1,2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika melalui penerapan model
pembelajaran Talking Stick di Sekolah Dasar dengan materi penjumlahan terhadap siswa kelas 1 SD Negeri
No 9 Bone-Bone Kabupaten Takalar. Desain penelitian ini adalah pra-experiment design dengan jenis one
group pretest-posttest design yaitu sebuah experiment yang dalam pelaksanaannya melibatkan satu kelas
sebagai kelas eksperimen. Adapun cara pengambilan sampel yaitu dengan sampling jenuh. Populasinya
adalah siswa kelas 1 SD Negeri No 9 Bone-Bone Kabupaten Takalar sebanyak 27 siswa.Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes dan observasi. Hasil dalam penelitian menunjukkan
bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika materi penjumlahan di kelas 1 SD Negeri No 9 Bon-Bone
Kabupaten Takalar sebelum penerapan model pembelajaran Talking Stick diperoleh hasil 64,81 sedangkan
setelah dilaksanakan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick dengan materi yang
sama di peroleh skor rata-rata 80,74. Sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa
kelas 1 SD Negeri No 9 Bon-Bone Kabupaten Takalar dengan nilai rata-rata Gain ternomalisasi 0,51
terdapat dalam kategori sedang.
Abstract
This study aims to determine the effectiveness of mathematics learning through the application of the Talking Stick
learning model in elementary schools with the summing material for grade 1 students of SD Negeri No 9 Bone-Bone
Takalar Regency. The design of this research is pre-experiment design with one group pretest-posttest design, that is an
experiment which in its implementation involves one class as an experimental class. The sampling method is saturated
sampling. The population is grade 1 students at SD Negeri No. 9 Bone-Bone Takalar Regency with 27 students. The
data collection techniques in this study are tests and observations. The results in the study showed that the average score
of mathematics learning outcomes in addition material in grade 1 SDN No. 9 Bon-Bone Takalar Regency before the
application of the Talking Stick learning model obtained 64.81 results whereas after the treatment was carried out with
the application of the Talking Stick learning model with material the same is obtained an average score of 80.74. So it
can be concluded an increase in student learning outcomes in grade 1 SD Negeri 9 Bon-Bone Takalar Regency with an
average value of 0.51 nominated gain is in the medium category.
Copyright ©2020, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)
8
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 03 (1), April 2020 (8-16)
Andi Ardhila Wahyudi, Hamdana Hadaming
9
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 03 (1), April 2020 (8-16)
Andi Ardhila Wahyudi, Hamdana Hadaming
belajar murid belum mencapai kriteria mempelajari materi. Suprijono (2013: 110)
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan menyatakan bahwa kelebihan model
yaitu 70. Dari jumlah murid 32 orang, yang pembelajaran Talking Stick yaitu a) Melatih
masih berada dibawah KKM sebanyak 59, murid membaca dan memahami materi
37% (19 orang murid) dan yang sudah dengan cepat b) Memacu murid lebih giat
melewati KKM sebanyak 40,62% (13 orang dalam belajar c) Murid berani mengemukakan
murid). Hal ini di akibatkan karenaterdapat pendapat d) Model pembelajaran ini membuat
beberapa masalah yang diduga sebagai murid ceria, senang, dan melatih mental siswa
penyebab belum optimalnya pencapaian hasil untuk siap pada kondisi dan situasi apapun.
belajar murid, yaitu proses pembelajaran di Dengan mencermati persoalan yang
kelas tersebut berlangsung hanya sebatas guru dipaparkan diatas, peneliti mencoba
menerangkan dan murid mendengarkan mengadakan penelitian dengan harapan tujuan
kemudian mencatat yang diberikan sehingga dari pembelajaran matematika padamateri
keterlibatannya sangat rendah, media yang penjumlahan dapat tercapai dengan baik dan
digunakan dalam pembelajaran hanya sebatas dapat membuat murid aktif belajar dan
papan tulis, tidak terdapat kegiatan belajar meningkatkan hasil belajarnya.
yang menarik seperti memberikan permainan,
hanya sebagian kecil siswa yang bertanya atau METODE
mengutarakan pendapatnya jika ada hal-hal
yang belum dimengerti terkait dengan materi Jenis penelitian ini adalah penelitian
yang diberikan.Ketika guru bertanya tidak ada eksperimen, yaitu metode penelitian yang
satupun murid yang menjawab.Dan pada digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
kenyataannyabanyak siswa yang terlihat tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
malas, tidak percaya diri mengerjakan soal- terkendalikan (Sugiono 2015:107). Desain
soal latihan dan hasil belajar yang kurang dalam penelitian ini merupakan penelitian pre-
memuaskan.Hal itu terjadi karena belum eksperimental designs jenis One-Group Pretes-
adanya variasi penggunaan model Posttest Design yaitu memberikan tes sebelum
pembelajaran yang dilakuakan oleh guru. perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan
Model pembelajaran Talking Stick (posttest). Dalam penelitian ini hasil perlakuan
menurut Miftahul Huda (2018: 225) memiliki dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
manfaat mampu menguji kesiapan siswa, membandingkan dengan keadaan sebelum
melatih keterampilan mereka dalam membaca diberi perlakuan (treatment). Adapun desain
dan memahami materi pelajaran dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
cepat,dan mengajak mereka untuk terus siap
dalam situasi apapun. Serta model ini cocok O1 X O2
digunakan untuk semua kelas dan semua
tingkatan umur.Beberapa penelitian terkait Sumber: (Sugiyono, 2015:111)
dengan model pembelajaran talking stick yaitu Gambar 1 One-Group Pretes-Posttest
salah satunya dilaksanakan pada murid kelas
VIII SMP Negeri 15 Kendari pada tahun 2015 Keterangan:
yang dilakukan oleh Sitti Mardiana melalui O1 = Nilai sebelum perlakuan (pretest)
penerapan model pembelajaran Talking O2 = Nilai setelah perlakuan (posttest)
Stickterjadi peningkatan hasil belajar.Talking X = Perlakuan dengan menggunakan
Stickadalah model pembelajaran yang model Talking Stick
dilakukan dengan bantuan sebuah tongkat,
siswa yang memegang tongkat wajib Model eksperimen ini melalui tiga
menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa langkah yaitu:
Copyright ©2020, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)
10
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 03 (1), April 2020 (8-16)
Andi Ardhila Wahyudi, Hamdana Hadaming
11
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 03 (1), April 2020 (8-16)
Andi Ardhila Wahyudi, Hamdana Hadaming
penelitian dengan menggunakan teknik analisis dalam lima kategorisasi standar ketuntasan
deskriptif dan teknik analisis inferensial.Hasil hasil belajar sebelum perlakuan maka
analisis keduanya diuraikan sebagai berikut. diperoleh distribusi frekuensi dan presentase
1. Hasil Analisis Deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.
Hasil analisis statistik deskriptif
menunjukkan tentang distribusi skor hasil Tabel 3 Statistik Skor Hasil pre-tes
belajar sebelum dan sesudah pembelajaran Statistik Nilai Statistik
dengan melalui penerapan model pembelajaran Ukuran sampel 27
Talking Stick, sekaligus masalah yang Skor ideal 100
dirumuskan dalam penelitian yaitu analisis Skor maksimum 93
Skor minimum 40
ketuntasan hasil belajar siswa, terhadap Rentang skor 53
penerapan model pembelajaran Talking Rata-rata (mean) 64,81
Stick.Berikut deskripsi dari hasil penelitian yang Median 60
telah dilakukan di SDN No.9 Bone-Bone Modus 60
Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar Standar Deviasi 16.184
a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Variansi 262,234
1) Deskripsi Hasil Belajar Matematika siswa
Pada tabel 5 dapat ditunjukkan bahwa
kelas I SDN No.9 Bone-Bone Sebelum
dari 27 siswa kelas I SDN No.9 Bone-Bone
pemberian perlakuan (Pre-Test)
Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar,
Untuk memberikan gambaran awal
siswa yang memperoleh skor pada kategori
tentang hasil belajar matematika siswakelas I
sangat rendah 7 siswa (25.9%), kategori rendah
yang dipilih sebagai sampel penelitian. Berikut
8 siswa(29.6%), kategori sedang 6 siswa
disajikan skor hasil belajar matematika siswa
(22.2%), kategori tinggi 4 siswa (14.8%), dan
kelas I, sebelum pemberian perlakuan (pretest).
kategori sangat tinggi 2 siswa (7.4%). Setelah
Berdasarkan tabel 3 dapat dinyatakan
skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum
bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika
perlakuan bahwa 27 siswadikonvesi kedalam
sebelum penerapan model pembelajaran
lima kategori diatas, maka rat-rata hasil belajar
Talking Sick dari27 siswa sebesar 64,81 dengan
matematika siswakelas I SDN No.9 Bone-Bone
standar deviasi 16,184 dan skor ideal 100
Kecamatan Pattallang Kabupaten Takalar
masih berada pada kategori rendah
sebelum diajarkan melalui model pembelajaran
berdasarkan kategorisasi hasil belajar siswa.
Talking Stick masih tergolong rendah.
Jika hasil belajar siswa dikelompokkan ke
12
Tabel 5 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika siswa Sebelum perlakuan (pretest)
Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)
0 ≤ x <70 Tidak Tuntas 15 55,60%
70 ≤ x ≤ 100 Tuntas 12 44,40%
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas Tabel 6 Statistik Hasil Belajar Matematika
hasil belajar matematikanya apabila memiliki siswa Setelah perlakuan (post test)
nilai paling kurang 70. Dari tabel 6 diatas Statistik Nilai Statistik
bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi Ukuran sampel 27
kriteria ketuntasan adalah 15 siswa (55,60%) Skor ideal 100
dan memenuhi kriteria ketuntasan minimum Skor maksimum 100
Skor minimum 53
adalah 12 siswa (44,40%). Berdasarkan
Rentang skor 47
deskripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Rata-rata (mean) 80,74
hasil belajar murid kelas I SDN No.9 Bone- Median 83,00
Bone Kecamatan Pattallassang Kabupaten Modus 83
Takalar masih belum memenuhi ketuntasan Standar Deviasi 12,990
belajar klasikal yaitu hanya 44,40% dari 100% Variansi 168,738
siswa.
2) Deskripsi Hasil Belajar Matematika siswa Berdasarkan tabel 6 dapat dinyatakan
Setelah perlakuan (Post-Test). bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika
Berikut dijelaskan deskripsi dan setelah pemberian perlakuan dengan
presentase skor hasil belajar matematika siswa penerapan model pembelajaran Talking Sick
kelas I SDN No.9 Bone-Bone Kecamatan dari27 siswa sebesar 80,74 dengan standar
Pattallassang Kabupaten Takalar, setelah deviasi 12,990 dan skor ideal 100 berada pada
perlakuan atau setelah menerapkan model kategori tinggi berdasarkan kategori hasil
pembelajaran Talking stick (Post-Test). belajar siswa. Jika hasil belajar siswa
dikelompokkan kedalam lima kategorisasi
hasil belajar maka diperoleh distribusi
frekuensi dan presentase sebagai berikut:
Tabel 7 Distribusi Frekuensi dan I SDN No.9 Bone-Bone Setelah perlakuan (post test)
No. Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)
1. 0 ≤ X <55 Sangat Rendah 1 3.7%
2. 55 ≤ X < 70 Rendah 3 11.1%
3. 70 ≤ X < 80 Sedang 6 22.2%
4. 80 ≤ X < 90 Tinggi 10 37.0%
5. 90 ≤ X ≤ 100 Sangat Tinggi 7 25.9%
13
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 03 (1), April 2020 (8-16)
Andi Ardhila Wahyudi, Hamdana Hadaming
Tabel 8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar siswa Setelah perlakuan (post test)
Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)
0 ≤ x <70 Tidak Tuntas 4 15%
70 ≤ x ≤ 100 Tuntas 23 85%
Berdasarkan tabel 9 diatas bahwa penerapan model pembelajaran Talking Stick
jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria lebih besar dari 70. Ini berarti H0 ditolak dan H1
ketuntasan minimum adalah 4 siswa (15%) diterima. Rata-rata gain ternormalisasi pada
dan yang memenuhi ketuntasan minimum siswa kelas I SDN No.9 Bone-Bone Kecamatan
adalah 23 siswa (85%). Berdasarkan deskripsi Pattallassang Kabupaten Takalar lebih tinggi
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah dari 0.30 yaitu 0,51 ini berarti H0 ditolak dan
pemberian perlakuan dengan penerapan model H1 diterima yakni gain ternormalisasi hasil
pembelajaran Talking Stick diperoleh hasil belajar murid berada pada kategori sedang.
belajar matematika siswa kelas I SDN No.9 Untuk ketuntasan secara klasikal tampaknilai
Bone-Bone Kecamatan Pattallassang Zhitung>Ztabel dimanaZhitung = 1,72 dan Ztabel =
Kabupaten Takalar telah memenuhi 1,645. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima
ketuntasan belajar klasikal yaitu 85% dari yakni secara klasikal hasil belajar matematika
100% siswa. Sehingga dengan penerapan murid kelas I SDN No.9 Bone-Bone
model ini dapat meningkatkan hasil belajar Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar
matematika siswa kelas 1 SDN No 9 Bone- setelah penerapan model pembelajaran Talking
Bone. Stick memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.
2. Hasil Analisis Inferensial Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Analisis statistik inferensial pada bagian yang dilakukan sebelumnya, Andreyani Y, dkk
ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang (2014) bahwa dengan menggunakan model
telah dirumuskan dan sebelum melakukan uji-t talking stick dapat meningkatkan aktivitas
maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas belajar peserta didik. Aktivitas belajar peserta
dan uji gain dengan menggunakan SPSS versi didik terbagi menjadi aktivitas fisik, aktivitas
16. mental dan aktivitas emosional.Pada siklus I
Hasil analisis statistik inferensial nilai rata-rata kemampuan pendidik
menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar melaksanakan pembelajaran sebesar 2,57
murid setelah diterapkan model pembelajaran dengan kategori cukup dan pada siklus II nilai
Talking Stick tampak nilai thitung>ttabel dimana rata-rata mengalami peningkatan menjadi 3,55
thitung= 4.296dan ttabel= 1.706 menunjukkan dengan kategori baik sekali.
bahwa rata-rata hasil belajar murid setelah
Copyright ©2020, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)
14
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 03 (1), April 2020 (8-16)
Andi Ardhila Wahyudi, Hamdana Hadaming
Pada model pembelajaran Talking Stick tinggi 7 siswa (25.9%). Dari hasil tersebut
menempatkan siswa dalam posisi sebagai pusat ketuntasan hasil belajar secara klasikal telah
pembelajaran, murid diberi kesempatan untuk terpenuhi (>75%) dengan presentase hasil
menggali pengetahuan dan menemukan belajar klasikal 85%. Untuk nilai gain
konsepnya sendiri terkait dengan materi yang ternormalisasi sebesar 0,51 berada pada
dipelajari. Pemahaman terhadap suatu konsep kategori sedang.
pembelajaran akan terlihat dari kecepatanya Dalam proses pembelajaran
menerima pelajaran dan memecahkan sebaiknya pendidik harus melakukan inovasi
permasalahan yang diberikan. yang baru dalam pembelajaran dengan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mencoba menerapkan beberapa model-model
penulis dan penelitian oleh Andreyani Y, dkk pembelajaran yang menyenangkan untuk
(2014) yang memberi kesimpulan hasil belajar siswa sekolah dasar.
matematika meningkat setelah penerapan
model pembelajaran Talking Stick. Maka dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwahasil belajar matematika
siswa setelah penerapan model pembelajaran Andreyani, Y. (2014).Peningkatan Aktivitas
Talking Stick memiliki pengaruh dalam Belajar Peserta Didik Menggunakan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Model Talking Stick IPS Kelas VI di
15
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 03 (1), April 2020 (8-16)
Andi Ardhila Wahyudi, Hamdana Hadaming
Copyright ©2020, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)
16