Narator :
Bahagianya jika natal setiap hari, indahnya natal bagaikan harmoni dawai malaikat saat natal
datang membawa damai, tidak ada keputusaasaan karena keceriaan natal selalu membawa
harapan. Kehangatan natal menyatukan semua cinta dan membawa kebersamaan dalam
sukacita bagi kita semua. Semua?? Apa benar Natal sudah menyatukan dan mendamaikan
kita semua?? Sayang…. tidak semua memahami terangnya kasih natal.
Beberapa pemuda masuk ke panggung dan menyanyikan lagu “Deck The Hall”
(sementara beberapa pemuda menyanyi, masuk seorang pemuda yang kemudian mengejek
mereka yang sedang menyanyi)
Pemuda 1 Woii boleh badiam? Ribut tau… ba ganggu jo orang tidor siang.
Pemuda 2 minta maaf… torang kwa sementara latihan for persiapan ibadah Natal
pemuda.
Pemuda 1 Ibadah? Ibadah Natal? For apa beking ibadah Natal kalo tu ibadah cuma jadi
tradisi. Yang penting orang lia baibadah mar tu pikiran deng kalakuan
besae… Ada orang pi ibadah cuma mo cari lia orang laeng pe baju, sepatu,
baselfie kong ba status supaya orang tau da ibadah, main game. Itu yang ngoni
bilang ibadah?
Ba stel le beking ibadah Natal… bilang-bilang Natal membawa damai, mar di
sana-sini nda da damai… orangtua bakalae cuma gara-gara nda bli baju, nda
beking kukis, nda momasa sama deng birman da momasa. Stel le baku kase
tangan bilang ”selamat Natal” mar dalam hati bilang “adoh kyapa kwa ta baku
dapa deng dia?” Natal yang harusnya dirayakan dalam kesederhanaan dan
perenungan diri justru jadi momen for ba miras, mabo-mabo. So ni dia no tu
Natal jaman now.
(pemuda 1 keluar dari panggung, pemuda lain tertunduk malu kemudian menyanyi “Tetap
Setia/ Selidiki Aku”)
Puisi 1
Jika kesalahanku itu benang
Panjangnya melilit bumi
Jika kesalahnku itu air mata
Ia menderas seperti sungai
Jika kesalahanku itu gelap
Ia sewarna malam tanpa bintang dan rembulan
Jika kesalahanku itu angin
Ia menjadi badai… menjadi badai
Adakah danau dan laut awalnya air mata
Jika demikian betapa banyaknya kepedihan
Kita pun telah menam bahkan beberapa tetes untuknya
Hidupku penuh dosa
Berharap ada penebusan dari cinta maha cinta
Tapi dunia ternyata begitu gelap
Gelap dan pekat karena dosa
Dalam setiap detakan jarum jam
Salah dan dosa terus beringsut menorehkan catatan kelam
Berpasal-pasal benci dan nafsu
Terukir di setiap langkah dan nafas
Tapi Yesus, IA tetap cinta
Selalu datang mennuntun 24 jam
Di hati yang membuka pintu IA datang
Kini, IA dipintu hatimu dan berkata:
“Adakah tempat untuk-KU?”
(pemuda 1 keluar dari panggung, pemuda 2 mengajak jemaat untuk menyanyi “Tuhan Ku
Mau Menyenangkan-Mu”)
PEMBACAAN ALKITAB
RENUNGAN
PERSEMBAHAN
Orang 1 (sambil menghitung uang) 1,2,3,4,5... 500ribu, bagus se bli apa ini
eh??? ado mo pigi ibadah kote mo ba persembahan 2x...hmmmm
(sambil be priksa popoji) bae lei ada 5ribu. (masuk orang yang miskin,
tapi tidak memperdulikannnya, hanya cuek saja)
Orang 2 & 3 (masuk sambil membawa tas belanjaan)
Orang 2 asik eh ni hari, puas komang da ba blanja, minggu depan lei neh...
Orang 3 siiiiiiiiiip, kapan saja just call me, and i”ll be there, btw ada ibadah
natal sabantar mo pigi toh. Mar qt so abis doi derma,so se blanja
samua.
Orang 2 adoh iyo, bae lei pa kita masih ada dua...dua ribu.....
(masuk orang miskin)
Orang 2 (sambil berkata kepada orang miskin) ya kurang mo kase persembahan
ini..
Orang 3 dengan kita cuma mo minta pa dia.
(org 2,3 serta miskin keluar tanpa memberikan dan mendapatkan apa-apa,masuk orang ke-4)
Orang 4 30ribu bli hand body, 20ribu bli beda, 10ribu se pasang. Seribu se
derma. Kan klo tembus 4 angka harga 10ribu banyak komang kita mo
kase tu persembahan.
(masuk orang miskin)
Orang 4 (sambil melihat dan berkata kepada orang yang miskin) kita mo ba
pasang dulu neh, nanti klo kita tembus, kita kase akang pa ngana.
(orang ke 4 dan miskin keluar, masuk orang ke 5)
Orang 5 qt pe doi tinggal ini, mo bli makang cuma cukup for ini hari (masuk
orang miskin, merasa kasihan dan tanpa berkata apa-apa memberikan
uang yang tinggal sedikit itu kepada orang miskin itu).
Saat Teduh