Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : MA 03 Al-Ma’arif Wuluhan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X / Genap

Materi Pembelajaran : Perubahan Lingkungan

Alokasi Waktu : 45 menit

A. KOMPETENSI INTI
K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 : Menghayati dan mengamalkan peilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsive dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
kenegaraan, dan peradaban penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalahnya.
K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi
3.11. Menganalisis data perubahan 3.11.1 Mengidentifikasi perubahan
lingkungan, penyebab, dan lingkungan yang terjadi di
dampaknya bagi kehidupan. lingkungan sekitar
3.11.2 Mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab perubahan lingkungan
3.11.3 Menjelaskan dampak dari
pencemaran lingkungan bagi
kehidupan
3.11.4 Menyusun upaya penanganan
pencemaran lingkungan.
3.11.5 Mengidentifikasi kasus
pencemaaran lingkungan.
4.11. Merumuskan gagasan 4.11.1 Membuat rancangan proses daur
pemecahan masalah perubahan ulang limbah
lingkungan yang terjadi di 4.11.2 Melaksanakan proses daur ulang
lingkungan sekitar. limbah.
4.11.3 Menampilkan hasil produk daur
ulang limba yang telah dibuat.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami pengertian masalah perubahan lingkungan
2. Siswa mamp mengdentifikasi jenis-jenis perubahan lingkungan, faktor
penyebab, dampak, dan cara penanggulangannya
3. Siswa mampu merumuskan gagasan pmecahan masalah perubahan lingkungan
yang terjadi di lingkungan sekitar
4. Siswa mampu menganalisis salah satu kasus pencemaran lingkungan
D. Materi Pembelajaran
Terlampir
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Saintific learning
Model pembelajaran : Project Based Learning
Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan presentasi
F. Media, Alat dan Bahan Pembelajar
1. Media : Powerpoint dan gambar pencemaran lingkungan
2. Alat : Laptop, handphone.
3. Bahan : Lembar Kerja Siswa
G. Sumber Belajar
Nunung N & Resti W. (2016). Biologi untuk Siswa SMA/MA Kelas X.
Bandung:Yrama Widya.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (Problem Based Learning)
Langkah Sintaks Model Deskripsi Alokasi
kegiatan Pembelajaran waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam, 10
dan memimpin berdoa menit
untuk memulai kegiatan
pembelajaran.
 Guru menyapa dan
mempersiapkan kelas agar
lebih kondusif untuk
proses pembelajaran. Dan
mengecek kehadiran
siswa.
 Guru memberikan
apersepsi dengan
memberikan pertanyaan
yang berkaitan dengan
subtopik perubahan
lingkungan
 Guru memberikan acuan
kegiatan yang akan di
bahas
 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar

Inti Stimulation (Stimulasi) Guru memperlihatkan 28


gambar pencemaran menit
lingkungan.

Problem Statemen Guru menanyakan kepada


(Pernyataan/identifikasi siswa "nah, dari gambar
masalah) tersebut apakah yang kalian
pikirkan?apakah yang
terjadi?"
Data collection  Guru membimbing siswa
(pengumpulan data) untuk mengajukan
pertanyaan."apakah ada
yang ditanyakan?"
 Guru membentuk siswa
menjadi 2 kelompok
yang masing-masing
terdiri dari 4 siswa.
 Guru memberikan
sebuah gambar tentang
pencemaran air,
pencemaran udara,
tanah, dan pencemaran
suara kepada setiap
kelompok.
Data Processing Guru meminta siswa untuk
(Pengolahan Data) mengidentifikasi masalah
apa yang terdapat dalam
gambar tersebut dan apa
penyebabnya. dengan
didiskusikan secara
berkelompok
Verification (pembuktian)  kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
 Kelompok yang telah
ditunjuk
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas
secara berkelompok
 Guru memberikan
kesempatan bagi
kelompok yang tidak
presentasi untuk bertanya
atau menanggapi hasil
presentasi.
Generalization (menarik Guru memberikan
kesimpulan) kesimpulan dari hasil
diskusi dan presentasi
Peserta didik
Kegiatan 7 menit
Penutup

I. Penilaian
No. Aspek Teknik Bentuk Instrumen Rubrik
penilaian penilaian penilaian penilaian
1. Pengetahuan Tes tulis Uraian Terlampir Terlampir
(Kognitif)
2. Keterampilan Observasi Instrumen Terlampir Terlampir
(Psikomotorik) dan penilaian
penugasan presentasi
3. Sikap (Afektif) Observasi Instrumen Terlampir Terlampir
penilaian
sikap

Jember, 24 April 2022

Mengetahui, Guru Mata pelajaran


Kepala Sekolah

NIP NIP
Lembar Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

No Nama Aspek Penilaian


Pemahaman Pemahaman Penugasan
Awal Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Keterangan :

1: Sangat Baik

2: Baik

3: Kurang Baik

4: Sangat kurang

Lembar Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)

Aspek yang di nilai

Pemahaman Penjelasan dalam Cara penyampaian


materi menyampaikan
Kelompok materi Nilai

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Penjelasan skala pada setiap kriteria adalah sebagai berikut :


 Pemahaman Materi
1 : Siswa tidak dapat memahami materi yang dipersentasikan
2 : Siswa kurang memahami materi yang dipersentasikan
3 : Siswa dapat memahami seluruh materi yang dipersentasikan
 Penjelasan dalam menyampaikan cara reproduksi bakteri
1 : Siswa tidak dapat menjelaskan materi yang telah didiskusikan oleh kelompoknya.
2 : Siswa kurang tepat dalam menjelaskan materi yang telah didiskusikan oleh
kelompoknya.
3 : Siswa dapat menjelaskan dengan benar materi yang telah didiskusikan oleh
Kelompoknya.
 Penyampaian
1 : Penyampaian materi tidak jelas sehingga sulit untuk dipahami.
2 : Penyampaian materi cukup jelas namun intonasi suara kurang jelas.
3 : Penyampaian materi dan intonasi suara sudah sangat jelas.

Lembar Observasi Penilaian Sikap (Afektif)

Nama Peserta Indikator sikap


didik
Jujur Tekun Disiplin Tanggung jawab

Catatan : Setiap aspek menggunakan skala 1 sampai 5


1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Lembar Kerja Siswa

Kelompok :
Nama Anggota :
Kelas :

Pencemaran Udara

Bacalah wacana dibawah ini dengan teliti!


News. Senin, 12 Oktober 2015 - 07:08 WIB

Asap yang dikeluarkan pabrik tripleks perusahaan PT Panply mulai dikeluhkan warga karena disebut mengganggu aktivitas
mereka. (Chaeruddin/Koran SINDO)
BELOPA - Asap yang dikeluarkan pabrik tripleks milik perusahaan PT Panply mulai
dikeluhkan warga karena disebut mengganggu aktivitas mereka dan mengancam kesehatan.
Menurut warga sekitar asap ini bersumber dari cerobong yang berada di depan pabrik
Manager SDM PT Panply, Andi Masa, menjelaskan bahwa tinggi cerobong asap yang
dimaksud sudah sesuai ketentuan pemerintah. "Setiap tahun pemerintah melalukan uji
kelayakan, setiap tahun diperiksa, jadi segalanya sudah melalui proses dan ketentuan baku,"
kata dia. Jadi, ditambahkan Andi Masa dia tidak ingin menyebutkan bahwa cerobong asap
tersebut rendah karena telah melalui pemeriksaan. Sementara itu anggota DPRD Luwu,
Summang, secara terpisah mendesak BLH Kabupaten Luwu agar segera turun tangan dan
menyelidiki kebenarannya. "Informasinya jika cerobong asap pabrik ini hanya berkisar 10
meter hingga 15 meter, menurut saya itu cukup rendah dan membahayakan kesehatan warga
sekitar," ujar mantan aktifis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) ini. Bukan hanya mendesak
BLH, Summang juga meminta agar Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu melakukan
pemeriksaan kesehatan warga sekitar dan mengambil laporan atau riwayat peneriksaan
kesehatan warga yang tinggal di wikayah ini baik di Puskesmas terdekat maupun di RSUD
terdekat dalam kurun beberapa bulan atau satu tahun terakhir. Dari pengamatan di lapangan,
tampak cerobong asap dalam lingkungan pabrik mengeluarkankepungan asap tebal setinggi
10 meter hingga 15 meter. Posisi pabrik berada di pinggir pantai dekat pemukiman penduduk
tepatnya berada di timur rumah penduduk. Jika terjadi angin laut atau angin yang mengarah
baik ke utara, selatan terlebih jika mengarah ke barat maka asap ini tentunya akan
mengepung pemukiman padat penduduk.

Berdasarkan wacana di atas, identifikasi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan


berikut:
1. Apakah permasalahan utama dari wacana diatas?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran tersebut?
3. Mengapa asap pabrik membahayakan kelangsungan hidup manusia?
4. Bagaimana dampak pembuangan asap pabrik terhadap lingkungan?
5. Apa yang dapat kalian simpulkan dari wacana diatas?

Kelompok :
Nama Anggota :
Kelas :

Pencemaran Air

Bacalah wacana dibawah ini dengan teliti!


SindoNews. Minggu, 8 April 2018 - 14:01 WIB

Minyak tumpah mencemari keindahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu.Foto/SINDOnews/Yan Yusuf


JAKARTA - Belum usai pantai di kawasan Balikpapan, Kalimantan Timur dirusak
minyak tumpah. Kini kawasan Pulau Pari di Kepulauan Seribu dipenuhi minyak tumpah.
Kejadian itu terjadi pada Minggu (8/4/2018) pagi. Para wisatawan dan warga mulai
merasakan kehadiran minyak tumpah, cairan hitam pekat memenuhi sejumlah bibir pantai
disisi utara. Kasudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu,Yusen Hardiman mengatakan,
sejak pagi tadi sejumlah petugas PPSU kelurahan telah melakukan pembersihan melalui
saringan seadanya untuk memisahkan antara air laut dengan minyak. “Minyak itu kemudian
ditampung ke ember,” kata Yusen ketika di konfirmasi pada Minggu (8/4/2018). Meski tidak
menjelaskan secara detail wilayah pesisir dan sejauh mana yang terekena minyak tumpah.
Namun Yusen menegaskan aktivitas di kawasan Pulau Pari sempat lumpuh total. Wisatawan
dan warga tidak dapat beraktivitas lantaran tumpahan minyak tak hanya sampai di bibir laut,
melainkan hingga ke bibir pantai dan pasir di sana. Hingga berita ini ditulis ketika menjelang
siang, pembersihan di kawasan pulau pari masih dilakukan petugas. Beberapa petugas
tampak bahu membahu melakukan pembersihan. Direktur Eksekutif Kawali (Kawal Wahana
Lingkungan Hidup), Puput TD Putra mengakui, tim Walhi dan beberapa aktivis lingkungan
telah berada di lokasi untuk melakukan pengecekan. Dia melihat hampir sebagian kawasan
pulau tercemar parah. Puput menjelaskan terhadap tumpahan ini, pihaknya menduga minyak
berasal dari beberapa tempat, yakni tank cleaning kapal minyak yang tumpah, tar ball pipa
minyak mentah bawah laut milik Pertamina atau CNOOC (China National Offshore Oil
Corporation) dari aktivitas pengeboran rig lepas pantai, dan CNOOC bocor ketika dimuat ke
tanker. “Ini masih perlu divalidkan dahulu untuk kita bisa menjastifikasi Perusaan tersebut,
tapi hampir bisa di pastikan mereka pelakunya, karena hampir setiap tahun 2-3 mencemari
Kepulauan Seribu,” kata Puput. Terhadap kasus ini, Puput meminta pemerintah dan pemda
harus menindak tegas sesuai dengan aturan Pasal 90 ayat 1 Undang Undang No 32/2009.
Sebab menurutnya, pencemaran minyak yang terjadi telah merusak ekosistem di laut.
“Terparah pertumbuhan fikoplanton laut menjadi terganggu,” ucapnya. Manager QHSE
CNOOC SES Ltd, Thomas Anthony Sihombing mengaku masih melakukan pengecekan
terhadap minyak tumpah.
Berdasarkan wacana di atas, identifikasi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah permasalahan utama dari wacana diatas?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran tersebut?
3. Mengapa asap pabrik membahayakan kelangsungan hidup manusia?
4. Bagaimana dampak pembuangan asap pabrik terhadap lingkungan?
5. Apa yang dapat kalian simpulkan dari wacana diatas?
Lampiran Materi

A. Perubahan Lingkungan

Perubahan keseimbangan lingkungan dapat ditimbulkan melalui dua hal, yaitu secara
alami dan aktivitas manusia. Gejala yang terjadi secara alami, seperti gunung meletus,
gempa bumi, angin putting beliung, banjir dan lain sebagainya dapat mengubah keadaan alam
dan menimbulkan masalah lingkungan.

1. Kerusakan Lingkungan Karena Faktor Manusia

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan pencemaran terjadi dimana-mana


berdampak pada menurunya kemampuan kungan menimbulkan dampak buruk bagi
manusia seperti penyakit dan bencana alam. Beberapa kegiatan manusia yang dapat
meneyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yaitu:

a. Penebangan hutan

b. Penambangan liar

c. Pembangunan perumahan

d. Penerapan intensifikasi pertanian

2. Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam

Sadar atau tidak lingkungan yang kita tempati sebenarnya selalu berubah.
Pada awal pembentukannya bumi sangat panas seehingga tidak ada satupun bentuk
kehidupan yang berada didalamnya.namun dalam jangka waktu yang sangat lamadan
berangsur-angsur lingkungan bumi berbah menjadi lingkungan yang memungkinkan
adanya bentuk kehidupan. Perubahan lingkungan itu terjadi karena adanya faktor-
faktor alam. Beberapa faktor alam yang dapat mempengaruhi berubahnya kondisi
lingkungan antara lain bencana alam, seperti gunung meletus, tsunami, tanah longsor,
banjir, dan kebakaran hutan.

B. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,


dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Bahan pencemar yang umumnya merusak lingkungan berupa limbah. Limbah


adalah bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri
maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya dapat berdampak negatif bagi
lingkungan. Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dapat dikategorikan kedalam dua
macam, yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi atau teruraikan
(biodegradabel) dan bahan pencemar yang tidak dapat terdegradasi (non
biodegradabel). Biodegradabel adalah limbah yang dapat diuraikan atau
didekomposisi, baik secara alamiah yang dilakukan oleh dekomposer (bakteri dan
jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia, contohnya adalah limbah rumah tangga,
kotoran hewan, daun, dan ranting. Sedangkan nonbiodegradabel adalah limbah yang
tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh dekomposer. Keberadaan limbah jenis ini
di alam sangat membahayakan, contohnya adalah timbal (Pb), merkuri, dan plastik.
Untuk menanggulangi menumpuknya sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk
dapat menanggulangi hal tersebut seperti proses daur ulang menjadi produk tertentu
yang bermanfaat.

Berdasarkan tempat terjadinya pencemaran dibedakan menjadi:

a. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat


penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat masuknya
organisme atau zat tertentu yang menyebabkan menurunya kualitas air
tersebut. Cottam (1969) mengemukakan bahwa pencemaran air adalah
bertambahnya suatu material atau bahan dan setiap tindakan manusia yang
mempengaruhi kondisi perairan sehingga mengurangi atau merusak daya
guna perairan. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Gambar Pencemaran Air

Penyebab pencemaran air diantaranya:

1) Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).

2) Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) kesungai, seperti air


cucian, air kamar mandi.

3) Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.

4) Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanahke perairan.

5) Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.

6) Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.

7) Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur


minyak lepas pantai.

b. Pencemaran udara

Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya


ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta
menurunkan kualitas lingkungan. Akibat aktifitas perubahan manusia, udara
seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa
perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi,
dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia
yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara.
Gambar Proses terjadinya efek rumah kaca

Pencemaran udara dapat diklasifikasikan kedalam 2 macam, yaitu :

1) Pencemar primer Pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber


pencemaran udara, diantaranya kendaraan bermotor dan aktifitas mesin
pembakaran pada pabrik-pabrik penghasil sulfur monoksida dan
karbon monoksida akibat dari proses pembakaran yang tidak lengkap.

2) Pencemar sekunder

Pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di


atmosfer. Contohnya gabungan sulfur dioksida,sulfur monoksida dan
wap air akan menghasilkan asid sulfuric. Beberapa kegiatan yang dapat
menimbulkan polusi udara diantaranya berikut ini:

a) Asap dari cerobong pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran


atau kebakaran hutan, asap rokok, yang membebaskan CO dan
CO2 ke udara.

b) Asap vulkanik dari aktivitas gunung berapi dan asap letusan


gunung berapi yang menebarkan partikelpartikel debu ke udara.

c) Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang berasal dari kebocoran


mesin pendingin ruangan, kulkas, AC mobil

c. Pencemaran tanah

Pencemaran darat atau tanah adalah semua keadaan dimana polutan masuk
kedalam lingkungan tanah sehingga menurunkan kualitas tanah tersebut.
Dimana Polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar baik berupa zat kimia,
debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme. Menurut sumbernya,
penyebab pencemaran tanah dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1) Limbah domestik. Limbah jenis ini berasal dari pemukiman penduduk,


perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain. Kebanyakan
limbah domestik merupakan sampah basah atau organik yang mudah
diurai.

2) Limbah industri, yaitu limbah padat hasil buangan industri berupa


padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya
sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan daging dll.

3) Limbah pertanian, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil


Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas
hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan
organisme lainnya.

Gambar Pencemaran Tanah

C. Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan

Dalam etika lingkungan, pelestarian lingkungan dilakukan agar tercipta


keseimbangan antara perkembangan peradaban manusia dengan pemeliharaan
lingkungan. Usaha tersebut dilakukan dengan konservasi, pengolahan dan daur ulang
limbah, serta penggunaan bahan kimia berbahaya sesuai dosis dan peruntuknnya.

Konservasi adalah usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharui


sumber daya alam. Beberapa contoh konservasi lingkungan antara lain:
1. Konservasi sumber daya alam hayati: perlindungan tempat hidup satwa
melalui taman nasional.

2. Konservasi tanah: reboisasi, pembuatan sengkedan, dan rotasi tanaman.

3. Konservasi hutan: peraturan penebangan hutan.

4. Konservasi air: pembuatan waduk.

5. Konservasi energi: pemanfaatan sumber energi alternatif.

Pada dasarnya terdapat tiga cara yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran serta untuk melestarikan lingkungan, yaitu:

1. Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan


merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau
undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain
sebagai berikut :

a. Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari


lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak
boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat
menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer.

b. Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas)
sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari zat-zat
yang membahayakan lingkungan.

c. Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat


tertentu yang jauh dari pemukiman.

d. Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri

e. Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk


menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan
baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu
udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan
pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu
udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas
CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik yang
menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar baku
mutu.

2. Penanggulangan secara teknologis

Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya


menggunakan peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya
terdapat suatu tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat
tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut dinamakan
insenerator.

3. Penanggulangan secara Edukatif

Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan


baik formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah
dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup
kedalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama.
Melalui jalur pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan
pencemaran lingkungan.

D. Pemanfaatan limbah

1. Pemanfaatan limbah organik

Limbah organik merupakan sisa bahan hidup seperti sampah daun, kertas,
kulit, kotoran hewan, dll. Karena tersusun atas bahan-bahan organik limbah
jenis ini dapat mudah diuraikan oleh oraganisme pengurai. Meskipun begitu,
sebenarnya limbah-limbah organik masih dpat dimanfaatkan kembali (reuse)
baik dengan cara di daur ulang (recycle) maupun tanpa didaur ulang.

a. Dengan daur Ulang. Limbah-limbah organik tertentu, seperti sampah


sayuran, sampah daun atau sampah ranting dapat dimanfaatkan
kembali dengan cara didaur ulang, misalnya menjadi pupuk kompos.
Selain itu, kertas bekas juga dapat didaur ulang menjadi kertas
pembungkus, kertas tisu, kertas koran, dan kertas tulis.
b. Tanpa Daur Ulang. Tidak semua limbah organik padat harus didaur
ulang terlebih dahulu sebelum dapat digunakan kembali. Beberapa
limbah pada tersebut antara lain:

1) Ban karet bekas dapat dijadikan tempat sampah, ember, sandal,


meja, atau kursi.

2) Serbuk gregaji kayu dapat digunakan sebagi media tanam


jamur.

3) Kulit jagung dapat dijadikan bunga hiasan.

2. Pemanfaatan limbah anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahn tak


hidup atau bahan sintetis seperti minyak bumi, sisa-sisa bahan kimia, kaleng
alumunium, kasa dan besi. sama halnya seperti limbah organik, pada limbah
anorganikpun dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang atau
tanpa didaur ulang.

a. Dengan Daur Ulang. Beberapa limbah anorganik seperti kaleng,


alumunium, baja, pecahan botol, toples, kaca, serta botol gelas dapat
dilebur dan diolah kembali.

b. Tanpa Daur Ulang. Beberapa limbah anorganik dapat dimanfaatkan


kembali tanpa melalui proses daur ulang, yaitu dengan dijadikan berang-
barang yang terkadang memiliki harga jual tinggi .contohnya botol dan
gelas plastik bekas kemasan air mineral dijadikan mainan anak-anak, pot
tanaman, atau hiasan. Begitupun dengan pecahan kaca yang dapat
dijadikan hiasan dinding atau lukisan.

Utuk limbah dari bahan berbahaya dan beracun atau yang disingkat
dengan B3, sebagai sisa atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi
dengan kandungan bahan berbahaya dan beracun karena memiliki jumlah
dan konsentrasi toxicity, reactivity, flammability dan corrosivity yang
mampu mencemari dan merusak lingkungan, serta membahayakan
kesehatan manusia. Adapun metode pengelolaan limbah B3 yang umum
digunakan dan terbukti efektif dalam mencegah resiko terjadinya
kerusakan dan pencemaran lingkungan. Metode pengelolaanya dilakukan
dengan:

1) Pengelolaan Limbah B3 secara fisik

Secara fisik, limbah B3 dapat diolah menggunakan 3 metodde


yang berbeda.

a) Menyisihkan komponen, meliputi stripping, dialisa,


adsorpsi, electrodialisa, kristalisasi, leaching, solvent
extraction, dan reverse osmosis.

b) Memisahkan antara padatan dengan cairan, meliputi


thickening, sedimentasi, floatasi, filtrasi, koagulasi,
sentrifugasi, dan klarifikasi

c) Membersihkan gas, meliputi wet scrubbing, elektrostatik


presipitator, adsorpsi karbon aktif, dan penyaringan
partikel.

2) Pengelolaan Limbah B3 secara kimia

Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti


stabilisasi atau solidifikasi, reduksi—oksidasi, absorpsi, prolisa,
penukaran ion, pengendapan, elektrolisasi, dan netralisasi. Secara
keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia yang
paling umum digunakan adalah stabilisasi atau solidifikasi. Sebuah
proses yang memungkinkan terjadinya perubahan sifat kimia dan
bentuk fisik melalui tambahan senyawa pereaksi atau bahan
peningkat tertentu yang bisa digunakan untuk membatasi dan
memperkecil pelarutan, penyebaran kadar atau daya racun limbah.
Proses ini biasanya ditemukan pada bahan seperti termoplastik,
kapur (CaOH2), serta semen.

3) Pengelolaan Limbah B3 secara biologi

Pengelolaan limbah B3 secara biologi paling dikenal dengan


sebutan viktoremediasi serta bioremediasi. Vitoremediasi
merupakan penggunaan tumbuhan dalam proses akumulasi serta
absorpsi berbagai bahan beracun dan berbahaya dari tanah.
Sementara bioremediasi ialah penggunaan jenis mikroorganisme
dan bakteri sebagai bahan untuk mengurai atau mendegradasi
limbah B3.

Anda mungkin juga menyukai