Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN INTERNAL

VAKSIN COVID-19

PUSKESMAS SURUH
TAHUN 2021
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS SURUH
Jl.Route j. sudirman Telp. (0355) 793343/ 081335897237

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Kebutuhan saat ini adalah
mengembangkan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif yang dapat memicu
respons kekebalan yang tepat untuk menghentikan pandemi COVID-19. Hal ini
merupakan prioritas universal untuk menemukan mekanisme pendanaan
internasional untuk mendukung pengembangan, pembuatan, dan penimbunan
vaksin virus corona. Vaksin COVID-19 sangat dibutuhkan karena penundaan
peluncuran vaksin bahkan satu minggu akan menyertai jutaan kematian (Kaur &
Gupta, 2020). Pentingnya rekomendasi vaksinasi petugas kesehatan kepada
publik dalam proses pengambilan keputusan telah didokumentasikan dengan baik
dan petugas kesehatan adalah salah satu pemberi pengaruh terkuat dalam
keputusan vaksinasi (Fu et al., 2020).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Dalam melaksanakan
fungsinya, puskesmas berkewajiban melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dan terwujudnya
kecamatan sehat (Putri et al., 2017).
Salah satu kebijakan yang saat ini harus dicapai adalah cakupan vaksinasi
COVID-19 pada tenaga kesehatan. Berdasarkan surat pemberitahuan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (2020) mengenai rencana pelaksanaan pemberian
imunisasi COVID-19 untuk memutus rantai penularan COVID-19, selain
melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, juga perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan imunitas masyarakat rnelalui kegiatan pemberian imunisasi.
Imunisasi COVID-19 akan diberikan pada kelompok rentan usia 18-59 tahun yang
terdiri dari tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang pada
fasilitas pelayanan kesehatan, kemudian kelompok proritas lainnya yang
ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan operasional imunisasi
COVID-19 seperti petugas pelayanan publik. Pertanggal 10 Februari 2021
Kemenkes RI (2020) menyatakan total sasaran vaksinasi COVID-19 sebanyak
181.554.465 dengan sasaran sebanyak 1.468.764 pada tenaga kesehatan dengan
cakupan vaksinasi tahap 1 sebanyak 969.546 (66,01%) dan tahap 2 sebanyak
279.251 (19,01%). Berdasarkan laporan Kementrian Kesehatan, cakupan
vaksinasi pada tenaga kesehatan belum mencapai 100%.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 yang dapat dicegah dengan
Vaksinasi COVID-19 di wilayah Puskesmas Suruh.
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi Penularan / Transmisi Covid-19.
b. Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Covid-19.
c. Mencapai Kekebalan Kelompok di Masyarakat (Herd Imunity).
d. Melindungi dan Memperkuat Sistem Kesehatan Secara Menyeluruh.
e. Tercapainya mutu pelayanan vaksinasi sesuai standar WHO.

C. SASARAN PEDOMAN
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat
4. Petugas Chold chain

D. Ruang Lingkup pedoman


Pedoman ini menngatur tentang ruang lingkup penyelenggaraan imunisasi
meliputi:
1. Pelayanan vaksinasi pada remaja (12 – 17 tahun)
2. Pelayanan vaksinasi pada masyarakat umum (18 – 60 tahun)
3. Pelayanan vaksinasi pada ibu hamil (usia kehamilan 13 – 33 minggu)
4. Pelayanan vaksinasi pada lansia (>60 tahun)
D.Batasan operasional
a. PELAYANAN IMUNISASI

Ruang Tunggu Penerima Sasaran yang datang  Melakukan pengecekan


sasaran melalui
pedulilindungi.id
(terdaftar/belum)
 Membagikan kertas
kendali untuk diisi oleh
sasaran
Meja 1 Screening - Vaksinasi  Terdiri dari petugas
kesehatan minimal 2
orang (petugas screening
dan vaksinator)
 Melakukan screening
terhadap sasaran meliputi
TTV, dan pertanyaan
screening sesuai juknis
 Peserta yang sudah lolos
screening dapat langsung
diberikan vaksin
 Petugas mengisi hasil
screening dan vaksinasi
pada kertas kendali
Meja 2 Pencatatan dan Observasi  Melakukan entry data dari
kertas kendali ke dalqam
Pcare
 Waktu Observasi 15
menit
 Mencetak kartu vaksin
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)


Pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia progam imunisasi :
1. Tenaga Teknis vaksinasi Perawat (DIII) Bidan (DIII)
2. Tenaga Pelaksana Dokter
3. Tenaga Pelaksana Perawat
4. Tenaga Pelaksana Bidan

Tugas dan Tanggung Jawab tenaga teknis, tenaga pelaksana


1. Melaksanakan kegiatan teknis Vaksinasi
2. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
3. Melaksanakan kegiatan penerimaan vaksin, perawatan Cold Chain, penyimpanan vaksin
serta distribusi vaksin baik ke pelayanan Puskesmas

Tugas pokok dan fungsi pelaksana Vaksinasi adalah :


Melaksanakan kegiatan dalam rangka upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
COVID-19 yang dapat dicegah dengan Vaksinasi COVID-19 di puskesmas Suruh, diantaranya :
1. Melaksanakan kegiatan teknis Vaksinasi
2. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
3. Melaksanakan kegiatan penerimaan vaksin, perawatan Cold Chain, penyimpanan vaksin
serta distribusi vaksin baik ke pelayanan Puskesmasdan Klinik Swasta
4. Melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain
5. Melakukan pengawasan terhadap tindakan yang menyimpang dari standar prosedur yang
sudah ditetapkan.
6. Melakukan seluruh program kerja Vaksinasi yang sudah ditetapkan.

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi tenaga pelayanan progam imunisasi terdiri dari :
2 dokter Umum
2 Bidan
6 Perawat
6 Tenaga Administrasi
C. JADWAL KEGIATAN
BULAN
NO KEGIATAN Sumber dana
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
1. Pengambilan vaksin Covid-19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Rekap laporan Vaksinasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Validasi data Vaksinasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

NO KEGIATAN SASARAN TUJUAN


1. Pengambilan vaksin Vaksin Mencukupi kebutuhan vaksin yang diperlukan dalam setiap bulan.
Covid-19.
2. Merekap laporan Vaksin Untuk mengetahui hasil pencapaian imunisasi dalam setiap bulan
Vaksinasi
3 Validasi data Vaksinasi Buku Untuk mendapatkan data yang sama antara petugas pelaksana vaksinasi dengan koordinator
imunisasi.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Untuk pelayanan imunisasi dalam gedung.Ruang pelayanan imunisasi harus bersih, tidak
lembab, tidak terkena sinar matahari langsung. Untuk penyimpanan semua vaksin, ADS, safety
boks harus dekat dengan petugas. Untuk ruang vaksin penempatan lemari es:
1. Jarak minimal lemari es dengan didnding belakang adalah 10-15cm atau sampai pintu
lemari es dapat dibuka.
2. Jarak minimal antara lemari es dengan lemari es lain kurang lebih 15cm.
3. Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung
4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup.
5. Setiap satu unit lemari es menggunakan hanya satu stop kontak listrik.

wastafel Lemari arsip dan


tempat vaksin cariier Lemari es untuk
coolpac

Lemari es vaksin
Meja kerja
domestik

B. STANDAR FASILITAS
Lingkup ruangan chold chain adalah:
1. Jarak lemari es dengan dinding belakang adalah 10 – 15 cm, atau sampai pintu lemari es dapat
dibuka
2. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yangcukup
3. Lemari es tidak terkena sinar matahari secara langsung
4. Lemari es menggunakan satu stop kontak
5. Ada alat pemantau suhu lemari es terdiridari : 1 buah termometer dalam lemari es, 1 buah
freeztag, buku grafik dan lembar pencatatan suhu
Tempat pelayanan
Tempat pelayanan dalam gedung
a. Puskesmas induk
b. Kecamatan, Balai Desa, Sekolah

Tempat pelayanan luar gedung


Kecamatan, Balai Desa, Sekolah
B. Standar Fasilitas
1. Peralatan
Peralatan Imunisasi terdiri dari sejumlah alat medis yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan imunisasi:
a. Kit imunisasi
1. Pinset 2 buah
2. Vaksin cariier 16 buah
3. Lemari es vaksin 2 buah
4. Temometer muller1 buah
5. Freeze tag buah
b. Peralatan surveillans
komputer dan printer
c. Mebelair
1. Meja kerja
2. Kursi kerja
3. Kursi hadap
d. Penunjang
1. Tempat sampah medis
2. Tempat sampah non medis
e. Bahan habis pakai
1. ADS 0,05 ml, o,5 ml, 5 ml Sesuai kebutuhan
2. Kapas Sesuai kebutuhan
3. Vaksin
4. Safety box Sesuai kebutuhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari:
1. Perencanaan
a. Perencanaan sasaran
b. Perencanaan target cakupan
c. Perencanaan kebutuhan vaksin
2. Pelaksanaan
a) Persiapan petugas
b) Persiapan masyarakat
c) Pemberian layanan vaksinasi
d) Koordinasi
3. Pengelolaan rantai vaksin
4. Pengelolaan limbah
5. Pencatatan dan pelaporan

B. METODE
Metode pelayanan vaksinasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan kondisi di UPT Puskesmas
Suruh yaitu :
1. Mengarahkan sasaran untuk berada diruang tunggu dan diberikan nomor antrian.
2. Memanggil sasaran sesuai nomor urut untuk dilakukan pendaftaran
3. Mengarahkan sasaran ke meja 1 untuk dilakukan screening dan vaksinasi
4. Mengarahkan sasaran ke meja 2 untuk dilakukan observasi selama 15 menit
5. Melakukan pemantauan terhadap sasaran apakah terjadi kipi atau tidak
6. Mencetak Kartu Vaksinasi
7. Memberikan Kartu Vaksinasi kepada sasaran.
8. Memberitahu kapan harus kembali Vaksinasi
C. LANGKAH KEGIATAN
Langkah-langkah kegiatan imunisasi:
1. Perencanaan
Perencanaan sasaran dilakukan di setiap tahun kegiatan
2.
BULAN
NO KEGIATAN Sumber dana
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
1. Pengambilan vaksin COVID-19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Rekap laporan Vaksinasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Validasi data Vaksinasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
BAB V
LOGISTIK

Ketersediaan logistik, yang antara lain berupa form-form pelaporan maupun sarana yang
dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan maupun yang dibutuhkan untuk meningkatkan
pelayanan program Vaksinasi. Adapun kebutuhan logistik program vaksinasi antara lain :
Logistik dalam pelayanan Imunisasi meliputi :
A. Vaksin
1. Vaksin CoronaVac
2. Vaksin Astra Zeenecca
3. Vaksin Pfizer
4. Vaksin Moderna
B. Bahan habis pakai
1. Pelarut Pfizer Vial
2. Alkohol Swab
3. Handscoon
4. ADS (Auto Distruct Syringe)0,05 ml, 0,5 ml, 5,0 ml Dos
5. Safety Box Volume 5 ltr Biji
C. Adminitrsasi
1. Buku laporan Vaksinasi
2. Buku rekapan Vaksinasi
3. Buku bon vaksin
4. Buku stok pelarut vaksin
5. Buku pengeluaran vaksin
6. Buku pemantauan suhu lemari vaksin
7. ATK
8. Laporan stok vaksin
9. Laporan KIPI ringan
10. Laporan Vaksinasi
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGAM

A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen Resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan Dan Analisis Insiden
4. Kemampuan Belajar Dari Insiden Dan Tindak Lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya tidak diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah.
KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambill (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
1. Karena “keberuntungan”
2. Karena “pencegahan”
3. Karena “peringanan”
KESALAHAN MEDIS
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
C. Tata Laksana
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden Keselamatan”.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung dengan
pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh
sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.
I. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular dilingkunagn tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan
tersebut setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precation”.

II. Tindakan Yang harus di lakukan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

III. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga
hygiene sanitasi individu, hygienie sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip
tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
e. Pengelolaan imbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin pengendalian mutu program vaksinasi maka yang harus dilakukan adalah:
1. Seluruh petugas melaksanakan seluruh kegiatan yang sudah direncanakan dan menepati jadwal
pelaksanaan kegiatan yang sudah ditetapkan
2. Petugas bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing dan memastikan bahwa seluruh
kegiatannya dapat berjalan dengan baik.
3. Koordinator Imunisasi menganalisis masalah yang muncul dari program ini kemudian
merekomendasikan solusi pemecahan masalah dan melaporkan kepada kepala puskesmas.
4. Pimpinan puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada kegiatan program Vaksinasi
COVID-19
BAB IX
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas


maka pelaksanaan kegiatan program Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu progran yang
penting untuk diperhatikan. Melalui program ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap Puskesmas Suruh dan menurunkan angka kematian akibat COVID-19.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, semoga program ini dapat menjadi salah satu yang
memberi nilai positif bagi peningkatan mutu pelayanan di puskesmas Suruh.

Anda mungkin juga menyukai