Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO

KONSELING PADA MANTAN PSK YANG POSITIF HIV

Tokoh:

1. Bidan : Juliwati Tambunan


2. Pasien : Dormian Br. Regar

Di sebuah klinik datanglah seorang klien wanita mengetok pintu lalu disambut bidan dengan
baik.

Pasien: selamat pagi

Bidan: selamat pagi. Silahkan duduk, bu.

Paisen: terimakasi, bu.

Bidan: sebelumnya perkenalkan nama saya Juliwati Tambunan, saya disini sebagai bidan yang
akan melakukan konseling terhadap ibu, sebelumnya ada yang bisa saya bantu?

Pasien: saya ingin konsultasi mengenai keadaan saya.

Bidan: apakah sebelumnya ibu pernah ke sini?

Pasien: belum bu, saya pertama kali datang ke sini.

Bidan: baiklah kalau begitu saya akan membuat data diri ibu.

Bidan : Nama ibu siapa?

Pasien: lina, bu.

Bidan: usia ibu berapa?

Pasien : 25 tahun, bu.


Bidan: pekerjanya bu?

Pasien: sebagai ibu rumah tangga

Bidan: status ibu menikah ya, bu?

Pasien: iya, bu.

Bidan: baik pengisian data telah selesai, kalau begitu kita akan memulai konseling. Ibu bisa
menceritakan apa saja, rahasia apa saja yang ingin ibu ceritakan kepada saya tidak akan bocor
dengan seizing ibu.

Pertanyaan bidan: baiklah selama ini apa yang ibu rasakan?


Pasien: saya mengalami gejala berat badan turun, berkeringat di malam hari, demam dan juga
diare, sering merasa sakit kepala yang berlebihan, dan juga tubuh saya merasa lemas.

Bidan: obat apa yang ibu konsumsi selama sakit?

Pasien: hanya obat khusus namun saya rasa penyakit saya ini tak kunjung sembuh.

Bidan: untuk riwayat hubungan seks, apakah ibu jelas pernah berhubungan seks?

Pasien: iya, bu. Saya baru saja menikah 2 bulan yang lalu.

Bidan: sebelum berhubungan seks dengan suami, apakah ibu mempunyai riwayat hubungan seks
dengan yang lainnya?

Pasien: iya, saya bekerja sebagai PSK.

Bidan: ohh, sejak kapan ibu bekerja sebagai PSK?

Pasien: sekitar 2019 yang lalu, bu.

Bidan: apakah selama menjadi PSK ibu menggunakan kondom?

Pasien: tidak, bu.

Bidan: apakah ibu tau mengenai penyebaran HIV?

Pasien: belum tau , bu.


Bidan: kalau begitu saya akan menjelaskan mengenai penyebaran HIV. HIV bisa ditularkan
melalui hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan, melalui penggunaan narkotika, jarum
suntik, atau pun penggunaan tato. Apakah ibu pernah menggunakan atonika?

Pasien: belum, bu.

Bidan: apakah ibu pernah memasang tato?

Pasien: pernah, bu. Sampai saat ini saya masih memasang tato.

Bidan: menurut gejala yang ibu rasakan akhir-akhir ini. Gejala tersebut menjurus kepada HIV.
Saran dari saya, ibu melakukan tes HIV. Apakah ibu tau manfaat tes HIV?

Pasien: belum tau, bu.

Bidan: jadi jika ibu melakukan tes HIV, ibu dapat mengetahui apakah diri ibu positif HIV atau
tidak. Tujuan untuk mengetahui positif atau tidak yaitu untuk melakukan perawatan ataupun
pemberian obat agar HIV tersebut tidak semakin parah. Kalau begitu, apakah ibu mau
melakukan tes HIV?

Pasien: boleh, bu. Namun kalau boleh saya tau, kapan, bu?

Bidan: untuk melakukan tes HIV bisa dilakukan hari ini juga.

Pasien: iya, bu. Boleh.

Bidan: sebelumnya apakah suami ibu sudah menyetujui hal ini?

Pasien: sudah, bu.

Bidan: baiklah kalau begitu kita akan melakukan tes HIV, tetapi di ruangan yang berbeda ya, bu?

Pasien: baik, bu.

Bidan: untuk sekarang sekian dulu, bu, terimakasih.

Pasien: iya, terima kasih bu.


Setelah dilakukan tes HIV,

Bidan: ini untuk hasil tes HIV nya sudah keluar bu. Disini ada beberapa hal yang menyatakan
bahwa ibu terjangkit HIV yaitu ibu positif HIV. Untuk penularan yang terjadi terhadap ibu bisa
saja karena riwayat hubungan seks ibu yang berganti-ganti pasangan ataupun riwayat ibu
memasang tato.

Bidan: saran saya, suami ibu juga harus melakukan tes HIV yang tujuannya agar mengetahui
apakah suami ibu tertular atau tidak dari ibu.

Pasien: iya, bu. Dengan saya bagaimana, bu?

Bidan: untuk pengobatan ibu harus konsul terhadap dokter lain yang tujuannya untuk
memberikan obat yang lebih efektif untuk penyembuhan HIV ibu. Baiklah bu apakah ada yang
ingin ditanyakan lagi?

Pasien: tidak, bu.

Bidan: ini ibu bisa membawa hasil test (sambil memberi kertas) ini kepada dokter untuk
konsultasi lebih lanjut untuk pemberian obat. Kalau begitu konseling dari saya cukup sekian.
Semoga bermanfaat ya, bu.

Pasien: terima kasih bu. Kalau begitu saya pamit ya, bu.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai