A. Struktur Kurikulum
a. Struktur Kurikulum Model Blok dan Model Implementatif
Struktur kurikulum kompetensi keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
pada SMK Negeri 1 Kandis mengacu kepada Surat Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut :
STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 354
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah A dan B 2.020
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Ekonomi Bisnis 72
3. Administrasi Umum 72
4. IPA 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Etika Profesi 72
2. Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 108
3. Akuntansi Dasar 180
4. Perbankan Dasar 108
C3. Kompetensi Keahlian
1. Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan 454
Manufaktur
2. Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi Pemerintah 280
3. Akuntansi Keuangan 420
4. Komputer Akuntansi 350
5. Administrasi Pajak 210
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350
Jumlah C (C1+C2+C3) 2.856
Total 4.876
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing 3 3 3 3 4 4
Lainnya
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Etika Profesi 2 2 - - - -
2. Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 3 3 - - - -
3. Akuntansi Dasar 5 5 - - - -
4. Perbankan Dasar 3 3 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, - - 6 6 7 7
Dagang dan Manufaktur
2. Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi - - 4 4 4 4
Pemerintah
3. Akuntansi Keuangan - - 6 6 6 6
4. Komputer Akuntansi - - 5 5 5 5
5. Administrasi Pajak - - 3 3 3 3
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C (C1,C2,dan C3) 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48
B. Kompetensi Mata Pelajara
1. Deskripsi Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan
Nasional ( A )
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
2. Deskripsi Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Muatan Kewilayahan( B )
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)keterampilan.
Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui prosespembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial
yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberiannasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3. Deskripsi Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran peminatan
kejuruan ( C ) meliputi : Dasar Bidang Keahlian (C1) , Dasar Program
Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3).
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial
yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
17. Bagaimana bentuk realisasi program ini pada kurikulum dan proses
pembelajaran di sekolah?
Gerakan PPK, tentu bersifat fleksibel sehingga mampu terintegrasi dalam struktur
kurikulum, yakni PPK melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler,
dan nonkurikuler. Nilai-nilai inti karakter dalam konsep PPK dapat dikembangkan
dan diintegrasikan melalui berbagai mata pelajaran, muatan lokal, maupun
pengelolaan kelas.
18. Secara riil, apa yang harus dilakukan kepala sekolah?
Guru? Orangtua?
a) Pertama dan utama adalah Keteladanan (Kepala Sekolah Guru, Orang tua)
b) Kepala Sekolah harus mampu mendesain program sekolah yang
mendorong pelibatan public
c) Pengembangan kapasitas guru melalui pelatihan dan forum-forum
kependidikan, sehingga guru mampu mendesain pengelolaan kelas yang
menyenangkan
d) Keterlibatan aktif orang tua di rumah dan sekolah dalam mendukung PPK
19. Budaya seperti apa yang ingin ditumbuhkan dari program ini?
Budaya yang perlu ditumbuhkan dan menjadi suatu kebiasaan dalam program ini
adalah Gerakan. Gerakan yang tumbuh dalam pembiasaan nilai-nilai dalam
keseharian di sekolah, keteladanan Guru yang selalu menjadi hal patut dicontoh,
Lalu tercipta tradisi dan aturan sekolah yang baik.
20. Apa kekhususan dari PPK dan adakah pengaruhnya program ini pada
anggaran sekolah?
Gerakan PPK sebetulnya sudah diimplementasikan oleh sekolah-sekolah. PPK
bukanlah produk baru, bukan mata pelajaran, bukan kurikulum baru tetapi
merupakan penguatan atau fokus dari proses pembelajaran dan sebagai
poros/ruh/jiwa Pendidikan. Kekayaan pengalaman, praktik-praktik baik,
keteladanan dan perilaku baik Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua dalam
keseharian di sekolah dan luar sekolah sebenarnya sudah sangat kaya dimiliki
sekolah. Sehingga sekolah pun sudah terbiasa membuat program dengan
anggaran yang sudah ada. Namun perlu dikuatkan dengan pelibatan publik dan
sumbangsih masyarakat dalam bentuk apapun agar masyarakat memiliki rasa
tanggung jawab pada institusi pendidikan.
21. Pemerintah menyatakan ada dua aspek pendidikan yang harus mendapat
perhatian: pendidikan karakter dan pengetahuan umum. Apa yang harus
dilakukan agar dua aspek itu terwujud?
a) Pendidikan karakter adalah upaya untuk menumbuhkan kebiasaan dan
perilaku baik siswa melalui tahapan yang dimulai dari diajarkan, dibiasakan,
dilatih secara konsisten, menjadi kebiasaan, terbentuk karakter, dan menjadi
budaya bangsa.
b) Sekolah sebagai rumah kedua yang menyenangkan: Kemdikbud berupaya
ingin menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa dan menempatkan
peran orang tua sebagai pendidik pertama dan yang utama bagi anak-
anaknya.
c) Sarana dan Prasarana: Kemdikbud terus membenahi kualitas dan kuantitas
sarana dan prasarana di sekolah-sekolah, terutama di daerah-daerah terluar,
terdepan dan tertinggal, sesuai dengan amanat Nawacita, “Membangun
Indonesia dari Pinggiran”.
d) Program Indonesia Pintar: Gerakan pemerataan kesempatan pendidikan
sebagai upaya membangun karakter dan pengetahuan umum siswa di seluruh
Indonesia.
e) Peningkatan Kualitas Guru: Kemdikbud terus memperbaiki kulitas guru
melalui program Guru Pembelajar, Uji Kompetensi Guru (UKG), serta upaya
peingkatan kesejahteraan guru, dengan upaya peningkatan pelayanan guru
melalui Program Guru Garis Depan (GGD) dan Sarjana Mendidik di Daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T).
E. Literasi
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis.
Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga
mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga
bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa,
dan budaya (UNESCO, 2003).
Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula
dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,
mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan
mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan.
Kemampuankemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk
berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia
menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala
sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali
murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh
masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan
pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif
berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa
pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan
15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam
hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan
membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan
pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan
dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Program Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini
mencakup kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan,
sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem
pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat
kebijakan yang relevan).
a) Ekstrakurikuler wajib :
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
e. Pramuka
Ekstrakurikuler wajib bagi Kurikulum SMK Negeri 1 Kandis Kabupaten Siak adalah
Pramuka dan dilaksanakan dengan 2 sistem Yakni:
1) Sistem Blok
Bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta
didik masuk di SMK Negeri 1 Kandis Kabupaten Siak. Alokasi waktu yang
digunakan adalah 36 jam pelajaran. Dan dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan masa orientasi siswa ( MOS ).
2) Sistem Aktualisasi
Bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada dengan
mengaktualisasi KD mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip
dasar kepramukaan.
Langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Lakukan pemetaan terhadap KD mata pelajaran yang relevan
b. Siapkan sarana dan prasarana pendukung untuk pelaksanaan kegiatan
c. Dilaksanakan setiap minggu satu kali selam 120 menit
d. Kegiatan dilakukan oleh guru mata pelajaran atau wali kelas dan dibantu oleh
Pembina pramuka.
b) Ekstrakurikuler Pilihan:
Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing yang terdiri dari:
1. English Club dan Bahasa Sastra
2. Kelompok SAINS dan Matematika,
3. Kelompok Syair dan Puisi
4. Kelompok Seni Tari dan Seni Beladiri
5. Kelompok Olah raga : Bola Volly, Futsal, Sepak Takraw, Bulu Tangkis, Catur,
Tenis Meja dan Basket,
6. Pramuka
7. Kelompok Usaha kesehatan Sekolah (UKS)
8. Kelompok Majalah dinding (Mading)
Peminatan Bidang Keahlian terdiri atas: (1) Teknologi dan Rekayasa, (2)
Teknologi Informasi dan Komunikasi, (3) Kesehatan, (4) Agrobisnis dan
Agroteknologi, (5) Perikanan dan Kelautan, (6) Bisnis dan Manajemen, (7)
Pariwisata, (8) Seni Rupa dan Kriya, dan (9) Seni Pertunjukan
Apabila dalam Program Keahlian yang ada memiliki lebih dari satu Paket
Keahlian, peserta didik diberikan kesempatanvuntuk mengubah Paket Keahlian
pilihannya ketika mendaftar dengan memenuhi ketentuan di atas. Untuk
memperkuat pilihan Paket Keahlian, sebaiknya meminta pendapat dari kepala
Progam Keahlian.
J. Praktek Kerja Lapangan dan Sertifikasi Kompetensi /Profesi
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan pendidikan sistem ganda
(PSG) yang melaksanakan proses pembelajaran di sekolah dan pembelajaran di
dunia usaha dan dunia industri. Pembelajaran di dunia usaha dan dunia industri
diselenggarakan dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tujuan
pelaksanaan PKL adalah:
Berikut ini Deskripsi dan tata cara Pelaksanaan Penilaian harian ( UH ) ,Ujian
Tengah Semester (UTS ),dan Ujian Tingkat Komptensi ( UTK ) / Ujian
Semester Kompetensi Keahlian Akuntansi & Keuangan Lembaga yang
dilakukan Satuan Pendidikan SMK NEGERI 1 KANDIS
1. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian aspek
kemampuan pada Taksonomi Bloom dan revisinya. Kemampuan yang dimaksud
adalah mulai dari kemampuan mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi pada tiap KD. Penilaian
pengetahuan dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan metode dan teknik
penilaian pengetahuan oleh pendidik mengacu kepada KD. Oleh karena itu, guru
diharapkan mampu mengidentifikasi setiap KD dan/atau materi pembelajaran
untuk selanjutnya memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik yang
akan dinilai.
Penilaian pengetahuan dilakukan tidak semata-mata untuk mengetahui
apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar (mastery learning), tetapi
penilaian juga ditujukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
(diagnostic) proses pembelajaran. Untuk itu, pemberian umpan balik (feedback)
kepada peserta didik dan guru merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil
penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil
penilaian pengetahuan dinyatakan dalam bentuk angka rentang 1-100.
Berbagai teknik penilaian dapat digunakan pada penilaian pengetahuan
sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Meskipun teknik yang biasa
digunakan adalah tes lisan, tes tertulis, dan penugasan, namun tidak menutup
kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Selain itu dapat pula digunakan portofolio sebagai masukan dalam merencakan
remedial dan pengayaan. Skema teknik penilaian pengetahuan dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini :
a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan dalam bentuk tulisan untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes
tertulis menuntut adanya respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai
representasi dari kemampuan yang dimilikinya. Instrumen tes tertulis dapat berupa
soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Bentuk soal yang sering digunakan pada jenjang SMK adalah pilihan ganda (PG)
dan uraian. Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah
beriku
1. Penyusunan kisi-kisi.
Kisi-kisi merupakan matriks yang digunakan sebagai acuan menulis soal. Di dalam
kisi- kisi tertuang rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan
diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi,
penulisan soal lebih terarah karena sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD yang
hendak diukur lebih tepat. Indikator soal yang baik memungkinkan banyak variasi soal dan
dapat mengukur kemampuan higher order thinking skill (HOTS) peserta didik yakni
kemampuan dalam melakukan analisis, sintesis, dan mencipta.
No Bentu
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soa k
l Soal
1 3.1 Memahami Jurnal Peseta didk 1 PG
Proses Entry Khusus melakukan
Jurnal Perusahaa Menganalisa Bukti
n Dagang Transaksi
2 3.2 Menjelaskan Jurnal Peserta Didik 2 PG
Pencatatan Khusus Menjelaskan Bukti
Transaksi Perusahaan Transaksi sesuai
Kedalam Entry Dagang dengan jenis
Jurnal Jurnalnya
Peserta didik Paham 3 Uraia
dan Mengerti Proses n
pemindahan jurnal ,
ke post nya masing
masing
1. Substansi/Materi
a) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
b) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi,
Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).
c) Pilihan jawaban homogen dan logis.
d) Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.
e) Konstruksi
f) Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
g) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
h) Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
i) Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
j) Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi.
k) Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
l) Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar”
atau “semua jawaban salah”.
m) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan
besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
n) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
2. Bahasa
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
b) Menggunakan bahasa yang komunikatif.
c) Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
d) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
skor perolehan
Nilai skor
100
maksimal
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau
meningkatkan pengetahuan dari materi yang sudah dipelajari. Penugasan yang digunakan
untuk mengukur kompetensi pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran
sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum
dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristiktugas.
Dalam penugasan ini lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas
produktif yang lainnya. Kriteria instrumen penugasan sebagai berikut:
a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belaja
b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
c) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari
pembelajaran mandiri.
d) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
e) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
f) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
g) Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
h) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
i) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
2. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan untuk melakukan tugas
tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Dalam pelaksanaannya, penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, seperti penilaian kinerja, proyek, portofolio atau teknik lain yang sesuai.
Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD.
Hasil penilaian kompetensi keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran
dinyatakan dalam bentuk angka rentang 1- 100.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa
keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja
adalah proses pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Sebagai
contoh: (1) keterampilan untuk menggunakan alat dan/atau bahan serta prosedur kerja
dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan
kriteria teknis dan estetik. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Skema penilaian keterampilan dapat dilihat
pada gambar berikut.
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
(input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi domain sikap,
pengetahuan dan keterampilam. Penilaian kinerja dalam bentuk lainnya adalah penilaian
kinerja yang menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan komponen input, proses dan output akan menggambarkan kapasitas, gaya,
dan hasil belajar peserta didik, serta mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effects) dan dampak pengiring (nurturant effects) dari pembelajaran.
Penilaian kinerja sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas
pembelajaran seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel memberikan
analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat dan
sebagainya.
Penilaian kinerja mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,
baik dalam mengobservasi, menanya, menalar dan membangun jejaring. Penilaian kinerja
cenderung fokus pada tugas atau kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan
nyata (real life). Karenanya, penilaian kinerja sangat relevan dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran di SMK.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa
keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja yang menekankan pada
hasil (produk) biasa disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang
menekankan pada proses dan produk dapat disebut penilaian praktik. Aspek yang dinilai
dalam penilaian kinerja adalah proses pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-
duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan untuk menggunakan alat dan atau bahan serta
prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penilaian
kinerja adalah:
a) Mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output).
b) Menuliskan dan mengurutkan semua aspek kemampuan spesifik yang
penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan
hasil akhir (output) yang terbaik.
c) Mengusahakan aspek kemampuan yang akan diukur tidak terlalu
banyak sehingga semuanya dapat diobservasi selama peserta didik
melaksanakan tugas.
d) Mendefinisikan dengan jelas semua aspek kemampuan yang akan
diukur. Kemampuan tersebut atau produk yang akan dihasilkan harus
dapat diamati (observable).
e) Memeriksa dan membandingkan kembali semua aspek kemampuan
yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (jika ada
pembandingnya).
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubrik
penilaiannya untuk mengamati perilaku peserta didik dalam melakukan praktik atau
membuat produk yang dikerjakan.
Kompeten Teknik
No. Materi Indikator
si Penilaia
Dasar n
1. 4.2 Jurnal Peserta didik dapat : Proses
Melakukan Khusus 1. Mencatat & Memindahkan Transaksi
Pencatatan Kedalam Post Jurnal yang tepat dan
Entry benar sesuai kebutuhan Pemindahan
Jurnal
khusus
perusahaa
n Dagang
4. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam
periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau
beberapa KD. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan penelitian/investigasi mulai
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan
penyajian data, serta pelaporan. Penilaian proyek juga dapat dilakukan oleh beberapa
guru mata pelajaran yang terkait dengan proyek tersebut dengan mempertimbangkan
komponen KD yang dinilai dalam mata pelajaran tersebut. Misalnya pada judul proyek
“Penyajian Kreasi Masakan Minang Modern” untuk peserta didik Jasa Boga dapat
dinilai oleh guru mata pelajaran Pengolahan dan Penyajian Makanan Indonesia dan
mata pelajaran Hidangan Kesempatan Khusus dan Fusion Food.
skor perolehan
Nilai total (skor maksimal bobot)
5. Penilaian Praktik Kerja Lapangan
Program pembelajaran khas SMK yang diprogramkan secara khusus untuk
diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi
Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus
merupakan wahana berkontribusi bagi dunia kerja (DU/DI) terhadap upaya
pengembangan pendidikan di SMK. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain
sebagai berikut.
a) Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan (DU/DI) yang memadukan
secara sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah (SMK) dan
program latihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DU/DI).
b) Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang dapat
dilaksanakan di sekolah (SMK) dan yang dapat dilaksanakan di Institusi
Pasangan (DU/DI) sesuai dengan sumber daya yang tersedia di masing-
masing pihak.
c) Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.
d) Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk
memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 menyatakan bahwa PKL dapat dilaksanakan
menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar 3 bulan) atau dapat
pula dengan menggunakan sistem semi blok selama 1 (satu) semester yakni
melaksanakan PKL dengan komposisi 3 hari melaksanakan PKL pada mitra DU/DI dan
3 hari melaksanakan pembelajaran di sekolah setiap minggunya. Untuk memenuhi
pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/Industri yang memiliki jam kerja kurang
dari 6 hari per minggu maka sekolah perlu mengatur sirkulasi/perputaran kelompok
peserta PKL.
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok wajib A dan B pada periode
tersebut dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan
Praktik Kerja Lapangan).
Jika pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tidak terintegrasi dalam kegiatan
PKL maka pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tersebut dilakukan di
satuan pendidikan (setelah peserta didik kembali dari kegiatan PKL di Institusi
pasangan/industri) dengan jumlah jam setara dengan jumlah jam satu semester.
Memperhatikan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014, waktu pelaksanaan
pembelajaran di Institusi Pasangan/Industri dapat dilakukan pada kelas XI atau kelas
XII. Untuk menjamin keterlaksanaan program PKL maka dapat dilakukan alternatif
pengaturan sebagai berikut:
a) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus
menata ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar
pelaksanaan PKL tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada
semester 4 sehingga sebagian materi pada semester 4 tersebut dapat ditarik ke
semester 5.
b) Demikian juga sebagaimana pada butir 1) di atas, jika program PKL akan
dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah harus melakukan pengaturan
yang sama untuk materi pembelajaran pada kedua semester tersebut.
c) Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor penentu
kelulusan, maka program PKL dapat dilaksanakan sebelum UN pada semester 7
secara blok penuh selama 3 bulan (12 minggu) bagi SMK Program 4 Tahun.
Keterangan:
a) Bobot penugasan, penilaian harian, UTS, dan UAS yang dicontohkan adalah
1 : 3 : 2 : 2. Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing- masing
mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
b) Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan kombinasi
1 : 1 : 1 : 1;
c) Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian
d) Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot
jika KD dimaksud tidak diujikan
1. Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus
(rerata tugas x bobot tugas) (rerata PH x bobotPH) (rerata UTS x bobotUTS) (rerata UAS x bobotUAS)
Skor
bobotakhir
tugasper
KD
bobotPH bobotUTS bobotUAS
Hasil penilaian selama satu semester yang dilakukan melalui penilaian harian (PH), penilaian
tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS) direkap untuk didokumentasikan
pada format pengolahan nilai. Rekapitulasi hasil penilaian dilakukan berdasarkan KD, sehingga
hasil UTS dan UAS perlu dirinci hasilnya untuk setiap KD. Selain itu ditentukan pula bobot untuk
penugasan, penilaian harian, UTS, dan UAS. Dengan perincian tersebut maka guru dapat
menganalisis kekurangtuntasan peserta didik pada KD tertentu sebelum melakukan tindak
lanjut berupa pembinaan atau remedial.
7. Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk), proyek, portofolio
dan/atau teknik lain yang sesuai. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-
ratakan untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Jika suatu KD
diukur dengan pengukuran yang sama beberapa kali maka yang diambil adalah nilai optimum.
Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian kompetensi
keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0–100 seperti ditampilkan pada
Tabel 4.6. Sementara karya peserta didik terbaik sebagai hasil dari penilaian kinerja dan proyek
dari setiap KD terkait aspek keterampilan dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Contoh penilaian rapor untuk kompetensi keterampilan sederhana
Kinerja Kinerja Skor Akhir
KD Proyek Portofolio
(Proses) (Produk) KD*
4.1 92 92
4.2 66 75 75
4.3 87 87
4.4 75 87 78,50
4.5 80 80
4.6 85 85
Nilai Akhir Semester : 82,916 Pembulatan
83
Keterangan:
1. Bobot proses, produk, dan proyek yang dicontohkan adalah 1 : 1 : 2.
Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing
mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
2. Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan kombinasi
1 : 1 : 1Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian dengan
mempertimbangkan nilai optimum pada KD yang diukur dengan metode yang sama
3. Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total
bobot jika KD dimaksud tidak diujikan
4. Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus
(optimum proses x bobot proses) (optimum produk x bobot produk) (optimum proyek x bobot proyek)
Skor
bobotakhir perKD
proses produk bobot proyek
bobot
(82 x 1) (0 x 0) (80 x 2)
Skor
1 0akhir
2 per KD
82 0 160 242
Skor akhir per KD 81
3 3
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai akhir untuk KD 4.1 yaitu 81
5. Nilai rapor kompetensi keterampilan diperoleh melalui rumus
Contohnya untuk nilai rapor VALENTINA diperoleh melalui
perhitungan
Nilai rapor
skor akhir per KD
jumlah KD
Nilai rapor 81 81 82 82 83 80 80 568
7 81,16
7
Berdasarkan perhitungan tersebut beserta pembulatan maka Aliansyah mendapatkan nilai
rapor akhir untuk keterampilan adalah 81;
6. Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan perangkat lunak aplikasi
Spreadsheet atau aplikasi pengelolaan penilaian hasil belajar.
8. Penentuan Predikat/Kategori
Predikat dibuat untuk menentukan posisi siswa dalam tingkat penguasaan kompetensi. Dalam
hal ini, predikat C dijadikan cut off score dalam penentuan kompeten atau tidak kompetennya
siswa dalam suatu materi atau penguasaan kompetensi. Nilai minimal dalam predikat C
dijadikan acuan penentuan KKM dan ketuntasan belajar.
Tabel Predikat dan Kategori
Keterangan
Kategori Rentang Keterangan Penguasaan
Kompetensi
A+ N ≥ 95 Siswa secara konsisten Sangat
A 95 > N ≥ 90 menunjukkan pemahaman Kompeten
A- 90 > N ≥ 85 yang mendalam pada
semua
materi.
B+ 85 > N ≥ 80 Siswa secara konsisten Kompeten
B 80 > N ≥ 75 menunjukkan
B- 75 > N ≥ 70 pemahaman yang
mendalam pada
sebagian besar materi.
C Mata pelajaran Siswa menunjukkan Cukup
muatan Nasional pemahaman yang Kompeten
dan Kewilayaahan cukup pada semua
(A, B, C1) materi.
70 > N ≥ 60
Mata pelajaran
muatan Produktif
(C2 dan C3) 70 > N
≥ 65
D Mata pelajaran Siswa belum Tidak
muatan Nasional menunjukkan Kompeten
dan Kewilayahan(A, pemahaman yang cukup
B, C1) pada sebagian besar
N > 60 materi.
Mata pelajaran
muatan Produktif
(C2 dan C3)
N > 70
M. Mekanisme Dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
Laporan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam bentuk sebagai berikut.
1) Pelaporan oleh Pendidik
Laporan hasil penilaian oleh pendidik dapat berbentuk laporan hasil ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester.
2) Pelaporan oleh Satuan Pendidikan
Rapor yang disampaikan oleh pendidik kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain
yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali).
Pelaporan oleh Satuan Pendidikan meliputi:
a. hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orangtua/wali
peserta didik dalam bentuk buku rapor;
c. hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas
pendidikan
N. Peraturan Akademik
1. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
Kategori hasil penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan berdasarkan Panduan
Penilaian SMK dari Direktorat Pembinaan SMK sebagai berikut :
Kategori Deskripsi
Skala
lebih kecil Kurang (Belum Belum mampu melakukan prosedur
dari 80 mencapai KKM) kerja yang menghasilkan
83 bagi produk/jasa yang konkret atau
Mata Diklat abstrak dan memenuhi kriteria
Peminatan
80 ,83s.d Baik (Mencapai Mampu melakukan prosedur kerja
85 KKM) yang menghasilkan produk/jasa
yang konkret atau abstrak dan
memenuhi kriteria
86 s.d 100 Sangat Baik Mampu melakukan prosedur kerja
(Melampaui KKM) yang menghasilkan produk/jasa
yang konkret atau abstrak dan
melebihi kriteria
Dalam hal Hal Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal , Satuan Pendidikan SMK NEGERI 1
KANDIS ,menentukan kebijakan dengan dasar peraturan , dan juga sebagai dasar
penentuan kualitas peserta didik , untuk muatan Nasional Dan kewilayahan KKM 80 ,
sedangkan untuk mata diklat Kejuruan / Peminatan Dasar Program Keahlian ( C1 ) KKM
80 , sedangkan Dasar Bidang Keahlian ( C2 ) untuk kelas XI KKM 83, serta paket keahlian
( C3 ) untuk kelas XII 85. Kebijakan ini dibuat berdasarkan keseoakatan seluruh warga
sekolah dan Faktor penunjang dan pendukung untuk penentuan KKM tersebut.
Berdasarkan Permendikbud nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian hasil belajar oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan - Pasal 9 (b) : “KKM yang harus dicapai oleh peserta
didik ditetapkan oleh Satuan Pendidikan”
maka KKM mata pelajaran yang ditetapkan berdasarkan rapat dewan guru SMKN 1
KANDIS sebagai berikut :
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
K P K P K P
Muatan Nasional
8
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 80 80 80 80 80
0
8
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 80 80 80 80 80
0
8
3 Bahasa Indonesia 80 80 80 80 80
0
8
4 Matematika 80 80 80 80 80
0
5 Sejarah Indonesia 80 80
8
6 Bahasa Inggris dan bahasa asing 80 80 80 80 80
0
Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 80 80
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 80 80 80 80
Peminatan
C1. Dasar Bidang Keahlian *)
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 80 80
2 Ekonomi Bisnis 80 80
3 Administrasi Umum 80 80
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
K P K P K P
IPA 80 80
C2. Dasar Program Keahlian
1 Etika Profesi 80 80
2 Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 80 80
3 Akuntansi Dasar 80 80
4 Perbankan Dasar 80 80
C3.Kompetensi Keahlian
Akuntansi
1 Praktikum akuntansi Perusahaan Jasa,Dagang dan manufaktur 83 83 85 85
2 Praktikum akuntansi lembaga/instansi Pemerintah 83 83 85 85
3 Akuntansi Keuangan 83 83 85 85
4 Komputer Akuntansi 83 83 85 85
5 Administrasi Pajak 83 83 85 85
6 Produk kreatif dan Kewirausahaan 83 83 85 85
1. Re-Teaching (pembahasan ulang), mengajar ulang materi pelajaran yang belum tuntas
2. Tutoring (tutor sebaya), mengajar anak yang belum tuntas dengan melibatkan anak
yang sudah tuntas
3. Pemberian tugas, memberi tugas sesuai dengan indikator yang belum tuntas
4. Belajar bersama, membentuk kelompok belajar bagi anak yang belum tuntas
dengan melibatkan anak-anak yang sudah tuntas.
Program Pengayaan
1. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar.
2. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
3. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
4. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
Pelaksanaan Pengayaan :
- Membimbing siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM
- Memberi tugas tambahan materi-materi pengayaan/yang sulit
2. Kriteria Kenaikan Kelas
Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh siswa baik sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan menentukan
apakah siswa tersebut berhak naik kelas atau tidak.
Secara umum siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran
yang diikuti.
Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
satuan pendidikan.
Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK.
Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada
semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun
pelajaran tersebut.
Hal ini juga sesuai dengan Permendikbud nomor 53 tahun 2015-Penilaian hasil belajar
oleh Pendidik, Pasal 10 (2) :
“Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling sedikit 3 mata
pelajaran pada kompetensi pengetahuan, ketrampilan belum tuntas dan atau sikap belum
baik”
Tujuan dari orientasi pengembangan life skills adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang
berarti bagi peserta didik yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-
hari. Jadi lebih menekankan pada proses sosial, fungsi sosial serta masalah- masalah kehidupan.
Adapun tujuan pendidikan kecakapan hidup secara khusus
1) Dapat mengaktualisasikan potensi dari peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema-problema yang sedang dihadapi.
2) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang
fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad based education)
3) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah, dengan memberi
peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah. Memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir yang dimulai dari
pengenalan diri eksplorasi karir, orientasi, karir dan penyiapan karir. 3) Memberikan bekal dasar
dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang
dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang sarat
kompetisi dan kolaborasi sekaligus.
4) Dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui pendekatan
manajemen berbasis sekolah dengan mendorong peningkatan kemandirian sekolah, partisipasi
pengambil kebijakan dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah.
5) Memfasilitasi peserta didik di dalam memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari,
seperti keikatan mental dan fisik, kemiskinan, kriminal, pengangguran, narkoba dan kemajuan
iptek. Fungsi pendidikan pada hakikatnya, adalah untuk menyiapkan peserta didik “menyiapkan”
diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang
menyiapkan dirinya sendiri.
Hal ini merujuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun di
dalam kehidupan yang nyata.
Selanjutnya fungsi-fungsi dari pendidikan kecakapan hidup yang masih bersifat umum yaitu :
1) Dapat berperan aktif di dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi.
2) Mengembangkan kehidupan untuk masyarakat.
3) Dapat mengembangkan kehidupan untuk berbangsa dan bernegara.
4) Bisa mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Fungsi
pembelajaran pendidikan life skills yakni membantu membimbing, melatih, mendorong,
membentuk serta mengembangkan fungsi pembelajaran itu dilakukan oleh dan menjadi tanggung
jawab pendidik, yaitu guru atau pelatih sehingga siswa dapat melakukan perubahan pada dirinya
yang sesuai dengan Kurikulum dan Pembelajaran, tujuan selanjutnya fungsi- fungsi dari
pendidikan kecakapan hidup yang masih bersifat umum yaitu:
Tujuan Unit Produksi SMK Negeri 1 Kandis dalam penelitian ini adalah :
Mendidik para lulusan SMK Negeri 1 Kandis agar mempunyai jiwa wirausaha dan berani untuk
mencoba berwirausaha.
Melatih siswa agar mampu berpikir kreatif, inovatif, produktif dan percaya diri.
Sebagai sarana latihan para siswa dalam melaksanakan praktik kewirausahaan dan
memperoleh pengalaman secara langsung dengan masyarakat.
Fasilitas Unit Produksi Fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dapat
membantu memperlancar pekerjaan dalam sebuah usaha. Peralatan yang digunakan juga harus
sesuai dengan kebutuan yang dibutuhkan saat praktik di dalam Unit Produksi yang dapat
menentukan keberhasilan saat berjualan. Unit produksi SMK Negeri 1 Kandis l mempunyai tempat
untuk berjualan sebesar 10 m² yang dilengkapi dengan beberapa alat pendukung pada saat
transaksi. Berikut ini table
N NAMA ALAT JUMLAH KONDISI
O
1 Meja 4 BUAH BAIK
2 KURSI 8 BUAH BAIK
3 ETALASE I BUAH BAIK
4 CASH I UNIT BAIK
REGISTER
5 Lain – lain LENGKAP BAIK
(buku,
gunting,bolpoint,
pensil,
penggaris,
plastik, piring,
sendok, tempat
makanan)
SDM merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. SDM sebagai sumber daya, bisa
bermakna positif dan negatif, tergantung kepada paradigma, kultur dan etos kerja. Dengan kata
lain tidak ada realisasi dan implementasi konsep keunggulan lokal tanpa melibatkan dan
memposisikan manusia dalam proses pencapaian keunggulan. SDM dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas SDA, mencirikan identitas budaya, mewarnai sebaran geografis, dan dapat
berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi geologi, hidrologi dan klimatologi setempat akibat
pilihan aktivitasnya, serta memiliki latar sejarah tertentu yang khas. Pada masa awal peradaban,
saat manusia masih amat tergantung kepada alam, ketergantungannya yang besar terhadap air
telah menyebabkan munculnya peradaban pertama di sekitar aliran sungai besar yang subur.
d. Potensi Geografis
Objek geografi antara lain meliputi, objek formal dan objek material. Objek formal geografi
adalah fenomena geosfer yang terdiri dari, atmosfer bumi, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer,
biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), dan antroposfer (lapisan manusia yang merupakan
tema sentral). Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi Jakarta, 2004) mengemukakan bahwa geografi
adalah ilmu tentang bumi dan kehidupan yang ada di atasnya. Pendekatan studi geografi bersifat
khas. Pengkajian keunggulan lokal dari aspek geografi dengan demikian perlu memperhatikan
pendekatan studi geografi. Pendekatan itu meliputi; (1) pendekatan keruangan (spatial approach),
(2) pendekatan lingkungan (ecological approach) dan (3) pendekatan kompleks wilayah
(integrated approach). Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat
melalui penggambaran letak distribusi, relasi dan inter-relasinya. Pendekatan lingkungan
berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya, sedangkan pendekatan kompleks
wilayah memadukan kedua pendekatan tersebut.
Tentu saja tidak semua objek dan fenomena geografi berkait dengan konsep keunggulan
lokal, karena keunggulan lokal dicirikan oleh nilai guna fenomena geografis bagi kehidupan dan
penghidupan yang memiliki, dampak ekonomis dan pada gilirannya berdampak pada
kesejahteraan masyarakat. Contoh tentang angina fohn yang merupakan bagian dari iklim dan
cuaca sebagai fenomena geografis di atmosfer. Angin fohn adalah angin jatuh yang sifatnya
panas dan kering. terjadi karena udara yang mengandung uap air gerakannya terhalang oleh
gunung atau pegunungan. Contoh angin fohn di Indonesia adalah angin Kumbang di wilayah
Cirebon dan Tegal karena pengaruh Gunung Slamet, angin Gending di wilayah Probolinggo yang
terjadi karena pengaruh gunung Lamongan dan pegunungan Tengger, angin Bohorok di daerah
Deli, Sumatera Utara karena pengaruh pegunungan Bukit Barisan.
e. Potensi Budaya
Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Agar kebudayaan
dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan antara idealisme dengan realisme
yang pada hakekatnya merupakan perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya masing-
masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap menghargai
kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal.
Perspektif Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Kompetisi global telah
menawarkan kepada pelanggan berbagai pilihan bentuk, ukuran dan kualitas produk dan/atau jasa
di pangsa pasar. Produk/Jasa ini telah dikemas sedemikian rupa sesuai dengan preferensi dan
kebutuhan konsumen. Para konsumen di pasar global saat ini telah sangat lihai memilih produk
dan jasa yang mereka kehendaki perdasarkan pertimbangan harga (cost), mutu (quality), waktu
(time), layanan (service), inovasi (Innovation), dan memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik
(customization).
Marquardt (1999) mengungkapkan bahwa pemasaran dan komunikasi global telah
meningkatkan kesadaran konsumen tentang pelayanan dan produk-produk yang memungkinkan.
Merujuk pada konsep tersebut, Keunggulan lokal suatu daerah memiliki peluang besar untuk
menjadi komoditas yang diperdagangkan di pasar global sehingga daerah tersebut dapat lebih
meningkatkan penghasilannya atau meningkatkan PAD (Penghasilan Asli Daerah) bagi
mensejahterakan dan memberdayakan penduduknya. Karena manfaat dan penghasilan yang
diperoleh menjadikan penduduk daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melestarikan dan
meningkatkan kualitas keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya sehingga bermanfaat bagi
penduduk daerah setempat serta mampu mendorong daerah tersebut bersaing secara nasional
maupun global.
4. Upaya SMK NEGERI 1 KANDIS dalam menuju Pendidikan Berwawasan Global Dan Revolusi
Indutri 4.0 Khusus nya Untuk Kompetensi Keahlian Akuntansi & Keuangan Lembaga
Apa sebenarnya revolusi Industri 4.0? Era ini dapat dibilang sebagai jembatan perubahan
(revolusi), namun perubahan bagaimana menarik untuk kita uraikan. Revolusi ini ditenggarahi
perubahan di berbagai bidang melalui perpaduan teknologi. Maksudnya era industri sudah
mengalami pergeseran dengan memanfaatkan teknologi (robot) dan internet. Tenaga manusia
mulai berkurang dalam pengerjaan di berbagai sektor industri. Industri semacam ini belum begitu
terasa di Negara kita berbeda di Eropa misalnya Jerman. Lambat laut Negara kita juga mengalami
pergerasan yang sama karena mengkuti era globalisasi. Mau tidak mau harus mengikuti untuk
terus bertahan di perdagangan dunia.
Revolusi Industri 4.0 memiliki kelemahan dan kelebihan. Berbicara sudut kelebihan tentu
soal efisensi waktu mudah untuk diminimalisir karena pengerjaanya menggunakan komputerisasi.
Persoalan biaya demikian dapat menekan sebab tidak memerlukan karyawan yang besar. Sisi
lain, juga tersemat kelemahan. Salah satunya adalah kesiapan tenaga manusia dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0. Tidak menutup kemungkinan tenaga manusia yang
digantikan robotik akan menimbulkan kesenjangan. Manusia harus pandai untuk mencari dan
menciptakan pekerjaan, selain itu harus mampu bersaing dan bertahan. Dalam menghadapi
tantangan Revolusi Industri yang secara Global Sekolah SMK NEGERI 1 KANDIS mulai
melakukan Perubahan Perubahan Kecil ,dan Bertahap guna menghasilkan Peserta didik yang
siap kerja dan siap bersaing di er a Revolusi Industri saat ini. Hal hal yang ditekan kan kepada
tidak hanya kepada peserta didik saja namun hal ini juga ditekankan kepada tenaga Pengajar
( GURU ) , langkah langkah yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kritis
Untuk mengahadapi Revolusi industri 4.0 Guru dan Pesrta didik harus memiliki kemampuan
berpikir kritis, mengapa demikian? Berpikir kritis artinya kita terus berusaha untuk mencari jalan
keluar dari permasalahan yang dihadapi. Revolusi industri 4.0 kita diajak untuk berpikir bukan
mengalahkan, tetapi mencari cara lain untuk bertahan melalui kemampuan diri.
2. Kreatif
Seperangkat kemampuan ini begitu dibutuhkan mengahadapi era demikian. Kemampuan
untuk terus berinovasi menjadi petunjuk menghadapi revolusi industri 4.0. Inovasi yang tidak jauh
dari kemajuan teknologi tentunya. Sehingga, mampu mendukung dari kemajuan yang ada,dan
dalam hal ini guru sangat berperan penting
3. Cerdas Membaca Peluang
Keberhasilan seseorang tidak saja ditentukan IQ tinggi, melainkan kecerdasan dalam
membaca peluang. Melalui kecerdasan ini seseorang akan mampu bersaing dalam berbagai
kondisi kehidupan. Ia akan mampu menatap kehidupan sebagai medan untuk mencari peluang.
Terlebih era revolusi industri akan menatapnya bukan sebagai persaingn tetapi mantra dalam
bekerja.Sehingga guru sangat diharapkan untuk memberikan Motivasi kepada peserta didik agar
memilik pola yang cerdas dalam membaca peluang
4. Skill
Paling utama untuk menghadapi revolusi industri 4.0 keterampilan. Melalui keterampilan ini
tidak saja menjadi pembeda untuk mengarungi kerasnya kehidupan, tetapi nilai plus untuk diri.
Seperangkat keterampilan inilah yang nanti akan mengimbangi kemajuan dalam berbagai sektor.
Tidak mungkin industri sepenuhnya dilakukan oleh mesin juga membutuhkan tangan-tangan
cerdas manusia.
Seperangkat keterampilan di atas begitu penting untuk dimiliki sekarang, sebab perubahan
sudah di depan mata. Tinggal kita yang harus segera menyiapkan. Jika tidak kita akan
terpinggirkan secara perlahan bahkan akan menelan pil pahit kehidupan. Tentu tidak
menginginkan, lalu apa yang harus dilakukan terutama para orang tua untuk menyiapkan
anaknya?
Dalam menghadapi Era Globalisasi ,dan Revolusi Industri 4.0 SMK NEGERI 1 KANDIS juga
melakukan perubahan dibidang adminitrasi akademik diantara nya sebagai berikut:
Melakukan Sinkronisasi Kurikulum Industri yaitu dengan membuat hubungan kerja sama denga
DUDI dalam mensinkronkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri
tersebut
Selalu Update dalam perkembangan Pendidikan terutama didalam bidang kejuruan, agar
peserta didik lebih terampil dan mahir dalam menggunakan teknologi yang dibutuhakan DUDI
Mempersiapkan Guru Tamu yang didatangkan dari DUDI sesuai dengan komptensi keahlian
Memagangkan Guru Produktif Ke DUDI atau Instansi terkait agar kebutuhan dunia usaha dan
industri dalam sejalan dengan pembelajran di sekolah.