Anda di halaman 1dari 7

1.

Jelaskan bentuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial :


a. Secara Litigasi dan Non Litigasi?
b. dan jelaskan bagaimana pendapat saudara terhadap pelaksanaan penegakan
hukum Ketenagakerjaan/Perburuhan dengan adanya Pengadilan Hubungan
Industrial (PHI) saat ini?
2. Sesuai dengan ketentuan Pasal 56 Undang-undang Nomor : 2 Tahun 2004
disebutkan Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa
dan memutus :
 di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;
 di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;
 di tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja;
 di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan;
Dari pernyataan di atas, jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Kewenangan / Kompetensi absolut dan Kompetensi relatif Pengadilan
Hubungan Industrial?
b. dan berikan penjelasan apa yang dimaksud dengan kewenangan PHI di
tingkat pertama dan apa yang dimaksud kewenangan PHI ditingkat pertama
dan terakhir.
3. Ketentuan tentang Kuasa Hukum, di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2004
memberikan kelonggaran kepada Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Organisasi
Pengusaha (Apindo) untuk dapat bertindak sebagai Kuasa Hukum mewakili
anggotanya (Pasal 87 UU No.2 Tahun 2004)
Dari pernyataan di atas, jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Kuasa Hukum?
b. Persyaratan apa saja yang harus dilengkapi sebagai kuasa hukum dalam
beracara pada Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)?
- Apabila saudara sebagai advokad?
- Apabila saudara sebagai wakil pengusaha/perusahaan?
- Dan apabila saudara sebagai wakil serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB)?
4. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial berdasarkan UU No.2 Tahun
2004, telah diterapkan prinsipprinsip terciptanya suatu penyelesaian yang
didasarkan atas musyawarah untuk mencapai mufakat, sehingga penyelesaian
tersebut sedapat mungkin tidak menimbulkan konflik antara para pihak. Dalam
prakteknya sengketa perkara perselisihan hubungan industrial tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga berujung
pada penyelesaian secara litigasi pada Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).

Dari pernyataan di atas saudara jelaskan mekanisme/proses Penyelesaian


Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) pada Pengadilan Hubungan Industrial
(PHI).
5. Terhadap putusan Pengadilan Hubungan Industrial para pihak diberikan
kesempatan untuk melakukan perlawanan dan upaya hukum menurut peraturan
perundang-undangan, berikan penjelasan apa yang dimaksud dengan :
a. Amar Putusan Gugatan Gugur, Gugatan Dikabulkan, Gugatan Tidak
Dapat Diterima dan Gugatan Ditolak.
b. Apa yang dimaksud dengan Putusan Verstek.
c. Apa yang dimaksud dengan Perlawanan ( Verzet ).
d. Apa yang dimaksud dengan melakukan upaya hukum Kasasi.
e. Jelaskan tata cara untuk melakukan upaya hukum Kasasi menurut
Undang-Undang No. 2 tahun 2004dan atau KUHAPerdata.

Nama : Josua Roberto Satria Pandiangan


Kelas : 4A
NPM : 2074201054
Mata Kuliah : Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI)

1. Bentuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial Secara Litigasi dan Non


Litigasi
A. Secara Litigasi merupakan suatu penyelesaian sengketa yang di bawah
ke pengadilan yang berwenang untuk mengadili perkara tersebut atau
perselisihan tersebut dan biasanya hal-hal yang meliputi untuk
mengajukan gugatan ke pengadilan itu berkaitan perselisihan hak,
perselisihan kepentingan, pemutusan hubungan kerja,dan perselisihan
antar serikat buruh. Non Litigasi merupakan suatu penyelesaian
hubungan industrial tanpa ke pengadilan atau diluar pengadilan dan untuk
non litigasi ini biasanya dilakukan secara mediasi oleh pihak yang
bersangkutan untuk menemukan titik terang dalam penyelesaian perkara
tersebut.
B. Menurut saya dan beberapa artikel yang Saya baca, Keberadaan
Pengadilan Hubungan Industrial yang menggantikan kedudukan Panitia
Penyelesaian Perselisihan Perburuhan yang ditandai dengan adanya
perubahan mekanisme penyelesaian perselisihan perburuhan membuat
proses penyelesaian perselisihan dapat dilaksanakan secara cepat, tepat,
adil dan murah seiring dengan perkembangan era industrialisasi dan ilmu
pengetahuan. Walaupun Memang Dalam tataran implementasinya praktik
penyelesaian sengketa melalui Pengadilan Hubungan Industrial, masih
mengalami banyak permasalahan seperti; Gugatan tidak mencantumkan
permohonan sita jaminan; Putusan yang memerintahkan pengusaha untuk
mempekerjakan kembali pekerja sulit dilaksanakan karena terkait
kebijakan dari perusahaan; Terkait kewajiban penggugat dari pihak
pekerja yang harus memberikan pembuktian, beban pembuktian
khususnya terkait surat-surat sulit dipenuhi oleh pekerja dan menjadi
kendala dalam proses gugatannya. Akan tetapi untuk mengatasi hal
tersebut salah satunya adalah melakukannya dengan mendatangkan
saksi-saksi baik teman saat bekerja atau tetangga.
2. Pasal 56 Undang-undang Nomor : 2 Tahun 2004
A. Kompetensi absolut merupakan kewenangan pengadilan untuk mengadili
perkara yang berhubungan dengan jenis sengketa tertentu. Sedangkan
yang dimaksud dengan kompetensi relatif itu adalah kewenangan
pengadilan untuk mengadili atau memeriksa suatu perkara sesuai dengan
tempat atau domisili hukum yang berlaku.
B. Perselisihan hak pada tingkat pertama adalah perselisihan yang timbul
karena tidak dipenuhi hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan perjanjian
kerja peraturan perusahaan atau perjanjian kerja sama dan perselisihan
hak terdiri dari : Perselisihan tentang kerja lembur/upah lembur, Waktu
istirahat dan cuti, Upah minimum, BPJS, Keterlambatannya membayar
upah, Keselamatan kerja dan kesehatan kerja, Peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama atau perjanjian kerja. Perselisihan serikat
pekerja/buruh pada tingkat pertama dan terakhir Adalah perselisihan
antara serikat pekerja/serikat buruh dengan serikat pekerja/serikat buruh
lain dalam satu perusahaan karena tidak adanya penyesuaian paham
mengenai keanggotaan pelaksanaan hak dan kewajiban berserikat
pekerjaan.
3. Ketentuan tentang Kuasa Hukum, di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2004
A. Kuasa hukum berdasarkan pasal 87 UU No 2 Tahun 2004 yang
menyatakan bahwa serikat pekerja /serikat buruh dan organisasi
pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa hukum untuk beracara di
pengadilan hubungan industrial untuk mewakili anggotanya apabila terjadi
suatu perselisihan.
B. Persyaratan yang harus dilengkapi sebagai kuasa hukum dalam beracara
pada Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)
- Surat Kuasa Khusus
- Kartu Advocat
- Menunjukkan bukti pelantikan dan berita acara sumpah oleh
pengadilan tinggi Sebagai wakil pengusaha/perusahaan
4. mekanisme/proses Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) pada
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).
A. Pencatatan gugatan
Pencatatan gugatan ini akan dilakukan oleh kedua belah pihak terkait
perselisihan hubungan industrial kepada instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti
B. .Persiapan persidangan
Persiapan persidangan ini ketua pengadilan negeri akan mempersiapkan
segala hal baik itu dari ruangan sidang dan penetapan Majelis Hakim oleh
Ketua Pengadilan Negeri
C. Penetapan Majelis Hakim
Penetapan Majelis Hakim ini akan dilakukan terlebih dahulu yaitu
pemeriksaan mengenai gugatan, penetapan hari sidang pemanggilan para
pihak yang akan mengikuti sidang dan selanjutnya akan ada sita jaminan
yang dilakukan oleh Majelis Hakim
D. Proses persidangan
Proses Persidangan ini tentunya para pihak harus hadir dalam
persidangan pertama dan untuk selanjutnya ketika para pihak telah hadir
maka Majelis Hakim akan melakukan acara pemeriksaan untuk upaya
damai dan pembacaan gugatan
E. Jawaban
Didalam mekanisme pemberian jawaban ini maka kedua belah pihak akan
diberikan kesempatan menyampaikan eksepsi nya mengenai pokok
perkara dan akan bisa mengajukan gugatan balik juga dan apabila ada
fakta baru maka itu bisa menjadi novum atau bukti baru.
F. Replik
Replik merupakan tanggapan dari penggugat kepada pihak tergugat
G. Duplik
Duplik merupakan tanggapan dari pihak tergugat
H. Pembuktian
Pembuktian merupakan suatu proses yang akan diberikan oleh kedua
belah pihak yang bersangkutan dengan mempunyai bukti yang kuat maka
bisa membantu hakim dalam menentukan mana yang benar Pemanggilan
saksi Mejelis hakim akan memanggil saksi dalam persidangan untuk
meminta keterangan
I. Kesimpulan
Kesimpulan akan dibuat oleh kedua belah pihak untuk membantu hakim
dalam menentukan suatuputusan atau penetapan
J. Putusan
Putusan merupakan suatu bentuk hukum yang mempunyai kekuatan
hukum tetap dan putusan itu harus dilaksanakan sesuai dengan putusan
tersebut.
5. Terhadap putusan Pengadilan Hubungan Industrial para pihak diberikan
kesempatan untuk melakukan perlawanan dan upaya hukum menurut peraturan
perundang-undangan
A. Amar putusan gugur adalah putusan yang menyatakan bahwa
gugatan/permohonan gugur karena penggugat/pemohon tidak pernah
hadir atau tidak pula menyuruh kuasanya untuk datang menghadiri
persidangan tersebut, meskipun telah dipanggil secarasah dan patut.-
Gugatan dikabulkan adalah gugatan yang dapat di buktikan oleh pihak
penggugat dan gugatan dikabulkan dapat secara sebagian dan
keseluruhan tergantung dari majelis hakim nya. Gugatan tidak dapat
diterima merupakan gugatan yang tidak memenuhi syarat dan tidak
memiliki dasar hukum yang jelas. Gugatan ditolak merupakan gugatan
yang dimana penggugat tidak dapat membuktikan dalil gugatannya
sehingga gugatan tersebut ditolak.
B. Putusan verstek adalah putusan yang dijatuhkan apabila tergugat tidak
hadir atau tidak juga mewakilkan kuasanya menghadap ke pengadilan
walaupun dia sudah dipanggil secara sah atau resmi melalui surat yang
sudah ditujukan melalui kantor pos.
C. Upaya perlawanan (Verzet). ini dilakukan oleh pihak tergugat yang
dimana sebelumnya telah dijatuhkan putusan verstek oleh sebab itu maka
untuk mengajukan perlawanan ini hanya memerlukan tenggang waktu 14
hari terhitung sejak dijatuhkan nya putusan verstek.
D. Upaya Hukum Kasasi merupakan pembatalan atau memecahkan suatu
perkara yang diputus oleh pengadilan dibawah Mahkamah Agung dan
permohonan kasasi akan disampaikan secara tertulis melalui panitera
pengadilan yang menjatuhkan putusan tingkat pertama yang memutuskan
perkaranya dan pemohon wajib menyampaikan memori kasasi yang
memuat alasan dan memori disampaikan paling lama 14 hari setelah
permohonan kasasi di catat
E. Tata cara untuk melakukan kasasi :
1) Pemohon kasasi mengajukan kasasi pada petugas kasasi dan
memberikan memori kasasi dan itu harus wajib
2) Petugas kasasi wajib mencatat permohonan kasasi tersebut
supaya dapat didaftarkan
3) Pemohon kasasi membayar biaya perkara ke kasir
4) Dan kasir menerima biaya perkara tersebut
5) Panitera muda menerima permohonan kasasi dan selanjutnya
menunjukkan juru sita pengganti
6) Panitera atau sekretaris memeriksa permohonan banding dan
tangan tangan tersebut
7) Juru sita pengganti mengirim pemberitahuan kasasi untuk
dilakukan pemeriksaan berkas
8) Petugas kasasi selanjutnya menerima kontra memori kasasi
9) Juru sita pengganti mengirim kontra memori kasasi
10)Petugas kasasi mengirimkan bundle perkara ke Mahkamah Agung

Anda mungkin juga menyukai