Anda di halaman 1dari 12

1.

F1- Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Judul: Edukasi pentingnya pencegahan dan pemeriksaan dini Hipertensi pada Lansia

Tempat : POSYANDU LANSIA di Musholla Al-Jalil Serasan Jaya, Perumnas, Sekayu, Musi
Banyuasin (Sabtu, 19 Februari 2022)

Latar Belakang:

Hipertensi merupakan kondisi medis dengan prevalensi tinggi. Kasus hipertensi global
diestimasi sebesar 22% dari total populasi dunia. Sekitar 2/3 dari penderita hipertensi berasal
dari negara ekonomi menengah ke bawah (Kemenkes, 2019). Pada tahun 2015 diperkirakan
bahwa 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 5 perempuan menderita hipertensi (WHO, 2019).

Secara nasional hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dengan
tekanan darah tinggi sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan
36,85% lebih tinggi dibanding dengan laki-laki 31,34%. 2 Prevalensi di perkotaan sedikit
lebih tinggi 34,43% dibandingkan dengan perdesaan 33,72% (Riskesdas, 2018).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai
130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa
memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya
berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.

Permasalahan:

- Masyarakat belum mengerti diet hipertensi

- Pentingnya pemeriksaan rutin bagi Lansia yang menderita Hipertensi

- Kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahayanya Hipertensi.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi:

- Dilakukannya pemeriksaan fisik, Pemberian obat, serta Penyuluhan dengan topik


Pencegahan Hipertensi

Pelaksanaan:

 Penyuluhan dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Februari 2022 pukul 09.00 di Musholla
Al-Jalil Serasan Jaya, Perumnas, Sekayu, Musi Banyuasin.

 Kegiatan dihadiri oleh 4 orang kader Kesehatan, 3 orang KKN.

 11 orang masyarakat yang terdiri dari 8 pasien yang menderita hipertensi

 Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 1-2 jam, menyampaikan pengertian


Hipertensi, factor resiko, komplikasi, pemberian obat serta pencegahan Hipertensi
 Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, peserta sangat antusias, dan beberapa peserta
mengajukan beberapa pertanyaan kepada kader kesehatan

Monitoring:

Masyarakat mulai memahami pentingnya pencegahan Hipertensi dan pemeriksaan dini


Hipertensi ke fasilitas kesehatan terdekat.

2. P2P
Judul: Pelayanan Screening Vaksinasi Covid-19 Booster

Tempat : Auditorium kantor Satpol PP Kabupaten Musi Banyuasin, Kamis 24 Februari 2022
Pukul 08.30-12.00 WIB

Terdiri dari anggota Satpol PP yang berusia 18 tahun keatas dan telah dilakukan vaksinasi
dosis 1 dan 2 dalam kurun waktu 6 bulan sebelumnya

Latar Belakang:

Vaksinasi CQVID-19 Dosis Lanjutan (booster) adalah vaksinasi CQVID-19 setelah


seseorang mendapat Vaksinasi Primer Dosis Lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan. Sasaran Vaksinasi Program
Oosis Lanjutan (booster) adalah masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas yaitu
kelompok lanjut usia dan penderita imunokompromais.

Syarat penerima vaksin dosis lanjutan (booster) adalah:

a. Calon penerima vaksin menunjukkan NIK dengan membawa KTP/KK atau melalui
aplikasi Peduli Lindungi;

b. Berusia 18 tahun ke atas; dan

c. Telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya

Pemberian dosis lanjutan (booster) dilakukan melalui dua mekanisme yaitu: a. Homolog,
yaitu pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang sama
dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya b. Heterolog, yaitu
pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan
vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya

Regimen dosis lanjutan (booster) yang diberikan pada bulan Januari 2022 yaitu:

a. Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan: • Vaksin Astra Zeneca,
separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml. • Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15
ml.
b. Untuk sasaran dengan dosis primer Astra Zeneca maka diberikan: • Vaksin Modema ,
separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml. • Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15
ml.

c. Bila ada regimen dosis lanjutan yang baru untuk Vaksinasi Program akan disampaikan
kemudian.

Permasalahan:

- Belum terpenuhinya target vaksinasi booster di Indonesia

- Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap vaksin booster

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi:

- Dilakukannya Screening, Suntik Vaksinasi serta edukasi kepada peserta

Pelaksanaan:

 Penyuluhan dilaksanakan pada hari Kamis 24 Februari 2022 Pukul 08.30-12.00 WIB
di Auditorium kantor Satpol PP Kabupaten Musi Banyuasin.

 Kegiatan dihadiri oleh 9 kader kesehatan puskesmas balai agung.

 Jumlah peserta yang melakukan vaksinasi adalah 205 peserta yang terdiri dari 201
jajaran dan anggota satpol PP serta 4 orang masyarakat umum.

- Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 3 jam, dengan melakukan screening,


Suntik Vaksinasi, efek samping vaksin serta edukasi kepada peserta.

 Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, dengan peserta sangat antusias untuk
melakukan vaksinasi.

Monitoring:

Masyarakat mulai mendapatkan vaksin booster untuk perlindungan terhadap virus covid-19
dan omicron

3. P2P
Judul: Vaksinasi dosis ke 2 untuk siswa-siswi Sekolah dasar menurut usia 6-11 tahun

Tempat : Jum’at 25 Februari 2022, pukul 08.00-12.00 WIB di M.I. Istiqomah Sekayu,
KabupatenMusi Banyuasin

Terdiri dari siswa-siswi SD MI Istiqomah dari kelas 1 – 6 yang sudah melakukan vaksin 1
dengan jarak 1 bulan sebelumnya.

Latar Belakang:
Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan
tidak menjadi sumber penularan.

Saat ini sudah dikeluarkannya izin penggunaan dalam keadaan emergensi vaksin
Coronavac® produksi Sinovac untuk anak berusia 6-11 tahun oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM). Proporsi kasus anak terinfeksi COVID-19 13% (Data Satuan Tugas
COVID-19 Nasional 16 Desember 2021).

Vaksin Coronavac® diberikan secara intramuskular dengan dosis 3µg (0,5 ml) sebanyak dua
kali pemberian dengan jarak dosis pertama ke dosis kedua yaitu 4 minggu

Anak dapat tertular dan atau menularkan virus corona dari dan ke orang dewasa disekitarnya
(orangtua, orang lain yang tinggal serumah, orang yang datang ke rumah, teman atau guru di
sekolah pada pembelajaran tatap muka) walau tanpa gejala.

Permasalahan:

- Belum terpenuhinya target vaksinasi anak di Indonesia

- Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap vaksin covid 19 untuk


anak

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi:

- Dilakukannya Screening, Suntik Vaksinasi serta edukasi kepada peserta

Pelaksanaan:

 Penyuluhan dilaksanakan pada hari Jum’at 25 Februari 2022, pukul 08.00-12.00 WIB
di M.I. Istiqomah Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin.

 Kegiatan dihadiri oleh 10 kader kesehatan puskesmas balai agung.

 Jumlah siswa-siswi yang melakukan vaksinasi adalah 592 orang yang terdiri dari
sekitar 300 perempuan dan sekitar 292 laki-laki.

 Terdapat 4 siswi yang harus ditunda vaksinasinya dikarenakan suhu tubuh meningkat
dan disarankan untuk dilakukan vaksinasi selanjutnya di puskesmas terdekat.

 Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 4 jam, dengan melakukan screening,


Suntik Vaksinasi, efek samping vaksin serta edukasi kepada siswa-siswinya.

 Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, dengan siswa-siswinya didampingi oleh


orang tua masing-masing dan mereka sangat antusias untuk melakukan vaksinasi.

Monitoring:
Anak mulai mendapatkan vaksinasi Covid-19 untuk perlindungan terhadap virus covid-19
dan omicron

4. F1- Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Judul: Edukasi dan konseling Diabetes Mellitus dan pelaksanaan posyandu Lansia di Masjid An-Nur
Sekayu

Tempat : Hari Sabtu tanggal 14 Februari 2022 Pukul 09.00 WIB-11.00 WIB di di Masjid An-Nur
Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin

Sasaran Posyandu Lansia adalah Pasien Lansia yang ada di Posbindu As-Salam di masjid An-Nur
Sekayu

Latar Belakang:

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi
fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap
insulin (WHO, 1999).

Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari batas
maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum
usia 70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70
tahun lebih tinggi di Negara negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-
negara berpenghasilan tinggi. (WHO Global Report, 2016).

Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus
diwaspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita
diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak
makan/ mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak
anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali
sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

o Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia,
penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal
pada kulit).

o Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali
muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika
penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya
lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan
umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada
pembuluh darah dan syaraf.
Permasalahan:

- Kurangnya pengetahuan masyarakat akan Diabetes Mellitus


- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan pemeliharaan Diabetes
Mellitus
- Masyarakat masih menganggap remeh kepatuhan minum obat Diabetes Mellitus

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi:

- Dilakukannya pemeriksaan fisik, Pemberian obat, dan konseling peserta Lansia mengenai
Diabetes Mellitus

Pelaksanaan:

 Penyuluhan dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 14 Februari 2022 Pukul 09.00 WIB-11.00
WIB di di Masjid An-Nur Sekayu, kabupaten Musi Banyuasin
 Kegiatan dihadiri oleh 9 orang kader Kesehatan yang terdiri dari 4 kader kesehatan dari
Puskesmas Balai Agung dan 5 orang anggota kader kesehatan di Posbindu As-Salam.
 Peserta berjumlah lebih kurang 56 Lansia.
 Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 2 jam, dengan melakukan pemeriksaan fisik,
Pemberian obat, dan konseling peserta Lansia mengenai diabetes mellitus
 Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, beberapa peserta aktif terutama saat dilakukan sesi
konseling Diabetes Mellitus.

Monitoring:

Masyarakat mulai memahami pentingnya pencegahan dan pemeliharaan Diabetes Mellitus

Masyarakat mulai memahami komplikasi Diabetes Mellitus

Masyarakat mulai patuh dalam minum obat Diabetes Mellitus

5. Judul: Penyuluhan dan Pemeriksaan Tes HIV Pada Peserta WPS


Tempat : Hari Rabu tanggal 9 Maret 2022 Pukul 14.00 WIB-15.00 WIB di Belakang Mako
Polsek Sekayu Jln. Kol. Wahid Udin Sekayu

Sasaran adalah WPS yang bekerja dan tinggal di belakang Mako Polsek Sekayu

Latar Belakang:

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur,
daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS
(acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada
tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma,
cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air,
keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam
tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi
HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat
meningkatkan harapan hidup penderita.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus
infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada
heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik
(penasun), dan pekerja seks.

Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Di tahun 2019,
tercatat ada lebih dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600
orang.

Permasalahan:

- Kurangnya pengetahuan WPS mengenai penyakit HIV/AIDS


- Kurangnya kepedulian WPS terhadap kesehatan diri sendiri
- Peserta WPS tidak melakukan pemeriksaan HIV/AIDS secara rutin
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi:

- Dilakukannya penyuluhan tentang HIV dan pentingnya pencegahan dan pemeriksaan


dini HIV/AIDS dan dilakukan pemeriksaan tes HIV/AIDS pada peserta WPS
Pelaksanaan:

 Penyuluhan dan Pemeriksaan HIV dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 9 Maret
2022 Pukul 14.00 WIB-15.00 WIB di Belakang Mako Polsek Sekayu Jln. Kol. Wahid
Udin Sekayu
 Kegiatan dihadiri oleh 5 orang kader Kesehatan dan 2 dokter dan 1 Lembag Swadaya
Masyarakat
 Peserta berjumlah 15 orang yang terdiri dari 1 laki-laki dan 14 perempuan.
- Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 1 jam, dengan melakukan penyuluhan
tentang HIV dan pentingnya pencegahan dan pemeriksaan dini HIV/AIDS dan
dilakukan pemeriksaan tes HIV/AIDS pada peserta WPS
 Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, beberapa peserta sangat kooperatif baik saat
dilakukan pemeriksaan maupun penyuluhan. Bahkan beberapa peserta mengajukan
pertanyaan kepada kader kesehatan.
Monitoring:

- WPS mulai mengetahui tentang penyakit HIV/AIDS


- WPS mulai peduli terhadap kesehatan diri sendiri
- WPS mulai melakukan pemeriksaan HIV/AIDS secara rutin

6. F1- Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Judul: Penyuluhan dan pembinaan Kesehatan Reproduksi POSYANDU Remaja Milenial
Balai Agung

Tempat : Hari Sabtu tanggal 12 Maret 2022 Pukul 16.00 WIB-17.30 WIB di POSYANDU
Remaja Milenial Balai Agung, Selarai RT 18 RW 05 Sekayu

Sasaran Posyandu remaja adalah Peserta remaja berusia 10-19 tahun di POSYANDU
Milenial Selarai RT 18 RW 05 Sekayu

Latar Belakang:

Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh, dan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait (Departemen Kesehatan RI.2006).

Kegiatan Posyandu Remaja merupakan salah satu kegiatan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (remaja), kegiatan dilakukan untuk memantau kesehatan remaja dengan
melibatkan remaja itu sendiri. Tidak hanya itu, posyandu remaja juga merupakan tempat
untuk pemberian informasi kesehatan maupun informasi penting lainnya kepada remaja
secara rutin setiap bulannya.

Berdasarkan data Profil Remaja Indonesia pada tahun 2021 dari 270.203.917 Jumlah populasi
penduduk Indonesia, 2/3 berada di Usia Produktif dan 17% nya yaitu sekitar 46 juta dari
populasi penduduk di Indonesia adalah remaja (Usia 10-19 tahun).

Berdasarkan hasil survey Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia Tahun 2015 didapatkan
bahwa 8,26% pelajar laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18 tahun pernah
melakukan hubungan seksual, tentu hal ini akan memberi dampak pada meningkatnya
penyakit kesehatan reproduksi pada remaja.

Permasalahan:

- Kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi


- Masih banyaknya remaja yang melakukan sex bebas
- Kurang rutinnya remaja untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mereka di fasilitas
kesehatan yang ada
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi:

- Dilakukannya pemeriksaan fisik, senam bersama peserta, pengukuran berat badan,


tinggi badan dan lingkar lengan atas serta Penyuluhan dan konseling kesehatan
reproduksi pada remaja
Pelaksanaan:

 Penyuluhan dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 12 Maret 2022 Pukul 16.00 WIB-
17.30 WIB di POSYANDU Remaja Milenial Balai Agung, Selarai RT 18 RW 05
Sekayu
 Kegiatan dihadiri oleh 4 orang kader Kesehatan, 2 dokter dan Bapak serta Ibu RT 18
RW 05
 Peserta berjumlah 8 orang yang terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan.
- Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam, dengan melakukan pemeriksaan
fisik, senam bersama peserta, pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar
lengan atas serta Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi pada remaja
 Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, beberapa peserta sangat kooperatif baik saat
dilakukan pemeriksaan maupun penyuluhan dan konseling. Bahkan beberapa peserta
mengajukan pertanyaan kepada kader kesehatan.
Monitoring:

- Remaja mulai mengetahui masalah kesehatan reproduksi


- Remaja mulai menjauhi sex bebas
- Remaja mulai rutin mengikuti Posyandu Remaja demi memonitoring pertumbuhan
dan kesehatan mereka

7. P2P
Judul: Penyelenggaraan Vaksinasi Dosis 1,2 dan 3 Serentak Seluruh Indonesia di Mako
Polsek Sekayu

Tempat : Selasa 8 Maret 2022 Pukul 08.00-13.00 WIB di Halaman depan Kantor Mako
Polsek Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin,

Terdiri dari seluruh lapisan masyarakat yang belum melakukan vaksinasi Covid-19 dimulai
dari dosis 1,2 dan 3

Latar Belakang:
Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan
tidak menjadi sumber penularan.

Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik


Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau
milik masyarakat/swasta yang memenuhi persyaratan, meliputi:

 Puskesmas, Puskesmas Pembantu

 Klinik

 Rumah Sakit dan/atau

 Unit Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Dalam pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia, pemerintah mengupayakan


ketersediaan vaksin terpenuhi untuk setidaknya 208.265.720 penduduk untuk tercapainya
kekebalan kelompok.

Upaya-upaya pengadaan vaksin ini dilakukan melalui perjanjian bilateral dan perjanjian
multilateral seperti COVAX Facility bersama GAVI dan WHO, ataupun donasi yang
diberikan oleh negara-negara sahabat.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia sudah memberikan izin penggunaan darurat
pada 10 jenis vaksin COVID-19, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer,
Novavax, Sputnik-V, Janssen, Convidencia, dan Zifivax.

Masing-masing dari jenis vaksin ini memiliki mekanisme untuk pemberiannya masing, baik
dari jumlah dosis, interval pemberian, hingga platform vaksin yang berbeda-beda, yakni
inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.

Sampai saat ini dari.265.720 dosis pertama telah tercapai sasaran target vaksinasi sebesar
93,03% yaitu sebesar 193.758.107208 telah divaksin. Dosis kedua dari.265.720 penduduk
telah tercapai sasaran target vaksinasi sebesar 73,00% dari 152.043.831 telah divaksin.

Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (booster) adalah vaksinasi COVID-19 setelah


seseorang mendapat Vaksinasi Primer Dosis Lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan. Sasaran Vaksinasi Program
Dosis Lanjutan (booster) adalah masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas yaitu
kelompok lanjut usia dan penderita imunokompromais.

Permasalahan:

- Belum terpenuhinya target vaksinasi baik 1,2, dan 3 di Indonesia

- Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19


Perencanaan dan Pemilihan Intervensi:

- Dilakukannya Screening, Suntik Vaksinasi Covid-19 dosis 1,2 dan 3 serta edukasi
kepada masyarakat

Pelaksanaan:

 Pelaksanaan vaksinasi dilaksanakan pada hari Selasa 8 Maret 2022 Pukul 08.00-13.00
WIB di Halaman depan Kantor Mako Polsek Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin

 Kegiatan dihadiri oleh 10 kader kesehatan dan 2 dokter dari puskesmas balai agung
dan sekitar 10 kader kesehatan dan 1 dokter dari Puskesmas Lumpatan

 Jumlah masyarakat yang melakukan vaksinasi yang dilakukan oleh puskesmas Balai
Agung adalah 251 masyarakat dari berbagai usia mulai dari anak-anak, remaja,
dewasa dan lansia.

 Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 4-5 jam, dengan melakukan screening,
Suntik Vaksinasi Covid-19 dosis 1,2 dan 3 serta edukasi kepada masyarakat

 Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, dengan masyarakat sangat antusias untuk
melakukan vaksinasi.

Monitoring:

Masyarakat mulai mendapatkan vaksinasi secara keseluruhan muali dari berbagai usia baik
anak, remaja, dewasa maupun lansia.

8. F1- Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Judul: Pemeriksaan Kesehatan dan Tracing TB serta Pembinaan Kesehatan WBP di Lapas
Kelas II B Sekayu

Tempat : Hari Rabu tanggal 9 Maret 2022 Pukul 10.00 WIB-12.00 WIB Lapas Kelas II B
Sekayu, Musi Banyuasin

Sasaran pemeriksaan dan pembinaan kesehatan WBP adalah para peserta yang berada di
Lapas kelas II B Sekayu

Latar Belakang:

Kesehatan merupakan salah satu hak dasar yang harus dipenuhi oleh Negara bagi seluruh
warga negaranya tanpa terkecuali, begitu juga bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
yang menjadi tanggung jawab Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara
(Lapas/Rutan) yang harus mendapat pelayanan kesehatan dan perawatan yang baik.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan pada Pasal 14


salah satunya mengatur hak pelayanan kesehatan dan konsumsi di lembaga pemasyarakatan.
Hal tersebut memberikan kepastian hukum terhadap kewajiban memberikan pelayanan
seoptimal mungkin agar tujuan pemasyarakatan tercapai. 

Pelayanan yang tersedia bersifat komprehensif yang meliputi penyuluhan kesehatan,


pemeriksaan kesehatan, pengobatan, rujukan ke pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan.

Pelayanan Kesehatan tersebut gratis karena merupakan hak WBP sebagaimana diatur juga
dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1999 pasal 14 ayat 1 bahwa setiap
narapidana dan Anak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak

Permasalahan:

- Tingginya resiko penyebaran penyakit menular di Lapas


- Kurang pedulinya peserta Lapas terhadap kesehatan diri sendiri
- Kurangnya higienitas diri sendiri sehingga menjadi faktor resiko untuk timbulnya
penyakit
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi:

- Dilakukannya pemeriksaan fisik, pengukuran berat badan, tinggi badan, pemeriksaan


sputum TB dan pemberian obat serta edukasi dan konseling kesehatan kepada peserta
Lapas
Pelaksanaan:

 Penyuluhan dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 9 Maret 2022 Pukul 10.00 WIB-
12.00 WIB Lapas Kelas II B Sekayu, Musi Banyuasin
 Kegiatan ini dihadiri oleh 8 orang kader Kesehatan, 1 dokter Puskesmas Balai Agung
dan 1 kader kesehatan lapas
 Peserta berjumlah lebih kurang 61 orang
- Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 2 jam, dengan melakukan pemeriksaan
fisik, pengukuran berat badan, tinggi badan, pemeriksaan sputum TB dan pemberian
obat serta edukasi dan konseling kesehatan kepada peserta Lapas
 Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, beberapa peserta sangat kooperatif baik saat
dilakukan pemeriksaan.
Monitoring:

- Peserta Lapas bias mengetahui keadaan kesehatan dirinya sendiri


- Tercapainya pencegahan penularan penyakit di Lapas Kelas II B Sekayu

Anda mungkin juga menyukai