Virus Herpes Simpleks tipe II menyebabkanlesipada area genital dan sekitarnya, seperti
bokong, anus, dan paha. Virus herpes simpleks ditularkan melalui kontak langsung pada
hubungan seksual, atau dari Ibu ke janin saat di dalam kandungan maupun saat persalinan.
Virus Herpes Simpleks bisa menular melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal dan menimbulkan
kerusakan atau kematian janin. Infeksi neonatal dengan angka mortalitas 60%, dan menyebabkan
setengah dari yang hidup menderita cacat bawaan dan kelainan pada mata.
Infeksi lainnya
Masih ada sejumlah infeksi yang masuk ke dalam golongan penyakit TORCH. Infeksi-infeksi
tersebut di antaranya adalah cacar air (varicella), virus Epstein-Barr, hepatitis B dan C, HIV,
parvovirus B19, campak jerman, gondok/gondong, dan sifilis yang penularannya bisa terjadi saat
hamil maupun ketika proses persalinan.
Maka dari itu, pemeriksaan penyakit TORCH perlu dilakukan sebelum merencanakan kehamilan
maupun saat sedang hamil. Apabila mendapati adanya salah satu dari infeksi di atas, dokter akan
melakukan upaya pencegahan supaya bayi dapat lahir dengan normal.
Selain infeksi di atas, masih banyak infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme lain
yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya infeksi saluran kencing, infeksi menular
seksual, infeksi paru, atau infeksi lain di tempat tertentu. Yang perlu Ibu lakukan untuk
mencegah dan mendeteksi awal terjadinya infeksi pada saat kehamilan adalah:
Skrining awal adanya tanda-tanda infeksi mulai saat merencanakan kehamilan, seperti
pemeriksaan TORCH, HIV, infeksi menular seksual.
Lengkapi imunisasi sedini mungkin seperti MMR, Hepatitis B, dan DPT karena beberapa vaksin
tidak boleh diberikan saat hamil.
Kontrol kandungan secara teratur, baik di bidan, dokter umum, atau dokter spesialis kandungan.
Segera periksakan ke dokter jika Ibu menemui tanda-tanda infeksi seperti di atas atau memiliki
faktor risiko infeksi.
Infeksi saat kehamilan bisa berakibat pada kelahiran bayi prematur, yang kerap memiliki
tingkat morbiditas yang tinggi, salah satunya cacat bawaan yang menetap, seperti penyakit paru
kronik, asma, cerebral palsy, dan gangguan tumbuh kembang atau masalah perkembangan otak.
Ragam penyakit yang muncul fase kehamilan telah berubah menjadi lebih luas, meliputi infeksi
bakteri, virus, hingga parasit. Tetapi, infeksi TORCH (Toxoplasma, Others (HIV, Sifilis)
Rubella, Citomegalovirus, Herpes Simplek) masih bisa menjadi pijakan awal ketika terjadi
kelainan pada persalinan atau kondisi bayi yang dilahirkan.
Meski terlebih dahulu menyerang sang ibu, infeksi TORCH sebenarnya tidak terlalu
berbahaya bagi ibu hamil. Justru, infeksi TORCH sangat berbahaya bagi janin yang ada di dalam
kandungan. Ini karena infeksi TORCH dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian
pada janin. Lebih gawatnya, walaupun ibu hamil telah diterapi untuk mengatasi infeksi TORCH
tersebut, sering kali hal itu tidak terlalu memberikan efek signifikan bagi janin. Dengan kata lain,
janin tetap dapat mengalami cacat bawaan atau komplikasi lain seperti gangguan pertumbuhan,
lahir secara prematur, dan infeksi kronis setelah dilahirkan meski sang ibu sudah mendapatkan
pengobatan TORCH. Adapun tingkat keparahan yang dialami janin akibat TORCH, yakni
tergantung dari kapan ibu hamil mengalami infeksi tersebut dan keparahan penyakit yang terjadi.
Apabila ibu hamil terinfeksi pada trimester pertama, keparahan yang terjadi pada janin biasanya
akan lebih berat dibandingkan jika sang ibu baru terinfeksi pada trimester ketiga.