Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anni Octavia Simorangkir

Kelas : XII PMIA 2

Tugas Agama
1. Nabi Amos mengungkapkan kata-kata kasar kepada siapa?
Jawab :
Pada ayat ke 7 Nabi Amos menujukan kata-katanya untuk menggambarkan kaum bangsawan
Israel saat itu yang menjadikan keadilan atau hukum Allah suatu bijaksana yang masam
(ipuh) , khususnya adalah pahit dan bengis. Kebenaran, ukuran kejujuran telah dihempaskan tak
berdaya ke tanah. Hukum dimanipulasi demi kepentingan pribadi atau kelompok. Demikian juga
kebenaran Allah yang kebenaran kebenaran yang diklaim oleh kelompok masyarakat untuk
kelompok. Pada ayat ke 10 dan seterusnya, dijelaskan lebih lanjut, sebagaimana orang yg dituju
adalah orang-orang yang keji kepada orang yang tulus ikhlas. Orang-orang kaya yang menginjak
orang miskin dan lemah. Para penguasa dan orang-orang yang miskin keadilan .
2. Apa saja bentuk ketidak adilan yang dikecam oleh Nabi Amos?
Jawab :
Bentuk ketidakadilan yang dikecam Nabi Amos adalah
 Ketidakadilan yang mengubah keadilan menjadi ipuh, dan mengesampingkan kebenaran.
 Ketidakadilan yang tidak dapat menerima teguran (tinggi hati) dan keji kepada mereka
yang berkata dengan tulus ikhlas.
 Ketidakadilan dimana orang berada menindas orang miskin dan lemah.
 Ketidakadilan yang lebih mengataskan hal-hal duniawi dan kejahatan (misalnya melalui
suap, pajak, dll), dan membuat orang benar terjepit.
3. Nabi Amos membela suatu kelompok. Sebut dan jelaskan mengapa Nabi Amos membela mereka!
Jawab :
Alasannya adalah karena Nabi Amos percaya bahwa Tuhan akan membalaskan semua
ketidakadilan. Setiap orang yang melakukan tindakan ketidakadilan tidak akan menuai dari apa
yang dikerjakannya.Kekelaman akan takluk kepada-Nya. Sebaliknya Tuhan, Allah semesta alam,
yang akan menyertai orang-orang yang membenci kejahatan dan mencintai yang baik.
4. Apa pesan injil Lukas 11:42-46?
Jawab :

 Pada injil ini dijelaskan bagaimana orang farisi dan kawan-kawannya bersikap angkuh dan arogansi
seakan diri mereka adalah kebenaran dan orang diluar kelompok mereka adalah salah, mungkin
disebabkan kedudukan jabatan mereka sebagai ahli taurat dan imam di Bait Aĺlah yang memiliki kuasa di
bidang agama dan sosial masyarakat Yahudi. Seperti sekarang ini saja, orang yang memiliki kuasa dan
jabatan cenderung menyalah-gunakan jabatan dengan menggunakan kuasa untuk kepentingan diri sendiri
dan kelompok. Tidak heran tedensi bersikap sombong dan arogansi muncul ke permukaan ketika
seseorang memiliki kekuasaan untuk mengatur orang banyak sehingga ia merasa berhak menentukan
mana yang boleh dilakukan atau tidak.  
Untuk itu dipesankan melalui injil Lukas 11:42-26, agar kita bersikap rendah hati dan tidak angkuh.
alangkah bijaksananya jika seseorang bersikap rendah hati sekaligus murah hati maka perbuatannya akan
didasari oleh hati yang berbelas kasihan melihat penderitaan orang lain. Sebab jikalau bukan karena
kehendak Tuhan segala pencapaian kita tersebut tidak akan bisa tercapai.

Anda mungkin juga menyukai