Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Psikologi Keluarga

Dosen Pengampuh : Dr. Haerani Nur, S. Psi., M. Si


Eka Sufartianinsih Jafar, S. Psi., M. Psi., Psikolog

REVIEW MATERI :
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

OLEH :

Nama : Aisyah Arifuddin

NIM : 200701502016

Kelas : D / 04

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
A. Gambaran Isu

Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT merupakan salah satu


fenomena sosial yang yang setiap tahunnya semakin meningkat khususnya
di Indonesia. Menurut definisinya, KDRT adalah perbuatan terhadap
individu utamanya perempuan, yang mengakibatkan timbulnya penderitaan
baik secara fisik, seksual, psikologis termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan (Alimi & Nurwati, 2021).

Ditambah lagi dengan adanya pandemi membuat beberapa individu


tidak suka untuk menghabiskan waktu di rumah, namum mereka harus
berdiam diri di rumah karena mengikuti kebijakan pemerintah. Menurut
Sekjen PBB, kekhawatiran tersebut dikarenakan banyak orang yang
terperangkap di rumah dengan pasangan yang kasar sehingga beresiko
meningkatnya angka KDRT (Radhitya, 2020).

Menurut pasal 5-9 UU No. 23 Tahun 2004, ada beberapa bentuk


kekerasan dalam rumah tangga, yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikis,
kekerasan seksual, dan penelantaran rumah tangga (Alimi & Nurwati,
2021). Sementara, penelitian dari Ramadani & Yuliani (2017) menyebutkan
bahwa bentuk kekerasan dalam rumah tangga diantaranya : kekerasan fisik,
kekerasan psikologi, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi.

B. Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Alimi & Nurwanti (2021) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya KDRT, yaitu:

1. Adanya hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara suami


dan istri : dengan adanya budaya patriarki membuat laki-laki
atau suami berada dalam tingkat kekuasaan yang lebih tinggi
daripada perempuan atau istri.
2. Ketergantungan ekonomi : peran suami sebagai pemberi nafkah
dalam keluarga memberikan pandangan bahwa seorang istri
memang seharusnya berdantung pada suami, hal ini membuat
suami merasa memiliki kuasa yang lebih.
3. Kekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan konflik : biasanya
kekerasan dilakukan dengan tujuan agar istri dapat memenuhi
harapan suami tanpa melakukan perlawanan karena adanya
ketidak berdayaan.
4. Persaingan : pada dasarnya manusia hidup dengan penuh
persaingan begitupun dengan sepasang suami istri, KDRT
biasanya terjadi karena adanya persaingan antara suami dan istri
yang disebabkan oleh ketidaksetaraan antara keduanya dalam
memenuhi keinginan masing-masing.
5. Frustasi : kekerasan juga terjadi akibat kelelahan psikis yang
menimbulkann frustasi dan kurangnya kemampuan coping
stress si pelaku KDRT.

Selain itu, Radhitya (2020) menggolongkan penyebab kekerasan dalam


rumah tangga menjadi dua faktor, yaitu:

1. Faktor Intern

Faktor intern atau internal merupakan faktor yang berasal dari


dalam diri pelaku seperti motivasi, kebutuhan hidup manusia
terutama biologis yang menjadi kebutuhan primer, minat, dan
kejiwaan yang berpengaruh pada tindakan.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern atau eksternal merupakan faktor yang berasal


dari luar seperti faktor ekonomi keluarga, faktor lingkungan
sosial, dan faktor pandangan masyarakat.

C. Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga khususnya yang dialami oleh


perempuan akan berdampak pada dua hal yaitu fisik dan psikologis individu
tersebut. Kekerasan yang dialami korban akan menyebabkan stress
berkepanjangan, tertekan, trauma, merasa malu, rendah diri serta merasa
tidak berdaya. Dampak psikologis lain yang disebabkan oleh kekerasan
dalam rumah tangga yaitu cemas, murung, sulit tidur, mudah menangis
hingga mimpi buruk (Alimi & Nurwati, 2021). Selain itu, dampak fisik yang
muncul akibat kekerasan dalam rumah tangga akan mengganggu kesehatan
repsoduksi dan mengalami keterlambatan haid (Puspita Dewi & Hartini,
2017)

Selain itu, Ramadani & Yuliani (2017) menyebutkan bahwa kekerasan


dalam rumah tangga tidak hanya berdampak pada isti atau perempuan saja,
namun dapat berdampak pada anak. Dampak dalam jangka pendek pada
anak seperti ancaman terhadap keselamatan anak, merusak struktur keluarga
serta munculnya berbagai gangguan mental. Sedangkan dampak dalam
jangka panjang yaitu anak berpotensi terlibat dalam perilaku kekerasan dan
pelecehan di masa depan baik sebagai pelaku ataupun sebagai korban.

D. Strategi Dalam Mengatasi/Mencegah Kekerasan Dalam Rumah


Tangga

Suteja & Muzaki (2020) menyebutkan bahwa pencegahan kekerasan


dalam rumah tangga dapat dilakukan oleh pasangan keluarga itu sendiri
dengan melakukan beberapa langkah berikut:

1. Pasangan suami-istri hendaknya meningkatkan komunikasi


internal mereka secara ramah dan santun.
2. Pasangan suami-istri saling menghargai dan menghormati.
3. Pasangan suami-istri saling mengkomunikasikan semua
kebutuhan ekonomi keluarga bersama-sama.
4. Pasangan suami-istri melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan agama dan budayanya.

Kemudian, ia juga menambahkan bahwa salah satu upaya untuk


mencegah kekerasan dalam rumah tangga dapat dilakukan dengan kegiatan
konseling keluarga. Kegiatan konseling dilakukan dalam rangka untuk
mengetahui serta mengidentifikasi permasalahan yang terjadi baik yang
berkaitan dengan berbagai masalah psikologis keluarga maupun yang
berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga.

E. Kesimpulan

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam rumah


tangga merupakan sebuah fenomena yang umumnya dialami oleh
perempuan. Kekerasan dalam rumah tangga pada dasarnya terjadi karena
adanya faktor dorongan secara internal dan eksternal pelaku. Kekerasan
dalam rumah tangga ini dapat berdampak baik pada psikologis maupun fisik
korban. Kemudian, peningkatan kekerasan dalam rumah tangga setiap
tahunnya bukan hanya tugas pemerinah melainkan semua lapisan
masyarakat, masyarakat ataupun pihak-pihak berwenang harusnya dapat
menerapkan strategi pencegahan atau penanggulangan untuk KDRT.

F. Refleksi

Setelah mereview beberapa literatur diatas, saya memperoleh insight


dianataranya seperti pembelajaran dan bekal bagi diri saya, salah satunya
pada strategi pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Melalui review
literatur yang telah dilakukan saya dapat menerapkan strategi pencegahan
tersebut untuk menjaga diri saya serta menghindari saya menjadi korban
kekerasan dalam rumah tangga kelak.
Daftar Pustaka

Alimi, R., & Nurwati, N. (2021). Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Dalam
Rumah Tangga Terhadap Perempuan. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian
Kepada Masyarakat (JPPM), 2(1), 20.
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i1.33434

Puspita Dewi, I. D. A. D., & Hartini, N. (2017). Dinamika Forgiveness pada Istri
yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). INSAN Jurnal
Psikologi Dan Kesehatan Mental, 2(1), 51.
https://doi.org/10.20473/jpkm.v2i12017.51-62

Radhitya, T. V. (2020). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP


KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Kolaborasi Resolusi Konflik,
2(2), 111–119.

Ramadani, M., & Yuliani, F. (2017). Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt)
Sebagai Salah Satu Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas, 9(2), 80.
https://doi.org/10.24893/jkma.9.2.80-87.2015

Suteja, J., & Muzaki, M. (2020). Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) Melalui Kegiatan Konseling Keluarga. Equalita: Jurnal Studi
Gender Dan Anak, 2(1), 1. https://doi.org/10.24235/equalita.v2i1.6991

Anda mungkin juga menyukai