Anda di halaman 1dari 160

4.

4 Program Keahlian : Farmasi


4.4.1 Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis Dan Komunitas

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212

3. Bahasa Indonesia 354

4. Matematika 424

5. Sejarah Indonesia 108

6. Bahasa Inggris 352

B. Muatan Kewilayahan

1. Seni Budaya 108

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144

Jumlah A dan B 2.020

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2. Biologi 72

3. Kimia 72

4. Fisika 72

C2. Dasar Program Keahlian

1
1. Dasar-DasarKefarmasian 252

2. Perundang-undangan Kesehatan 72

3. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup 72

4. Farmakognosi Dasar 72

C3. Kompetensi Keahlian

1. Pelayanan Farmasi 840

2. Farmakognosi 280

3. Farmakologi 280

4. Kimia Farmasi 314

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2.856

Total 4.876
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16

2
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Biologi 2 2 - - - -
3. Kimia 2 2 - - - -
4. Fisika 2 2
C2. Dasar Keahlian
1. Dasar-Dasar Kefarmasian 7 7 - - - -
2. Perundang-undangan Kesehatan 2 2 - - - -
Keselamatan Kesehatan Kerja dan
3. 2 2 - - - -
Lingkungan Hidup
4. Tanaman Obat Indonesia 2 2 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pelayanan Farmasi - - 12 12 12 12
2. Farmakognosi - - 4 4 4 4
3. Farmakologi - - 4 4 4 4
4. Kimia Farmasi - - 4 4 5 5
5. Produk Kreatifdan Kewirausahaan - - 5 5 5 5
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30
Total 46 46 46 46 46 46
a) Beban Belajar Mata Pelajaran Umum
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pembelajaran.
1) Beban belajar di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian dinyatakan dalam
jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X,
XI dan XII yaitu 46 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam
pembelajaran adalah 45 menit.
2) Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu dan paling banyak 21 minggu.
3) Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu.
4) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu
dan paling banyak 40 minggu.

3
b) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1;
2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI-3; dan
4) kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI-4.

A. KOMPETENSI MATA PELAJARAN


Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

1. Muatan Nasional

a. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

KELAS X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada
mengamalkan ajaran Malaikat-malaikat Allah SWT
agama yang dianutnya 1.2 Berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits
dan Ijtihad sebagai pedoman hidup
1.3 Meyakini kebenaran hukum Islam
1.4 Berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat
Islam dalam kehidupan sehari-hari
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam
mengamalkan perilaku kehidupan sehari-hari sebagai implementasi
jujur, disiplin, dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8, dan

4
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
tanggungjawab, peduli Q.S. At-Taubah (9): 119 dan hadits terkait
(gotong royong, 2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh
kerjasama, toleran, kepada orangtua dan guru sebagai
damai), santun, responsif implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
dan pro-aktif dan (17): 23 dan hadits terkait
menunjukkan sikap 2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri
sebagai bagian dari (mujahadah an-nafs), prasangka baik
solusi atas berbagai (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
permasalahan dalam sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
berinteraksi secara Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12
efektif dengan dan 10 serta hadits yang terkait
lingkungan sosial dan 2.4 Menunjukkan perilaku menghindarkan diri
alam serta dalam dari pergaulan bebas dan perbuatan zina
menempatkan diri sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
sebagai cerminan bangsa Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2,
dalam pergaulan dunia. serta hadits yang terkait
2.5 Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu
dan menyampaikannya kepada sesama
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait
2.6 Menunjukkan sikap keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa aman, tawakkal dan
perilaku adil sebagai implementasi dari
pemahaman Asmaul Husna al-Kariim, al-
Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’,
al-‘Adl, dan al-Akhiir
2.7 Menunjukkan sikap tangguh dan semangat
menegakkan kebenaran sebagai
implementasi dari pemahaman strategi
dakwah Nabi di Mekah
2.8 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah
sebagai implementasi dari pemahaman
strategi dakwah Nabi di Madinah
3. Memahami,menerapkan, 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72);
menganalisis Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-
pengetahuan faktual, Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang
konseptual, prosedural kontrol diri (mujahadah an-nafs),
berdasarkan rasa prasangka baik (husnuzzhan), dan
ingintahunya tentang persaudaraan (ukhuwah)
ilmu pengetahuan, 3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol
teknologi, seni, budaya, diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik
dan humaniora dengan (husnuzzhan) dan persaudaraan
wawasan kemanusiaan, (ukhuwah), dan menerapkannya dalam
kebangsaan, kenegaraan, kehidupan

5
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
dan peradaban terkait 3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan
penyebab fenomena dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang
kejadian, serta larangan pergaulan bebas dan perbuatan
menerapkan zina.
pengetahuan prosedural 3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan
pada bidang kajian yang pergaulan bebas dan perbuatan zina.
spesifik sesuai dengan 3.5 Memahami makna Asmaul Husna: al-
bakat dan minatnya Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin,
untuk memecahkan al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir;
masalah. 3.6 Memahami makna beriman kepada
malaikat-malaikat Allah SWT
3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9): 122 dan
hadits terkait tentang semangat menuntut
ilmu, menerapkan dan menyampaikannya
kepada sesama;
3.8 Memahami kedudukan Alquran, Hadits,
dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
3.9 Memahami pengelolaan wakaf
3.10.1 Memahami substansi dan strategi dakwah
Rasullullah saw. di Mekah
3.10.2 Memahami substansi dan strategi dakwah
Rasulullah saw. di Madinah
4. Mengolah, menalar, dan 4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S.
menyaji dalam ranah Al-Hujurat (49): 12; dan Q.S. Al-Hujurat
konkret dan ranah (49) : 10, sesuai dengan kaidah tajwid dan
abstrak terkait dengan makhrajul huruf.
pengembangan dari yang 4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-
dipelajarinya di sekolah Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12;
secara mandiri, dan QS Al-Hujurat (49) : 10 dengan lancar.
mampu menggunakan 4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S.
metoda sesuai kaidah An-Nur (24): 2 sesuai dengan kaidah
keilmuan. tajwid dan makhrajul huruf.
4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’
(17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2 dengan
lancar.
4.3 Berperilaku yang mencontohkan
keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi
rasa aman, tawakal dan perilaku adil
sebagai implementasi dari pemahaman
makna Asmaul Husna al-Kariim, al-
Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’,
al-‘Adl, dan al-Akhiir
4.4 Berperilaku yang mencerminkan
kesadaran beriman kepada malaikat-

6
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
malaikat Allah SWT
4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam
semangat mencari ilmu
4.6 Menyajikan macam-macam sumber
hukum Islam
4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan wakaf
4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf
4.8.1 Mendeskripsikan substansi dan strategi
dakwah Rasullullah SAW di Mekah
4.8.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi
dakwah Rasulullah SAW di Madinah

KELAS XI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada
mengamalkan ajaran Kitab-kitab Allah SWT
agama yang dianutnya 1.2 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada
Rasul-rasul Allah SWT
1.3 Berperilaku taat kepada aturan
1.4 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam
penyelenggaraan jenazah
1.5 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam
pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di
masyarakat

2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkanperilaku jujur dalam


mengamalkan perilaku kehidupan sehari-hari sebagai implentasi
jujur, disiplin, dari pemahaman Q.S. At Taubah (9) : 119
tanggungjawab, peduli dan hadits terkait
(gotong royong, 2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh
kerjasama, toleran, kepada orangtua dan guru sebagai
damai), santun, responsif implentasi dari pemahaman Q.S. Al Isra’
dan pro-aktif dan (17) : 23-24 dan hadits terkait
menunjukkan sikap 2.3 Menunjukkan perilaku kompetitif dalam
sebagai bagian dari kebaikan dan kerja keras sebagai
solusi atas berbagai implementasi dari pemahaman QS. Al
permasalahan dalam Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39;
berinteraksi secara dan Q.S. At Taubah (9): 105 serta Hadits
efektif dengan yang terkait
lingkungan sosial dan 2.4 Menunjukkansikap toleran, rukun dan
alam serta dalam menghindarkan diri dari tindak kekerasan
menempatkan diri sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
sebagai cerminan bangsa Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) :

7
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
dalam pergaulan dunia. 32, serta hadits terkait
2.5 Menunjukkan sikap semangat menumbuh-
kembangkan ilmu pengetahuan dan kerja
keras sebagai implementasi dari masa
kejayaan Islam
2.6 Menunjukkan perilaku kreatif, inovatif, dan
produktif sebagai implementasi dari sejarah
peradaban Islam di era modern
3. Memahami, 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Maidah (5) : 48;
menerapkan, dan Q.S. Az-Zumar (39) : dan Q.S. At-
menganalisis Taubah (9) : 105, serta hadits tentang
pengetahuan faktual, taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos
konseptual, prosedural, kerja.
dan metakognitif 3.2 Menganalisis Q.S. Yunus (10) : 40-41
berdasarkan rasa ingin dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32, serta hadits
tahunya tentang ilmu tentang toleransi dan menghindarkan diri
pengetahuan, teknologi, dari tindak kekerasan.
seni, budaya, dan 3.3 Memahami makna iman kepada Kitab-
humaniora dengan kitab Allah SWT
wawasan kemanusiaan, 3.4 Memahami makna iman kepada Rasul-
kebangsaan, kenegaraan, rasul Allah SWT
dan peradaban terkait 3.5 Memahami makna taat kepada aturan,
penyebab fenomena dan kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja
kejadian, serta keras
menerapkan 3.6 Memahami makna toleransi dan
pengetahuan prosedural kerukunan
pada bidang kajian yang 3.7 Memahami bahaya perilaku tindak
spesifik sesuai dengan kekerasan dalam kehidupan
bakat dan minatnya 3.8 Menelaah prinsip-prinsip dan praktik
untuk memecahkan ekonomi dalam Islam
masalah. 3.9 Memahami pelaksanaan tatacara
penyelenggaraan jenazah
3.10 Memahami pelaksanaan khutbah, tabligh
dan dakwah
3.11 Menelaah perkembangan peradaban
Islam pada masa kejayaan
3.12 Menelaah perkembangan Islam pada
masa modern (1800- sekarang)
4. Mengolah, menalar, dan 4.1.1 Membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59;
menyaji dalam ranah Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At Taubah
konkret dan ranah (9) : 105 sesuai dengan kaidah tajwid dan
abstrak terkait dengan makhrajul huruf.
pengembangan dari yang 4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S.
dipelajarinya di sekolah An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48;

8
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
secara mandiri, Q.S. At-Taubah (9) : 105 dengan lancar
bertindak secara efektif 4.2.1 Membaca Q.S. Yunus (10) : 40-41
dan kreatif, serta mampu dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32sesuai dengan
menggunakan metoda kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
sesuai kaidah keilmuan. 4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S.
Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah
(5) : 32 dengan lancar
4.3 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada Kitab-kitab Suci Allah swt
4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
4.5 Menampilkan perilaku taat kepada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja
keras
4.6 Menampilkan contoh perilaku toleransi dan
kerukunan
4.7 Mendeskripsikan bahaya perilaku tindak
kekerasan dalam kehidupan
4.8 Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi
Islam
4.9 Memperagakan tatacara penyelenggaraan
jenazah
4.10 Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan
dakwah
4.11 Mendiskripsikan perkembangan Islam pada
masa kejayaan
4.12 Mendiskripsikan perkembangan Islam pada
masa medern (1800-sekarang)

KELAS XII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada
mengamalkan ajaran hari akhir
agama yang dianutnya 1.2 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada
qada dan qadar
1.3 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam
melaksanakan pernikahan
1.4 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam
melakukan pembagian harta warisan
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam
mengamalkan perilaku kehidupan sehari-hari sebagai implementasi
jujur, disiplin, dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9) : 119
tanggungjawab, peduli dan Q.S. Lukman (31): 14 serta hadits

9
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
(gotong royong, terkait
kerjasama, toleran, 2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan berbakti
damai), santun, responsif kepada orangtua dan guru Q.S. Al-Isra (17):
dan pro-aktif dan 23 dan hadits terkait
menunjukkan sikap 2.3 Menunjukkan sikap kritis dan demokratis
sebagai bagian dari sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
solusi atas berbagai Ali Imran (3) : 190-191 dan 159, serta
permasalahan dalam hadits terkait.
berinteraksi secara 2.4 Menunjukkan perilaku saling menasihati
efektif dengan dan berbuat baik (ihsan)sebagai
lingkungan sosial dan implementasi dari pemahaman Q.S.
alam serta dalam Luqman (31) : 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah
menempatkan diri (2): 83, serta hadits terkait.
sebagai cerminan bangsa 2.5 Menunjukkan sikap mawas diri dan taat
dalam pergaulan dunia. beribadah sebagai cerminan dari kesadaran
beriman kepada hari akhir
2.6 Menunjukkansikap optimis, berikhtiar dan
bertawakal sebagasi cerminan dari
kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar
Allah SWT
2.7 Menunjukkansika semangat melakukan
penelitian di bidang ilmu pengetahuan
sebagai implementasi dari pemahaman dan
perkembangan Islam di dunia
3. Memahami, 3.1 Menganalisis Q.S. Ali Imran (3): 190-191,
menerapkan, dan Q.S. Ali Imran (3): 159, serta hadits
menganalisis dan tentang berpikir kritis dan bersikap
mengevaluasi demokratis,
pengetahuan faktual, 3.2 Menganalisis Q.S. Luqman (31): 13-14 dan
konseptual, prosedural, Q.S. Al-Baqarah (2): 83, serta hadits tentang
dan metakognitif saling menasihati dan berbuat baik (ihsan).
berdasarkan rasa ingin 3.3 Memahami makna iman kepada hari akhir.
tahunya tentang ilmu 3.4 Memahami makna iman kepada Qadha dan
pengetahuan, teknologi, Qadar.
seni, budaya, dan 3.5 Memahami hikmah dan manfaat saling
humaniora dengan menasihati dan berbuat baik (ihsan) dalam
wawasan kemanusiaan, kehidupan.
kebangsaan, kenegaraan, 3.6 Memahami ketentuan pernikahan dalam
dan peradaban terkait Islam
penyebab fenomena dan 3.7 Memahami hak dan kedudukan wanita
kejadian, serta dalam keluarga berdasarkan hukum Islam
menerapkan 3.8 Memahami ketentuan waris dalam Islam
pengetahuan prosedural 3.9 Memahami strategi dakwah dan
pada bidang kajian yang perkembangan Islam di Indonesia

10
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
spesifik sesuai dengan 3.10 Menganalisis faktor-faktor kemajuan dan
bakat dan minatnya kemunduran peradaban Islam di dunia
untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, 4.1.1 Membaca Q.S. Ali Imran (3): 190-191
menyaji, dan mencipta dan Q.S. Ali Imran (3): 159; sesuai
dalam ranah konkret dan dengan kaidah tajwid dan makhrajul
ranah abstrak terkait huruf.
dengan pengembangan 4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali
dari yang dipelajarinya Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali Imran
di sekolah secara (3): 159 dengan lancar
mandiri serta bertindak 4.2.1 Membaca Q.S. Luqman (31): 13-14 dan
secara efektif dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83 sesuai dengan
kreatif, dan mampu kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
menggunakan metoda 4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S.
sesuai kaidah keilmuan. Luqman (31): 13-14 dan Q.S. Al-
Baqarah (2): 83 denagn lancar
4.3 Berperilaku yang mencerminkan
kesadaran beriman kepada Hari Akhir
4.4 Berperilaku yang mencerminkan
kesadaran beriman kepada Qadha dan
Qadar Allah SWT
4.5 Menyajikan hikmah dan manfaat saling
menasihati dan berbuat baik (ihsan)
dalam kehidupan
4.6 Memperagakan tata cara pernikahan
dalam Islam
4.7 Menyajikan hak dan kedudukan wanita
dalam keluarga berdasarkan hukum
Islam
4.8 Mempraktikkan pelaksanaan pembagian
waris dalam Islam
4.9 Mendeskripsikan strategi dakwah dan
perkembangan Islam di Indonesia
4.10 Mendeskripsikan faktor-faktor kemajuan
dan kemunduran peradaban Islam di
dunia

b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

KELAS X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan
mengamalkan ajaran kepercayaan dalam kehidupan

11
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
agama yang dianutnya bermasyarakat.
1.2 Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29
ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Menghayati dan 2.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam
mengamalkan perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
jujur, disiplin, bernegara
tanggungjawab, peduli 2.2 Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
(gotong royong, dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
kerjasama, toleran, Negara Republik Indonesia Tahun 1945
damai), santun, responsif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
dan pro-aktif dan 2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung
menunjukkan sikap dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar
sebagai bagian dari solusi Negara Republik Indonesia Tahun 1945
atas berbagai dalam berbagai aspek kehidupan ideologi,
permasalahan dalam politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
berinteraksi secara efektif dan keamanan, serta hukum.
dengan lingkungan sosial 2.4 Mengamalkan sikap toleransi antarumat
dan alam serta dalam beragama dan kepercayaan dalam hidup
menempatkan diri bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara..
sebagai cerminan bangsa 2.5 Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni
dalam pergaulan dunia. keberagaman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indonesia.
2.6 Mengamalkan nilai dan budaya demokrasi
dengan mengutamakan prinsip musyawarah
mufakat dalam kehidupan sehari-hari dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
3. Memahami ,menerapkan, 3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran
menganalisis HAM dalam rangka pelindungan dan
pengetahuan faktual, pemajuan HAM sesuai dengan nilai-nilai
konseptual, prosedural Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berdasarkan rasa berbangsa, dan bernegara.
ingintahunya tentang 3.2 Memahami pokok pikiran yang terkandung
ilmu pengetahuan, dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
teknologi, seni, budaya, Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan humaniora dengan 3.3 Memahami bentuk dan kedaulatan Negara
wawasan kemanusiaan, sesuai dengan Undang-Undang Dasar
kebangsaan, kenegaraan, Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
dan peradaban terkait 3.4 Memahami hubungan struktural dan
penyebab fenomena dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
kejadian, serta menurut Undang-Undang Dasar Negara
menerapkan pengetahuan Republik Indonesia Tahun 1945.

12
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
prosedural pada bidang 3.5 Memahami sistem hukum dan peradilan
kajian yang spesifik nasional dalam lingkup NKRI.
sesuai dengan bakat dan 3.6 Menganalisis kasus pelanggaran hak dan
minatnya untuk pengingkaran kewajiban sebagai warga
memecahkan masalah negara
3.7 Menganalisis indikator ancaman terhadap
negara dalam membangun integrasi
nasional dengan bingkai BhinnekaTunggal
Ika.
3.8 Memahamipentingnya kesadaran berbangsa
dan bernegara dilihat dari konteks sejarah
dan geopolitik Indonesia.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM
menyaji dalam ranah dalam rangka perlindungan dan pemajuan
konkret dan ranah abstrak HAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
terkait dengan dalam kehidupan bermasyarakat,
pengembangan dari yang berbangsa, dan bernegara.
dipelajarinya di sekolah 4.2 Menyaji hasil telaah pokok-pokok pikiran
secara mandiri, dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
mampu menggunakan Republik Indonesia Tahun 1945.
metoda sesuai kaidah 4.3 Menyaji hasil telaah bentuk dan kedaulatan
keilmuan negara sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
4.4 Menyaji hasil telaah hubungan struktural
dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.5 Menyaji hasil telaah sistem hukum dan
peradilan nasional dalam lingkup NKRI
4.6 Menyaji analisis penanganan kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban sebagai warga negara
4.7 Menyaji hasil analisis tentang indikator
ancaman terhadap negara dalam
membangun integrasi nasional dengan
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
4.8 Menyaji analisis tentang pentingnya
kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat
dari konteks sejarah dan geopolitik
Indonesia
4.9.1 Berinteraksi dengan teman dan orang lain
berdasarkan prinsip saling menghormati,
dan menghargai dalam keberagaman suku,

13
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
agama, ras, budaya, dan gender
4.9.2 Menyaji bentuk partisipasi
kewarganegaraan yang mencerminkan
komitmen terhadap keutuhan nasional

KELAS XI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati perilaku yang sesuai dengan
mengamalkan ajaran prinsip-prinsip solidaritas yang dilandasi
agama yang dianutnya ajaran agama dan kepercayaan yang
dianutnya
1.2 Mengamalkan isi pasal 28E dan 29 ayat 2
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
1.3 Menghayati persamaan kedudukan warga
negara tanpa membedakan ras, agama dan
kepercayaan, gender, golongan, budaya, dan
suku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
2. Menghayati dan 2.1 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
mengamalkan perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
jujur, disiplin, bernegara.
tanggungjawab, peduli 2.2 Menghayati nilai-nilai yang terkandung
(gotong royong, dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
kerjasama, toleran, Negara Republik Indonesia Tahun
damai), santun, responsif 1945dalam kehidupan berbangsa dan
dan pro-aktif dan bernegara.
menunjukkan sikap 2.3 Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
sebagai bagian dari solusi dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar
atas berbagai Negara Republik Indonesia Tahun 1945
permasalahan dalam dalam berbagai aspek kehidupan
berinteraksi secara efektif (ipoleksosbudhankam dan hukum).
dengan lingkungan sosial 2.4 Menghayati berbagai dampak dan bentuk
dan alam serta dalam ancaman terhadap negara dalam
menempatkan diri mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika.
sebagai cerminan bangsa 2.5 Menghayati budaya demokrasi dengan
dalam pergaulan dunia mengutamakan prinsip musyawarah, mufakat
dan kesadaran bernegara kesatuan dalam
konteks NKRI.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis kasus pelanggaran HAM dalam
dan menganalisis rangka pelindungan, pemajuan, dan
pengetahuan faktual, pemenuhan HAM
konseptual, prosedural, 3.2 Menganalisis pasal-pasal yang mengatur

14
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
dan metakognitif tentang wilayah negara, warga negara dan
berdasarkan rasa ingin penduduk, agama dan kepercayaan,
tahunya tentang ilmu pertahanan dan keamanan
pengetahuan, teknologi, 3.3 Menganalisis perkembangan demokrasi
seni, budaya, dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
humaniora dengan dan bernegara
wawasan kemanusiaan, 3.4 Menganalisis sistem pembagian kekuasaan
kebangsaan, kenegaraan, pemerintahan negara, kementerian negara,
dan peradaban terkait dan pemerintahan daerah menurut Undang-
penyebab fenomena dan Undang Dasar Negara Republik Indonesia
kejadian, serta Tahun 1945
menerapkan pengetahuan 3.5 Menganalisis praktik perlindungan dan
prosedural pada bidang penegakan hukum dalam masyarakat untuk
kajian yang spesifik menjamin keadilan dan kedamaian
sesuai dengan bakat dan 3.6 Menganalisis kasus pelanggaraan hak dan
minatnya untuk pengingkaran kewajiban sebagai warga
memecahkan masalah negara
3.7 Menganalisisstrategi yang telah diterapkan
oleh negara dalam mengatasi ancaman untuk
membangun integrasi nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
3.8 Menganalisis dinamika kehidupan bernegara
sesuai konsep NKRI dan bernegara sesuai
konsep federal dilihat dari konteks geopolitik
3.9 Menganalisis macam-macam budaya politik
di Indonesia
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyaji hasil análisis tentang kasus
menyaji dalam ranah pelanggaran HAM dalam pelindungan,
konkret dan ranah abstrak pemajuan, dan pemenuhan HAM
terkait dengan 4.2 Menyaji hasil kajian pasal-pasal yang
pengembangan dari yang mengatur tentang wilayah negara, warga
dipelajarinya di sekolah negara dan penduduk, agama dan
secara mandiri, bertindak kepercayaan, pertahanan dan keamanan
secara efektif dan kreatif, 4.3 Menyaji hasil análisis tentang perkembangan
serta mampu demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat,
menggunakan metoda berbangsa, dan bernegara
sesuai kaidah keilmuan 4.4 Menyaji hasil analiasis tentang sistem
pembagian kekuasaan pemerintahan negara,
kementerian negara dan pemerintahan daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
4.5 Menyaji hasil analisis praktik perlindungan
dan penegakan hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian dalam kehidupan

15
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4.6 Menyaji hasil analisis kasus pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban sebagai warga
negara
4.7 Menyaji hasil análisis tentang strategi untuk
mengatasi ancaman terhadap negara dalam
membangun integrasi nasional dengan
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
4.8 Menyaji hasil análisis tentang dinamika
kehidupan bernegara sesuai konsep NKRI
dan bernegara sesuai konsep federal dilihat
dari konteks geopolitik
4.9 Menyaji hasil analisis tentang budaya politik
di Indonesia
4.10 Menyaji hasil análisis tentang
perkembangan demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
4.10.1 Berinteraksi dengan teman dan orang
lain berdasarkan prinsip saling
menghormati, dan menghargai dalam
keberagaman suku, agama, ras, budaya,
dan gender
4.10.2 Menyaji bentuk partisipasi
kewarganegaraan yang mencerminkan
komitmen terhadap keutuhan nasional

KELAS XII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Mengamalkan ketaatan terhadap agama dan
mengamalkan ajaran kepercayaan yang dianut dalam kehidupan
agama yang dianutnya berbangsa dan bernegara.
1.2 Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
dalam pasal 28E dan 29 ayat 2 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
1.3 Menghayati jiwa toleransi antarumat
beragama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
1.4 Menghargai karakter berakhlak mulia dalam
memperkuat komitmen negara kesatuan.
2. Menghayati dan 2.1 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai
mengamalkan perilaku pandangan hidup dan ideologi nasional

16
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
jujur, disiplin, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
tanggungjawab, peduli dan bernegara.
(gotong royong, 2.2 Mengamalkan kesadaran berkonstitusi
kerjasama, toleran, berdasarkan pemahaman latar belakang,
damai), santun, responsif proses perumusan dan pengesahan, serta
dan pro-aktif dan perkembangan aktualisasi Undang-Undang
menunjukkan sikap Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
sebagai bagian dari solusi 1945
atas berbagai 2.3 Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
permasalahan dalam dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
berinteraksi secara efektif Negara Republik Indonesia Tahun
dengan lingkungan sosial 1945dalam kehidupan berbangsa dan
dan alam serta dalam bernegara
menempatkan diri 2.4 Mengamalkan tanggungjawab warga negara
sebagai cerminan bangsa untuk mengatasi ancaman terhadap negara
dalam pergaulan dunia 2.5 Mengamalkan budaya demokrasi dengan
mengutamakan prinsip musyawarah,
mufakat, dan integrasi nasional dalam
konteks NKRI.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis berbagai kasus pelanggaran
menganalisis dan HAM secara argumentatif dan saling
mengevaluasi keterhubungan antara aspek ideal,
pengetahuan faktual, instrumental dan praksis sila-sila Pancasila
konseptual, prosedural, 3.2 Memahami pelaksanaan pasal-pasal yang
dan metakognitif mengatur tentang keuangan, BPK, dan
berdasarkan rasa ingin kekuasaan kehakiman
tahunya tentang ilmu 3.3 Menganalisis dinamika pengelolaan
pengetahuan, teknologi, kekuasaan negara di pusat dan daerah
seni, budaya, dan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
humaniora dengan Republik Indonesia Tahun 1945dalam
wawasan kemanusiaan, mewujudkan tujuan negara
kebangsaan, kenegaraan, 3.4 Menganalisis kasus pelanggaran hak dan
dan peradaban terkait pengingkaran kewajiban sebagai warga
penyebab fenomena dan negara
kejadian, serta 3.5 Mengevaluasi peran Indonesia dalam
menerapkan pengetahuan hubungan Internasional
prosedural pada bidang 3.6 Menganalisis strategi yang diterapkan negara
kajian yang spesifik Indonesia dalam menyelesaikan ancaman
sesuai dengan bakat dan terhadap negara dalam memperkokoh
minatnya untuk persatuan dengan bingkai Bhinneka Tunggal
memecahkan masalah Ika
3.7 Menganalisis dinamika penyelenggaraan
negara dalam konsep NKRI dan konsep
negara federal

17
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4. Mengolah, menalar, 4.1 Menyaji pembahasan kasus pelanggaran
menyaji, dan mencipta HAM secara argumentatif dan saling
dalam ranah konkret dan keterhubungan antara aspek ideal,
ranah abstrak terkait instrumental dan praksis sila-sila Pancasila
dengan pengembangan 4.2 Menyaji pelaksanaan pasal-pasal yang
dari yang dipelajarinya di mengatur tentang keuangan, BPK, dan
sekolah secara mandiri kekuasaan kehakiman
serta bertindak secara 4.3 Menyaji hasil analisis dinamika pengelolaan
efektif dan kreatif, dan kekuasaan negara di pusat dan daerah
mampu menggunakan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
metoda sesuai kaidah Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
keilmuan mewujudkan tujuan negara
4.4 Menyaji analisis penanganan kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
sebagai warga negara
4.5 Menyaji hasil evaluasi dari berbagai media
massa tentang peran Indonesia dalam
hubungan internasional.
4.6 Menyaji hasil analisis strategi yang
diterapkan negara Indonesia dalam
menyelesaikan ancaman terhadap negara
dalam memperkokoh persatuan bangsa.
4.7 Menyaji hasil analisis dinamika
penyelenggaraan negara dalam konsep NKRI
dan konsep negara federal
4.8.1 Berinteraksi dengan teman dan orang lain
berdasarkan prinsip saling menghormati,
dan menghargai dalam keberagaman suku,
agama, ras, budaya, dan gender.
4.8.2 Menyaji bentuk partisipasi
kewarganegaraan yang mencerminkan
komitmen terhadap keutuhan nasional.

c. Bahasa Indonesia

18
KELAS X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
mengamalkan ajaran keberadaan bahasa Indonesia dan
agama yang dianutnya menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan
konteks untuk mempersatukan bangsa
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi
dalam memahami, menerapkan, dan
menganalisis informasi lisan dan tulis
melalui teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi
dalam mengolah, menalar, dan menyajikan
informasi lisan dan tulis melalui teks
anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli,
mengamalkan perilaku responsif, dan santun dalam menggunakan
jujur, disiplin, bahasa Indonesia untuk membuat anekdot
tanggungjawab, peduli mengenai permasalahan sosial, lingkungan,
(gotong royong, dan kebijakan publik
kerjasama, toleran, 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
damai), santun, responsif tanggung jawab, dan proaktif dalam
dan pro-aktif dan menggunakan bahasa Indonesia untuk
menunjukkan sikap melaporkan hasil observasi
sebagai bagian dari solusi 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
atas berbagai jawab, dan disiplin dalam menggunakan
permasalahan dalam bahasa Indonesia untuk menunjukkan
berinteraksi secara efektif tahapan dan langkah yang telah ditentukan
dengan lingkungan sosial 2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli,
dan alam serta dalam dan santun dalam menggunakan bahasa
menempatkan diri Indonesia untuk bernegosiasi dalam
sebagai cerminan bangsa perundingan
dalam pergaulan dunia. 2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun,
dan tanggung jawab dalam penggunaan
bahasa Indonesia untuk memaparkan
pendapat mengenai konflik sosial, politik,
ekonomi, dan kebijakan publik
3. Memahami ,menerapkan, 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot,
menganalisis eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
pengetahuan faktual, kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan

19
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
konseptual, prosedural maupun tulisan
berdasarkan rasa 3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil
ingintahunya tentang observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
ilmu pengetahuan, baik melalui lisan maupun tulisan
teknologi, seni, budaya, 3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil
dan humaniora dengan observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
wawasan kemanusiaan, baik melalui lisan maupun tulisan
kebangsaan, kenegaraan, 3.4 Mengevaluasi teks anekdot, eksposisi,
dan peradaban terkait laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
penyebab fenomena dan dan negosiasi berdasarkan kaidah-kaidah
kejadian, serta teks baik melalui lisan maupun tulisan
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot,
menyaji dalam ranah eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
konkret dan ranah abstrak kompleks, dan negosiasi baik secara lisan
terkait dengan maupun tulisan
pengembangan dari yang 4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi,
dipelajarinya di sekolah laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
secara mandiri, dan dan negosiasi yang koheren sesuai dengan
mampu menggunakan karakteristik teks yang akan dibuat baik
metoda sesuai kaidah secara lisan mupun tulisan
keilmuan 4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan
hasil observasi, prosedur kompleks, dan
negosiasi sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan
4.4 Mengabstraksi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi baik secara lisan maupun
tulisan
4.5 Mengonversi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain
sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan

KELAS XI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
mengamalkan ajaran keberadaan bahasa Indonesia dan

20
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
agama yang dianutnya menggunakannnya sesuai dengan kaidah
dan konteks untuk mempersatukan bangsa
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami, menerapkan,
dan menganalisis informasi lisan dan tulis
melalui cerita pendek, pantun, cerita ulang,
eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu
film/drama
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis
melalui cerita pendek, pantun, cerita ulang,
eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu
film/drama
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
mengamalkan perilaku responsif dan imajinatif dalam
jujur, disiplin, menggunakan bahasa Indonesia untuk
tanggungjawab, peduli berekspresi
(gotong royong, 2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
kerjasama, toleran, peduli, dan proaktif dalam menggunakan
damai), santun, responsif bahasa Indonesia untuk memahami dan
dan pro-aktif dan menyampaikan permasalahan
menunjukkan sikap 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
sebagai bagian dari solusi jawab, dan disiplin dalam menggunakan
atas berbagai bahasa Indonesia untuk bercerita ulang
permasalahan dalam 2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
berinteraksi secara efektif peduli, dan santun dalam menggunakan
dengan lingkungan sosial bahasa Indonesia untuk menyampaikan
dan alam serta dalam paparan
menempatkan diri 2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun,
sebagai cerminan bangsa dan tanggung jawab dalam penggunaan
dalam pergaulan dunia bahasa Indonesia untuk menyampaikan
penjelasan
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita
dan menganalisis pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
pengetahuan faktual, kompleks, dan ulasan/reviu film/drama baik
konseptual, prosedural, melalui lisan maupun tulisan
dan metakognitif 3.2 Membandingkan teks cerita pendek, pantun,
berdasarkan rasa ingin cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
tahunya tentang ilmu ulasan/reviu film/drama baik melalui lisan

21
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
pengetahuan, teknologi, maupun tulisan
seni, budaya, dan 3.3 Menganalisis teks cerita pendek, pantun,
humaniora dengan cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
wawasan kemanusiaan, ulasan/reviu film/drama baik melalui lisan
kebangsaan, kenegaraan, maupun tulisan
dan peradaban terkait 3.4 Mengevaluasi teks cerita pendek, pantun,
penyebab fenomena dan cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
kejadian, serta ulasan/reviu film/drama berdasarkan
menerapkan pengetahuan kaidah-kaidah baik melalui lisan maupun
prosedural pada bidang tulisan
kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek,
menyaji dalam ranah pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
konkret dan ranah abstrak dan ulasan/reviu film/drama baik secara
terkait dengan lisan maupun tulisan
pengembangan dari yang 4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun,
dipelajarinya di sekolah cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
secara mandiri, bertindak ulasan/reviu film/drama yang koheren
secara efektif dan kreatif, sesuai dengan karakteristik yang akan
serta mampu dibuat baik secara lisan mupun tulisan
menggunakan metoda 4.3 Menyunting teks cerita pendek, pantun,
sesuai kaidah keilmuan cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama sesuai dengan
struktur dan kaidah baik secara lisan
maupun tulisan
4.4 Mengabstraksi teks cerita pendek, pantun,
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama baik secara lisan
maupun tulisan
4.5 Mengonversi teks cerita pendek, pantun,
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama ke dalam bentuk
yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah
baik secara lisan maupun tulisan

22
KELAS XII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
mengamalkan ajaran keberadaan bahasa Indonesia dan
agama yang dianutnya menggunakannnya sesuai dengan kaidah
dan konteks untuk mempersatukan bangsa
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami, menerapkan,
dan menganalisis informasi lisan dan tulis
melalui teks cerita sejarah, berita, iklan,
editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis
melalui teks cerita sejarah, berita, iklan,
editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, responsif dan
mengamalkan perilaku santun dalam menggunakan bahasa
jujur, disiplin, Indonesia untuk menyampaikan cerita
tanggungjawab, peduli sejarah tentang tokoh-tokoh nasional dan
(gotong royong, internasional
kerjasama, toleran, 2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
damai), santun, responsif peduli, dan santun dalam menggunakan
dan pro-aktif dan bahasa Indonesia untuk memahami dan
menunjukkan sikap menyampaikan berita
sebagai bagian dari solusi 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
atas berbagai jawab, dan disiplin dalam menggunakan
permasalahan dalam bahasa Indonesia untuk memahami dan
berinteraksi secara efektif menyampaikan penjelasan dan ajakan
dengan lingkungan sosial 2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
dan alam serta dalam peduli, dan santun dalam menggunakan
menempatkan diri bahasa Indonesia untuk memaparkan
sebagai cerminan bangsa editorial/opinin tentang konflik sosial,
dalam pergaulan dunia politik, ekonomi, kebijakan publik, dan
lingkungan hidup
2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun,
dan tanggung jawab dalam penggunaan
bahasa Indonesia untuk memahami dan
menyajikan cerita fiksi dalam novel
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita
menganalisis dan sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan

23
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
mengevaluasi cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan
pengetahuan faktual, maupun tulisan
konseptual, prosedural, 3.2 Membandingkan teks cerita sejarah, berita,
dan metakognitif iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
berdasarkan rasa ingin novel baik melalui lisan maupun tulisan
tahunya tentang ilmu 3.3 Menganalisis teks cerita sejarah, berita,
pengetahuan, teknologi, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
seni, budaya, dan novel baik melalui lisan maupun tulisan
humaniora dengan 3.4 Mengevaluasi teks cerita sejarah, berita,
wawasan kemanusiaan, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
kebangsaan, kenegaraan, novel berdasarkan kaidah-kaidah baik
dan peradaban terkait melalui lisan maupun tulisan
penyebab fenomena dan
kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, 4.1 Menginterpretasi makna teks cerita sejarah,
menyaji, dan mencipta berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi
dalam ranah konkret dan dalam novel baik secara lisan maupun
ranah abstrak terkait tulisan
dengan pengembangan 4.2 Memproduksi teks cerita sejarah, berita,
dari yang dipelajarinya di iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
sekolah secara mandiri novel yang koheren sesuai dengan
serta bertindak secara karakteristik teks baik secara lisan maupun
efektif dan kreatif, dan tulisan
mampu menggunakan 4.3 Menyunting teks cerita sejarah, berita, iklan,
metoda sesuai kaidah editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel
keilmuan sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan
4.4 Mengabstraksi teks cerita sejarah, berita,
iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
novel baik secara lisan maupun tulisan
4.5 Mengonversi teks cerita sejarah, berita,
iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
novel ke dalam bentuk yang lain sesuai
dengan struktur dan kaidah teks baik secara
lisan maupun tulisan

24
d. Matematika
KELAS X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
mengamalkan ajaran yang dianutnya
agama yang dianutnya
2. Menghayati dan 2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan
mengamalkan perilaku bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa
jujur, disiplin, percaya diri, dan sikap toleransi dalam
tanggungjawab, peduli perbedaan strategi berpikir dalam memilih
(gotong royong, dan menerapkan strategi menyelesaikan
kerjasama, toleran, masalah.
damai), santun, responsif 2.2 Mampu mentransformasi diri dalam
dan proaktif dan berpilaku jujur, tangguh mengadapi masalah,
menunjukkan sikap kritis dan disiplin dalam melakukan tugas
sebagai bagian dari solusi belajar matematika.
atas berbagai 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa
permasalahan dalam ingin tahu, jujur dan perilaku peduli
berinteraksi secara efektif lingkungan.
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
3. Memahami ,menerapkan, 3.1 Memilih dan menerapkan aturan eksponen
menganalisis dan logaritma sesuai dengan karakteristik
pengetahuan faktual, permasalahan yang akan diselesaikan dan
konseptual, prosedural memeriksa kebenaran langkah-langkahnya.
berdasarkan rasa 3.2 Mendeskripsikan dan menganalisis konsep
ingintahunya tentang nilai mutlak dalam persamaan dan
ilmu pengetahuan, pertidaksamaan serta menerapkannya dalam
teknologi, seni, budaya, pemecahan masalah nyata.
dan humaniora dengan 3.3 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan
wawasan kemanusiaan, linear dua dan tiga variabel serta
kebangsaan, kenegaraan, pertidaksamaan linear dua variabel dan
dan peradaban terkait mampu menerapkan berbagai strategi yang
penyebab fenomena dan efektif dalam menentukan himpunan
kejadian, serta penyelesaiannya serta memeriksa kebenaran
menerapkan pengetahuan jawabannya dalam pemecahan masalah
prosedural pada bidang matematika.
kajian yang spesifik 3.4 Mendeskripsikan konsep matriks sebagai
sesuai dengan bakat dan representasi numerik dalam kaitannya
minatnya untuk dengan konteks nyata.
memecahkan masalah. 3.5 Mendeskripsikan operasi sederhana matriks
serta menerapkannya dalam pemecahan

25
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
masalah.
3.6 Mendeskripsikan daerah asal, daerah kawan,
dan daerah hasil suatu relasi antara dua
himpunan yang disajikan dalam berbagai
bentuk (grafik, himpunan pasangan terurut,
atau ekspresi simbolik)
3.7 Mengidentifikasi relasi yang disajikan dalam
berbagai bentuk yang merupakan fungsi.
3.8 Memprediksi pola barisan dan deret
aritmetika dan geometri atau barisan lainnya
melalui pengamatan dan memberikan
alasannya.
3.9 Mendeskripsikan berbagai bentuk ekspresi
yang dapat diubah menjadi persamaan
kuadrat.
3.10 Mendeskripsikan persamaan dan fungsi
kuadrat, memilih strategi dan menerapkan
untuk menyelesaikan persamaan dan fungsi
kuadrat serta memeriksa kebenaran
jawabannya.
3.11 Menganalisis fungsi dan persamaan kuadrat
dalam berbagai bentuk penyajian masalah
kontekstual.
3.12 Menganalisis grafik fungsi dari data terkait
masalah nyata dan menentukan model
matematika berupa fungsi kuadrat.
3.13 Mendeskripsikan konsep jarak dan sudut
antar-titik, garis dan bidang melalui
demonstrasi menggunakan alat peraga atau
media lainnya.
3.14 Mendeskripsikan konsep perbandingan
trigonometri pada segitiga siku-siku melalui
penyelidikan dan diskusi tentang hubungan
perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
dalam beberapa segitiga siku- siku
sebangun.
3.15 Menemukan sifat-sifat dan hubungan antar
perbandingan trigonometri dalam segitiga
siku- siku.
3.16 Mendeskripsikan dan menentukan hubungan
perbandingan Trigonometri dari sudut
disetiap kuadran, memilih dan menerapkan
dalam penyelesaian masalah nyata dan
matematika.

26
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3.17 Mendeskripsikan konsep fungsi
Trigonometri dan menganalisis grafik
fungsinya serta menentukan hubungan nilai
fungsi Trigonometri dari sudut-sudut
istimewa.
3.18 Mendeskripsikan konsep limit fungsi aljabar
dengan menggunakan konteks nyata dan
menerapkannya.
3.19 Merumuskan aturan dansifat limit fungsi
aljabar melalui pengamatan contoh-contoh.
3.20 Mendeskripsikan berbagai penyajian data
dalam bentuk tabel atau diagram/plot yang
sesuai untuk mengomunikasikan informasi
dari suatu kumpulan data melalui analisis
perbandingan berbagai variasi penyajian
data.
3.21 Mendeskripsikan data dalam bentuk tabel
atau diagram/plot tertentu yang sesuai
dengan informasi yang ingin
dikomunikasikan.
3.22 Mendeskripsikan konsep peluang suatu
kejadian menggunakan berbagai objek nyata
dalam suatu percobaan menggunakan
frekuensi relatif.
3.23 Mendeskripsikan dan menganalisis aspek-
aspek sederhana argumentasi logis yang
digunakan dalam matematika yang sudah
dipelajari, seperti penalaran induktif dan
deduktif, hipotesis dan simpulan dalam
deduksi logis, dan contoh penyangkal
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyajikan masalah nyata menggunakan
menyaji dalam ranah operasi aljabar berupa eksponen dan
konkret dan ranah abstrak logaritma serta menyelesaikannya
terkait dengan menggunakan sifat- sifat dan aturan yang
pengembangan dari yang telah terbukti kebenarannya.
dipelajarinya di sekolah 4.2 Menerapkan konsep nilai mutlak dalam
secara mandiri, dan persamaan dan pertidaksamaan linear dalam
mampu menggunakan memecahkan masalah nyata.
metoda sesuai kaidah 4.3 Membuat model matematika berupa
keilmuan. persamaan dan pertidaksamaan linear dua
variabel yang melibatkan nilai mutlak dari
situasi nyatadan matematika, serta
menentukan jawab dan menganalisis model
sekaligus jawabnya.

27
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4.4 Menggunakan SPLDV, SPLTV dan sistem
pertidaksamaan linear dua variabel
(SPtLDV) untuk menyajikan masalah
kontekstual dan menjelaskan makna tiap
besaran secara lisan maupun tulisan.
4.5 Membuat model matematika berupa
SPLDV, SPLTV, dan SPtLDV dari situasi
nyata dan matematika, serta menentukan
jawab dan menganalisis model sekaligus
jawabnya.
4.6 Menyajikan model matematika dari suatu
masalah nyata yang berkitan dengan matriks.
4.7 Menerapkan daerah asal, dan daerah hasil
fungsi dalam menyelesaikan masalah.
4.8 Menyajikan hasil menemukan pola barisan
dan deret dan penerapannya dalam
penyelesaian masalah sederhana.
4.9 Mengidentifikasi dan menerapkan konsep
fungsi dan persamaan kuadrat dalam
menyelesaikan masalah nyata dan
menjelaskannya secara lisan dan tulisan.
4.10 Menyusun model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi
kuadrat dan menyelesaikan serta memeriksa
kebenaran jawabannya.
4.11 Menggambar dan membuat sketsa grafik
fungsi kuadrat dari masalah nyata
berdasarkan data yang ditentukan dan
menafsirkan karakteristiknya.
4.12 Mengidentifikasi hubungan fungsional
kuadratik dari fenomena sehari-hari dan
menafsirkan makna dari setiap variabel yang
digunakan.
4.13 Menggunakan berbagai prinsip bangun datar
dan ruang serta dalam menyelesaikan
masalah nyata berkaitan dengan jarak dan
sudut antara titik, garis dan bidang.
4.14 Menerapkan perbandingan trigonometri
dalam menyelesaikan masalah.
4.15 Menyajikan grafik fungsi trigonometri.
4.16 Memilih strategi yang efektif dan
menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang limit
fungsi aljabar.

28
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4.17 Menyajikan data nyata dalam bentuk tabel
atau diagram/plot tertentu yang sesuai
dengan informasi yang ingin
dikomunikasikan.
4.18 Menyajikan hasil penerapan konsep peluang
untuk menjelaskan berbagai objek nyata
melalui percobaan menggunakan
frekuensirelatif.
4.19 Menganalisis aspek-aspek sederhana
argumentasi logis yang digunakan dalam
matematika yang sudah dipelajari dan dalam
kehidupan sehari-hari.

KELAS XI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
mengamalkan ajaran yang dianutnya
agama yang dianutnya
2. Menghayati dan 2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan
mengamalkan perilaku bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa
jujur, disiplin, percaya diri, dan sikap toleransi dalam
tanggungjawab, peduli perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan
(gotong royong, menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
kerjasama, toleran, 2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku
damai), santun, responsif jujur, tangguh mengadapi masalah, kritis dan
dan pro-aktif dan disiplin dalam melakukan tugas belajar
menunjukkan sikap matematika.
sebagai bagian dari 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa
solusi atas berbagai ingin tahu, jujur dan perilaku peduli
permasalahan dalam lingkungan.
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, 3.1 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan
menerapkan, dan dan pertidaksamaan linear dua variabel dan
menganalisis menerapkannya dalam pemecahan masalah
pengetahuan faktual, program linear.
konseptual, prosedural, 3.2 Menerapkan prosedur yang sesuai untuk
dan metakognitif menyelesaikan masalah program linear terkait
berdasarkan rasa ingin masalah nyata dan menganalisis kebenaran

29
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
tahunya tentang ilmu langkah-langkahnya.
pengetahuan, teknologi, 3.3 Menganalisis bagaimana menilai validitas
seni, budaya, dan argumentasi logis yang digunakan dalam
humaniora dengan matematika yang sudah dipelajari terkait
wawasan kemanusiaan, pemecahan masalah program linear.
kebangsaan, kenegaraan, 3.4 Mendeskripsikan dan menganalisis konsep
dan peradaban terkait dasar operasi matriks dan sifat-sifat operasi
penyebab fenomena dan matriks serta menerapkannya dalam
kejadian, serta pemecahan masalah.
menerapkan 3.5 Mendeskripsikan konsep fungsi dan
pengetahuan prosedural menerapkan operasi aljabar (penjumlahan,
pada bidang kajian yang pengurangan, perkalian, dan pembagian) pada
spesifik sesuai dengan fungsi.
bakat dan minatnya 3.6 Menganalisis konsep dan sifat suatu fungsi
untuk memecahkan dan melakukan manipulasi aljabar dalam
masalah. menentukan invers fungsi dan fungsi invers.
3.7 Mendeskripsikan dan menganalisis sifat suatu
fungsi sebagai hasil operasi dua atau lebih
fungsi yang lain..
3.8 Mendeskripsikan konsep komposisi fungsi
dengan menggunakan konteks sehari-hari dan
menerapkannya.
3.9 Mendeskripsikan konsep barisan tak hingga
sebagai fungsi dengan daerah asal himpunan
bilangan asli.
3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling
tegak lurus dan menerapkannya dalam
menyelesaikan masalah.
3.11 Mendeskripsikan dan menganalisis aturan
sinus dan kosinus serta menerapkannya dalam
menentukan luas daerah segitiga.
3.12 Mendeskripsikan dan menggunakan berbagai
ukuran pemusatan, letak dan penyebaran data
sesuai dengan karakteristik data melalui aturan
dan rumus serta menafsirkan dan
mengkomunikasikannya.
3.13 Mendeskripsikan dan menerapkan berbagai
aturan pencacahan melalui beberapa contoh
nyata serta menyajikan alur perumusan aturan
pencacahan (perkalian, permutasi dan
kombinasi) melalui diagram atau cara lainnya.
3.14 Menerapkan berbagai konsep dan prinsip
permutasi dan kombinasi dalam pemecahan
masalah nyata.

30
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3.15 Mendeskripsikan konsep ruang sampel dan
menentukan peluang suatu kejadian dalam
suatu percobaan.
3.16 Mendeskripsikan dan menerapkan
aturan/rumus peluang dalam memprediksi
terjadinya suatu kejadian dunia nyata serta
menjelaskan alasan- alasannya.
3.17 Mendeskripsikan konsep peluang dan harapan
suatu kejadian dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
3.18 Mendeskripsikan konsep persamaan lingkaran
dan menganalisis sifat garis singgung
lingkaran dengan menggunakan metode
koordinat.
3.19 Mendeskripsikan konsep dan kurva lingkaran
dengan titik pusat tertentu dan menurunkan
persamaan umum lingkaran dengan metode
koordinat.
3.20 Menganalisis sifat-sifat transformasi geometri
(translasi, refleksi garis, dilatasi dan rotasi)
dengan pendekatan koordinat dan
menerapkannya dalam menyelesaikan
masalah.
3.21 Mendeskripsikan konsep turunan dengan
menggunakan konteks matematik atau konteks
lain dan menerapkannya.
3.22 Menurunkan aturan dan sifat turunan fungsi
aljabar dari aturan dan sifat limit fungsi.
3.23 Memilih dan menerapkan strategi
menyelesaikan masalah dunia nyatadan
matematika yang melibatkan turunan dan
integral tak tentu dan memeriksa kebenaran
langkah-langkahnya.
3.24 Mendeskripsikan konsep turunan dan
menggunakannya untuk menganalisis grafik
fungsi dan menguji sifat-sifat yang dimiliki
untuk mengetahui fungsi naik dan fungsi
turun.
3.25 Menerapkan konsep dansifat turunan fungsi
untuk menentukan gradien garis singgung
kurva, garis tangen, dan garis normal.
3.26 Mendeskripsikan konsep dan sifat turunan
fungsi terkaitdan menerapkannya untuk
menentukan titik stasioner (titik maximum,

31
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
titik minimum dan titik belok).
3.27 Menganalisis bentuk model matematika
berupa persamaan fungsi, serta menerapkan
konsep dan sifat turunan fungsi dalam
memecahkan masalah maximum dan
minimum.
3.28 Mendeskripsikan konsep integral tak tentu
suatu fungsi sebagai kebalikan dari turunan
fungsi.
3.29 Menurunkan aturan dan sifat integral tak tentu
dari aturan dan sifat turunan fungsi.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Merancang dan mengajukan masalah nyata
menyaji dalam ranah berupa masalah program linear, dan
konkret dan ranah menerapkan berbagai konsep dan aturan
abstrak terkait dengan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dan
pengembangan dari yang menentukan nilai optimum dengan
dipelajarinya di sekolah menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan..
secara mandiri, 4.2 Memadu berbagai konsep dan aturan operasi
bertindak secara efektif matriks dan menyajikan model matematika
dan kreatif, serta mampu dari suatu masalah nyata dengan
menggunakan metoda memanfaatkan nilai determinan atau invers
sesuai kaidah keilmuan. matriks dalam pemecahannya.
4.3 Mengolah data masalah nyata dengan
menerapkan aturan operasi dua fungsi atau lebih
dan menafsirkan nilai variabel yang digunakan
untuk memecahkan masalah.
4.4 Memilih strategi yang efektif dan menyajikan
model matematika dalam memecahkan
masalah nyata terkait fungsi invers dan invers
fungsi.
4.5 Merancang dan mengajukan masalah dunia
nyata yang berkaitan dengan komposisi fungsi
dan menerapkan berbagai aturan dalam
menyelesaikannya.
4.6 Menerapkan konsep barisan dan deret tak
hingga dalam penyelesaian masalah
sederhana.
4.7 Menganalisis kurva-kurva yang melalui
beberapa titik untuk menyimpulkan berupa
garis lurus, garis-garis sejajar, atau garis-garis
tegak lurus.
4.8 Merancang dan mengajukan masalah nyata
terkait luas segitiga dan menerapkan aturan
sinus dan kosinus untuk menyelesaikannya.

32
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4.9 Menyajikan dan mengolah data statistik
deskriptif kedalam tabel distribusi dan
histogram untuk memperjelas dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan kehidupan nyata.
4.10 Memilih dan menggunakan aturan pencacahan
yangsesuai dalam pemecahan masalah nyata
serta memberikan alasannya.
4.11 Mengidentifikasi masalah nyata dan
menerapkan aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi dalam pemecahan masalah tersebut.
4.12 Mengidentifikasi, menyajikan model
matematika dan menentukan peluangdan
harapan suatu kejadian dari masalah
kontektual.
4.13 Mengolah informasi darisuatu masalah nyata,
mengidentifikasi sebuah titik sebagai pusat
lingkaran yang melalui suatu titik tertentu,
membuat model matematika berupa
persamaan lingkaran dan menyelesaikan
masalah tersebut.
4.14 Merancang dan mengajukan masalah nyata
terkait garis singgunglingkaran serta
menyelesaikannya dengan melakukan
manipulasi aljabar dan menerapkan berbagai
konsep lingkaran.
4.15 Menyajikan objek kontekstual, menganalisis
informasi terkait sifat-sifat objek dan
menerapkan aturan transformasi geometri
(refleksi, translasi, dilatasi, dan rotasi) dalam
memecahkan masalah.
4.16 Memilih strategi yang efektif dan menyajikan
model matematika dalam memecahkan
masalah nyata tentang turunan fungsi aljabar.
4.17 Memilih strategi yang efektif dan menyajikan
model matematika dalam memecahkan
masalah nyata tentang fungsi naik dan fungsi
turun.
4.18 Merancang dan mengajukan masalah nyata
serta menggunakan konsep dan sifat turunan
fungsi terkait dalam titik stasioner (titik
maximum,titik minimum dan titik belok)
4.19 Menyajikan data dari situasi nyata, memilih
variabel dan mengkomunikasikannya dalam

33
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
bentuk model matematika berupa persamaan
fungsi, serta menerapkan konsep dan sifat
turunan fungsi dalam memecahkan masalah
maximum dan minimum.
4.20 Memilih strategi yang efektif dan menyajikan
model matematika dalam memecahkan
masalah nyata tentang integral tak tentu dari
fungsi aljabar.

KELAS XII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
mengamalkan ajaran yang dianutnya
agama yang dianutnya
2. Menghayati dan 2.1 Menghayati perilaku disiplin, sikap
mengamalkan perilaku kerjasama, sikap kritis dan cermat dalam
jujur, disiplin, bekerja menyelesaikan masalah kontekstual.
tanggungjawab, peduli 2.2 Memiliki dan menunjukkan rasa ingin tahu,
(gotong royong, motivasi internal, rasa senang dan tertarik
kerjasama, toleran, dan percaya diri dalam melakukan kegiatan
damai), santun, responsif belajar ataupun memecahkan masalah nyata.
dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis konsep, nilai determinan dan
menganalisis dan sifat operasi matriks serta menerapkannya
mengevaluasi dalam menentukan invers matriks dan dalam
pengetahuan faktual, memecahkan masalah.
konseptual, prosedural, 3.2 Mendeskripsikan konsep barisan dan deret
dan metakognitif pada konteks dunia nyata, seperti bunga,
berdasarkan rasa ingin pertumbuhan, dan peluruhan.

34
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
tahunya tentang ilmu 3.3 Mendeskripsikan prinsip induksi matematika
pengetahuan, teknologi, dan menerapkannya dalam membuktikan
seni, budaya, dan rumus jumlah deret persegi dankubik.
humaniora dengan 3.4 Menganalisis konsep dan sifat diagonal
wawasan kemanusiaan, ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal
kebangsaan, kenegaraan, dalam bangun ruang dimensi tiga serta
dan peradaban terkait menerapkannya dalam memecahkan
penyebab fenomena dan masalah.
kejadian, serta 3.5 Memahami konsep jumlah Rieman dan
menerapkan pengetahuan integral tentu suatu fungsi dengan
prosedural pada bidang menggunakan fungsi- fungsi sederhana non-
kajian yang spesifik negatif.
sesuai dengan bakat dan 3.6 Menggunakan Teorema Fundamental
minatnya untuk Kalkulus untuk menemukan hubungan antara
memecahkan masalah. integral dalam integral tentu dan dalam
integral tak tentu.
4. Mengolah, menalar, 4.1 Menyajikan dan menyelesaikan model
menyaji, dan mencipta matematika dalam bentuk persamaan matriks
dalam ranah konkret dan dari suatu masalah nyata yang berkaitan
ranah abstrak terkait dengan persamaan linear.
dengan pengembangan 4.2 Mengidentifikasi, menyajikan model
dari yang dipelajarinya di matematika dan menyelesaikan masalah
sekolah secara mandiri keseharian yang berkaitan dengan barisan
serta bertindak secara dan deret aritmetika, geometri dan yang
efektif dan kreatif, dan lainnya.
mampu menggunakan 4.3 Mengidentifikasi, menyajikan model
metoda sesuai kaidah matematika dan menyelesaikan masalah
keilmuan. induksi matematika dalam membuktikan
rumus jumlah deret persegi dan kubik.
4.4 Menggunakan berbagai prinsip konsep dan
sifat diagonal ruang, diagonal bidang, dan
bidang diagonal dalam bangun ruang
dimensi tiga serta menerapkannya dalam
memecahkan.
4.5 Mengolah data dan membuat model fungsi
sederhana non-negatif dari masalah nyata
serta menginterpretasikan masalah dalam
gambar dan menyelesaikan masalah dengan
mengunakan konsep dan aturan integral
tentu.
4.6 Mengajukan masalah nyata dan
mengidentikasi sifat fundamental kalkulus
dalam integral tentu fungsi sederhana serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah.

35
e. Sejarah Indonesia

KELAS X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin
mengamalkan ajaran dalam mengamalkan ajaran agamanya.
agama yang dianutnya 1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin
dalam toleransi antar umat beragama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli
mengamalkan perilaku terhadap berbagai hasil budaya pada zaman
jujur, disiplin, praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.
tanggungjawab, peduli 2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai,
(gotong royong, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan
kerjasama, toleran, oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah
damai), santun, responsif sosial dan lingkungannya.
dan pro-aktif dan 2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam
menunjukkan sikap mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sebagai bagian dari solusi sejarah.
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, 3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir

36
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
menganalisis kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan
pengetahuan faktual, waktu dalam sejarah.
konseptual, prosedural 3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat
berdasarkan rasa pada zaman praaksara.
ingintahunya tentang 3.3 Menganalisis asal-usul nenek moyang
ilmu pengetahuan, bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu
teknologi, seni, budaya, dan Melanesoid).
dan humaniora dengan 3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil
wawasan kemanusiaan, budaya Praaksara Indonesia termasuk yang
kebangsaan, kenegaraan, berada di lingkungan terdekat.
dan peradaban terkait 3.5 Menganalisis berbagai teori tentang proses
penyebab fenomena dan masuk dan berkembangnya agama dan
kejadian, serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
menerapkan pengetahuan 3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan
prosedural pada bidang masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan
kajian yang spesifik pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
sesuai dengan bakat dan di Indonesia serta menunjukkan contoh
minatnya untuk bukti-bukti yang masih berlaku pada
memecahkan masalah kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
3.7 Menganalisis berbagai teori tentang proses
masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Islam di Indonesia.
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan
masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
pada masa kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia dan menunjukan contoh bukti-
bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan
menyaji dalam ranah antara konsep berpikir kronologis
konkret dan ranah abstrak (diakronik ), sinkronik, ruang, dan waktu
terkait dengan dalam sejarah .
pengembangan dari yang 4.2 Menyajikan hasil penalaran mengenai corak
dipelajarinya di sekolah kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
secara mandiri, dan dalam bentuk tulisan.
mampu menggunakan 4.3 Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari
metoda sesuai kaidah informasi mengenai asal-usul nenek moyang
keilmuan bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu
dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan.
4.4 Menalar informasi mengenai hasil budaya
Praaksara Indonesia termasuk yang berada di
lingkungan terdekat dan menyajikannya
dalam bentuk tertulis.
4.5 Mengolah informasi mengenai proses masuk

37
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha
dengan menerapkan cara berpikir kronologis,
dan pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk
tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya
yang berkembang pada masa kerajaan
Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan
dalam kehidupan bangsa Indonesia pada
masa kini.
4.7 Mengolah informasi mengenai proses masuk
dan perkembangan kerajaan Islam dengan
menerapkan cara berpikir kronologis, dan
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk
tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya
yang berkembang pada masa kerajaan Islam
dan masih berkelanjutan dalam kehidupan
bangsa Indonesia pada masa kini.

f. Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari
mengamalkan ajaran bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
agama yang dianutnya komunikasi internasional yang diwujudkan
dalam semangat belajar.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli
mengamalkan perilaku dalam melaksanakan komunikasi
jujur, disiplin, interpersonal dengan guru dan teman.
tanggungjawab, peduli 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
(gotong royong, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
kerjasama, toleran, melaksanakan komunikasi transaksional
damai), santun, responsif dengan guru dan teman.
dan pro-aktif dan 2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
menunjukkan sikap peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
sebagai bagian dari solusi melaksanakan komunikasi fungsional.
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial

38
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
menganalisis unsur kebahasaan pada teks pemaparan jati
pengetahuan faktual, diri, sesuai dengan konteks penggunaannya.
konseptual, prosedural 3.2 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
berdasarkan rasa unsur kebahasaan pada ungkapan memuji
ingintahunya tentang bersayap (extended), serta responnya, sesuai
ilmu pengetahuan, dengan konteks penggunaannya.
teknologi, seni, budaya, 3.3 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
dan humaniora dengan unsur kebahasaan pada ungkapan perhatian
wawasan kemanusiaan, (care), serta responnya, sesuai dengan
kebangsaan, kenegaraan, konteks penggunaannya.
dan peradaban terkait 3.4 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
penyebab fenomena dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan
kejadian, serta menanyakan tentang niat melakukan suatu
menerapkan pengetahuan tindakan/kegiatan, sesuai dengan konteks
prosedural pada bidang penggunaannya.
kajian yang spesifik 3.5 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
sesuai dengan bakat dan unsur kebahasaan dari ungkapan ucapan
minatnya untuk selamat bersayap (extended), serta
memecahkan masalah responnya, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.6 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan untuk menyatakan dan
menanyakan tentang tindakan/kegiatan/
kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu
lampau yang merujuk waktu terjadinya
dengan yang merujuk pada kesudahannya,
sesuai dengan konteks penggunaannya.
3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks deskriptif
sederhana tentang orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
3.8 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks pemberitahuan
(announcement), sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.9 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks recount tentang
pengalaman, kejadian, dan peristiwa,

39
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
sederhana, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.10 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan pada teks naratif sederhana
berbentuk legenda rakyat, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
3.11 Menyebutkan fungsi sosial dan unsur
kebahasaan dalam lagu sederhana.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menangkap makna pemaparan jati diri lisan
menyaji dalam ranah dan tulis.
konkret dan ranah abstrak 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
terkait dengan memaparkan, menanyakan, dan merespon
pengembangan dari yang pemaparan jati diri, dengan memperhatikan
dipelajarinya di sekolah fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
secara mandiri, dan kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
mampu menggunakan 4.3 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
metoda sesuai kaidah mengucapkan dan merespon pujian bersayap
keilmuan (extended), dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
4.4 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
mengucapkan dan merespon ungkapan
perhatian (care), dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
4.5 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
menyatakan dan menanyakan tentang niat
melakukan suatu tindakan/kegiatan, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.6 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
mengucapkan dan merespon ucapan selamat
bersayap (extended), dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
4.7 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
menyatakan dan menanyakan tentang
tindakan/kegiatan/kejadian yang
dilakukan/terjadi di waktu lampau yang
merujuk waktu terjadinya dengan yang
merujuk pada kesudahannya, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai

40
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
konteks.
4.8 Menangkap makna dalam teks deskriptif, lisan
dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat
wisata, dan bangunan bersejarah terkenal.
4.9 Menyunting teks deskriptif tulis, sederhana,
tentang orang, tempat wisata, dan bangunan
bersejarah terkenal, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
4.10 Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis,
sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.11 Menangkap makna pemberitahuan
(announcement).
4.12 Menyusun teks tulis pemberitahuan
(announcement), sangat pendek dan
sederhana, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
4.13 Menangkap makna teks recount lisan dan
tulis, sederhana, tentang pengalaman,
kegiatan, kejadian, dan peristiwa.
4.14 Menyusun teks recount lisan dan tulis,
sederhana, tentang kegiatan, kejadian,
peristiwa, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks
4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan
tulis berbentuk cerita pendek sederhana.
4.16 Menangkap makna lagu sederhana.

KELAS XI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari
mengamalkan ajaran bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
agama yang dianutnya komunikasi international yang diwujudkan
dalam semangat belajar.
2. Menghayati dan 2.1. Menunjukkan perilaku santun dan peduli
mengamalkan perilaku dalam melaksanakan komunikasi
jujur, disiplin, interpersonal dengan guru dan teman.
tanggungjawab, peduli 2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

41
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
(gotong royong, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
kerjasama, toleran, melaksanakan komunikasi transaksional
damai), santun, responsif dengan guru dan teman.
dan pro-aktif dan 2.3. Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
menunjukkan sikap peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
sebagai bagian dari solusi melaksanakan komunikasi fungsional.
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
dan menganalisis unsur kebahasaan pada ungkapan memberi
pengetahuan faktual, saran dan tawaran, serta responnya, sesuai
konseptual, prosedural, dengan konteks penggunaannya.
dan metakognitif 3.2 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
berdasarkan rasa ingin unsur kebahasaan untuk menyatakan dan
tahunya tentang ilmu menanyakan tentang pendapat dan pikiran,
pengetahuan, teknologi, sesuai dengan konteks penggunaannya.
seni, budaya, dan 3.3 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
humaniora dengan unsur kebahasaan pada ungkapan harapan
wawasan kemanusiaan, dan doa bersayap (extended), serta
kebangsaan, kenegaraan, responnya, sesuai dengan konteks
dan peradaban terkait penggunaannya.
penyebab fenomena dan 3.4 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
kejadian, serta unsur kebahasaan dari teks undangan resmi,
menerapkan pengetahuan sesuai dengan konteks penggunaannya.
prosedural pada bidang 3.5 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
kajian yang spesifik unsur kebahasaan dari teks surat pribadi,
sesuai dengan bakat dan sesuai dengan konteks penggunaannya.
minatnya untuk 3.6 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
memecahkan masalah unsur kebahasaan dari teks prosedur
berbentuk manual dan kiat-kiat (tips), sesuai
dengan konteks penggunaannya.
3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan untuk menyatakan dan
menanyakan tentang
tindakan/kegiatan/kejadian tanpa perlu
menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah,
sesuai dengan konteks penggunaannya.
3.8 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan

42
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
unsur kebahasaan untuk menyatakan dan
menanyakan tentang pengandaian jika terjadi
suatu keadaan/kejadian/peristiwa di waktu
yang akan datang, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.9 Menganalisis struktur teks dan unsur
kebahasaan untuk melaksanakan fungsi
sosial teks factual report dengan menyatakan
dan menanyakan tentang teks ilmiah faktual
tentang orang, binatang, benda, gejala dan
peristiwa alam dan sosial, sederhana, sesuai
dengan konteks pembelajaran di pelajaran
lain di Kelas XI.
3.10 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks eksposisi analitis
tentang topik yang hangat dibicarakan
umum, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.11 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks biografi pendek
dan sederhana tentang tokoh terkenal, sesuai
dengan konteks penggunaannya.
3.12 Menyebutkan fungsi sosial dan unsur
kebahasaan dalam lagu.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
menyaji dalam ranah menyatakan, menanyakan, dan merespon
konkret dan ranah abstrak ungkapan memberi saran dan tawaran,
terkait dengan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
pengembangan dari yang teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
dipelajarinya di sekolah sesuai konteks.
secara mandiri, bertindak 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
secara efektif dan kreatif, menyatakan dan merespon ungkapan
serta mampu menyatakan pendapat dan pikiran, dengan
menggunakan metoda memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
sesuai kaidah keilmuan dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.3 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
mengucapkan dan merespon ungkapan
harapan dan doa bersayap (extended), dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.4 Menangkap makna teks undangan resmi.
4.5 Menyunting undangan resmi dengan

43
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.6 Menyusun teks tulis undangan resmi, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.7 Menangkap makna teks surat pribadi.
4.8 Menyusun teks surat pribadi, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.9 Menangkap makna teks prosedur, lisan dan
tulis, berbentuk manual dan kiat-kiat (tips).
4.10 Menyunting teks prosedur berbentuk manual
dan kiat-kiat (tips), dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
4.11 Menyusun teks lisan dan tulis, untuk
menyatakan dan menanyakan tentang
tindakan/kegiatan/kejadian tanpa perlu
menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
4.12 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
menyatakan dan menanyakan tentang
pengandaian jika terjadi suatu
keadaan/kejadian/peristiwa di waktu yang
akan datang, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
4.13 Menangkap makna dalam teks ilmiah faktual
(factual report), lisan dan tulis, sederhana,
tentang orang, binatang, benda, gejala dan
peristiwa alam dan sosial, terkait dengan
Mata pelajaran lain di Kelas XI.
4.14 Menangkap makna dalam teks eksposisi
analitis tentang topik yang hangat
dibicarakan umum.
4.15 Menangkap makna teks biografi pendek dan
sederhana tentang tokoh terkenal.
4.16 Menangkap pesan dalam lagu.

44
KELAS XII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari
mengamalkan ajaran bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
agama yang dianutnya komunikasi international yang diwujudkan
dalam semangat belajar.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli
mengamalkan perilaku dalam melaksanakan komunikasi
jujur, disiplin, interpersonal dengan guru dan teman.
tanggungjawab, peduli 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
(gotong royong, percayadiri, dan bertanggungjawab dalam
kerjasama, toleran, melaksanakan komunikasi transaksional
damai), santun, responsif dengan guru dan teman.
dan pro-aktif dan 2.3 Menunjukkan perilaku tanggungjawab,
menunjukkan sikap peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
sebagai bagian dari solusi melaksanakan komunikasi fungsional.
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
menganalisis dan unsur kebahasaan pada ungkapan
mengevaluasi menawarkan jasa, serta responnya, sesuai
pengetahuan faktual, dengan konteks penggunaannya.
konseptual, prosedural, 3.2 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
dan metakognitif unsur kebahasaan pada ungkapan mengawali
berdasarkan rasa ingin penyampaian berita atau informasi yang
tahunya tentang ilmu mengejutkan, serta responnya, sesuai dengan
pengetahuan, teknologi, konteks penggunaannya.
seni, budaya, dan 3.3 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
humaniora dengan unsur kebahasaan pada ungkapan meminta
wawasan kemanusiaan, perhatian bersayap (extended), serta
kebangsaan, kenegaraan, responnya, sesuaidengan konteks
dan peradaban terkait penggunaannya.
penyebab fenomena dan 3.4 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
kejadian, serta unsur kebahasaan dari surat lamaran kerja,
menerapkan pengetahuan sesuai dengan konteks penggunaannya.
prosedural pada bidang 3.5 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
kajian yang spesifik unsur kebahasaan dari teks penyerta gambar
sesuai dengan bakat dan (caption), sesuai dengan konteks
minatnya untuk penggunaannya.

45
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
memecahkan masalah 3.6 Menganalisis struktur teks, unsur
kebahasaan, dan fungsi sosial dari teks
factual report berbentuk teks ilmiah faktual
tentang orang, binatang, benda, gejala dan
peristiwa alam dan sosial, sesuai dengan
konteks pembelajaran di pelajaran lain di
Kelas XII.
3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan untuk menyatakan dan
menanyakan tentang keharusan, sesuai
dengan konteks penggunaannya.
3.8 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks yang menyatakan
fakta dan pendapat, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.9 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks news item
berbentuk berita sederhana dari
koran/radio/TV, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.10 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan untuk menyatakan dan
menanyakan tentang pengandaian diikuti
oleh perintah/saran, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.11 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks prosedur
berbentuk resep, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
3.12 Menyebutkan fungsi sosial dan unsur
kebahasaan dalam lagu.
4. Mengolah, menalar, 4.1 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
menyaji, dan mencipta mengucapkan dan merespon ungkapan
dalam ranah konkret dan menawarkan jasa, dengan memperhatikan
ranah abstrak terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
dengan pengembangan kebahasaan yang benar dan sesuai
dari yang dipelajarinya di konteks.
sekolah secara mandiri 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
serta bertindak secara mengucapkan dan merespon ungkapan
efektif dan kreatif, dan yang mengawali penyampaian berita atau
mampu menggunakan informasi yang mengejutkan, dengan
metoda sesuai kaidah memperhatikan fungsi sosial, struktur
keilmuan teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.

46
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4.3 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
mengucapkan dan merespon ungkapan
meminta perhatian (extended), dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
4.4 Menangkap makna surat lamaran kerja.
4.5 Menyunting surat lamaran kerja, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
4.6 Menyusun surat lamaran kerja, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
4.7 Menangkap makna teks penyerta gambar
(caption).
4.8 Menyusun teks penyerta gambar (caption),
dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks.
4.9 Menangkap makna dalam teks ilmiah
faktual (factual report) lisan dan tulis
tentang benda, binatang dan
gejala/peristiwa alam, terkait dengan Mata
pelajaran lain di Kelas XII.
4.10 Menyusun teks ilmiah faktual (factual
report), lisan dan tulis, sederhana, tentang
orang, binatang, benda, gejala dan
peristiwa alam dan sosial, terkait dengan
Mata pelajaran lain di Kelas XII, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
4.11 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
menyatakan dan menanyakan tentang
keharusan, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
4.12 Menyusun teks lisan dan tulis, untuk
menyatakan fakta dan pendapat, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan, yang benar
dan sesuai konteks.

47
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4.13 Menangkap makna dalam teks berita
sederhana dari koran/radio/TV.
4.14 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
menyatakan dan menanyakan tentang
pengandaian diikuti perintah/saran,
dengan memperhatikan fungsisosial,
struktu rteks, dan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks.
4.15 Menangkap makna dalam teks prosedur
lisan dan tulis berbentuk resep
4.16 Menangkap makna lagu.

2. MUATAN KEWILAYAHAN
a. SENI RUPA
KELAS X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan
mengamalkan ajaran pengamalan serta bangga terhadap karya
agama yang dianutnya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung
mengamalkan perilaku jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas
jujur, disiplin, tanggung berkesenian
jawab, peduli, (gotong 2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta
royong, kerjasama, damai dalam mengapresiai seni dan
toleran, damai), santun, pembuatnya
responsif dan proaktif, 2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif,
dan menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan dan sesama,
sebagai bagian dari solusi serta menghargai karya seni dan pembuatnya
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam

48
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami bahan, media dan teknik dalam
menganalisis pengetahuan proses berkarya seni rupa.
faktual, konseptual, 3.2 Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis
prosedural berdasarkan dalam konsep seni rupa.
rasa keingintahuannya 3.3 Memahami pameran karya seni rupa
tentang ilmu pengetahuan, 3.4 Memahami jenis, simbol, fungsi dan nilai
teknologi, seni, budaya, estetis dalam kritik karya seni rupa.
dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian,
serta menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar dan 4.1 Membuat karya seni rupa dua dimensi
menyaji dalam ranah berdasarkan melihat model
konkret dan ranah abstrak 4.2 Membuatkarya seni rupa tiga dimensi
terkait dengan berdasarkan melihat model
pengembangan dari yang 4.3 Memamerkan hasil karyaseni rupa
dipelajarinya di sekolah 4.4 Membuat tulisan kritik karya seni rupa
secara mandiri, dan mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai
mampu menggunakan estetis berdasarkan hasil pengamatan
metoda sesuai kaidah
keilmuan

SENI MUSIK

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan
mengamalkan ajaran pengamalan serta bangga terhadap seni
agama yang dianutnya musik sebagai bentuk rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung
mengamalkan perilaku jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas
jujur, disiplin, tanggung berkesenian
jawab, peduli, (gotong 2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta
royong, kerjasama, damai dalam mengapresiai seni dan

49
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
toleran, damai), santun, pembuatnya
responsif dan proaktif, 2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif,
dan menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan dan sesama,
sebagai bagian dari solusi serta menghargai karya seni dan pembuatnya
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
3. Memahami, 3.1 Memahami karya musik berdasarkan simbol,
menerapkan, jenis nilai estetis dan fungsinya
menganalisis 3.2 Menganalisis karya musik berdasarkan
pengetahuan faktual, simbol, jenis nilai estetis dan fungsinya
konseptual, prosedural 3.3 Memahami rancangan pergelaran musik
berdasarkan rasa 3.4 Menganalisis karya-karya musik dan
keingintahuannya kegiatan pergelaran musik
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian,
serta menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar dan 4.1 Menyanyikan lagu-lagu berdasarkan
menyaji dalam ranah jenisnya
konkret dan ranah 4.2 Menampilkan permainan musik berdasarkan
abstrak terkait dengan jenisnya
pengembangan dari yang 4.3 Mempergelarkan musik dengan
dipelajarinya di sekolah memperhatikan nilai-nilai estetis
secara mandiri, dan 4.4 Membuat tulisan tentang beragam musik dan
mampu menggunakan lagu-lagunya
metoda sesuai kaidah
keilmuan

50
SENI TARI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan
mengamalkan ajaran pengamalan serta bangga terhadap karya
agama yang dianutnya seni tari sebagai bentuk rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung
mengamalkan perilaku jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas
jujur, disiplin, tanggung berkesenian
jawab, peduli, (gotong 2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta
royong, kerjasama, damai dalam mengapresiai seni dan
toleran, damai), santun, pembuatnya
responsif dan proaktif, 2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif,
dan menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan dan sesama, serta
sebagai bagian dari solusi menghargai karya seni dan pembuatnya
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
3. Memahami, 3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur
menerapkan, dalam meniru ragam gerak dasar tari
menganalisis 3.2 Menerapkansimbol, jenis, dan nilai estetis
pengetahuan faktual, dalam meniru ragam gerak dasar tari
konseptual, prosedural 3.3 Memahami konsep, teknik dan prosedur
berdasarkan rasa dalam pergelaran meniru ragam gerak dasar
keingintahuannya tari
tentang ilmu 3.4 Memahami simbol, jenis, nilai estetis dan
pengetahuan, teknologi, fungsinya dalam kritik tari
seni, budaya, dan
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian,
serta menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya

51
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar dan 4.1 Menirukan ragam gerak dasar tari sesuai
menyaji dalam ranah dengan hitungan/ketukan
konkret dan ranah 4.2 Menampilkan ragam gerak dasar tari sesuai
abstrak terkait dengan dengan iringan
pengembangan dari yang 4.3 Mempergelarkanragam gerak dasar tari
dipelajarinya di sekolah sesuai dengan unsur pendukung pertunjukan
secara mandiri, dan 4.4 Membuat tulisan kritik karya seni tari
mampu menggunakan mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai
metoda sesuai kaidah estetis berdasarkan hasil pengamatan
keilmuan

SENI TEATER

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan
mengamalkan ajaran pengamalan serta bangga terhadap karya
agama yang dianutnya seni teater sebagai bentuk rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung
mengamalkan perilaku jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas
jujur, disiplin, tanggung berkesenian
jawab, peduli, (gotong 2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta
royong, kerjasama, damai dalam mengapresiai seni dan
toleran, damai), santun, pembuatnya
responsif dan proaktif, 2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif,
dan menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan dan sesama, serta
sebagai bagian dari solusi menghargai karya seni dan pembuatnya
atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur
menganalisis pengetahuan berkarya teater
faktual, konseptual, 3.2 Menerapkansimbol, jenis, dan nilai estetis
prosedural berdasarkan dalam konsep teater
rasa keingintahuannya 3.3 Memahami pergelaran teater berdasarkan
tentang ilmu konsep, teknik dan prosedur.
pengetahuan, teknologi, 3.4 Memahami simbol, jenis, nilai estetis dan

52
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
seni, budaya, dan fungsinya dalam kritik teater.
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian,
serta menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar dan 4.1 Menerapkan watak tokoh sesuai dengan
menyaji dalam ranah naskah yang dibaca
konkret dan ranah abstrak 4.2 Menampilkan teater berdasarkan naskah
terkait dengan 4.3 Mempergelarkan teater sesuai dengan tata
pengembangan dari yang pentas
dipelajarinya di sekolah 4.4 Membuat tulisan kritik teater mengenai jenis,
secara mandiri, dan fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan
mampu menggunakan hasil pengamatan
metoda sesuai kaidah
keilmuan

b. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(PENJASORKES)
KELAS X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat
mengamalkan ajaran gerak dan kemampuannya sebagai anugrah
agama yang dianutnya Tuhan yang tidak ternilai.
1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus
dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur
kepada sang Pencipta.
2. Menghayati dan 2.1 Berperilaku sportif dalam bermain.
mengamalkan perilaku 2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan
jujur, disiplin, dan kemajuan diri sendiri, orang lain, dan
tanggungjawab, peduli lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan
(gotong royong, sarana dan prasarana pembelajaran.
kerjasama, toleran, 2.3 Menghargai perbedaan karakteristik
damai), santun, responsif individual dalam melakukan berbagai
dan pro-aktif dan aktivitas fisik.
menunjukkan sikap 2.4 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam

53
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
sebagai bagian dari solusi melakukan berbagai aktivitas fisik.
atas berbagai 2.5 Toleransi dan mau berbagi dengan teman
permasalahan dalam dalam penggunaan peralatan dan
berinteraksi secara efektif kesempatan.
dengan lingkungan sosial 2.6 Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas
dan alam serta dalam fisik.
menempatkan diri 2.7 Menerima kekalahan dan kemenangan dari
sebagai cerminan bangsa suatu permainan.
dalam pergaulan dunia. 2.8 Memiliki perilaku hidup sehat dalam
memilih makanan dan minuman,
penyalahgunaan obat-obatan, dan
kebersihanan alat reproduksi.
3. Memahami ,menerapkan, 3.2 Menganalisis variasi dan kombinasi
menganalisis keterampilan gerak salah satu permainan
pengetahuan faktual, bola besar untuk menghasilkan koordinasi
konseptual, prosedural gerak yang baik.
berdasarkan rasa 3.3 Menganalisis variasi dan kombinasi
ingintahunya tentang keterampilan permainan bola kecil untuk
ilmu pengetahuan, menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
teknologi, seni, budaya, 3.4 Menganalisis variasi dan kombinasi
dan humaniora dengan keterampilan salah satu nomor atletik (jalan
wawasan kemanusiaan, cepat, lari, lompat dan lempar) untuk
kebangsaan, kenegaraan, menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
dan peradaban terkait 3.5 Menganalisis variasi dan kombinasi
penyebab fenomena dan keterampilan olahraga beladiri untuk
kejadian, serta menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
menerapkan pengetahuan 3.6 Menganalisis konsep latihan,pengukuran,
prosedural pada bidang dan hasilpengembangan komponen
kajian yang spesifik kebugaran jasmani.
sesuai dengan bakat dan 3.7 Menganalisis dua jenis rangkaian
minatnya untuk keterampilan senam. lantai untuk
memecahkan masalah menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
3.8 Menganalisis variasi dan kombinasi
keterampilan rangkaian aktivitas gerak ritmik
untuk menghasilkan koordinasi gerak yang
baik.
3.9 Menganalisis keterampilan tiga gaya renang
yang berbeda, dan mengidentifikasi teknik
dan peralatan yang digunakan untuk tindakan
penyelamatan di air. *
3.10 Menganalis berbagai jenis makanan dan
minuman yang bermanfaat terhadap
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan
tubuh.

54
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3.11 Menganalisis peran aktivitas fisik dalam
pencegahan penyakit dan pengurangan biaya
perawatan kesehatan.
3.12 Mengidentifikasi jenis-jenis dan
menganalisis bahaya penggunaan
NARKOBA dan psikotropika terhadap diri
sendiri, keluarga dan masyarakat luas.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
menyaji dalam ranah keterampilan dalam memainkan salah satu
konkret dan ranah abstrak permainan bola besar dengan koordinasi
terkait dengan gerak yang baik.
pengembangan dari yang 4.2 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
dipelajarinya di sekolah keterampilan dalam memainkan salah satu
secara mandiri, dan permainan bola kecil dengan koordinasi
mampu menggunakan gerak yang baik.
metoda sesuai kaidah 4.3 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
keilmuan keterampilan salah satu nomor atletik (jalan
cepat, lari, lompat dan lempar) dengan
koordinasi gerak yang baik.
4.4 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
keterampilan olahraga beladiri dengan
koordinasi gerak yang baik.
4.5 Mempraktikkan latihan, pengukuran, dan
analisis hasil latihan pengembangan
komponen kebugaran jasmani.
4.6 Mempraktikkan dua jenis rangkaikan
keterampilan senam lantai dengan
koordinasi gerak yang baik.
4.7 Mempraktikkan variasi dan kombinasi
rangkaian aktivitas gerak ritmik dengan
koordinasi gerak yang baik.
4.8 Mempraktikkan keterampilan tiga gaya
renang yang berbeda dengan koordinasi yang
baik, dan teknik penyelamatan kecelakaan di
air dengan menggunakan peralatan yang ada
(tali, pelampung, galah, skoci dan lain
sebagainya).*
4.9 Menyajikan hasil analisis berbagai jenis
makanan dan minuman yang bermanfaat
terhadap kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan tubuh.
4.10 Menyajikan hasil analisis peran aktivitas
fisik dalam pencegahan penyakit dan
pengurangan biaya perawatan kesehatan.

55
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4.11 Menyajikan hasil identifikasi dan analisis
bahaya penggunaan NARKOBA dan
psikotropika terhadap dirinya, keluarga dan
masyarakat luas.

KELAS XI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat
mengamalkan ajaran gerak dan kemampuannya sebagai anugrah
agama yang dianutnya Tuhan yang tidak ternilai.
1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus
dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur
kepada sang Pencipta.
2. Menghayati dan 2.1 Berperilaku sportif dalam bermain.
mengamalkan perilaku 2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan
jujur, disiplin, dan kemajuan diri sendiri, orang lain, dan
tanggungjawab, peduli lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan
(gotong royong, sarana dan prasarana pembelajaran.
kerjasama, toleran, 2.3 Menghargai perbedaan karakteristik
damai), santun, responsif individual dalam melakukan berbagai
dan pro-aktif dan aktivitas fisik.
menunjukkan sikap 2.4 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam
sebagai bagian dari solusi melakukan berbagai aktivitas fisik.
atas berbagai 2.5 Toleransi dan mau berbagi dengan teman
permasalahan dalam dalam penggunaan peralatan dan
berinteraksi secara efektif kesempatan.
dengan lingkungan sosial 2.6 Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas
dan alam serta dalam fisik.
menempatkan diri 2.7 Menerima kekalahan dan kemenangan dari
sebagai cerminan bangsa suatu permainan.
dalam pergaulan dunia 2.8 Memiliki perilaku hidup sehat untuk tidak
merokok, mengkonsumsi alkohol dan
narkoba/psikotropika, serta menghindari
perilaku seks bebas, dan HIV/AIDS.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis dan mengkategorikan
dan menganalisis keterampilan gerak salah satu permainan
pengetahuan faktual, bola besar serta menyusun rencana
konseptual, prosedural, perbaikan.
dan metakognitif 3.2 Menganalisis dan mengkategorikan
berdasarkan rasa ingin keterampilan gerak salah satu permainan
tahunya tentang ilmu bola kecil serta menyusun rencana
pengetahuan, teknologi, perbaikan.
seni, budaya, dan 3.3 Menganalisis dan mengkategorikan
humaniora dengan keterampilan gerak salah satu nomor atletik

56
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
wawasan kemanusiaan, (jalan cepat, lari, lompat, dan lempar) serta
kebangsaan, kenegaraan, menyusun rencana perbaikan.
dan peradaban terkait 3.4 Menganalisis strategi dalam pertarungan
penyebab fenomena dan bayangan (shadow fighting) olahraga
kejadian, serta beladiri.
menerapkan pengetahuan 3.5 Menganalisis konsep pengukuran komponen
prosedural pada bidang kebugaran jasmani terkait kesehatan dan
kajian yang spesifik keterampilan menggunakan instrumen
sesuai dengan bakat dan terstandar.
minatnya untuk 3.6 Menganalisis dan mengkategorikan
memecahkan masalah keterampilan gerak senam ketangkasan
menggunakan meja lompat serta menyusun
rencana perbaikan.
3.7 Menganalisis dan mengkategorikan
keterampilan rangkaian gerak (koreo)
aktivitas gerak ritmik.
3.8 Menganalisis dan mengkategorikan
keterampilan dasar empat gaya renang, dan
keterampilan dasar penyelamatan, serta
tindakan pertolongan kegawatdaruratan di
air.*
3.9 Memahami upaya pencegahan dan
penanggulangan bahaya NARKOBA dan
psikotropika terhadap diri sendiri, keluarga,
lingkungan, bangsa dan negara.
3.10 Memahami dampak seks bebas terhadap diri
sendiri, keluarga dan masyarakat luas.
3.11 Memahami bahaya, penularan, dan cara
mencegah HIV dan AIDS.
3.12 Menganalisis perencanaan program
kesehatan pribadi.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Mempraktikkan perbaikan keterampilan
menyaji dalam ranah salah satu permainan bola besarsesuai hasil
konkret dan ranah abstrak analisis dan kategorisasi.
terkait dengan 4.2 Mempraktikkan perbaikan keterampilan
pengembangan dari yang salah satu permainan bola kecilsesuai hasil
dipelajarinya di sekolah analisis dan kategorisasi.
secara mandiri, bertindak 4.3 Mempraktikkan perbaikan keterampilan
secara efektif dan kreatif, salah satu nomor atletik (jalan cepat, lari,
serta mampu lompat, dan lempar) sesuai hasil analisis dan
menggunakan metoda kategorisasi.
sesuai kaidah keilmuan 4.4 Mempraktikkan strategi dalam pertarungan
bayangan (shadow fighting) olahraga beladiri
dengan lancar dan koordinasi gerak yang

57
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
baik.
4.5 Mempraktikkan pengukuran derajat
komponen kebugaran jasmani terkait
kesehatan dan keterampilan menggunakan
instrumen terstandar.
4.6 Mempraktikkan perbaikan keterampilan dua
jenis gerak dasar senam ketangkasan
menggunakan meja lompat sesuai hasil
analisis dan kategorisasi.
4.7 Mempraktikkan perbaikan keterampilan
rangkaian gerak (koreo) aktivitas gerak
ritmik sesuai hasil analisis dan kategorisasi.
4.8 Mempraktikkan keterampilan dasar empat
gaya renang dengan koordinasi yang baik,
dan keterampilan dasar penyelamatan, serta
tindakan pertolongan kegawatdaruratan di
air.*
4.9 Menyajikan informasi berkaitan dengan
upaya pencegahan dan penanggulangan
bahaya NARKOBA dan
psikotropika.terhadap diri sendiri, keluarga,
lingkungan, bangsa dan negara.
4.10 Menyajikan informasi tentang dampak seks
bebas terhadap diri sendiri, keluarga dan
masyarakat luas.
4.11 Menyajikan informasi berkaitan dengan
bahaya, penularan, dan cara mencegah HIV
dan AIDS.
4.12 Merancangprogram perencanaan kesehatan
pribadi untuk 1 semester.
3. MUATAN KEJURUAN
C1. DASAR BIDANG KEAHLIAN
a. Simulasi dan Komunikas Digital
Mata Pelajaran : Simulasi dan Komunikasi Digital
Jam Pelajaran : 108 JP (@ 45 menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menerapkan logika dan 4.1 Menggunakan fungsi-fungsi
algoritma computer perintah (Command)
3.2 Menerapkan metode peta- 4.2 Membuat peta-minda
Minda
3.3 Mengevaluasi paragraf 4.3 Menyusun kembali format

58
deskriptif, argumentatif, dokumen pengolah kata
naratif, dan persuasif
3.4 Menerapkan logika dan operasi 4.4 Mengoperasikan perangkat
perhitungan data lunak pengolah angka
3.5 Menganalisis fitur yang tepat 4.5 Membuat slide untuk
untuk pembuatan slide presentasi
3.6 Menerapkan teknik presentasi 4.6 Melakukan presentasi yang
yang efektif efektif
3.7 Menganalisis pembuatan e- 4.7 Membuat e-book dengan
Book perangkat lunak e-book editor
3.8 Memahami konsep Kewargaan 4.8 Merumuskan etika Kewargaan
Digital Digital
3.9 Menerapkan teknik 4.9 Melakukan penelusuran
penelusuran Search Engine informasi
3.10 Menganalisis komunikasi 4.10 Melakukan komunikasi
sinkron dan asinkron dalam sinkron dan asinkron dalam
Jaringan jaringan
3.11 Menganalisis fitur perangkat 4.11 Menggunakan fitur untuk
lunak pembelajaran kolaboratif pembelajaran kolaboratif
Daring daring (kelas maya)
3.12 Merancang dokumen tahap 4.12 Membuat dokumen tahap pra-
pra-produksi produksi
3.13 Menganalisis produksi video, 4.13 Memroduksi video dan/atau
animasi dan/atau musik animasi dan/atau musik digital
Digital
3.14 Mengevaluasi pasca-produksi 4.14 Membuat laporan hasil pasca-
video, animasi dan/atau musik produksi
Digital

b. Biologi
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
10 JP
3.1 Menganalisis berbagai 4.1 Melakukan klasifikasi berbagai
tingkat keanekaragaman tingkat keanekaragaman hayati.
hayati.
12 JP
3.2 Menganalisis struktur 4.2 Menunjukkan hasil kajian
dan fungsi anatomi tubuh struktur dan fungsi anatomi
manusia. tubuh manusia.
6 JP
3.3 Menganalisis virus 4.3 Mengintegrasikan jenis-jenis

59
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU

berdasarkan ciri, sifat, virus berdasarkan ciri ,sifat dan


dan fungsinya. fungsinya.
6 JP
3.4 Menganalisis 4.4 Membedakan archaebacteria
archaebacteria dan dan eubacteria berdasarkan
eubacteria berdasarkan ciri,sifat dan fungsinya.
ciri,sifat dan fungsinya.
6 JP
3.5 Menganalisis jamur 4.5 Membedakan jamur berdasarkan
berdasarkan ciri, sifat ciri,sifat dan fungsinya.
dan fungsinya.
8 JP
3.6 Mendiagnosis 4.6 Menggunakan konsep
metabolisme dan enzim. metabolisme dan enzim di
bidang kesehatan
8 JP
3.7 Mengidentifikasi 4.7 Menunjukkan klasifikasi sel,
klasifikasi sel, jaringan, organ tubuh manusia
jaringan,organ tubuh dan hewan.
manusia dan hewan.
8 JP
3.8 Menerapkan 4.8 Menggunakan pengembangan
pengembangan bioteknologi serta manfaat dan
bioteknologi serta dampaknya di masyarakat
manfaat dan dampaknya dalam memecahkan masalah-
dalam masyarakat. masalah di bidang kesehatan.
8 JP
3.9 Menganalisis sistem 4.9 Mengintegrasikan antara organ
reproduksi pada manusia. dengan proses reproduksi
manusia di bidang kesehatan.
Jumlah 72 JP

c. Kimia
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
10
3.10 Menganalisis materi 4.10 Membedakan klasifikasi
(perbedaan antara materi dan perubahannya
unsur, senyawa, dan
campuran) serta
perubahannya

18
3.11 Menganalisis pola 4.11 Menentukan letak unsur
konfigurasi elektron dalam tabel periodik

60
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU

struktur atom kaitannya berdasarkan konfigurasi


dengan letak unsur elektron dan sifat
dalam tabel periodik keperiodikannya
dan sifat
keperiodikannya
8
3.12 Mengevaluasi proses 4.12 Menetapkan sifat senyawa
pembentukan ikatan berdasarkan konsep ikatan
kimia dan kimia
hubungannya dengan
sifat senyawa yang
terbentuk
6
3.13 Memahami sifat larutan 4.13 Menunjukkan sifat larutan
asam, basa dan garam asam, basa dan garam
dengan beberapa dengan beberapa indikator
indikator
4
3.14 Menganalisis sifat 4.14 Membedakan pemeriksaan
larutan elektrolit dan sifat larutan elektrolit dan
nonelektrolit nonelektrolit
8
3.15 Menerapkan tatanama 4.15 Memberi nama senyawa
senyawa anorganik dalam persamaan reaksi
sederhana dalam
persamaan reaksi
6
3.16 Memahami hukum 4.16 Mengemukakan hukum
dasar dalam dasar dalam stoikiometri
stoikiometri
6
3.17 Menerapkan konsep 4.17 Menyelesaikan soal-soal
mol dalam stoikiometri stoikiometri berdasarkan
konsep mol
6
3.18 Menerapkan 4.18 Membuat larutan dengan
perhitungan konsentrasi konsentrasi tertentu sesuai
larutan (%, molaritas dengan prosedur
dan ppm)
Jumlah 72

d. Fisika

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Menganalisis konsep 4.1 Mendemonstrasikan gerak lurus

61
gerak lurus dan gerak dan gerak melingkar dengan
melingkar serta besaran- kecepatan tetap dan percepatan
besaran yang terkait. tetap
3.2 Menganalisis hukum 4.2 Mendemonstrasikan hukum-
Newton dan konsep gaya hukum Newton dan konsep gaya
3.3 Menerapkan konsep 4.3 Mendemonstrasikan proses
usaha, energi, daya dan perubahanenergi
efisiensi dalam
memecahkan masalah
3.4 Menganalisis hubungan 4.4 Memecahkanmasalahtumbukan
impuls dan momentum
dalam perhitungan
3.5 Menerapkan konsep gerak 4.5 Mempraktekkan gerak translasi
translasi dan rotasi pada dan rotasi untuk menemukan
keseimbangan benda tegar hubungan antara keduanya
3.6 Menerapkan konsep 4.6 Mempraktekanpercobaanhukum
elastisitas bahan Hooke
menggunakan hukum
Hooke
3.7 Menerapkan hukum- 4.7 Memecahkan persoalan pada
hukum yang berhubungan bidang teknologi dan rekayasa
dengan fluida statik dan yang berkaitan dengan hukum-
dinamik hukum fluida statik dan dinamik.
3.8 Menerapkan konsep suhu 4.8 Menyaji hasil penyelidikan
dan kalor dalam proses mengenai perpindahan kalor
pemuaian, perubahan
wujud zat dan
perpindahan kalor
3.9 Menerapkanhukum- 4.9 Memecahkan persoalan mengenai
hukumtermodinamika aplikasi hukum termodinamika
dalam produk yang berhubungan
dengan teknologi dan rekayasa

3.10 Menerapkan konsep 4.10 Mempraktekan ayunan bandul


getaran dan gelombang untuk menentukan percepatan
gravitasi

3.12 Menerapkan hukum- 4.12 Mendemonstrasikan percobaan


hukum kemagnetan dalam yang berkaitan dengan konsep
persoalan sehari-hari kemagnetan dan elektromagnet
3.13 Menerapkan sifat cermin 4.13 Merencanakan pembuatan alat-
dan lensa pada alat–alat alat optik sederhana dengan
optik dalam bidang menerapkan prinsip pemantulan
teknologi dan rekayasa dan pembiasan pada cermin dan
lensa
3.14 Menentukan gejala 4.14 Menyajikan aplikasi

62
radioaktivitas dan radioaktivitas dalam kehidupan
besaran-besaran yang sehari-hari
terkait

C2. Dasar Keahlian


a. Dasar-dasar Kefarmasian
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.1 Menganalisis 4 4.1 Melakukan pengecekan 2 LSP 1


ketentuan ketentuan kefarmasian dan
kefarmasian dan farmakope Indonesia
Farmakope Indonesia
3.2 Menganalisis 8 4.2 Melakukan pengelompokan 6 LSP 1
pengelompokan obat jenis obat secara umum
secara umum
3.3 Menganalisis resep 20 4.3 Melakukan pengecekan 8 LSP 1
dan salinan resep kelengkapan resep dan
membuat salinan resep
3.4 Menghitung dosis obat 18 4.4 Melakukan pengecekan hasil 6 LSP 1
perhitungan dosis obat
3.5 Menganalisis alat-alat 2 4.5 Menggunakan alat-alat di 8 LSP 1
di laboratorium dasar laboratorium dasar
kefarmasian kefarmasian
3.6 Menganalisis sediaan 34 4.6 Membuat sediaan obat bentuk 136 LSP 1
obat bentuk pulvis/ pulvis/pulveres, kapsul dan
pulveres, kapsul, semi semi solid
solid
3.7 Memahami sediaan 8 4.7 Melakukan pengelompokan 6 LSP 1
farmasi sediaan farmasi
3.8 Memahami spesialite 8 4.8 Melakukan penggolongan 6 LSP 1
obat spesialite obat
3.9 Memahami perjalanan 10 4.9 Membuat gambaran 6 LSP 1
obat dalam tubuh perjalanan obat dalam tubuh
3.10 Memahami penyakit 8 4.10 Melakukan penggolongan 6 LSP 1
simtomatis dan kausal penyakit simtomatis dan
kausal
3.11 Memahami penyakit 8 4.11 Melakukan penggolongan 6 LSP 1
akibat penyalahgunaan penyakit akibat
narkoba penyalahgunaan narkoba

b. Perundang-undangan Kesehatan
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.12 Menerapkan hierarki 4 4.1. Menggunakan hierarki 4 LSP 1


perundang-undangan perundang-undangan
kesehatan dan kesehatan dan kefarmasian,
kefarmasian, serta serta organisasinya di
bagan organisasi institusi kesehatan sebagai
institusi kesehatan acuan kerja
3.1. Menerapkan peraturan 4 4.2. Menggunakan peraturan 4 LSP 1
tentang tenaga tentang tenaga kesehatan,
kesehatan, pekerjaan pekerjaan kefarmasian dan

63
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

kefarmasian dan unit unit pelayanan kefarmasian


pelayanan kefarmasian sebagai acuan kerja
3.2. Memahami obat 4 4.3. Melakukan pengelompokan 4 LSP 1
berdasarkan obat berdasarkan undang-
perundang-undangan undang
3.3. Memahami narkotika 4 4.4. Melakukan pengelompokan 4 LSP 1
dan psikotropika serta narkotika dan psikotropika
penyalahgunaannya serta penyalahgunaannya
berdasarkan undang- berdasarkan undang-undang
undang
3.4. Memahami kosmetika, 4 4.5. Melakukan pengelompokan 4 LSP 1
alat kesehatan dan kosmetika, alat kesehatan
PKRT berdasarkan dan PKRT berdasarkan
undang-undang undang-undang
3.5. Memahami bahan 4 4.6. Melakukan pengelompokan 4 LSP 1
berbahaya bagi bahan berbahaya bagi
mahkluk hidup makhluk hidup berdasarkan
berdasarkan undang- undang-undang.
undang
3.6. Memahami pangan dan 4 4.7. Melakukan pengelompokan 4 LSP 1
bahan tambahan pangan dan bahan tambahan
pangan berdasarkan pangan berdasarkan undang-
undang-undang undang
3.7. Menganalisis 4 4.8. Melakukan pemeriksaan alur 4 LSP 1
pendistribusian obat pendistribusian obat sesuai
sesuai dengan CDOB dengan CDOB
3.8. Menerapkan produksi 4 4.9. Mengidentifikasi CPOB 4 LSP 1
sediaan obat sesuai sebagai acuan kerja
dengan CPOB
3.9. Memahami obat generik 4 4.9. Melakukan pengelompokan 4 LSP 1
dan obat esensial obat generik dan obat
esensial

c. Keselalatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup


ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.1. Memahami sistem 4 4.1. Memberikan informasi 4 LSP 1


pelayanan kesehatan di pelayanan kesehatan
Indonesia masyarakat
3.2. Menerapkan 4 4.2. Melakukan upaya pencegahan 4 LSP 1
pencegahan dan dan penularan penyakit
penularan penyakit
3.3. Menerapkan usaha 4 4.3. Melakukan usaha kesehatan 4 LSP 1
kesehatan sekolah, sekolah, gigi, mata, dan jiwa
gigi, mata, dan jiwa
3.4. Memahami KIA dan 4 4.4. Memberikan informasi KIA 4 LSP 1
KB dalam usaha dan KB dalam usaha
kesehatan masyarakat kesehatan masyarakat
3.5. Menerapkan 4 4.5. Mengidentifikasi resiko bahaya 4 LSP 1
keselamatan kerja untuk mencegah kecelakaan

64
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

untuk mencegah kerja


kecelakaan kerja
3.6. Menganalisis api dan 4 4.6. Melakukan pencegahan 4 LSP 1
kebakaran terjadinya api dan kebakaran
3.7. Menganalisis alat 4 4.7. Menggunakan alat pelindung 4 LSP 1
pelindung diri diri saat melakukan pekerjaan
3.8. Menganalisis kesehatan 4 4.8. Melakukan pemeriksaan 4 LSP 1
dan penyakit akibat kesehatan dan penyakit di
kerja lingkungan kerja
3.9. Menerapkan Pertolongan 4 4.9. Memberikan Pertolongan 4 LSP 1
Pertama pada Pertama pada Kecelakaan
Kecelakaan Kerja Kerja

d. Tanaman Obat Indonesia


ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.13 Memahami 4 4.12 Melakukan penggolongan 4 LSP 1


farmakognosi dan tanaman simplisia
tanaman obat berdasarkan manfaat dan zat
(simplisia) berkhasiat
3.14 Menerapkan 4 4.13 Melakukan budi daya 4 LSP 1
budidaya tanaman tanaman obat
obat
3.15 Menerapkan 4 4.14 Melakukan pengolahan 4 LSP 1
pengolahan simplisia simplisia
3.16 Memahami simplisia 4 4.15 Melakukan identifikasi 4 LSP 1
Rhizoma simplisia Rhizoma
3.17 Memahami simplisia 4 4.16 Melakukan identifikasi 4 LSP 1
Radix simplisia Radix.
3.18 Memahami simplisia 4 4.17 Melakukan identifikasi 4 LSP 1
Cortex simplisia Cortex
3.19 Memahami simplisia 4 4.18 Melakukan identifikasi 4 LSP 1
Bulbus, Cormus, simplisia Bulbus, Cormus,
Lignum, Caulis dan Lignum, Caulis dan Tuber
Tuber
3.20 Memahami simplisia 4 4.19 Melakukan identifikasi 4 LSP 1
Herba simplisia Herba
3.21 Memahami simplisia 4 4.20 Melakukan identifikasi 4 LSP 1
Folium simplisia Folium

C3. Kompetensi Keahlian


a. Pelayanan Farmasi

65
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.1. Menerapkan sistem 4 4.1. Membuat struktur organisasi 4 LSP 1


manajemen dan organisasi di apotek
di apotek
3.2. Menerapkan standar 6 4.2. Melakukan identifikasi 12 LSP 1
penampilan diri standar penampilan diri
3.3 Menerapkan distribusi obat 12 4.3. Melakukan distribusi obat dan 48 LSP 1
dan perbekalan farmasi perbekalan farmasi
3.4 Menerapkan pemasaran dan 12 4.4. Melakukan pemasaran dan 48 LSP 1
salesmanship salesmanship
3.5 Menerapkan siklus 18 4.5. Membuat siklus akuntansi 48 LSP 1
akuntansi perusahaan perusahaan dagang
dagang
3.6 Menerapkan pembuatan 20 4.6. Membuat sediaan obat bentuk 40 LSP 1
sediaan obat bentuk larutan larutan
3.7 Menerapkan pembuatan 18 4.7. Membuat sediaan obat bentuk 38 LSP 1
sediaan obat bentuk suspensi
suspensi
3.8 Menerapkan pembuatan 20 4.8. Membuat sediaan obat bentuk 36 LSP 1
sediaan obat bentuk emulsi emulsi
3.9. Menerapkan pembuatan 8 4.9. Membuat sediaan obat bentuk 16 LSP 1
sediaan obat bentuk pil pil
3.10. Menerapkan pembuatan 24 4.10. Membuat sediaan obat bentuk 32 LSP 1
sediaan obat bentuk suppositoria
suppositoria
3.11. Menerapkan pelayanan 10 4.11. Melakukan pelayanan 40 LSP 1
kefarmasian kefarmasian
3.12. Menganalisis perbekalan 16 4.12. Melakukan pengelolaan 48 LSP 1
farmasi di apotek dan rumah perbekalan farmasi di apotek
sakit dan rumah sakit
3.13. Memahami informasi 8 4.13. Memberikan informasi 24 LSP 1
tentang cara penggunaan tentang cara penggunaan obat
obat pada pasien pada pasien di bawah
pengawasan apoteker
3.14. Menganalisis perhitungan 12 4.14. Memeriksa perhitungan biaya 32 LSP 1
biaya obat yang dibuat obat yang dibuat menurut
menurut permintaan permintaan
3.15. Memahami pengelolaan 12 4.15. Melakukan pengelolaan 32 LSP 1
perbekalan farmasi di perbekalan farmasi di gudang
gudang farmasi kabupaten/ kabupaten/ kotamadya sesuai
kotamadya. standar
3.16. Memahami pengelolaan 12 4.16. Melakukan pengelolaan 32 LSP 1
perbekalan farmasi di IFRS. perbekalan farmasi di IFRS
sesuai standar
3.17. Memahami pengelolaan 12 4.17. Melakukan pengelolaan 32 LSP 1
perbekalan farmasi di perbekalan farmasi di
Puskesmas. Puskesmas sesuai standar
3.18. Menghitung nilai persediaan 12 4.18. Melakukan pemeriksaan 24 LSP 1
barang dan biaya obat dalam perhitungan nilai persediaan
resep. barang dan biaya obat dalam
resep.

66
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.19. Menerapkan pengelolaan 6 4.19. Melakukan pengelolaan 20 LSP 1


sediaan jadi narkotika dan sediaan obat narkotika dan
psikotropika. psikotropika.
3.20. Menerapkan pelaporan 4 4.20. Membuat laporan penggunaan 10 LSP 1
sediaan obat narkotika dan sediaan obat narkotika dan
psikoptropika psikotropika
3.21. Menerapkan siklus 12 4.21. Membuat siklus akuntansi 48 LSP 1
akuntansi perusahaan jasa perusahaan jasa
3.22. Menerapkan sediaan obat 12 4.22. Membuat sediaan obat bentuk 24 LSP 1
bentuk tablet tablet
3.23. Menerapkan sediaan obat 8 4.23. Membuat sediaan obat steril 12 LSP 1
steril
3.24. Mengevaluasi pengujian 12 4.24. Membuat laporan hasil 24 LSP 1
sediaan obat pengujian sediaan obat

b. Farmakognosi
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.1. Menganalisis simplisia Flos 4 4.1. Melakukan identifikasi 8


simplisia Flos
3.2. Menganalisis simplisia 4 4.2. Melakukan identifikasi 8
Fructus simplisia Fructus
3.3. Menganalisis simplisia 4 4.3. Melakukan identifikasi 8
Semen simplisia Semen
3.4. Menganalisis Amylum 4 4.4. Melakukan identifikasi 8
Amylum
3.5. Menganalisis Oleum 4 4.5. Melakukan identifikasi Oleum 8
3.6. Menganalisis simplisia dari 4 4.6. Melakukan identifikasi 8
Phycophyta, Myophyta dan simplisia dari Phycophyta,
Mycophyta Myophyta dan Mycophyta
3.7. Menganalisis simplisia getah, 4 4.7. Melakukan identifikasi 8
damar dan malam simplisia getah, damar dan
malam
3.8. Menerapkan pengolahan 4 4.8. Mengolah bahan nabati 8
bahan nabati
3.9. Menerapkan sediaan obat 4 4.9. Membuat sedian obat 8
tradisional tradisional
3.10. Menerapkan sediaan galenika 4 4.10. Membuat sediaan galenika 6
3.11. Menerapkan pembuatan 4 4.11. Membuat sediaan ekstrak 6
sediaan ekstrak
3.12. Menerapkan pembuatan 4 4.12. Membuat sediaan tinctura 6
sediaan tinctura
3.13. Menerapkan pembuatan 4 4.13. Membuat sediaan infusa, 6
sediaan infusa, dan/atau aqua dan/atau aqua aromatika
aromatika
3.14. Menerapkan pembuatan 4 4.14. Membuat sediaan 6
sediaan sirup, dan/atau sirup,dan/atau sediaan olea
sediaan olea pinguia, dan pinguia, atau sediaan olea
sediaan olea volatilia volatilia

67
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.15. Menganalisis simplisia dari 4 4.15. Melakukan identifikasi 3


hewan simplisia dari hewan
3.16. Menganalisis simplisia dari 4 4.16. Melakukan identifikasi 3
minyak mineral simplisia dari minyak mineral
3.17. Memahami fitofarmaka 4 4.17. Menggunakan fitofarmaka 3
dalam kehidupan sehari-hari
3.18. Mengevaluasisediaanobattrad 4 4.18. Melakukan pengujian sediaan 6
isional dan/atau fitofarmaka obat tradisional dan/atau
fitofarmaka

c. Farmakologi
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.1. Memahami anatomi 8 4.1. Melakukan pemeriksaan 8 LSP 1


fisiologi tubuh manusia anatomi fisiologi tubuh
manusia menggunakan
model
3.2. Memahami cara pemberian 8 4.2. Melakukan penggolongan 8 LSP 1
obat obat berdasarkan cara
pemberian obat
3.3. Menganalisis obat 8 4.3. Memilih obat yang 8 LSP 1
berdasarkan penyakit yang berhubungan dengan
berhubungan dengan sistem penyakit pada sistem
pencernaan pencernaan
3.4. Memahami pemakaian obat 8 4.4. Memberikan informasi 8 LSP 1
yang berhubungan dengan pemakaian obat yang
penyakit pada sistem berhubungan dengan
pencernaan penyakit pada sistem
pencernaan
3.5. Menganalisis obat 8 4.5. Memilih obat yang 8 LSP 1
berdasarkan penyakit yang berhubungan dengan
berhubungan dengan sistem penyakit pada sistem saraf
saraf pusat pusat
3.6. Memahami pemakaian obat 8 4.6. Memberikan informasi 8 LSP 1
yang berhubungan dengan pemakaian obat yang
penyakit pada sistem saraf berhubungan dengan
pusat penyakit pada sistem saraf
pusat
3.7. Menganalisis obat 8 4.7. Memilih obat yang 8 LSP 1
berdasarkan penyakit yang berhubungan dengan
berhubungan dengan sistem penyakit pada sitem saraf
saraf otonom otonom
3.8. Memahami pemakaian obat 8 4.8. Memberikan informasi 8 LSP 1
yang berhubungan dengan pemakaian obat yang
penyakit pada sistem saraf berhubungan dengan
otonom penyakit pada sistem saraf
otonom
3.9. Memahami obat 8 4.9. Melakukan 8 LSP 1
anoreksansia pengelompokkan obat
anoreksansia

68
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.10. Menganalisis obat 4 4.10. Memilih obat yang 4 LSP 1


berdasarkan penyakit yang berhubungan dengan
berhubungan dengan penyakit pada jantung dan
jantung dan pembuluh darah pembuluh darah
3.11. Memahami pemakaian obat 8 4.11. Memberikan informasi 8 LSP 1
yang berhubungan dengan pemakaian obat yang
penyakit pada jantung dan berhubungan dengan
pembuluh darah penyakit pada jantung dan
pembuluh darah
3.12. Menganalisis obat 4 4.12. Memilih obat yang 4 LSP 1
berdasarkan penyakit yang berhubungan dengan
berhubungan dengan bioregulator
bioregulator
3.13. Memahami pemakaian obat 4 4.13. Memberikan informasi 4 LSP 1
yang berhubungan dengan pemakaian obat yang
bioregulator berhubungan dengan
bioregulator
3.14. Menganalisis obat 4 4.14. Memilih obat yang 4 LSP 1
berdasarkan penyakit yang berhubungan dengan penyakit
berhubungan dengan sistem pada sistem pernafasan
pernafasan
3.15. Memahami pemakaian obat 4 4.15. Memberikan informasi 4 LSP 1
yang berhubungan dengan pemakaian obat yang
penyakit pada sistem berhubungan dengan penyakit
pernafasan pada sistem pernafasan
3.16. Memahami obat 4 4.16. Melakukan pengelompokan 4 LSP 1
antihistamin obat antihistamin
3.17. Menganalisis obat HIV-Anti 4 4.17. Melakukan pengelompokan 4 LSP 1
AIDS obat HIV-Anti AIDS
3.18. Menganalisis obat 4 4.18. Memilih obat yang 4 LSP 1
berdasarkan penyakit yang berhubungan dengan sistem
berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh
kekebalan tubuh
3.19. Memahami pemakaian obat 4 4.19. Memberikan informasi 4 LSP 1
yang berhubungan dengan pemakaian obat yang
sistem kekebalan tubuh berhubungan dengan sistem
kekebalan tubuh

d. Kimia Farmasi
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.1. Menganalisis senyawa 8 4.1. Melakukan identifikasi 8


turunan hidrokarbon dan senyawa turunan hidrokarbon
kegunaannya dan kegunaannya
3.2. Menerapkan perubahan 8 4.2. Melakukan pemeriksaan 8
entalpi berdasarkan terhadap hasil perhitungan
termokimia kimia berdasarkan konsep
termokimia
3.3. Menganalisis faktor-faktor 8 4.3. Melakukan identifikasi faktor- 8
yang mempengaruhi laju faktor yang mempengaruhi laju
reaksi reaksi.

69
ALOKASI ALOKASI SERTIFIKASI
KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI DASAR WAKTU KOMPETENSI

3.4. Menganalisis faktor-faktor 8 4.4. Melakukan identifikasi faktor- 8


yang mempengaruhi faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia kesetimbangan kimia.
3.5. Menganalisis koloid, 8 4.5. Melakukan identifikasi sifat- 8
suspensi, dan larutan sejati sifat koloid, suspensi dan
larutan sejati serta kegunaannya
dalam bidang kesehatan
3.6. Menganalisis sifat-sifat 8 4.6. Melakukan pengukuran pH 8
larutan asam, basa, buffer, terhadap larutan asam, basa,
dan garam buffer, dan garam
3.7. Memahami hasil kali 8 4.7. Melakukan pemeriksaan 8
kelarutan terhadap hasil perhitungan
kimia berdasarkan konsep Ksp
3.8. Memahami senyawa siklik 8 4.8. Melakukan identifikasi 8
dan penggolongannya, serta senyawa siklik dan
benzene dan turunannya penggolongannya, serta
benzene dan turunannya
3.9. Memahami senyawa 8 4.9. Melakukan identifikasi 8
heterosiklik senyawa heterosiklik
3.10. Menganalisis reaksi redoks 6 4.10. Melakukan identifikasi reaksi 8
dan elektrokimia redoks dan elektrokimia
3.11. Menganalisis sifat, 8 4.11. Melakukan identifkasi sifat, 8
penggolongan, reaksi penggolongan, reaksi
pembentukan polimer pembentukan polimer
(polimerisasi) (polimerisasi)
3.12. Menganalisis biomolekul 8 4.12. Melakukan identifikasi 8
(karbohidrat, protein, lipida) biomolekul (karbohidrat,
berdasarkan uji kualitatif protein, lipida) berdasarkan uji
kualitatif
3.13. Menganalisis anion dan 10 4.13. Melakukan identifikasi anion 10
kation berdasarkan uji dan kation berdasarkan uji
kualitatif kualitatif
3.14. Menganalisis uji kualitatif 10 4.14. Melakukan pengujian kualitatif 10
senyawa obat berdasarkan senyawa obat berdasarkan
prinsip kerja kefarmasian prinsip kerja kefarmasian
3.15. Mengevaluasi standar baku 10 4.15. Membuat standar baku 10
pembanding, larutan baku pembanding, larutan baku dan
dan larutan pereaksi larutan pereaksi
3.16. Menganalisis penetapan 10 4.16. Melakukan penetapan kadar 10
kadar dengan metode asidi- dengan metode asidi-alkalimetri
alkalimetri
3.17. Menganalisis penetapan 10 4.17. Melakukan penetapan kadar 10
kadar dengan metode dengan metode
permanganometri permanganometri
3.18. Menganalisis penetapan 10 4.18. Melakukan penetapan kadar 10
kadar dengan metode iodo- dengan metode iodo-iodimetri
iodimetri

70
C. PROGRAM MUATAN LOKAL

Pemerintah provinsi Riau mempertegas komitmennya dalam menerapkan


kurikulum muatan lokal budaya melayu. Hal itu diwujudkan dengan telah
ditandatanganinya Keputusan Gubernur Riau nomor: Kpts.92 terkait penerapan
kurikulum tersebut di sekolah.
Dengan adanya regulasi tersebut Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas
Pendidikan diharapkan segera menerapkan kurikulum muatan lokal disekolah
SMK sederajat di Riau. Kurikulum muatan lokal budaya Melayu Riau 2019 ini
dihadirkan mengacu kepada peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No
79 tahun 2014. Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan bahwa kurikulum muatan
lokal ini banyak memberikan edukasi positif bagi generasi muda. Dengan telah
adanya regulasi ini diharapkan kepada SMK sederajat untuk dapat menerapkan
muatan lokal tersebut. Selain itu juga diharapkan para bupati/walikota se provinsi
Riau juga dapat menerapkan kurikulum serupa.
Penerapan kurikulum muaatan lokal budaya Melayu ini penting bagi
generasi muda karena bisa menumbuhkan rasa cinta kepada tunjuk ajar dan
kebudayaan Melayu. Selain itu murikulum muatan lokal budaya Melayu Riau ini
juga bertujuan agar para peserta didik memiliki perilaku yang mencerminkan
ketaatan kepada ibu bapak, taat dan setia kepada pemimpin, persebatian dan
gotong royong.
Tidak hanya itu, nilai edukasi positif lainnya adalah makna memiliki sifat
generasi penerus yang pemaaf, dermawan, berpandangan jauh ke depan dan
sederhana. Diharapkan, penerapan kurikulum muatan lokal itu dapat berjalan
seteri yang diharapkan.
Muatan lokal merupakan bahan kajian SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal
yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi
didaerah tempat tinggalnya dan sesuai dengan jurusan yaitu farmasi. Muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi dan keunggulan daerah, yang materinya

71
tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh SMK YAPPAN Pasir Pengaraian.
Pengembangan muatan lokal di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut.
1. Utuh : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukanberdasarkan
pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
2. Kontekstual: Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan
berdasarkan budaya, potensi, dan masalah daerah.
3. Terpadu: Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan SMK
YAPPAN Pasir Pengaraian, termasuk terpadu dengan dunia usaha dan
industri.
4. Apresiatif: Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk
pertunjukan, lomba, pemberian penghargaan) di SMK YAPPAN Pasir
Pengaraian dan daerah.
5. Fleksibel: Jenis muatan lokal yang dipilih dan pengaturan waktunya bersifat
fleksibel sesuai dengan kondisidan karakteristik SMK YAPPAN Pasir
Pengaraian
Materi muatan lokal ini sangat sesuai dengan karakteristik daerah
Riau, Sehingga materi muatan lokal tersebut akan mengintregasikan nilai-nilai
pendidikan karakter.

72
Daftar KI dan KD Muatan Lokal

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


• KI-1 dan KI-2: menghayati dan 3.1 Memahami alam dalam
mengamalkan ajaran agama yang dianut. pandangan budaya Melayu
menghayati dan mengamalkan Riau
Menghayati dan mengamalkan perilaku
4.1 Membuat laporan tentang
jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
alam dalam pandangan
royong, kerjasama, toleran, damai),
budaya Melayu Riau
bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif 3.2. Mengidentifikasi keragaman
bahasa Melayu di Riau
sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat 4.2. Mempraktikan satu dialek
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan bahasa Melayu di Riau
regional, dan kawasan internasional.

• KI 3: Memahami, menerapkan, 3.3. Menganalisis adat dalam


menganalis dan mengevaluasi upacara daur hidup
pengetahuan faktual, konseptual, prosedur 4.3. Menyusun laporan mengenai
dan metakognitif pada tingkat teknis, Adat dalam upacara daur
spesifik, detil dan kompleks, dalam ilmu hidup
pengetahuan, teknologi, seni budaya dan 3.4. Menganalisis sejarah
humaniora dengan wawasan kemanusian, perjuangan rakyat Riau masa
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban colonial
terkait penyebab fenomena dan kejadian 4.4 . Menulis laporan tentang
pada bidang kerja yang spesifik untuk sejarah perjuangan rakyat
memecahkan masalah. Riau masa colonial
3.5. Menganalisis makna pakaian
Melayu Riau
• KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, 4.5. Membuat laporan makna
mengolah dan menyaji secara efektif, pakaian Melayu Riau
kreatif, produktif, kritis, mandiri, (disesuaikan dengan daerah
kolaboratif, komunikatif dan solutif dalam setempat)
ranah konkret dan abstrak terkait dengan 3.6. Mengidentifikasi jenis
pengembangan dari yang dipelajarinya di kesenian Melayu Riau
sekolah, serta mampu menggunakan 4.6. Mempraktikkan satu jenis
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan. kesenian Melayu Riau
Menunjukkan keterampilan menalar, (disesuaikan dengan daerah
mengolah dan menyaji secara efektif, setempat)
kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif dan solutif
dengan alam ranah konkret dan abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

73
D. PPK DAN LITERASI

1. Rasional
Transformasi pendidikan nasional Indonesia harus menempatkan
karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan
dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi yang dapat
diwujudkan. Dengan karakter yang kuat-tangguh beserta kompetensi yang
tinggi, yang dihasilkan oleh pendidikan yang baik, pelbagai kebutuhan,
tantangan, dan tuntutan baru dapat dipenuhi atau diatasi. Oleh karena itu, selain
pengembangan intelektualitas, pengembangan karakter peserta didik sangatlah
penting menempatan potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik
sebagai tujuan. Pendidikan abad XXI bersandar pada lima tiang pembelajaran
sejagat (five pillar of learning), yaitu learning to know, learning to do,
learning to live together, dan learning to transform for oneself and society.

1. Lima Nilai Utama Karakter


Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk
jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK.
Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Religius Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,
menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan
kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai
karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan
individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam
semesta (lingkungan).
2) Nasionalis; Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. Sub nilai nasionalis antara lain apresiasi

74
budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban,
unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum,
disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3) Mandiri, Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri
antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong Royong; Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Sub nilai
gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas,
empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5) Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai.

3. Sembilan Prinsip Penumbuhan Karaker


Penumbuhan karakter di sekolah menerapakan sembilan prinsip
berikut;
1) Nilai-nilai Moral Universal, penumbuhan karakter berfokus pada penguatan
nilai-nilai moral universal dapat didukung oleh segenap individu dari
berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan
budaya.
2) Holistik Gerakan PPK, penumbuhan dilaksanakansecara holistik, dalam arti
pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa),
etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan
serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

75
ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan
pendidikan.
3) Terintegrasi; pelaksanaan di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan
mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan program tambahan dalam
proses pelaksanaan pendidikan.
4) Partisipasi; penumbuhan karakter dilakukan dengan mengikutsertakan dan
melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan
pendidikan sebagai gerakan. Kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait
menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang
diperjuangakan, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan.
5) Kearifan Lokal, gerakan bertumpu dan responsif pada kearifan lokal
nusantara yang beragam dan majemuk agar pergerakan menjadi kontekstual
dan membumi.
6) Kecakapan Abad 21; gerakan penumbuhan karakter merupakan usaha
mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk hidup pada abad 21, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi
(communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja
sama dalam pembelajaran (collaborative learning).
7) Adil dan Inklusif; penumbuhan dikembangkan dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai
kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat
manusia.
8) Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik; Gerakan dikembangkan dan
dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik
perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan
dan keberterimaannya tinggi dan maksimal.

76
9) Terukur; gerakan dikembangkan dan dilaksanakan agar dapat dimati dan
diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini
komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi
prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang
dapat diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan programprogram
penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan
dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan
oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.
Pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek
intektual saja melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau
dengan kata lain menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya ini
dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia
dan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan hal ini, maka semua jenjang
lembaga pendidikan formal (sekolah) mempunyai tugas untuk melaksanakan
hal ini termasuk SMK YAPPAN Pasir Pengaraian.
Pengembangan aspek watak merupakan salah satu bentuk
pembangunan pendidikan. Terjadinya degradasi moral pada remaja telah
menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Kasus kenakalan remaja banyak
yang muncul akhir-akhir ini memberikan gambaran betapa buruknya perilaku
remaja Indonesia saat ini. Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat
penting di dalam membentuk kepribadian anak. Selain di rumah, pendidikan
karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan sosial. Pada
hakekatnya, pendidikan memiliki tujuan untuk membantu manusia menjadi
cerdas dan tumbuh menjadi insan yang baik. Dalam rangka mempersiapkan
Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar
memiliki keunggulan dalam persaingan global abad 21. Selain lima nilai utama
karakter, melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), pemerintah
mendorong peningkatan literasi dasar, kompetensi berpikir kritis, kreatif,
komunikatif, dan kolaborasi generasi muda.
SMK YAPPAN Pasir Pengaraian merupakan lembaga pendidikan yang
menghasilkan lulusan generasi muda siap kerja, memiliki kewajiban

77
menghasilkan lulusan yang siap kerja. Lulusan SMK dituntut tidak hanya
memiliki hard skill, akan tetapi juga soft skill. Hard skill dapat dibentuk pada
diri peserta didik melalui masing-masing bidang keahlian pada SMK YAPPAN
Pasir Pengarain. Soft skill merupakan keterampilan kepribadian yang terbentuk
karena penanaman nilai kebajikan melalui pendidikan karakter. Pendidikan
karakter adalah pembentukan diri manusia secara utuh yang dilakukan oleh
pendidik terhadap peserta didiknya, yang mana pembentukan diri tersebut
sudah menjadi tabiat atau kebiasaan yang tertanam pada diri seseorang.
Beberapa hal berikut ini merupakan Enam Pilar Pendidikan
Berkarakter, yaitu:
1. Trustworthiness (Kepercayaan)
Kepercayaan secara umum merupakan pengakuan akan benarnya terhadap
sesuatu perkara. Kepercayaan adalah keyakinan orang lain terhadap
seseorang. Bahkan mengisyaratkan bahwa orang tersebut akan percaya
orang lain tanpa bukti atau pertanyaan. Oleh karena ituagar kepercayaan
bisa terbentuk, maka perilaku-perilaku bijak harus menjadi kebiasaan dan
terbentuklah watak, diantaranya: jujur, jangan menipu, menjiplak atau
mencuri, menjadi orang yang handal dalam melakukan apa yang dikatakan
dan akan melakukannya. Berani melakukan hal yang benar, membangun
reputasi yang baik, patuh terhadap norma-norma yang berlaku di sekolah
dan di masyarakat.
2. Recpect (Respek)
Bersikap toleran terhadap perbedaan, menggunakan sopan santun,
menggunakan bahasa yang baik, mempertimbangkan perasaan orang lain.
Tidak mengancam, memukul atau menyakiti orang lain. Bersikap damai
dengan kemarahan, hinaan dan perselisihan.
3. Responsibility (Tanggungjawab)
Selalu melakukan yang terbaik, menggunakan kontrol diri dan disiplin.
Berpikir sebelum bertindak, mempertimbangkan konsekuensi, bertanggung
jawab atas pilihan yang telah diambil.
4. Fairness (Keadilan)

78
Bermain sesuai aturan, mengambil seperlunya dan berbagi, berpikiran
terbuka, mendengarkan orang lain. Tidak mengambil keuntungan dari orang
lain dengan cara yang tidak baik dan tidak menyalahkan orang lain
sembarangan.
5. Caring (Peduli)
Bersikap penuh kasih sayang dan menunjukkan kepedulian,
mengungkapkan rasa syukur, maafkan orang lain, dan membantu orang
yang membutuhkan.
6. Citizenship (Kewarganegaraan)
Menjadikan sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik, bekerja sama,
melibatkan diri dalam urusan masyarakat, menjadi tetangga yang baik,
mentaati hukum dan aturan, menghormati otoritas, dan melindungi
lingkungan hidup.
Isi pendidikan karakter adalah nilai-nilai dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diberikan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran dalam rangka membentuk karakter peserta didik. Delapan belas
nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan adalah:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan yang
ada.

79
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku semangat bekerja dengan etos kerja
tinggi.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan
orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan
orang lain.

80
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya agar berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati perbedaan dan keberhasilan
orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
Pendidikan karakter tidak dapat berdiri sendiri, melainkan pendidikan
yang terintegrasi secara total oleh seluruh komponen sekolah.
1) Pendidik (Guru)
Pemberian materi pendidikan karakter yang berupa norma-norma dan
kearifan lokal tidak dapat diajarkan secara paksa, melainkan melalui
bimbingan secara persuasif dan terintegrasi. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi kejenuhan pada peserta didik yang menjadi penyebab tidak dapat
tersampaikannya materi moral yang diberikan. Guru hendaknya memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami, merasakan, menimbang
situasi serta tanggung jawab pada dirinya.Pemberian kesempatan semacam ini,
akan memberikan kesan yang lebih mengena pada diri peserta didik. Dengan

81
demikian, penyampaian nilai moral dan kearifan lokan akan lebih bermanfaat
dan dapat diwujudkan secara nyata.
Guru di SMK terbagi menjadi tiga golongan, yaitu guru mata pelajaran
kelompok A (Muatan Nasional), guru mata pelajaran kelompok B (Muatan
Kewilayahan) dan guru mata pelajaran kelompok C (Muatan Kejuruan).
Dikarenakan sifat muatan materi yang berbeda, maka diperlukan metode yang
berbeda pula dalam penyampaian materi pendidikan karakter tersebut :

a) Guru Mata Pelajaran Kelompok A


Mata pelajaran kelompok A merupakan mata pelajaran muatan nasional
yang bersifat menanamkan dan mengambangkan nilai-nilai secara konstruktif
yang berlaku secara nasional. Pengembangan metode pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh pendidik adalah:
(1) Memberikan keteladanan kepada siwa dengan pribadi yang baik.
(2) Mengingatkan peserta kepada agar ingat bahwa mereka adalah makhluk
Tuhan YME (kembali kepada fitrah). Hal ini dilakukan untuk membangun
pengertian yang mendalam bahwa manusia hidup di dunia ini dengan
aturanTuhan, tidak boleh hidup dengan seenaknya.
(3) Membangun motivasi yang kuat pada diri peserta didik.

b) Guru Mata Pelajaran Kelompok B


Mata pelajaran kelompok B merupakan mata pelajaran muatan
kewilayahan yang memerlukan pendekatan integral dalam memadukan antara
kemampuan kognitif dan kemapuan afektif pada peserta didik. Pengembangan
metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah:
(1) Memberikan teladan untuk memberikan kesan keyakinan peserta didik.
(2) Mengklarifikasi nilai karakter/kepribadian yang harus dimiliki kepada
peserta didik.

82
c) Guru Mata Pelajaran Kelompok C
Mata pelajaran kelompok C merupakan mata pelajaran muatan kejuruan
yang hanya dipelajari oleh peserta didik di SMK sesuai kompetensi
keahliannya. Peserta didik akan memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap
materi kompetensi keahlian yang dimiliki. Oleh karena itu, kesabaran dari sang
pendidik dalam memberikan materi kepribadian/karakter yang menyatu dalam
mata pelajaran kejuruan.
Mata pelajaran kejuruan, terdiri dari mata pelajaran teori dan praktik.
Oleh karena itu, pendidik harus dapat memilah dalam memberikan metode
penyampaian kepribadian pada peserta didik. Adapun metode yang dapat
dilakukan oleh guru adalah:
1) Memberikan teladan yang baik pada peserta didik
2) Memberikan kepada para peserta didik untuk berlatih dan bekerja secara tim
selama melaksanakan praktik.
3) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menarik kesimpulan
atas pelajaran yang telah diberikan.

d) Peserta Didik (Peserta didik)


1) Mentaati peraturan yang ada. Peraturan tersebut adalah peraturan tata tertib
peserta didik di sekolah, tata tertib peserta didik di kelas, tata tertib peserta
didik di luar sekolah, serta tata tertib lain yang dibuat oleh sekolah.

e) Sekolah
1) Memberlakukan norma-norma di sekolah,
2) Memberikan kearifan lokal kepada peserta didik lewat kegiatan intra dan
ekstrakulikuler,

Pendidikan karakter ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam


pendidikan dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui
penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

83
lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.Atas dasar pertimbangan
tersebutPresiden telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor:
87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam Perpres ini
disebutkan, Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK
adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab SMK YAPPAN Pasir
Pengaraian untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah
hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan kerja sama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM).
Pendidikan karakter memiliki tujuan:
a. membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia
Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna
menghadapi dinamika perubahan di masa depan;
b. mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan
karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi
Peserta Didik dengan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan
jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman
budaya Indonesia;
c. merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga
kependidikan, peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikan PPK.
Kunci kesuksesan pendidikan karakter terletak pada peran pendidik
atau guru. Sebagaimana ajaran Ki Hajar Dewantara, “ing ngarso sung tuladho,
ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani”, maka seorang pendidik
idealnya memiliki kedekatan dengan anak didiknya.

84
2. Literasi
Pengertian literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan
memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Literasi
memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan
lisan, pengetahuan tentang genre dan kultural.Istilah literasi atau dalam bahasa
Inggris literacy berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti "a learned
person" atau orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga dikenal dengan
istilah littera (huruf) yang artinya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan
dan konvensi-konvensi yang menyertainya.Serbuan teknologi informasi yang
semakin gencar, dalam dunia pendidikan menggunakan istilah multiliterasi.
Literasi dianggap merupakan inti kemampuan dan modal utama bagi peserta
didik maupun generasi muda dalam belajar dan menghadapi tantangan-
tantangan masa depan. Pembelajaran literasi yang bermutu adalah kunci dari
keberhasilan peserta didik di masa depan. Untuk itu dibutuhkan pembelajaran
literasi yang bermutu pada semua mata pelajaran oleh semua guru yang
dianggap sebagai guru literasi (teachers of literacy).
Dalam perkembangan waktu, pengertian literasi bukan hanya berkaitan
dengan keaksaraan atau bahasa, namun berkembang menjadi konsep yang
berkaitan dengan berbagai fungsi dan keterampilan hidup. Konsep Literasi
dipahami sebagai seperangkat kemampuan mengolah informasi, jauh di atas
kemampuan menganalisa dan memahami bahan bacaan.Literasi lebih dari
sekadar membaca dan menulis, namun mencakup moral (moral literacy) dan
keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam
bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini
disebut sebagai literasi informasi.
Pelaksanaan literasi harus merupakan suatu gerakan yang disebut
Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS memiliki tiga tahapan yaitu,
pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.
1. Pembiasaan. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
(Permendikbud No. 23 Tahun 2015). Tujuan kegiatan literasi di tahap
pembiasaan adalah:

85
a. Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
b. Meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
c. Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan
d. Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
e. Kegiatan membaca ini didukung oleh penumbuhan iklim literasi sekolah
yang baik. Dalam tahap pembiasaan, iklim literasi sekolah diarahkan
pada pengadaan dan pengembangan lingkungan fisik, seperti:buku-buku
nonpelajaran (novel, kumpulan cerpen, buku ilmiah populer, majalah,
komik, dsb.);sudut baca kelas untuk tempat koleksi bahan bacaan;
danposter-poster tentang motivasi pentingnya membaca.
Kegiatan pembiasaan litersai di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
dilakukan dengan memberi kebebasan pada siswa untuk membaca berbagai buku
yang ada di sekolah atau siswa diperbolehkan membawa buku sendiri yang
mereka sukai.
2. Pengembangan. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan
menanggapi buku pengayaan.Pada prinsipnya, kegiatan literasi pada tahap
pengembangan sama dengan kegiatan pada tahap pembiasaan namun yang
membedakan adalah bahwa kegiatan 15 menit membaca diikuti oleh kegiatan
tindak lanjut pada tahap pengembangan. Dalam tahap pengembangan, peserta
didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan
proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan. Perlu
dipahami bahwa kegiatan produktif ini tidak dinilai secara akademik. Mengingat
kegiatan tindak lanjut memerlukan waktu tambahan di luar 15 menit membaca,
sekolah didorong untuk memasukkan waktu literasi dalam jadwal pelajaran
sebagai kegiatan membaca mandiri atau sebagai bagian dari kegiatan kokurikuler.
Bentuk, frekuensi, dan durasi pelaksanaan kegiatan tindak lanjut disesuaikan
dengan kondisi masing-masing sekolah.Tujuan kegiatan literasi di tahap
pengembangan adalah sebagai tindak lanjut dari kegiatan di tahap pembiasaan,
kegiatan 15 menit membaca di tahap pengembangan diperkuat oleh berbagai
kegiatan tindak lanjut yang bertujuan untuk:

86
a. Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan
secara lisan dan tulisan;
b. Membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan
guru tentang buku yang dibaca;
c. Mengasah peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan
inovatif;
d. Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku
yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Prinsip-prinsip kegiatan Literasi di tahap pengembangan dalam
melaksanakan kegiatan tindak lanjut, beberapa prinsip yang perlu
dipertimbangkan dipaparkan sebagai berikut.
a. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku selain buku teks pelajaran.
Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta
didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa
dari rumah.
b. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh
tugas-tugas presentasi singkat, menulis sederhana, presentasi sederhana,
kriya, atau seni peran untuk menanggapi bacaan, yang disesuaikan
dengan jenjang dan kemampuan peserta didik.
c. Tugas-tugas presentasi, menulis, kriya, atau seni peran dapat dinilai
secara nonakademik dengan fokus pada sikap peserta didik selama
kegiatan. Tugas-tugas yang sama nantinya dapat dikembangkan menjadi
bagian dari penilaian akademik bila kelas/sekolah sudah siap
mengembangkan kegiatan literasi ke tahap pembelajaran.
d. Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan. Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, guru
sebaiknya memberikan masukan dan komentar sebagai bentuk apresiasi.
e. Terbentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS) bertugas untuk merancang,
mengelola, dan mengevaluasi program literasi sekolah. Pembentukan
TLS dapat dilakukan oleh kepala sekolah. Adapun TLS beranggotakan
pendidik, tenaga kependidikan, dan pustakawan sekolah.

87
Kegiatan pengembangan literasi di SMK YAPPAN Pasir Pengaran
dilakukan khususnya pada bulan bahasa dengan mengadakan acara bedah
buku.
3. Pembelajaran. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata
pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di
semua mata pelajaran.
Kegiatan berliterasi pada tahap pembelajaran bertujuan:
a. Mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya
dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar
sepanjang hayat;
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
c. Mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual,
digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku
pelajaran.
d. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata
pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).
e. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar
buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata
pelajaran.
Prinsip-prinsip Kegiatan Literasi di tahap pembelajaran ini dilakukan
untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik
membaca buku nonteks pelajaran. Pembacaan buku nonteks pelajaran sebagai
upaya untuk memperluas wawasan berfikir peserta didik agar semakin banyak
pengetahuan yang diserap. Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam
tahap pembelajaran ini, antara lain:buku yang dibaca berupa buku tentang
pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga
dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu; danada tagihan yang sifatnya
akademis (terkait dengan mata pelajaran). Pada tingkatan yang lebih tinggi,
peserta didik membuat karya tulis ilmiah sesuai dengan kompetensi keahliannya
yang menggunakan berbagai referensi yang harus dibaca. Semakin banyak

88
referensi yang dibaca akan semakin memperluas khazanah berfikir peserta didik
dalam mengembangkan konsep dan idenya. Pembuatan karya tulis ini bisa dalam
bentuk penugasaan dari masing-masing guru mata pelajaran atau berupa lomba
karya tulis oleh sekolah atau mengikuti lomba karya tulis di luar sekolah.
Kegiatan literasi pembelajaran di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
dilakukan dengan memberi tugas pad siswa untuk membuat makalah, laporan,
atau karya ilmiah.

E. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELNG


Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
atau orang dewasa. Bantuan tersebut berupaarahan, nasihat, saran, serta kritik
membangun agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan potensi individu dan sarana
yang ada. Bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk
lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri untuk menyesuaikan
dan mengembangkan potensi diri berdasarkan norma-norma yang berlaku,
sehingga pengembangan diri berlangsung secara optimal dan tidak terjadi
pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka
antara dua orang yaitu konselor dan konseli. Melalui hubungan itu dengan
konselor dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya menyediakan
situasi belajar dansituasi pengembangan potensi diri secara optimal pada konseli.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang,
dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-
masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Konseling
merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih
dengan konseli. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang,
meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk

89
membantu konseli memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang
lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Dengan demikian, maka bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan
yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal.
Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli atau semua
peserta didik. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua
konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik
pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini
pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan
pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik
kelompok dari pada perseorangan (individual).
Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli
bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu
untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga
berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun
pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada
konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena
bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda
dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan
yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara
untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan
dorongan, dan peluang untuk berkembang.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya bersama. Bimbingan bukan
hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala
sekolah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai
teamwork yang bekerja secara sistematis dan sinergis.
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan
pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk

90
memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting
baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh
tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk mempertimbangkan,
menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan
yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan
adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan
mengambil keputusan.
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah,
tetapi juga di lingkungan keluarga, dunia usaha/industri (DUDI), lembaga-
lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan
bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial,
pendidikan, dan pekerjaan (karir).
Tujuan bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang terkait dengan
aspek pribadi-sosial adalah agar konseling:
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, teman sekolah, teman di tempat
kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugerah) dan yang tidak menyenangkan (musibah),
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
dianut.
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis.
5. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
6. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
7. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung

91
jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau
kewajibannya.
8. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
9. Memiliki kemampuan mdalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
10. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Tujuan bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang terkait dengan
aspek akademik (belajar) adalah :
1. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat (long life
education).
4. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
5. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luas.
6. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
Bagi peserta didik SMK YAPPAN Pasir Pengaraian yang tujuan
utamanya adalah bekerja setelah lulus, maka tujuan bimbingan dan konseling bagi
peserta didik yang terkait dengan aspek karir adalah :

92
1. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan setelah lulus nanti.
2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
3. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
4. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang
menjadi cita-cita karirnya masa depan.
5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan
minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Misal:
apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang petani maju, maka dia
senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan
dengan karir petani maju tersebut.
8. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat
yang dimiliki.
Fungsi Bimbingan Koseling bagi peserta didik adalah:
1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,
konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal,
dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan

93
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.
3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli. Konselor dan personal di SMK Negeri 1Labang
lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming),home visit, dan sebagainya.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling,
dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di
luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun mata

94
pelajarandi SMK YAPPAN Pasir Pengaraian, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan
dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif. Penyesuaian diri ini penting bagi peserta didik
karena ketika mereka magang industri, praktik kerja lapangan, dan memasuki
dunia kerja akan melakukan penyesuaian diri. Jika mereka berhasil
menyesuaikan diri, maka mudah diterima di lingkungannya dan mereka akan
betah dalam lingkungan itu.
8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan
dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat,
rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan
mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar
dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
Sedangkan manfaat Bimbingan Konseling adalah:
1. Bimbingan konseling akan membuat diri peserta didik merasa lebih baik,
merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling
tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri
kita.

95
2. Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan
tingkat tingkat stress dan depresi yang dialami peserta didik karena dibantu
untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula mencari cara
penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.
3. Bimbingan konseling membantu peserta didik untuk dapat memahami dan
menerima diri sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan
yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
4. Perkembangan personal peserta didik akan meningkat secara positif.
Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut :
1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menuntut dirahasia-kannya segenap data dan keterangan tentang konseli yang
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh diketahui
oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara
dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar
terjamin.
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli mengikuti/menjalani
pelayanan/kegiatan yang diperlukan baginya.
3., yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli
yang Asas keterbukaan menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan
tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan konseli. Keterbukaan ini amat terkait pada
terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang
menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara
aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini

96
guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli sebagai
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli
yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan
diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian konseli.
6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah
permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan
dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau
kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan konseli yang sama
kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu
ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-
pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
perlu terus dikembangkan.
9. Asas Kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada,
yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan

97
bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan
pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih
jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan konseli memahami, menghayati, dan mengamalkan
nilai dan norma tersebut.
10. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga
yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan
guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis
pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik
bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli
(konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain,
atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan
kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
12. Asas Tutwuri Handayani, yaitu walaupun berbeda – beda konseli
yang dihadapi namun tujuan nya tetap satu yaitu terentaskannya masalah konseli
oleh konseli dengan dampingan dari konselor
13. Asas Kebersamaan, yaitu dalam konseling harus dilakukan bersama
– sama antara konselee dengan konselor, hal ini untuk manjaga keharmonisan,
saling percaya, dan kebersamaan yang kuat, konselee tidak bisa hanya diberi
pengarahan, kadang kala konseli membutuhkan pendamping untuk menyelesaikan
masalahnya. namun, bukan berarti konselor yang menyelesaikan masalah konseli.

98
A. Tentang Jenis Dan Strategi Pelaksanaan Program Layanan Konseling
Dan Atau Layanan Akademik/Belajar, Sosial Dan Pengembangan
Karier Peserta Didik Di Masa Pandemic Covid-19 Dan Masa Kebiasaan
Baru
Strategi pelaksanaan program layanan konseling dan atau layanan
akademik/belajar, sosial dan pengembangan karier peserta didik di masa
pandemic covid-19 dan masa kebiasaan baru, selama diberlakukan belajar dari
rumah (BDR), bimbingan konseling sering kurang diperhatikan. Mayoritas
sekolah dan guru lebih fokus pada capaian kompetensi dasar. Padahal dalam
implementasinya, banyak sekali permasalahan siswa menuntut kehadiran guru
bimbingan konseling (BK). Guru BK perlu dilibatkan dalam proses BDR untuk
alasan kuat. Sebagaimana kita pahami disiplin ilmu BK diperuntukkan bagi
penyelesaian masalah siswa. BDR yang diterapkan pada masa pendemi Covid-19
ini cenderung berpotensi memberikan masalah lebih banyak dari pada sebelumnya
terutama bagi beberapa daerah yang belum melek IT dan ekonomi menengah ke
bawah. Dalam hal inilah dibutuhkan kepiawaian guru BK untuk membantu
menemukan solusi dari masalah yang muncul.
Persoalan lain muncul adalah penurunan nilai karakter tiap siswa. Hal ini
jelas terlihat dari cara komunikasi ke gurunya dan kesediaan siswa menaati
perintah saat diberikan materi ajar, tugas, dan laporan orang tua tentang sikap
anak selama di rumah. Peran guru BK tidak bisa serta merta digantikan oleh guru
mata pelajaran. Selain persoalan disiplin ilmu yang dikuasai, guru mata pelajaran
juga memiliki berbagai kesibukan yang tidak memungkinkan untuk fokus pada
masalah siswa.
Guru BK sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter yang menjadi
sebab langsung atau tidak langsung akan rendahnya capaian hasil belajar siswa.
Guru BK memberikan penguatan serta trik kepada siswa supaya siswa tidak takut,
cemas dan putus asa dalam menjalani PJJ selama pandemi Covid-19 ini. Selain
itu, guru BK juga membantu menjembatani komunikasi antara orang tua dan guru
dalam upaya penyelesaian masalah siswanya. Sebagai upaya pencegahan dan
meminimalisir hal tersebut, pihak sekolah menyosialisasikan kepada seluruh

99
siswa dan wali murid tentang bagaimana pengoperasian media yang digunakan
dalam PJJ ini. Siswa yang tidak bisa dihubungi wali kelas wajib memberi tahu
kepada orangtua. Kemudian orangtua wajib memberitahukan kepada anaknya
serta mengantarkan tugas ke sekolah sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Jika komunikasi masih belum optimal, guru BK akan membantu berkomunikasi
ataupun berkunjung ke rumah yang bersangkutan.
Dalam pelaksanannya guru BK juga membuat video motivasi yang dikirim
ke setiap grup kelas untuk memberikan pencerahan dan semangat sehubungan
dengan kesiapan siswa untuk menjalani proses belajar dari rumah. Proses belajar
diterapkan dengan memanfaatkan beberapa aplikasi pendukung untuk
memfasilitasi siswa yang memilih belajar dengan sistem daring seperti Google
Classroom, Google Form, Zoom, WhatsApp, Google Meet, Jitsi dan lain-lain.
Jadi guru BK juga wajib melek IT untuk dapat mengimbangi kebutuhan
belajar siswa. Guru BK diberikan kebebasan dalam memilih aplikasi yang cocok
dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Di sekolah kami menggunakan group
WhatApp sebagai pusat koordinasi. Wali kelas bersama guru BK melayani
konsultasi jarak jauh bagi siswa atau wali murid yang membutuhkan bimbingan
teknis sehubungan dengan kendala yang dihadapi pada saat gagal pengiriman
tugas, gagal mengunduh tugas, dan lain sebagainya.
Peran guru BK sangat penting dalam menyukseskan PJJ. Guru BK
berperan aktif memastikan siswa bisa belajar dari rumah dengan baik. Dalam
pelaksanaannya guru BK juga wajib memperhatikan berbagai pertimbangan yang
dimiliki oleh siswa. Beberapa alasan yang dijadikan pertimbangan antara lain
jarak tempuh, kepemilikan kendaraan, pekerjaan orang tua, akses internet dan
ekonomi keluarga.
Guru BK memiliki peran penting dalam menunjang proses pembelajaran
di saat PJJ. Memotivasi ataupun memberikan penguatan kepada siswa merupakan
hal utama yang harus dilakukan. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
menjadi salah satu alasan turunnya motivasi belajar siswa. Selain itu cara belajar
yang berubah dari yang tatap muka ke video pembelajaran juga menjadi penyebab
tambahan dari rendahnya motivasi belajar mereka. Pada situasi seperti ini peran

100
guru BK sangat diperlukan. Penguatan berupa motivasi ataupun konseling
dilaksanakan secara online atau jika tidak memungkinkan guru BK bisa
berkunjung ke rumah siswa dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Guru BK juga menjembatani proses komunikasi pihak sekolah dengan
wali murid. Hal ini dilakukan ketika dibutuhkan oleh guru bidang studi dan wali
kelas setelah mendapati hambatan seperti keterlambatan pengantaran tugas, tidak
menegerjakan tugas, tidak mengerti menggunakan aplikasi dan lain-lain. Selain
itu, guru BK juga bisa membantu orang tua dalam memberikan pengawasan
sekaligus pengertian agar siswa lebih tertarik terhadap pembelajaran dibandingkan
game atau media sosial.

B. Penelusuran dan penempatan tamatan sebagai hasil bimbingan karir


kejuruan di masa pandemic covid-19 dan masa kebiasaan baru
Di masa pandemi Covid-19 mereka juga sudah melakukan himbauan dari
pemerintah dan  sekolah untuk belajar E-learning, pola  hidup  sehat, olahraga,
menjaga  jarak. Yang paling utama mereka memahami alur kelulusan dari sekolah
hingga menerima surat keterangan lulus digital dalam rangka antisipasi masa
pandemi.

1. Berikan Motivasi Alumni


Sebagai bentuk kepedulian terhadap para alumni, guru Bimbingan dan
Konseling (BK) masih dapat memberikan pelayanan bimbingan konseling serta
memotivasi perkembangan alumni agar mampu mengaktualisasikan potensi dalam
rangka mencapai kemandirian. Konseling dapat dilakukan dengan memanfaatkan
tehnologi media online seperti WhastApp, video, email dan lainnya sebagai
kontribusi nyata yang bisa dirasakan siswa sebagai alumni. Mengingat tidak
sedikit alumni yang membutuhkan bantuan solusi dan motivasi setelah mereka
lulus, terutama di saat pandemi Covid-19 ini.
Proses bimbingan konseling mengacu pada Standard Kemandirian Peserta
didik membimbing dalam Wawasan Karir dan Kesiapan Karir mendorong alumni

101
mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan dan
aktivitas yang berfokus  pada  pengembangan alternatif karir yang lebih terarah.
Menurut E. G. Williamson dalam bukunya Trait and Factor, menuliskan
bimbingan dengan cara guru BK atau konselor menggunakan informasi dapat
membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. Khususnya dalam bidang
pekerjaan dan membentuk sikap perilaku pada peluang  pekerjaan di sekitar
lingkungannya.
Salah satu peran guru BK mendampingi siswa dalam pertumbuhan
perkembangan, aspirasi dan pengambilan karir sepanjang rentang hidupnya.
Tetunya secara rasional dan realistis berdasar potensi diri dan kesempatan yang
tersedia di lingkungan hidupnya. Saat inilah waktu yang tepat untuk menunjukkan
alumni adalah lulusan yang berguna. Mampu menciptakan kepercayaan dari
lingkungan terdekatnya, serta masyarakat untuk berkarya di dalam masa pandemi
ini.
2. Nilai Kemandirian
Proses bimbingan konseling mempersiapkan serta menguatkan nilai kemandirian
siswa menjawab dan menghadapi masa pandemi Covid-19 sebagai langkah
konkrit. Dengan memotivasi bahwa dalam era Revolusi Industri 4.0
membutuhkan soft skill untuk setiap alumni.
Nilai kemandirian akan mampu menghentakkan langkah alumni dalam:
1. Etos kerja: kemampuan menyemangati diri untuk melakukan suatu pekerjaan.
2. Tangguh: tahan banting dalam kesulitan.
3. Daya juang: kekuatan dalam diri kita.
4. Profesional: orang yang tahu akan keahlian dan keterampilan, meluangkan
waktu untuk pekerjaannya, hidup dari pekerjaannya, dan bangga akan
profesinya.
5. Kreatif: menciptakan gagasan baru.
6. Keberanian: memiliki hati yang mantap dalam menghadapi kesulitan.
7. Pembelajar sepanjang hayat: belajar sepanjang kehidupan seseorang.

102
Alumni sebagai produk lingkungan kerja membutuhkan wadah pemasaran
dari jasa atau hasil karya alumni. Sebagai upaya belajar mandiri pada situasi
pandemi ini. Mereka juga perlu diyakinkan bahwa situasi akan berakhir dan
normal kembali.
Perlu diingatkan pula, kesuksesan muncul dari kegigihan menghadapi
kesulitan dan keterbatasan. Meski pandemi Covid-19 menghampiri dan
membatasi langkah alumni, dengan menghayati nilai kemandirian, mereka tidak
akan kehilangkan planing  karirnya. Kondisi ini dapat disikapi para alumni dengan
menciptakan karya kecil, dan yakin pada akhirnya akan menjadi besar dengan
dukungan keterampilan dan keahlian yang dimiliki

F. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

1. Pengertian
Melalui belajar manusia mengaktualisasikan dirinya dengan
lingkungannya sedemikian rupa sehingga kualitas hidup dan kehidupannya
menjadi makin baik.Pendidikan pada hakekatnya bukan hanya menjadi tanggung
jawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat.
Mengenai pendidikan di sekolah, maka proses pendidikannya tertuang dalam
satuan pendidikan yang lebih dikenal dengan sebutan kurikulum.
Selanjutnya, kegiatan pendidikan yang didasarkan pada penjatahan waktu
bagi masing-masing mata pelajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum
sekolah lebih kita kenal dengan sebutan kurikuler. Sedangkan kegiatan yang di
selenggarakan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau
diluar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawaan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
disebut Kegiatan Ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
dilakukan oleh para peserta didik sekolah atau universitas, di luar jam belajar
kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari
sekolah dasar sampai universitas termasuk di SMK YAPPAN Pasir Pengarain.
Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan
kepribadian, bakat, dan kemampuannya diberbagai bidang di luar bidang
akademik.

103
2. Tujuan Ekstrakurikuler
Secara khusus kegiatan ektrakurikuler bertujuan untuk :
a) Menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal,
sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya
sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.
b) Memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk
(artinya mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi peserta
didik secara utuh.
c) Pengembangan aspek afektif (nilai moral dan sosial) dan psikomotor
(ketrampilan) untuk menyeimbangkan aspek kognitif peserta didik.
d) Membantu peserta didik dalam pengembangan minatnya, juga membantu
peserta didik agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar
serta menanamkan rasa tanggungjawabnya sebagai seorang manusia
yang mandiri (karena dilakukan diluar jam pelajaran).
3. Fungsi
Fungsi dari ekstrakurikuler adalah:
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan
potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang
menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

104
4. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014, bahwa bentuk-bentuk dari
kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
a) Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS),
Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Paskibra.
b) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya.
c) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat
olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi
informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya.
d) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, dan Baca
Tulis Al-quran (BTQ).
5. Ruang Lingkup Ekstrakurikuler
Menurut Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014, bahwa lingkup kegiatan
ekstrakurikuler terdiri dari:
a) Individual, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta
didik secara perorangan.
b) Berkelompok, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh
peserta didik secara:
1) Berkelompok dalam satu kelas (klasikal).
2) Berkelompok dalam kelas paralel.
3) Berkelompok antarkelas.

6. Prinsip-Prinsip Ekstrakurikuler
Dengan berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan disekolah dapat
ditetapkan prinsip-prinsip program ekstrakurikuler. Pprinsip-prinsip kegiatan
ekstrakurikuler adalah:
1. Semua murid, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam
meningkatkan program.
2. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.

105
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.
4. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.
5. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi
kebutuhan dan minat semua siswa.
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-
nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya
pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan
sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.

7. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler


Berpijak pada Selanjutnya berdasarkan Permendikbud Nomor 62 Tahun
2014, menyebutkan bahwa ada dua jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:

a) Kegiatan ekstrakurikuler wajib


Merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan
pendidikan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Ekstrakurikuler wajib di
SMK YAPPAN Pasir Pengaraian adalah PRAMUKA.
b) Kegiatan ekstrakurikuler pilihan
Merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang yang dikembangkan dan
diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik.
Ekstrakurikuler pilihan di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian adalah Seni, Olah
raga, dan PMR.

8. Pengembangan
Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pilihan, dapat dilakukan melalui
tahapan-tahapan, yaitu:
1) Analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan
ekstrakurikuler.
2) Identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik.

106
3) Menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan.
4) Mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya.
5) Menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
Semua satuan pendidikan  wajib menyusun program kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Program
kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan  dikembangkan dengan
mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada gugus/
klaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah Provinsi atau
pemerintah Kabupaten/ Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Program
Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan orangtua/ wali
pada setiap awal tahun pelajaran.

9. Pelaksanaan
Penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler pilihan dirancang di awal tahun
pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/ madrasah atau wakil
kepala sekolah/ madrasah. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.

10. Penilaian
Kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler perlu mendapat
penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi
proses dan pencapaian kompetensi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler
yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif.
Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik”
pada pendidikan Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh
padapendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan
terus menerus untuk mencapainya.

107
A. Strategi Pelaksanaan Program Pengembangan Bakat, Minat Dan
Prestasi Peserta Didik Melalui Pembinaan Ekstra Kurikuler Sesuai
Pengaturan Di Masa Pandemic Covid-19 Dan Masa Kebiasaan Baru
Berkenaan dengan penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang
semakin meningkat maka kesehatan lahir dan batin siswa, pembina, guru, kepala
sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama dalam
pelaksanaan ekstrakurikuler. Adapun untuk pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan scenario kegiatan sebagai berikut:
1. Belajar dan latihan di rumah dan Pembelajaran Jarak Jauh (ZONA KUNING,
ORANYE, MERAH)
2. Tatap muka dengan prosedur adaptasi kebiasaan baru (ZONA HIJAU)
Meskipun dalam kondisi belajar di rumah, namun bukan berarti
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat dilaksanakan. Peserta didik
diharapkan tetap melaksanakan proses pembelajaran dan latihan untuk tetap dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang dapat dipersiapkan dan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Tim pembina/pelatih membuat program pembelajaran dan latihan untuk dapat
dilaksanakan oleh masingmasing peserta didik yang ditugaskan kepada di
rumah.
2. Program pembelajaran dapat berisikan materi latihan sesuai kebutuhan bidang
masing-masingekstrakurikuler.
3. Selain unsur pengembangan, nilai-nilai yang ada pada pengembangan
pendidikan karakter menjadi materi inti dari setiap program ekstrakurikuler.
4. Program pembelajaran dan latihan dapat dibuat dalam bentuk modul atau
kertas kerja, video, dan lain-lain.
5. Tim pembina/pelatih memastikan program yang dibuat dilaksanakan secara
baik oleh peserta didik dengan melakukan evaluasi melibatkan orang tua.

108
B. Kegiatan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib
dilaksanakan sesuai dengan pengaturan di masa pandemic covid-19 dan
masa kebiasaan baru
Kegiatan kepramukaan biasanya identik dengan kegiatan yang dekat
dengan alam maupun masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar
kepramukaan yakni peduli terhadap bangsa, sesama makhluk hidup, dan
lingkungan. Namun di tengah situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini,
kegiataan kepramukaan tatap muka menjadi suit diselenggarakan.
Sebagai ekstrakurikuler wajib sekolah, kegiatan kepramukaan kini tetap
dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai media alternatif di tengah pandemi
COVID-19. Untuk mengurangi risiko penyebaran virus COVID-19, kegiatan
kepramukaan dengan urgensi tinggi saja yang dapat dilakukan secara offline. 
Meski demikian, kegiatan kepramukaan yang digelar secara langsung harus
menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Setiap peserta kegiatan diharapkan
dapat mawas diri dan tetap berhati-hati di lokasi kegiatan. Beberapa tips di bawah
ini akan membantu kalian yang hendak mengikuti kegiatan kepramukaan
secara offline:
1. Informasikan Kegiatan
Sebelum mengikuti kegiatan kepramukaan, kalian dapat memberitahukan
terlebih dahulu agenda kegiatan tersebut kepada orang tua. Semakin detail
informasi yang kalian berikan, maka akan semakin baik. Kalian bahkan bisa
memberikan nomor kontak pembina dapat dihubungi bila sewaktu-waktu
dibutuhkan.

2. Menjaga Jarak
Siswa wajib menjaga jarak sejauh dua meter dari siapapun. Hindari
berkerumun sehingga tidak terjadi kontak langsung dengan orang lain yang
mungkin saja berpotensi terjangkit virus COVID-19.

109
3. Bersihkan Diri
Selepas melakukan kegiatan kepramukaan di luar ruangan, siswa disuruh
untuk membersihkan diri dengan mandi serta mengganti pakaian. Hal ini dapat
membantu membersihkan diri dari virus COVID-19 yang mungkin menempel di
permukaan kulit maupun pakaian kalian. Pisahkan pakaian yang sudah dipakai
dan usahakan untuk segera mencucinya.

4. Gunakan Pelindung
Menggunakan masker, face shield, serta hand sanitizer wajib dilakukan
selama kalian berada di luar rumah. Gunakan masker 3 lapis atau masker
berbahan kain katun untuk menutupi area hidung dan mulut. Penggunaan face
shield juga penting untuk menghindari cairan ludah dari orang lain selama kalian
berkegiatan pramuka.

5. Gunakan Peralatan Pribadi


Hindari menggunakan barang secara bergantian dengan orang lain, baik
pembina, guru, maupun teman. Usahakan untuk membawa peralatan pribadi
seperti alat makan, tempat minum, handuk kecil, sedotan, masker cadangan,
sampai dengan peralatan sholat. Kalian juga sebaliknya tidak meminjamkan
peralatan pribadi kalian kepada orang lain, ya.
Dengan menjalankan langkah-langkah di atas, kalian bisa menjalankan kegiatan
kepramukaan di luar ruangan dengan nyaman dan aman secara tatap muka. Meski
begitu, sebaiknya kegiatan kepramukaan tetap diikuti dan dilaksanakan secara
daring sesuai dengan anjuran pemerintah

110
G. PENGATURAN BEBAN BELAJAR

Beban belajar yang diatur pada SMK YAPPAN Pasir Pengaraian adalah
beban belajar sistem paket. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku pada SMK YAPPAN Pasir Pengarain.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan
jam pembelajaran @ 45 menit pada kondisi normal, namun pada masa covid-19
jam pembelajaran @ 30 menit.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka untuk mata pelajaran kejuruan dan Praktek kejuruan, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta
didik.
Kegiatan tatap muka selama masa pandemic Covid-19 adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.
Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMK YAPPAN
Pasir Pengaraian ditetapkan seperti berikut ini.
1) Jumlah jam pelajaran 48 perminggu, yang dibagi menjadi daring 18 jam
pelajaran dan luring 20 jam pelajaran dalam 1 minggu
2) Pembelajaran berlangsung selama 30 menit
3) Jumlah beban belajar dalam kelas X-XII dalam satu tahun 36-40 minggu
4) Jumlah beban belajar pada kelas X-XII sebanyak 20 minggu.
5) Jumlah beban belajar khusus kelas XII semeseter genap sejumlah 16
minggu.
6) Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
bagi peserta didik maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
dari mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian
Farmasi dan Kompetensi Keahlian.

111
7) Penugasan terstruktur (PT) adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik dengan metode daring
untuk mata pelajaran Muatan Nasional dan Muatan Kewilayahan.
8) Kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Tahun ajaran baru ini menjadi momentum pengelola sekolah dan orangtua
untuk membantu siswa beradaptasi memasuki era "kenormalan baru" belajar di
masa pandemi. "Kenormalan baru" atau "new normal" ini bukan berarti siswa
dipersiapkan kembali bersekolah, namun membantu menyiapkan siswa agar
mampu beradaptasi dengan situasi belajar di tengah wabah Covid-19.
Kemendikbud telah menegaskan pembukaan kembali sekolah akan
diputuskan berdasarkan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19. Prinsipnya, keselamatan dan kesehatan anak harus menjadi prioritas
utama (Kompas, 27 Mei 2020). Bila diputuskan siswa kembali bersekolah,
sebaiknya tidak diberlakukan untuk semua sekolah. Hanya daerah zona hijau atau
tanpa kasus baru Covid-19 yang diperkenankan membuka sekolah. Kitapun harus
belajar dari beberapa negara yang sudah membuka sekolah. Perancis dan Korea
Selatan kembali menutup sekolah, setelah ditemukan kembali kasus baru Covid-
19.
Pembukaan sekolah di Indonesia harus betul-betul mempertimbangkan
keamanan siswa. Tatap muka di sekolah ini, misalnya diprioritaskan untuk siswa
yang memerlukan. Mungkin untuk memfasilitasi mereka yang tidak memiliki
akses internet atau memerlukan pendampingan belajar khusus dari guru. Hanya
perlu dipastikan guru, orangtua, dan siswa harus melaksanakan protokol
pencegahan penularan virus. Selain itu jumlah siswa perkelas juga dibatasi,
maksimal 10 siswa dalam satu kelas. Jam tatap muka juga lebih menerapkan

112
pertemuan berkualitas yang tidak lebih dari 2-3 jam perhari, dan tidak harus setiap
hari. Sekolah membuat shift belajar di kelas yang diatur penjadwalannya. Siswa
yang menggunakan kendaraan umum tetap harus belajar dari rumah. Prinsipnya,
semua aktivitas yang berpotensi terjadinya penularan virus harus dibatasi.

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY  (TEFA)


Konsep Teaching Factory pada SMK
Pembelajaran Teaching Factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis
produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri
dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
Pelaksanaan Teaching Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri
sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan,
implementasi maupun evaluasinya.
Pelaksanaan Teaching Factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi
atas 4 model, dan dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah
melaksanakan TEFA. Adapun model tersebut adalah sebagai berikut:
 Model pertama, Dual  Sistem dalam bentuk praktik kerja lapangan adalah
pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience
based training atau enterprise based training.
 Model kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan berbasis
kompetensi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada pengembangan dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada model ini, penilaian peserta
didik dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta didik telah mencapai
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi
yang ditempuh.
 Model ketiga, Production Based Education and
Training  (PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi.
Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik perlu diperkuat dan

113
dipastikan keterampilannya dengan memberikan pengetahuan pembuatan
produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat).
 Model keempat, Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis
industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk
menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.
Tujuan pembelajaran Teaching Factory
 Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja dan wirausaha;
 Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya;
 Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing;
 Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja;
 Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK;
 Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta
membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual;
 Memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya
sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.
Tujuan yang selaras tentang pembelajaran teaching factory (Sema E. Alptekin,
Reza Pouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) adalah
sebagai berikut.
 Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui pemberian konsep
manufaktur moderen sehingga secara efektif dapat berkompetitif di industri;
 Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus pada konsep
manufaktur moderen;
 Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari usaha yang
terpadu;
 Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri pasangan terutama
pada aktivitas peserta didik dan guru saat pembelajaran.
Sintaksis Teaching Factory
Atas dasar uraian di atas, sintaksis pembelajaran teaching factory dapat
menggunakan sintaksis PBET/PBT atau dapat juga menggunakan sintaksis yang
diterapkan di Cal Poly – San Luis Obispo USA ( Sema E. Alptekin : 2001)
dengan langkah-langkah yang disesuaikan dengan kompetensi keahlian :

114
 Merancang produk
Pada tahap ini peserta didik mengembangkan produk baru/ cipta resep atau
produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods)/merancang pertunjukan
kontemporer dengan menggambar/membuat scrip/merancang pada komputer atau
manual dengan data spesifikasinya.
 Membuat prototype
Membuat produk/ kreasi baru /tester sebagai proto type sesuai data spesifikasi.
 Memvalidasi dan memverifikasi prototype
Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi terhadap dimensi data spesifikasi
dari prototype/kreasi baru/tester yang dibuat untuk mendapatkan persetujuan
layak diproduksi/dipentaskan.
 Membuat produk masal
Peserta didik mengembangkan jadwal dan jumlah produk/ pertunjukan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.
Dadang Hidayat (2011) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory sebagai
berikut.
 Menerima order
Pada langkah belajar ini peserta didik berperan sebagai penerima order dan
berkomunikasi dengan pemberi order berkaitan dengan pesanan/layanan jasa yang
diinginkan. Terjadi komunikasi efektif dan santun serta mencatat
keinginan/keluhan pemberi order seperti contoh: pada gerai perbaikan Smart
Phone atau reservasi kamar hotel.
 Menganalisis order
Peserta didik berperan sebagai teknisi untuk melakukan analisis terhadap pesanan
pemberi order baik berkaitan dengan benda produk/layanan jasa sehubungan
dengan gambar detail, spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan dan harga di bawah
supervisi guru yang berperan sebagai supervisor.
 Menyatakan Kesiapan mengerjakan order

115
Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melakukan pekerjaan berdasarkan hasil
analisis dan kompetensi yang dimilikinya sehingga menumbuhkan motivasi dan
tanggung jawab.
 Mengerjakan order
Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja yang sudah dihasilkan
dari proses analisis order. Siswa sebagai pekerja harus menaati prosedur kerja
yang sudah ditentukan. Dia harus menaati keselamatan kerja dan langkah kerja
dengan sungguh-sunguh untuk menghasilkan benda kerja yang sesuai spesifikasi
yang ditentukan pemesan
 Mengevaluasi produk
Melakukan penilaian terhadap benda kerja/layanan jasa dengan cara
membandingkan parameter benda kerja/ layanan jasa yang dihasilkan dengan data
parameter pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi pada service manual.
 Menyerahkan order
Peserta didik menyerahkan order baik benda kerja/layanan jasa setelah yakin
semua persyratan spesifikasi order telah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi
produktif dengan pelanggan. (disarikan dari Bahan Penyegaran Kurikulum
2013 SMK tahun 2017

PEMINATAN PADA SMK YAPPAN

Konsep Peminatan
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi
pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran atau muatan
kejuruan. Peminatan akademik adalah program kurikuler yang disediakan
untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan akademik
peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan.
Peminatan kejuruan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan vokasional peserta
didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran kejuruan.

116
Lintas minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
perluasan pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan akademik atau
vokasional peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata
pelajaran keilmuan atau vokasional di luar pilihan minat.

Pendalaman minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi pendalaman pilihan minat akademik atau vokasional peserta
didik dengan orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan atau
vokasional dalam lingkup pilihan minat (Permendikbud No. 64 Tahun 2014,
Pasal 1).

A. Tujuan Peminatan

Peminatan pada SMK/MAK dimaksudkan untuk memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan minat, bakat, dan/atau kemampuan dalam bidang
Kejuruan, program Kejuruan, dan paket Kejuruan (Permendikbud Nomor 64
Tahun 2014, Pasal 2 ayat (2)).

B. Deskripsi Peminatan SMK

Peminatan pada SMK/MAK dilaksanakan mengacu pada Spektrum


Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah (SK Dirjen Dikmen Nomor 7013/D/KP/2013).
Spektrum Keahlian mencakup: Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan
Paket Keahlian. Bidang Keahlian merupakan pengelompokan sejumlah
Program Keahlian yang memiliki karakteristik Keahlian serumpun. Program
Keahlian merupakan bagian dari Bidang Keahlian dalam bentuk satu atau
lebih Paket Keahlian serumpun. Paket Keahlian merupakan kemasan keahlian
spesifik dalam lingkup Program Keahlian (Permendikbud No. 64 Tahun 2014,
Pasal 8).

117
Peminatan Bidang Keahlian terdiri atas: (1) Teknologi dan
Rekayasa, (2) Teknologi Informasi dan Komunikasi, (3) Kesehatan, (4)
Agrobisnis dan Agroteknologi, (5) Perikanan dan Kelautan, (6) Bisnis dan
Manajemen, (7) Pariwisata, (8) Seni Rupa dan Kriya, dan (9) Seni Pertunjukan
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 9).

Mata pelajaran peminatan kejuruan Kelompok C merupakan


program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan dalam Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan Paket Keahlian
(Permendikbud No. 60 Tahun 2014, pasal 3 ayat (4)).

Setiap Peminatan Bidang Keahlian berisi kelompok mata pelajaran


Dasar Bidang Keahlian (C1), sebagai contoh: Fisika, Kimia, dan Gambar
Teknik untuk Peminatan Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 9).

Setiap Program Keahlian berisi kelompok mata pelajaran Dasar


Program Keahlian (C2). Setiap Paket Keahlian berisi kelompok mata pelajaran
Paket Keahlian (C3). Mata pelajaran Dasar Program Keahlian dan mata
pelajaran Paket Keahlian ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah. Setiap peserta didik dapat memilih mata pelajaran lintas Paket
Keahlian (Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 10).

Struktur kurikulum SMK/MAK memperkenankan peserta didik


melakukan pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran
lintas minat dan/atau pendalaman minat. Mata pelajaran lintas minat dan/atau
pendalaman minat diambil sesuai dengan beban belajar minimal yang
diperlukan (Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Lampiran I Bagian III B3).

118
C. Proses Pemilihan Peminatan

Pemilihan peminatan pada SMK/MAK dilakukan untuk:


 Program Keahlian;
 Paket Keahlian, dan
 Lintas Minat dan Pendalaman Minat.
Pelaksanaan proses pemilihan peminatan ini dilakukan pada saat peserta didik
mendaftar hal ini dikarenakan SMK YAPPAN Pasir Pengaraian hanya
memiliki satu jurusan yaitu Farmasi Klinis dan Komunitas

1. Pemilihan Peminatan Program Keahlian


Pemilihan peminatan Program Keahlian dilakukan peserta didik pada saat
mendaftar, didasarkan atas:
a. nilai Rapor SMP/MTs atau yang sederajat;
b. nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, dan
c. rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor di SMP/MTs
atau yang sederajat.
Diagram Mekanisme Pemilihan Peminatan Program Keahlian
(Peserta Didik Baru)

Saran Orangtua
Calon Siswa Minat Siswa
Nilai rapor SMP
Pilihan Program Nilai UN SMP
Keahlian Rekomendasi guru BK
2. Datang ke SMP
Sekolah

3. Mengambil dan
mengisi formulir
pendaftaran

4. Mendaftar dan
Mengembalikan
formulir

119
KOD
KETERANGAN DIAGRAM ALIR
E
Calon peserta didik didampingi/bersama orangtua menggali
informasi secara detail tentang peminatan program kejuruan
yang tersedia, dan prosedur peminatan (tata cara, kuota, syarat
pendaftaran, dll.) di sekolah yang akan dituju.
1
Calon peserta didik mempersiapkan salinan rapor.
Calon peserta didik meminta rekomendasi dari guru BK,
mengenai minat yang sesuai.
Calon peserta didik, membawa keseluruhan berkas dokumen
2
yang sudah disiapkan ke sekolah tujuan.
Calon peserta didik, mengambil formulir peminatan belajar di
ruang yang disediakan sekolah. Pengisian formulir dapat 3
dilakukan di rumah dan dilakukan pencermatan secara teliti.
Calon peserta didik mendaftar dan menyerahkan formulir yang
telah diisi lengkap serta berkas dokumen yang dipersyaratkan 4
di ruang pengembalian formulir di sekolah

Setelah calon peserta didik mengembalikan formulir Pendaftaran - serta


seluruh dokumen yang dipersyaratkan, selanjutnya tim Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) melakukan seleksi lanjutan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan.

120
Diagram Mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru

1. Formulir
Pendaftaran dan
dokumen siswa

Seleksi
Wawanc
2. Administ Seleksi
ara 0leh
Seleksi rasi tim Akademik
PPDB oleh tim Guru BK
fisik PPDB

3.
Penetapa
n
Penerima
an
Y/T

5. Lapor Diri/
4. Daftar ulang
Pengumuman

6. Menetapkan
dan
melaksanakan
MOS/OSPEK

7. Proses
Pembelajaran

KOD
KETERANGAN DIAGRAM ALIR
E
Formulir dan persyaratan pendaftaran yang sudah
dikembalikan oleh calon peserta didik dicek 1
kelengkapannya oleh tim PPDB.
Tim melakukan seleksi sesuai dengan proseur yang
2
ditetapkan.
Penetapan penerimaan dan pengumuman. 3, 4
Calon peserta didik yang diterima melakukan lapor diri/
pendaftaran ulang, dan yang tidak diterima kembali ke 5
orang tua masing-masing.
Penetapan jadwal pelaksanaan program pengenalan
6
kampus.

121
Pelaksanaan proses pembelajaran. 7
2. Pemilihan Peminatan Paket Keahlian

Pemilihan peminatan Paket Keahlian dilakukan peserta didik pada akhir


semester 2 (dua) Kelas X, didasarkan atas:
a. nilai Rapor semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) Kelas X, dan
b. rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
(Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 11).

Apabila dalam Program Keahlian yang ada memiliki lebih dari satu Paket
Keahlian, peserta didik diberikan kesempatan untuk mengubah Paket
Keahlian pilihannya ketika mendaftar dengan memenuhi ketentuan di atas.
Untuk memperkuat pilihan Paket Keahlian, sebaiknya meminta pendapat
dari kepala Progam Keahlian.

Diagram Peminatan Paket Keahlian

Peserta Didik Nilai rapor kls X


Rekomendasi guru BK
Saran Kaprog. Keahlian
Paket Keahlian
Awal

Prog. Keahlian Tidak


(Siswa)

Paket Keahlian 1 Ya/


Tidak
Y berubah
Paket Keahlian 2 a

Paket Keahlian n

3. Lintas Minat dan Pendalaman Minat

Pilihan lintas minat atau pendalaman minat di SMK/MAK dapat


dilakukan sesuai dengan sumber daya pendidikan. Lintas minat dapat
dilakukan pada Program Keahlian dan Paket Keahlian. Pilihan lintas minat
Program Keahlian dapat dilakukan dengan mengambil mata pelajaran di
luar Program Keahlian yang sudah dipilih, dalam Bidang Keahlian yang

122
sama. Pilihan lintas minat Program Keahlian dilaksanakan di Kelas X
dengan beban paling banyak 4 jam pelajaran per minggu.

Pilihan lintas minat Paket Keahlian dapat dilakukan dengan


mengambil mata pelajaran di luar Paket Keahlian yang sudah dipilih,
dalam Program Keahlian yang sama. Pilihan lintas minat Paket Keahlian
dilaksanakan di Kelas XI dan Kelas XII dengan beban paling banyak 4
jam pelajaran per minggu.

Beban belajar per minggu jika mengambil mata pelajaran lintas


minat Program Keahlian atau Paket Keahlian adalah jam wajib (48 jp)
ditambah jam lintas minat (4 jp), sehingga menjadi 52 jp per minggu.

Mata pelajaran lintas minat yang diambil oleh peserta didik pada
kelas X, kelas XI, dan kelas XII masing-masing sejumlah satu atau lebih
mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Pilihan pendalaman minat dapat dilakukan dengan memperdalam


mata pelajaran pada Paket Keahlian yang sudah dipilih. Mata pelajaran
pendalaman minat yang diambil oleh peserta didik pada kelas XII
sejumlah satu atau lebih mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Pendalaman minat pada SMK diselenggarakan oleh satuan
pendidikan melalui kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri
atau perguruan tinggi (untuk lebih jelasnya tentang lintas minat atau
pendalaman minat ini dapat ditelaah lebih lanjut pada Permendikbud
Nomor 64 Tahun 2014, Pasal 12).

Pendalaman minat dapat dilakukan dalam program praktik kerja


lapangan, yang sudah dirancang khusus untuk program pendalaman
minat. Program pendalaman minat pada praktik kerja lapangan
dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar peminatannya (Paket
Keahlian) dan sebaiknya dirancang sebagai program sertifikasi yang
keberhasilannya ditandai dengan pemberian sertifikat dari industri yang
kredibel atau asosiasi profesi.

123
Diagram Pendalaman Minat Kelas XII

Disesuaikan dengan
tugas jabatan yang
disertifikasi

Program Pendalaman
Tugas/pekerjaan 1
Paket Prog. Ya
Du/Di Pendalaman
Tidak Sertifikasi
Keahlia Tugas/pekerjaan 2 Tuntas
n
Tugas/pekerjaan 3 Tidak

Tugas/pekerjaan 4 Surat
Keterangan
……………………
……

Tugas/pekerjaan n

Peserta didik SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya dapat


pindah antara kelompok peminatan akademik ke kelompok peminatan
kejuruan atau sebaliknya, paling lambat pada akhir semester 1 (satu).
Perpindahan kelompok peminatan akademik ke kelompok peminatan
kejuruan atau sebaliknya didasarkan pada hasil pembelajaran pada
semester berjalan dan rekomendasi guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor. Peserta didik yang pindah ke kelompok peminatan
kejuruan atau sebaliknya harus mengikuti program matrikulasi pada
peminatan yang dipilih (Permendikbud No. 64 Tahun 2014, Pasal 13).

SMK YAPPAN hanya memiliki bidang keahlian kesehatan dengan


kompetensi keahlian 072 Farmasi Klinis dan Komunitas. Kurikulum SMK/MAK
dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya
adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat
peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur

124
umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga
kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan


Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK,
MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap
bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu)
atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:

1. Teknologi dan Rekayasa;


2. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
3. Kesehatan;
4. Agribisnis dan Agroteknologi;
5. Perikanan dan Kelautan;
6. Bisnis dan Manajemen;
7. Pariwisata;
8. Seni Rupa dan Kriya;
9. Seni Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/paket
keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan
saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan
keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada saat awal masuk
SMK YAPPAN Pasir Pengaraian dikarenakan SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
hanya memiliki satu jurusan yaitu Farmasi Klinis dan Komunitas.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
1. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
2. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);

125
3. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta
kebutuhan dunia usaha dan industri.
Khusus untuk SMK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang
diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama. Mata pelajaran Umum SMK/MAK
(Tiga Tahun) Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan
dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio
sebagai instrumen utama penilaian.
Pemilihan kompetensi keahlian di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
adalah Farmasi Klinis dan Komunitas. Farmasi Klinik dan Komunitas kamu juga
akan mempelajari tentang obat-obatan, namun lebih menitikberatkan pada
kegiatan pelayanan kefarmasian. Pelajaran mengenai farmasi tetap akan
didapatkan, namun ditambah dengan pengetahuan tentang pemberian pelayanan
kesehaatan berkaaitan dengan obat-obatan.
Kenapa Kamu Memilih Jurusan Ini?
Indonesia membutuhkan ahli di bidang Farmasi Klinik dan Komunitas
agar dapat memperbaiki praktik pelayanan kefarmasian Indonesia yang belum
sempurna, karena seperti yang kita ketahui, masih banyak permasalahan terkait
penggunaan produk farmasi. Seorang ahli Farmasi dan Komunitas dapat
memberikan penyuluhan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini, karena
nggak hanya mereka paham mengenai seluk-beluk obat-obatantapi juga mengerti
bagaimana melakukan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kefarmasian.

126
H. PRAKTEK KERJA LAPANGAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI/
SERTIFIKASI PROFESI CALON TAMATAN

1. PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Program pembelajaran yang diprogramkan secara khusus untuk
diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi
Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus
merupakan wahana berkontribusi bagi dunia kerja (DU/DI) terhadap upaya
pengembangan pendidikan di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian. Berdasarkan
PERMEN DIKBUD No. 60 Tahun 2014, durasi waktu praktek kerja industri,
yaitu minimal setara dengan 500 jam (125 jam tugas terstruktur). Sedangkan
jumlah DU/DI yang telah bekerja sama dengan SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
sejumlah 6 DU/DI, sebagian telah melaksanakan MoU.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain sebagai berikut.

a. Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PS


G) antara SMK YAPPAN Pasir Pengaraian dan Institusi Pasangan (DU/D
I) yang memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di
sekolah (SMK) dan program latihan penguasaan keahlian di dunia kerja (D
U/DI).

b. Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang dapat dila


ksanakan di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian dan yang dapat dilaksanaka
n di Institusi Pasangan (DU/DI) sesuai dengan sumberdaya di masing-masi
ng pihak.

c. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam


rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pad
a peduli mutu proses dan hasil kerja.

d. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasu
ki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
Mekanisme PKL diuraikan sebagai berikut:

127
1) Pemetaan Industri
Dalam Hal ini SMK YAPPAN Pasir Pengaraian melaksanakan
kegiatan Pemetaan disesuaikan dengan kebutuhan industri, maka semakin
dalam hal ini sekolah masih dalam tahap memperluas jalinan industri
dengan DU/DI.
2) Program PKL
Program PKL dilaksanakan diawal semester genap bagi kelas XI
dengan Pola bulanan (3 - 6 bulan) sebagaimana dijelaskan dalam bahan
bacaan tentang Pedoman Praktik Kerja Lapangan.
3) Pembekalan Program PKL
Sebelum peserta didik diterjunkan di DUDI, Maka Peserta didik
dilakukan tahap pembinaan selama 1 minggu mulai dari pembinaan
mental, etos kerja, dan pembuatan laporan hasil kegiatan PKL.
4) Penetapan Pembimbing
Selanjutnya setelah melaksanaan pembinaan dilanjutkan dengan
penetapan oleh kepala sekolah, dengan dikeluarkannya surat keputusan
bahwa siswa tersebut layak diterjukan kelokasi DU/DI.

128
2. SERTIFIKASI KOMPETENSI/ SERTIFIKASI PROFESI CALON
TAMATAN

Mekanisme uji kompetensi pada SMK YAPPAN adalah melalui Lembaga


Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah terlisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP). BNSP adalah lembaga independen yang dibentuk negara untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, BNSP memberikan lisensi kepada LSP untuk melaksanakan
sertifikasi kompetensi. Proses pelaksanaan uji sertifikasi kompetensi yang
dilaksanakan melalui LSP merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian
karena siswa-siswi yang lulus dari SMK perlu mendapatkan sertifikat kompetensi
sebagai bentuk pengakuan atas kompetensi yang dimiliki agar dapat bersaing di
dunia kerja.
Dalam hal ini, SMK YAPPAN memiliki komitmen kuat untuk
melaksanakan Uji Sertifikasi Kompetensi (USK) bekerja sama dengan Lembaga
Sertifikasi Profesi LSP “ASNAKES INDONESIA”.
Uji Sertifikasi Kompetensi (USK) semestinya sudah harus dilaksanakan sebelum
Asesmen Nasional (AN) dan pengumuman kelulusan. Uji Kompetensi merupakan
bagian dari penilaian yang khas dari SMK. Uji Kompetensi ini merupakan
penilaian terhadap pencapaian siswa terkait kualifikasi jenjang dua dan tiga pada
KKNI yang dilaksanakan oleh SMK.
LSP “ASNAKES INDONESIA” adalah Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak
Ketiga (P-3) yang memiliki fungsi dan tugas utama untuk melayani uji
kompetensi dan sertifikasi kepada calon Asisten Tenaga Kesehatan atau Asisten
Tenaga Kesehatan yang sudah berpengalaman kerja dalam rangka memastikan
dan atau memelihara kompetensinya.
Dikarenakan masih dalam situasi tanggap darurat Covid-19, maka dalam
pelaksanaan uji sertifikasi kompetensi di SMK YAPPAN mengacu pada protokol
kesehatan yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaanya setiap hari asesi dibagi
menjadi dua sesi, masing-masing sesi maksimal hanya terdiri dari delapan asesi
dengan dua orang asesor dari LSP ASNAKES. Asesi diarahkan oleh dua orang
panitia TUK untuk mengikuti alur pelaksanaan USK dimulai dengan asesi

129
mencuci tangan dengan sabun, mengukur suhu tubuh, dan melakukan wawancara
riwayat perjalanan. Selanjutnya siswa menuju ruang transit untuk desinfeksi
peralatan dan memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Pelaksanaan USK
dengan mengikuti protokol memang waktunya menjadi lebih lama, tetapi tidak
apa-apa demi keselamatan bersama.
USK didahului dengan ujian teori secara daring. Tes ini untuk mengetahui
pengetahuan asesi sebagai bukti pendukung pada observasi yang akan
dilaksanakan pada tes praktik demonstrasi. Kompetensi yang diujikan dalam USK
Program Keahlian Farmasi diantaranya dibagi menjadi dua Tes Praktik
Demonstrasi (TPD), yaitu TPD I dengan materi uji Pelayanan Sediaan Farmasi
dan Perbekalan Kesehatan di Unit Pelayanan dan TPD II yaitu Pengelolaan
Administrasi Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan di Unit Pelayanan. Pada
TPD I diharapkan asesi mampu melakukan semua proses kerja mulai dari,
menerima resep, melakukan skrining resep, menemukan permasalahan dalam
resep, berkomunikasi dengan apoteker, menyampaikan permasalahan kepada
pasien, membuat copy resep, menghitung harga resep, mempersiapkan alat dan
bahan serta membuat sediaan obat.
Sedangkan pada TPD II, asesi diharapkan mampu menguasai kompetensi
melakukan pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, yang didahului
dengan melakukan serangkaian kegiatan mencatat, memesan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan, menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan,
menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Semua pekerjaan di atas
dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) masing- masing unit
pekerjaan. Bagi asesi yang lulus nantinya akan mendapat sertifikat kompetensi
dengan logo burung Garuda dan BNSP.

130
I. PENILAIN

Penilaian di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian mengacu pada Pedoman


Penilaian Permendikbud No. 66 Tahun 2013. Penilaian merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan
(penilaian hasil/produk).
Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat melaksanakan


penilaian untuk implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.

 Sahih maksudnya penilaian didasarkan pada data yang memang


mencerminkan kemampuan yang ingin diukur;
 Objektif, penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas
dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru);
 Adil, suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau merugikan siswa hanya
karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta memiliki perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
gender;
 Terpadu, penilaian dikatakan memenuhi prinsip ini apabila guru yang
merupakan salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran;
 Transparan,  di mana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan;
 Menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup segala aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai.
Dengan demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan siswa;

131
 Sistematis, Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan
dilakukan secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku;
 Akuntabel, penilaian yang proses dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya;
 Edukatif, penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan
siswa.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK).


PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria
ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal
yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta
didik.

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa standar penilaian pada kurikulum


2013 lebih menekankan pada pada prinsif-prisif kejujuran, yang mengedepankan
aspek-aspek berupa knowledge, skill dan attitude. Salah satu Â bentuk dari
penilaian itu adalah penilaia otentik. Penilaian otentik disebutkan dalam
kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat
proses Â pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas. Diantara
teknik dan isntrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut.

 Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi


sikap melalui observasi, penilaian iri, penilaian “teman sejawat”(peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian Diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal
berupa catatan  pendidik.
 Penilaian Kompetensi Pengetahuan, menilai kompetensi pengetahuan
melalui tes tulis, tes lisan, dan Â penugasan.
 Penilaian Kompetensi Keterampilan, Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu  penilaian yang menuntut

132
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan  penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.

a. Penialain Harian (PH)


 Penilaian Harian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
 Peserta didik dapat mengikuti ulangan harian bila telah mengikuti
kegiatan pembelajaran pada Kompetensi Dasar (KD) yang diujikan
dengan syarat persentase kehadiran mengikuti kegiatan pembelajaran pada
KD yang diujikan minimal 85%.
 Alokasi waktu pelaksanaan ulangan harian ditentukan oleh masing-
masing guru mata pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah butir soal
dan tingkat kesukaran soal.

b. Penilaian Tengah Semester (PTS)


 Penilaian Tengah Semester (PTS) dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan
8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
 Cakupan penilaian tengah semester mepiluti seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
 Peserta didik berhak mengikuti ulangan tengah semester bila telah
mengikuti kegiatan pembelajaran minimal 85% dari jumlah kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
 Bentuk soal yang diujikan dalam ulangan tengah semester dirancang oleh
masing- masing guru dalam bentuk uraian dan atau pilihan ganda dan
harus mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam penyusunan naskah
soal.

133
 Alokasi waktu pelaksanaan ulangan tengah semester ditentukan oleh
masing-masing guru mata pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah
butir soal dan tingkat kesukaran soal yang diujikan.

c. Ujian Tingkat Kompetensi (UTK)


 Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester.
Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
 Pelaksanaan ulangan akhir semester dikoordinir oleh sekolah dengan
membentuk panitia pelaksana khusus. Soal-soal yang diujikan pada
ulangan akhir semester disusun secara bersama-sama oleh guru mata
pelajaran pada kelas yang paralel.
 Alokasi waktu dan jadwal pelaksanaan ulangan akhir semester
ditentukan oleh sekolah dengan mempertimbangkan mata pelajaran,
jumlah butir soal dan tingkat kesukaran soal yang diujikan.
 Ulangan akhir semester berupa tes tertulis berbentuk soal pilihan berganda
dengan jumlah 40 – 50 soal ditambah 3 – 5 soal uraian.
 Hasil ulangan akhir semester diinformasikan kepada peserta didik dalam
bentuk raport setelah digabung dengan nilai harian dan nilai tengah
semester..
 Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan
remidial.
 Kegiatan remidial dilaksanakan samapai peserta didik dinyatakan tuntas.

d. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK)


UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan).

134
Tujuan Ujian Mutu Tingkat Komptensi (UMTK) :
1. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah
pada seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan
dan penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta
didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu,
sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
proses pembelajaran.
3. Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat Kompetensi
mampu memberikan hasil yang komprehensif sebagaimana hasil studi
lain dalam skala internasional.
Jenis Penilaian:
 Sikap: Observasi,
 Pengetahuan: Tertulis
 Keterampilan: Unjuk kerja praktek KD

e. Ujian Satuan Pendidikan , Asesmen Nasional ( AKM)

Assessment Kompetensi Minimum (AKM) adalah  penilaian


kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.
Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan
literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi,
kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis,
keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah
dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM
menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan
mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca
dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur
kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.

135
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk
memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks
tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia
dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada
masyarakat.

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep,


prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-
hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga
negara Indonesia dan dunia.

Mutu diukur menggunakan 3 Instrumen.

1. Asesmen Kompetensi Minimum, mengukur literasi membaca dan


numerisasi sebagai hasil belajar kognitif.
2. Surveri Karakter, mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values)
sebagai hasil belajar non-kognitif.
3. Survei Lingkungan Belajar, mengukur kualitas pembelajaran dan iklim
sekolah yang menunjang pembelajaran.

Tujuan Asesmen Nasional

 Literasi membaca dan numerisasi adalah dia kompetensi minimum bagi


murid untuk bisa belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada
masyarakat.
 Meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.
 Mengembangkan potensi murid secara utuh.
 Asesmen nasional mendorong mengembangkan sikap, nilai (values), dan
perilaku yang mencirikan Pelajar Pancasila.
 Hasil Asesmen Nasional perlu digunakan untuk diagnosis masalah dan
perencanaan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepala sekolah, dan
dinas pendidikan.

136
Pelaksanaan Asesmen Nasional

1. Berbasis komputer dan daring


 Asesmen Nasional dilaksanakan menggunakan komputer dan secara
daring
 Murid mengerjakan pada sesi dengan jadwal yang ditentukan dan dengan
diawasi
 Guru dan kepala satuan pendidikan mengerjakan survei secara mandiri
dengan periode waktu yang cukup panjang.
2. Koordinasi yang diperlukan
 Pemetaan dan penyiapan komputer dan sarana pendukung.
 Pemetaaan sekolah secara spasial untuk sharing resources
 Penyiapan teknisi TIK

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter (SK)


 Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter (SK) dan/atau bentuk
lain dalam rangka pengendalian mutu pendidikan;
 Penyelenggaraan AKM dan SK oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian
kompetensi lulusan.
 Hasil AKM dan SK disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk
sertifikat hasil AKM dan SK selain itu hasil AKM dan SK disampaikan
kepada satuan pendidikan untuk dijadikan masukan dalam perbaikan
proses pembelajaran;
 Hasil AKM dan SK disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai dasar untuk: pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; serta
pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

137
f. Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar
1.     Pengertian Survei Lingkungan Belajar (SLB)
Sebelum membahas apa itu survei lingkungan belajar (SLB), ada
baiknya perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian lingkungan belajar.
Lingkungan Belajar adalah latar belakang tempat berlangsungnya
pendidikan, baik secara formal maupun dengan cara yang tidak formal
(La Sulo dalam Tri Minarni, 2006).
Lingkungan Belajar menurut Dewantoro (dalam Watoyo, 2008),
mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat ketiga lingkungan tersebut sebagai tripusat lingkungan yang
mempengaruhi manusia secara bervariasi.
Survei lingkungan belajar berarti menggali informasi mengenai
kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang
pembelajaran, namun pertanyaan akan disesuaikan dengan perspektif
respondennya.
2.      Pembagian Lingkungan Belajar
Lingkungan Belajar juga dapat dibagi 2 (Muhibbin Syah, 2011), yaitu:
· Sosial (lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial siswa, lingkungan
keluarga)
· Non Sosial (gedung dan letaknya, rumah siswa, alat belajar, keadaan
cuaca, pencahayaan, dan waktu belajar)
3.      Tujuan Survei Lingkungan Belajar (SLB)
Tujuan AN (Assesmen Nasional)-SLB (Survei Lingkungan Belajar)
adalah untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar serta suasana
yang menunjang pembelajaran di sekolah. Survei ini dilaksanakan dalam
rangka mengukur iklim belajar dan iklim satuan pendidikan.
4.      Aspek dalam Survei Lingkungan Belajar (SLB)
Ada lima aspek yang diukur dalam survei lingkungan belajar ini. Lima
komponen tersebut adalah :

138
 Iklim keamanan sekolah (keamanan dan kesejahteraan siswa, sikap dan
keyakinan guru, kebijakan dan program sekolah)
 Iklim kebhinekaan sekolah (praktik multikultural di kelas, sikap dan
keyakinan guru / kepala sekolah (kepsek), kebijakan dan program
sekolah)
 Indeks sosial ekonomi (pendidikan orang tua, profesi orang tua,
fasilitas belajar di rumah)
 Kualitas pembelajaran (manajemen kelas, dukungan afektif, aktifasi
kognitif)
 Pengembangan guru (refleksi dan perbaikan pembelajaran, dukungan
untuk refleksi guru)
5.      Pelaksanaan Survei Lingkungan Belajar (SLB)
Pelaksanaan SLB untuk kepsek dan guru lebih fleksibel dan
diberikan alokasi waktu sebanyak 2 (dua) minggu. Pengerjaan angket oleh
kepala sekolah maupun guru dilakukan secara daring tanpa pengawasan.
6.      Konsep Tes Survei Lingkungan Belajar (SLB)
Konsep tes survei lingkungan belajar ini dilakukan oleh murid dan
guru untuk mengumpulkan informasi seputar input, proses dan
lingkungan belajar. Soal survei lingkungan belajar untuk guru dan murid
tentu berbeda.
Dimana proses ini bertujuan untuk mengetahui kualitas proses
belajar mengajar serta sarana yang menunjang proses pembelajaran
tersebut.
Meski merupakan hal baru di Indonesia, dalam dunia pendidikan
keberadaan survei lingkungan belajar ini sudah lama ada. Beberapa
negara sudah menerapkan survei lingkungan belajar dalam proses
pendidikannya, salah satunya adalah Australia.
7.      Proses Survei Lingkungan Belajar (SLB)
Asesmen Nasional terkait proses dilakukan melalui Survei Lingkungan
Belajar yang menyasar 3 pihak (yaitu sekolah, guru, orangtua) dengan
perincian sebagai berikut:

139
1. Penilaian Kebijakan Sekolah, terkait dengan:
· keamanan lingkungan sekolah
· kualitas program kerja / kurikulum sekolah
· sistem supervisi guru
2. Penilaian Kompetensi Guru, terkait:
· pengelolaan kelas
· pembelajaran kognitif
· pendampingan afektif
3. Penilaian Kondisi Orangtua, terkait:
· tingkat pendidikan terakhir orangtua
· profesi orangtua
· ketersediaan fasilitas belajar di rumah

g. Ujian Kompetensi Keahlian/ Lembaga Sertifikasi Pendidikan


 UKK/ LSP dilaksanakan bagi peserta didik tingkat XII
 Peserta UKK/ LSP adalah Peserta Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) dan Survei Karakter (SK)
 Penyelenggaran UKK/ LSP berdasarkan Juknis UKK/ LSP oleh
pemerintah/BSNP
 Naskah soal UKK/ LSP dibuat poleh BSNP dimana sekolah hanya
memilih salah satu dari soal yang disediakan.
 Nilai UKK/LSP adalah gabungan antara praktik kejuruan dan teori
kerjuaan dengan komposisi 70% niali praktik kejuruan dan 30% nialai
teori kejuruan berdasarkan JuknisPelaksanaan UKK/ LSP.
 Gabungan Nilai Kejuruan minimal 70 atau sesui juknis pelaksanaan UKK/
LSP.
 Hasil UKK/ LSP disampaikan dalam bentuk sertifikat kompetensi

140
J. PELAPORAN HASIL BELAJAR

Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik berdasarkan hasil penilaian


yang dilakukan oleh guru dalam waktu satu semester dibuat dalam bentuk Buku
Rapor. Buku Rapor merupakan buku hasil penilaian yang dilaporkan meliputi
pencapaian kompetensi sikap (sikap spiritual dan sikap sosial), pengetahuan, dan
keterampilan. Laporan kompetensi sikap diberikan dalam bentuk deskripsi,
sedangkan pengetahuan danketerampilan diberikan dalam bentuk bilangan bulat
(skala 0 – 100), predikat dan dilengkapidengan deskripsi. Seluruh hasil penilaian
yang dilakukan guru dijadikan bahan untuk penyusunan buku rapor dan disimpan
dalam bentuk portofolio perkembangan peserta didik yang dapat ditunjukkan pada
peserta didik dan orang tua/wali. Format Buku Rapor dan cara pengisiannya
terdapat di dalam lampiran Panduan Penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan
SMK tahun 2017.

141
K. PERATURAN AKADEMIK

 Kriterian Ketuntasan Minimum

Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) adalah kriteria paling rendah untuk


menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM ditetapkan diawal tahun
ajaran oleh SMK YAPPAN Pasir Pengaraian berdasarkan hasil musyawarah
guru mata pelajaran di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP
secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) diperlukan guru untuk mengetahui
kompetensi yang harus dikuasai secara tuntas oleh peserta didik, sehingga
pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.
Penentuan kriteria ketuntasan minimal ditetapkan pada awal tahun
pelajaran melalui musyawarah oleh satuan pendidikan (sekolah).
Fungsi KKM bagi guru atau pendidik dan siswa atau peserta didik
adalah:
1. Sebagai acuan bagi seorang guru atau pendidik untuk menilai kompetensi
peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
pembelajaran di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian.
3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan KD – nya
4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran
5. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat.
Guru atau pendidik di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian sepakat bahwa
penentuan KKM berorientasi pada dua hal pokok, yaitu:
1. Obyek Pembelajaran adalah komponen pembelajaran yang dikelola dan
menjadi tanggung jawab guru, yaitu: Kemampuan rata-rata Peserta Didik,
Tingkat kerumitan Materi Pembelajaran, dan Fasilitas Belajar;

142
2. Subyek Pembelajaran adalah komponen pembelajaran yang bertindak
sebagai manajer dalam pembelajaran, yaitu menentukan cara pengelolaan
pembelajaran agar berlangsung dengan optimal, meliputi: Penggunaan
Model Pembelajaran yang efektif, Penyajian Media Pembelajaran yang
mempermudah dan memperjelas materi pembelajaran, dan Kreativitas Guru
yang bisa memanfaatkan fasilitas dan sumber belajar secara optimal. Secara
garis besar KKM di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian ditentukan
berdasarkan:
1. Obyek Pembelajaran dengan memperhatikan:
a. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik);
b. Kompleksitas (indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar);
c. Daya dukung (berorientasi pada sumber belajar).
2. Subyek Pembelajaran dengan memperhatikan:
a. Model Pembelajaran (melayani dan memfasilitasi cara mengajar
pendidik dan cara belajar peserta didik berdasarkan potensi peserta
didik)
b. Media Pembelajaran(melayani dan memfasilitasi gaya belajar peserta
didik: Audiotory, Visiotory, dan Kinestetik dalam pembelajaran)
c. Kreativitas Guru (berorientasi pada pemenuhan fasilitas dan sumber
belajar yang mengoptimalkan sumberdaya sekolah dan lingkungan yang
dilakukan oleh guru atau pendidik).
Tahapan penetapan KKM adalah guru atau kelompok guru menetapkan
KKM indikator mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria
Obyek dan Subyek Pembelajaran di atas. KKM indikator berlanjut pada KKM
Kompetensi Dasar sehingga diperoleh KKM mata pelajaran. Hasil penetapan
KKM mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan
guru dalam melakukan penilaian. KKM yang telah ditetapkan dicantumkan
dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik. Pencantuman KKM ini sangat penting,
karena KKM dan nilai yang diperoleh peserta didik sangat berpengaruh pada
kenaikan kelas peserta didik.

143
1. KKM Kompetensi Nasional dan Kewilayahan
KKM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut :
a. Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik
 Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3
 Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2
 Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1
b. Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi
 Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3
 Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2
 Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1
c. Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan)
 Dukungan tinggi, diberi skor 3
 Dukungan sedang, diberi skor 2
 Dukungan rendah, diberi skor 1

Contoh penentuan KKM


Jika dalam pembelajaran suatu kompetensi/mata pelajaran memiliki
kondisi:
Kemampuan rata-rata peserta didik ”65” skor: 2
Tingkat kesulitan/kompleksitas ”sedang” skor: 2
Sumber daya pendukung ”sedang” skor: 2
Maka nilai KKM-nya adalah :

( A +B+ C)
KKM = x 100
9
( 2+ 2+ 2)
KKM= x 100
9
KKM=66,7 ataudibulatkan menjadi 67
Dengan mengacu pada perhitungan diatas Kriteria Ketuntasan Minimal
untuk masing –masing mata pelajaran kelompok normatif dan adaptif pada
SMK YAPPAN Pasir Pengaraian adalah sebagai berikut :

144
KKM Kompetensi Produktif
KKM kompetensi produktif mengacu kepada standar minimal
penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD
kompetensi produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau
kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang mencapai kompetensi
minimal diberi skor 70. Penentuan nilai ketuntasan belajar kompetensi
produktif dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
o Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan
dan sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar
kompetensi mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.
o Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang
dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan
kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika
memenuhi persyaratan minimal berikut :
- Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
- Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator yang dijabarkan
menjadi aspek penilaian pada lembar observasi (lihat lampiran
RPP Perangkat Penilaian).
o Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan
menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah
ditentukan.Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai
dengan indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai
konversi 70. Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta didik
yang telah dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 70 telah dapat
dimiliki peserta didik. Jika peserta didik memiliki
performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang ditetapkan
dalam aspek penilaian seperti : Lebih cepat, lebih presisi, lebih
indah, lebih kreatif, lebih bersih, dan lebih teliti, maka peserta didik

145
dapat memperoleh nilai lebih dari 70. (Ini sistem penilaian yg lama..
disesuaikan dg kondisi sekolah masing-masing)
Dengan memperhatikan pada hasil musyawarah dewan guru dan tim
pengembang kurikulum maka nilai KKM tiap mata pelajaran ditetepkan sebagai
berikut:
KRITERIA
MATA PELAJARAN KETUNTASAN
MINIMAL
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 6
60
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 60
3. Bahasa Indonesia 60
4. Matematika 60
5. Sejarah Indonesia 60
6. Bahasa Inggris 60
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 60
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 60
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 60
2. Biologi 60
3. Kimia 60
4. Fisika 60
C2. Dasar Program Keahlian
1. Dasar-DasarKefarmasian 70
2. Perundang-undangan Kesehatan 70
3. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup 70
4. Tanaman Obat Indonesia 70
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pelayanan Farmasi 70
2. Farmakognosi 70
3. Farmakologi 70

146
4. Kimia Farmasi 70
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 70
 Kriteria Kenaikan Kelas

a. Ketentuan Umum
(1)   Kenaikan Kelas adalah suatu proses perpindahan dari kelas X
kelas XI atau dari kelas XI ke kelas XII yang dilaksanakan pada
akhir tahun pelajaran.
(2)   Kenaikan Kelas sebagaimana poin (1) di atas mengacu kepada
ketentuan khusus kenaikan kelas yang dipertimbangkan
berdasarkan Ketuntasan Belajar, Kehadiran, Kepribadian, dan
Akhlaq.
(3)   Seorang siswa dapat dinyatakan naik kelas sebagaimana poin (1)
ditetapkan melalui rapat pleno dewan guru yang dihadiri paling
sedikit 50% anggota dewan guru.
(4)   Seorang siswa yang telah dinyatakan naik kelas sebagaimana
poin (2) bersifat mengikat dan apabila ada kekeliruan dapat
diperbaiki dengan rapat pleno pula.

b.   Ketentuan Khusus Kenaikan Kelas


1.   Ketuntasan Belajar
(1)  Mata Pelajaran Muatan Kewilayahan
Maksimum  terdapat 1 (satu) mata pelajaran yang tidak tuntas.
(2)  Mata Pelajaran Muatan Nasional
Maksimum terdapat 1 (satu) mata pelajaran yang tidak tuntas
(3)  Kompetensi Dasar Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan
Semua kompetensi dasar kejuruan harus kompeten. Maksimum
terdapat 1 (satu) kompetensi kejuruan tidak kompeten,
terkecuali kompetensi tersebut masih diberikan pada semester
berikutnya.
(4)  Mata Pelajaran Pendukung

147
Maksimum terdapat 1 (satu) Mata Pelajaran Pendukung yang
tidak tuntas

(5)  Pegembangan Diri
Maksimum terdapat 1 (satu) Pengembangan Diri memiliki
nilai kurang
2.   Kehadiran
(1)   Kehadiran siswa minimum 90%.
(2)   Kehadiran dihitung dengan rumus
% kehadiran
(3)   Ketidak hadiran dihitung dari alpha/tidak ada keterangan,
sedangkan dengan sebab sakit dan ada keterangan izin tidak
dihitung dalam prosentase ketidak hadiran
(4)   Kepribadian
Kriteria KEPRIBADIAN untuk kenaikan kelas minimal BAIK
(5)   Akhlaq
Kriteria AKHLAQ untuk kenaikan kelas minimal BAIK

 Kriteria Kelulusan dari Ujian Sekolah


Peserta didik dikatakan lulus dari ujian sekolah apabila memiliki rata-
rata minimal 60.00 untuk mata pelajaran kelompok muatan nasional dan
muatan bidang keahlian, sedangkan untuk mata pelajaran dasar keahlian
farmasi dan kopetensi keahlian farmasi nilai minimal 70.00.

 Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan


Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
ditetapkan berdasarkan:
o Permendikbud nomor 03 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pemerintah, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan.

148
o Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang Prosedur
Operasional Standar Penyelenggaraan Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) dan Survei Karakter (SK) Tahun Pelajaran 2021/2022
o Pedoman Penyelenggaraan UKK Tahun 2021/2022 Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
o Rapat Dewan Guru.
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
adalah sebagai berikut:
b. Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
c. Memperoleh nilai sikap perilaku minimal BAIK.
d. Telah mengikuti Ujian Sekolah dan AKM dan SK.
e. Nilai Ujian Praktik Kejuruan ≥ 75,00

Pada tahun 2021/2022 SMK YAPPAN Pasir Pengaraian mentargetkan


kelulusan 100%. Untuk mencapai target ini, maka SMK YAPPAN Pasir
Pengaraian mengadakan berbagai upaya, diantaranya:
a. Mengadakan jam pelajaran tambahan untuk mata pelajaran yang di-UNBK-
kan bagi kelas XII di semester genap.
b. Mengadakan jam pelajaran tambahan untuk melatih keterampilan peserta
didik dalam mempersiapkan Uji Praktik Kejuruan.
Namun SMK YAPPAN Pasir Pengaraian sudah menyiapkan program
pasca Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter (SK)
sebagai antisipasi bagi peserta didik yang belum lulus Ujian Akhir, yaitu:
a. Memberi pembekalan khusus kepada peserta didik dan orang tua/wali
tentang masa depan.
b. Menyiapkan dan membekali peserta didik untuk mengikuti Ujian Paket C.

149
L. MUTASI PESERTA DIDIK

Mutasi peserta didik di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian dapat


dilakukan apabila rasio peserta didik pada kelas pada sekolah yang dituju
belum memenuhi rasio kelas maksimal; Mutasi peserta didik dapat
dilaksanakan antar sekolah negeri yang sederajat yang kompetensi keahliannya
sama dengan kurikulum yang sama pula.
Persyaratan mutasi keluar adalah sebagai berikut :
a. Permohonan pindah sekolah dari orang tua/wali bermeterai Rp. 6.000.
b. Peserta didik sudah memenuhi kewajiban mengikuti pembelajaran
akademik dan non akademik sesuai dengan aturan yang berlaku;
c. Sudah memenuhi aturan administrasi sekolah/madrasah asal;
Mekanisme mutasi keluar: Permohonan pindah sekolah dari orang tua /
wali bermeterai Rp. 6.000. disampaikan kepada SMK YAPPAN Pasir Pengaraian.
Kemudian sekolah membuat surat keterangan pindah yang di tandatandangani
oleh kepala SMK YAPPAN Pasir Pengaraian menyerahkan surat keterangan
pindah dari sekolah dan laporan hasil belajar/rapor asli lengkap.
Persyaratan mutasi masuk adalah sebagai berikut :
b. Adanya surat permohonan untuk menjadi peserta didik di sekolah
tujuan dari orang tua / wali bermaterai Rp. 6.000, dengan melampirkan : (a)
Surat keterangan pindah dari sekolah asal, (b) Rapor (Asli dan Fotocopy)
lengkap dari sekolah;
c. Bagi peserta didik yang berasal dari sekolah asing harus
mendapatkan/membawa rekomendasi dari Kementerian Pendidikan
Nasional.
Mekanisme mutasi masuk: SMK YAPPAN Pasir Pengaraian menerima
dan melakukan seleksi berkas usulan mutasi peserta didik sesuai dengan
persyaratan dan memvalidasi NISN peserta didik.

150
M. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
1. Penerapan Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang
secara praktis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam
persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan,
sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang
berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu
menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan. Pendidikan
kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler untuk
mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan karakteristik, emosional, dan
spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya menyatu pada
sejumlah mata pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan
hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik
mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi
dan bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi
sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri. Apalagi SMK YAPPAN Pasir
Pengaraian merupakan sekolah kejuruan, maka penekanan pendidikan kecakapan
hidup sudah terintegrasi di dalam mata pelajaran kejuruan. Namun pada mata
pelajaran lain pun sangat memungkinkan untuk dilaksanakan.
Kecakapan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Kecakapan hidup generik (generic life skill/GLS)
2. Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS).
Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan
atau keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri dari kecakapan akademik (academic
skill) atau kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional (vocational skill).
Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan
pemikiran atau kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang

151
pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional
terbagi atas kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan
vokasional khusus (occupational skill).
Menurut konsep di atas, kecakapan hidup adalah kemampuan dan
keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Pendidikan
berorientasi kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam
menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai
pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara. Apabila
hal ini dapat dicapai, maka ketergantungan terhadap ketersediaan lapangan
pekerjaan, yang berakibat pada meningkatnya angka pengangguran, dapat
diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.
Pendidikan kecakapan hidup dikembangkan dengan memperhatikan
beberapa hal berikut:
1. Pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh baik keimanan,
ketaqwaan, dan akhlak mulia
2. Mengakomodasi semua mata pelajaran untuk dapat menunjang peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia, serta meningkatkan toleransi dan
kerukunan antar umat beragama dengan mempertimbangkan norma-
norma agama yang berlaku
3. Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat,
kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik
secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya
4. Sesuai tuntutan dunia kerja dan kebutuhan kehidupanuntuk membekali
peserta didik dalam memasuki dunia kerja/usaha serta relevan
dengankebutuhan kehidupan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik
5. Kecakapan-kecakapan yang perlu dikembangkan mencakup: kecakapan
personal, sosial, akademis, dan vokasional
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7. Mempertimbangkan lima kelompok mata pelajaran berikut:

152
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

2. Penyelenggaraan Kewirausahaan/Unit Produksi/ Unit Bisnis / Bisnis


Centre/Teaching Factory/ Techno-Park Dan Kerjasama Industri
pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil
diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan
yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pengembangan SMK saat ini mulai bergerak dari orientasi pasar tenaga kerja
lokal kepada pasar tenaga kerja ASEAN menyambut masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA), serta mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan karakter
kewirausahaan (entrepreneurship). Penerapan teaching factory  di SMK
merupakan wujud dari salah satu upaya Direktorat Pembinaan SMK untuk lebih
mempererat kerjasama atau sinergi antara SMK dengan industri.
Menurut Kuswantoro (2014), teaching factory menjadi konsep
pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya untuk menjembatani
kesenjangan kompetensi antara pengetahuan yang diberikan sekolah dan
kebutuhan industri. Teaching factory merupakan pengembangan dari unit
produksi yakni penerapan sistem industri mitra di unit produksi yang telah ada di
SMK. Unit produksi adalah pengembangan bidang usaha sekolah selain untuk
menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan
peralatan, peningkatan SDM, dll juga untuk memberikan pengalaman kerja yang
benar-benar nyata pada siswanya. Penerapan unit produksi sendiri memiliki
landasan hukum yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat
2 yaitu "Untuk mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga
kerja, pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang
beroperasi secara profesional."

153
Di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian sudah memiliki unit produksi kecil-
kecilan yang pemsaran hanya kepada siswa, guru dan orang tua. Unit produsi
belum memiliki kerja sama dengan pihak lain.

3. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Potensi Dan Keunggulan Lokal


Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

Landasan utama pengembangan model pendidikan berbasis keunggulan lokal

1. Keadaan daerah:
 Lingkungan alam
 Lingkungan sosial
 Lingkungan budaya
2. Kebutuhan daerah
Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis potensi dan keunggulan
lokal memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta
didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan
dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilainilai/aturan yang berlaku di
daerahnya dan mendukung pembangunan daerah serta pembangunan nasional.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan


kompetensii yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah. Di SMK YAPPAN Pasir Pengaraian melaksanakan satu
muatan lokal yaitu Budaya Melayu Riau (BMR). Budaya Melayu Riau (BMR)
memberikan wawasan dan apresiasi terhadap kebudayaan Melayu. Selain itu,
muatan lokal BMR ini juga dapat membantu melestarikan kebudayaan dan nilai-
nilai luhur yang selama ini dilakukan oleh orang-orang Melayu Riau.

154
4. Upaya Sekolah Dalam Menuju Pendidikan Berwawasan Global Dan
Revolusi 4.0 Serta Society 5.
Upaya Sekolah dalam Menuju Pendidikan Berwawasan Global dan Revolusi 4.0
serta Society 5.0 diantaranya:

1. Mata pelajaan Ketrampilan diberikan agar peserta didik dapat


mengembangkan kecakapan hidup (life skill) yang meliputi keterampilan
personal, sosial, vokasional, dan akademik. Keterampilan personal dan sosial
diperlukan oleh seluruh peserta didik, keterampilan vokasional memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk telibat dalam berbagai pengalaman
apresiasi dan bekreasi untuk menghasilkan suatu karya yang bermanfaat
langsung bagi kehidupan peserta didik, dan ketrampilan akademik diperlukan
oleh mereka yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Oleh karena ketrampilan pesonal dan sosial diperlukan oleh seluruh peserta
didik, maka SMK YAPPAN Pasir Pengarain memberikan ketrampilan ini
secara terintregasi dengan semua mata pelajaran (merupakan bagian integral
dari pembelajaran sehari-hari pada semua pelajaran). Mengingat hampir
semua peserta didik ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, maka sekolah
memilih keterampilan akademik yang sesuai dengan minat dan bakat peseta
didik. Mata pelajaran Ketrampilan / Bahasa Asing yang dipilih untuk kelas X
adalah TIK dan Bahasa Latin dan Bahasa Inggris . Sedangkan untuk kelas XI
dan XII yang dipilih adalah ketrampilan berupa TIK.
3. Selain itu, SMK YAPPAN Pasir Pengarain sudah melaksanakan digitalisai
pendidikan dengan menggunakan aplikasi Google Classroom semenjak 2
tahun lalu.
Untuk menjawab tantangan Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 dalam
dunia pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal dengan
istilah 4C (Creativity, Critical Thingking, Communication, Collaboration).

155
Sementara itu di abad 21 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa
ini adalah memiliki kemampuan 6 Literasi Dasar (literasi numerasi, literasi sains,
literasi informasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraan). Tidak
hanya literasi dasar namun juga memiliki kompetensi lainnya yaitu mampu
berpikir kritis, bernalar, kretatif, berkomunikasi, kolaborasi serta memiliki
kemampuan problem solving. Dan yang terpenting memiliki perilaku (karakter)
yang mencerminkan profil pelajar pancasila  seperti rasa ingin tahu, inisiatif,
kegigihan, mudah beradaptasi memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kepedulian
sosial dan budaya.

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai


tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang
lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala
sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah
besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Society 5.0 juga
dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia
dan berbasis teknologi.

Untuk menghasilkan SDM unggul dengan beradaptasi di era society 5.0,


peserta diidk harus diimbangi dengan penguatan profil pelajar pancasila.
Dimana penguatan nilai pancasila terhadap peserta didik ini dapat dilakukan
melalui kegiatan intrakurikuler, kegiatan ko kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler,
kegiatan lingkungan sekolah, pemberdayaan budaya masyarakat.

156
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan


pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk harihari besar
nasional, dan hari libur khusus.
Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan
sekolah melaporkan kepada cabang dinas pendidikan provinsi kantor cabang
Bangkalan.

A. Hari Belajar Efektif.


1. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Program
Keahlian. Program Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang
dicantumkan.
2. Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan program keahlian.

157
3. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standard
kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari
1000 jam.
4. Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu.
5. Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam
pembelajaran tatap muka.. Dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau
empat jam pembelajaran praktik di DU/DI setara
dengan satu jam tatap muka.
6. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi
waktu mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

B. Alokasi Waktu
Alokasi waktu minggu efektif, waktu libur, dan kegiatan lainnya dapat
dijabarkan sebagaimana berikut ini;
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan
1 Minggu Efektif dan maksimum 38 pembelajaran efektif pada setiap
minggu satuan pendidikan
Jeda tengah Maksmum tiap
2 Satu minggu setiap semester
semester semeste 2 minggu
Jeda
3 Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
antarsemester
Digunakan untuk kegiatan dan
Libur akhir tahun
4 Maksimum 3 minggu administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
pelajaran
5 Hari libur 2 - 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan
keagamaan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu

158
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

Hari libur Disesuaikan dengan Peraturan


6 Maksimum 1 minggu
umum/nasional Pemerintah
Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan
7 Hari libur khusus Untuk satuan sesuai dengan ciri kekhususan
pendidikan masing-masing
Digunakan untuk kegiatan yang
dikelompokkan secara
Kegiatan khusus khususoleh sekolah/madrasah
8 Maksimum 3 minggu
sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

159
160

Anda mungkin juga menyukai