Identitas :
Nama : An. R
Umur : 3,5 tahun
BB : 11 Kg
TB : 98 cm
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Soak Baru
S : Pasien datang ke puskesmas Balai Agung diantar oleh Ibunya meminta rujukan untuk
control ulang ke rumah sakit karena terdapat kelainan kaki bengkok ke dalam sejak
pasien lahir
O:
KU Compos Mentis
E4M6V5
N 100x/menit/
R 23x/menit
S 36
Status Generalis :
Kepala : normocephal
Rambut : hitam, tidak mudah rontok
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : normotia, sekret/perdarahan (-/-), secret (+)
Hidung : simetris, sekret (-/-), deviasi (-), epistaksis (-)
Mulut : simetris
Lidah : pucat (-)
Leher : peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-)
Paru
Inspeksi : Normochest, deformitas (-), simetris, lesi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus taktil kanan=kiri dan ekspansi dada normal
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 linea axilla anterior
Auskultasi : BJ I-I regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar , massa (-), lesi (-)
Auskultasi : BU (+) normal 8x/menit
Palpasi : nyeri tekan (-) hipergastric, hepatosplenomegali (-/-)
Ekstremitas
Superior : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Inferior : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Status Lokalis :
Pada pedis dextra dan sinistra terdapat fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai,
adduksi kaki depan dan rotasi media dari tibia.
A:
DX : Talipes Equinovarus
P:
Rujuk Ortopedi
KIE
Edukasi makan makanan bergizi
Edukasi untuk sering control ke rumah sakit
F1- Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Judul: Pemeriksaan Kesehatan dan Tracing TB serta Pembinaan Kesehatan WBP di Lapas
Kelas II B Sekayu
Tempat : Hari Rabu tanggal 9 Maret 2022 Pukul 10.00 WIB-12.00 WIB Lapas Kelas II B
Sekayu, Musi Banyuasin
Sasaran pemeriksaan dan pembinaan kesehatan WBP adalah para peserta yang berada di Lapas
kelas II B Sekayu
Latar Belakang:
Kesehatan merupakan salah satu hak dasar yang harus dipenuhi oleh Negara bagi seluruh warga
negaranya tanpa terkecuali, begitu juga bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang
menjadi tanggung jawab Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara (Lapas/Rutan)
yang harus mendapat pelayanan kesehatan dan perawatan yang baik.
Pelayanan Kesehatan tersebut gratis karena merupakan hak WBP sebagaimana diatur juga dalam
Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1999 pasal 14 ayat 1 bahwa setiap narapidana dan
Anak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak
Permasalahan:
Penyuluhan dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 9 Maret 2022 Pukul 10.00 WIB-12.00
WIB Lapas Kelas II B Sekayu, Musi Banyuasin
Kegiatan ini dihadiri oleh 8 orang kader Kesehatan, 1 dokter Puskesmas Balai Agung
dan 1 kader kesehatan lapas
Peserta berjumlah lebih kurang 61 orang
- Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 2 jam, dengan melakukan pemeriksaan fisik,
pengukuran berat badan, tinggi badan, pemeriksaan sputum TB dan pemberian obat serta
edukasi dan konseling kesehatan kepada peserta Lapas
Kegiatan berjalan dengan sangat lancar, beberapa peserta sangat kooperatif baik saat
dilakukan pemeriksaan.
Monitoring:
Nama : Tn. A
Umur: 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
BB : 70 Kg
TB : 155 cm
S : Tn. A datang ke UGD puskesmas dengan keluhan terdapat luka di sepanjang telapak tangan
karena tertimpa pecahan kaca. Pasien mengatakan kejadian terjadi pada pukul 12.10, saat itu
pasien sedang mengelas kaca dan posisi pasien ada di bawah, terdapat kaca yang jatuh dari atas
lalu menimpa tangan kanan nya, perdarahan tidak berhenti meski sudah dibalut dengan kain,
karna darah yang mengalir banyak pasien pun dibawa oleh temannya ke puskesmas balai agung
O:
TTV
E4 M6 V5
TD : 100/90 mmHg
HR : 99x/menit
T : 36 C
RR : 20x/menit
SPO2 : 96 %
Status Generalis :
Kepala : normocephal
Mulut : simetris
Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus taktil kanan=kiri dan ekspansi dada normal
Jantung
Perkusi : dbn
Abdomen
Perkusi : timpani
Ekstremitas
Status Lokalis :
Terdapat vulnus punctum sebanyak 3 luka dengan luka paling besar memiliki panjang sekitar 3
cm dengan kedalaman sekitar 0,5-1 cm dan ukuran luka paling kecil sepanjang 1 cm dengan
kedalaman 0,5 cm, tepi luka teratur dan luka bersih, sudah tidak terdapat pecahan kaca
A:
MP 4 mg 2x1
KIE :
Luka dibiarkan dalam keadaan terbuka dan tetap menjaga kebersihan luka
Jika ada keluhan sperti kejang langsung periksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit
Identitas Pasien
Nama : An. MS
Umur: 3 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
BB : 18 Kg
TB : 100 cm
S : Seorang anak diantar oleh kedua orang tuanya ke IGD Puskesmas Balai Agung dengan
keluhan Hidung sebelah kanan kemasukan mainan sejak 1 hari yang lalu, Demam (-), Batuk (-),
Pilek (-)
O:
TTV
E4 M6 V5
HR : 99x/menit
T : 36 C
RR : 23x/menit
Status Generalis :
Kepala : normocephal
Hidung : simetris, sekret (-/-), deviasi (-), epistaksis (-), Nasal Cavity dextra (Corpus alienum
+ ), Epistaksis (-)
Mulut : simetris
Paru
Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus taktil kanan=kiri dan ekspansi dada normal
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Abdomen
Ekstremitas
Status Lokalis
Nasal Dextra
Chonca Media : Warna Sulit Dinilai, Permukaan Sulit dinilai, edema (-)
Pada Nasal dextra ditemukan Corpus alienum : Bentuk Segi empat, Ukuran +- 2 cm, Permukaan
Licin, Konsistensi Padat
A:
KIE :
Tempat : Hari Rabu 6 April 2022 Pukul 09.30-09.45 WIB di Puskesmas Balai Agung, Jl Dr.
Slamet No.241, Serasan Jaya, Kec. Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
Nama :Ny. Y
Umur : 25 Tahun
BB : 46 Kg
TB : 140 cm
TD : 100/70 mmHg
Latar Belakang:
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang dibedakan menjadi dua
macam yaitu DMPA (depot medroksiprogesterone asetat) dan kombinasi.
Suntik DMPA berisi depot medroksiprogesterone asetat yang diberikan dalam suntikan tunggal
150 mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu (Baziad, 2002).
a. Primer : Mencegah ovulasi Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
hormone (LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA, endometrium
menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Dengan pemakaian
jangka lama endometrium bisa menjadi semakin sedikit sehingga hampir tidak didapatkan
jaringan bila dilakukan biopsi, tetapi perubahan tersebut akan kembali normal dalam waktu 90
hari setelah suntikan DMPA berakhir.
b. Sekunder
1). Lendir servik menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa.
2). Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
Menurut BKKBN (2003), kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA yaitu :
Efek samping penggunaan suntik DMPA adalah gangguan haid, penambahan berat badan,
kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervotaksis dan jerawat.
Gangguan haid yang sering ditemukan berupa siklus haid yang memendek atau memanjang,
perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),
tidak haid sama sekali (amenore)
Pelaksanaan:
a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular
(IM) dalam daerah gluteus.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil/ isopropyl
alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kering baru disuntik.
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi
suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.
Identitas :
Nama : An. A
Umur : 3,5 Tahun
BB : 9 Kg
TB : 87 cm
Agama : Islam
Suku : Palembang
Alamat : Serasan Jaya
S : Pasien datang ke puskesmas Balai Agung diantar oleh Ibunya dengan keluhan timbul
lenting-lenting berisi air di area badan sudah dialami sejak 3 hari yll, pasien sebelumnya
demam sejak 2 hari yang lalu namun sekarang sudah tidak demam. Ibu pasien
mengatakan pasien sering menggaruk badannya karena gatal disertai beberapa lenting
sudah pecah.
O:
KU Compos Mentis
E4M6V5
N 85x/menit
R 25x/menit
S 36,2
Status Generalis :
Kepala : normocephal
Rambut : hitam, tidak mudah rontok
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : normotia, sekret/perdarahan (-/-)
Hidung : simetris, sekret (-/-), deviasi (-), epistaksis (-)
Mulut : simetris
Lidah : pucat (-)
Leher : peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-)
Paru
Inspeksi : Normochest, deformitas (-), simetris, lesi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus taktil kanan=kiri dan ekspansi dada normal
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 linea axilla anterior
Auskultasi : BJ I-I regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar , massa (-), lesi (-)
Auskultasi : BU (+) normal 8x/menit
Palpasi : nyeri tekan (-) hipergastric, hepatosplenomegali (-/-)
Ekstremitas
Superior : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Inferior : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Status lokalis
Pada regio corporis tampak polimorfik, tampak lesi berupa macula eritematosa terdiri
dari vesikel berdinding tipis dan seperti tetesan air berukuran miliar dan lenticular serta
krusta kehitaman
A:
DD : Campak, Rubella, Roseola infantum
DX : Varicella
P:
Paracetamol 120 mg Syr No.I S 3dd1 cth
Hidrokortison zalf 2,5% 2 dd 1 sue
Cetrizin 10 mg tab No.III
Dexamethason 0,5 mg tab No.V
mf Pulv No X S 2 dd 1
Vitamin B Complex 2 dd 1
KIE
Edukasi banyak minum air putih
Edukasi banyak makan makanan bergizi dan buah-buahan
Edukasi mengurangi garukan pada daerah yang gatal
Edukasi agar menjaga kebersihan badan