Saya belum lama tinggal di perumahan Bukit Indah Asri, sebuah perumahan sederhana
yang antartetangga masih saling kenal dengan baik. Saya memiliki tetangga seorang ibu muda
yang menurut kabar burung, ia seorang “kupu-kupu malam”. Sebagai orang yang relatif baru,
saya tidak percaya begitu saja, saya tetap khusnuzon ( berprasangka bahwa beliau orang baik-
baik).
Ibu muda itu memiliki anak yang sedang lucu-lucunya, anak itu sedang masanya suka
berceloteh.
Kebetulan pada suatu pagi, di hari libur si ibu muda itu sedang berjalan-jalan lewat di
depan rumah saya sambil menggendong anaknya. Kami bertemu dan berbincang-bincang
tentang hasil pertemuan RT. Tiba-tiba tetangga saya, yang satunya lagi, Mas Moko, lewat dan ikut
bergabung. Setelah bertegur sapa dengan saya dan ibu muda itu, Mas Moko mencandai dan
mengajak bicara anak kecil yang dalam gendongan ibunya itu.
Mas moko : “Siapa namamu nak?”
Anak : “Tom and Jely.”
Mas Moko : “Bagus, pinter. Siapa nama kakakmu, nak?”
Anak : “Kak Toni dan Kak Lomi.”
Mas Moko : “Bagus pinter. Siapa nama mbahmu, nak?”
Anak : “Mbah Kangkung dan Mbah Puti.”
Mas Moko : “Bagus pinter. Siapa nama bapakmu, nak?
Anak : “Pak Joni dan Pak ....”
Tiba-tiba anak itu tidak melanjutkan nama orang tuanya, tetapi menangis menjerit-jerit,
“Sakit, sakit, ibu nakal!”
Saya jadi menduga ...
1. Tentukan struktur dari teks anekdot tersebut!
2. Bacalah teks anekdot berikut!
Karena tidak ada duit, seorang anak tidak terpaksa melanjutkan sekolah nya tetapi membantu
ayahnya dibengkel tambal ban.
Melihat anak yang masih kecil sudah bekerja seorang pelanggan bertanya kepada sang ayah,
Anaknya nggak sekolah, Pak!
Sang ayah menjawab Tidak ada biaya
Pelanggan itu berkata lagi, “Lho, sekolah kan gratis.”
Sang ayah pun menjelaskan, “Sekarang memang tidak ada lagi uang SPP seperti dulu. akan
tetapi, ada sumbangan suka rela yang besarnya sudah di tentukan. Meskipun sifatnya sukarela,
kalau tidak dibayar ya nggak bisa sekolah.”
Analisislah penggunaan ketepatan ejaan, tanda baca, dan keefektifan kalimat dalam teks
anekdot tersebut, kemudian suntinglah!.