KASUS C
Ketika duduk di kelas 5 SD, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling
dibenci oleh Rinto. Namun, setelah duduk di kelas 6 dan diajar oleh Pak Bondan, ia
mulai menyukai matematika. Pak Bondan selalu mengajak anak-anak untuk
mengaitkan bentuk-bentuk bangun ruang yang sedang dipelajari dengan benda-benda
yang ada di sekitar anak-anak. Misalnya, ketika membahas kubus, kerucut dan silinder,
anak-anak diminta membawa benda-benda dari rumah seperti kotak sepatu, kaleng
susu, stoples dan caping (topi petani). Di samping benda-benda tersebut, Pak Bondan
juga telah menyediakan tiruan benda-benda tersebut dari kertas. Anak-anak dibimbing
menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi benda-benda tersebut. Prestasi
belajar Rinto pun meningkat. Ia sering dipuji oleh Pak Bondan karena menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu dan benar.
Namun dalam pelajaran lain, yaitu Bahasa Indonesia yang diajar oleh Ibu Umi
(kebetulan di SD tersebut diterapkan sistem guru bidang studi, khusus untuk kelas 6),
Rinto merasa bosan. Ia sering mengantuk, lebih-lebih ketika anak-anak diminta
membaca secara bergilir. Supaya tidak dimarahi Bu Umi, Rinto mencoba menghitung
baris mana yang akan menjadi bagiannya. Baris itu diberi tanda. Selanjutnya agar tidak
mengantuk, Rinto yang memang gemar membaca, mengeluarkan komik yang
dibawanya dan menaruh di atas buku pelajaran Bahasa Indonesia. Ia membaca dalam
hati komik tersebut. Ketika gilirannya tiba, dengan tangkas Rinto membaca baris yang
telah diberinya tanda. Bu Umi yang duduk di depan tidak pernah tahu kalau selama
teman-temannya membaca Rinto tidak mendengarkan, tetapi membaca komik.
Jawab :
2. 3 (tiga) hal yang membuat Rinto bosan dan mengantuk dalam pelajaran bahasa
Indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Bu umi menggunakan strategi mengajar yang monoton, yakni anak-anak
ketika pembelajaran sering diminta membaca secara bergilir.
Alasan:
Karena seringnya guru melakukan pembelajaran dengan strategi tersebut,
Rinto bahkan hafal dan dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi
tugasnya. Hal iniIah yang membuatnya menjadi bosan. Sepertinya Bu Umi
jarang atau bahkan tidak pernah menggunakan strategi pembelajaran lain
yang lebih menarik dan lebih efektif. Rasa bosan tersebut dialihkan Rinto
dengan membaca komik.
b. Rinto sudah dapat menebak bacaan yang akan menjadi gilirannya
Alasan:
Karena seringnya Bu Umi menggunakan strategi membaca bergilir, Rinto
sudah dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi tugasnya untuk
membaca. Rinto, setelah menebak dan memberi tanda di bagian tertentu dari
bacaan tersebut merasa aman jika sampai tiba waktu gilirannya membaca.
Pada kenyataannya Rinto memang telah berhasil menebak bagian bacaan
yang menjadi tugasnya
c. Bu Umi hanya duduk di depan dan tidak pernah berkeliling kelas untuk
memperhatikan kegiatan setiap siswanya, termasuk Rinto.
Alasan:
Kurangnya perhatian guru terhadap siswa yang berada di kelasnya. Perhatian
guru sangat penting untuk menjaga agar semua siswa di kelas tersebut tetap
aktif belajar. Bukan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada
kaitannya dengan pembelajaran yang sedang dilaksakan. Ini terbukti Bu Umi
yang duduk di depan tidak pernah tahu kalau selama teman-temannya
membaca Rinto tidak mendengarkan, tetapi membaca komik.