Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SANDIA TARISKA

NIM : 2107086

1. Perbedaan gender dan sek?


 Gender adalah karakteristik pria dan wanita yang terbentuk dalam masyarakat.
Gender cenderung merujuk pada peran sosial dan budaya dari perempuan dan laki-
laki dalam masyarakat tertentu
 Seks atau jenis kelamin adalah perbedaan biologis antara pria dan wanita. Perbedaan
biologis tersebut dapat dilihat dari alat kelamin serta perbedaan genetik.Seseorang
memiliki seks atau jenis kelamin sebagai perempuan, apabila ia memiliki vagina
dengan 46 kromosom XX. Sedangkan pria memiliki organ reproduksi berupa penis
dengan 46 kromosom XY.
 Seks terbentuk dengan alami, dapat dilihat sejak seorang individu lahir. Sedangkan
gender dibentuk oleh sosial dan budaya.Seks cenderung tidak bisa dipertukarkan,
bahwa penis adalah milik laki-laki dan vagina milik perempuan. Sementara itu,
gender bisa dipertukarkan. Misalnya, perempuan bisa bersifat maskulin dan laki-laki
ada yang bersifat feminim.

Perbedaan gender dengan seks dapat dengan lebih mudah diamati melalui tabel berikut:
Seks Gender
Biologis, dibawa sejak lahir (nature) Dibentuk oleh Sosial (nurture)
Tidak dapat diubah Dapat diubah
Bersifat Universal Berbeda di setiap budaya
Sama dari waktu ke waktu Berbeda dari waktu ke waktu

2. Sebutkan Akibat pelekatan sifat-sifat gender tersebut, timbul masalah ketidak adilan
(diskriminasi) gender?
Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender :
 Sub Ordinasi
Kondisi yang menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dari laki-laki.
contoh: seorang ibu yang tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dan
menyalurkan pendapat, Persyaratan melanjutkan studi untuk istri harus ada ijin
suami, dalam kepanitiaan perempuan paling tinggi pada jabatan sekretaris
 Stereotip Gender
Penandaan terhadap suatu kelompok tertentu yang seringkali merugikan dan
menimbulkan ketidakadilan,
contoh : Pekerjaan dirumah seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah
diidentikkan dengan pekerjaan perempuan atau ibu rumah tangga, Laki laki sebagai
pencari nafkah yang utama, harus diperlakukan dengan istimewa di dalam rumah
tangga, misalnya yang berkaitan dengan makan
 Beban Kerja
Beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan
jenis kelampin tertentu. Beban kerja yang dilakukan oleh jenis kelamin terlalu lebih
banyak. Bagi perempuan di rumah mempunyai beban kerja lebih besar dari pada laki
laki, 90% pekerjaan domestic/rumah tangga dilakukan oleh perempuan belum lagi
jika dijumlahkan dengan bekerja di luar rumah
contoh : perempuan yang memiliki peran dalam mengurus rumah tangga,
memastikan suami dan anak dalam keadaan baik, melahirkan, menyusui, atau dapat
dikatakan bahwa perempuan memiliki beban kerja majemuk tetapi seringkali tidak
dihargai dan tidak dianggap.
 Marginalisasi
Suatu proses peminggiran dari akses sumber daya atau pemiskinan yang dialami
perempuan akibat perubahan gender di masyarakat.
contoh : perempuan dianggap sebagai makhluk domestic dalam hal ini hanya
diarahkan untuk menjadi pengurus rumah tangga, baby sister pada umumnya adalah
perempuan.
 Kekerasan
Adanya perlakuan kasar atau tindakan yang bersumber dari sumber kekerasan salah
satunya kekerasan terhadap jenis kelamin tertentu yaitu Perempuan dengan
anggapan gender yang eksis dan diakui di masyarakat patriarki berpusat pada
kekuasaan laki-laki misal anggapan bahwa perempuan itu lemah,pasrah, dan
menjadi obyek seksual sehingga dalam konteks ini dikenal istilah  gender-based
violence.
Contoh : Suami memperketat istri dalam urusan ekonomi keluarga, Suami melarang
istri bersosialisasi di masyarakat, Istri mencela pendapat suami di depan umum, Istri
merendahkan martabat suami di hadapan masyarakat, Suami memukul istri

3. Kesehatan Reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan wanita, seperti misalnya
Keluarga Berencana, mengapa ?

 Karena Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi


seperti kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman dan pemakaian alat kontrasepsi.
Perempuan juga rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga (kekerasan
domestik) atau perlakuan kasar yang bersumber pada ketidak setaraan gender
sehuingga Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan
seperti KB
 Di bidang keluarga berencana (KB) ketimpangan gender sangat menonjol terutama
dalam penggunaan alat kontrasepsi. Dewasa ini pemakaian alat kontrasespsi lebih
banyak menyasar perempuan. Terjadinya ketimpangan seperti ini dipengaruhi oleh
ideologi gender masyarakat yang cenderung lebih banyak merugikan kaum
perempuan. Kemudian masyarakat menganggap ideologi gender yang sudah ada
merupakan sesuatu yang baku dan statis. Anggapan tersebut ada karena kurangnya
pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang gender itu sendiri. Untuk
memperbaiki kondisi ketimpangan menuju kesetaraan dan keadilan gender
diperlukan adanya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap konsep gender
serta kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga.
 Keluarga Berencana dalam hal ini adalah penggunaan alat kontrasepsi. Seperti
diketahui selama ini ada anggapan bahwa KB adalah identik dengan urusan
perempuan. Hal ini juga menunjukkan adanya budaya kuasa dalam pengambilan
keputusan untuk ber-KB. Dari peserta KB aktif sebanyak 425.960 peserta, peserta
KB wanita sebanyak 402.017(94,38%), sedangkan peserta KB pria sebanyak
23.943(5,62%).
 Faktor penyebab kesenjangan:
a. Lingkungan sosial budaya yang menganggap bahwa KBurusan perempuan,
bukan urusan pria/suami.
b. Pelaksanaan program KB yang sasarannya cenderungdiarahkan kepada kaum
perempuan.
c. Terbatasnya tempat pelayanan KB pria.
d. Rendahnya pengetahuan pria tentang KB.
e. Terbatasnya informasi KB bagi pria serta informasitentang hak reproduksi bagi
pria/suami danperempuan/istri.
f. Sangat terbatasnya jenis kontrasepsi pria.
g. Kurang berminatnya penyedia pelayanan pada KB pria.

4. Banyak isue gender yang berhubungan dengan masa remaja, sebutkan isue remaja yang
saat ini sering terjadi..
 Isu Gender Di Masa Remaja. Isu gender yang berkaitan dengan remaja perempuan,
antara lain : kawin muda, kehamilan remaja, umumnya remaja puteri kekurangan
nutrisi, seperti zat besi, anemia.
 Menginjak remaja, gangguan anemia merupakan gejala umum dikalangan remaja
putri. Gerakan serta interaksi social remaja puteri seringkali terbatasi dengan
datangnya menarche.
 Perkawinan dini pada remaja puteri dapat member tanggung jawab dan beban
melampaui usianya. Belum lagi jika remaja puteri mengalami kehamilan,
menempatkan mereka pada resiko tinggi terhadap kematian.
 Remaja putri juga berisiko terhadap pelecehan dan kekerasan seksual, yang bisa
terjadi di dalam rumah sendiri maupun di luar rumah.
 Remaja putri juga bisa terkena isu berkaitan dengan kerentanan mereka yang lebih
tinggi terhadap perilaku-perilaku steriotipi maskulin, seperti merokok, tawuran,
kecelakaan dalam olah raga, kecelakaan lalu lintas, ekplorasi seksual sebelum nikah
yang berisiko terhadap penyakit-penyakit Menular

Anda mungkin juga menyukai