INSTRUMEN EVALUASI
“TEKS HIKAYAT”
KISI-KISI PENULISAN SOAL BAHASA INDONESIA
Tingkat
Komp Jumlah Level Kognitif
Kesukaran
etensi Indikator KD Butir Indikator Soal
Dasar soal C1 C2 C3 C4 C5 C6 M SD SK
3.7 Menentukan 1 Disajikan kutipan √ √
Mengidentifikasi karakteristik teks hikayat, peserta
nilai-nilai dan isi hikayat didik menganalisis
yang terkandung karakteristiknya.
dalam cerita rakyat
(hikayat) baik 1 Disajikan kutipan √
verbal maupun teks hikayat, peserta
yang tertulis. didik menyimpulkan
karakteristik
kemustahilan yang
terdapat dalam teks
hikayat tersebut.
1 Disajikan kutipan √
teks, peserta didik
menganalisis arkais
yang terdapat pada
hikayat tersebut.
1 Disajikan sejumlah √ √
kutipan teks, peserta
didik menyimpulkan
kutipan yang
termasuk hikayat
Mengidentifikasi 1 Disajikan teks √ √
nilai-nilai hikayat hikayat, peserta didik
menentukan nilai
sosial dalam teks.
1 Disajikan kutipan √ √
hikayat, peserta didik
menganalisis nilai
kehidupan yang
dominan dalam teks
hikayat
1 Disajikan kutipan √ √
teks hikayat, peserta
didik menganalisis
nilai yang terkandung
di dalam hikayat
Mengidentifikasi 1 Disajikan kutipan √ √
nilai-nilai dalam teks, peserta didik
hikayat yang mengaitkan nilai yang
masih sesuai terkandung dalam
dengan hikayat yang
kehidupan saat disajikan dengan
ini. kehidupan saat ini
4.7 Menceritakan Menceritakan
kembali isi cerita kembali isi - -
rakyat (hikayat) hikayat
yang telah dibaca Menanggapi isi 2 Disajikan √ √
dan didengar hikayat kutipan teks
hikayat,
peserta
didik
merumuska
n isi
penggalan
teks hikayat
yang
disajikan
Pilihlah jawaban yang tepat!
Alkisah ada seorang raja di negeri Babil bernama Gementar Syah. Maka, pada
suatu hari baginda itu pergi berburu. Maka ia pun bertemu dengan seekor kijang
beranak muda. Apabila kijang itu melihat orang banyak datang, maka ia pun larilah
meninggalkan anaknya. Maka, baginda pun terlalu kasihan melihat anak kijang itu.
Maka pada hati raja, “Jikalau tiada ibunya menyusui dia, tiadalah hidup anak kijang
itu. Sayang pula aku akan dia! Hendak kubawa pulang akan permainan anakku!”
Seraya baginda bertitah, “Hai perdana menteriku pergi apalah engkau cari akan ibu
kijang itu. Jikalau tidak dapat olehmu, tiadalah aku kembali.”
Maka, sembah perdana menteri Kiasi, “Ya Tuanku! Amat muskil mencari dan
menngkap binatang liar itu.”
Setelah raja mendengar sembah perdana menteri itu, maka titah baginda,
“Jikalau demikian katamu, baiklah aku pergi sendiri.”
Maka sembah perdana menteri, “Ya Tuanku Syah Alam! Mengapa tuanku
bertitah demikian? Jikalau duli yang mahamulia.
Telah beberapa lamanya maka ia pun bertemu sebuah kolam terlalu besar. Maka
anak raja itu turunlah ke dalam kolam itu hendak mandi. Maka dilihatnya ada seekor
ular menangkap seekor katak di dalam kolam itu. Adapun akan katak itu terlalu amat
besarnya, beberapa hendak ditangkap ular itu tiada dapat, hingga habislah berluka-luka
segala tubuh katak itu, maka berlumur dengan darah. Maka katak itu pun lari juga ke
sana kemari, dihambat ular itu. Maka letihlah rasanya tubuh katak itu. Telah dilihatnya
anak raja itu, maka kata katak, “Hai orang muda! Lepaskan apalah hamba ini daripada
ular itu; karena Allah kiranya tuan hamba menolong hamba! Karena hamba mencari
rezeki akan anak-bini hamba.”
Maka anak raja itu pun berkata kepada ular itu, “Hai ular! Pintalah aku katak
daripadamu itu.”
Maka kata ular itu, “Hai anak raja! Akan katak itu sedialah rezeki hamba juga akan
memberi makan anak-istri hamba. Jikalau tuan hamba hendak melepaskan katak ini,
berilah tukarannya oleh tuan hamba.”
Maka anak raja itu, “Apakah ada kepada kami, hanyalah dagingku, itulah yang ada
padaku.”
Maka kata ular itu, “Baiklah!”
Maka oleh anak raja itu pun diirisnya daging pahanya sebesar katak itu juga.
Kemustahilan yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut adalah…
A. Seekor ular yang menangkap katak yang terlalu amat besar di dalam kolam.
B. Seorang anak raja yang bersedia berkorban untuk makhluk lain.
C. Binatang yang dapat berbicara kepada manusia.
D. Manusia yang rela mengorbankan nyawanya demi binatang.
E. Mendapat rezeki yang berlimpah karena memenuhi permintaan ular.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya,
Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh
Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa
yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang
terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu
sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang
dapat menyembuhkan penyakit itu.
Syahdan maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembali ke rahmatullah. Maka ia
pun tiada beranak seorang pun jua. Maka segala menteri dan hulubalangnya dan orang-
orang besar dan orang-orang membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja
menggantikan raja yang telah kembali ke rahmatullah. Maka di dalam antara menteri yang
banyak itu ada seorang menteri yang tua daripada tuan hamba sekalian. Maka ia pun
berkata, “Adapun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian itu. Jikalau ada gerangan
bicara, mengapa segala Saudaraku ini tiada hendak berkata?”
Maka sembah Sang Nila Utama, “Segala anak Sungai Bintan ini telah habislah
sudah tempat beta bermain. Bahwa Tanjung Bemban ini diwartakan orang terlalu baik.
Itulah sebabnya maka beta hendak pergi.
Maka beberapa dilarang permaisuri Iskandar Syah, Baginda bermohon juga pergi.
Maka titah permaisuri, “Daripada sebab kita anak kita mati, baiklah anak kita pergi.”
Maka permaisuri pun menyuruh berlengkap pada Indra Bupala dan pada Aria
Bupala. Telah sudah lengkap maka Sang Nila Utama pun berangkatlah dengan raja
perempuan sekali. Maka segala lancing kenaikan pun didayung oranglah. Adapun
kenaikan Baginda lancaran bertiang tiga, pirang peraduan dalam kelambu dalam kurung,
serta permandian dan kelengkapan bermasak-masak. Maka rupa perahu orang yang
mengiringkan tiada terbilang lagi.
Maka ada pula seorang Badawi duduk di seberang sana sungai itu, “Hai tuan hamba,
seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada bisa berenang. Sungai ini
tidak hamba tahu dalam dangkalnya.
Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya
perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu sukalah dan berkata di dalam hatinya,
“Untunglah sekali ini!”
Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga
lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka orang tua itu,
“Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana
hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh,
karena air ini dalam.”
Nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut adalah…
A. Moral
B. Budaya
C. Religi
D. Politik
E. Edukasi
Konon di negeri Dastawanda ada seorang guru atau syaikh yang memiliki tiga anak
laki-laki. Ketika sudh beranjak dewasa, mereka boros dalam membelanjakan uang orang tua
mereka dan malas bekerja demi kepentingan masa depan mereka sendiri. Akhirnya, mereka
ditegur dan dinasehati oleh orang tua mereka atas perbuatan yang kurang baik ini. Di antara
nasihat yang diberikan kepada mereka adalah sebagai berikut.
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya pemilik dunia-bila ingin mencari tiga hal-tidak
bakal menemukannya kecuali dengan empat hal.
Sebermula, maka adalah pada masa itu dalam pulau Singapura itu tiadalah ada binatang
buas atau jinak yang kelihatan melainkan tikus. Maka, beribu-ribu tikus tanah itu sepanjang
jalan serta dengan besar-besarnya hampir bagai kucing adanya. Maka jikalau kita berjalan
pada malam, dilanggarkannya, beberapa banyak orang jatuh, demikianlah besarnya. Maka
pada suatu malam di rumah tempat kutinggal itu ada dipelihara beberapa kucing. Maka pada
setengah malam kedengaran kucing mengiau-ngiau. Keluarlah kawanku dengan membawa
damar, hendak pergi melihat apakah sebabnya kucing itu. Maka serta dilihatnya ada enam
tujuh ekor tikus berkerumun menggigit kucing itu. Ada yang menggigit pipinya sehingga
tiadalah boleh bergerak lagi kucing itu melainkan mengiau-ngiau saja.
Didampingi Panglima Peringgi dan tujuh hulubalang, Raja Petukal berangkat menuju
Muar. Raja Petukal mengggunakan sebuah kapal yang amat besar diiringi empat kapal
perang pengiring yang lebih kecil. Tak kurang dari seribu prajurit turut dalam perjalanan itu.
Raja Petukal sudah berniat buruk. Apabila Gadis Cik Inam tidak dapat dibawa secara baik-
baik, maka akan dibawanya secara paksa, kalau perlu melalui peperangan. Itulah sebabnya
Raja Petukal membawa seribu prajurit.
Setelah beberapa hari mengarungi lautan, sampailah armada Raja Petukal di Jembatan
Bunga Melur Kembang Cina. Hebohlah rakyat di negeri Muar menyaksikan sebuah kapal
perang yang begitu besar dari negeri asing merapat di dermaga. Pemandangan seperti itu
belum pernah mereka saksikan sebelumnya.
Kunci Jawaban:
1. B 6. A
2. C 7. A
3. B 8. B
4. B 9. D
5. B 10.D
Rubrik Penilaian