Anda di halaman 1dari 5

Nama Mata Kuliah : Tugas Akhir Program

Kode Mata Kuliah : IDIK4500


Nama Tutor : SUNARYO, M.Pd.
Nama/ NIM Mahasiswa : Sri Utami Wijayanti/ 857946431

KASUS C

Ketika duduk di kelas 5 SD, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling 
dibenci oleh Rinto. Namun, setelah duduk di kelas 6 dan diajar oleh Pak Bondan, ia
mulai menyukai matematika. Pak Bondan selalu mengajak anak-anak untuk
mengaitkan bentuk-bentuk bangun ruang yang sedang dipelajari dengan benda-benda
yang ada di sekitar anak-anak. Misalnya, ketika membahas kubus, kerucut dan silinder,
anak-anak diminta membawa benda-benda dari rumah seperti kotak sepatu, kaleng
susu, stoples dan caping (topi petani). Di samping benda-benda tersebut, Pak Bondan
juga telah menyediakan tiruan benda-benda tersebut dari kertas. Anak-anak dibimbing
menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi benda-benda tersebut. Prestasi
belajar Rinto pun meningkat. Ia sering dipuji oleh Pak Bondan karena menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu dan benar.

Namun dalam pelajaran lain, yaitu Bahasa Indonesia yang diajar oleh Ibu Umi
(kebetulan di SD tersebut diterapkan sistem guru bidang studi, khusus untuk kelas 6),
Rinto merasa bosan. Ia sering mengantuk, lebih-lebih ketika anak-anak diminta
membaca secara bergilir. Supaya tidak dimarahi Bu Umi, Rinto mencoba menghitung
baris mana yang akan menjadi bagiannya. Baris itu diberi tanda. Selanjutnya agar tidak
mengantuk, Rinto yang memang gemar membaca, mengeluarkan komik yang
dibawanya dan menaruh di atas buku pelajaran Bahasa Indonesia. Ia membaca dalam
hati komik tersebut. Ketika gilirannya tiba, dengan tangkas Rinto membaca baris yang
telah diberinya tanda. Bu Umi yang duduk di depan tidak pernah tahu kalau selama
teman-temannya membaca Rinto tidak mendengarkan, tetapi membaca komik.

Soal : TAP S1 PGSD UT


1. Identifikasi 2 (dua) hal yang membuat Rinto menyukai matematika, dan berikan
alasan masing-masing, mengapa kedua hal tersebut anda anggap merupakan
faktor yang membuat Rinto menyukai matematika.
2. Identifikasi 3 (tiga) hal yang membuat Rinto bosan dan mengantuk dalam
pelajaran bahasa Indonesia. Berikan masing-masing alasan mengapa Ketiga hal
tersebut membuat Rinto bosan dan mengantuk.
3. Jika anda yang menjadi Bu Umi, cobalah rancang kegiatan belajar Bahasa
Indonesia yang mampu membuat anak-anak yang gemar membaca seperti Rinto
mengembangkan potensinya secara optimal. Tuliskan 2 (dua) keunggulan
rancangan tersebut, Dilihat dari hakikat pelajaran Bahasa Indonesia di SD dan
pendekatan belajar aktif.

Jawab :

1. 2 (dua) hal yang membuat Rinto menyukai matematika yaitu


a. Pak Bondan menggunakan alat peraga berupa model yang terbuat dari kertas
dan benda konkret berupa benda-benda yang telah di bawa dari rumah oleh
siswa. Sehingga pembelajaran tidak abstrak atau bersifat lebih konkret.
Penggunaan benda-benda konkret tersebut juga membuat Rinto lebih
termotivasi dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal. Selain itu penggunaan media juga merangsang Rinto dalam memahami
konsep yang disampaikan. Sehingga konsep yang diajarkan tersebut dapat
diterima Rinto dengan baik dan juga Rinto belajar dalam suasana yang lebih
menyenangkan.
Pak Bondan menggunakan benda-benda yang sudah dikenali siswa dan sudah
biasa dengan keseharian siswa. Sehingga pembelajaran menjadi lebih
kontekstual, seperti kotak sepatu, kaleng susu, toples, dan caping (topi petani).
Pembelajaran yang kontekstual akan membuat Rinto sebagai siswa menjadi
lebih merasa terlibat, dan akan cenderung memunculkan rasa ingin
berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Selain itu, media konkret tersebut
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Penggunaan media konkret dalam pembelajaran baik sebagai alat
bantu pengajaran maupun sebagai pendukung agar materi pembelajaran
semakin jelas dan dapat dengan mudah dipahami siswa, karena media konkret
dapat dimanfaatkan siswa yaitu dengan mengotak-atik benda secara langsung di
dalam proses pembelajaran.
b. Pak Bondan tidak langsung memberitahu rumus untuk menghitung volume atau
isi benda-benda, tetapi anak-anak dibimbing untuk menemukan rumus untuk
menghitung volume atau isi benda-benda tersebut. Hal ini, menurut falsafah
konstruktivisme akan membuat pembelajaran lebih menarik, menggugah
motivasi belajar dan efektif.

2. 3 (tiga) hal yang membuat Rinto bosan dan mengantuk dalam pelajaran bahasa
Indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Bu umi menggunakan strategi mengajar yang monoton, yakni anak-anak
ketika pembelajaran sering diminta membaca secara bergilir.
Alasan:
Karena seringnya guru melakukan pembelajaran dengan strategi tersebut,
Rinto bahkan hafal dan dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi
tugasnya. Hal iniIah yang membuatnya menjadi bosan. Sepertinya Bu Umi
jarang atau bahkan tidak pernah menggunakan strategi pembelajaran lain
yang lebih menarik dan lebih efektif. Rasa bosan tersebut dialihkan Rinto
dengan membaca komik.
b. Rinto sudah dapat menebak bacaan yang akan menjadi gilirannya
Alasan:
Karena seringnya Bu Umi menggunakan strategi membaca bergilir, Rinto
sudah dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi tugasnya untuk
membaca. Rinto, setelah menebak dan memberi tanda di bagian tertentu dari
bacaan tersebut merasa aman jika sampai tiba waktu gilirannya membaca.
Pada kenyataannya Rinto memang telah berhasil menebak bagian bacaan
yang menjadi tugasnya
c. Bu Umi hanya duduk di depan dan tidak pernah berkeliling kelas untuk
memperhatikan kegiatan setiap siswanya, termasuk Rinto.
Alasan:
Kurangnya perhatian guru terhadap siswa yang berada di kelasnya. Perhatian
guru sangat penting untuk menjaga agar semua siswa di kelas tersebut tetap
aktif belajar. Bukan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada
kaitannya dengan pembelajaran yang sedang dilaksakan. Ini terbukti Bu Umi
yang duduk di depan tidak pernah tahu kalau selama teman-temannya
membaca Rinto tidak mendengarkan, tetapi membaca komik.

3. Rancangan kegiatan belajar Bahasa Indonesia yang mampu membuat anak-anak


yang gemar membaca seperti Rinto mengembangkan potensinya secara optimal.
Adalah sebagai berikt:
Rancangan pembelajaran membaca sekilas untuk menulis ringkasan teks drama.
A. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (5 menit)
1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa berdoa.
2. Guru mengkondisikan kelas: apersepsi dan motivasi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan langkah-
langkah kegiatannya
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Guru menjelaskan materi unsur tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita dan
amanat.
2. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, pembagian kelompok
berdasarkan nomor absensi siswa.
3. Guru membagikan teks drama dan memberi penjelasan tentang tugas
yang akan siswa lakukan.
4. Siswa bersama kelompok membaca teks drama dalam hati dan menulis
pokok-pokok teks.
5. Siswa dalam kelompok mendiskusikan informasi-informasi penting dari
teks drama.
6. Siswa dalam kelompok mendiskusikan isi teks drama dan menulis
ringkasan teks drama.
7. Siswa memadukan ringkasan teks drama untuk di revisi secara tertulis.
8. Salah satu anggota kelompok maju ke depan untuk membacakan hasil
diskusi keompok.
9. Siswa saling mengomentari hasil pekerjaan teman-temannya.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah di pelajari.
2. Guru membagikan soal evaluasi kepada masing-masing siswa dan siswa
langsung mengerjakan secara individu.
3. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang baru
dilakukan.
4. Guru memberikan tugas rmah untuk mengerjakan soal evaluasi LKS.
5. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengcap salam.

2 (dua) keunggulan rancangan di atas, dilihat dari hakikat pelajaran Bahasa


Indonesia di SD dan pendekatan belajar aktif yaitu siswa tidak hanya
mengembangkan keterampilan membaca, tapi  juga keterampilan menyimak,
menulis (keterampilan berbahasa tulis), dan berbicara (keterampilan berbahasa
lisan). Selain itu kelas menjadi lebih aktif, dan seluruh siswa termasuk siswa
yang gemar membaca seperti Rinto akan dapat mengembangkan potensinya.

Anda mungkin juga menyukai