2021.1
Mata Kuliah : Pendidikan IPS di SD
Progra Studi : S1 PGSD BI
Semester/ Kelas : 1/ B
Waktu : 60 menit
Tutor : Anita Rinawati, S.Pd., M.Pd.
Nama Mahasiswa : Sri Utami Wijayanti
NIM : 857946431
1. Jelaskan makna dari “menjadi warga negara yang baik seharusnya menjadi
warga dunia yang baik” !, Sebagai seorang guru SD, strategi apa yang akan
saudara lakukan untuk mewujudkan makna tersebut!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan pendidikan global? Apa saja tujuan dari
pembelajaran globalisasi dalam IPS!
3. Jelaskan UU yang mengatur tentang lingkungan hidup yang masih berlaku saat
in? Sebutkan aspek apa saja yang termasuk dalam lingkungan hidup!
4. Jelaskan hubungan antara hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum, dengan
pendidikan IPS !
5. Buatlah model penelitian sosial (masalah-hipotesis-data-kesimpulan), masalah
yang dianalisis dampak gadget bagi siswa SD!
6. Jelaskan yang dimaksud dengan Media, Metode dan Sumber belajar, berikan
contohnya !
7. Jelaskan yang saudara pahami tentang emosi, nilai, sikap, dan perilaku sosial!
Apa gunanya mengajarkan unsur-unsur tersebut bagi peserta didik?
8. Jelaskan Model Pertemuan Kelas menurut William Glasser?
9. Ada 4 model pendekatan nilai dan sikap, manakah yang akan saudara pilih
untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas saudara, sebutkan kelasnya, apa
keunggulannya !
10. Jelaskan pendapat dari Kindsvatter tentang perencanaan pembelajaran !
Jawaban :
1. Makna dari “menjadi warga negara yang baik seharusnya menjadi warga dunia yang
baik” yakni seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang sejarah serta tujuan
negaranya. Berpatisipasi / ikut serta secara aktif dalam memajukan bangsa
dan negara melalui peningkatan kualitas kinerja berdasarkan bidang profesinya
masing-masing. Berkarya dari yang terkecil menuju karya yang lebih
luas dalam skala nasional.
Sebagai seorang guru SD, strategi yang akan saya lakukan untuk mewujudkan
makna tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative
learning. Metode tersebut dapat membantu pengembangan keterampilan sosial
peserta didik, karena di dalam metode pembelajaran cooperative learning peserta
didik dilatih untuk memahami perasaan orang lain, perhatian kepada orang lain,
mendengarkan pendapat orang lain, mengutarakan pendapat, berinteraksi dengan
orang lain, bekerja sama dan berempati kepada orang lain. Tentunya metode
pembelajaran cooperative learning bukan satu-satunya metode yang dapat
mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, ada metode- metode
pembelajaran lain yang dapat digunakan seperti metode pembelajaran social action,
dan metode pembelajaran problem solving. Sebagai guru juga harus menjadi
contoh/modelling bagi peserta didiknya, oleh karena itu guru juga dituntut untuk
menguasai keterampilan sosial, sehingga dapat mengembangkan keterampilan
sosial peserta didiknya.
3. UU yang mengatur tentang lingkungan hidup yang masih berlaku saat ini yaitu UU
Nomor 32 Tahun 2009 berisikan upaya sistematis dan terpadu untuk melestarikan
lingkungan serta sebagai upaya pencegahan terjadinya pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup.
Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 yang berbunyi: “Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.”
Aspek-aspek yang termasuk dalam lingkungan hidup, meliputi 5 hal yaitu :
a. Lingkungan nergy , yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk
hidup yang bkan berupa organisme hidup. Contoh lingkungan abiotic adalah
batu, tanah, mineral, udara, gas, air, nergy, dsb.
b. Lingkungan biotik, yaitu segala sesuatu yang ada di sekutar makhluk hidp
yang berpa organisme hidup. Termasuk dalam kategori ini adalah mikro
organisme, binatang, tumbuhan, manusia dan makhluk hidup lainnya.
c. Lingkungan alam, yaitu kondisi alamiah bik secara abiotic maupun biotik yang
belum banyak dipengaruhi oleh tangan-tangan manusia. Contohnya yatu
sumber-sumber alam yang belu tergali, udara yang masih segar, tanah yang
belum digarap, hutan yang masih perawan, binatang yang masih liar, dll.
d. Lingkungan sosial, yaitu manusia baik secara idividu maupun kelompok yang
ada diluar dirinya. Dalam hal ini keluarga, teman, tetangga, penduduk desa,
dsb.
e. Lingkungan budaya, yaitu segala sesutau baik secara materi maupun
nonateri yang dihasilkan manusia melalui proses penciptaan rasa, karsa, dan
karyanya. Contoh lingkungan budaya berupa materi yaitu bangunan, pakaian,
peralatan, senjata, dll. Contoh lingkungan berupa nonmateri antara lain tata
nilai, norma, peraturan hukum, sistem politik, kesenian, sistem ekonomi, dll.
4. Hubungan antara hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum, dengan pendidikan IPS
yaitu terjadinya keterkaitan atau hubungan dalam segelintir masyarakat sosial
individu dengan individu maupun individu dengan kelompok ataupun kelompok
dengan kelompok yang membentuk suatu peraturan untuk dipatuhi berdasarkan
hukum dan norma yang berlaku agar tercipta ketertiban dan kesadaran hukum di
dalam suatu kelompok masyarakat tersebut.
Melalui pendidikan IPS, seorang guru dapat membentuk siswa sebagai warga
Negara yang mendukung ketertiban sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang
berlaku. Misalnya:
b. Menanamkan kesadaran hukum dalam diri peserta didik sebagai wajib pajak
(pajak kendaraan, tanah, rmah, pendapatan, dsb).
Keterkaitan antarhal :
b. Kesimpulan
Terdapat hubungan positif yang signifikan antara penggunaan gadget pada
anak SD dengan interaksi sosial, yakni semakin tinggi penggunaan gadget,
maka semakin rendah perkembangan bahasa dan interaksi sosial anak SD.
Sebaliknya semakin rendah pengguanaan gadget, maka semakin tinggi
perkembangan bahasa dan interaksi sosial anak. Maka, hipotesis yang
diajukan diterima.
6. Yang dimaksud dengan Media, Metode dan Sumber belajar beserta contohnya,
yaitu:
a. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
pesan dari sumber secara terencana sehingga tercifta lingkungan yang
kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efesien dan efektif.
Contoh media visual yang tidak diproyeksikan antara lain gambar diam (foto
dicetak atau dilukis), ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, dan
peta. Contoh media visual yang diproyeksikan pada ayarantara lain OHP,
slide proyektor, film strip projector. Media awudio visual contohnya berita
radio, diskusi, seminar, warta berita, dll. Contoh media audiovisual,
contohnya slide suara dan televisi.
b. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Maka, metode mengajar merupakan kemampuan yang
harus dimiliki seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik.
Contoh metode antara lain metode ceramah, diskusi kelompok, panel, studi
kasus, metode brainstorming, diskusi formal, metode tanya jawab, dan
metode kerja kelompok.
c. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai
tempat di mana materi sumber belajar terdapat.
Contoh suber belajar antara lain buku-buku , majalah, surat kabar, peta-peta,
rekaman suara, dan lain sebagainya.
7. Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri
seseorang tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang
tampak. Sedangkan nilai adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat,
misalnya adat kebiasaan dan sopan santun. Selanjutnya sikap yakni kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap
objek ata suatu yang dihadapinya. Perilaku sosial adalah bentuk perbuatan atau
perilaku terhadap lingkungan sosialnya baik individu terhadap individu lainnya
maupun individu terhadap kelompok.
Pentingnya mengajarkan unsur-unsur tersebut untuk ditanamkan kepada peserta
didik. Usia sekolah dasar adalah masa keemasan bagi anak, dimana karakter mulai
dapat dibentuk. Maka, diharapkan hasil belajar peserta didik menghasilkan
keterampilan–keterampilan yang fungsional yaitu keterampilan intelektual, personal,
dan sosial. Disamping hal itu, unsur-unsur tersebut merupakan nilai-nilai yang pokok
dan mendasar bagi kehidupan manusia, seperti keimanan dan ketaqwaan,
kejujuran, keadilan, budi pekerti dan lain-lain.
Peserta didik akan tumbuh degan memiliki rasa kepedulian terhadap orang lain,
saling menghargai dan tidak menjelekkan teman. Peserta didik diharapkan memiliki
sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, ramah, setia, sopan, dan tepat janji. Sikap
tersebut nantinya sangat bergna ketika para peserta didik dewasa dapat hidup
bersama orang lain, seperti yang kita ketahui bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri. Guru selalu mengajarkan unsur-unsur emosi, sikap, nilai, dan perilaku sosial
agar peseta didik tumbuh degan memiliki sikap demokratis dan menghargai
gagasan orang lain serta mau hidup bersaa orang lain yang berbeda. Peserta didik
selalu diajak bertanggungjawab terhadap tindakannya dan tidak lari dari tanggung
jawab. Dengan penanaman nilai-nilai tersebut sejak dini, diharapkan akan melekat
terus sampai pada masa dewasanya sehingga mereka mampu berperilaku terpuji
sertaa menghindari penyimpangan-penyimpangan sosial.
8. Model Pertemuan Kelas menurut William Glasser memiliki dua asumsi yaitu,
pertama bahwa manusia mempunyai kebutuhan dasar, yakni cinta dan harga diri.
Kedua, kebutuhan tersebut berakar dari dalam hubungan antar manusia. Masalah
individu muncul apabila ia tidak dapat memenuhi 2 kebutuhan pokok.
Menurut Glasser terdapat 3 (tiga) tipe perternuan kelas itu yakni sebagai diberikut:
a. Perternuan pemecahan masalah
b. Pertemuan terbuka
c. Perternuan terarah dan terbuka
Ketiga tipe tersebut di atas masing-masing tidak sama seriusnya, tipe pertemuan
pernecahan duduk kasus menyangkut diri sendiri dengan duduk kasus tingkahl aku
dan duduk kasus social, tetapi sanggup pula terkena perteman dekatan, kesendirian
dan pilihan jurusan. Orientasi pertemuan selalu positif yang menuju kepada
pemecahan dan bukan pada mencari kesalahan.
Adapun pada tipe pertemuan terbuka pebelajar diberikan pertanyaan-pertanyaan
pemikiran provokatif yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Mungkin pula
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berafiliasi dengan kurikulum kelas.
Pertemuan terarah terbuka, pada dasarnya sama dengan tipe kedua. Namun,
permasalahannya diarahkan kepada hal-hal yang sedang dipelajari peserta didik.