Anda di halaman 1dari 2

Analisis Gender Film

“Impossible Dream”

Dosen Pembimbing : Rialike Burhan, SST, M.Keb


Kelompok 4
1. Sekar Ayu Wullandary
2. Sella Oktarika
3. Sivia Gusna Delfi
4. Tessa Angelia Sholeha
5. Tiara Elda Sumba
6. Tri Astuti
7. Windia Anggraini
8. Yeni Rezki Putri
9. Yuli Wulandari
10. Yulia Anggraeni
11. Yuni Silvia Putri

DIII Kebidanan III B


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN
2018/2019
Analisis Ketidakadilan Gender dari Film “Impossible Dream”

Analisis dari film tersebut banyak contoh-contoh kekerasan yang terjadi dalam
keluarga pada sang istri, seperti pekerjaan rumah tangga semua istri yang mengerjakan, dari
terbitnya matahari sampai malam menjelang tidur. Padahal keduanya masing-masing
mempunyai kegiatan, si istri bekerja sebagai karyawan penjahit, bisa dikatakan beban ganda.
Setiap hari sebelum berangkat kerja istri harus membuat sarapan untuk suami dan anak-
anaknya, hanya dibantu dengan seorang anak perempuannya, sedangkan suami dan anak laki-
lakinya hanya menunggu makanan yang akan disaji. Bahkan sampai sore hari setelah pulang
dari kerja istri kembali mengerjakan pekerjaan rumah, semua pekerjaan dikerjakan oleh istri
dan anak perempuan tanpa dibantu dengan suami dan anak laki-lakinya, seperti mengepel,
nyuci piring, memasak, nyuci pakaian, menjemur, menyetrika, mengurus anak dan lain-lain,
jadi seakan-akan pekerjaan tersebut milik perempuan dan memiliki jenis kelamin perempuan,
istri dan anak perempuan dijadikan sebagai pembatu rumah tangga karena pekerjaan itu
dianggap sebagai pekerjaan perempuan dan reproduktif yang hanya pantas dikerjakan oleh
perempuan saja, suami tanpa menghiraukan sang istri yang dari pagi sampai pulang bekerja
terus aktif dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan reproduktif, bisa dikatakan lebih
banyak jam/ waktu istriya dibandingkan suami karena bangun tidur istrinya lebih awal
dibandingkan suaminya dan suami lebih awal tidurnya dibandingkan istri. Seolah suami dan
anak laki-laki menjadi raja yang maunya dilayani saja karena dianggap sebagai kepala
keluarga atau pemimpin.

Jenis-jenis ketidak adilan dalam film tersebut.

 Tidak ada kesetaraan gender (martabat perempuan lebih rendah dari Laki-laki)
 Tidak ada pembagian kerja rumah tangga dan mengurus anak (hanya perempuan yang
mengerjakan atau peran ganda)
 Laki-laki lebih disayang, diperhatikan dan dihormati dibandingkan perempuan
 Pembagian upah (perempuan lebih minim mendapatkan upah, padahal pekerjaannya
lebih berat dari laki-laki)
 Masih kental budaya laki-laki lebih diistimewakan dibandigkan perempuan
 Tidak ada keadilan gender (laki-laki lebih diutamakan dari perempuan)

Anda mungkin juga menyukai