Anda di halaman 1dari 56

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMK

1. KERANGKA DASAR KURIKULUM SMK


Bidang Keahlian : Pariwisata
Program Keahlian : Perhotelan dan Jasa Pariwisata
Kompetensi Keahlian : Perhotelan

Struktur Kurikulum
ALOKASI

MATA PELAJARAN WAKTU

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212

3. Bahasa Indonesia 354

4. Matematika 424

5. Sejarah Indonesia 108

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352

B. Muatan Kewilayahan

1. Seni Budaya 108

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144

Jumlah A dan B 2.020

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2. IPA Terapan 108

3. Kepariwisataan 108

C2. Dasar Program Keahlian

57
1. Komunikasi Industri Pariwisata 144

2. Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja 108

3. Administrasi Umum 72

4. Bahasa Asing Pilihan 144

C3. Kompetensi Keahlian

1. Industri Perhotelan 144

2. Front office 558

3. Housekeeping 524

4. Laundry 488

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2.856

Total 4.876

ALOKASI WAKTU PER-MATA PELAJARAN


KELAS

MATA PELAJARAN X XI XII

1 2 1 2 1 2

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3


Pendidikan Pancasila dan
2. Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3

4. Matematika 4 4 4 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4

B. Muatan Kewilayahan

1. SeniBudaya 3 3 - - - -

58
Pedidikan Jasmani, Olahraga, dan
2. Kesehatan 2 2 2 2 - -

Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. DasarKejuruan

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -

2. IPA Terapan 3 3 - - - -

3. Kepariwisataan 3 3 - - - -

C2. Dasar Program Keahlian

1. KomunikasiIndustriPariwisata 4 4 - - - -

2. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja 3 3 - - - -

3. Administrasi Umum 2 2 - - - -

4. Bahasa Asing Pariwisata 4 4 - - - -

C3. KompetensiKeahlian

1. Industri Perhotelan - - 4 4 - -

2. Front office - - 7 7 9 9

3. Housekeeping - - 7 7 8 8

4. Laundry - - 6 6 8 8

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5

JumlahC (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30

Total 46 46 46 46 46 46

59
60
2. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMK
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional perlu dirumuskan
kualifikasi kemampuan lulusan SMK/MAK yang dituangkan dalam standar
kompetensi lulusan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi
Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Penyusunan Area Kompetensi lulusan SMK/MAK didasarkan pada
tujuan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan: 
1. Karakter dan budaya Indonesia yang memiliki keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai Pancasila; 
2. Pembelajaran dan keterampilan abad 21 (dua puluh satu), seperti; berfikir
kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif, mampu bekerja sama,
dan berkomunikasi; 
3. Peningkatan kompetensi lulusan melalui literasi bahasa, matematika,
sains, teknologi, sosial, budaya, dan kemampuan dasar lainnya yang
dibutuhkan dalam menghadapi tantangan masa depan; 
4. Penyiapan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai tenaga terampil tingkat menengah; dan 
5. Ketentuan kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan standar
kerja yang berlaku baik nasional maupun internasional. 
Berdasarkan kriteria tersebut dirumuskan 9 (sembilan) area
kompetensi lulusan SMK/MAK sebagai berikut:
1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Kebangsaan dan cinta tanah air;
3. Karakter pribadi dan sosial;
4. Literasi;
5. Kesehatan jasmani dan rohani;
6. Kreativitas;

61
7. Estetika;
8. Kemampuan teknis; dan
9. Kewirausahaan
Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan secara
menyeluruh dalam satu kemampuan utuh dengan mengintegrasikan dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan Kompetensi pada masing-
masing program pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun.
Pengintegrasian ini dilakukan sebab ketiga dimensi tersebut bukan merupakan
komponen yang saling terpisahkan melainkan saling melengkapi antara 1
(satu) dengan yang lain. Gradasi Kompetensi diharapkan dapat memberikan
ruang dan kesempatan berkembangnya kompetensi lulusan secara optimal
dengan mempertimbangkan lingkungan peserta didik,
Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan pada program
pendidikan 3(tiga) tahun, mengacu pada Lampiran 1 Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018, ditunjukkan pada matriks
berikut:
Standar Kompetensi Lulusan – 3 (Tiga)
No Area Kompetensi
Tahun
A.1. Keimanan dan A.1.1 Memiliki pemahaman, penghayatan,
Ketakwaan kepada dan kesadaran dalam mengamalkan
Tuhan Yang Maha Esa ajaran agama yang dianut,
A.1.2 Memiliki pemahaman, penghayatan,
dan kesadaran dalam berperilaku yang
menggambarkan akhlak mulia,
A.1.3 Memiliki pemahaman, penghayatan,
dan kesadaran dalam hidup
berdasarkan nilai kasih dan sayang.
A.2. Kebangsaan dan Cinta A.2.1 Meyakini Pancasila sebagai dasar
Tanah Air Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Memiliki kesadaran sejarah, rasa
A.2.2 cinta, rasa bangga, dan semangat
berkorban untuk tanah air, bangsa,

62
dan negara.
Menjalankan hak dan kewajiban
A.2.3 sebagai warga negara yang demokratis
dan warga masyarakat global
Bekerjasama dalam keberagaman
suku, agama, ras, antargolongan,
A.2.4 jender, dan bahasa dengan
menjunjung hak asasi dan martabat
manusia.
Memiliki pemahaman, penghayatan,
dan kesadaran untuk patuh terhadap
A.2.5 hukum dan norma social.
Memiliki kebiasaan, pemahaman, dan
kesadaran untuk menjaga dan
A.2.6 melestarikan lingkungan alam,
kepedulian sosial dalam konteks
pembangunan berkelanjutan.
A.3. Karakter Pribadi dan A.3.1 Memiliki kebiasaan, pemahaman, dan
Sosial kesadaran untuk bersikap dan
berperilaku jujur.
A.3.2 Memiliki kemandirian dan
bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya,
A.3.3 Memiliki kemampuan berinteraksi
dan bekerja dalam kelompok secara
santun, efektif, dan produktif dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya,
A.3.4 Memiliki kemampuan menyesuaikan
diri dengan situasi dan lingkungan
kerja secara efektif,
A.3.5 Memiliki rasa ingin tahu untuk
mengembangkan keahliannya secara

63
berkelanjutan.
A.3.6
Memiliki etos kerja yang baik dalam
menjalankan tugas keahliannya.

A.4. Kesehatan Jasmani A.4.1 Memiliki pemahaman dan kesadaran


Rohani berperilaku hidup bersih dan sehat
untuk diri dan lingkungan kerja,
Memiliki kebugaran dan ketahanan
A.4.2 jasmani dan rohani dalam
menjalankan tugas keahliannya,
Menyadari potensi dirinya, tangguh
A.4.3 mengatasi tekanan pekerjaan, dapat
bekerja produktif, dan bermanfaat
bagi lingkungan kerja.
A.5. Literasi A.5.1 Memiliki kemampuan berkomuni-
kasi dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai
keahliannya,
A.5.2 Memiliki kemampuan mengguna- kan
Bahasa Inggris dan bahasa asing
lainnya untuk menunjang
pelaksanaaan tugas sesuai
keahliannya.
A.5.3 Memiliki pemahaman matematika
dalam melaksanakan tugas sesuai
keahliannya.
A.5.4 Memiliki pemahaman konsep dan
prinsip sains dalam melaksanakan
tugas sesuai keahliannya,
A.5.5 Memiliki pemahaman konsep dan
prinsip pengetahuan sosial dalam

64
melaksanakan tugas sesuai
keahliannya,
A.5.6 Memiliki kemampuan mengguna- kan
teknologi dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya
A.5.7 Memiliki kemampuan mengekspresi
kan dan mencipta karya seni budaya
lokal dan nasional.
A.6. Kreativitas A.6.1 Memiliki kemampuan untuk mencari
dan menghasilkan gagasan, cara kerja,
layanan, dan produk karya inovatif
sesuai keahliannya,
A.6.2 Memiliki kemampuan bekerjasama
menyelesaikan masalah dalam
melaksanakan tugas sesuai
keahliannya secara kreatif,
A.7. Estetika A.7.1 Memiliki kemampuan mengapre-siasi,
mengkritisi, dan menerapkan aspek
estetika dalam menciptakan layanan
dan/atau produk sesuai keahliannya
A.8. Kemampuan Teknis A.8.1 Memiliki kemampuan dasar dalam
bidang keahlian tertentu sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja,
A.8.2 Memiliki kemampuan spesifik dalam
program keahlian tertentu sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja dan
menerapkan kemampuannya sesuai
prosedur atau kaidah dibawah
pengawasan,
A.8.3 Memiliki pengalaman dalam
menerapkan keahlian spesifik yang
relevan dengan dunia kerja.

65
A.8.4 Memiliki kemampuan menjalankan
tugas keahliannya dengan menerapkan
prinsip keselamatan, kesehatan dan
keamanan lingkungan.
A.9. Kewirausahaan A.9.1 Memiliki kemampuan mengiden-
tifikasi dan memanfaatkan peluang
usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam
keahlian tertentu.
A.9.2 Memiliki kemampuan memperhi-
tungkan dan mengambil resiko dalam
mengembangkan dan mengelola usaha
Memiliki keinginan kuat dan
A.9.3 kemampuan mengelola usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan dalam keahlian tertentu.

3. PROFIL LULUSAN SMK


Profil lulusan mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasi
onal (UU SPN) dan Standart Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan perat
uran menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 20 tahun 2016 tentang stand
ar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah bahwa setiap lulusan s
atuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Dimensi Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
b. Berkarakter, jujur, dan peduli,
c. Bertanggung jawab
d. Pembelajar sejati sepanjang hayat

66
e. Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di ling
kungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.
2. Dimensi Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metak
ognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan denga
n:
a. Ilmu pengetahuan,
b. Teknologi,
c. Seni,
d. Budaya, dan
e. Humaniora.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendi
ri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, ne
gara, serta kawasan regional dan internasional.
Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metako
gnitif pada masing-masing satuan pendidikan dijelaskan sebagai berikut.
a. Faktual: Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berk
enaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, ka
wasan regional, dan internasional.
b. Konseptual: Terminologi atau istilah dan klasifikasi, kategori, prinsi
p, generalisasi, teori,model, dan struktur yang digunakan terkait deng
an pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan r
egional, dan internasional.
c. Prosedural: Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiat
an yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, meto
de, dan kriteria untuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan d
engan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan

67
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan r
egional, dan internasional.
d. Metakoginitif: tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri danmeng
gunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail, spesifik,
kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan dengan ilmu peng
etahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan l
ingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan inter
nasional.
3. Dimesi Keterampilan
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
a. Kreatif,
b. Produktif,
c. Kritis,
d. Mandiri,
e. Kolaboratif, dan
f. Komunikatif
Melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang di
pelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.

4. BEBAN BELAJAR DI SMK


a. Pemanfaatan Tambahan Jam Pelajaran Per Minggu
Penambahan jam belajar per minggu yang diberikan di SMK
Ma’arif Tambakboyo dalam bentuk akademik yaitu SBK untuk kelas X,
XI serta XII. Kegiatan tatap muka jam pelajaran tambahan ini
berlangsung selama 2 jam per minggu.
b. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran
Beban belajar yang diatur di SMK Ma’arif Tambakboyo
menggunakan Sistem Paket yaitu sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas
sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada SMK Ma’arif

68
Tambakboyo Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran
melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar
kegiatan tatap muka per jam pembelajaran di SMK Ma’arif Tambakboyo
berlangsung selama 45 menit.
Jumlah Jam Tatap muka yang tercantum dalam struktur
kurikulum sekolah adalah sebagai berikut:
Kelas X Kelas XI Kelas XII
No Jumlah Jam
1 2 3 4 5 6
1. Per Minggu 46 46 48 48 48 48
2. Per Semseter 18 20 18 20 18 15
3. Per Tahun 40 40 40 40 40 37

c. Belajar Penugasan Terstruktur (PT) Dan Kegiatan mandiri (KMTT)


Pemanfaatan alokasi waktu kegiatan terstruktur dan tidak
terstruktur sebanyak maksimum 60 % dari jumlah alokasi waktu tatap
muka per mata pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
mata pelajaran. Alokasi waktu dimaksud, digunakan untuk pelaksanaan
remedial dan pendalaman/pengayaan materi.

5. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


a. Rasional Dari Penumbuhan Karakter
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelec) dan tubuh anak.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti

69
(PBP) kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang
dimulai sejak dari hari pertama sekolah, masa orientasi peserta didik baru
untuk jenjang sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan
sekolah menengah kejuruan, sampai dengan kelulusan sekolah.
b. Lima Nilai Utama Penumbuhan Karakter
Dalam kurikulum 2013 terdapat lima nilai utama dalam
pertumbuhan karakter bangsa yaitu:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan
agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk
agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi
sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan
sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai
karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan
menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara lain cinta damai,
toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, antibuli dan kekerasan,persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil
dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi,dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.Subnilai
nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi,

70
cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,menghormati
keragaman budaya, suku,dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran,waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-
cita.Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai
gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen
atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan.
5. Intergritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai
warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui
konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia,komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung
jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).
c. Sembilan Penumbuhan Karakter

71
Sedangkan Penumbuhan karakter di sekolah menerapakan
sembilan prinsip berikut :
1. Nilai-nilai Moral Universal
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter berfokus pada
penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat
didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang
agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
2. Holistik
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter dilaksanakan
secara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah raga),
intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah
hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler,
berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui
kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan
pendidikan.
3. Terintegrasi
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter sebagai poros
pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan,
menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan,
bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam proses
pelaksanaan pendidikan.
4. Partisipatif
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter dilakukan dengan
mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-luasnya sebagai
pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan
pendidikan penumbuhan karakter. Kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait
dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan
sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan pendidikan penumbuhan
karakter, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan

72
pendidikan penumbuhan karakter, bahkan pembiayaan gerakan
pendidikan penumbuhan karakter.

5. Kearifan Lokal
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter bertumpu dan
responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian beragam dan
majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan pendidikan
penumbuhan karakter harus bisa mengembangkan dan memperkuat
kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat
sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai
bangsa Indonesia.
6. Kecakapan Abad XXI
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter mengembangkan
kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan
berkomunikasi (communication skill), termasuk penguasaan bahasa
internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative
learning).
f) Adil dan Inklusif
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter dikembangkan
dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi,
non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan
menjunjung harkat dan martabat manusia.
g) Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter dikembangkan
dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik
perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat
kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam
hubungan ini kebutuhan-kebutuhan perkembangan peserta didik
perlu memperoleh perhatian intensif.
h) Terukur

73
Gerakan pendidikan penumbuhan karakter dikembangkan dan
dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran agar dapat dimati dan
diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas
sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat
diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan program-program
penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai
oleh sekolah dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh
sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.

6. GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)


a. Pengertian Dan Tujuan Literasi
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 menyatakan perlunya
sekolah menyisihkan waktu secara berkala untuk pembiasaan membaca
sebagai bagian dari penumbuhan budi pekerti. Literasi merupakan
kegiatan untuk lebih membudidayakan gerakan membaca dan menulis.
Literasi memiliki banyak keuntungan diantaranya yaitu dapat melatih diri
untuk lebih terbiasa dalam membaca dan dapat membiasakan seseorang
(siswa) untuk menyerap informasi yang dibaca dan dirangkum dengan
bahasa yang dipahaminya. Tujuan umum diadakan kegiatan literasi,
diantaranya yaitu:
1. Menumbuh kembangkan budi pekerti yang baik.
2. Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah maupun
masyarakat.
3. Dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki dengan cara
membaca berbagai informasi yang bermanfaat.
4. Dapat meningkatkan kepahaman seseorang dalam mengambil inti
sari dari bacaan.
5. Mengisi waktu dengan literasi agar lebih berguna.
6. Memberikan penilaian kritis pada karya tulis seseorang.
7. Memperkuat nilai kepribadian dengan membaca dan menulis.
b. Model Program Literasi

74
Model literasi yang digunakan di SMK Ma’arif Tambakboyo
yaitu membiasakan siswa siswi untuk membaca selama 15 menit setiap
harinya dan membuat pojok baca pada setiap masing-masing kelas.
c. Pentahapan Kegiatan Dan Penilaian Gerakan Literasi
Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang,
gerakan literasi dilaksanakan dengan tahap-tahap berikut ini:
1. Pembiasaan
Yaitu Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit
membaca (sesuai dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2015) dalam
kegiatan Pembiasaan tersebut indikator yang harus dicapai siswa
yaitu:
a. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read
aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati
(sustained silent reading).
b. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara
lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan
area baca yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain (UKS,
kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak,
visual, digital, maupun multimodal yang mudah diakses oleh
seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan kaya teks (print-
rich materials).
2. Pengembangan
Yaitu meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan
menanggapi buku pengayaan. Dalam Tahap Pelaksanaan
Pengembangan Gerakan Literasi Sekolah Indikator yang harus
dicapai adalah sebagai berikut:
a. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read
aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati
(sustained silent reading), membaca bersama, dan/atau

75
membaca terpadu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-
akademik.
b. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang
kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang
menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan
dengan berbagai kegiatan, antara lain: (1) memberikan
penghargaan kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial,
dan semangat belajar peserta didik; (2) kegiatan-kegiatan
akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di
sekolah.
c. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di
perpustakaan, taman bacaan, atau sudut baca kelas dengan
berbagai kegiatan.
3. Pembelajaran
Yaitu meningkatkan kemampuan literasi di semua mata
pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi
membaca di semua mata pelajaran. pada tahapan pembelajaran ini
indikator yang dicapai dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
meliputi:
a. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca
dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpadu
diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik dan
akademik.
b. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan
tagihan akademik di kurikulum 2013.
c. Melakukan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua
mata pelajaran.
d. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang
kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya
pengetahuan dalam mata pelajaran.

76
Aspek penilaian literasi sekolah meliputi penilaian kehadiran,
kualitas bacaan dan hasil harian. Penilaian literasi dapat di lihat seper
ti pada tabel di bawah ini :
Aspek Penilaian
No Nama Kelas Kualitas Hasil H Ket.
Kehadiran
Bacaan arian
1.
2.

7. PROGRAM MUATAN LOKAL


Muatan Lokal (ASWAJA)
Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta
didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
Dalam Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013 antara lain dinyatakan bahwa: “Dalam hal muatan lokal
ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, satuan pendidikan
dapat menambah beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per
minggu” (pasal 8 Ayat 2).
Jenis muatan lokal yang ada di SMK Ma’arif Tambakboyo yaitu
ASWAJA / Ke-NU-an. Strategi pelaksanaan untuk satu mata pelajaran
muatan lokal yaitu 2 jam perminggu. Maka penbamahan mata pelajaran
mulok sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri hanya diperbolehkan 1
mata pelajaran.

KI 1 Mengahayati dan mengamalkan ajaran Agama Islam yang berhaluan


Ahlussunnah Wal Jama'ah

KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur (as-shidqu), dapat


dipercaya, setia dan menepati janji (al-amanah wal-wafa bil 'ahdi), adil
(al-'adalah), tolong menolong (at-ta'awun), konsisten (al-istiqomah),

77
moderat dan percaya diri (attawasuth wal-I'tidal), keseimbangan (at-
tawazun), toleran (tasamuh), amar ma'ruf nahi mungkar dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami pengetahuan faktual dengan
cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Allah
SWT dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya dirumah,
dimadrasah/sekolah dan tempat bermain.

KI 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual,


konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah


abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

Menganalisis proses penyebaran agama Islam Ahlussunnah


KD 3.1
wal Jama’ah di Indonesia

KD. 3.2 Menganalisis paham keislaman yang berkembang di Indonesia

Menganalisis peranan ulama dalam dakwah Islam


KD. 3.3
Ahlussunnah wal Jama’ah

Menganalisis cara dan dalil-dalil menghormati Nabi, Sahabat


KD. 3.4
dan Ulama

8. PROGRAM PENGUATAN KOMPETENSI


Program Penguatan Kompetensi Keahlian Perhotelan dapat
membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
kompeten, agar dapat:

78
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
2. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
3. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam
program keahlian perhotelan baik secara mandiri atau mengisi pekerjaan
yang ada di DUDI sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
4. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, kompetensi dan
mengembangkan sikap professional dalam program keahlian Perhotelan.
5. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan Pendidikan yang
lebih tinggi.

9. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI (EKSTRAKURIKULER)


a. Strategi Pelaksanaan Program Layanan Konseling Dan Atau
Layanan Akademik/Belajar
Pelaksaan program layanan konseling atau layanan akademik
belajar di SMK Ma’arif Tambakboyo yaitu memberikan bimbingan
belajar diluar mata pelajaran dan dikemas secara menarik dalam bentuk
(club, games) agar peserta didik lebih tertarik untuk mengikuti layanan
akademik yang diberikan oleh sekolah.
b. Strategi Pelaksanaan Program Pengembangan Bakat, Minat Dan
Prestasi Peserta Didik
Pelaksanaan Program Pengembangan Bakat, Minat Dan Prestasi
Peserta Didik pada setiap satuan pendidikan dapat dilaksanakan melalui
kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan
di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari isi kurikulum sekolah
dalam rangka pembentukan watak dan kepribadian siswa, bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi yang ada di
sekolah.

79
Di SMK Ma’arif Tambakboyo menerapkan ektrakurikuler yang
mencakup kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan ektrakurikuler pilihan.
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
wajib pada pendidikan dasar dan menengah.
c. Ekstrakurikuler Wajib
1. Ekstrakurikuler Wajib (Pramuka)
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Dalam
Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai
kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa
pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
secara sistemik diperankan sebagai wahana penguatan psikologis-
sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan keterampilan
kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan
pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan
kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap
Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3)
memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui
fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan kepramukaan di lingkungan
satuan pendidikan.
2. Jenis Ekstrakurikuler Wajib
Sesuai dengan kurikulum 2013 ekstrakurikuler wajib yang dila
ksanakan oleh SMK Ma’arif Tambakboyo yaitu Pramuka dan
dilaksanakan pada setiap hari sabtu mulai pukul 12.05 – 14.05 WIB.
3. Tujuan Ekstrakurikuler Wajib
Ektrakurikuler pramuka di SMK Ma’arif Tambakboyo
mempunyai tujuan yaitu :
a) Memperluas, memperdalam pengetahuan dan kemampuan atau
kompetensi yang relevan dengan program kurikuler.
b) Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan
menantang kepada seluruh peserta didik.
c) Membentuk karakter dan pola pikir peserta didik.

80
d) Memberikan pemahaman terhadap hubungan antar mata
pelajaran
e) Menyalurkan minat dan bakat siswa

4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pramuka pada kurikulum 2013 yaitu
diikuti oleh seluruh siswa, pelaksanaannya setiap satu minggu satu
kali selama 120 menit.
5. Strategi Pelaksanaan
Penyelenggaraan pendidikan Kepramukaan melalui
ekstrakurikuler pada satuan pendidikan khususnya di SMK Ma’arif
Tambakboyo yaitu dengan menerapkan Model Aktualisasi sesuai
dengan Sistem Pendidikan Nasional dan secara programatik. Model
Aktualisasi adalah bentuk kegiatan pendidikan Kepramukaan yang
dilaksanakan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata
pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar Pendidikan
Kepramukaan.
Model penyelenggaraan pendidikan Kepramukaan Model
Aktualisasi dilakukan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar
mata pelajaran yang relevan. Oleh karena itu pendidik harus terlebih
dahulu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dasar mata
pelajaran yang relevan untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan
pendidikan Kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi
pada model ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi
Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan pendidikan telah
memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
kegiatan.
Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas atau Guru Mata
pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta
dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda Instruktur
Pramuka).

81
Tujuan pelaksanaan pendidikan Kepramukaan melalui
ekstrakurikuler Model Aktualisasi adalah :
a) Pengenalan pendidikan Kepramukaan yang menyenangkan dan
menantang kepada seluruh peserta didik.
b) Media Aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang
relevan dengan metode dan prinsip dasar Pendidikan
Kepramukaan.
d. Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan dan dapat
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Sesaui dengan
Permendikbud No 62 Tahun 2014 Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Kegiatan
Ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik.
Adapun pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pilihan di
sekolah bisa dilakukan dengan melewati tahapan-tahapan seperti berikut
ini:
1. Menganalisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan
kegiatan ekstrakurikuler.
2. Mengidentifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik.
3. Menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan.
4. Mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga yang lainnya.
5. Menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
a. Jenis Ekstrakurikuler Pilihan
Jenis Hari Waktu
No
Ekstrakurikuler Pelaksanaan Pelaksanaan
1. Batik Rabu 13.30 – Selesai
2. Futsal/Sepak bola Selasa 16.00 – Selesai
3. Osis Selasa 13.30 – Selesai
b. Tujuan Ekstrakurikuler Pilihan

82
Berikut ini merupakan tujuan ekstrakurikuler pilihan
yang berada di SMK Ma’arif Tambakboyo yaitu:
1. Mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh
peserta didik baik dibidang pengetahuan maupun
keolahragaan.
2. Meningkatkan keakraban antar siswa dan siswi di SMK
Ma’arif Tambakboyo
3. Meningkatkan kualitas kesehatan fisik dan mental siswa.
4. Menumbuhkan kekompakan antar siswa demi memajukan
SMK Ma’arif Tambakboyo baik dibidang pengetahuan
maupun keolahragaan.
5. Meningkatkan sportivitas dan disiplin siswa.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup ekstrakurikuler pilihan yaitu seluruh
peserta didik yang ada di SMK Ma’arif Tambakboyo. Peserta
didik wajib diberikan kesempatan untuk memilih 1 (satu) atau
lebih jenis ekstrakurikuler berdasarkan bakat, minat dan
potensinya. Segala aktifitas peserta didik berkenaan dengan
kegiatan ekstrakurikuler di bawah pembinaan dan pengawasan
pembina yang telah ditugasi oleh Kepala Sekolah.

d. Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan ekstrakurikuler pilihan yang ada di
SMK Ma’arif Tambakboyo yaitu setiap ekstrakurikuler dipegan
g atau dibawahi oleh satu orang guru pembimbing atau pembina
guna untuk memantau dan menjalankan apakah kegiatan ekstrak
urikuler tersebut dapat berjalan sesuai dengan program kerja yan
g sudah disusun sebelumnya.

10. PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING


a. Program Bimbingan Konseling Dilandasi Pola 17 BK

83
Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering disebut
dengan “BK Pola 17”. Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya terdapat
17 (tujuh belas) butir pokok yang amat perlu diperhatikan dalam
penyelenggaraan bimbingan konseling di sekolah.
Pola umum bimbingan konseling meliputi keseluruhan kegiatan
bimbingan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-
jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konselih. Seluruh
kegiatan bimbingan konseling di sekolah ditujukan terhadap seluruh
peserta didik (siswa) yang secara langsung menjadi tanggungjawab guru
pembimbing atau guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah
dilaksanakan secara terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan
program-program itulah yang menjadi wujud nyata dari
diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
1. Kegiatan bimbingan konseling (BK) secara menyeluruh meliputi
empat bidang bimbingan, yaitu (1) bimbingan pribadi, (2) bimbingan
sosial, (3) bimbingan belajar dan (4) bimbingan karier.
2. Kegiatan BK dalam keempat bidang bimbingan diselenggarakan
melalui tujuh jenis layanan (1) Layanan orientasi, (2) layanan
penempatan dan penyaluran, (3) layanan konseling perorangan, (4)
layanan konseling kelompok, (5) layanan informasi, (6) layanan
pembelajaran, dan (7) layanan bimbingan kelompok.
3. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan lima
kegiatan pendukung, yaitu (1) instrumentasi bimbingan konseling,
(2) himpunan data, (3) konferensi kasus, (4) kunjungan rumah dan
(5) alih tangan kasus.
4. Semua kegiatan BK tersebut didasari oleh satu pemahaman yang
menyeluruh dan terpadu tentang wawasan BK yang meliputi
pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asas BK.
b. Materi Tatap Muka Dengan Siswa
Layanan Bimbingan dan Konseling dituangkan ke dalam program
tahunan dan semester dengan mempertimbangkan komposisi dan
proporsi serta alokasi waktu layanan. Materi tatap muka yang diberikan

84
kepada peserta didik SMK Ma’arif Tambakboyo baik didalam maupun di
luar kelas sebanyak 1 (satu) jam pelajaran perminggu.
c. Jenis-Jenis Masalah Dan Rekapitulasi Siswa
Jenis-jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dapat
direkapitulasi kedalam buku kasus atau lembar observasi yang berisi
kolom catatan perilaku yang diisi oleh guru BK berdasarkan hasil
pengamatan dari perilaku siswa selama satu semester. Perilaku siswa
yang dicatat di dalam buku kasus atau lembar observasi adalah perilaku
yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan sikap
spiritual dan sikap sosial.
Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan
waktu dan tempat teramatinya perilaku tersebut. Catatan tersebut disusun
berdasarkan waktu kejadian. Berdasarkan kumpulan catatan tersebut guru
membuat deskripsi penilaian sikap untuk satu semester. Berikut ini
contoh buku kasus atau lembar observasi selama satu semester.
Catatan Saran/Tindak
No Tanggal Nama Siswa
Prilaku Lanjut
1.
2.
3.

d. Layanan Penyelesaian Masalah Siswa


Mekanisme layanan Bimbingan dan Konseling meliputi
mekanisme pengelolaan; dan mekanisme penyelesaian masalah.
Mekanisme pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan langkah-langkah dalam pengelolaan program Bimbingan dan
Konseling pada satuan pendidikan yang meliputi langkah: analisis
kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak
lanjut pengembangan program. Mekanisme penyelesaian masalah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan langkah-
langkah yang dilakukan oleh Konselor dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling kepada Konseli atau peserta didik yang meliputi langkah:

85
identifikasi, pengumpulan data, analisis, diagnosis, prognosis, perlakuan,
evaluasi, dan tindak lanjut pelayanan. Program Bimbingan dan Konseling
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dievaluasi untuk mengetahui
keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SMK Ma’arif
Tambakboyo dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling dengan rasio satu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling melayani 150 orang Konseli atau peserta didik sebagaimana
pada Permendikbud No. 111 tahun 2014. . Layanan Bimbingan dan
Konseling pada SMK Ma’arif Tambakboyo meliputi:
1. Layanan Orientasi
Salah satu layanan orientasi diberikan pada awal tahun
pelajaran yaitu dalam bentuk kegiatan Accelerated Learning
Training (ALT). Sekolah memberikan kewenangan untuk mengelola
kegiatan orientasi siswa ini dengan memasukkan materi yang akan
memberikan gambaran kepada siswa tentang belajar di SMK Ma’arif
Tambakboyo Dimulai dari memperkenalkan teknologi pendidikan
berbasis otak, membaca cepat, modallitas belajar, kecerdasan
majemuk, pengenalan organisasi mulai dari OSIS, PIK-R dll. Pada
kesempatan ini juga disampaikan tentang macam-macam kurikulum
yang ada di. Pada hari terakhir siswa juga diperkenalkan pada
lingkungan sekitar sekolah perlu diketahui oleh siswa. Untuk
mempererat kebersamaan dan menjalin kekompakan diadakan
kegiatan outdoor. Adapun kegiatannya games yang mencerminkan
delapan kecerdasan (sesuai pendapat howard Gardner).
2. Layanan Informasi
Layanan informasi ini diberikan baik dalam bentuk individual
maupun kelompok. Di dalam kelas maupun diluar kelas.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Penempatan dan penyaluran di kelas dibuat mengacu pada
sistem keseimbangan. Jumlah laki-laki dan perempuan di kelas
diusahakan dalam jumlah yang seimbang pada setiap kelas.

86
Demikian juga jumlah anak dengan nilai akademis yang besar
maupun yang kecil ddistribusikan secara seimbang pada setiap kelas.
Untuk penjurusan pada kelas X SMK Ma’arif Tambakboyo,
pada prinsipnya setiap anak diberi kebebasan memilih jurusan ap
sesuai dengan minat mereka. Sebelumnya di dalam kelas mereka
diberikan pengarahan tentang tujuan jurusan, kesempatan belajar,
cara belajar maupun jenis pekerjaan yang mungkin akan di geluti
kelak dikemudian hari lengkap dengan segala konsekuensi yang
harus dan akan mereka hadapi.
4. Layanan pembelajaran
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta berbagai aspek tujuan daan kegiatan lainnya yang
berguna untuk kehidupannya.
5. Layanan konseling perorangan
Layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh
pelayanan secara pribadi melalui tatap muka dengan konselor atau
guru pembimbingdalam rangka pembahasan dan pengentasan
masalah yang di hadapi peserta didik. 
6. Layanan Konseling Kelompok
Layanan diberikan dalam kelas, diluar kelas ataupun di ruang
Bimbingan dan Konseling sesuai dengan masalah yang dihadapi
siswa maupun sekolah.
7. Layanan Bimbingan Individual
Siswa dipanggil secara secara khusus/datang sendiri ke ruang
Bimbingan dan Konseling untuk mendapatkan bimbingan dari
konselor.
8. Layanan Konseling Individual
Siswa dipanggil secara khusus/datang sendiri ke ruang
Bimbingan dan Konseling, untukmendapatkan layanan konseling
dari konselor. Pada dasarnya setiap siswa berhak mendapatkan

87
layanan dari guru Bimbingan dan konseling. Apakah diminta
ataupun tidak diminta oleh siswa.
9. Layanan Konsultasi
Siswa dipanggil secara khusus/datang sendiri ke ruang
Bimbingan dan Konseling, untuk mendapatkan layanan konsultasi
dari guru Bimbingan dan konseling.
10. Layanan Mediasi
Layanan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling
pada siswa yang memerlukan bantuan mediasi. Misalnya pada anak-
anak asrama yang bermasalah dengan pembina asrama dalam hal ini
konselor bisa jadi mediator. Atau siswa dengan siswa dan atau siswa
dengan guru, disini juga guru Bimbingan dan Konseling/konselor
bisa menjadi mediator agar semuanya menjadi lebih baik lagi
hubungannya.
Pada layanan Bimbingan Konseling SMK Ma’arif
Tambakvoyo, guru Bimbingan dan Konseling juga melakukan
layanan Home Visit yaitu dengan mendatangi rumah siswa yang
memang diperlukan mediasi yang cukup antara siswa, keluarga dan
pihak-pihak terkait. Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama
dengan wali kelas dan semua guru SMK Ma’arif Tambakboyo.
e. Pola Analisis Hasil Kerja Guru BK
Pola analisis hasil kerja guru BK dilakukan selama periode satu
semester dengan memperhatikan jenis layanan konseling yang diberikan
hanya kepada peserta didik yang menunjukkan perilaku yang sangat baik
dan kurang baik, sehingga ada kemungkinan dalam satu hari hanya ada
beberapa orang atau bahkan tidak ada peserta didik yang menunjukkan
prilaku yang sangat baik atau kurang baik.

11. PROGRAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


SMK Ma’arif Tambakboyo turut serta berperan aktif dalam mendukung
program pemerintah khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan
cara mengintegrasikan pendidikan Anti Korupsi pada kurikulum sekolah. Dengan

88
tujuan menanamkan jiwa taat beragama dan memegang teguh kejujuran.
Keberhasilan penanaman nilai-nilai antikorupsi dipengaruhi cara penyampaian
dan pendekatan pembelajaran yang dipergunakan. Untuk tidak menambah beban
siswa yang sudah cukup berat, perlu dipikirkan secara matang bagaimana model
dan pendekatan yang akan dipilih. Ada tiga model penyelenggaraan pendidikan
untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi yang dapat dilakukan di sekolah, yaitu:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pendidikan ekstrakurikuler khusus
Penanaman nilai anti korupsi dapat ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan di luar
pembelajaran misalnya dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan insidental.
Penanaman nilai dengan model ini lebih mengutamakan pengolahan dan
penanaman nilai melalui suatu kegiatan untuk dibahas dan dikupas nilai-nilai
hidupnya. Model ini dapat dilaksanakan oleh guru sekolah yang bersangkutan
yang mendapat tugas tersebut atau dipercayakan pada lembaga di luar sekolah
untuk melaksanakannya, misalnya dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
a. Materi yang diberikan berisi :
No Materi Indikator

Peserta didik dapat:


2. Memahami manfaat disiplin
1 Disiplin 3. Mengidentifikasi karakter disiplin
4. Melakukan control diri terhadap tidakan disiplin
5. Memahami dampak perilaku tidak berdisiplin

Peserta didik dapat:


6. Memahami manfaat berbuat jujur
2 Jujur 7. Mengidentifikasi karakter jujur
8. Melakukan control diri terhadap tidakan kejujurannya
9. Memahami dampak perilaku tidak jujur

Peserta didik dapat:


10. Memahami manfaat bertanggung jawab
3 Tanggung Jawab 11. Mengidentifikasi karakter tanggung jawab
12. Melakukan control diri terhadap tanggung jawab yang dilakukan
13. Memahami dampak perilaku tidak bertanggung jawab

4 Sederhana Peserta didik dapat:


14. Memahami manfaat hidup sederhana

89
15. Mengidentifikasi karakter kesederhanaan
16. Melakukan control diri terhadap kesederhanaan yang dilakukan
17. Memahami dampak perilaku tidak berdisiplin

Peserta didik dapat:


18. Memahami manfaat bekerja keras
5 Kerja Keras 19. Mengidentifikasi karakter kerja keras
20. Melakukan control diri terhadap tidakan kerja keras
21. Memahami dampak perilaku tidak bekerja keras

Peserta didik dapat:

22. Memahami manfaat mandiri


6 Mandiri 23. Mengidentifikasi karakter mandiri
24. Melakukan control diri terhadap tidakan mandiri
25. Memahami dampak perilaku tidak mandiri

Peserta didik dapat:


26. Memahami manfaat berbuat berani
7 Berani 27. Mengidentifikasi karakter Tindakan berani
28. Melakukan Tindakan berani sesuai dengan situasi dan kondisinya
29. Memahami dampak perilaku tidak berani sesuai dengan situasi dan kondis

Peserta didik dapat:


30. Memahami manfaat adil
8 Adil 31. Mengidentifikasi karakter berbuat adil
32. Melakukan control diri terhadap tidakan adil yang dilakukan
33. Memahami dampak perilaku tidak adil

Peserta didik dapat:


34. Memahami manfaat peduli
9 Peduli 35. Mengidentifikasi karakter peduli
36. Melakukan control diri terhadap tidakan peduli yang dilakukan
37. Memahami dampak perilaku tidak berdisiplin

b. Metode
Metode penyampaian materi Pendidikan antikorupsi melalui kegiatan ekstrakurik
uler khusus ini menggunakan prinsip “belajar sambil bermain”. Teknik penyampai
an dapat melalui:

a. Kolaborasi, kegiatan diskusi dari pengamatan fakta

b. Bermain peran

c. Debat

90
d. Pelaksanaan terintegrasi dengan pembelajaran sehari - hari dan ekstra
kurikuler yakni Pramuka.

12. MEKANISME PENILAIAN


a. Mencantumkan Prosedure Penilaian
1. Penilaian aspek sikap dilakukan oleh pendidik dan/atau pembimbing
lapangan melalui tahapan:
a) Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran.
b) Mencatat perilaku peserta didik.
c) Menganalisis perilaku peserta didik.
d) Menindaklanjuti hasil analisis dalam proses pembelajaran.
e) Mengklasifikasi perilaku peserta didik ke dalam kategori sangat
baik, baik, atau kurang, dan mendeskripsikannya secara singkat
pada setiap akhir semester.
2. Penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh
pendidik dan satuan pendidikan melalui tahapan:
a) Menyusun perencanaan penilaian.
b) Menyusun kisi-kisi instrumen penilaian.
c) Menelaah kisi-kisi instrumen penilaian
d) Mengembangkan instrumen penilaian.
e) Melaksanakan penilaian.
f) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk bilangan dengan skala
0-100 dan dideskripsikan dalam 3 kategori yaitu sangat baik,
baik, dan kurang.
g) Kategori hasil penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan
sebagai berikut
Skala Kategori Deskripsi
lebih kecil Kurang (Belum Belum mampu melakukan
dari 70 mencapai prosedur kerja yang menghasilkan
KKM) produk/jasa yang konkret atau
abstrak dan memenuhi kriteria
70 s.d 85 Baik (Mencapai Mampu melakukan prosedur kerja

91
KKM) yang menghasilkan produk/jasa
yang konkret atau abstrak dan
memenuh kriteria
86 s.d 100 Sangat Baik Mampu melakukan prosedur kerja
(Melampaui yang menghasilkan produk/jasa
KKM) yang konkret atau abstrak dan
melebihi kriteria
h) Menindaklanjuti laporan hasil penilaian.
3. Prosedur penilaian pembelajaran dan hasil belajar dilakukan oleh
pendidik dengan urutan:
a) Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang
telah disusun.
b) Menyusun kisi-kisi penilaian
c) Membuat instrumen penilaian berikut pedoman penskoran.
d) Melakukan analisis kualitas instrumen
e) Melakukan penilaian.
f) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian.
g) Melaporkan hasil penilaian.
h) Menindaklanjuti laporan hasil penilaian.
4. Prosedur pelaksanaan UUK atau LSP dan kegiatan UKK atau LSP
mengikuti ketentuan dari sekolah terakreditasi bersama industri atau
lembaga sertifikasi.
5. Prosedur penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dengan
urutan:
a) Menyusun kisi-kisi penilaian.
b) Menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskoran.
c) Melaksanakan uji coba instrument
d) Melaksanakan analisis kualitas instrument.
e) Melaksanakan penilaian.
f) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian.
g) Melaporkan hasil penilaian.
h) Menindaklanjuti laporan hasil penilaian

92
b. Mencantumkan Bentuk Dan Instrumen Penilaian
1. Bentuk Penilaian:
a) Penilaian Harian (UH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara
periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyeles
aikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
b) Ujian Tengah Semester (UTS) merupakan kegiatan yang dilakuka
n oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta d
idik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
c) Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta did
ik diakhir semester.
2. Instrument Penilaian
a. Tes Tulis
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan dalam
bentuk tulisan untuk mengukur atau memperoleh informasi
tentang kemampuan siswa. Tes tertulis menuntut adanya respons
dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari
kemampuan yang dimilikinya. Instrumen tes tertulis dapat berupa
soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Bentuk soal yang sering digunakan
pada jenjang SMK adalah pilihan ganda (PG) dan uraian.
Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah
berikut:
1. Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang
digunakan sebagai acuan menulis soal.
2. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
3. Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal
yang digunakan.
4. Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal
diujikan.
Berikut contoh penulisan instrument Tes tulis :
Nama Sekolah : SMK Ma’arif Tambakboyo

93
Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kompetensi Keahlian : Perhotelan
Mata Pelajaran : Simulasi Digital
Penilaian : Penilaian Harian 1

Kompetensi Indikator No Bentuk


No Materi
Dasar Soal Soal Soal
1. 3.1 Menerapkan Alogaritma Menghitung 1 PG
logika dan Komputer bilangan
algoritma binner ke
komputer decimal
2. 3.2 Menerapkan metode Langkah- 2 PG
metode peta- peta-minda langkah
minda metode peta-
minda

b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang
menuntut siswa menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan
disiapkan oleh pendidik berupa daftar pertanyaan yang
disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan
siswa.
Tes lisan menumbuhkan sikap berani berpendapat.
Jawaban siswa dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.
Kriteria instrumen tes lisan:
a. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi
pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.
b. Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan
lingkup materi pada kompetensi dasar yang dinilai.
c. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam
mengonstruksi jawabannya sendiri.

94
d. Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih
komplek. Tes lisan umumnya digunakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung yang berfungsi untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa tentang materi yang akan atau
sedang diajarkan (fungsi formatif). Tes lisan juga dapat
digunakan untuk melihat perilaku siswa, ketertarikan siswa,
dan motivasi siswa terhadap materi yang diajarkan

c. Tes Praktek
Penilaian keterampilan adalah suatu penilaian yang
dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentudi
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi.
Dalam pelaksanaannya, penilaian keterampilan dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, seperti penilaian kinerja,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian
keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik
KD pada KI-4. Hasil penilaian kompetensi keterampilan selama
dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka
rentang 1-100 dan deskripsi.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penilaian
keterampilan adalah:
1. Mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output).
2. Menuliskan dan mengurutkan semua aspek kemampuan
spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan
tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3. Mengusahakan aspek kemampuan yang akan diukur tidak
terlalu banyak sehingga semuanya dapat diobservasi selama
siswa melaksanakan tugas.

95
4. Mendefinisikan dengan jelas semua aspek kemampuan yang
akan diukur. Kemampuan tersebut atau produk yang akan
dihasilkan harus dapat diamati (observable).
5. Memeriksa dan membandingkan kembali semua aspek
kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di
lapangan (jika ada pembandingnya).
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan
format observasi dan rubrik penilaiannya untuk mengamati
perilaku siswa dalam melakukan praktik atau membuat produk
yang dikerjakan.
Nama Sekolah : SMK Ma’arif Tambakboyo
Kelas/Semester : X/1
Tahun pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran : IPA Terapan
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
1. 4.3 Menggunakan Peralatan 1. Siswa dapat Praktek
alat-alat sederhana mengetahui
sederhana yang yang alat yang
berhubungan berhubungan berhubungan
dengan hukum dengan dengan
Newton tentang hukum hukum
gerak. Newton Newton
tentang tentang
gerak. gerak.
2. Siswa dapat
menyebutkan
alat yang
berhubungan
dengan
hukum
Newton.
2. 4.5 Jenis-jenis a. Siswa dapat Praktek
Mendemonstrasik Tumbukan mengetahui
an berbagai jenis jenis-jenis
tumbukan tumbukan
b. Siswa dapat
menyebutkan
jenis-jenis
tumbukan

96
c. Mencantumkan Mekanisme Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL)
Kompetensi Keahlian
Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran siswa yang diperoleh dari pengalaman kerja,
pendidikan nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sector
pendidikan formal dilakukan melalui mekanisme Rekognisi Pengalaman
Lampau (RPL). Dan pada kompetensi keahlian Teknik alat beratdi SMK
Ma’arif Tambakboyo pengakuan atas capaian pembelajaran siswa yang
diperoleh dari pengalaman kerja pada saat PKL di dunia usaha atau dunia
industri selama 6 bulan.

13. KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR


Kriteria Ketuntasan belajar atau disebut dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dibuat dengan tujuan untuk mengetahui berapa banyak
siswa- siswa yang tuntas di dalam setiap mata pelajaran. Melalui KKM ini,
guru-guru dapat membimbing siswa untuk sampai kepada KKM yang sudah
ditentukan.
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi, sertakemampuan sumber daya pendukung meliputi warga
sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan
Pendidikan diharapkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Nilai ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan dan
praktik dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 - 100.
Penetapan KKM dilakukan oleh dewan pendidik pada awal tahun
pelajarandan atau awal semester melalui proses penetapan KKM setiap KI
dan KD pada kelas X dan setiap Indikator, Kompetensi Dasar (KD), Standar
Kompetensi (SK) untuk kelas XI dan XII. Pentntuan KKM mata pelajaran
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus
dicapai oleh peserta didik.

97
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
d. Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% s.d.
100%. Kriteria ideal ketuntasan masing-masing indikator 75 %.
e. Dewan guru dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dibawah nilai ketuntasan belajar ideal, namun secara bertahap harus
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
f. KKM tersebut dicantumkan dalam LHB (berlaku untuk pengetahuan
maupun praktik) dan diinformasikan kepada seluruh warga sekolah dan
orang tua peserta didik.
Kriteria Ketuntasan Minimal merupakan kriteria ketuntasan belajar
untuk setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh
satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing Kompetensi Dasar (KD), Standart Kompetensi (SK) adalah
75%.

1. KKM Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B)


KKM Muatan Nasional dan Muatan Kewilayahan ditentukan
dengan mempertimbangkan kompleksitas, daya dukung dan inteks siswa,
dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian menggunakan
poin/skor atau skala/rentang yang telah ditetapkan sebagai berikut:
a. Kompleksitas
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
b. Daya Dukung
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
c. Intake

98
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
2. KKM Muatan Peminatan Kejuruan (C1, C2, C3)
KKM program produktif mengacu kepada standar minimal
penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD
program produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau
kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang mencapai kompetensi
minimal diberi skor 75. Penentuan nilai ketuntasan belajar program
produktif dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a). Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan
dan sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar
kompetensi mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.
b). Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang
dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan
kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika
memenuhi persyaratan minimal berikut :
1). Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
2). Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator yang
dijabarkan menjadi aspek penilaian pada lembar observasi
3). Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan
menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMK Ma’arif Tambakboyo


Kelas X-XII
KELAS X
MATA PELAJARAN
Peng Dan Ket Sikap
A. MUATAN NASIONAL
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 B
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 B
3. Bahasa Indonesia 75 B
4. Matematika 70 B
5. Sejarah Indonesia 75 B

99
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 75 B
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 75 B
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 75 B
3. Muatan Lokal (Aswaja) 75 B
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian B
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 75 B
2. Industri Perhotelan 70 B
3. Aswaja 75 B
C2. Dasar Program Keahlian 75 B
C3. Kompetensi Keahlian 76 B

Sekolah akan mengusahakan ketuntasan minimal dari tahun ke


tahun selalu mengalami peningkatan sehingga mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) ideal 75 %.

14. PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


a. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam Kurikulum 2013 atau yang
sering lebih dikenal sebagai Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
merupakan Program pembelajaran yang dilaksanakan secara khusus
dengan mengambil alokasi waktu tertentu dan melibatkan pihak lain
diluar sistem sekolah. Tempat pelaksanaan prakerin bisa jadi Dunia
Industri atau Dunia Usaha dalam bentuk Perusahaan Swasta atau Instansi
Pemerintah. PKL pada kurikulum 2013 disusun bersama antara sekolah
dan masyarakat (Institusi Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi
kebutuhan peserta didik, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi
dunia kerja (DU/DI) terhadap upaya pengembangan pendidikan di SMK.
b. Durasi Waktu Praktik Kerja Industri
Sesuai dengan Pedoman PKL Peserta didik SMK, Direktorat
PSMK tahun 2018, SMK Ma’arif Tambakboyo Melaksanakan Kegiatan
prakerin dengan menggunakan sistem blok selama setengah semester 6
bulan secara bergantian selama satu tahun pada saat kelas XI.

100
c. Strategis Dan Upaya Peningkatan Pelaksanaan Praktik Kerja
Industri
SMK Ma’arif Tambakboyo mempunyai strategi pelaksanaan dalam
upaya meningkatkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada tahun pelajaran
2022/2023, diantaranya :
1. Wakil Kepala Bagian Humas dibantu dengan masing-masing ketua
kompetensi keahlian membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
2. Pihak sekolah terlebih dahulu mengirimkan surat permohonan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) kepada pihak DU/DI.
3. Sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) siswa terlebih
dahulu diberikan pembekalan oleh setiap guru/ pembimbing selama
satu minggu. Dan pembekalan tersebut berisi tentang pembagian
jurnal kegiatan, absesnsi kehadiran, dan materi yang masih dianggap
sulit bagi siswa.
4. Pada waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) guru
pembimbing berkewajiban untuk mengantar siswa pada waktu
berangkat, dan menjemput jika telah selesai.
5. Guru memonitoring siswa di tempat DU/DI setiap satu bulan sekali.
6. Setelah selesai Prakerin, siswa segera menyerahkan Laporan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL), sertifikat prakerin, absensi kehadiran
dan jurnal kegiatan ke Sekolah untuk digunakan sebagaimana
mestinya atau diarsip. 

15. KENAIKAN KELAS


a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kriteria kenaikan kelas diatur sebagai berikut :
1. Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran di
kelas yang bersangkutan.
2. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau
pada akhir semester genap.

101
3. Ketentuan kenaikan kelas didasarkan pada hasil penilaian yang
dilakukan pada semester genap.
4. Peserta didik dinyatakan NAIK ke KELAS XI, apabila yang
bersangkutan memiliki :
a. Peserta didik harus mengikuti minimal 95 % dari dari total
kegiatan belajar (KKM) pada tiap semester.
b. Kehadiran minimal 90 %.
5. Peserta didik dinyatakan NAIK ke KELAS XII, apabila yang
bersangkutan memiliki:
a. Peserta didik harus mengikuti minimal 95 % dari dari total
kegiatan belajar (KKM) pada tiap semester.
b. Peserta didik harus mengikuti minimal 95 % dalam kegiatan
Praktik Kerja Industri.
c. Kehadiran minimal 90 %.
6. Peserta didik tidak memiliki nilai kurang untuk moral, tidak terlibat
pelanggaran di sekolah dalam katagori pelanggaran berat sesuai aturan
yang ada atau tersangkut urusan pidana.
b. Penialaian Hasil Belajar Siswa
1. Penilaian Harian (UH)
Penilaian Harian (UH) merupakan kegiatan yang dilakukan sec
ara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesa
ikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Tata cara pelaksanaan pe
nilaian harian :
a) Penilaian harian dilaksanakan oleh peserta didik setalah peserta di
dik menyelesaikan satu KD atau lebih.
b) Penilaian harian dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis, tes lisan
maupun penugasan.
c) Remidial akan dilaksanakan bagi peserta didik yang belum menca
pai KKM yang ditetapkan pada satuan pendidikan.
2. Penilaian Tengah Semester (PTS)
Penilaian Tengah Semester (PTS) merupakan kegiatan yang di
lakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi pesert

102
a didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cak
upan penilaian tengah semester mepiluti seluruh indikator yang merep
resentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Tata cara pelaksanaan
Penilaian Tengah Semester (PTS):
a) Penilaian Tengah Semester (PTS) dilaksanakan pada 8-9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian PTS meliputi seluruh
KD pada pertiode tersebut.
b) Penilaian Tengah Semester (PTS) dilaksanakan dalam bentuk tes t
ulis.
c) Penilaian Tengah Semester (PTS) dilaksanakan peserta didik akan
mendapatkan rapor PTS sehingga peserta didik dapat mengetahui
hasil dari penilaian harian maupun Penilaian Tengah Semester (P
TS).
3. Penilaian Akhir Semester (PAS)
Penilaian Akhir Semester (PAS) merupakan kegiatan yang dila
kukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik diakhir semester. Cakupan penialaian meliputi seluruh indikator
yang mempresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi ters
ebut. Tata cara pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS):
1. Penilaian Akhir Semester (PAS) dilaksanakan pada 22-23 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian UAS meliputi seluruh
KD.
2. Penilaian Akhir Semester (PAS) dilaksanakan dengan bentuk
tatap muka.
c. Mekanisme Dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
1) Prosedur Penilaian Oleh pendidik.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajarpeserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran.Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya
memuat rancangandan kriteria penilaian pada awal semester.

103
b) Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik
penilaian yangsesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
c) Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk danteknik penilaian yang dipilih.
d) Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain
yang diperlukan.
e) Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar dan kesulitanbelajar peserta didik.
f) Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik
disertaibalikan/komentar yang mendidik.
g) Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
h) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir
semester kepadapimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu
nilai prestasi belajar pesertadidik disertai deskripsi singkat
sebagai cerminan kompetensi utuh.
i) Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan
Agama dan hasilpenilaian kepribadian kepada guru Pendidikan
Kewarganegaraan sebagaiinformasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlak dan kepribadianpeserta didik dengan kategori
sangat baik, baik, atau kurang baik.
2) Prosedur Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi peserta didik padasemua mata
pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan
karakteristikpeserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan Pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2. Mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, danulangan kenaikan kelas.
3. Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang
menggunakansistem paket melalui rapat dewan pendidik.

104
4. Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan
pendidikan yangmenggunakan sistem kredit semester melalui
rapat dewan pendidik.
5. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan
kelompok matapelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan
kesehatan melalui rapat dewanpendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dankelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidikdan nilai
hasil ujian sekolah.
7. Menyelenggarakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah sesuai dengan domnis ujian
satuan pendidikan.
8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua
kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang
tua/wali peserta didik dalambentuk buku laporan Pendidikan.
9. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.
10. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
melalui rapat dewanpendidik sesuai dengan kriteria.
11. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dan memperoleh
nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran 
12. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan Pendidikan.
d. Program Remidial Dan Pengayaan
1) Remidial
Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didikyang belum mencapai ketuntasan pada KD
tertentu, menggunakan berbagai metodeyang diakhiri

105
dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan
belajarpeserta didik.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
Adaptif, Interaktif, Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan
Penilaian, Pemberian umpan balik sesegera mungkin dan
kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian pelayanan. Bentuk
kegiatan remedial meliputi:
1. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
2. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya
3. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu.
4. Menggunakan berbagai jenis media
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik,
langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa
pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran
remedial antara lain:
1. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari
50%.
2. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan
perorangan jika jumlahpeserta didik yang mengikuti remedial
maksimal 20%.
3. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang
mengikuti remediallebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%.
4. Pemanfaatan tutor teman sebaya
5. Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang.
6. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilaksanakan di luar jam
tatap muka.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian
kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan
penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui posttest, tes kinerja,

106
observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui
ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.
2) Pengayaan
Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah
pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan
lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar
pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-
langkah sistematis, yaitu pertama mengidentifikasi kelebihan
kemampuan peserta didik, dan kedua memberikan perlakuan
(treatment) pembelajaran pengayaan. Identifikasi kemampuan berlebih
peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat
kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu
antara lain meliputi: belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih
mudah, Keingintahuan yang tinggi, berpikir mandiri, superior dalam
berpikir abstrak, memiliki banyak minat.
Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain
melalui: tes IQ, tesinventori, wawancara, pengamatan, dsb. Bentuk
pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan yaitu :
1. Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat
kelebihan belajar peserta didik misal belajar lebih cepat,
menyimpan informasi lebih mudah. keingintahuan lebih tinggi,
berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak
minat.
2. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan
antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan,
dsb.
3. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
a. Belajar kelompok
b. Belajar mandiri
c. Pembelajaran berbasis tema
d. Pemadatan kurikulum

107
4. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang
belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu
bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru,
atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas
maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan
dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur.
5. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama
dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk
portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari
peserta didik yang normal

16. KELULUSAN
1. Kriteria Kelulusan Dari Satuan Pendidikan
Kriteria kelulusan diseuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada
masing-masing satuan Pendidikan dan mengacu pada surat edaran
Mendikbud No 1 Tahun 2021 tentang peniadaan ujian nasional dan ujian
kesetaraan serta pelaksanaan ujian sekolah dalam masa darurat penyebaran
corona virus disease (covid- 19). Berdasarkan edaran tersebut maka SMK
Ma’arif Tambakboyo menentukan kriteria kelulusan bagi peserta didik
kelas XII sebagai berikut:
1. Peserta didik dinyatakan lulus dari SMK Ma’arif Tambakboyo
Mojokerto setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu telah
menyelesaikan pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas
XII;
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. Mengikuti Ujian Satuan Pendidikan (US)
2. Kelulusan peserta didik ditentukan oleh SMK Ma’arif Tambakboyo
berdasarkan rapat Dewan Guru.

108
3. Kelulusan peserta didik ditentukan berdasarkan nilai rata-rata rapor
dari semester 1-6 dan telah mengikuti Ujian Satuan Pendidikan
(USP).
4. Pembulatan (NUS) yang merupakan gabungan dari nilai Ujian
Sekolah dan nilai rata-rata rapor dinyatakan dalam rentang 0 sampai
dengan 100.

2. Uraian Tentang Pelaksanaan Ujian Satuan Pendidikan


Ujian Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat USP adalah
kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan
Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
USP yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan bertujuan mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan atau penyelesaian dari Sekolah.
Dan materi yang diujikan yaitu semua mata pelajaran yang telah
diperoleh dari kelas X sampai dengan kelas XII, mata pelajaran tersebut
meliputi Muatan Nasional, Muatan Kewilayahan, dan Muatan Peminatan
Kejuruan.

3. Target Kelulusan Yang Ingin Dicapai


SMK Ma’arif Tambakboyo menargetkan kelulusan peserta didik
mencapai 100%, karena SMK Ma’arif Tambakboyo telah melakukan
berbagai upaya dalam rangka mempertahankan tingkat kelulusan yang
selama ini dicapai peserta didiknya yang selalu lulus 100%.
Upaya yang dilakukan oleh SMK Ma’arif Tambakboyo untuk
mencapai target kelulusan yang diinginkan yaitu dengan cara
menganalisis kemampuan peserta didik serta pemberian kegiatan
rekayasa ujian yang dilatihkan kepada peserta didik dalam bentuk
bimbingan belajar dan try out. Dengan kegiatan tersebut diharapkan
peserta didik dapat lebih terlatih dalam pemahaman materi serta
menjawab soal-soal dan guru akan mengetahui sejauh mana kesiapan
peserta didik dalam menghadapi ujian satuan pendidikan.

109
4. Program Satuan Pendidikan Untuk Meningkatkan Kualitas Lulusan
Program-program yang diberikan oleh SMK Ma’arif
Tambakboyo dalam meningkatkan kualitas lulusan yaitu memberikan
jam pelajaran tambahan baik itu dalam bentuk bimbingan belajar secara
teori dan praktek kepada peserta didik kelas XII.
Pemberian bimbingan belajar secara teori meliputi mata pelajaran
Muatan Nasional, Muatan Kewilayahan, dan Muatan Peminatan
Kejuruan. Waktu pelaksanaan 60 menit setiap mata pelajaran pada jam
ke 0. Sedangkan bimbingan belajar secara praktek meliputi praktek
kejuruan yang dilaksanakan selama 90 menit pada jam sepulang sekolah.

17. MUTASI PESERTA DIDIK


Mutasi peserta didik dapat dilakukan apabila rasio kelas yang dituju
belum memenuhi rasio kelas maksimal :
a. Mutasi Keluar
Persyaratan mutasi keluar adalah sebagai berikut :
1) Permohonan pindah sekolah/madrasah dari orang tua / wali
bermeterai Rp. 10.000.
2) Peserta didik sudah memenuhi kewajiban mengikuti pembelajaran
akademik dan non akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
3) Sudah memenuhi aturan administrasi sekolah
Mekanisme mutasi keluar :
1) Permohonan pindah sekolah dari orang tua / wali bermeterai Rp.
10.000. disampaikan kepada sekolah.
2) Sekolah membuat surat keterangan pindah yang di tanda tangani
oleh kepala sekolah.
3) Sekolah menyerahkan :
a. Surat keterangan pindah dari sekolah.
b. Laporan hasil belajar/rapor asli lengkap.
c. Fotocopy daftar siswa yang di legalisasi oleh kepala sekolah.
d. Fotocopy sertifikat akreditasi sekolah.
e. Fotocopy surat ijin penyelenggaraan sekolah.

110
b. Mutasi Masuk
Persyaratan mutasi masuk adalah sebagai berikut :
a. Adanya surat permohonan untuk menjadi peserta didik di sekolah
tujuan dari orang tua atau wali bermaterai Rp. 10.000, dengan
melampirkan :
2) Surat keterangan pindah dari sekolah asal.
3) Rapor (Asli dan Fotocopy) lengkap dari sekolah atau madrasah
asal.
4) Ijazah, SKHUN, SKYBS dari jenjang pendidikan sebelumnya.
5) Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang sudah divalidasi
oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota.
6) Fotocopy sertifikat akreditasi dari sekolah asal.
7) Fotocopy surat ijin penyelenggaraan sekolah atau madrasah
Bagi peserta didik yang berasal dari sekolah/madrasah swasta.
8) Bagi siswa dari luar kota harus mendapatkan rekomendasi dari
Dinas pendidikan sekolah asal.
9) Bagi peserta didik yang berasal dari sekolah asing harus
mendapatkan atau membawa rekomendasi dari Kementrerian
Pendidikan Nasional.

Mekanisme mutasi masuk :


1) Sekolah menerima dan melakukan seleksi berkas usulan mutasi
peserta didik sesuai dengan persyaratan.
2) Sekolah melaksanakan selesi tes akademik dan non akademik,
jika diperlukan
3) Sekolah mengumumkan peserta didik diterima.
4) Siswa yang dinyatakan diterima harus melengkapi berkas yang
dibutuhkan.
Pelaksanaan mutasi masuk dilakukan dengan ketentuan:
1) Mutasi masuk perserta didik kelas X, hanya bisa dilaksanakan
pada semester ke 2 (dua) setelah penerimaan rapor semester 1
(satu).

111
2) Peserta didik tidak bisa melakukan mutasi kompetensi keahlian
yang berbeda.
3) Pelaksanaan mutasi dengan rentang waktu 2 minggu dimulai
setelah penernitan nilai rapor semester.
4) Pelaksanaan proses mutasi dilakukan dengan obyektif,
transparan, akuntabel, adil dan tidak dikenakan biaya.
Proses pelaksanaan mutasi terdiri dari: (1) pendaftaran, (2) tes
seleksi, apabila diperlukan, (3) pengumuman

112

Anda mungkin juga menyukai