DI SUSUN OLEH :
NIM. 200701502120
Kelas D
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
A. Gambaran Isu
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh seorang pengasuh, orangtua, atau pasangan. KDRT dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk, di antaranya: Kekerasan fisik, penggunaan kekuatan fisik; kekerasan seksuai,
setiap aktivitas seksuai yang dipaksakan; kekerasan emosional, tindakan yang mencakup
ancaman, kritik dan menjatuhkan yang terjadi terus menerus; dan mengendalikan untuk
memperoleh uang dan menggunakannya. (Wahab Rochmat 2006).
B. Faktor Penyebab
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang sering menyaksikan dan mengalami
kekerasan dalam rumah tangga setelah menjadi dewasa akan mempunyai sikap yang a-sosial
dan cenderung dalam kehidupannya selalu melakukan tindak kekerasan atau mereka
mengalami gangguan jiwa yang bisa membahayakan banyak orang. (Manumpahi Edwin
2016).
Kekerasa fisik ketika masih kecil dan kekerasan secara verbal kekerasan ini termasuk
dalam kategori kekerasan psikis karna korban mengalami penderitaan psikis bahkan sampai
pada bentuk psikosomatis. Dampak fisik dari kekerasan yang dialami berupa penyakit yang
sering muncul yaitu sesak napas terutama ketika mengingat kekerasan yang dialami.Selain
itu timbul permasalahan psikis yang disebut psikosomatis. (Syarif, Siti 2013).
D. Strategi
1. Pendekatan Kuratif :
a. Menyelenggarakan pendidikan orangtua untuk dapat menerapkan cara mendidik
dan memperlakukan anak-anaknya secara humanis.
b. mengundang teijadinya KDRT. d. Membangun kesadaran kepada semua anggota
keluarga untuk . takut kepada akibat yang ditimbulkan dari KDRT.
c. Membekali calon suami istri atau orangtua baru untuk menjamin kehidupan yang
harmoni, damai, dan saling pengertian, sehingga dapat terhindar dari perilaku
KDRT
2. Pendekatan Preventif :
a. Memberikan sanksi secara edukatif kepada pelaku KDRT sesuai dengan jenis dan
tingkat beratatau ringannya pelanggaran yang dilakukan, sehingga tidak hanya
berarti bagi pelaku KDRT, tetapi juga bagI korban dan anggota masyarakat
lainnya
b. Membawa korban KDRT ke dokter atau konselor untuk segera mendapatkan
penanganan sejak dini, sehingga tidak terjadi iuka dan trauma psikis sampai
serius.
c. Memberikan incentive bagisetiap orang yang berjasa dalam mengurangi,
mengeliminir, dan menghilangkan salah satu bentuk KDRT secara berarti,
sehingga terjadi proses kehidupan yang tenang dan membahagiakan.
E. Kesimpulan
Kekerasan Dalam Rumah-Tangga (KDRT) dengan alasan apapun dari akan berdampak
pada keutuhan keluarga, yang pada akhirnya justeru membuat keluarga berantakan. Jika
terjadi hal ini, yang paling mengalami kerugian adalah anak-anaknya khususnya bagi masa
anak-anaknya. Karena itu harus ada upaya mencari jalan terbaik untuk menyelamatkan
lembaga keluarga dengan lebih banyak memberi perhatian untuk penyelamatan anggota
keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
F. Refleksi
Untuk dapat menyikapi KDRT secara efektif, perlu sekali setiap anggota keluarga
memlliki kemampuan dan keterampilan mengatasi KDRT, sehingga tidak menimbulkan
pengorbanan yang fatal. Tentu saja hal ini hanya bisa dilakukan bagi anggota keluarga yang
sudah memiliki usia kematangan tertentu dan memiliki keberanian untuk bersikap dan
bertindak. Sebaliknya jika anggota keluarga tidak memiliki daya dan kemampuan untuk
menghadapl KDRT, secara proaktif masyarakat, para ahli, dan pemerintah perlu mengambil
inislatif untuk ikut serta dalam penanganan korban KDRT,sehingga dapat segera
menyelamatkan dan menghindarkan anggota keluarga dari kejadian yangitidak diinglnkan
DAFTAR PUSTAKA
Manumpahi, E., Goni, S. Y., & Pongoh, H. W. (2016). Kajian kekerasan dalam rumah tangga
terhadap psikologi anak di Desa Soakonora Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera
Barat. Acta Diurna Komunikasi, 5(1).
Hidayatullah, S., Budi, S. H. B. A. H., & Argiati, A. (2013). Dinamika Psikologi dan Perilaku
Forgiveness Bagi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jurnal Spirits, 4(1), 74-
80.