Tingkat Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Kabupaten Kendal
Tingkat Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Kabupaten Kendal
Triana Arsidiani
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Telp. 089667888978
Email: arisdiani86@gmail.com
gravidarum. Hasil penelitian (Muchtar, 2018) = 0,000) antara pendidikan dengan kejadian
menunjukkan bahwa ada hubungan yang Hiperemesis Gravidarum. Hasil ini berbeda
signifikan antara umur dengan kejadian dengan penelitian Sumai et al., (2014) yang
hiperemesis gravidarum (p = 0,000). Penelitian menyebutkan tidak ada hubungan antara
lain juga menunjukkan ada hubungan yang pendidikan dengan kejadian Hiperemesis
bermakna (p = 0,001) antara Umur dengan gravidarum.
kejadian Hiperemesis Gravidarum (Umboh,
Mamuaya, & Lumy, 2014). Hasil yang sama Pekerjaan
oleh Sumai, Keintjem, & Manueke, (2014) Pekerjaan responden didapatkan
didapatkan ada hubungan umur dengan sebagian besar bekerja sebagai pegawai swasta
kejadian Hiperemesis gravidarum. yaitu 29 (53,7%) responden, kemudian sebagai
Penelitian Safari, (2017) menunjukkan ibu rumah tangga terdapat 24 (44,4%)
hasil yang berbeda bahwa tidak terdapat responden dan pegawai negeri sipil hanya
hubungan yang signifikan antara umur dengan terdapat satu (1,9%) responden. Sebuah
hiperemesis gravidarum di RSUD H. Abd. penelitian menyebutkan hiperemesis
Manan Simatupang Kisaran tahun 2017, p = gravidarum dilihat dari status pekerjaan paling
0,296 > 0,05. Dari 2 responden berumur < 20 tinggi dialami oleh ibu hamil yang bekerja
tahun mengalami hiperemesis gravidarum dan sebanyak 5 orang (62,5%) (L. P. M. V. Putri,
tidak hiperemesis gravidarum masingmasing Wiradnyana, & Darmayasa, 2019). Penelitian
sebanyak 1 orang (3,1%). Dari 27 responden lain oleh Handayani & Aiman, (2018)
berumur 20-35 tahun mayoritas mengalami menyebutkan hasil uji chi-square untuk umur
hiperemesis gravidarum sebanyak 20 (62,5%) ibu dengan p value (0,000), paritas dengan p
orang. Dari 3 responden berumur >35 tahun value (0,000), pekerjaan dengan p value (0,021)
mayoritas ibu tidak mengalami hiperemesis <0,05. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan
gravidarum sebanyak 2 (6,3%) orang. antara umur, paritas, dan pekerjaan dengan
kejadian Hiperemesis Gravidarum. Salindri,
Pendidikan (2020) menyebutkan karakteristik ibu hamil
Sebagian besar responden yang mengalami hiperemesis gravidarum di
berpendidikan SMA yaitu 32 (59,3%) Klinik Rawat Inap dan Bersalin Prima Husada
responden. Pendidikan merupakan segala upaya Batangharipada tahun 2017-2019 adalah ibu
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang multipara, pekerjaan ibu rumah tangga (IRT)
lain baik individu, kelompok, atau masyarakat, dengan rentan usia 20 –35 tahun.
sehingga mempengaruhi seseorang termasuk Sebaliknya penelitian oleh Atika, Putra,
juga perilaku seseorang dalam menerapkan pola & Thaib, (2016) yang meneliti hubungan
hidup sehat (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan pekerjaan dengan hiperemesis gravidarum
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak bekerja
perilakunya terhadap pola hidup terutama lebih berisiko mengalami hiperemesis
dalam memotivasi untuk sikap berperan serta gravidarum daripada kelompok ibu hamil yang
dalam perubahan kesehatan. Makin tinggi bekerja. Hasil tersebut dapat dibuktikan dengan
pendidikan makin mudah menerima informasi, uji statistik bivariat (Chi square) yang
sehingga banyak pula pengetahuan yang menghasilkan p value= 0,021 memiliki
dimiliki, sebaliknya makin rendah atau kurang kesimpulan bahwa hasil bermakna atau terdapat
pendidikan seseorang akan menghambat hubungan antara pekerjaan dengan hiperemesis
perkembangan sikap terhadap nilai-nilai yang gravidarum diperolehhasil PR= 0,266 yang
baru diperkenalkan, sehingga pendidikan berarti bahwa peluang subjek ibu yang tidak
diharapkan mempengaruhi kemampuan bekerja akan mengalami hiperemesis
seseorang dalam mengontrol hyperemesis gravidarum adalah 0,266 kalilebih besar
gravidarum (Runiari, 2010). dibandingkan dengan subjek ibu yang bekerja.
Penelitian oleh Umboh et al., (2014) Penelitian lain menunjukkan bahwa dari 66
didapatkan bahwa ada hubungan yang responden yang tidak bekerja yang
bermakna (p = 0,000) antara Pendidikan dengan mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak
kejadian Hiperemesis Gravidarum. Hasil yang 44 orang (66,7%) lebih banyak dibandingkan
sama didapatkan dalam penelitian Hertje dengan responden yang bekerja sebanyak 3
Salome Umboh, Mamuaya, & S.N.Lumy, orang (25%) dari 12 responden. Hasil uji
(2013) bahwa ada hubungan yang bermakna (p statistik dengan uji chi square diperoleh nilai
p = 0,010 dengan nilai α 0,05 (p<α), maka sebagai seorang ibu yang menyebabkan konflik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang mental yang dapat mempererat mual dan
signifikan antara pekerjaan dengan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
hiperemesis gravidarum (Sastri, 2017). keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelajaran kesukaran hidup (Kuşcu & Koyuncu,
Paritas 2002).
Hasil penelitian didapatkan bahwa Penelitian oleh R. K. Putri, Soesanto, &
sebagian besar responden merupakan Wahyuni, (2014) menunjukkan bahwa terdapat
primigravida yaitu 32 (59,3%) responden. hubungan yang bermakna antara paritas dengan
Primigravida adalah seorang wanita yang baru hiperemesis gravidarum dengan nilai p = 0,029.
pertama kali hamil, sedangkan Multigravida Penelitian lain yang dilakukan oleh Ochtarina
adalah seorang wanita yang telah beberapa kali (2016), juga didapatkan ada hubungan antara
hamil. Seiring persiapannya untuk menghadapi paritas dengan kejadian hiperemesis
peran baru, wanita akan mengubah konsep gravidarum (p-value = 0,017). Hasil penelitian
dirinya supaya siap menjadi orang tua. Setelah lain oleh Atika et al., (2016) menunjukkan
bertahap berubah dari seseorang yang bebas bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dan berfokus pada diri sendiri menjadi seorang antara gravida dengan hiperemesis gravidarum
yang seumur hidup berkomitmen untuk di RSUD H. Abd. Manan Simatupang Kisaran
merawat seorang individu lain. Pertumbuhan ini tahun 2017, p = 0,004 < 0,05. Dari 9 responden
membutuhkan penguasaan tugas-tugas primigravida mayoritas mengalami hiperemesis
perkembangan tertentu, seperti halnya gravidarum sebanyak 6 orang (18,8%). Dari 19
menerima kehamilan, mengidentifikasi peran responden multigravida mayoritas mengalami
ibu, mengatur kembali hubungan antara ibu dan hiperemesis gravidarum sebanyak 16 orang
anak serta antara dirinya dan pasangannya, (50,0%). Dari 4 responden grandemultigravida
membangun hubungan dengan anak yang seluruhnya tidak mengalami hiperemesis
belum lahir dan mempersiapkan diri untuk gravidarum sebanyak 4 orang (12,5%). Hasil
menghadapi pengalaman melahirkan (Saleem & penelitian yang dilakukan oleh Puriati &
Bobak, 2005 & Yuli Aspiani, 2018). Misbah, (2014) bahwa dari analisis bivariat
Kejadian hiperemesis gravidarum yang dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
berdasarkan paritas responden didapatkan hasil ibu hamil yang mengalami hiperemesis
bahwa sebagian besar responden primigravida gravidarum terjadi pada kelompok primigravida
terjadi hiperemesis gravidarum dibandingkan sebanyak 57 ibu hamil (72,2%), sedangkan ibu
dengan secundigravida dan multigravida. Hal hamil yang tidak mengalami hiperemesis
ini sesuai dengan teori yang menyatakan gravidarum sebanyak 80 ibu hamil (50,6%).
bahwa, mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% Hasil tersebut dapat dilihat dari hasil uji
primigravida dan 40 – 60% multigravida. statistik dengan menggunakan Chi Square pada
Jumlah kehamilan 2 – 3 (multi) merupakan Alpha = 0,05 didapatkan nilai P = 0,002 (p <
paritas yang aman ditinjau dari sudut kematian 0,05) yang berarti bahwa secara statistik
maternal. Hal ini dikarenakan persiapan fisik terdapat hubungan yang bermakna antara
ibu dalam menghadapi kehamilan sudah lebih paritas ibu dengan kejadian hiperemesis
matang dibandingkan dengan kehamilan gravidarum di tahun 2011. Gravida adalah
pertama ibu (H, 2009). jumlah kehamilan (lengkap atau tidak lengkap)
Hal diatas didukung teori yang yang dialami oleh seorang perempuan, gravida
dikemukakan oleh (Mansjoer, Suprohaita, & diikuti oleh angka romawi atau diawali dengan
Setiowulan, 2008) bahwa sekitar 60-80% bahasa latin (Primi, multi) yang menunjukkan
primigravida dan multigravida mengalami jumlah kehamilan. Hasil penelitian Umboh et
mual dan muntah berlebih (hiperemesis al., (2014) didapatkan ada hubungan yang
gravidarum). Kejadian hiperemesis gravidarum bermakna (p = 0,001) antara Paritas dengan
lebih sering dialami oleh primigravida daripada kejadian Hiperemesis Gravidarum. Hasil yang
multigravida, hal ini berhubungan dengan sama didapatkan dalam penelitian Hertje
tingkat stres dan usia si ibu saat mengalami Salome Umboh et al., (2013) yang
kehamilan pertama. Pada ibu primigravida menyebutkan ada hubungan yang bermakna (p
faktor psikologik memegang peranan penting = 0,001) antara Paritas dengan kejadian
pada penyakit ini, takut terhadap kehamilan dan Hiperemesis Gravidarum.
persalinan, takut terhadap tanggung jawab
Maulana, M. (2008). Cara Cerdas Menghadapi Runiari, N. (2010). Asuhan Keperawatan Pada
Kehamilan dan Mengasuh Bayi. Klien dengan Hiperemesis Gravidarum:
Yogyakarta: Katahati. Penerapan Konsep dan Teori
Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri: Obstetri Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1 (3rd Safari, F. R. N. (2017). Hubungan Karakteristik
ed.). Dan Psikologis Ibu Hamil Dengan
Muchtar, A. S. (2018). Hubungan Umur Dan Hiperemesis Gravidarum di RSUD H.
Paritas Ibu Hamil Dengan Kejadian ABD. Manan Simatupang Kisaran.
Hiperemesis Gravidarum. Jurnal Ilmiah Wahana Inovasi.
Kesehatan Diagnosis. Saleem, S., & Bobak, M. (2005). Women’s
Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian autonomy, education and contraception
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. use in Pakistan: A national study.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Reproductive Health. https://doi.org/
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka 10.1186/1742-4755-2-8
Cipta. Salindri, Y. (2020). Karakteristik Ibu Hamil
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Yang Mengalami Hiperemesis
Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Gravidarum Di Klinik Rawat Inap Dan
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu kebidanan edisi Bersalin Prima Husada Batanghari Pada
keempat. PT Bina Pustaka Sarwono Tahun 2017-2019. Jurnal Kesehatan
Prawirohardjo, Jakarta. “Akbid Wira Buana.”
Puriati, R., & Misbah, N. (2014). Hubungan Sastri, N. (2017). Analisis Kejadian
Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil
Hiperemesis Gravidarum Di Rsud di Bidan Praktik Mandiri Ellna
Adjidarmo Rangkasbitung Tahun 2011. Palembang Tahun 2017. Kebidanan,
Jurnal Obstretika Scientia. 5(2), 455–466.
Putri, L. P. M. V., Wiradnyana, A. A. G. P., & Sumai, E., Keintjem, F., & Manueke, I. (2014).
Darmayasa, I. M. (2019). Karakteristik Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
ibu hamil dengan hiperemesis Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di
gravidarum di RSUP Sanglah Denpasar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Sam
tahun 2017. Intisari Sains Medis. Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa
https://doi.org/10.15562/ism.v10i2.257 Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah
Putri, R. K., Soesanto, E., & Wahyuni, D. Bidan.
(2014). Hubungan Paritas Dan Status Umboh, H., Mamuaya, T., & Lumy, F. (2014).
Nutrisi Dengan Hiperemesis Gravidarum Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Pada Ibu Hamil Trimester I Di Rb “Nh” Dengan Kejadian Hiperemesis
Kuwaron Gubug Kabupaten Purwodadi. Gravidarum Di Puskesmas Tompaso
Jurnal Kebidanan. Kabupaten Minahasa. Jurnal Ilmiah
Rahmawati, E. N. (2011). Ilmu Praktis Bidan.
Kebidanan. Surabaya: Victory Inti Cipta. Verberg, M. F. G., Gillott, D. J., Al-Fardan, N.,
Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Arfiana, A. & Grudzinskas, J. G. (2005).
(2019). Studi Fenomenologi Kejadian Hyperemesis gravidarum, a literature
Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil review. Human Reproduction Update.
Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan. https://doi.org/10.1093/humupd/dmi021
https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3844 Yuli Aspiani, R. (2018). BuKu Ajar Asuhan
Keperawatan Maternitas. Jakarta : TIM.