Anda di halaman 1dari 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 5 Satap Entikong


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII /2
Topik : Pencemaran Lingkungan
Alokasi Waktu : 3 X 40 menit ( pertemuan ke 2)

A. KOMPETENSI INTI
KI.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI.2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif, dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI.3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena, dan
kejadian tampak mata

KI.4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


KI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. 1.1. Mengagumi keteraturan dan 1.1.1 Bersyukur atas nikmat Allah dengan
kompleksitas ciptaan Tuhan adanya lingkungan air, udara, dan tanah
tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.1 Melakukan percobaan dan pengamatan
(memiliki rasa ingin tahu; secara jujur, teliti, tekun, hati-hati,
objektif; jujur; teliti; cermat; bertanggung jawab, kerjasama, dan penuh
tekun; hati-hati; bertanggung rasa ingin tahu
jawab; terbuka; kritis; kreatif; 2.1.2 Melaporkan hasil pengamatan dan
inovatif dan peduli lingkungan) kesimpulan secara kritis, santun, dan
dalam aktivitas sehari-hari. percaya diri
3. 3.8 Menganalisis terjadinya Pertemuan Kedua
pencemaran lingkungan
dan dampaknya bagi 3.8.4 Menjelaskan penyebab pencemaran air
ekosistem dengan tepat

3.8.5. Menjelaskan dampak pencemaran air dengan


tepat

3.8.5 Menjelaskan Cara penanggulangan


pencemaran air dengan tepat

4. 4.8 Membuat tulisan tentang 4.8.1Terampil berbicara di depan kelas melalui


gagasan penyelesaian kegiatan presentasi hasil eksplorasi

masalah pencemaran di

lingkungannya berdasarkan hasil

pengamatan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta Didik dapat menjelaskan penyebab terjadinya pencmaran air dengan tepat
2. Peserta didik dapat menjelaskan dampak terjadinya pencemaran air dengan tepat
3. Peserta didik dapat menjelaskan cara penanggulanagn pencemaran air dengan tepat

D. Materi Pembelajaran
Pencemaran air
E. Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Pendekata : saintific
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
F. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model Discovery waktu

Pendahuluan 15menit
 Guru memberi salam dan menyapa peserta
didik serta mengecek kehadiran peserta didik
 Peserta didik dan guru berdoa untuk
memulai pelajaran
Apersepsi dan Motivasi

 Guru memberikan apersepsi dengan


mengaitkan materi yang akan dipelajari
dengan materi sebelumnya
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran
 Guru menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran dan teknik penilaian yang akan
dilakukan
 Peserta didik membentuk kelompok, dengan
jumlah anggota 2 orang

Kegiatan Inti 1. Stimulation Guru memberi stimulasi dengan memperagakan 90 menit


(simullasi/ salah satu contoh pencemaran yang terjadi pada
Pemberian air(Mengamati)
rangsangan)
2. Problem Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
statemen untuk mengidentifikasi masalah, contohnya
(pertanyaan/
identifikasi  Apakah makhluk hidup bisa hidup pada air
masalah) tersebut?
 Darimakah zat pencemar/polutan itu berasal?
(Menanya)
3. Data collection Untuk menjawab pertanyaan yang muncul,
(pengumpulan guru memberikan artikel dan Lembar
data) kegiaan Peserta Didik
 Peserta didik membaca dan memahami
artikel yang diberikan (Mencoba)
 peserta didik Mencatat informasi-informasi
yang diperoleh dalam artikel
4. Data processing  Peserta didik mendiskusikan pertanayaan-
(pengolahan pertanyaan yang ada dalam LKPD
data)  Peserta didik menyusun simpulan sementara
dan membuat laporan diskusi untuk
dipresentasikan (Mengasosiasi)
5. Verification  Guru meminta salah satu kelompok untuk
(pembuktian) mempresentasikan hasil diskusi
(mengomunikasikan)
 Kelompok lain memverifikasi data dengan
membandingkan hasil diskusinya dengan
dibimbing oleh guru.
6. Generalization Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yaitu
(menarik penyebab dan dampak serta cara
kesimpulan/ penanggulangan pencemaran air
generalisasi)
Penutup  Peserta didik mereview hasil kegiatan 15 menit
pembelajaran

 Guru memberikan penghargaan kepada


kelompok yang berhasil melakukan diskusi
dengan baik
 Peserta didik menjawab kuis/latihan soal
lisan

 Guru menginformasikan pembelajaran pada


pertemuan berikutnya

G. Media/Alat dan bahan serta sumber belajar


1. Media
Artikel pencemran air
2. Alat dan Bahan
gelas, sendok, deterjen dan pasir
3. Sumber Belajar
Buku pegangan siswa

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Ranah Teknik Bentuk Instrumen
Sikap Jurnal Jurnal
Observasi Lembar Observasi Sikap Sosial
Pengetahuan Tes Tulis Uraian
Keterampialn Penilaian Praktik Lembar Penilaian Praktik (Percobaan)
2. Instrumen Penilaian Sikap
a. Instrumen Penilaian Sikap
1) Kisi-kisi
No Butir Nilai Jumlah
(Sikap Sosial) Indikator Butir
1 Kerjasama 3: Ada pembagian tugas yang jelas, dan 1
melaksanakan tugas yang telah diberikan
2: Tidak ada pembagian tugas yang jelas tetapi
semua anggota kelompok bekerja sama
1: Tidak ada pembagian tugas yang jelas dan hanya
beberapa orang saja yang bekerja
2 Kritis 3: Aktif mengemukaan gagasan atau ide dan dapat 1
menyanggah pendapat orang lain
2: Aktif mengemukaan gagasan/ide atau dapat
menyanggah pendapat orang lain (salah satu dari
keduanya)
1: Tidak aktif mengemukakan gagasan atau ide dan
cenderung pasif
3 Percaya Diri 3: Berani presentasi di depan kelas dan berani 1
bertanya atau menjawab pertanyaan
2: Berani bertanya tetapi tidak berani menjawab
pertanyaan
1: Belum berani bertanya atau menjawab
pertanyaan dan cenderung pasif
4 Rasa Ingin tahu 3: Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, 1
dan aktif dalam kegiatan kelompok
2: Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak
terlalu antusias, dan baru aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh
1: Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan
dan sulit terlibat dalam kegiatan kelompok
walaupun telah didorong untuk terlibat
5 Tekun 3: Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil 1
terbaik yang bisa dilakukan, dan berupaya tepat
waktu.
2: Berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas, namun belum menunjukkan upaya
terbaiknya
1: Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai
6 Santun 3: Meminta izin ketika bertanya atau berpendapat dan 1
menghargai pendapat orang lain
2: Tidak meminta izin ketika bertanya atau
berpendapat dan menghargai pendapat orang
lain (atau sebaliknya)
1: Tidak meminta izin ketika bertanya atau
berpendapat dan kurang menghargai pendapat
orang lain
7 Kejujuran 3: - Melakukan pengamatan dengan indera yang 1
sesuai.
- Mencatat hasil pengamatan sesuai kenyataan
- Melaporkan/mengkomunikasikan hasil
pengamatan/percobaan sesuai data yang diperoleh.
2: Ada 2 aspek yang dilakukan
1: Ada 1 aspek yang dilakukan
8 Ketelitian 3: - Melakukan pengamatan secara detil. 1
- Mencatat semua data/informasi yang diperoleh.
- Melaporkan/mengkomunikasikan hasil
pengamatan/percobaan secara terperinci
2: Ada 2 aspek yang dilakukan
1: Ada 1 aspek yang dilakukan
Rumus Penghitungan Skor Akhir
Jumlah Perolehan Skor
Skor Akhir = --------------------------------- x 100
Skor Maksimal
Skor Maksimal = Banyaknya Indikator x 100
2) Lembar Penilaian Sikap Oleh Guru
Nama Skor Indikator Sikap Sosial Jumlah Perolehan
No. (1 – 3) Skor
Peserta
Didik
Kerjasama Kritis PD RIT Tekun Santun Jujur Teliti

1.

2.

3.

4.

b. instrument penilaian pengetahuan


soal uraian
a. Apa sajakah yang menjadi sumber pencemaran air?
b. Apa dampak yang ditimbulakn dari pencemaran air?
c. Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran
air?

Mengetahui, Entikong, February 2023

Kepala SMP N 5 Satap Entikong Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam

(Rakhmad Ariyadi, S.Pd) ( Fitri Lestari, S.Si)

NIP : 19750531 200604 1 005 NIP : 19890508 201708 2 004


artikel/berita
https://www.kompasiana.com/desyrahmawatixiimipa23381/658454e8c57afb050724e
c62/perilaku-pencemaran-di-sungai-mahakam-dampak-signifikan-terhadap-kualitas-
air-dan-lingkungan

Perilaku Pencemaran di Sungai Mahakam: Dampak Signifikan Terhadap Kualitas Air dan
Lingkungan

Sungai Mahakam yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur dan mengalir ke Selat
Makassar merupakan sungai terbesar di wilayah tersebut. Dengan panjang sekitar 920
kilometer, luas aliran mencapai 149.277 km2, dan kedalaman rata-rata mencapai sekitar 30
meter. Sungai Mahakam tidak hanya menjadi pusat aktivitas warga Kaltim dan masyarakat
sekitarnya, namun juga menjadi inti kehidupan Kota Samarinda. Peranan Sungai Mahakam
sangat vital dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Sungai ini tidak hanya berfungsi
sebagai sumber air minum, tetapi juga menjadi basis perekonomian, jalur transportasi,
tujuan wisata, dan masih banyak lagi. Selain itu, sungai ini juga memiliki habitat khusus
Pesut Mahakam yang menjadi simbol Kota Samarinda.

Sungai Mahakam berperan penting dalam menyediakan kebutuhan manusia dan ekosistem
sekitarnya. Berbagai aktivitas manusia baik dari sektor industri maupun rumah tangga
mempengaruhi kualitas sungai ini. Sungai Mahakam juga menjadi sumber air baku dan air
minum yang diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dengan menekankan
kontribusinya terhadap kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Air adalah zat yang terbentuk dari unsur kimia hidrogen dan oksigen, dan dapat ditemukan
dalam bentuk gas, cair, atau padat. Keberadaan air mempunyai peran sentral dalam
menjaga kelangsungan hidup setiap individu. Sebagai cairan yang tidak memiliki rasa atau
aroma pada suhu ruangan, air memiliki kemampuan untuk melarutkan berbagai zat lainnya.
Kehidupan diyakini berasal dari lingkungan berair, dan organisme hidup bergantung pada
lingkungan tersebut, seperti cairan tubuh seperti darah dan saluran pencernaan. Oleh
karena itu, air merupakan unsur krusial dalam kehidupan segala bentuk makhluk hidup.
Kebutuhan asupan air yang cukup setiap hari sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia.
Air juga berperan besar dalam aktivitas sehari-hari, seperti mandi, mengolah makanan,
mencuci pakaian, mencuci piring, dan lain sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, Sungai Mahakam mengalami pencemaran akibat aktivitas


makhluk hidup di sekitar alirannya, yang kemudian memberikan dampak buruk bagi
masyarakat setempat. Pencemaran atau penurunan kualitas air di Sungai Mahakam
disebabkan oleh aktivitas industri, peternakan, perikanan, pertambangan dan aktivitas di
sekitar sungai yang menghasilkan limbah domestik dan non-domestik. Hal ini merugikan
manusia dan lingkungan.

Berkurangnya luas hutan di Kalimantan Timur juga berkontribusi terhadap pencemaran


sungai, karena fungsi alam tidak dapat berfungsi maksimal jika salah satu komponennya
rusak. Akibatnya kualitas air Sungai Mahakam menurun sehingga berdampak pada produksi
air bersih PDAM Tirta Kencana di Samarinda. Pencemaran air terjadi akibat adanya limbah
yang mencemari sungai, sehingga diperlukan tindakan lebih lanjut untuk mencegah
pencemaran Sungai Mahakam. Dari hasil pengukuran, jenis mikroplastik yang paling
dominan di Sungai Mahakam adalah serat plastik sebesar 71,8%, sedangkan jenis filamen
atau lembaran mencapai 23,2%. Mikroplastik ini berasal dari cairan rumah tangga, terutama
dari proses laundry. Sayangnya, pencemaran Sungai Mahakam tidak bisa sepenuhnya
dihindari. Aktivitas pertambangan, limbah kelapa sawit, penangkapan ikan ilegal dan
pembuangan limbah minyak oleh kapal di wilayah daerah aliran sungai (DAS) merupakan
penyebab utama pencemaran. Dengan mengurangi dan mengelola faktor-faktor tersebut
secara efektif, Sungai Mahakam berpotensi mendukung perikanan dan menyediakan
sumber air bersih yang bermanfaat bagi semua pihak.

Beberapa individu berpendapat bahwa membuang sampah organik, anorganik, dan sampah
lainnya ke sungai atau lingkungan sekitar tidak menimbulkan dampak buruk. Namun jika
tindakan tersebut dilakukan terus menerus tanpa penanganan yang tepat maka dapat
menimbulkan penumpukan sampah yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan dampak
negatif seperti penyebaran diare, demam berdarah, kolera, dan tifus dengan kecepatan
tinggi. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari air tanah yang kemudian
dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit bagi
kesehatan kita. Pencemaran Sungai Mahakam bukan hanya persoalan lingkungan hidup,
tapi juga ancaman terhadap kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak sungai
tersebut. Air yang terkontaminasi dapat merusak ekosistem sungai dan juga merugikan
masyarakat yang mengandalkan sungai sebagai sumber penghidupan, khususnya nelayan
dan petani. Pencemaran sungai tidak hanya mengancam aspek perekonomian, namun juga
mengancam kesehatan masyarakat. Air yang tercemar dapat menimbulkan penyakit yang
berdampak negatif terhadap kualitas hidup manusia.

Sebagaimana yang terjadi di lingkungan kita, kejadian banjir yang sering terjadi di Kota
Samarinda disebabkan oleh sampah-sampah terkontaminasi yang dibuang sembarangan,
terutama di sungai atau saluran air lainnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya penumpukan
dan penyumbatan aliran air sehingga menghambat kelancaran aliran air dan turut
menyebabkan terjadinya banjir. Selain itu, timbunan limbah dapat meningkatkan pH air
Sungai Mahakam yang jika dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan manusia. Meski air
sungai telah diolah terlebih dahulu sebelum didistribusikan, namun tetap ada kemungkinan
terjadinya pencemaran yang berdampak pada kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Oleh
karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus memantau dan mengelola pengolahan
sampah di Kalimantan Timur dengan baik guna mencegah dampak negatif lebih lanjut.

Dengan melakukan kampanye pembersihan Sungai Mahakam secara terorganisir dan


terjadwal, masyarakat dapat mengurangi sumber pencemaran dan mengembalikan
keseimbangan ekosistem air. Pemberian program edukasi kepada masyarakat juga akan
meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan mengurangi
pencemaran sungai dan lingkungan. Selain itu, langkah yang dapat dilakukan antara lain
upaya mengembangkan alternatif ramah lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mendorong penggunaan produk ramah lingkungan dan mengembangkan bahan pengganti
yang cepat terurai. Pemerintah juga harus menerapkan kebijakan yang tegas terhadap
limbah industri, memastikan industri yang berada di sekitar Sungai Mahakam mampu
mengelola limbahnya secara efektif dan menggunakan teknologi ramah lingkungan sesuai
dengan standar pengelolaan yang berlaku. Sebab, peran kunci dalam mendukung dan
mendorong perubahan ke arah yang lebih baik terletak pada masyarakat.

Penyebab meningkatnya jumlah sampah atau limbah di Sungai Mahakam diduga karena
kurangnya kesadaran edukasi masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar sungai. Hal ini
terkait dengan minimnya layanan pengangkutan sampah dari rumah warga ke tempat
pembuangan sampah (TPS). Selain itu, kebijakan Pemerintah Kota yang mengurangi jumlah
TPS dalam upaya memperindah lingkungan Kota Samarinda juga mempersulit masyarakat
dalam membuang sampah sehari-hari. Oleh karena itu, sudah saatnya kita mengambil
tindakan dan bergerak dalam upaya mengurangi sampah. Penting untuk tetap mewaspadai
dampak berbahaya sampah yang sudah ada di sekitar kita, oleh karena itu perlu
meningkatkan kesadaran dan kepedulian kita terhadap masalah sampah. Mulailah dengan
mengurangi, memilah dan mengelola sampah dari rumah untuk meminimalkan dampak
sampah terhadap lingkungan dan aliran Sungai Mahakam. (Kreator: Desy Rahmawati)

Lembar Kegiatan Peserta Didik

Pencemaran Air

Nama Anggota kelompok

1………………….

2…………………

Berdasarkan Artikel yang telah dibaca, diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini

1. Dimanakah terjadinya penemaran air?


2. Apa yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran tersebut?
3. Apa saja dampak dari pencemaran tersebut?
4. Apa yang harus dilakukan agar sungai tersebut tdak semakin tercemar?

Anda mungkin juga menyukai