Anda di halaman 1dari 21

KISI-KISI DAN BUTIR SOAL EVALUASI PEMBELAJARAN

Kelas : X (Sepuluh)
Tema : Teks Cerita Rakyat (Hikayat)
Alokasi Waktu : 45 menit
Jumlah Soal : 10 soal pilihan ganda dan 5 essay
Bentuk/Jenis Soal : Pilihan ganda dan Essay
Tujuan Pembelajaran 1. Melalui tayangan video menggunakan perangkat infocus dan tanya jawab, peserta didik dapat merangkum perbedaan struktur antara teks
hikayat dan cerpen
2. Melalui tayangan video hikayat‘Hikayat Putri Hijau’, secara berkelompok peserta didik dapat menguraikan perbedaan kaidah kebahasaan
yang terkandung dalam cerpen.
3. Setelah menyaksikan tayangan PPT nilai-nilai dan kebahasaan teks cerita rakyat dan cerpen secara diskusi kelompok, peserta didik dapat
membuat peta konsep kebahasaan teks chikayat dan cerpen dengan tepat.
4. Setelah melakukan diskusi secara kelompok, peserta didik dapat mengonversi teks hikayat ke dalam bentuk cerpen sesuai isi dan nilai
yang terkandung di dalamnya.

Jenjang
Indikator Pencapaian Bentuk Bobot Nomor Kemampuan
Kompetensi Dasar Indikator Soal Butir Soal Kunci Jawaban
Kompetensi Soal Soal Soal (C1-C6)

3.8 Membandingkan 3.6 3.8.1 Merangkum Disajikan PG 1 1 Bacalah teks hikayat berikut dengan C5 A
nilai-nilai dan perbedaan sebuah teks saksama!
kebahasaan struktur anekdot, Sebermula ada pun yang berjalan itu
antara teks pertama Maharaja Dandah, kemudian
cerita rakyat dan peserta didik
hikayat dan menjadi saya pikir itu Maharaja
cerpen. cerpen. menentukan
Baruang, dan menjadi kepala jalan
Menganalisis 3.8.2Menguraikan struktur dari
Maharaja Syahmar dan Raja Perkasa
struktur dan perbedaan teks hikayat. yang menjadi ekor sekali, dan
kebahasaan teks kaidah beberapa pula raja-raja sekalian isi
anekdot kebahasaan rimba itu berjalan dengan segala
yang rakyat tentaranya mengirimkan Tuan
Syekh Alim di rimba itu serta dengan
terkandung
dalam teks tempik soraknya. Adalah lakunya
hikayat dan seperti halilintar membelah bumi dari
cerpen sebab segala raja-raja yang tiada
terkira-kira banyaknya itu. Syahdan
3.8.3 Membuat
maka segala isi rimba yang di tanah
peta konsep itu pun berjeritanlah dan tiadalah
unsur-unsur berketahuan lagi membawa dirinya,
kebahasaan ada yang ke dalam lubang tanah ada
teks hikayat yang di celah-celah batu adanya.
dan cerpen. Menilik isinya, kutipan di atas
merupakan bagian … dari keseluruhan
alur cerita.
4.8 4.8 4.8.1Mengonversi
Mengembangkan
cerita rakyat hikayat ke a. eksposisi (pengenalan)
(hikayat) ke dalam bentuk b. komplikasi (pertikaian awal)
dalam bentuk cerpen sesuai c. konflik (pertentangan)
cerpen dengan d. puncak konflik (klimaks)
isi dan nilai
memperhatikan e. penyelesaian (falling action)
isi dan nilai-nilai yang
terkandung di
dalamnya.
Disajikan PG 1 2 Bacalah kutipan hikayat berikut! C4 C
sebuah teks Sebelum raja hindustan itu sediakala
hikayat, pekerjaanya pergi berburu juga maka
peserta didik pada suatu hari raja hindustan itu
dapat sedang berburu, lalu bertemu dua ekor
menemukan ular adapun ular yang betina itu terlalu
kaidah baik rupanya; maka yang jantansangat
kebahasaaan. jahat rupanya. Maka pada hati
baginda, “ bukan juga jodohnya ular
itu karena yang jantan itu amat jahat
rupanya dan yang betina itu elok
rupanya.” maka dihunusnya
pedangnya, lalu diparangkan kepada
ular jantan itu. Maka ular jantan itu
matilah. Maka ular betina itu pun
putus ekornya sedikit.
Hal yang mustahil dalam kutipan
tersebut adalah.....

A. Seorang manusia yang


menghukum hewan yang jahat.
B. Seorang manusia membunuh
tetapi salah sasaran.
C. Menilai jahat seekor hewan dari
wajahnya.
D. Pemburu membunuh hewan yang
dijumpai dihutan.
E. Pemburu membunuh hewan yang
dijumpai dihutan.
Disajikan PG 1 3 Bacalah kutipan hikayat berikut! C5 A
sebuah teks
hikayat, Kemudian,panglima peringgi berjalan
peserta didik diatas titian menuju dermaga bunga
mampu melur kembang cina.ia berdiri
menemukan diujung titi menunggu kedatangan
amanat yang gadis cik inam.sedangkan raja petukal
terkandung dan hulubalang yang bertujuh
dalam hikayat menunggu di geladak kapal dipangkal
tersebut. titi.
Raja petukal menunggu gadis cik
inam dengan perasaan
gelisah.sebentar-sebentar ia
memanjang lehernya memendang
keujung jalan untuk mebelum.kadang-
kadang ia merasa gerah.ia meminta
sebuah kipas dari pengawalnya,lalu
berkipas sendiri.”jangan lupa tugas
masing-masing,”hardik raja petukal
mengingatkan hulubang yang bertujuh
satu persatu.”kalau kalian berbuat
bodoh,aku penggal leher
kalian.mengerti?”
“mengerti,tuanku,”mereka menyahut
dengan suara gemetar.
Amanat yang terdapat dalam kutipan
hikayat tersebut......

A. Berbicaralah dengan sopan kepada


orang lain.
B. Berlakulah adil kepada bawahan
C. Berkatalah jujur kepada pimpin.
D. Jangan menunggu sesuatu yang
belum pasti
E. Jangan melakukan sesuatu seorang
diri

Disajikan PG 1 4 Bacalah kutipan hikayat berikut! C5 B


sebuah teks Maka adapun saudaraku seibu- sebapa
hikayat, itu, empat orang laki-laki, semuanya
peserta didik itu abangku , maka aku inilah yang
mampu bungsu. Adapun abang-abangku yang
menemukan tersebut itu semuanya mati tatkala lagi
nilai yang kecil, ada yang mati umur enam
terkandung bulan,ada umur setahun, ada yang dua
dalam teks tahun, ada yang tiga tahun.
hikayat Demikianlah halnya sehingga bunda
tersebut. pun seperti laku orang gila sebab mati
anak-anaknya itu. Maka senantiasa
duduk menangis dan duka cita juga.
Maka beberapa lamanya dalam hal
yang demikian, datanglah seorang-
orang arab, sayyid yang bernama
Habib Abdullah, bangsa hadad. Maka
adalah ia itu aulia. Maka sangat
dipermuliakan orang akan dia dalam
malaka; maka segala laki-laki dan
perempuan pergilah berguru
kepadanya dari hal-hal perkara agama
islam. Maka bundaku juga yang tiada
pergi senantiasa duduk menangis
sebab terkenangkan anak-anaknya
yang mati itu maka sehari-hari ia
mendengar bundaku menangis : maka
disuruhnya panggil bundaku,
diperiksakannya akan bundaku itu
duduk menangis-nangis. Maka oleh
bapaku diceritakannyalah segala hal
anak-anaknya habis mati itu. Maka
kata tuan itu, “ baiklah engkau
katakan kepada istrimu, janganlah ia
menangis, insyAllah nanti diberi Allah
kepadanya seorang anak laki-laki.
Maka apabila beranak kelak engkau
namakan dengan namaku.

Amanat yang terkandung dalam


kutipan hikayat tersebut adalah...
A. Rawatlah anak itu semenjak kecil
agar tetap sehat
B. Duka cita berlebihan karena
kematian tidaklah baik.
C. Tolonglah tetangga yang
mengalami kesulitan.
D. Terimalah takdir yang diberi Tuhan
kepada kita.
E. Berdoalah kepada Tuhan agar kita
diberi keturunan.
Disajikan PG 1 5 Bacalah penggalan hikayat “Indera B
sebuah teks Bangsawan” berikut!
hikayat,
peserta didik Adapun Raja Kabir itu takluk kepada
mampu Buraksa dan akan menyerahkan
menemukan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai
kaidah upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu
kebahasaan akan dibinasakan oleh Buraksa.
teks hikayat, Ditambahkannya bahwa Raja Kabir
arkais. sudah mencanangkan bahwa barang
siapa yang dapat membunuh Buraksa
itu akan dinikahkan dengan anak
perempuannya yang terlalu elok
parasnya itu. Hatta berapa lamanya
Puteri Kemala Sari pun sakit mata,
terlalu sangat. Para ahli nujum
mengatakan hanya air susu harimau
yang beranak mudalah yang dapat
menyembuhkan penyakit itu.

Sumber teks: Buku Kesusastraan


Melayu Klasik.

Kata-kata arkais yang ditemukan pada


teks diatas adalah...

A. upeti dan hatta


B. upeti, hatta, dan nujum
C. raja, elok, dan nujum
D. elok dan nujum
E. upeti, putri, dan nujum
Disajikan PG 6 6 Bacalah penggalan hikayat tersebut! C4 A
sebuah teks Maka diberi oleh perempuan itu
hikayat, segala bekal-bekal itu. Setelah sudah
peserta didik maka dibawanyalah perempuan itu
mampu diseberangkan oleh Bedawi itu.
menemukan Syahdan maka pura-pura
kaidah diperdalamnya air itu, supaya dikata
kebahasaan, oleh si bungkuk air itu dalam.
majas. Sumber teks:
http://abdsyawal.blogspot.co.id/

Kata yang digarisbawahi pada


penggalan hikayat di atas
menggunakan majas...
A. antonomasia
B. alegori
C. perumpamaan
D. simile
E. metafora
Disajikan PG 6 7 Bacalah penggalan hikayat tersebut! D
sebuah teks
hikayat, Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki
peserta didik itu. Maka disuruh oleh
mampu Masyhudulhakk jauhkan laki-laki
menemukan Bedawi itu. Setelah itu maka
kaidah dipanggilnya pula orang tua itu. Maka
kebahasaan kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua,
(konjungsi) sungguhlah perempuan itu istrimu
dalam teks sebenar-benamya?" Sumber teks:
hikayat. http://abdsyawal.blogspot.co.id/

Konjungsi yang menyatakan urutan


waktu atau peristiwa pada penggalan
hikayat di atas adalah...

A. kemudian
B. lalu
C. maka
D. setelah itu
E. selanjutnya

Disajikan PG 6 8 Bacalah penggalan hikayat tersebut! C5 E


sebuah teks Pada suatu hari, raja hendak pergi
hikayat, jauh. Ia mengumpulkan semua putri-
peserta didik putrinya. “Aku hendak pergi jauh dan
mampu lama. Buah tangan apakah yang kalian
menemukan inginkan?” tanya raja. “Aku ingin
majas yang perhiasan yang mahal,” kata Putri
terkandung Jambon. “Aku mau kain sutra yang
dalam teks berkilau-kilau,” kata Putri Jingga.
tersebut. Sumber teks: Kesusastraan Melayu
Klasik dengan penyesuaian.

Majas yang digunakan pada penggalan


teks hikayat di atas adalah...
A. alegori
B. antonomasia
C. personifikasi
D. simile
E. metafora
Disajikan PG 6 9 Bacalah penggalan hikayat berikut! C4 D
sebuah teks
hikayat, Setelah tiba di istana, Baginda Raja
peserta didik menyambut Abu Nawas dengan
mampu sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini
menemukan aku sering mendapat gangguan perut.
kaidah Kata tabib pribadiku, aku kena
kebahasaan serangan angin.” kata Baginda Raja
(majas) yang memulai pembicaraan. “Ampun
terkandung Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan
dalam teks hingga hamba dipanggil.” tanya Abu
tersebut. Nawas. “Aku hanya menginginkan
engkau menangkap angin dan
memenjarakannya.” kata Baginda.
Sumber teks:
https://dongengkakrico.wordpress.com
Majas yang digunakan pada penggalan
hikayat di atas adalah...
A. metafora
B. alegori
C. antonomasia
D. personifikasi
E. simile
Disajikan 10 Bacalah penggalan hikayat “Panji A
sebuah teks Semirang” berikut! Satu kerajaan yang
hikayat, mana berita tentang Galuh Cendera
peserta didik Kirana yang mana putri dari Baginda
mampu Raja Nata yang amat ta`lim dan
menemukan hormat kepada orangtuanya akan
kaidah bertunangan dengan Raden Inu Kini
kebahasaan telah terdengar beritanya oleh Galuh
(majas) yang Ajeng. Mendengar berita ini Galuh
terkandung Ajeng sangat teriris hatinya dan
dalam teks menangislah ia melihat keadaan ini.
tersebut. Melihat hal ini Paduka Liku yang tak
lain adalah ayah dari Galuh Ajeng
sangat menyayangkan hal tersebut.
Sangat sedih ia melihat tingkah laku
putrinya tersebut. Sumber teks:
http://www.infokekinian.com/
Majas yang digunakan pada penggalan
hikayat di atas adalah...
A. metafora
B. alegori
C. antonomasia
D. personifikasi
E. simile
Disajiakn Essay 25 1 Hikayat Abu Nawas – Ibu Sejati C5 Kalimat 2
sebuah teks
hikayat, Kisah hikayat ini hampir mirip dengan
suatu kejadian pada masa Nabi
peserta didik
Sulaiman saat masih muda.
mampu
menemukan Entah sudah berapa lama kasus bayi
kaidah yang telah diakui oleh dua orang ibu
kebahasaan yang sama-sama ingin mempunyai
yang terdapat anak. Hakim ternyata mengalami
dalam teks kesulitan saat memutuskan dan
menentukan perempuan mana yang
hikayat
sebenarnya merupakan ibu kandung
tersebut. bayi tersebut.

Karena kasus ini sudah semakin


berlarut, maka terpaksa hakim
menghadap Baginda raja untuk
meminta bantuan. Baginda raja pun
turun tangan. Baginda menggunakan
taktik rayuan. Baginda beranggapan
bahwa dengan menggunakan cara
yang halus, mungkin salah satu wanita
tersebut ada yang mau mengalah.
Namun sayangnya, kebijaksanaan
Baginda Raja Harun Al Rasyid ini
malah membuat kedua wanita makin
mati-matian saling mengakui bahwa
bayi tersebut adalah anak kandungnya.
Baginda pun menjadi putus asa.

Mengingat tak ada cara lain lagi yang


bisa dilakukan, akhirnya Baginda
memanggil Abu Nawas. Abu Nawas
hadir untuk menggantikan hakim. Abu
Nawas tidak ingin menjatuhkan
putusan pada hari itu juga, tetapi dia
menunda sampai hari berikutnya.
Semua yang telah hadir yakin bahwa
Abu Nawas sedang mencari akal.
Padahal penundaan itu hanya
dikarenakan algojo tidak ada di
tempat.

Keesokan hari sidang pengadilan


dieteruskan kembali. Abu Nawas
langsung memanggil algojo dengan
pedang di tangan. Abu Nawas
memerintahkan agar bayi tersebut
ditaruh di atas meja.

“Apa yang akan kau lakukan terhadap


bayi itu?” kata kedua wanita tersebut
saling memandang. Kemudian Abu
Nawas menjawab pertanyaan mereka.

“Sebelum saya mengambil sebuah


tindakan apakah salah satau dari
kalian bersedia untuk mengalah dan
menyerahkan bayi tersebut kepada
yang berhak memilikinya?”

“Tidak, bayi itu adalah anakku.” Kata


kedua wanita tersebut serentak.

“Baiklah, kalian kalian berdua


memang sama-sama menginginkan
bayi ini dan tidak ingin mengalah
maka saya akan membelah bayi ini
menjadi dua sama rata.” Kata Abu
Nawas mengancam.

Wanita pertama tampak gilang bukan


kepalang. Sedangkan wanita kedua
menjerit-jerit histeris.

“Jangan, tolong jangan belah bayi itu.


Biarlah aku yang rela jika bayi itu
diserahkan kepada wanita itu.” Kata
wanita kedua. Abu Nawas pun
tersenyum lega. Sekarang topeng
kalian sudah terbuka. Abu Nawas
langsung mengambil bayi tersebut dan
memberikannya kepada wanita kedua.

Abu Nawas meminta supaya wanita


pertama dihukum sesuai dengan
perbuatannya. Karena tidak akan ada
seorang ibu yang tega melihat
anaknya disembelih. Apalagi di depan
matanya sendiri. Baginda Raja sangat
puas terhadap keputusan Abu Nawas.

Sebagai ucapan rasa terima kasih,


Baginda menawari Abu Nawas untuk
menjadi penasehat hakim kerajaan.
Akan tetapi, Abu Nawas menolaknya
karena ia lebih senang menjadi rakyat
biasa.

Temukanlah kaidah kebahasaan yang


terdapat dalam teks hikaayt di atas!
Disajikan Essay 25 2 Hikayat Abu Nawas – Ibu Sejati C5 2-4-5-3-6-1
sebuah teks
hikayat, Kisah hikayat ini hampir mirip dengan
peserta didik suatu kejadian pada masa Nabi
mampu Sulaiman saat masih muda.
menganalisis
Entah sudah berapa lama kasus bayi
struktur
yang telah diakui oleh dua orang ibu
pembangun yang sama-sama ingin mempunyai
teks hikayat anak. Hakim ternyata mengalami
tersebut kesulitan saat memutuskan dan
menentukan perempuan mana yang
sebenarnya merupakan ibu kandung
bayi tersebut.

Karena kasus ini sudah semakin


berlarut, maka terpaksa hakim
menghadap Baginda raja untuk
meminta bantuan. Baginda raja pun
turun tangan. Baginda menggunakan
taktik rayuan. Baginda beranggapan
bahwa dengan menggunakan cara
yang halus, mungkin salah satu wanita
tersebut ada yang mau mengalah.
Namun sayangnya, kebijaksanaan
Baginda Raja Harun Al Rasyid ini
malah membuat kedua wanita makin
mati-matian saling mengakui bahwa
bayi tersebut adalah anak kandungnya.
Baginda pun menjadi putus asa.

Mengingat tak ada cara lain lagi yang


bisa dilakukan, akhirnya Baginda
memanggil Abu Nawas. Abu Nawas
hadir untuk menggantikan hakim. Abu
Nawas tidak ingin menjatuhkan
putusan pada hari itu juga, tetapi dia
menunda sampai hari berikutnya.
Semua yang telah hadir yakin bahwa
Abu Nawas sedang mencari akal.
Padahal penundaan itu hanya
dikarenakan algojo tidak ada di
tempat.

Keesokan hari sidang pengadilan


dieteruskan kembali. Abu Nawas
langsung memanggil algojo dengan
pedang di tangan. Abu Nawas
memerintahkan agar bayi tersebut
ditaruh di atas meja.

“Apa yang akan kau lakukan terhadap


bayi itu?” kata kedua wanita tersebut
saling memandang. Kemudian Abu
Nawas menjawab pertanyaan mereka.

“Sebelum saya mengambil sebuah


tindakan apakah salah satau dari
kalian bersedia untuk mengalah dan
menyerahkan bayi tersebut kepada
yang berhak memilikinya?”

“Tidak, bayi itu adalah anakku.” Kata


kedua wanita tersebut serentak.

“Baiklah, kalian kalian berdua


memang sama-sama menginginkan
bayi ini dan tidak ingin mengalah
maka saya akan membelah bayi ini
menjadi dua sama rata.” Kata Abu
Nawas mengancam.

Wanita pertama tampak gilang bukan


kepalang. Sedangkan wanita kedua
menjerit-jerit histeris.

“Jangan, tolong jangan belah bayi itu.


Biarlah aku yang rela jika bayi itu
diserahkan kepada wanita itu.” Kata
wanita kedua. Abu Nawas pun
tersenyum lega. Sekarang topeng
kalian sudah terbuka. Abu Nawas
langsung mengambil bayi tersebut dan
memberikannya kepada wanita kedua.

Abu Nawas meminta supaya wanita


pertama dihukum sesuai dengan
perbuatannya. Karena tidak akan ada
seorang ibu yang tega melihat
anaknya disembelih. Apalagi di depan
matanya sendiri. Baginda Raja sangat
puas terhadap keputusan Abu Nawas.

Sebagai ucapan rasa terima kasih,


Baginda menawari Abu Nawas untuk
menjadi penasehat hakim kerajaan.
Akan tetapi, Abu Nawas menolaknya
karena ia lebih senang menjadi rakyat
biasa.

Tentukanlah struktur dari teks hikayat


tersebut!
INSTRUMEN EVALUASI

Bacalah teks hikayat berikut dengan saksama!


Sebermula ada pun yang berjalan itu pertama Maharaja Dandah, kemudian menjadi saya pikir itu Maharaja Baruang,
dan menjadi kepala jalan Maharaja Syahmar dan Raja Perkasa yang menjadi ekor sekali, dan beberapa pula raja-raja
sekalian isi rimba itu berjalan dengan segala rakyat tentaranya mengirimkan Tuan Syekh Alim di rimba itu serta
dengan tempik soraknya. Adalah lakunya seperti halilintar membelah bumi dari sebab segala raja-raja yang tiada
terkira-kira banyaknya itu. Syahdan maka segala isi rimba yang di tanah itu pun berjeritanlah dan tiadalah
berketahuan lagi membawa dirinya, ada yang ke dalam lubang tanah ada yang di celah-celah batu adanya.
Menilik isinya, kutipan di atas merupakan bagian … dari keseluruhan alur cerita.

a. eksposisi (pengenalan)
b. komplikasi (pertikaian awal)
c. konflik (pertentangan)
d. puncak konflik (klimaks)
e. penyelesaian (falling action)

Bacalah kutipan hikayat berikut!


Sebelum raja hindustan itu sediakala pekerjaanya pergi berburu juga maka pada suatu hari raja hindustan itu sedang
berburu, lalu bertemu dua ekor ular adapun ular yang betina itu terlalu baik rupanya; maka yang jantansangat jahat
rupanya. Maka pada hati baginda, “ bukan juga jodohnya ular itu karena yang jantan itu amat jahat rupanya dan
yang betina itu elok rupanya.” maka dihunusnya pedangnya, lalu diparangkan kepada ular jantan itu. Maka ular
jantan itu matilah. Maka ular betina itu pun putus ekornya sedikit.
Hal yang mustahil dalam kutipan tersebut adalah.....

A. Seorang manusia yang menghukum hewan yang jahat.


B. Seorang manusia membunuh tetapi salah sasaran.
C. Menilai jahat seekor hewan dari wajahnya.
D. Pemburu membunuh hewan yang dijumpai dihutan.
E. Pemburu membunuh hewan yang dijumpai dihutan.

Bacalah kutipan hikayat berikut!

Kemudian,panglima peringgi berjalan diatas titian menuju dermaga bunga melur kembang cina.ia berdiri diujung
titi menunggu kedatangan gadis cik inam.sedangkan raja petukal dan hulubalang yang bertujuh menunggu di
geladak kapal dipangkal titi.
Raja petukal menunggu gadis cik inam dengan perasaan gelisah.sebentar-sebentar ia memanjang lehernya
memendang keujung jalan untuk mebelum.kadang-kadang ia merasa gerah.ia meminta sebuah kipas dari
pengawalnya,lalu berkipas sendiri.”jangan lupa tugas masing-masing,”hardik raja petukal mengingatkan hulubang
yang bertujuh satu persatu.”kalau kalian berbuat bodoh,aku penggal leher kalian.mengerti?”
“mengerti,tuanku,”mereka menyahut dengan suara gemetar.
Amanat yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut......

A. Berbicaralah dengan sopan kepada orang lain.


B. Berlakulah adil kepada bawahan
C. Berkatalah jujur kepada pimpin.
D. Jangan menunggu sesuatu yang belum pasti
E. Jangan melakukan sesuatu seorang diri

Bacalah kutipan hikayat berikut!


Maka adapun saudaraku seibu- sebapa itu, empat orang laki-laki, semuanya itu abangku , maka aku inilah yang
bungsu. Adapun abang-abangku yang tersebut itu semuanya mati tatkala lagi kecil, ada yang mati umur enam
bulan,ada umur setahun, ada yang dua tahun, ada yang tiga tahun. Demikianlah halnya sehingga bunda pun seperti
laku orang gila sebab mati anak-anaknya itu. Maka senantiasa duduk menangis dan duka cita juga. Maka beberapa
lamanya dalam hal yang demikian, datanglah seorang-orang arab, sayyid yang bernama Habib Abdullah, bangsa
hadad. Maka adalah ia itu aulia. Maka sangat dipermuliakan orang akan dia dalam malaka; maka segala laki-laki dan
perempuan pergilah berguru kepadanya dari hal-hal perkara agama islam. Maka bundaku juga yang tiada pergi
senantiasa duduk menangis sebab terkenangkan anak-anaknya yang mati itu maka sehari-hari ia mendengar bundaku
menangis : maka disuruhnya panggil bundaku, diperiksakannya akan bundaku itu duduk menangis-nangis. Maka
oleh bapaku diceritakannyalah segala hal anak-anaknya habis mati itu. Maka kata tuan itu, “ baiklah engkau katakan
kepada istrimu, janganlah ia menangis, insyAllah nanti diberi Allah kepadanya seorang anak laki-laki. Maka
apabila beranak kelak engkau namakan dengan namaku.

Amanat yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut adalah...


A. Rawatlah anak itu semenjak kecil agar tetap sehat
B. Duka cita berlebihan karena kematian tidaklah baik.
C. Tolonglah tetangga yang mengalami kesulitan.
D. Terimalah takdir yang diberi Tuhan kepada kita.
E. Berdoalah kepada Tuhan agar kita diberi keturunan.
Bacalah penggalan hikayat “Indera Bangsawan” berikut!

Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti.
Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah
mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya
yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli
nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu.

Sumber teks: Buku Kesusastraan Melayu Klasik.

Kata-kata arkais yang ditemukan pada teks diatas adalah...

A. upeti dan hatta


B. upeti, hatta, dan nujum
C. raja, elok, dan nujum
D. elok dan nujum
E. upeti, putri, dan nujum

Bacalah penggalan hikayat tersebut!


Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu
diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si bungkuk air
itu dalam.
Sumber teks: http://abdsyawal.blogspot.co.id/
Kata yang digarisbawahi pada penggalan hikayat di atas menggunakan majas...
A. antonomasia
B. alegori
C. perumpamaan
D. simile
E. metafora
Bacalah penggalan hikayat tersebut!

Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah
itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu
istrimu sebenar-benamya?" Sumber teks: http://abdsyawal.blogspot.co.id/

Konjungsi yang menyatakan urutan waktu atau peristiwa pada penggalan hikayat di atas adalah...

A. kemudian
B. lalu
C. maka
D. setelah itu
E. selanjutnya

Bacalah penggalan hikayat tersebut! Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua putri-
putrinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Buah tangan apakah yang kalian inginkan?” tanya raja. “Aku ingin
perhiasan yang mahal,” kata Putri Jambon. “Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau,” kata Putri Jingga. Sumber
teks: Kesusastraan Melayu Klasik dengan penyesuaian.

Majas yang digunakan pada penggalan teks hikayat di atas adalah...


A. alegori
B. antonomasia
C. personifikasi
D. simile
E. metafora

Bacalah penggalan hikayat berikut!

Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini aku sering
mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja memulai
pembicaraan. “Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil.” tanya Abu Nawas. “Aku
hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” kata Baginda. Sumber teks:
https://dongengkakrico.wordpress.com
Majas yang digunakan pada penggalan hikayat di atas adalah...
A. metafora
B. alegori
C. antonomasia
D. personifikasi
E. simile
Bacalah penggalan hikayat “Panji Semirang” berikut! Satu kerajaan yang mana berita tentang Galuh Cendera Kirana
yang mana putri dari Baginda Raja Nata yang amat ta`lim dan hormat kepada orangtuanya akan bertunangan dengan
Raden Inu Kini telah terdengar beritanya oleh Galuh Ajeng. Mendengar berita ini Galuh Ajeng sangat teriris hatinya
dan menangislah ia melihat keadaan ini. Melihat hal ini Paduka Liku yang tak lain adalah ayah dari Galuh Ajeng
sangat menyayangkan hal tersebut. Sangat sedih ia melihat tingkah laku putrinya tersebut. Sumber teks:
http://www.infokekinian.com/

Majas yang digunakan pada penggalan hikayat di atas adalah...


A. metafora
B. alegori
C. antonomasia
D. personifikasi
E. simile
Hikayat Abu Nawas – Ibu Sejati

Kisah hikayat ini hampir mirip dengan suatu kejadian pada masa Nabi Sulaiman saat masih muda.

Entah sudah berapa lama kasus bayi yang telah diakui oleh dua orang ibu yang sama-sama ingin mempunyai anak.
Hakim ternyata mengalami kesulitan saat memutuskan dan menentukan perempuan mana yang sebenarnya
merupakan ibu kandung bayi tersebut.

Karena kasus ini sudah semakin berlarut, maka terpaksa hakim menghadap Baginda raja untuk meminta bantuan.
Baginda raja pun turun tangan. Baginda menggunakan taktik rayuan. Baginda beranggapan bahwa dengan
menggunakan cara yang halus, mungkin salah satu wanita tersebut ada yang mau mengalah. Namun sayangnya,
kebijaksanaan Baginda Raja Harun Al Rasyid ini malah membuat kedua wanita makin mati-matian saling mengakui
bahwa bayi tersebut adalah anak kandungnya. Baginda pun menjadi putus asa.

Mengingat tak ada cara lain lagi yang bisa dilakukan, akhirnya Baginda memanggil Abu Nawas. Abu Nawas hadir
untuk menggantikan hakim. Abu Nawas tidak ingin menjatuhkan putusan pada hari itu juga, tetapi dia menunda
sampai hari berikutnya. Semua yang telah hadir yakin bahwa Abu Nawas sedang mencari akal. Padahal penundaan
itu hanya dikarenakan algojo tidak ada di tempat.

Keesokan hari sidang pengadilan dieteruskan kembali. Abu Nawas langsung memanggil algojo dengan pedang di
tangan. Abu Nawas memerintahkan agar bayi tersebut ditaruh di atas meja.

“Apa yang akan kau lakukan terhadap bayi itu?” kata kedua wanita tersebut saling memandang. Kemudian Abu
Nawas menjawab pertanyaan mereka.

“Sebelum saya mengambil sebuah tindakan apakah salah satau dari kalian bersedia untuk mengalah dan
menyerahkan bayi tersebut kepada yang berhak memilikinya?”

“Tidak, bayi itu adalah anakku.” Kata kedua wanita tersebut serentak.

“Baiklah, kalian kalian berdua memang sama-sama menginginkan bayi ini dan tidak ingin mengalah maka saya akan
membelah bayi ini menjadi dua sama rata.” Kata Abu Nawas mengancam.

Wanita pertama tampak gilang bukan kepalang. Sedangkan wanita kedua menjerit-jerit histeris.

“Jangan, tolong jangan belah bayi itu. Biarlah aku yang rela jika bayi itu diserahkan kepada wanita itu.” Kata wanita
kedua. Abu Nawas pun tersenyum lega. Sekarang topeng kalian sudah terbuka. Abu Nawas langsung mengambil
bayi tersebut dan memberikannya kepada wanita kedua.

Abu Nawas meminta supaya wanita pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Karena tidak akan ada seorang
ibu yang tega melihat anaknya disembelih. Apalagi di depan matanya sendiri. Baginda Raja sangat puas terhadap
keputusan Abu Nawas.

Sebagai ucapan rasa terima kasih, Baginda menawari Abu Nawas untuk menjadi penasehat hakim kerajaan. Akan
tetapi, Abu Nawas menolaknya karena ia lebih senang menjadi rakyat biasa.

Temukanlah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks hikaayt di atas!


Hikayat Abu Nawas – Ibu Sejati

Kisah hikayat ini hampir mirip dengan suatu kejadian pada masa Nabi Sulaiman saat masih muda.

Entah sudah berapa lama kasus bayi yang telah diakui oleh dua orang ibu yang sama-sama ingin mempunyai anak.
Hakim ternyata mengalami kesulitan saat memutuskan dan menentukan perempuan mana yang sebenarnya
merupakan ibu kandung bayi tersebut.

Karena kasus ini sudah semakin berlarut, maka terpaksa hakim menghadap Baginda raja untuk meminta bantuan.
Baginda raja pun turun tangan. Baginda menggunakan taktik rayuan. Baginda beranggapan bahwa dengan
menggunakan cara yang halus, mungkin salah satu wanita tersebut ada yang mau mengalah. Namun sayangnya,
kebijaksanaan Baginda Raja Harun Al Rasyid ini malah membuat kedua wanita makin mati-matian saling mengakui
bahwa bayi tersebut adalah anak kandungnya. Baginda pun menjadi putus asa.

Mengingat tak ada cara lain lagi yang bisa dilakukan, akhirnya Baginda memanggil Abu Nawas. Abu Nawas hadir
untuk menggantikan hakim. Abu Nawas tidak ingin menjatuhkan putusan pada hari itu juga, tetapi dia menunda
sampai hari berikutnya. Semua yang telah hadir yakin bahwa Abu Nawas sedang mencari akal. Padahal penundaan
itu hanya dikarenakan algojo tidak ada di tempat.

Keesokan hari sidang pengadilan dieteruskan kembali. Abu Nawas langsung memanggil algojo dengan pedang di
tangan. Abu Nawas memerintahkan agar bayi tersebut ditaruh di atas meja.

“Apa yang akan kau lakukan terhadap bayi itu?” kata kedua wanita tersebut saling memandang. Kemudian Abu
Nawas menjawab pertanyaan mereka.

“Sebelum saya mengambil sebuah tindakan apakah salah satau dari kalian bersedia untuk mengalah dan
menyerahkan bayi tersebut kepada yang berhak memilikinya?”

“Tidak, bayi itu adalah anakku.” Kata kedua wanita tersebut serentak.

“Baiklah, kalian kalian berdua memang sama-sama menginginkan bayi ini dan tidak ingin mengalah maka saya akan
membelah bayi ini menjadi dua sama rata.” Kata Abu Nawas mengancam.

Wanita pertama tampak gilang bukan kepalang. Sedangkan wanita kedua menjerit-jerit histeris.

“Jangan, tolong jangan belah bayi itu. Biarlah aku yang rela jika bayi itu diserahkan kepada wanita itu.” Kata wanita
kedua. Abu Nawas pun tersenyum lega. Sekarang topeng kalian sudah terbuka. Abu Nawas langsung mengambil
bayi tersebut dan memberikannya kepada wanita kedua.

Abu Nawas meminta supaya wanita pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Karena tidak akan ada seorang
ibu yang tega melihat anaknya disembelih. Apalagi di depan matanya sendiri. Baginda Raja sangat puas terhadap
keputusan Abu Nawas.

Sebagai ucapan rasa terima kasih, Baginda menawari Abu Nawas untuk menjadi penasehat hakim kerajaan. Akan
tetapi, Abu Nawas menolaknya karena ia lebih senang menjadi rakyat biasa.

Tentukanlah struktur dari teks hikayat tersebut!

Anda mungkin juga menyukai