Pertemuan ke :5
Jawaban :
Siti Latifatul Khusniah (T20198087)
baik terimakasih atas pertanyaannya dari mas Syibli. jadi cara dalam mengetahui hasil
belajar kognitif pada siswa yang menjawab secara jujur maupun siswa yang
mencontek, guru dapat melakukan dengan menggunakan dua langkah, yaitu
mendiversifikasi instrumen penentu hasil belajar siswa dan menerapkan format
asesmen autentik. pada langkah mendiversifikasi instrumen, maksudnya guru dapat
mengatur instrumen apa saja yang digunakan dalam penilaian dan berapa porsi yang
digunakan dalam masing-masing instrumen penilaian tersebut. guru bebas dalam
memilih instrumen apa saja yang digunakan, seperti soal pilihan ganda, soal esai,
laporan, makalah,presentasi, suatu proyek karya, dan sebagainya. misalnya seorang
guru dalam penilaiannya menggunakan tiga instrumen yaitu esai, soal pilihan ganda
dan proyek. dimana dengan porsi dari masing-masing instrumen tersebut yaitu esai
diambil 30%, soal pilihan ganda 30% dan pada tugas proyek diambil 40% pada
masing-masing siswa. sehingga guru dapat mengetahui hasil belajar pada peserta
didik yang menjawab secara jujur atau peserta didik yang mencontek. kemudian
langkah yang kedua adalah menerapkan format asesmen autentik. yang dimaksud
dalam menerapkan format asesmen autentik yaitu cara pengukuran kemampuan
peserta didik dengan menggunakan konteks atau suatu permasalahan di kehidupan
nyata dimana peserta didik diharapkan untuk dapat menginvestigasi atau memberikan
solusi pada suatu permasalahan tersebut. jadi pada asesmen autentik ini peserta didik
tidak dinilai berdasarkan jawaban benar atau salah.
Jawaban:
Imaduddin Bagus Firmansyah (T20198090)
Baik terima kasih atas pertanyaannya. Jadi jika siswa pintar namun akhlak nya jelek
maka nilai afektif nya akan berpengaruh pada nilai rapornya biasanya mbak. Kan
biasanya pada rapor siswa itu ada yang namanya nilai sikap. Tapi guru biasanya
memang memberi siswa sesuai dengan nilai kognitifnya. Namun di rapornya biasanya
guru akan mengurangi nilai dari siswa tersebut dikarenakan sikapnya yang jelek.
mengapa dikurangi kalo menurut saya karena dalam k13 sekarang mengedepankan
pendidikan berkarakter.
Jawaban:
Nida’u Daviniah El-Firdaus (T20198120)
Baik, terimakasih atas pertanyaannya. Jadi memang indikator kognitif ini berkaitan
dengan mental, arti mental disini adalah otak . Nah yang di amati apa dari otak ini,
yaitu kegiatan otak yang mencakup intelektual siswa, keterampilan berpikir dan
kemampuan memahami informasi. Apabila pengajar sudah melakukan pembelajaran
dan menerapkan cara pengkuran C1-C6 namun hasilnya tidak ada perubahan. Maka
hal ini adalah tugas pengajar untuk mengevaluasi apa yang salah pada pembelajaran
tersebut kok bisa tidak terjadi perubahan? Itulah pentingnya perencanaan
pembelajaran . Jadi kita sebagai pengajar nantinya bisa mengetahui sejauh mana
pembelajaran yang dilakukan itu mendekati atau bahkan melampaui tujuan
pembeljarannya.
Feedback:
Jadi, kita harus mengavaluasi baik dari segi metode bahkan uji pengevaluasian lain
selain indikator kognitif ini nggeh?
Jawaban:
Iya, kita harus mengevaluasi metode pembelajaran yang dilakukan. Untuk teknik
penilaian tentunya kalau mau menilai indikator kognitif siswa ya memakai C1-C6
tadi. Atau bisa juga instrumennya yang diganti misal yang tadinya soal nya pakai
essay semua dicoba pakai pilihan ganda atau yang lain, bisa juga standar soalnya juga
tidak smuanya itu soal soal HOTS tapi yang tingkat berfikirnya rendah gitu menurut
saya.