam, Bandung, Armico.
Petrucci, R.H., 1993, Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern,
Edisi Keempat, Jilid 2, Alihbahasa: Suminar Ahmadi,
PN. Erlangga, Jakarta.
Premono, Shidiq, Anis Wardani, Nur Hidayati, 2009, Kimia SMA
2, SMA dan MA Kelas XI, Jakarta, PT. Pustaka Insan
Madani.
Purba, M. 2002, Kimia untuk SMA Kelas XI, jilid 3B, PN.
Erlangga, Jakarta.
Soebiyanto, Suwardi, Th. Eka Widiasih, 2009, Panduan
Pembelajaran Kimia : Untuk SMA & MA Kelas XI,
Jakarta, CV. Karya Mandiri Nusantara.
Sudarmo, U.,2004, Kimia untuk SMA Kelas XI, seri made
simple, Pn. Erlangga, Jakarta
Sunarya, Y. 2000, Kimia Dasar, Alkemi Grafindo Press,
Bandung.