Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI 1 UNGARAN
Jl. Diponegoro no 42, Ungaran Timur, Kab.Semarang. 50514

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A A.
Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Pentingnya bersikap asertif
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik dapat menyadari dan melatih diri untuk
berperilaku asertif
F Sasaran Layanan Kelas 11 semester 1
G Materi Layanan 1. Perilaku asertif
2. Manfaat dan pentingnya berperilaku asertif
3. Langkah-langkah bersikap asertif
H Waktu 1 Kali Pertemuan x 45 Menit
I Sumber Materi https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/08/03/meningka
tkan-kemampuan-asertif/

J Metode/Teknik Psikodrama
K Media / Alat Properti dan naskah drama
L Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Guru BK membuka dengan salam dan berdoa
2. Guru BK menyapa dan membina hubungan baik dengan
peserta didik
1. Tahap Awal / (menanyakan kabar, ice breaking)
Pedahuluan 3. Guru BK menyampaikan tujuan layanan bimbingan klasikal
4. Guru BK menjelaskan langkah-langkah bimbingan klasikal
1. Guru BK meminta beberapa peserta didik (sukarelawan)
untuk memberikan contoh sikap asertif / tidak asertif dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Guru BK membahas fenomena tersebut dengan bermain
psikodrama
2. Tahap Inti 3. Guru BK mengajak siswa untuk membahas fenomena
tersebut dengan bermain psikodrama
4. Guru BK pengarahan dan meminta siswa untuk bersiap-siap
dan menggunakan properti yang sudah disediakan
5. Guru BK mempersilahkan siswa untuk memulai bermain
psikodrama
6 Guru bimbingan dan konseling atau konselor
memperhatikan dan mendampingi saat siswa memainkan
drama
7. Guru BK meminta siswa untuk merefleksikan perasaanya
setelah memainkan peran
8. Guru BK mendiskusikan dengan siswa terkait perubahan
perasaanya
9. Guru BK meminta siswa mengukur seberapa besar siswa
bertindak asertif
10. Guru BK menyampaikan materi meningkatkan kemampuan
bertindak asertif.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang
terkait dengan materi layanan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses
yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
mengungkapkan dengan metode tanya jawab secara verbal/
lisan.
2. Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan kelompok secara lisan,
antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Guru BK menyampaikan : mudah dipahami/tidak
mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi

Ungaran, 18 Februari 2019

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK

Drs. Haryanto, M.Pd Hana Sih Setya Gumelar


NIP 19590810 198111 2 002 16104244004
Lampiran
Materi

Meningkatkan Kemampuan Asertif

Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan
kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan suatu gejala yang wajar dalam
kehidupan. Dalam hubungan tersebut komunikasi merupakan salah satu komponen yang penting. Corak
komunikasi akan banyak ditentukan oleh latar belakang orang yang berkomunikasi, seperti kebiasaan dan
kepribadian. Agar komunikasi berlangsung secara efektif seseorang perlu memiliki kemampuan asertif.
Kemampuan asertif adalah kemampuan untuk mengungkapkan perasaan seseorang dan menegaskan hak-
hak seseorang tetap menghargai perasaan dan hak orang lain. Kemampuan Asertif disintetiskan menjadi lima
aspek yaitu aspek ketegasan, tanggung jawab, percaya diri, kejujuran,dan menghargai orang lain.

Dalam hubungan interpersonal, perilaku seseorang terhadap orang lain dapat dikelompokkan menjadi
perilaku submisif, perilaku agresif dan perilaku asertif (Depdiknas, 2008). Submisif berasal dari bahasa inggris
yaitu submissive yang berarti bersikap tunduk, berhikmat, bersikap patuh. Jadi, perilaku submisif adalah
perilaku yang selalu tunduk, menerima apa adanya, kurang bisa menyatakan kebutuhan, perasaan, nilai dan
pemikiran sendiri, tidak bisa menolak dan membiarkan kebutuhan, pendapat, pikiran,penilaian orang lain
mendominasi pendapat, pikiran dan penilaian dirinya, walaupun sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang
dirasakan, yang penting tidak nasalah bagi orang lain. Akibat dari perilaku submisif, individu tesebut kurang
berani mengambil suatu keputusan, menghindari konflik, takut disalahkan, sehingga orang lain memberikan
respon negative terhadap dirinya.

Agresif berasal dari bahasa inggris yaitu aggressive yang berarti agresip, giat, bersifat menyerang, penuh
dengan insiatip. Perilaku agresif cenderung akan merugikan pihak lain, karena secara umum mereka hanya
mengutamakan hak, kepentingan, pendapat, kebutuhan dan perasaannya sendiri, mereka beranggapan
bahwa hanya dirinyalah yang benar, sehingga seringkali mempersalahkan, mempermalukan, menyerang
(secara verbal ataupun fisik), marah-marah, tidak mau mendengar, menuntut, mengancam, sindiran,
mengkritik, dan memberi komentar yang tidak enak didengar, menyatakan perasaan, kemauan dengan suara
keras, memaksakan kemauannya dituruti, ekspresi yang dikemukakan justru terkesan melecehkan,
menghina, merendahkan, sehingga tidak ada rasa saling menghargai. Mereka beranggapan agresip adalah
kemenangan walau dengan jalan apapun, namun mereka tidak menyadari hal tersebut akan membuat orang
lain jengkel serta akan berupaya untuk menjauhinya.

Asertif berasal dari bahasa inggris yaitu ascertain yang berarti menentukan, menetapkan. Joseph Wolpe
(Festerhem and Bear, 1995:22) mendefenisikan perilaku asertif sebagai perilaku individu yang penuh
keyakinan diri. Berdasarkan pengertian diatas dapat diartikan bahwa perilaku asetif adalah perilaku yang
merupakan pengungkapan perasaan, minat, pikiran, kebutuhan, pendapat yang dilakukan secara bijaksana,
adil, serta penuh keyakinan diri, tepat dan tegas, bertanggung jawab serta tetap memperhatikan
penghargaan atas kesetaraan dan hak orang lain. Sikap tegas artinya menuntut hak pribadi dan menyatakan
pikiran,perasaan dan keyakinan dengan cara langsung, jujur dan tepat dan bertanggung jawab. Perilaku
asertif membuat seseorang menjadi lebih percaya diri dan merasa berharga, memiliki konsep diri yang tepat
dalam kehidupan sehari-hari, serta memperoleh hubungan yang adil dengan orang lain dan orang lain akan
memberi respon yang positif terhadapnya. Asertif adalah ketegasan, keberanian menyatakan pendapat
sekaligus tetap menghormati dan peka terhadap kebutuhan orang lain, sehingga menemukan kompromi
yang sama-sama menguntungkan. Ketekunan, keyakinan diri, semangat, tanggungjawab, disiplin, dan
kesadaran diri yang dimiliki oleh individu yang asertif akan mempermudah untuk mencapai tujuannya.

Orang yang memiliki tingkah laku asertif adalah mereka yang menilai bahwa orang boleh berpendapat
dengan orientasi dari dalam, dengan tetap memperhatikan sungguh-sungguh hak-hak orang lain. Mereka
umumnya memiliki kepercayaan diri yang kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Steve
(2000: 87): Kemampuan asertif(ketegasan, keberanian menyatakan pendapat) meliputi tiga komponen dasar
yakni:
1. Kemampuan mengungkapkan perasaan (misalnya untuk mengungkapkan perasaan marah, hangat, dan
seksual)
2. Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka (mampu menyuarakan pendapat,
menyatakan ketidaksetujuan dan bersikap tegas, meskipun secara emosional sulit melakukan ini dan
bahkan sekalipun tidak mungkin harus mengorbankan sesuatu).
3. Kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi (tidak membiarkan orang lain mengganggu dan
memanfaatkan kita).

Faktanya dalam kehidupan sosial sehari-hari, banyak orang enggan bersikap asertif dan memilih bersikap
non asertif, seperti memendam perasaannya, berpura-pura, menahan perbedaan pendapat atau sebaliknya
dengan bersikap agresif. Keengganan ini umumnya karena dil si oleh rasa takut dan khawatir mengecewakan
orang lain, takut tidak diterima oleh kelompok sosialnya, takut dianggap tidak sopan, takut melukai perasaan
atau menyakiti hati orang lain, takut dapat memutuskan tali hubungan persaudaraan atau persahabatan,
dsb. Padahal, dengan membiarkan diri untuk bersikap non-asertif justru dapat mengancam hubungan yang
ada karena salah satu pihak kemudian akan merasa dimanfaatkan oleh pihak lain, tidak menyelesaikan
maslah-masalah emosional yang dihadapi, mnurunkan harga diri, atau bahkan dapat menjadi “bom waktu”
yang sewaktu-waktu dapat mengancam kelangsungan hubungan pribadi dan sosial dan kesehatan mental
seseorang, yaitu resiko terhadap timbulnya kecemasan dan stress.

Pengertian

Kemampuan asertif (Ketegasan) adalah kemampuan untuk mengungkapkan perasaan seseorang dan
menegaskan hak-hak seseorang tetap menghargai perasaan dan hak orang lain. Kemampuan asertif
merupakan suatu kemampuan seseorang agar tegas dalam mengambil keputusan dalam hidupnya dan
mempertahankan haknya. Asertif juga dapat diartikan suatu pernyataan tentang perasaan, keinginan dan
kebutuhan pribadi kemudian menunjukkan kepada orang lain dengan penuh percaya diri. Pendapat serupa
juga menjelaskan bahwa perilaku assertive adalah mengekspresikan perasaan, pikiran, dan harapan, dan
tetap mempertahankan hak sebagai insan manusia tanpa melanggar hak asasi orang lain (French, 1998 : 50).

Pada prinsipnya kemampuan asertif merupakan tingkah laku interpersonal yang mengungkap emosi secara
terbuka, jujur, tegas dan langsung pada tujuan sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi dan
dilakukan dengan penuh keyakinan diri dan sopan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang individu harus
bersikap asertif agar tidak dipandang sebelah mata oleh lingkungan. Menurut Corey (2007: 213) dengan
memilki kemampuan asertif akan membantu orang-orang yang mengalami masalah sebagai berikut :

1. Orang yang tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersingung.


2. Orang yang menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk
mendahuluinya.
3. Orang yang memiliki kesulitan untuk mengatakan ”tidak”.
4. Orang yang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon-respon positif
5. Orang yang merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan dan pikiran-pikiran sendiri.

Berdasarkan penelitian Schimmel, (Depdiknas 2008:32) menyatakan bahwa beberapa jenis perilaku asertif
yang perlu dilatihkan terutama adalah:

1. Berani mengemukakan pendapat, permintaan, kesukaan, dsb, yang menjadikan seseorang dihargai
sebagai manusia yang sederajat dengan manusia lain.
2. Mengekspresikan emosi‐emosi negatif (keluhan, kebencian, kritik, ketidaksetujuan, rasa tertekan,
kebutuhan untuk dibiarkan sendirian) dan menolak permintaan.
3. Memperlihatkan emosi‐emosi positif (senang, menghargai, menyukai seseorang, merasa tertarik),
memberikan pujian, dan menerima pujian dengan mengucapkan “terima kasih”.
4. Memulai, melaksanakan, mengubah, atau menghentikan percakapan secara menyenangkan, berbagi
perasaan, pendapat, dan pengalaman dengan orang lain.
5. Mengatasi ketersinggungan sebelum kemarahan makin meningkat dan meledak menjadi agresi.

Karakteristik Kemampuan Asertif

Latihan asertif merupakan salah satu teknik dalam konseling behavioral yang menitikberatkan pada kasus
yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya. Menurut Sofyan (2009:
72) menjelaskan bahwa latihan asertif merupakan suatu teknik untuk membantu klien dalam hal-hal berikut:
(1) Tidak dapat menyatakan kemarahannya atau kejengkelannya, (2) Mereka yang sopan berlebihan dan
membiarkan orang lain mengambil keuntungan dari padanya, (3) Mereka yang mengalami kesulitan dalam
berkata ”tidak”. Adapun karakteristik kemampuan asertif, antara lain adalah:

1. Mendorong seseorang untuk bersikap jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan
perasaan. Mengajarkan untuk melakukan suatu penolakan dengan tetap memperhatikan dan
menghormati hak-hak orang lain.
2. Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
3. Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.
4. Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.
5. Mencari solusi bersama dan keputusan.
6. Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.
7. Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati..
8. Mendiskripsikan fakta, bukan menilai serta tidak menggeneralisir.
9. Menggunakan permulaan kata : “Saya” dan bukan “Kamu”.

Karakteristik Orang yang Asertif

Secara umum, orang yang asertif dicirikan dengan sikapnya yang terbuka, jujur, sportif, adaptif, aktif, positif,
dan penuh penghargaan terhadap diri sendirimaupun orang lain. Beberapa ciri lain, diantaranya adalah:

1. Mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan dirinya, baik secara verbal maupun non
verbal secara bebas, tanpa perasaan takut, cemas, dan khawatir.
2. Mampu menyatakan “tidak” pada hal-hal yang memang dianggap tidak sesuai dengan kata hati atau
nuraninya.
3. Mampu menolak permintaan yang dianggap tidak masuk akal, berbahaya, negatif, tidak diinginkan,
atau dapat merugikan orang lain.
4. Mampu untuk berkomunikasi secara terbuka, langsung, jujur, terus terang sebagaimana mestinya
5. Mampu menyatakan perasaannya secara jelas, tegas, jujur, apa adanya, dan sopan.
6. Mampu untuk meminta tolong pada orang lain pada saat kita memang membutuhkan pertolongan.
7. Mampu mengekspresikan kemarahan, ketidak setujuan, perbedaan p ngan secara proporsional.
8. Tidak mudah tersingung, sensitif, dan emosional.
9. Terbuka untuk ruang kritik.
10. Mudah berkomunikasi, hangat, dan menjalin hubungan sosial dengan baik.
11. Mampu memberikan p ngan secara terbuka terhadap hal-hal yang tidak sepaham.
12. Mampu meminta bantuan, pendapat, atau p ngan orang lain ketika sedang menghadapi masalah.

Manfaat Kemampuan Asertif

Kemampuan asertif ini sangat bermanfaat sekali dalam membentuk mental komunikasi yang baik dan
memberi penolakan dengan tetap menghargai dan menghormati orang lain, selain itu dengan memiliki
kemampuan asertif maka seorang individu juga dapat memperoleh manfaat, antara lain :

1. Kemampuan asertif membuat seseorang merasa bertanggung jawab dan konsekuen untuk
melaksanakan keputusannya sendiri. Dalam hal ini, ia bebas untuk mengemukakan berbagai
keinginan, pendapat, gagasan dan perasaan secara terbuka sambil tetap memperhatikan perasaan
orang lain. Citra dirinya akan terlihat sebagai sosok yang berpendirian dan tidak terjebak pada
eksploitasi yang merugikan dirinya sendiri. Dengan demikian, akan timbul rasa hormat dan
penghargaan orang lain yang berpengaruh besar terhadap pemantapan eksistensi dirinya ditengah-
tengah khalayak luas.
2. Meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri.
3. Membantu untuk mendapatkan perhatian dari orang lain
4. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
5. Dapat berhubungan dengan orang lain dengan konflik, kekhawatiran dan penolakan yang lebih
sedikit.
6. Meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengekspresikan diri sendiri.

Langkah- Langkah Untuk Menjadi Asertif


Didalam latihan asertif onselor berusaha memberikan keberanian kepada klien dalam mengatasi kesulitan
terhadap orang lain. Beberapa langkah-langkah untuk menjadi asertif, antara lain:

1. Menjadi pendengar aktif. Pastikan kamu menunjukan kepada mereka kalau kamu mendengarkan
dan paham (misalnya dengan membuat kontak mata). Jangan memanfaatkan waktu mendengar
untuk mempersiapkan serangan balik.
2. Mengatakan apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan. Jangan terlalu memaksa ataupun terlalu
meminta maaf. Pada saat berbicara perhatikan body language (bahasa tubuh) kamu, pastikan postur
tubuh sesuai (seperti berdiri tegak), membuat kontak mata, ekspresi wajah yang sesuai, dan
berbicara cukup keras untuk didengar. Nada suara jangan monoton agar orang lain mudah
mengikuti-mu dan tidak merasa terganggu atau bosan.
3. Mengatakan apa yang diharapkan serta mengupayakan untuk berani. mengatakan ”ya ”dan ”tidak”
saat kita inginkan, Berani membuat sebuah permintaan, dan mengkomunikasi perasaan kita dengan
cara terbuka dan langsung. Kita harus belajar untuk mengadaptasikan sifat kita pada beragam situasi
kerja, menjaga jaringan pertemanan, dan membangun hubungan yang dekat. Saat membuat
pernyataan (langkah 2 dan langkah 3).
4. Menggunakan pernyataan saya (statement) dan bukan Anda atau orang lain spesifik dan jangan
umum, mengekspresikan perasaan dan opini Anda (bertanggung jawab), tidak menilai orang lain saat
tidak diperlukan (menilai bukan untuk tujuan konstruktif), tidak memperluas / membesar-besarkan
masalah.

Tujuan utama latihan asertif adalah untuk mengatasi kecemasan yang dihadapi oleh seseorang akibat
perlakuan yang dirasakan tidak adil oleh lingkungannya, smeningkatkan kemampuan untuk bersikap jujur
terhadap diri sendiri dan lingkungan, serta meningkatkan kehidupan pribadi dan sosial agar lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai