System Integument
Pada kulit akan mengalami perubahan berikut :
Struktur anatomis
1) Lapisan epidermis
a. Lapisan keranosit : tebalnya berkurang, daya adhesi kurang, terjadi perubahan
secara morfologis dan kandungan air pada stratum korneum berkurang sehingga kulit
menjadi kering dan kasar.
b. Lapisan stratum basale : mengalami perubahan ukuran dan bentuk, reduplikasi pada
lamina densa serta ruan antar sel keranosit menjadi bertambah lebar.
c. Perbatasan dermis dan epidermis lebih datar sehingga pemberian nutrisi berkurang
pada epidermis akibat lapisan tersebut bila terjadi trauma akan mudah robek dan
abrasi ( bula ).
d. Sel melanosit jumlahnya berkurang, hal ini mengakibatkan terjadinya pigmentasi kulit
tidak teratur, sebagain dampak lainnya insiden neoplasma kulit meningkat yang
disebabkan oleh sel melanosit menyerap ultra violet.
e. Sel-sel langerhans menurun, akibatnya : respon kekebalan seluler kulit tergangggu
sehingga pembentukan antigen terganggu, dampak lain terjadinya karsinoma kulit.
2) Lapisan dermis
a. Dermis atrofi, relative aseluler dan avaskuler, sel mati berkurang sehingga reaksi
hepersensitif menurun.
b. Sel fibroblast mengandung banyak reticulum endoplasmic yang kasar.
c. Serat kolagen jumlahnya berkurang disertai penebalan, kemampuan membengkak
berkurang dan susunannya tidak teratur sehingga kulit menjadi kendur ( lax ).
d. Jumlah glikosaminoglikan ( bahan dasar dermis ) berkurang sehingga viscoelastisitas
berubah.
e. Serat-serat elastic mengalami degradasi, anyaman serat hilang, akibatnya kulit
keriput dan kendur.
3) Jaringan sub kutis
a. Adanya atrofi pada muka, dorsum tangan dan tungkai bawah, hal ini mengakibatkan
hipotermi, telapak kaki mudah luka atau ulserasi.
b. Jaringan subkutis mengalami hipertrofi, pada laki-laki lebih banyak pada daerah
pinggang dan pada wanita pad paha.