Anda di halaman 1dari 72

BAB V

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMK

A. Struktur Kurikulum
a. Struktur Kurikulum Model Blok dan Model Implementatif
Struktur kurikulum kompetensi keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
pada SMK Negeri 1 Kandis mengacu kepada Surat Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut :
STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 354
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah A dan B 2.020
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Ekonomi Bisnis 72
3. Administrasi Umum 72
4. IPA 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Etika Profesi 72
2. Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 108
3. Akuntansi Dasar 180
4. Perbankan Dasar 108
C3. Kompetensi Keahlian
1. Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan 454
Manufaktur
2. Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi Pemerintah 280
3. Akuntansi Keuangan 420
4. Komputer Akuntansi 350
5. Administrasi Pajak 210
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350
Jumlah C (C1+C2+C3) 2.856
Total 4.876

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing 3 3 3 3 4 4
Lainnya
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Etika Profesi 2 2 - - - -
2. Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 3 3 - - - -
3. Akuntansi Dasar 5 5 - - - -
4. Perbankan Dasar 3 3 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, - - 6 6 7 7
Dagang dan Manufaktur
2. Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi - - 4 4 4 4
Pemerintah
3. Akuntansi Keuangan - - 6 6 6 6
4. Komputer Akuntansi - - 5 5 5 5
5. Administrasi Pajak - - 3 3 3 3
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C (C1,C2,dan C3) 22 22 31 31 33 33

Total 46 46 48 48 48 48
B. Kompetensi Mata Pelajara
1. Deskripsi Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan
Nasional ( A )
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
2. Deskripsi Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Muatan Kewilayahan( B )
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)keterampilan.
Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui prosespembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial
yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberiannasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3. Deskripsi Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran peminatan
kejuruan ( C ) meliputi : Dasar Bidang Keahlian (C1) , Dasar Program
Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3).
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial
yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

C. Program Muatan Lokal


Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal. Muatan lokal sebagai kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah,yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta
didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
Muatan lokal diajarkan untuk membekali peserta didik dengan sikap,
pengetahuan, danketerampilan yang diperlukan untuk:
a. Meningkatkan Kesadaran peserta didik akan potensi lingkungan alam, sosial,
budaya, dan spiritual di daerahnya,
b. Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang
berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang
pembangunan nasional
Dalam kurikulum 2013, aturan dan pedoman penerapan muatan lokal
sudah tertuang dalam peraturan menteri pendidikan no 79 tahun 2014.
Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa muatan lokal adalah : bahan kajian
atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di
daerah tempat tinggalnya.
Secara spesifik pemerintah daerah Riau melalui Peraturan Gubernur
Nomor 72 tahun 2015 menegaskan bahwa mata pelajaran muatan lokal yang
diberlakukan di seluruh sekolah di Riau adalah Muatan Lokal Budaya Melayu
Riau, yaitu mata pelajaran yang berisikan budaya melayu Riau yang meliputi:
sejarah, sistem nilai, kebiasan hidup berpola atau tradisi dan karya
masyarakat melayu Riau yang diajarkan secara terpisah dari mata pelajaran
lainnya.
Dari peraturan gubernur ini jelas sekali bahwa materi yang akan
diajarkan dalam kurikulum muatan lokal adalah tentang potensi-potensi atau
keunggulan yang dimiliki setiap daerah dimana peserta didik berada. Potensi
dan keunikan lokal itu bisa berupa: Adat istiadat, bahasa dan sastra,
pakaian, alam, sejarah, seni dan makanan yang ada di Riau beserta cabang
dan turunannya Berdasarkan hal diatas Implementasi muatan lokal pada
SMK Negeri 1 Kandis melalui integrasi pada mata pelajaran Seni Budaya.
Dan sesuai Peraturan / kebijakan Daerah Provinsi Riau
Daftar kompetensi muatan lokal yang diintegrasikan dalam
Mata Pelajaran Seni Dan Budaya
Mata Kompetensi Dasar
No Integrasi Muatan Lokal Ket
Pelajaran (KD 3 / KD 4)
1 Seni Budaya Mendeskripsikan hubungan
manusia dan alam dalam
budaya melayu di Riau
(daerah setempat)
3.4. Memahami konsep Memahami fungsi alam dalam
keindahan budaya melayu di Riau
Menganalisis kearifan melayu
dalam pemanfaatan
alam/lingkungan
Memahami Adat dalam
aktivitas sehari-hari
masyarakat melayu Riau dan
daerah setempat
Memahami adat dan makna
upacara pengobatan,
perayaan social dan hari besar
3.5. Menganalisis jenis, keagamaan melayu Riau dan
fungsi dan unsur daerah setempat
seni budaya Memahami kaidah pakaian
Nusantara melayu Riau dan daerah
setempat
Memahami adab dan
kesantunan bahasa melayu di
keluarga dan masyarakat
Mendeskripsikan makanan
tradisional Melayu Riau dan
daerah setempat
3.7. Menerapkan Memahami konsep takrif dan
apresiasi seni sejarah music melayu, Jenis-
budaya Nusantara jenis musik Melayu di Riau dan
konteks penampilannya: vocal,
musik instrument, instrument
dan vocal ( melayu asli,
melayu tradisional , melayu
modern )
Memahami tentang Ragam
musik Melayu Modern seperti
langgam, Inang (mak Inang),
Joget, zapin dan gazal.
D. Penguatan Pendidikan Karakter dan Literasi
1. Apa itu Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?
Sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter, PPK adalah gerakan pendidikan di bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat
sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
PPK merupakan upaya untuk menumbuhkan dan membekali generasi
penerus agar memiliki bekal karakter baik, keterampilan literasi yang tinggi, dan
memiliki kompetensi unggul abad 21 yaitu mampu berpikir kritis dan analitis,
kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

2. Apa yang melatarbelakangi pentingnya Kebijakan PPK?


Indonesia tengah menghadapi abad ke 21 yang ditandai dengan berbagai
kecenderungan global. Setidaknya terdapat 3 (tiga) kecenderungan penting yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini:
 Berlangsungnya revolusi industri keempat yang ditandai dengan fenomena
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam era revolusi digital;
 Perubahan peradaban masyarakat yang ditandai dengan berubahnya
sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan kemasyarakatan termasuk
Pendidikan;
 Semakin tegasnya fenomena Abad Kreatif yang menempatkan informasi,
pengetahuan, kreativitas, inovasi dan jejaring sebagai sumber daya strategis bagi
individu, masyarakat, korporasi, dan negara.
Ketiga hal tersebut telah memunculkan tatanan baru, ukuran-ukuran baru,
dan kebutuhan-kebutuhan baru yang berbeda dengan sebelumnya, yang harus
ditanggapi dan dipenuhi oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Disinilah
letak peran sentral dari dunia pendidikan untuk menyiapkan Sumber Daya
Manusia (SDM) sebagai kapital intelektual yang mampu beradaptasi dan
diharapkan memiliki keunggulan kompetitif di dalam era persaingan global.
3. .Apa tujuan dari PPK?
membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia
Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna
menghadapi dinamika perubahan di masa depan;
 mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi
Peserta Didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui
pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
keberagaman budaya Indonesia;
 merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga
kependidikan, Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikan PPK

4. .Apa yang menjadi dasar kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter ini?


 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.”
 Agenda Nawacita No. 8: Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi
pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi
mental.
 Trisakti: Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
 RPJMN 2015-2019: “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia
sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral,
akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter
yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”.
 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.
5. Karakter seperti apa yang menjadi titik fokus (karakter yang
diharapkan muncul) dalam kebijakan PPK ini?
Karakter adalah perwujudan dari kebiasaan-kebiasaan berperilaku baik
dalam keseharian yang meliputi watak terpuji, akhlak mulia, sikap mental dan budi
pekerti yang luhur. Adapun nilai-nilai utama karakter yang menjadi fokus dari
kebijakan PPK adalah: religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong,
dan integritas. Nilai-nilai utama tersebut berdasarkan nilai-nilai Pancasila, 3 pilar
Gerakan Nasional Revolusi Revolusi Mental (GNRM), kekayaan budaya bangsa
(kearifan lokal) dan kekuatan moralitas yang dibutuhkan bangsa Indonesia
menghadapi tantangan di masa depan. Uraian dari 5 nilai utama tersebut adalah
sebagai berikut:
 Religiositas
Mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang
diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang
dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan
pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi
sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain beriman dan bertaqwa, disiplin ibadah, cinta
damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
melindungi yang kecil dan tersisih, mencintai dan menjaga lingkungan, bersih,
memanfaatkan lingkungan dengan bijak
 Nasionalisme
Merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, semangat kebangsaan, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghargai
kebhinnekaan, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
 Kemandirian
Merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh, tahan banting,
daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
 Gotong Royong
Mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
 Integritas
Merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap
tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial,
melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
6. Bagaimana pendekatan implementasi PPK pada satuan pendidikan?
PPK diimplementasikan dengan 3 pendekatan sebagai berikut:
1) PPK berbasis kelas yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran atau mata pelajaran, pengelolaan kelas dan metode
pembelajaran, evaluasi pembelajaran/pembimbingan, pengembangan
kurikulum muatan lokal sesuai karakteristik daerah.
2) PPK berbasis budaya sekolah yaitu pembiasaan nilai-nilai utama dalam
keseharian sekolah; keteladanan antar warga sekolah, pelibatan seluruh
pemangku kepentingan Pendidikan, membangun norma, peraturan, dan tradisi
sekolah, pengembangan keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah
sebagai ciri khas sekolah, memberi ruang yang luas kepada siswa untuk
mengembangkan potensi melalui kegiatan literasi, dan kegiatan ekstrakurikuler.
3) PPK berbasis masyarakat yaitu memperkuat peranan orang tua dan Komite
Sekolah, melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber
belajar seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh
masyarakat, alumni, dunia usaha, dan dunia industri; dan sinergi PPK dengan
berbagai program yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan,
lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga informasi.

7. Bagaimana PPK diimplementasikan melalui Manajemen Berbasis


Sekolah (MBS)?
Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan Formal diimplementasikan
melalui manajemen berbasis sekolah, yaitu memberikan kewenangan dan
tanggung jawab kepada kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah serta
tenaga kependidikan bersama Komite Sekolah sesuai dengan kebutuhan dan
konteks satuan pendidikan. Bebrapa yang perlu diupayakan dalam konteks
manajemen berbasis sekolah yaitu menguatkan jejaring Tri Pusat Pendidikan
(Sekolah, Keluarga dan Masyarakat), Sekolah menjadi sentral yaitu lingkungan
sekitar dijadikan sumber-sumber belajar, Individualisasi Anak yaitu guru perlu
membantu setiap anak untuk mengaktualkan potensi yang dimilikinya, revitalisasi
peran kepala sekolah (sebagai innovator, motivator, kolaborator) dan guru
(sebagai penghubung sumber belajar, pelindung, fasilitator, katalisator),
melakukan penilaian berupa catatan kepribadian atau karakter anak, melakukan
sinkronisasi dan pembiasaan baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
ekstrakurikuler dan nonkurikuler, serta melaksanakan Penguatan peran keluarga
sebagai pendidik pertama dan utama dalam penumbuhan dan pembiasaan
karakter anak.

8. Berapa hari penyelenggaraan PPK di satuan pendidikan formal?


Penyelenggaraan PPK dilaksanakan selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah
dalam 1 (satu) minggu. Perlu diketahui bahwa PPK bukan Fullday School
sebagaimana pernah ramai di media, kebijakan PPK tidak mematikan madrasah
diniyah, tapi justru mendorong sekolah agar mampu membangun kerjasama
dengan keagamaan, lembaga seni dan budaya, komunitas sastra, klub olah raga,
dan sebagainya.sumber-sumber belajar di luar sekolah, seperti institusi
pendidikan

9. Apa wewenang dan tanggung jawab Dinas Pendidikan di tingkat


kabupaten/kota/provinsi dalam rangka mendukung implementasi PPK?
Dinas Pendidikan di tingkat kabupaten/kota/provinsi berwenang dan memiliki
tanggung jawab sebagai berikut:menjamin terlaksananya penyelenggaraan PPK;
1. melakukan kerja sama dengan unit pelaksana teknis kementerian/lembaga
di wilayahnya yang mendukung penyelenggaraan PPK;
2. memfasilitasi kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri yang
mendukung penyelenggaraan PPK;
3. menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dalam
penyelenggaraan PPK;
4. menyediakan anggaran untuk penyelenggaraan PPK di sekolah; dan
5. melakukan sosialisasi penyelenggaraan PPK.
6. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala paling sedikit satu kali
dalam 1 tahun.
10. Bagaimana bentuk riil dari sinkronisasi kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
ekstrakurikuler dan nonkurikuler?
Sebagai contoh:
1) Kegiatan Intrakurikuler
Contoh penerapan dalam intrakurikuler, misalnya, dalam proses
pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013, telah dilengkapi dengan rambu-
rambu dimana guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan
mata pelajaran, namun memasukan unsur budi pekerti/karakter didalamnya.
Sebagai contoh, seorang guru kimia, ketika mengajar tentang chlorine, tidak
hanya menyampaikan tentang telaah unsur kimia chlorine, namun harus mampu
memberikan informasi tentang apa manfaat, dampak, dan bagaimana
menggunakan chlorine dengan bijak atau ramah lingkungan. Berarti didalamnya
ada nilai karakter kepedulian pada lingkungan.
2) Kegiatan Kokurikuler
Contoh penerapan pada bidang kokurikuler, misalnya, siswa melakukan
kegiatan studi lapangan di kawasan pertanian, untuk mengetahui cara bertani
yang baik. Siswa dapat menghayati, bagaimana kerja keras petani dalam
menghasilkan padi/beras untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian,
diharapkan siswa peduli terhadap kerja keras, menghargai sesama, dan juga
dapat mensyukuri berkah dari Yang Maha Kuasa. Hal ini juga akan membentuk
karakter siswa.
3) Kegiatan Ekstrakurikuler
Contoh penumbuhan karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler, misalnya di bidang olahraga, seni budaya lokal, dan
keterampilan lainnya menumbuhkan karakter kreativitas, kemandirian bagi siswa.
Kegiatan ini dilakukan sesuai minat dan bakat siswa dan dilakukan di bawah
bimbingan guru, pelatih, serta melibatkan orang tua dan masyarakat: Pramuka,
PMR, Paskibraka, Kesenian, Bahasa, KIR, Keagamaan, Jurnalistik, Olahraga, dsb
4) Kegiatan Nonkurikuler
Kegiatan nonkurikuler: seperti kerja bakti, melakukan ibadah bersama
misalnya sholat berjemaah, bersalaman dengan guru atau orang yang lebih tua
yang ditemui baik di sekolah atau di lingkungan rumah, juga merupakan
pembiasaan-pembiasaan baik yang dilakukan untuk menumbuhkan budi pekerti
atau karakter yang baik bagi siswa kita. Kegiatan lain yang dapat dilakukan
misalnya juga adalah: upacara Bendera (Senin), Apel, dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama dilanjutkan dengan
membaca Kitab Suci dan/atau buku-buku non-pelajaran tentang PBP 15 menit
sebelum memulai pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siswa tersebut tentu harus disesuaikan
dengan kreativitas sekolah dan budaya lokal setempat. Peningkatan kualitas guru,
tersedianya fasilitas sarana dan prasarana, penguatan kurikulum 2013, serta
mekanisme pelibatan publik juga masih harus terus dilakukan dan dikaji lebih
dalam. Dengan demikian, ikhtiar Kemendikbud dan seluruh elemen dalam
ekosistem pendidikan dapat berjalan dengan baik dan optimal.

11. Bagaimana peran pendidikan formal maupun non formal dalam


pendidikan karakter?
Pada hakekatnya pendidikan karakter perlu didukung oleh tata peradaban
dan penyelenggaraan pendidikan dalam arti luas. Pendidikan sebagai tanggung
jawab kolektif seluruh warga Indonesia, memerlukan dukungan struktur
pendidikan formal, informal dan bahkan non-formal secara komprehensif dan
terpadu, sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa secara berkesinambungan
dan berkelanjutan. Pendidikan karakter secara ideal diimplementasikan di semua
jenjang pendidikan yaitu PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan
Tinggi, serta di lingkungan masyarakat luas.
12. Upaya apa yang dilakukan dalam menyinkronkan keluarga, lingkungan,
teman pergaulan dalam pembangunan karakter?
Lingkungan terdekat anak-anak kita yaitu orang tua dan keluarga, lingkungan
domisili rumah dan lingkungan pergaulan teman-teman, merupakan lingkungan
strategis anak-anak kita untuk memperolah pendidikan karakter. Disinilah perlunya
peran serta aktif lingkungan terdekat anak-anak kita, melalui komunikasi dialogis
yang intens antar orang tua, keluarga, teman lingkungan dengan anak. Adapun
Kepala Sekolah dan Guru-guru sebagai salah satu aktor utama pendidikan
karakter, wajib membangun interaksi dan komunikasi positif dengan orang tua
untuk memantau perkembangan pendidikan karakter siswa. Upaya ini perlu
disosialisasikan agar peran penumbuhan dan penyemaian karakter baik dapat
terus-menerus dilakukan oleh seluruh ekosistem pendidikan dan khususnya peran
orang tua sebagai pendidik pertama dan utama anak-anak kita. Dengan demikian,
kebersamaan dan komunikasi yang baik merupakan faktor yang mendukung
terwujudnya lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan masyarakat yang
kondusif dan sehat sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan karakter
anak-anak.

13. Pemerintah berupaya melakukan restorasi pendidikan dasar dan


menengah, termasuk pendidikan karakter. Apa saja yang akan
dilakukan untuk merestorasi pendidikan di negeri kita?
Restorasi pendidikan dasar dan menengah akan dilakukan secara bertahap.
Sesuai dengan arahan Rencana Strategis Kemdikbud 2015-2019, upaya yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Penguatan Aktor/Pelaku dalam pendidikan, yaitu siswa, guru, kepala
sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem
pendidikan dan kebudayaan.
b) Perbaikan Mutu dan Akses Pendidikan, sehingga mutu pendidikan semakin
meningkat dan akses pendidikan semakin luas, merata, dan berkeadilan,
khususnya untuk masyarakat yang terpinggirkan, serta bagi wilayah
terdepan, terluar, dan tertinggal.
c) Pelibatan Publik, yaitu bagaimana menggerakan partisipasi masyarakat,
pegiat pendidikan, dunia industry dan dunia usaha untuk menumbuhkan
budi pekerti agar terlaksana secara menyeluruh.
d) Pelaksanaan Tata Kelola yang baik, untuk menjamin pelaksanaan dan
keberhasilan dalam menumbuhkan karakter yang baik, di tingkat pusat dan
daerah.
e) Pelestarian kebudayaan dan pengembangan bahasa Indonesia di sekolah.
Sarana pendidikan menjadi juga wadah untuk pewarisan dan
pengembangan budaya agar jati diri bangsa Indonesia kuat. Karakter yang
bercirikan budaya bangsa juga perlu untuk ditumbuhkan di sekolah.
Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat mengemban
amanat Negara untuk mencerdaskan bangsa yang berbudi pekerti luhur dalam
menghadapi iklim persaingan global yang semakin ketat.
14.  Apa kelemahan pembangunan karakter selama ini?
Pertama, kita harus mengakui bahwa terbatasnya pelibatan publik merupakan
salah satu kelemahan dalam menumbuhkan karakter anak-anak. Kedua, fakta-
fakta yang lain adalah terbatasnya pendampingan orang tua di rumah dalam
membimbing dan membangun karakter anak-anaknya. Mereka seperti melakukan
pembiaran terhadap berbagai perilaku menyimpang yang terjadi. Ketiga,
faktor keteladanan orang tua, guru maupun kepala sekolah, dan bahkan tokoh-
tokoh masyarakat yang tidak dapat menjadi role model bagi anak-anak.
Keempat, harmonisasi antara olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah
rasa (estetik) dan olah raga (kinestetik) masih belum optimal, karena sekolah
masih memprioritaskan kompetisi pengetahuan akademis, tanpa diperkuat dengan
pendidikan karakter. Kelima, masih terbatasnya prasarana dan sarana fisik dan
pembelajaran di sekolah yang kondisi kesenjangannya masih sangat beragam.
Untuk itu, peran dan partisipasi aktif tripusat, yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pembangunan karakter menghadapi
berbagai dinamika kehidupan dan tantangan di era digital ini
.
15. Sisi apa yang belum tersentuh?
Sisi yang belum tersentuh adalah dari aspek internal dan eksternal. Aspek internal
adalah belum optimalnya keseimbangan dan harmonisasi olah hati (etik), olah
rasa (estetik), olah pikir (literasi) dan olah raga (kinestetik). Penyelenggaraan
pendidikan dalam dua dekade belakangan ini, nampaknya cenderung untuk
mengedepankan pembangunan aspek pengetahuan akademis dan suasana
kompetisi ketat antarsiswa dan antarsekolah, dibandingkan dengan pembangunan
karakter dan pengembangan berkolaborasi, mewujudkan sifat saling menghargai
dan berbagi diantara anak dan sekolah.
Kemudian aspek eksternal, di era revolusi industri keempat ini, yang ditandai
dengan kemajuan pesat dan revolusi teknologi digital, maka kita harus
mempersiapkan generasi yang memiliki keterampilan literasi yang tinggi,
khususnya literasi digital serta literasi informasi dan komunikasi. Kemampuan
memanfaatkan arus informasi yang sedemikian masif dan beragam, serta
kemampuan berkomunikasi dan pengelolaan informasi yang tak terbatas, menjadi
upaya strategis yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Anak-anak perlu
ditumbuhkan dan dibekali dengan kompetensi unggul abad 21 yaitu
mampu berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. Hal inilah yang selama
ini belum sepenuhnya tersentuh secara sistemik dalam proses penyelenggaraan
pendidikan.

16. Bagaimana budaya lokal berpengaruh terhadap pembangunan karakter?


Budaya lokal sebagai bagian dari kearifan bangsa yang hidup ditengah-tengah
lingkungan masyarakat Indonesia, merupakan referensi utama dari pembentukan
nilai-nilai luhur budaya bangsa. Ia merupakan identitas dan kepribadian luhur
bangsa Indonesia yang harus terus dilindungi, dikembangkan dan diwariskan
kepada generasi penerus secara
berkelanjutan. Oleh karena itu, aktivitas PPK yang dikenal dengan 3 (tiga) basis
utama yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis partisipasi
masyarakat, sangat memperhatikan kearifan budaya lokal bangsa
Indonesia secara kontekstual, serta dengan tetap memperhatikan keberagaman
wilayah masing-masing. Sehingga di era globalisasi ini, berbagai kebudayaan
lokal harus mampu membangun, mewarnai dan memperkuat identitas dan
karakter bangsa anak-anak kita di sekolah, keluarga dan masyarakat, serta
mampu tumbuh dan berkembang menjadi pemain utama di kancah global dan
memiliki keunggulan bersaing untuk tampil  dalam masyarakat internasional.

17. Bagaimana bentuk realisasi program ini pada kurikulum dan proses
pembelajaran di sekolah?
Gerakan PPK, tentu bersifat fleksibel sehingga mampu terintegrasi dalam struktur
kurikulum, yakni PPK melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler,
dan nonkurikuler. Nilai-nilai inti karakter dalam konsep PPK dapat dikembangkan
dan diintegrasikan melalui berbagai mata pelajaran, muatan lokal, maupun
pengelolaan kelas.
18. Secara riil, apa yang harus dilakukan kepala sekolah?
Guru? Orangtua?
a) Pertama dan utama adalah Keteladanan (Kepala Sekolah Guru, Orang tua)
b) Kepala Sekolah harus mampu mendesain program sekolah yang
mendorong pelibatan public
c) Pengembangan kapasitas guru melalui pelatihan dan forum-forum
kependidikan, sehingga guru mampu mendesain pengelolaan kelas yang
menyenangkan
d) Keterlibatan aktif orang tua di rumah dan sekolah dalam mendukung PPK

19. Budaya seperti apa yang ingin ditumbuhkan dari program ini?
Budaya yang perlu ditumbuhkan dan menjadi suatu kebiasaan dalam program ini
adalah Gerakan. Gerakan yang tumbuh dalam pembiasaan nilai-nilai dalam
keseharian di sekolah, keteladanan Guru yang selalu menjadi hal patut dicontoh,
Lalu tercipta tradisi dan aturan sekolah yang baik.

20. Apa kekhususan dari PPK dan adakah pengaruhnya program ini pada
anggaran sekolah?
Gerakan PPK sebetulnya sudah diimplementasikan oleh sekolah-sekolah. PPK
bukanlah produk baru, bukan mata pelajaran, bukan kurikulum baru tetapi
merupakan penguatan atau fokus dari proses pembelajaran dan sebagai
poros/ruh/jiwa Pendidikan. Kekayaan pengalaman, praktik-praktik baik,
keteladanan dan perilaku baik Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua dalam
keseharian di sekolah dan luar sekolah sebenarnya sudah sangat kaya dimiliki
sekolah. Sehingga sekolah pun sudah terbiasa membuat program dengan
anggaran yang sudah ada. Namun perlu dikuatkan dengan pelibatan publik dan
sumbangsih masyarakat dalam bentuk apapun agar masyarakat memiliki rasa
tanggung jawab pada institusi pendidikan.
 
21. Pemerintah menyatakan ada dua aspek pendidikan yang harus mendapat
perhatian: pendidikan karakter dan pengetahuan umum. Apa yang harus
dilakukan agar dua aspek itu terwujud?
a) Pendidikan karakter adalah upaya untuk menumbuhkan kebiasaan dan
perilaku baik siswa melalui tahapan yang dimulai dari diajarkan, dibiasakan,
dilatih secara konsisten, menjadi kebiasaan, terbentuk karakter, dan menjadi
budaya bangsa.
b) Sekolah sebagai rumah kedua yang menyenangkan: Kemdikbud berupaya
ingin menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa dan menempatkan
peran orang tua sebagai pendidik pertama dan yang utama bagi anak-
anaknya.
c) Sarana dan Prasarana: Kemdikbud terus membenahi kualitas dan kuantitas
sarana dan prasarana di sekolah-sekolah, terutama di daerah-daerah terluar,
terdepan dan tertinggal, sesuai dengan amanat Nawacita, “Membangun
Indonesia dari Pinggiran”.
d) Program Indonesia Pintar: Gerakan pemerataan kesempatan pendidikan
sebagai upaya membangun karakter dan pengetahuan umum siswa di seluruh
Indonesia.
e) Peningkatan Kualitas Guru: Kemdikbud terus memperbaiki kulitas guru
melalui program Guru Pembelajar, Uji Kompetensi Guru (UKG), serta upaya
peingkatan kesejahteraan guru, dengan upaya peningkatan pelayanan guru
melalui Program Guru Garis Depan (GGD) dan Sarjana Mendidik di Daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T).

E. Literasi
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis.
Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga
mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga
bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa,
dan budaya (UNESCO, 2003).
Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula
dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,
mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan
mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan.
Kemampuankemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk
berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia
menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala
sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali
murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh
masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan
pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif
berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa
pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan
15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam
hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan
membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan
pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan
dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif. 
Program Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini
mencakup kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan,
sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem
pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat
kebijakan yang relevan).

Berikut ini tahapan Gerakan Literasi Sekolah


1. Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di
ekosistem sekolah Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat
terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.
Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan
kemampuan literasi peserta didik.
2. Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan
literasi Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan
kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif
melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan (Anderson & Krathwol,
2001).
3. Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi
pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan
memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir
kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan
menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran (cf. Anderson
& Krathwol, 2001). Dalam tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis
(terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca pada tahap ini untuk
mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik
membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa buku tentang
pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan
juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi
siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. Buku
laporan kegiatan membaca pada tahap pembelajaran ini disediakan oleh wali
kelas.

F. Layanan Bimbingan Konseling


a. Jenis dan Strategi Pelaksanaan Program Layanan Konseling
1. Layanan Konseling Belajar
a. Merupakan layanan untuk menangani permasalahan / kesulitan belajar
akademik dan non akademik Peserta didik
2. Layanan konseling pribadi
b. Merupakan layanan/bimbingan untuk menangani permasalahan pribadi
yang mencakup kepribadian
3. Layanan konseling sosial
c. Merupakan layanan / bimbingan untuk menangani permasalahan
interaksi sosial teman sebaya dan lingkungan masyarakat
4. Layanan konseling karir ( kejuruan )
d. Merupakan layanan / bimbingan untuk menangani permasalahan
pengembangan ketrampilan dan kompetensi keahlian sekaligus
proyeksi dunia kerja
G. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di
luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan
dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yangl ebih luas atau
diluar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut,
maka kegiatan disekolah atau pun diluar sekolah yang terkait dengan tugas
belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

a) Ekstrakurikuler wajib :
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
e. Pramuka
Ekstrakurikuler wajib bagi Kurikulum SMK Negeri 1 Kandis Kabupaten Siak adalah
Pramuka dan dilaksanakan dengan 2 sistem Yakni:
1) Sistem Blok
Bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta
didik masuk di SMK Negeri 1 Kandis Kabupaten Siak. Alokasi waktu yang
digunakan adalah 36 jam pelajaran. Dan dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan masa orientasi siswa ( MOS ).
2) Sistem Aktualisasi
Bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada dengan
mengaktualisasi KD mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip
dasar kepramukaan.
Langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Lakukan pemetaan terhadap KD mata pelajaran yang relevan
b. Siapkan sarana dan prasarana pendukung untuk pelaksanaan kegiatan
c. Dilaksanakan setiap minggu satu kali selam 120 menit
d. Kegiatan dilakukan oleh guru mata pelajaran atau wali kelas dan dibantu oleh
Pembina pramuka.
b) Ekstrakurikuler Pilihan:
Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing yang terdiri dari:
1. English Club dan Bahasa Sastra
2. Kelompok SAINS dan Matematika,
3. Kelompok Syair dan Puisi
4. Kelompok Seni Tari dan Seni Beladiri
5. Kelompok Olah raga : Bola Volly, Futsal, Sepak Takraw, Bulu Tangkis, Catur,
Tenis Meja dan Basket,
6. Pramuka
7. Kelompok Usaha kesehatan Sekolah (UKS)
8. Kelompok Majalah dinding (Mading)

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan prinsip: (1) partisipasi aktif peserta


didik, dan (2) menyenangkan, karena itu dilaksanakan dalam suasana yang
menggembirakan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara
individual/perorangandan berkelompok; yakni peserta didik dalam satu kelas
(klasikal), dalam kelas paralel, dan antarkelas

H. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar peserta didik kompetensi keahlian Akuntansi dan Keuangan


Lembaga merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.

1. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan


dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu
Kelas X, XI, dan XII adalah 46 jam pelajaran. Durasi setiap satu jam
pelajaran adalah 45 menit.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu
atau minimal 36 minggu setahun
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil 18 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.

Ketentuan beban belajar akademik tersebut dituangkan pada jadwal pembelajaran


akademik yang menjadi panduan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akademik
di sekolah mengadopsi SMK Fullday (Full Day School) yang melaksanakan
pembelajaran 5 hari/minggu dengan mengintegrasikan berbagai program
pengembangan sekolah terutama penguatan pendidikan karakter yaitu :
a) Senin adalah Hari Apresiasi.......
b) Selasa adalah Hari Motivasi
c) Rabu adalah Hari disiplin
d) Kamis adalah Hari Kreasi
e) Jumat adalah Hari Religi
I. Peminatan

Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi


pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi
pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran atau muatan
kejuruan.Peminatan akademik adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan akademik peserta
didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan.
Peminatan kejuruan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan vokasional peserta
didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran kejuruan.

Peminatan pada SMK/MAK dilaksanakan mengacu pada Spektrum Keahlian


Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018
tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan dan Peraturan
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) mencakup : Bidang
Keahlian, Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian. Bidang Keahlian
merupakan pengelompokan sejumlah Program Keahlian yang memiliki
karakteristik Keahlian serumpun. Program Keahlian merupakan bagian dari
Bidang Keahlian dalam bentuk satu atau lebih Paket Keahlian serumpun.
Kompetensi merupakan kemasan keahlian spesifik dalam lingkup Program
Keahlian

Peminatan Bidang Keahlian terdiri atas: (1) Teknologi dan Rekayasa, (2)
Teknologi Informasi dan Komunikasi, (3) Kesehatan, (4) Agrobisnis dan
Agroteknologi, (5) Perikanan dan Kelautan, (6) Bisnis dan Manajemen, (7)
Pariwisata, (8) Seni Rupa dan Kriya, dan (9) Seni Pertunjukan

Pemilihan peminatan pada SMK/MAK dilakukan untuk:


 Program Keahlian;
 Kompetensi Keahlin, dan
 Lintas Minat dan Pendalaman Minat.
Pelaksanaan proses pemilihan peminatan ini dilakukan dalam dua tahapan, yaitu
pada saat peserta didik mendaftar dan setelah menyelesaikan proses
pembelajaran kelas X (akhir semester 2).
Pemilihan peminatan Program Keahlian dilakukan peserta didik pada saat
mendaftar, didasarkan atas:
a. nilai Rapor SMP/MTs atau yang sederajat;
b. nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, dan
c. rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor di SMP/MTs
atau yang sederajat.

Pemilihan peminatan Paket Keahlian dilakukan peserta didik pada saat


mendaftarkan diri sebagai peserta didik baru, didasarkan atas:
a. nilai Rapor semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) Kelas X, dan
b. rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.

Apabila dalam Program Keahlian yang ada memiliki lebih dari satu Paket
Keahlian, peserta didik diberikan kesempatanvuntuk mengubah Paket Keahlian
pilihannya ketika mendaftar dengan memenuhi ketentuan di atas. Untuk
memperkuat pilihan Paket Keahlian, sebaiknya meminta pendapat dari kepala
Progam Keahlian.
J. Praktek Kerja Lapangan dan Sertifikasi Kompetensi /Profesi
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan pendidikan sistem ganda
(PSG) yang melaksanakan proses pembelajaran di sekolah dan pembelajaran di
dunia usaha dan dunia industri. Pembelajaran di dunia usaha dan dunia industri
diselenggarakan dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tujuan
pelaksanaan PKL adalah:

1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam


rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
3. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan
standar kompetensi lulusan.
4. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan
Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan
Du/Di yang memadukan secara sistematis dan sistemik.
Berdasarkan fungsinya, pelaksanaan PKL dikelompokan menjadi dua:
1. Pemantapan Kompetensi
PKL berfungsi untuk memantapkan kompetensi peserta didik mengingat
pembelajaran di SMK baru diberikan secara simulasi atau pembelajaran realita
tetapi diberikan dengan kondisi kurang standar dilihat dari ketersediaan jenis dan
jumlah peralatan, kompetensi pengajar, kondisi dan situasi belajar, belum nyata
melayani pengguna produk atau jasa (konsumen) dan lain-lain.
2. Realisasi Pendidikan Sistim Ganda (PSG)
PKL berfungsi sebagai salah satu bentuk realisasi PSG dengan melakukan
memorandum of understanding (MoU) dengan Du/Di. Teori dan praktik dasar
dilakukan di sekolah sedangkan teori kejuruan dan praktik kejuruan dilakukan di
Industri. SMK melakukan analisis kompetensi yang harus dikuasai baik di sekolah
maupun di Du/Di dan melakukan kesepakatan penjadwalan pembelajaran praktik.
Penyelenggaraan PKL dilaksanakan menggunakan sistem Periodik dengan
Periode I selama 3 & 6 bulan pada kelas XI semester 2 dan Periode II pada
kelas XII semester I 1 ( Ganjil ) , dan khusus untuk kompetensi keahlian Teknik
Kendaraan Ringan Pelaksanaan Praktik dilaksanakan selama 6 Bulan , pada
berbagai institusi pasangan (dunia usaha dan dunia industri).
Aktifitas peserta didik dalam penyelenggaraan PKL dilaksanakan sebagai
berikut :
1. Tahap I: Pengamatan. Peserta didik mengamati kinerja dari suatu
kegiatan di tempat PKL kemudian merencanakan mengartikulasikannya
dalam suatu kegiatan nyata/riil.
2. Tahap II: Meniru tindakan (approximating). Peserta didik meniru tindakan
yang dilakukan oleh staf Du/Di/ pembimbing industri. Peserta didik
mencoba melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh ahli dan
membandingkannya
3. Tahap III: Kerja dalam bantuan dan pengawasan. Peserta didik mulai
bekerja secara lebih rinci dibawah pengawasan dan bantuan pembimbing
industri. Mereka bekerja sesuai dengan standar tempat kerja. Kemampuan
peserta didik meningkat melalui bantuan ahli atau pembimbing industri.
4. Tahap IV: Bekerja Mandiri (Self-directed Learning). Peserta didik hanya
minta bantuan jika diperlukan. Peserta didik mencoba tindakan nyata di
dunia kerja Du/Di, namun tetap membatasi dirinya untuk lingkup tindakan di
lapangan yang dipahami. Peserta didik melakukan tugas yang sebenarnya
dan hanya mencari bantuan bila diperlukan dari ahli.
5. Tahap V: Aktualisasi dan eksplorasi. Peserta didik melakukan
aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki. Dalam tahap ini peserta didik memberikan
tanggapan terhadap pengembangan metode kerja, prosedur kerja,
formula dan hal lain yang digunakan di Du/Di.
K. Sertifikasi Kompetensi
Uji kompetensi kejuruan (UKK) merupakan ujian praktek kejuruan yang
diselenggarakan oleh Satuan pendidikan atau Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-
PI), tujuannya adalah untuk memastikan bahwa lulusan yang dihasilkan sudah
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL )
Pada uji kompetensi yang dilaksanakan oleh satuan/Lembaga Sertifikasi Profesi
yang telah terakreditasi, maka sertifikat Kompetensi kelulusannya diterbitkan oleh
lembaga Sertifikasi Profesi tersebut atau Satuan Pendidikan.

Sertifikasi Profesi LSP –P1


Pola pelaksanaan Sertifikasi Profesi SMK Negeri 1 Kandis Bagi Lulusan :
a) Pola pelaksanaan Sertifikasi LSP – P1 hanya bagi Siswa Lulusan SMK N 1
Kandis dan sekolah Jejaring yang sudah bekerja sama , dengan ketentuan
Kompetensi keahlian sesuai.
b) Pelaksanaan Sertifikasi Profesi dilakukan oleh Panitia Teknis Uji
Kompetensi ,hanya untuk siswa lulusann SMK N 1 KANDIS, dan bagi Siswa
Sekolah Jejaring. Tim Pnguji terdiri dari para Asesor yang sudah memiliki
sertifikat Kompetensi dan sudah berhak Menjadi Asesment.
c) TUK dilaksnakan di SMK NEGERI 1 KANDIS , yang sudah mendapatkan ijin
Pendirian LSP- P1 dari BNSP .
L. Penilaian
SMK NEGERI 1 KANDIS ,Merupakan Satuan Pendidikan yang menggunakan
Kurikulum 2013, Sehingga dalam Melakukan Aspek Penilaian selalu mengikuti
peraturan yang sudah ditetapkan ,Bentuk bentuk penilaian yang dilakukan sesuai
dengan ketentuan tersebut terdiri dari 3 aspek yaitu Sikap, Pengetahuan dan
Keterampilan, dalan penyusunan KTSP kali ini tim penyusun akan menjelaskan
Teknik Penilaian Pengatahuan dan Keterampilan sesuai Instrumen Panduan
Penyusunan KTSP, dibawah ini akan di paparkan Prinsip Dasar Penilaian
Penilaian tersebut sebagai berikut :

Berikut ini Deskripsi dan tata cara Pelaksanaan Penilaian harian ( UH ) ,Ujian
Tengah Semester (UTS ),dan Ujian Tingkat Komptensi ( UTK ) / Ujian
Semester Kompetensi Keahlian Akuntansi & Keuangan Lembaga yang
dilakukan Satuan Pendidikan SMK NEGERI 1 KANDIS

1. Penilaian Harian ( UH ) Merupakan Kegiatan yang dilakukan


secara Priodik untuk menilai Kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu kompetensi dasar ( KD ) atau lebih.
a) Penilaian Harian Bisa dilakukan Oleh guru terhadap
peserta didik melalui tugas tugas harian yang diberikan
dan keaktipan siswa dalam mengikuti pembelajaran
b) Penilaian Ulangan Harian Yang merupakan kegiatan yang
dilakukan Guru untuk menilai Kompetensi peserta didik
setelah menyelesaikan satuKompetensi Dasar
( KD ) ,atau lebih
c) Peserta didik dapat mengikuti pelatihan Harian jika telah
mengikuti kegiatan belajar di Komptensi Dasar ( KD ),
yang diujikan dengan persyaratan partispasi partisipasi
belajar di KD yang diujikan Minimal 85 %
d) Penilaian Hasil belajar Peserta didik Meliputi Kompetensi
Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan serta dapat
dipertanggung jawabkan dan digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiapa peserta didik terhadap
standar yang telah ditentukan.Program Cakupan
Kompetensi Mata Pelajaran dan Proses.
e) Teknik dan Instrumen yang digunakan dalam
Pelaksanaan ,Harian 3,Ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan
f) Alokasi Waktu Pelaksanaan Ulangan Harian ditentukan
Oleh Msing masing Guru mata Pelajaran dengan
pertimbangan jumlah butir soal dan tingkat kesukaran
soal yang diujikan.
2. Ujian Tengah semester ( UTS ) merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
Kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 Minggu
kegiatan Pembelajaran .Cakupan penilaian Tengah Semester
meliputi seluruhIndikator yang mempersentasikan seluruh KD
pada priode tersebut.
a) Peserta didik yang berhak mengikuti Ujian Tengah
Semester jika telah mengikuti kegiatan belajar minimal
85% dari jumlah kegiatan belajar yang telah dilaksanakan
b) Bentuk soal yang disajikan dalam ulangan tengah
semester dirancang oleh masing guru dalam bentuk
uraian dan atau pilihan Ganda yang harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam penyusunan naskah soal
c) Penilaian Hasil Ulangan tengah Semester Peserta didik
Meliputi Kompetensi sikap , Pengetahuan dan
Keterampilan .
d) Alokasi Waktu pelaksanaan Ujian tengah semester
ditentukan oleh satuan pendidikan SMK NEGERI 1
KANDIS, sesuai dengan Ketentuan yang berlaku.
3. Ujian akhir semester ( UAS ) merupakan kegaiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik diakhir semester.Cakupan penilaian meliputi
seluruh Indikator yang mempersentasikan semua KD pada
semester tersebut.
a) Akhir Semester dilaksankan Oleh satuan Pendidikan
Untuk mengukur Kompetensi Peserta didik Diakhir
semester Ganjil ? Genap Mengikuti Kalender Pendidikan
dan Peraturan yang berlaku
b) Pelaksanaan Ujian akhir Semester di Koordinir oleh
satauan Pendidikan SMK NEGERI 1 KANDIS
c) Soal soal yang akan diujikan disusun secara secara
bersama – sama bagai guru yang mengajar dikelas
Paralel.Dengan demikian pada akhir semester diperlukan
untuk seluruh Pelajaran dijenjang ,kelas,dan Jurusan
yang Paralel
d) Khusus Mata Pelajaran Produktif atau dikenal dengan
isitilah C1,C2 dan C3 disusun oleh guru mata pelajaran
tersebut sesuai dengan KD yang sudah tercapai ,
e) Jenis soal yang diujikan dalam bentuk pilihan Ganda ( PG
) sebayak 40 butir soal & beberapa mata Pelajaran lain
ada juga yang 50 butir soal
4. Ujian Tingkat Kompetensi ( UTK ) Merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingakat komptensi.Cakupan UTK
meliputi sejumlah kompetensi dasar yang mempersentasikan
Kompetesni inti pada tingkat Kompetensi tersebut.
a) Ujian Tingkat Kompetensi / atau biasa disebut dengan
ujian Praktik pelajaran Prioduktif Khusus dilakukan untuk
semua pelajaran kompetensi Keahlian jurusan
b) Pelaksanaan nya dilakukan pada saat Ujian semester
Genap sudah selesai dengan kata lain Penentuan
kenaikkan kelas kejenjang berikutnya,bagi kelas XI atau
Kelas XII untuk pemantapan Kompetensi Keahlian
sebelum melaksankan Praktik Kerja Lapangan ( PKL )
c) Pelaksana UTK dilkukan oleh Guru Mata Pelajaran
Jurusan ( Produktif )
d) Tempat Pelaksanaan Ujian Kompetensi Keahlian Satuan
Pendidikan SMK Negeri 1 Kandis
5. Ujian Mutu Tingakat Kompetensi ( UMTK ) merupakan kegaiatan
pengukuran yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi.Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi dasar yang mempersentasikan
Kompetensi Inti Padatingkat Kompetensi tersebut.
6. Ujian Nasioanal ( UN ) merupakan Kegiatan Pengukuran
Kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangaka
menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) ,yang
dilaksanakan secara Nasional
a) Peserta Ujian Nasioanal ( UN ) adalah seluruh siswa kelas
XII yang sudah menyelesaikan semua Kompetensi Dasar
b) Nilai kelulusan Yang sudah ditetapkan Oleh Post UN Yaitu
telah menyelesaikan semua Kompetensi Dasar Dari kelas
X ,XI & Kelas XII
c) Telah Menyelesaikan Program Praktek Kerja Lapangan
( PKL )
7. Ujian Kompetensi Keahlian ( UKK ) meruapakan kegiatan
pengukuran Pencapaian Kompetensi dalam rangka sertifikasi
sesuai dengan kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ( KKNI )
yang dilakukan Oleh Lembaga Mandiri atau LSP –P1
a) Tempat Uji Komptensi Kejuruan ( TUK) dilakukan di
satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Kandis
b) Alokasi Waktu Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
Post Pelaksanaan Ujian Nasional yang sudah ditentukan
Pusat
c) Tim Penguji terdiri dari penguji Internal Dan Eksternal
Diantara nya Guru Guru Produktif & Penguji dari Pihak
DUDI
d) Ujian Dilaksankan Dengan LSP – P1 yang di uji oleh
Acesor Kompetensi Yang memiliki sertifikat Asesmen
Berikut Contoh Ilustrasi Pengolahan nilai pengetahuan pada mata
pelajaran PRAKTIKUM AKUNTANSI ,JASA , DAGANG &
MANUFAKTUR kelas XI semester I.

1. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian aspek
kemampuan pada Taksonomi Bloom dan revisinya. Kemampuan yang dimaksud
adalah mulai dari kemampuan mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi pada tiap KD. Penilaian
pengetahuan dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan metode dan teknik
penilaian pengetahuan oleh pendidik mengacu kepada KD. Oleh karena itu, guru
diharapkan mampu mengidentifikasi setiap KD dan/atau materi pembelajaran
untuk selanjutnya memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik yang
akan dinilai.
Penilaian pengetahuan dilakukan tidak semata-mata untuk mengetahui
apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar (mastery learning), tetapi
penilaian juga ditujukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
(diagnostic) proses pembelajaran. Untuk itu, pemberian umpan balik (feedback)
kepada peserta didik dan guru merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil
penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil
penilaian pengetahuan dinyatakan dalam bentuk angka rentang 1-100.
Berbagai teknik penilaian dapat digunakan pada penilaian pengetahuan
sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Meskipun teknik yang biasa
digunakan adalah tes lisan, tes tertulis, dan penugasan, namun tidak menutup
kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Selain itu dapat pula digunakan portofolio sebagai masukan dalam merencakan
remedial dan pengayaan. Skema teknik penilaian pengetahuan dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini :
a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan dalam bentuk tulisan untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes
tertulis menuntut adanya respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai
representasi dari kemampuan yang dimilikinya. Instrumen tes tertulis dapat berupa
soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Bentuk soal yang sering digunakan pada jenjang SMK adalah pilihan ganda (PG)
dan uraian. Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah
beriku
1. Penyusunan kisi-kisi.
Kisi-kisi merupakan matriks yang digunakan sebagai acuan menulis soal. Di dalam
kisi- kisi tertuang rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan
diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi,
penulisan soal lebih terarah karena sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD yang
hendak diukur lebih tepat. Indikator soal yang baik memungkinkan banyak variasi soal dan
dapat mengukur kemampuan higher order thinking skill (HOTS) peserta didik yakni
kemampuan dalam melakukan analisis, sintesis, dan mencipta.

Nama Sekolah : SMK NEGERI 1KANDIS


Kelas/Semester : XI/Semester I
Tahun pelajaran : 2019/2020
Kompetensi Keahlian : Akuntansi KeuanganLembaga
Mata Pelajaran : Entry Jurnal
Dinamis Penilaian : Ulangan Harian I

No Bentu
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soa k
l Soal
1 3.1 Memahami Jurnal Peseta didk 1 PG
Proses Entry Khusus melakukan
Jurnal Perusahaa Menganalisa Bukti
n Dagang Transaksi
2 3.2 Menjelaskan Jurnal Peserta Didik 2 PG
Pencatatan Khusus Menjelaskan Bukti
Transaksi Perusahaan Transaksi sesuai
Kedalam Entry Dagang dengan jenis
Jurnal Jurnalnya
Peserta didik Paham 3 Uraia
dan Mengerti Proses n
pemindahan jurnal ,
ke post nya masing
masing

a. Tes tulis bentuk pilihan ganda


Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Untuk tingkat SMK biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban
tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan
lainnya disebut pengecoh (distractor). Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai
berikut.

1. Substansi/Materi
a) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
b) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi,
Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).
c) Pilihan jawaban homogen dan logis.
d) Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.
e) Konstruksi
f) Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
g) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
h) Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
i) Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
j) Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi.
k) Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
l) Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar”
atau “semua jawaban salah”.
m) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan
besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
n) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

2. Bahasa
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
b) Menggunakan bahasa yang komunikatif.
c) Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
d) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

b. Tes tulis bentuk uraian


Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan
menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Kaidah penulisan soal bentuk uraian
sebagai berikut.
3. Substansi/Materi
a) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)
b) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai
c) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)
d) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas
e) Konstruksi
f) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
g) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai
h) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
i) Ada pedoman penskoran
4. Bahasa
a) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
b) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
c) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau
salah pengertian
d) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
e) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

Penyusunan pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan.


Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci
jawaban karena jawabannya sudah pasti dan dapat diskor dengan objektif. Untuk soal
uraian disediakan pedoman penskoran berupa rubrik dengan rentang skor. Rubrik
adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau konsep-konsep
yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai
yang paling rendah. Kriteria rubrik sebagai berikut:

 Sederhana/mencakup aspek paling esensial untuk dinilai


 Praktis/mudah digunakan
 Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur
 Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari-hari
 Peserta didik dapat mempelajari rubrik dan mengecek hasil penilaiannya

skor perolehan
Nilai  skor
100
maksimal

Dalam penskoran tes tertulis dapat digunakan pembobotan pada masing-


masing pertanyaan sesuai kebutuhan.
 Analisis butir soal secara kualitatif (telaah soal) dan/atau kuantitatif sebelum soal diujikan.
b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar
pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan
peserta didik. Tes lisan menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban peserta
didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Kriteria instrumen tes lisan:
 Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
 Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada
kompetensi dasar yang dinilai

 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengonstruksi


jawabannya sendiri.
 Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.
Tes lisan umumnya digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung
yang berfungsi untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik tentang
materi yang akan atau sedang diajarkan (fungsi formatif). Tes lisan juga dapat
digunakan untuk melihat perilaku peserta didik, ketertarikan peserta didik, dan
motivasi peserta didik terhadap materi yang diajarkan.

c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau
meningkatkan pengetahuan dari materi yang sudah dipelajari. Penugasan yang digunakan
untuk mengukur kompetensi pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran
sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum
dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristiktugas.
Dalam penugasan ini lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas
produktif yang lainnya. Kriteria instrumen penugasan sebagai berikut:
a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belaja
b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
c) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari
pembelajaran mandiri.
d) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
e) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
f) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
g) Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
h) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
i) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

2. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan untuk melakukan tugas
tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Dalam pelaksanaannya, penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, seperti penilaian kinerja, proyek, portofolio atau teknik lain yang sesuai.
Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD.
Hasil penilaian kompetensi keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran
dinyatakan dalam bentuk angka rentang 1- 100.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa
keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja
adalah proses pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Sebagai
contoh: (1) keterampilan untuk menggunakan alat dan/atau bahan serta prosedur kerja
dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan
kriteria teknis dan estetik. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Skema penilaian keterampilan dapat dilihat
pada gambar berikut.
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
(input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi domain sikap,
pengetahuan dan keterampilam. Penilaian kinerja dalam bentuk lainnya adalah penilaian
kinerja yang menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan komponen input, proses dan output akan menggambarkan kapasitas, gaya,
dan hasil belajar peserta didik, serta mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effects) dan dampak pengiring (nurturant effects) dari pembelajaran.
Penilaian kinerja sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas
pembelajaran seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel memberikan
analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat dan
sebagainya.
Penilaian kinerja mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,
baik dalam mengobservasi, menanya, menalar dan membangun jejaring. Penilaian kinerja
cenderung fokus pada tugas atau kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan
nyata (real life). Karenanya, penilaian kinerja sangat relevan dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran di SMK.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa
keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja yang menekankan pada
hasil (produk) biasa disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang
menekankan pada proses dan produk dapat disebut penilaian praktik. Aspek yang dinilai
dalam penilaian kinerja adalah proses pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-
duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan untuk menggunakan alat dan atau bahan serta
prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penilaian
kinerja adalah:
a) Mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output).
b) Menuliskan dan mengurutkan semua aspek kemampuan spesifik yang
penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan
hasil akhir (output) yang terbaik.
c) Mengusahakan aspek kemampuan yang akan diukur tidak terlalu
banyak sehingga semuanya dapat diobservasi selama peserta didik
melaksanakan tugas.
d) Mendefinisikan dengan jelas semua aspek kemampuan yang akan
diukur. Kemampuan tersebut atau produk yang akan dihasilkan harus
dapat diamati (observable).
e) Memeriksa dan membandingkan kembali semua aspek kemampuan
yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (jika ada
pembandingnya).
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubrik
penilaiannya untuk mengamati perilaku peserta didik dalam melakukan praktik atau
membuat produk yang dikerjakan.

Contoh Kisi-Kisi Penilaian Kinerja Nama


Sekolah : SMK Negeri 1 Kandis
Kelas/Semester : XI/1
Tahun pelajaran : 2019/2020
Mata Pelajaran : Praktikum Akuntansi
Pasasi Kompetensi Dasar: Memindahkan Transaksi kedalam
Jurnal

Kompeten Teknik
No. Materi Indikator
si Penilaia
Dasar n
1. 4.2 Jurnal Peserta didik dapat : Proses
Melakukan Khusus 1. Mencatat & Memindahkan Transaksi
Pencatatan Kedalam Post Jurnal yang tepat dan
Entry benar sesuai kebutuhan Pemindahan
Jurnal
khusus
perusahaa
n Dagang
4. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam
periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau
beberapa KD. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan penelitian/investigasi mulai
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan
penyajian data, serta pelaporan. Penilaian proyek juga dapat dilakukan oleh beberapa
guru mata pelajaran yang terkait dengan proyek tersebut dengan mempertimbangkan
komponen KD yang dinilai dalam mata pelajaran tersebut. Misalnya pada judul proyek
“Penyajian Kreasi Masakan Minang Modern” untuk peserta didik Jasa Boga dapat
dinilai oleh guru mata pelajaran Pengolahan dan Penyajian Makanan Indonesia dan
mata pelajaran Hidangan Kesempatan Khusus dan Fusion Food.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menyusun instrumen


penilaian kinerja adalah:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan KD, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
4) Inovasi dan kreativitas
Hasil proyek yang dilakukan peserta didik terdapat unsur-unsur kebaruan dan
menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.

- Bobot total wajib 100


- Cara Perhitungan

skor perolehan
Nilai total  (skor maksimal  bobot)
5. Penilaian Praktik Kerja Lapangan
Program pembelajaran khas SMK yang diprogramkan secara khusus untuk
diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi
Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus
merupakan wahana berkontribusi bagi dunia kerja (DU/DI) terhadap upaya
pengembangan pendidikan di SMK. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain
sebagai berikut.
a) Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan (DU/DI) yang memadukan
secara sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah (SMK) dan
program latihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DU/DI).
b) Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang dapat
dilaksanakan di sekolah (SMK) dan yang dapat dilaksanakan di Institusi
Pasangan (DU/DI) sesuai dengan sumber daya yang tersedia di masing-
masing pihak.
c) Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.
d) Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk
memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 menyatakan bahwa PKL dapat dilaksanakan
menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar 3 bulan) atau dapat
pula dengan menggunakan sistem semi blok selama 1 (satu) semester yakni
melaksanakan PKL dengan komposisi 3 hari melaksanakan PKL pada mitra DU/DI dan
3 hari melaksanakan pembelajaran di sekolah setiap minggunya. Untuk memenuhi
pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/Industri yang memiliki jam kerja kurang
dari 6 hari per minggu maka sekolah perlu mengatur sirkulasi/perputaran kelompok
peserta PKL.
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok wajib A dan B pada periode
tersebut dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan
Praktik Kerja Lapangan).
Jika pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tidak terintegrasi dalam kegiatan
PKL maka pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tersebut dilakukan di
satuan pendidikan (setelah peserta didik kembali dari kegiatan PKL di Institusi
pasangan/industri) dengan jumlah jam setara dengan jumlah jam satu semester.
Memperhatikan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014, waktu pelaksanaan
pembelajaran di Institusi Pasangan/Industri dapat dilakukan pada kelas XI atau kelas
XII. Untuk menjamin keterlaksanaan program PKL maka dapat dilakukan alternatif
pengaturan sebagai berikut:
a) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus
menata ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar
pelaksanaan PKL tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada
semester 4 sehingga sebagian materi pada semester 4 tersebut dapat ditarik ke
semester 5.
b) Demikian juga sebagaimana pada butir 1) di atas, jika program PKL akan
dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah harus melakukan pengaturan
yang sama untuk materi pembelajaran pada kedua semester tersebut.
c) Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor penentu
kelulusan, maka program PKL dapat dilaksanakan sebelum UN pada semester 7
secara blok penuh selama 3 bulan (12 minggu) bagi SMK Program 4 Tahun.

Penilaian PKL merupakan integrasi dari penilaian sikap, pengetahuan, dan


keterampilan peserta didik. Sekolah sepenuhnya menyerahkan penilaian kepada
institusi atau mitra industri dengan pedoman dan rubrik penilaian yang dirancang oleh
sekolah. Bentuk pedoman penilaian dan jurnal PKL akan dijelaskan dalam panduan
terpisah.
keterlaksanaan program PKL maka dapat dilakukan alternatif pengaturan sebagai berikut:
a) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus menata
ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar pelaksanaan PKL
tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada semester 4 sehingga sebagian
materi pada semester 4 tersebut dapat ditarik ke semester 5.
b) Demikian juga sebagaimana pada butir 1) di atas, jika program PKL akan dilaksanakan
pada semester 5 kelas XII, sekolah harus melakukan pengaturan yang sama untuk
materi pembelajaran pada kedua semester tersebut.
c) Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor penentu kelulusan,
maka program PKL dapat dilaksanakan sebelum UN pada semester 7 secara blok penuh
selama 3 bulan (12 minggu) bagi SMK Program 4 Tahun.

Penilaian PKL merupakan integrasi dari penilaian sikap, pengetahuan, dan


keterampilan peserta didik. Sekolah sepenuhnya menyerahkan penilaian kepada
institusi atau mitra industri dengan pedoman dan rubrik penilaian yang dirancang oleh
sekolah. Bentuk pedoman penilaian dan jurnal PKL akan dijelaskan dalam panduan
terpisah.

6. Penilaian Paket Kompetensi


Salah satu upaya untuk mendorong kepemilikan multi sertifikat kompetensi untuk
mendukung sistem multi entry-multi exit (MEME) dilakukan melalui Ujian Paket
Kompetensi. Sertifikat kompetensi yang diperoleh melalui Ujian Paket Kompetensi,
yang selanjutnya disingkat UPK dapat digunakan siswa untuk bekerja ketika
memutuskan untuk keluar dari sekolah sementara waktu karena alasan.
UPK adalah penilaian terhadap pencapaian beberapa unit kompetensi yang dapat
membentuk satu Skema Sertifikasi okupasi dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan
terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Profesi. Penilaian hasil belajar dalam bentuk
UPK dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) pada satuan pendidikan atau
tempat lain yang ditunjuk pada akhir periode pembelajaran (semester dan/atau tingkat)
oleh satuan pendidikan terakreditasi. Prosedur dan mekanisme UPK ditentukan oleh
Lembaga Sertifikasi sesuai tata aturan yang berlaku secara nasional.
Tabel Contoh penilaian pengetahuan
Penugasan Penugasan Harian UTS UAS
Rata- Rata- Total Total Skor Nilai
No Nama KD P1 P5 P9 P13 rata Bobot Total P4 P7 P10 P13 rata Bobot Total P8 Bobot Total P16 Bobot Total Bobot Skor Akhir Rapor
1 VALENTINA 3.1 86 86 1 86 80 80 3 240 80 2 160 - - 6 486 81 73
3.2 80 80 1 80 70 70 3 210 80 2 160 - - 6 450 75
3.3 - - - 50 50 3 150 60 2 120 - - 5 270 54
3.4 - - - 70 70 3 210 80 2 160 - - 5 370 74
3.5 - - - 80 80 3 240 60 2 120 - - 5 360 72
3.6 78 78 1 78 80 80 3 240 - - 80 2 160 6 478 80
3.7 80 80 1 80 75 75 3 225 - - 80 2 160 6 465 78

2 ARIF 3.1 80 80 1 80 60 60 3 180 80 2 160 - - 6 420 70 75


3.2 80 80 1 80 70 70 3 210 80 2 160 - - 6 450 75
3.3 - - - 80 80 3 240 60 2 120 - - 5 360 72
3.4 - - - 70 70 3 210 80 2 160 - - 5 370 74
3.5 - - - 80 80 3 240 60 2 120 - - 5 360 72
3.6 72 72 1 72 80 80 3 240 - - 80 2 160 6 472 79
3.7 86 86 1 86 80 80 3 240 - - 80 2 160 6 486 81

3 MEGA SARI 3.1 90 90 1 90 80 80 3 240 100 2 200 - - 6 530 88 86


3.2 90 90 1 90 90 90 3 270 90 2 180 - - 6 540 90
3.3 - - - 80 80 3 240 80 2 160 - - 5 400 80
3.4 - - - 90 90 3 270 80 2 160 - - 5 430 86
3.5 - - - 80 80 3 240 100 2 200 - - 5 440 88
3.6 86 86 1 86 80 80 3 240 - - 100 2 200 6 526 88
3.7 86 86 1 86 80 80 3 240 - - 80 2 160 6 486 81

Keterangan:
a) Bobot penugasan, penilaian harian, UTS, dan UAS yang dicontohkan adalah
1 : 3 : 2 : 2. Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing- masing
mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
b) Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan kombinasi
1 : 1 : 1 : 1;
c) Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian
d) Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot
jika KD dimaksud tidak diujikan
1. Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus
(rerata tugas x bobot tugas)  (rerata PH x bobotPH)  (rerata UTS x bobotUTS)  (rerata UAS x bobotUAS)
Skor
bobotakhir
tugasper
 KD 
bobotPH  bobotUTS  bobotUAS

Contohnya untuk skor akhir KD 3.1 diperoleh melalui perhitungan :

(86 x 1)  (80 x 3)  (80 x 2)  (0 x 0)


Skor akhir per KD  1320
86  240 160  0 486
Skor akhir per KD    81
6 6

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai akhir untuk KD 3.1 yaitu 81

2. Nilai rapor kompetensi pengetahuan diperoleh melalui rumus


Nilai rapor 
 skor akhir per KD
jumlah KD
Contohnya untuk nilai rapor Valentina diperoleh melalui perhitungan

Nilai rapor  81  75  54  74  72  80  78  513  73,31


7 7
Berdasarkan perhitungan tersebut beserta pembulatan maka Valentina mendapatkan nilai
rapor akhir untuk pengetahuan 73;
a) Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan perangkat lunak aplikasi Spreadsheet
atau aplikasi pengelolaan penilaian hasil belajar.

Hasil penilaian selama satu semester yang dilakukan melalui penilaian harian (PH), penilaian
tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS) direkap untuk didokumentasikan
pada format pengolahan nilai. Rekapitulasi hasil penilaian dilakukan berdasarkan KD, sehingga
hasil UTS dan UAS perlu dirinci hasilnya untuk setiap KD. Selain itu ditentukan pula bobot untuk
penugasan, penilaian harian, UTS, dan UAS. Dengan perincian tersebut maka guru dapat
menganalisis kekurangtuntasan peserta didik pada KD tertentu sebelum melakukan tindak
lanjut berupa pembinaan atau remedial.

7. Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk), proyek, portofolio
dan/atau teknik lain yang sesuai. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-
ratakan untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Jika suatu KD
diukur dengan pengukuran yang sama beberapa kali maka yang diambil adalah nilai optimum.
Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian kompetensi
keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0–100 seperti ditampilkan pada
Tabel 4.6. Sementara karya peserta didik terbaik sebagai hasil dari penilaian kinerja dan proyek
dari setiap KD terkait aspek keterampilan dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Contoh penilaian rapor untuk kompetensi keterampilan sederhana
Kinerja Kinerja Skor Akhir
KD Proyek Portofolio
(Proses) (Produk) KD*
4.1 92 92
4.2 66 75 75
4.3 87 87
4.4 75 87 78,50
4.5 80 80
4.6 85 85
Nilai Akhir Semester : 82,916 Pembulatan
83

Kumpulan sampel karya tersebut merupakan sebagian bahan untuk mendeskripsikan


capaian keterampilan peserta didik yang ditulis di rapor. Portofolio tersebut tidak dinilai lagi
dengan angka. Portofolio diberikan kepada peserta didik dan orang tua/wali peserta didik
pada akhir semester dan menjadi informasi awal guru di kelas berikutnya.
Berikut contoh ilustrasi pengolahan nilai keterampilan pada mata pelajaran Pemrograman
Web Dinamis kelas XI semester I.
Tabel Contoh penilaian keterampilan
Proses Produk Proyek Total Total Skor Nilai
No Nama KD P2 P3 P6 P12 Opt Bobot Total P6 P12 Opt Bobot Total P11 Opt Bobot Total Bobot Skor Akhir Rapor
1 VALENTINA 4.1 82 82 1 82 - - - 80 80 2 160 3 242 81 81
4.2 82 82 1 82 - - - 80 80 2 160 3 242 81
4.3 78 78 1 78 80 90 90 1 90 80 80 2 160 4 328 82
4.4 78 78 1 78 80 90 90 1 90 80 80 2 160 4 328 82
4.5 78 80 80 1 80 80 90 90 1 90 80 80 2 160 4 330 83
4.6 80 80 1 80 - - - 80 80 2 160 3 240 80
4.7 80 80 1 80 - - - 80 80 2 160 3 240 80

2 ARIF 4.1 85 85 1 85 - - - 85 85 2 170 3 255 85 85


4.2 85 85 1 85 - - - 85 85 2 170 3 255 85
4.3 90 90 1 90 85 90 90 1 90 85 85 2 170 4 350 88
4.4 90 90 1 90 85 90 90 1 90 85 85 2 170 4 350 88
4.5 90 75 90 1 90 85 90 90 1 90 85 85 2 170 4 350 88
4.6 75 75 1 75 - - - 85 85 2 170 3 245 82
4.7 75 75 1 75 - - - 85 85 2 170 3 245 82

3 MEGA SARI 4.1 82 82 1 82 - - - 80 78 2 156 3 238 79 79


4.2 82 82 1 82 - - - 80 78 2 156 3 238 79
4.3 78 78 1 78 80 72 80 1 80 80 78 2 156 4 314 79
4.4 78 78 1 78 80 72 80 1 80 80 78 2 156 4 314 79
4.5 78 80 80 1 80 80 72 80 1 80 80 78 2 156 4 316 79
4.6 80 80 1 80 - - - 80 78 2 156 3 236 79
4.7 80 80 1 80 - - - 80 78 2 156 3 236 79

Keterangan:
1. Bobot proses, produk, dan proyek yang dicontohkan adalah 1 : 1 : 2.
Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing
mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
2. Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan kombinasi
1 : 1 : 1Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian dengan
mempertimbangkan nilai optimum pada KD yang diukur dengan metode yang sama
3. Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total
bobot jika KD dimaksud tidak diujikan
4. Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus
(optimum proses x bobot proses) (optimum produk x bobot produk)  (optimum proyek x bobot proyek)
Skor
bobotakhir perKD
proses  produk  bobot proyek
bobot

Contohnya untuk skor akhir KD 4.1 diperoleh melalui perhitungan :

(82 x 1)  (0 x 0)  (80 x 2)
Skor
1  0akhir
 2 per KD 
82  0 160 242
Skor akhir per KD    81
3 3
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai akhir untuk KD 4.1 yaitu 81
5. Nilai rapor kompetensi keterampilan diperoleh melalui rumus
Contohnya untuk nilai rapor VALENTINA diperoleh melalui
perhitungan

Nilai rapor 
 skor akhir per KD
jumlah KD
Nilai rapor  81  81  82  82  83  80  80 568
7   81,16
7
Berdasarkan perhitungan tersebut beserta pembulatan maka Aliansyah mendapatkan nilai
rapor akhir untuk keterampilan adalah 81;
6. Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan perangkat lunak aplikasi
Spreadsheet atau aplikasi pengelolaan penilaian hasil belajar.

8. Penentuan Predikat/Kategori
Predikat dibuat untuk menentukan posisi siswa dalam tingkat penguasaan kompetensi. Dalam
hal ini, predikat C dijadikan cut off score dalam penentuan kompeten atau tidak kompetennya
siswa dalam suatu materi atau penguasaan kompetensi. Nilai minimal dalam predikat C
dijadikan acuan penentuan KKM dan ketuntasan belajar.
Tabel Predikat dan Kategori
Keterangan
Kategori Rentang Keterangan Penguasaan
Kompetensi
A+ N ≥ 95 Siswa secara konsisten Sangat
A 95 > N ≥ 90 menunjukkan pemahaman Kompeten
A- 90 > N ≥ 85 yang mendalam pada
semua
materi.
B+ 85 > N ≥ 80 Siswa secara konsisten Kompeten
B 80 > N ≥ 75 menunjukkan
B- 75 > N ≥ 70 pemahaman yang
mendalam pada
sebagian besar materi.
C  Mata pelajaran Siswa menunjukkan Cukup
muatan Nasional pemahaman yang Kompeten
dan Kewilayaahan cukup pada semua
(A, B, C1) materi.
70 > N ≥ 60
 Mata pelajaran
muatan Produktif
(C2 dan C3) 70 > N
≥ 65
D  Mata pelajaran Siswa belum Tidak
muatan Nasional menunjukkan Kompeten
dan Kewilayahan(A, pemahaman yang cukup
B, C1) pada sebagian besar
N > 60 materi.
 Mata pelajaran
muatan Produktif
(C2 dan C3)
N > 70
M. Mekanisme Dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
Laporan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam bentuk sebagai berikut.
1) Pelaporan oleh Pendidik
Laporan hasil penilaian oleh pendidik dapat berbentuk laporan hasil ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester.
2) Pelaporan oleh Satuan Pendidikan
Rapor yang disampaikan oleh pendidik kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain
yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali).
Pelaporan oleh Satuan Pendidikan meliputi:
a. hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orangtua/wali
peserta didik dalam bentuk buku rapor;

b. pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan


kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait; dan

c. hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas
pendidikan

N. Peraturan Akademik
1. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
Kategori hasil penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan berdasarkan Panduan
Penilaian SMK dari Direktorat Pembinaan SMK sebagai berikut :

Kategori Deskripsi
Skala
lebih kecil Kurang (Belum Belum mampu melakukan prosedur
dari 80 mencapai KKM) kerja yang menghasilkan
83 bagi produk/jasa yang konkret atau
Mata Diklat abstrak dan memenuhi kriteria
Peminatan
80 ,83s.d Baik (Mencapai Mampu melakukan prosedur kerja
85 KKM) yang menghasilkan produk/jasa
yang konkret atau abstrak dan
memenuhi kriteria
86 s.d 100 Sangat Baik Mampu melakukan prosedur kerja
(Melampaui KKM) yang menghasilkan produk/jasa
yang konkret atau abstrak dan
melebihi kriteria
Dalam hal Hal Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal , Satuan Pendidikan SMK NEGERI 1
KANDIS ,menentukan kebijakan dengan dasar peraturan , dan juga sebagai dasar
penentuan kualitas peserta didik , untuk muatan Nasional Dan kewilayahan KKM 80 ,
sedangkan untuk mata diklat Kejuruan / Peminatan Dasar Program Keahlian ( C1 ) KKM
80 , sedangkan Dasar Bidang Keahlian ( C2 ) untuk kelas XI KKM 83, serta paket keahlian
( C3 ) untuk kelas XII 85. Kebijakan ini dibuat berdasarkan keseoakatan seluruh warga
sekolah dan Faktor penunjang dan pendukung untuk penentuan KKM tersebut.
Berdasarkan Permendikbud nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian hasil belajar oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan - Pasal 9 (b) : “KKM yang harus dicapai oleh peserta
didik ditetapkan oleh Satuan Pendidikan”
maka KKM mata pelajaran yang ditetapkan berdasarkan rapat dewan guru SMKN 1
KANDIS sebagai berikut :

DAFTAR KKM MATA PELAJARAN


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SMK NEGERI 1 KANDIS

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
K P K P K P
Muatan Nasional
8
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 80 80 80 80 80
0
8
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 80 80 80 80 80
0
8
3 Bahasa Indonesia 80 80 80 80 80
0
8
4 Matematika 80 80 80 80 80
0
5 Sejarah Indonesia 80 80
8
6 Bahasa Inggris dan bahasa asing 80 80 80 80 80
0
Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 80 80
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 80 80 80 80
Peminatan
C1. Dasar Bidang Keahlian *)
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 80 80
2 Ekonomi Bisnis 80 80
3 Administrasi Umum 80 80
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
K P K P K P
IPA 80 80
C2. Dasar Program Keahlian
1 Etika Profesi 80 80
2 Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 80 80
3 Akuntansi Dasar 80 80
4 Perbankan Dasar 80 80

C3.Kompetensi Keahlian
Akuntansi
1 Praktikum akuntansi Perusahaan Jasa,Dagang dan manufaktur 83 83 85 85
2 Praktikum akuntansi lembaga/instansi Pemerintah 83 83 85 85
3 Akuntansi Keuangan 83 83 85 85
4 Komputer Akuntansi 83 83 85 85
5 Administrasi Pajak 83 83 85 85
6 Produk kreatif dan Kewirausahaan 83 83 85 85

Program Remedial Dan Pengayaan (Perbaikan)


a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial dapat melampaui KKM.
Pelaksanaan Remedial :

1. Re-Teaching (pembahasan ulang), mengajar ulang materi pelajaran yang belum tuntas
2. Tutoring (tutor sebaya), mengajar anak yang belum tuntas dengan melibatkan anak
yang sudah tuntas
3. Pemberian tugas, memberi tugas sesuai dengan indikator yang belum tuntas
4. Belajar bersama, membentuk kelompok belajar bagi anak yang belum tuntas
dengan melibatkan anak-anak yang sudah tuntas.
Program Pengayaan
1. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar.
2. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
3. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
4. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
Pelaksanaan Pengayaan :
- Membimbing siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM
- Memberi tugas tambahan materi-materi pengayaan/yang sulit
2. Kriteria Kenaikan Kelas
 Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh siswa baik sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan menentukan
apakah siswa tersebut berhak naik kelas atau tidak.
 Secara umum siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
 Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran
yang diikuti.
 Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
satuan pendidikan.
 Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK.
 Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada
semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun
pelajaran tersebut.
 Hal ini juga sesuai dengan Permendikbud nomor 53 tahun 2015-Penilaian hasil belajar
oleh Pendidik, Pasal 10 (2) :
 “Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling sedikit 3 mata
pelajaran pada kompetensi pengetahuan, ketrampilan belum tuntas dan atau sikap belum
baik”

3. Kriteria Kelulusan dari Ujian Sekolah


Berdasarkan Prosedur Operasional Standar (POS US/USBN ) Kriteria kelulusan dari Ujian
Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah :
 Nilai minimal kelulusan untuk setiap mata pelajaran serendah-rendahnya 55,0 dengan nilai
rata-rata untuk semua mata pelajaran minimal 60,0 yang diperoleh dari nilai ujian tertulis
dan ujian praktek
 Nilai US dan USBN untuk mata pelajaran muatan nasional dan muatan kewilayahan
diperoleh dari : 50% nilai ujian tertulis dan 50% nilai ujian praktek
 Nilai US untuk mata pelajaran muatan peminatan kejuruan diperoleh dari 30% nilai ujian
tertulis dan 70% nilai ujian praktek
4. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 4 tahun 2018 tentang Penilaian Hasil belajar oleh
Pemerintah dan Satuan Pendidikan - Pasal 18 :
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan / program pendidikan setelah
memenuhi kriteria :
 Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
 Memperoleh sikap/prilaku minimal baik
 Lulus ujian satuan pendidikan / program pendidikan
 Telah Menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
O. Mutasi Peserta Didik
Mutasi Peserta Didik adalah perpindahan siswa dari sekolah asal / kesekolah yang dituju. Ada
dua macam mutasi siswa yaitu mutasi keluar dan mutasi masuk.
a. Mutasi keluar adalah : Keluarnya peserta didik dari sekolah atau satuan Pendidikan asal,
yang mana bisa disebakan faktor pindah nya kesekolah lain yang sejenjang dan bisa pula
keluarnya siswa dari sekolah asal dikarenakan faktor penyebab lain.
b. Mutasi Masuk adalah : Masuknya peserta didik dari satuan Pendidikan yang lain kesatuan
Pendidikan yang dituju dengan ketentuan satu jenjang pendidikan Menengah
a. Syarat Mutasi Keluar Peserta Didik
 Permohonan Pindah Sekolah dari Orang tua
 Peserta Didik sudah memenuhi Kewajiban mengikuti Pembelajaran Akademik dan non
Akademik sesuai Peraturan yang berlaku setelah kegiatan pembelajaran ( UTS / UAS )
selesai
 Sudah memenuhi Aturan Administrasi Sekolah
b. Mekanisme Mutasi Keluar
 Orang tua mencari Sekolah Baru yang dituju dan meminta Surat Keterangan diterima , dan
melaporkannya kepada pihak sekolah asal
 Orang tua mengajukan surat permohonan Pindah dan disampaikan kepada kepala sekolah
SMK NEGERI 1 KANDIS
 Sekolah membuat surat keterangan Mutasi
 Kemudian surat keterangan Mutasi yang dibuat sekolah di tujukan sebagai rujukan KA UPTD
Pendidikan & Kebudayaan setempat dilingkungan Dinas pendidikan Provinsi Riau atau
ditujukan kepada KA Cabang pendidikan Menengah Kabupaten Siak.
c. Lampiran Surat Mutasi Keluar
 Rapor asli Lengkap / Legalisir Kepala Sekolah
d. Syarat Mutasi Masuk Peserta Didik
 Surat keterangan Pindah dari sekolah asal
 Fotocopi rapor asli / Legalisir
 Suarat Keterangan siswa tersebut yang tidak menjalani sanksi dari sekolah asal
 Fotocopi Akreditasi dari sekolah asal
 Fotocopi Izin operasional dari sekolah asal
5. Mekanisme Masuk Peserta Didik
 SMK NEGERI 1 KANDIS ,menerima dan melampirkan surat keterangan diterima
 Melakukan seleksi berkas usulan perpindahan Peserta didik
 Surat Mutasi Masuk ditanda tangani Kepala Sekolah dan Pejabat yang Berwenang sesuai
yang tercetak dalam lembar Mutasi
6. Lampiran Surat Mutasi Keluar
 Rapor asli Lengkap / Legalisir Kepala Sekolah

P. Pendidikan Kecakapan Hidup


1. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Definisi pendidikan adalah proses realisasi diri dimana seorang individu merealisasikan dan
mengembangkan semua potensinya. Pendidikan dapat berlangsung di setiap saat dan di segala
tempat. Setiap orang baik anak-anak maupun orang dewasa mengalami proses pendidikan lewat
apa yang dijumpai atau apa yang dikerjakan.
Pendidikan bila dikaitkan dengan pembahasan kecakapan hidup (life skills) difokuskan pada
sekolah dan sistem persekolahan, berangkat dari universalisasi yang terus meluas dan meningkat.
Kecakapan hidup, terutama kecakapan hidup sehari-hari (day to day life skills) semakin dirasakan
pentingnya bagi kehidupan personal dan kolektif yang sering kali berhadapan dengan fenomena
kehidupan dengan berbagai persoalan di tingkat pribadi, lokal, nasional, regional dan global.
1 Era yang semakin maju dan pesat ini harus dapat dilalui oleh siapapun yang hidup di abad
XXI ini di dalamnya sarat dengan kompetisi yang pemenangnya sangat ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusianya. Bagi bangsa Indonesia siap atau tidak siap harus masuk di dalamnya.
Karena pada dasarnya persiapan sumber daya manusia merupakan kunci utama untuk memetik
kemenangan pada era yang serba kompetisi ini.
2 Upaya peningkatan mutu pendidikan telah lama dilakukan dalam setiap GBHN dan Repelita
selalu tercantum bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu prioritas
pembangunan di bidang pendidikan. Berbagai program dan inovasi pendidikan juga telah
dilaksanakan antara lain: tentang penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku, peningkatan
kualitas tenaga kependidikan, melalui berbagai pendidikan dan pelatihan, peningkatan kualitas
manajemen serta pengadaan fasilitas lainnya.
Berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita masih belum meningkat; bahwa
NEM SD sampai SMU relatif masih rendah dan lulusan SMK belum memiliki kesiapan kerja. Dari
dunia usaha atau industri muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum
memiliki kesiapan kerja yang baik.
Menurut Anwar, bila dikaji UU No 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional
(Propenas) 2000-2004, pada bab VII tentang pembangunan pendidikan butir a dikatakan bahwa :
“Pada awal abad XXI dunia pendidikan menghadapi tiga tantangan besar, yakni:
1. Sebagai akibat krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-
hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai.
2. Mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk menyiapkan sumber daya manusia
yang berkompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global.
3. Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan
penyesuaian. Sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan
yang lebih demokratis, memprihatinkan keberagaman kebutuhan atau keadaan daerah dan
peserta didik, serta mendorong partisipasi masyarakat.
Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan belum
mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di negara kita. Oleh karena itu, diperlukan suatu
langkah-langkah yang mendasar, konsisten, dan sistematis. Di samping itu perlu adanya
kesadaran bersama bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai modal dasar
pembangunan bangsa dan pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai pemerataan mutu
pendidikan sehingga mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu konsep yang sangat sentral dari program pendidikan kecakapan hidup adalah
pendidikan diharapkan mampu untuk memecahkan masalah- masalah yang timbul karena itu
pendidikan harus dapat mensinergikan berbagai pelajaran menjadi sebuah kecakapan atau
ketrampilan hidup dengan harapan bahwa para lulusan itu nantinya akan mampu memecahkan
masalah-masalah yang sedang dan akan ia hadapi. Salah satu di antaranya adalah dapat
menciptakan 3 Ibid, Anwar (pendidikan kecakan hidup) hlm. 3 29 suatu pekerjaan.
Konsep dasar life skills di sekolah merupakan sebuah wacana pembangunan kurikulum yang
telah lama menjadi perhatian para pakar kurikulum. Peran life skills dalam sistem sekolah
merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan kurikulum pendidikan yaitu yang lebih
menekankan pada kecakapan hidup atau bekerja untuk mewujudkannya perlu penerapan prinsip
pendidikan berbasis luas, yang memiliki titik tekan pada “learning how to learn”.
Dalam pengembangan life skills ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, pertama
memasukkannya sebagai suatu pokok bahasan dalam mata pelajaran yang sudah ada secara
konvensional. Pokok bahasan tersebut di kemas sedemikian rupa sehingga menjadi bagian dari
kurikulum itu (life skills di dalam kurikulum). Kedua, dengan mengembangkan kurikulum
sedemikian rupa sehingga kurikulum tersebut nantinya merupakan suatu kurikulum yang memang
lain dari kurikulum yang sudah dikenal dan berlaku saat ini curriculum life skills.
Bagaimana cara menerapkan dan memunculkannya dalam diri siswa, itu merupakan tantangan
bagi institusi pendidikan yang ingin mengembangkan kompetensinya sehingga akan tercipta bibit-
bibit yang berbobot atau handal. Di samping itu perlu adanya sebuah konsep yang jelas mengenai
KBK sampai hal-hal yang terkecil dari beberapa kemasannya sehingga nantinya pelaksanaan
akan berhasil.
1. Tujuan dan Fungsi pendidikan kecakapan hidup (life skills). Tujuan Pendidikan Kecakapan
Hidup Secara umum tujuan pendidikan kecakapan hidup yaitu untuk memfungsikan pendidikan
sesuai dengan fitrahnya yaitu untuk mengembangkan potensi manusiawi (peserta didik) untuk
menghadapi 6 Ibid, Anwar (pendidikan kecakan hidup) hlm.20 32 peranannya di masa yang
akan datang.

Tujuan dari orientasi pengembangan life skills adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang
berarti bagi peserta didik yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-
hari. Jadi lebih menekankan pada proses sosial, fungsi sosial serta masalah- masalah kehidupan.
Adapun tujuan pendidikan kecakapan hidup secara khusus
1) Dapat mengaktualisasikan potensi dari peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema-problema yang sedang dihadapi.
2) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang
fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad based education)
3) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah, dengan memberi
peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah. Memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir yang dimulai dari
pengenalan diri eksplorasi karir, orientasi, karir dan penyiapan karir. 3) Memberikan bekal dasar
dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang
dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang sarat
kompetisi dan kolaborasi sekaligus.
4) Dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui pendekatan
manajemen berbasis sekolah dengan mendorong peningkatan kemandirian sekolah, partisipasi
pengambil kebijakan dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah.
5) Memfasilitasi peserta didik di dalam memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari,
seperti keikatan mental dan fisik, kemiskinan, kriminal, pengangguran, narkoba dan kemajuan
iptek. Fungsi pendidikan pada hakikatnya, adalah untuk menyiapkan peserta didik “menyiapkan”
diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang
menyiapkan dirinya sendiri.
Hal ini merujuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun di
dalam kehidupan yang nyata.
Selanjutnya fungsi-fungsi dari pendidikan kecakapan hidup yang masih bersifat umum yaitu :
1) Dapat berperan aktif di dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi.
2) Mengembangkan kehidupan untuk masyarakat.
3) Dapat mengembangkan kehidupan untuk berbangsa dan bernegara.
4) Bisa mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Fungsi
pembelajaran pendidikan life skills yakni membantu membimbing, melatih, mendorong,
membentuk serta mengembangkan fungsi pembelajaran itu dilakukan oleh dan menjadi tanggung
jawab pendidik, yaitu guru atau pelatih sehingga siswa dapat melakukan perubahan pada dirinya
yang sesuai dengan Kurikulum dan Pembelajaran, tujuan selanjutnya fungsi- fungsi dari
pendidikan kecakapan hidup yang masih bersifat umum yaitu:

a. Dapat berperan aktif di dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi.


b. Mengembangkan kehidupan untuk masyarakat
c. Dapat mengembangkan kehidupan untuk berbangsa dan bernegara
d. Bisa mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
Pelaksanaan Penerapan Pendidikan Life Skills Dalam konteks pendidikan, belajar
ketrampilan merupakan bagian dari ketrampilan belajar muatan ketrampilan belajar, akan muncul
ketrampilan lain, baik yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik, dan pada dimensi belajar
keterampilan lebih condong dan dominan pada aspek psikomotor. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia yang secara teknis operasional dilakukan melalui
pembelajaran. Program pembelajaran yang baik akan menghasilkan efek berantai pada
kemampuan peserta didik untuk belajar secara terus menerus melalui lingkungannya (lingkungan
alam dan lingkungan sosial) sebagai sumber belajar dan tak terbatas.
Ketrampilan khusus yang dimaksud dalam life skills dapat diperoleh melalui ketrampilan
belajar. Selaras dengan penegasan Gredler (1989) tentang kedudukan pembelajaran pada proses
kehidupan manusia. “Individual who have become skilled at self directed learning are able to
acquire a variety of new leisure 36 time and job skills they also have developed the capacity to
endow their lives with life long creativity. Maksudnya individu yang sudah memiliki ketrampilan
belajar dapat mengarahkan dirinya pada berbagai ketrampilan baru termasuk keterampilan
kejuruan. Mereka juga dapat mengembangkan kapasitasnya untuk memberkati hidup mereka
melalui kreatifitas sepanjang masa. Kedudukan belajar terampil merupakan bagian dari terampil
belajar individu yang mempunyai ketrampilan belajar, maka akan mudah memperoleh berbagai
ketrampilan yang lain, termasuk ketrampilan untuk bekerja yang merupakan bagian dari kreatifitas
kehidupan untuk jangka panjang.
Jadi seorang siswa atau individu yang memiliki ketrampilan belajar lebih optimis sebab
memiliki banyak pilihan, sedang individu yang hanya memiliki ketrampilan terbatas sebagai akibat
terlalu memfokuskan pada satu ketrampilan yang spesifik potensial yang menjadikan individu itu
menjadi orang yang pesimistik, karena tidak memiliki banyak pilihan dan kemampuan untuk
transfer ilmu.
A. Tujuan Pendidikan Life Skills Tujuan dari ketrampilan belajar adalah siswa mampu untuk
memecahkan masalah secara bertanggung jawab dan untuk mencapai tujuan tersebut maka
harus lebih dahulu melalui 2 tujuan yaitu:
1. Kemampuan untuk mengenali tentang hakikat dirinya, potensi serta bakat terbaik yang
dimilikinya.
2. Dapat berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat mengaktualisasikan segenap potensi
yang dimilikinya dengan mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuhnya dengan cara
menjadi dirinya sendiri.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan Life skills yang berprinsip pada link and mach disini
adalah untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia, terutama yang berhubungan dengan
kualitas ketenagakerjaan, dimana dunia pendidikan sebagai penyedia SDM dan Dunia Usaha dan
Dunia Industri DUDI serta masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan.
Sedangkan fungsi link and mach dalam pelaksanaan pendidikan vocational skills yakni
sebagai wahana atau instrumen bagi pembangunan dan perubahan sosial dalam artian bahwa
program ini dapat memberikan suatu lapangan kerja alternatif kepada siswa (learning to do)
sekaligus bermanfaat sebagai investasi untuk pembangunan masa depan atau mampu untuk
memberikan motivasi untuk hidup dalam era sekarang dan memiliki orientasi hidup ke masa
depan (learning to be).
Materi dari pelaksanaan pendidikan life skills Salah satu komponen operasional pendidikan
sebagai suatu sistem adalah materi atau disebut kurikulum jika dikatakan kurikulum maka ia
mengandung pengertian bahwa materi yang diajarkan atau didikan telah tersusun secara
sistematis dengan tujuan yang hendak dicapai atau telah ditetapkan.Pada jenjang pendidikan di
sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) selain penekanan kecakapan akademik, dan general life
skill perlu ditambahkan sebagai bekal antisipasi di dalam memasuki dunia kerja apabila mereka
tidak dapat melanjutkan pendidikan.
Sedangkan pelaksanaan life skill di sekolah harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan fisiologis dan psikologis peserta didik. Pada pelaksanaan pendidikan life skills di
SMU atau MA dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan :
a. Reorientasi Pembelajaran
b. Pembekalan kecakapan hidup bagi siswa yang berpotensi untuk tidak melanjutkan dan putus
sekolah.
c. Reformasi sekolah di bidang budaya manajemen dan hukum yang sinergi dengan masyarakat.
Materi yang diterapkan di dalam pendidikan kecakapan hidup dalam aspek life skills (kejuruan)
menggunakan pelajaran-pelajaran yang diajarkan dengan teori serta praktek dan dalam hal ini
materi yang diajarkan pada siswa lebih menekankan pada aspek psikomotoris atau lebih bekerja.
Misalnya cara mengoperasionalkan komputer, menjahit, merias dan otomotif dan lain-lain.
Metode Pendidikan life skills Arti dari asal usul kata metode adalah mengandung makna suatu jalan
yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari 2 kata yaitu “meta” dan “hodos” meta
berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara.

Dalam menggunakan metode pembelajaran haruslah benar-benar dipilih dan disesuaikan


dengan kondisi dan kebutuhan serta memperhatikan beberapa hal seperti tujuan mengajar, materi
pelajaran, sarana dan prasarana, sumber dan waktu pembelajaran yang disediakan. Semua itu
diharapkan agar kegiatan pembelajaran tidak mengalami kejenuhan serta anak didik bisa aktif dan
kreatif dalam mengembangkan kemampuan yang dimilikinya Ada banyak metode yang biasa
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Semua metode ini dapat diterapkan oleh
guru dalam melaksanakan cara belajar siswa dengan menganut tentang pendekatan proses.
2. Penyelenggaraan Kewirausahaan , Unit Produksi , Bisnis Centre / Teaching Factory SMK
NEGERI 1 KANDIS
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lanjutan pendidikan setelah Sekolah Menengah
Pertama dimana Sekolah Menengah Kejuruan mempersiapkan siswanya untuk siap bekerja dan
mempunyai bekal pendidikan mental setelah terjun di dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan
memberikan pembelajaran tidak hanya dalam bentuk teori tetapi juga dalam bentuk praktik kerja.
SMK Bisnis manajemen melatih siswanya agar mampu menerapkan teori pemasaran dan dapat
melaksanakan praktik pemasaran. SMK Bisnis Manajemen lebih memperdalam pembelajaran
terkait dengan materi – materi yang berkaitan dengan pemasaran. Sekolah Menengah Kejuruan
diatur pada Undang – undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 :
 Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
a. Pengertian Unit Produksi
Unit produksi dalam Sekolah Menengah Kejuruan dipergunakan sebagai tempat
pelaksanaan praktik secara langsung. Siswa berperan aktif dalam kegiatan ini karena pelaksana
besar dalam hal ini adalah siswa.
”Unit Produksi adalah bagian dari perkembangan kegiatan bengkel yang difokuskan kepada
memproduksi barang atau jasa tersebut, atau pesanan dari masyarakat sekitar sekolah” (Sukardi
1992 dalam Ratih Wijayaningsih 2013:26).
“Unit produksi sekolah adalah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan di dalam sekolah,
bersifat bisnis (profit oriented) dengan para pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya
sekolah dan lingkungan, dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan kemampuan yang
dikelola secara profesional” (Dikmenjur 1997 dalam Ratih Wijayaningsih 2013:26).
Berdasarkan pengertian diatas maka dalam penelitian ini Unit Produksi SMK Negeri 1 Kandis
dapat dijelaskan sebagai suatu kegiatan praktik yang dilakukan oleh siswa dalam bentuk
penjualan, kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus dengan memanfaatkan fasilitas dan
sumber daya siswa untuk mendapatkan keuntungan dan menambah uang saku bagi siswa itu
sendiri.

b. Tujuan Unit Produksi


Unit produksi dalam pelaksanaannya harus mempunyai tujuan yang jelas untuk dapat
berjalan sesuai dengan harapan. Tujuan dapat mengarahkan pada prioritas utama yang ingin
dicapai oleh unit produksi.
Tujuan Unit Produksi adalah untuk: Meningkatkan mutu tamatan dalam berbagai segi
terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan;
 wahana pelatihan berbasis produksi/ jasa bagi siswa;
 wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa pada SMK
 sarana praktik produktif secara langsung bagi siswa;
 membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya - biaya
operasional pendidikan lainnya;
 menambah semangat kebersamaan, karena dapat menjadi wahana peningkatan aktivitas
produktif guru dan siswa serta memberikan ‟income‟ serta peningkatan kesejahteraan warga
sekolah;
 mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktik siswa;
 melatih untuk berani mengambil risiko dengan perhitungan yang matang;
 mendukung pelaksanaan dan pencapaian Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang seutuhnya;.
 memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengerjakan pekerjaan praktik yang
berorientasi pada pasar;
 meningkatkan kreativitas dan inovasi di kalangan siswa, guru dan manajemen sekolah;
 menumbuhkan sikap profesional produktif pada siswa dan guru;
 melatih siswa untuk tidak bergantung kepada orang lain, namun m. mandiri khususnya dalam
mendapatkan kesempatan kerja;
 wadah Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bagi siswa yang tidak mendapatkan tempat praktik
kerja industri di dunia usaha dan industri;
 menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha dan industri serta masyarakat lain atas
terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil - hasil produksinya;
 meningkatkan intensitas dan frekuensi kegiatan intra, ko, dan ekstra kurikuler siswa; dan
membangun kemampuan sekolah dalam menjalin kerjasama sinergis dengan pihal luar dan
lingkungan serta masyarkat luas”

Tujuan Unit Produksi SMK Negeri 1 Kandis dalam penelitian ini adalah :
 Mendidik para lulusan SMK Negeri 1 Kandis agar mempunyai jiwa wirausaha dan berani untuk
mencoba berwirausaha.
 Melatih siswa agar mampu berpikir kreatif, inovatif, produktif dan percaya diri.
 Sebagai sarana latihan para siswa dalam melaksanakan praktik kewirausahaan dan
memperoleh pengalaman secara langsung dengan masyarakat.

c. Tenaga Pengelola dan Pelaksana Unit Produksi


Struktur Organisasi dibuat dengan tujuan untuk memudahkan dalam pembagian pekerjaan
dalam suatu organisasi sekolah. Pembentukan struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan
dari unit produksi tersendiri. Struktur Organisasi Unit Produksi SMK Negeri 1 K andis adalah
sebagai berikut:
Uraian tugas personalia unit produksi SMK Negeri 1 Kandis
 Bagian Penangung Jawab Bertugas Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan :
a. Menyusun Program Pembinaan dan pengembangan program keahlian , semesteran,
tahunan.
b. Membantu merencanakan , membina dan mengawasi pelaksanaan magang siswa dan
system ganda
c. Mengkoordinasikan pemakaian bahan dan alat praktik Penjualan
d. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan secara individu / kelompok untuk meningkatkan
prestasi belajar melalui guru terkait.
e. Menjalin hubungan kerja sama dengan rekan kerja
f. Melaksanakan RIP ssekolah yang telah direncanakan bersama Kepala Sekolah dan Wakil
Kepala Sekolah
g. Mengajar 12 jam pembelajaran
h. Mengawasi KBM pada program Keahlian Pemasaran
i. Membuat Program laporan berkala
 Ketua Unit Bagian Pemasaran Bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam Kegiatan :
a. Menyusun Program Pembinaan dan Pengembangan Program Unit Produksi Smesteran,
Tahunan.
b. Membantu merencanakan, membina dan mengawasi pelaksanaan Magang siswa dan
System Ganda.
c. Mengkoordinasikan pemakaian bahan dan alat Praktek dalam program study yang
bersangkutan.
d. Menjalin Hubungan Kerja sama dengan rekan kerja, Ketua Program Unit Produksi.
e. Melaksanakan Pembinaan dan bimbingan secara Individu / Kelompok untuk peningkatan
Prestasi belajar melalui guru – guru yang terkait.
f. Menjalin Hubungan yang Konstruktif dengan Dunia Kerja yang relevan, secara langsung.
g. Memasarkan dan menelusuri tamatan.
h. Mengajar 24 jam pelajaran.
i. Mengawasi KBM pada Kompetensi Keahliannya.
j. Membuat Program Laporan Berkala dan Insidentil.

BISNIS CENTER SMK NEGERI 1 KANDIS


AKUNTANSI KEUANGAN & LEMBAGA
 Ketua Kompetensi Keahlian Bertugas dalam Kegiatan dalam kegiatan :
a. Pusat Perbelanjaan Siswa SMK Negeri 1 Kandis
b. Melatih Siswa untuk Berwirausaha
c. Melatih Siswa untuk menjadi SPG
d. Melatih Siswa untuk menjadi Kasir
e. Laboratorium Siswa Pemasaran
f. Piutang Siswa dalam bentuk Pembelian Produk
g. Penitipan Produk Karya Siswa
 Bendahara Kompetensi Keahlian Bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam Kegiatan
a. Membuat rencana anggaran dan pendapatan program keahlian Menerima pendapatan
b. Mengelola keuangan program keahlian
c. Membuat Program laporan berkala dan isidental.
 Sekretaris Kompetensi Keahliahan Bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam
kegiatan
a. Menyiapkan instrumen administrasi untuk menyusun program semesteran dan tahunan.
b. Mencari tempat magang dan penempatan siswa
c. Menyiapkan bahn dan alat praktek
d. Menjalin kerja sama denga rekan kerja atau DU/DI
e. Melaksanakan RIP sekolah yang telah direncanakan bersama Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
Sekolah
f. Mengajar 12 jam pembelajaran
g. Mengawasi KBM pada Kompetensi keahlian Pemasaran
h. Membuat Program laporan berkala dan isidental
Pada Dasarnya Pelaksana pada Kegiatan Bisnis Center adalah semua perangkat maupun anggota
yang berkecimpung didalamnya ,maka tugas pelaksana adalah :
a. Melaksanakan Program Kerja yang telah di Sepakati
b. Mengkoordinasikan Pemeliharaan Perbaikan dan Pengembangan Peralatan
c. Mengidentifikasi Pasar Sasaran
d. Mengidentifikasi Produk yang di butuhkan Konsumen
e. Pengadaan Barang
f. Menetapkan harga jual
g. Melaksanakan Penjualan dengan cara Direct Selling
h. Melaporkan hasil penjualan produk kepada Ketua Unit Produksi dan diserahkan pada
Bendahara.

Fasilitas Unit Produksi Fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dapat
membantu memperlancar pekerjaan dalam sebuah usaha. Peralatan yang digunakan juga harus
sesuai dengan kebutuan yang dibutuhkan saat praktik di dalam Unit Produksi yang dapat
menentukan keberhasilan saat berjualan. Unit produksi SMK Negeri 1 Kandis l mempunyai tempat
untuk berjualan sebesar 10 m² yang dilengkapi dengan beberapa alat pendukung pada saat
transaksi. Berikut ini table
N NAMA ALAT JUMLAH KONDISI
O
1 Meja 4 BUAH BAIK
2 KURSI 8 BUAH BAIK
3 ETALASE I BUAH BAIK
4 CASH I UNIT BAIK
REGISTER
5 Lain – lain LENGKAP BAIK
(buku,
gunting,bolpoint,
pensil,
penggaris,
plastik, piring,
sendok, tempat
makanan)

 Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Kewirausahaan di Unit Produksi


Bentuk kegiatan Unit Produksi SMK Negeri 1 Kandis berupa kantin yang yaitu “Café Q-Tha”
yang menyediakan kebutuhan jajanan bagi para siswa SMK Negeri 1 Kandis pada jam istirahat.
Café Q-Tha juga menerima pesanan tidak hanya siswa saja melainkan juga konsumen dari luar
sekolah seperti masyarakat sekitar. Pelaksanaan Unit Produksi melibatkan orang guru pengawas
dari kompetensi keahlian pemasaran dan beberapa siswa sebagai pengurus. Pelaksana
sepenuhnya adalah siswa kompetensi keahlian pemasaran. Siswa menerapkan materi yang telah
diberikan didalam kelas saat proses pembelajaran kepada konsumen. Pelaksanaan pembelajaran
pratik kewirausahaan dilakukan dengan cara menerapkan materi mulai dari Menata Produk,
Membuka usaha kecil/ Retail, Pelayanan penjualan, hingga menerapkan Prinsip – prinsip bisnis
dalam menjalankan sebuah usaha.

3. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Potensi Keunggulan Daerah


Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang
mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain.
Sumber lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya,
pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan
suatu daerah (Dedidwitagama,2007). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi
daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan
memiliki keunggulan komparatif.
Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi daerah adalah potensi
sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah. Sebagai contoh potensi kota Batu Jawa Timur,
memiliki potensi budi daya apel dan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat kota Batu dapat
melakukan sejumlah upaya dan program, agar potensi tersebut dapat diangkat menjadi
keunggulan lokal kota Batu sehingga ekonomi di wilayah kota Batu dan sekitarnya dapat
berkembang dengan baik.
Kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber
daya yang tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu Man, Money, Machine, Material,
Methode, Marketing and Management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi, maka
proses dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan demikian sebaliknya. Di
samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses dan realisasi keunggulan lokal juga
harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi (bahan pengganti) dan
perkembangan IPTEK, khususnya perkembangan teknologi. Proses dan realisasi tersebut akan
menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal yang mungkin berbentuk produk
(barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi, memiliki keunggulan komparatif, dan unik.
Dari pengertian keunggulan lokal tersebut diatas maka Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA
sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber
daya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam
proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.

a. Potensi Keunggulan Lokal


Konsep pengembangan keunggulan lokal diinspirasikan dari berbagai potensi, yaitu potensi
sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), geografis, budaya dan historis. Uraian
masing-masing sebagai berikut.
b. Potensi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara
yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Contoh bidang pertanian: padi,
jagung, buah-buahan, sayur-sayuran dll.; bidang perkebunan: karet, tebu, tembakau, sawit, coklat
dll.; bidang peternakan: unggas, kambing, sapi dll.; bidang perikanan: ikan laut, ikan air tawar,
rumput laut, tambak, dll. Contoh lain misalnya di provinsi Jawa Timur memiliki keunggulan
komparatif dan keragaman komoditas hortikultura buah-buahan yang spesifik, dengan jumlah
lokasi ribuan hektar yang hampir tersebar di seluruh di wilayah kabupaten/kota. Keunggulan lokal
ini akan lebih cepat berkembang, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan agropolitan
(Teropong Edisi 21, Mei-Juni 2005, h. 24). Agropolitan merupakan pendekatan pembangunan
bottom-up untuk mencapai kesejahteraan dan pemerataan pendapatan yang lebih cepat, pada
suatu wilayah atau daerah tertentu, dibanding strategi pusat pertumbuhan (growth pole).
c. Potensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang
dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial yang
adaptif dan transformatif dan mampu mendayaguna- kan potensi alam di sekitarnya secara
seimbang dan berkesinambungan (Wikipedia, 2006). Pengertian adaptif artinya mampu
menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perubahan IPTEK dan perubahan sosial budaya.
Bangsa Jepang, karena biasa diguncang gempa merupakan bangsa yang unggul dalam
menghadapi gempa, sehingga cara hidup, sistem arsitektur yang dipilihnya sudah diadaptasikan
bagi risiko menghadapi gempa. Kearifan lokal (indigenous wisdom) semacam ini agaknya juga
dimiliki oleh penduduk pulau Simeulue di Aceh, saat tsunami datang yang ditandai dengan
penurunan secara tajam dan mendadak muka air laut, banyak ikan bergelimpangan menggelepar,
mereka tidak turun terlena mencari ikan, namun justru terbirit-birit lari ke tempat yang lebih tinggi,
sehingga selamat dari murka tsunami. Pengertian transformatif artinya mampu memahami,
menerjemahkan dan mengembangkan seluruh pengalaman dari kontak sosialnya dan kontaknya
dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa depan, sehingga yang bersangkutan
merupakan makhluk sosial yang berkembang berkesinambungan.

SDM merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. SDM sebagai sumber daya, bisa
bermakna positif dan negatif, tergantung kepada paradigma, kultur dan etos kerja. Dengan kata
lain tidak ada realisasi dan implementasi konsep keunggulan lokal tanpa melibatkan dan
memposisikan manusia dalam proses pencapaian keunggulan. SDM dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas SDA, mencirikan identitas budaya, mewarnai sebaran geografis, dan dapat
berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi geologi, hidrologi dan klimatologi setempat akibat
pilihan aktivitasnya, serta memiliki latar sejarah tertentu yang khas. Pada masa awal peradaban,
saat manusia masih amat tergantung kepada alam, ketergantungannya yang besar terhadap air
telah menyebabkan munculnya peradaban pertama di sekitar aliran sungai besar yang subur.
d. Potensi Geografis
Objek geografi antara lain meliputi, objek formal dan objek material. Objek formal geografi
adalah fenomena geosfer yang terdiri dari, atmosfer bumi, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer,
biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), dan antroposfer (lapisan manusia yang merupakan
tema sentral). Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi Jakarta, 2004) mengemukakan bahwa geografi
adalah ilmu tentang bumi dan kehidupan yang ada di atasnya. Pendekatan studi geografi bersifat
khas. Pengkajian keunggulan lokal dari aspek geografi dengan demikian perlu memperhatikan
pendekatan studi geografi. Pendekatan itu meliputi; (1) pendekatan keruangan (spatial approach),
(2) pendekatan lingkungan (ecological approach) dan (3) pendekatan kompleks wilayah
(integrated approach). Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat
melalui penggambaran letak distribusi, relasi dan inter-relasinya. Pendekatan lingkungan
berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya, sedangkan pendekatan kompleks
wilayah memadukan kedua pendekatan tersebut.
Tentu saja tidak semua objek dan fenomena geografi berkait dengan konsep keunggulan
lokal, karena keunggulan lokal dicirikan oleh nilai guna fenomena geografis bagi kehidupan dan
penghidupan yang memiliki, dampak ekonomis dan pada gilirannya berdampak pada
kesejahteraan masyarakat. Contoh tentang angina fohn yang merupakan bagian dari iklim dan
cuaca sebagai fenomena geografis di atmosfer. Angin fohn adalah angin jatuh yang sifatnya
panas dan kering. terjadi karena udara yang mengandung uap air gerakannya terhalang oleh
gunung atau pegunungan. Contoh angin fohn di Indonesia adalah angin Kumbang di wilayah
Cirebon dan Tegal karena pengaruh Gunung Slamet, angin Gending di wilayah Probolinggo yang
terjadi karena pengaruh gunung Lamongan dan pegunungan Tengger, angin Bohorok di daerah
Deli, Sumatera Utara karena pengaruh pegunungan Bukit Barisan.

e. Potensi Budaya
Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Agar kebudayaan
dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan antara idealisme dengan realisme
yang pada hakekatnya merupakan perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya masing-
masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap menghargai
kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal.
Perspektif Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Kompetisi global telah
menawarkan kepada pelanggan berbagai pilihan bentuk, ukuran dan kualitas produk dan/atau jasa
di pangsa pasar. Produk/Jasa ini telah dikemas sedemikian rupa sesuai dengan preferensi dan
kebutuhan konsumen. Para konsumen di pasar global saat ini telah sangat lihai memilih produk
dan jasa yang mereka kehendaki perdasarkan pertimbangan harga (cost), mutu (quality), waktu
(time), layanan (service), inovasi (Innovation), dan memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik
(customization).
Marquardt (1999) mengungkapkan bahwa pemasaran dan komunikasi global telah
meningkatkan kesadaran konsumen tentang pelayanan dan produk-produk yang memungkinkan.
Merujuk pada konsep tersebut, Keunggulan lokal suatu daerah memiliki peluang besar untuk
menjadi komoditas yang diperdagangkan di pasar global sehingga daerah tersebut dapat lebih
meningkatkan penghasilannya atau meningkatkan PAD (Penghasilan Asli Daerah) bagi
mensejahterakan dan memberdayakan penduduknya. Karena manfaat dan penghasilan yang
diperoleh menjadikan penduduk daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melestarikan dan
meningkatkan kualitas keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya sehingga bermanfaat bagi
penduduk daerah setempat serta mampu mendorong daerah tersebut bersaing secara nasional
maupun global.
4. Upaya SMK NEGERI 1 KANDIS dalam menuju Pendidikan Berwawasan Global Dan Revolusi
Indutri 4.0 Khusus nya Untuk Kompetensi Keahlian Akuntansi & Keuangan Lembaga
Apa sebenarnya revolusi Industri 4.0? Era ini dapat dibilang sebagai jembatan perubahan
(revolusi), namun perubahan bagaimana menarik untuk kita uraikan. Revolusi ini ditenggarahi
perubahan di berbagai bidang melalui perpaduan teknologi. Maksudnya era industri sudah
mengalami pergeseran dengan memanfaatkan teknologi (robot) dan internet. Tenaga manusia
mulai berkurang dalam pengerjaan di berbagai sektor industri. Industri semacam ini belum begitu
terasa di Negara kita berbeda di Eropa misalnya Jerman. Lambat laut Negara kita juga mengalami
pergerasan yang sama karena mengkuti era globalisasi. Mau tidak mau harus mengikuti untuk
terus bertahan di perdagangan dunia.

Revolusi Industri 4.0 memiliki kelemahan dan kelebihan. Berbicara sudut kelebihan tentu
soal efisensi waktu mudah untuk diminimalisir karena pengerjaanya menggunakan komputerisasi.
Persoalan biaya demikian dapat menekan sebab tidak memerlukan karyawan yang besar. Sisi
lain, juga tersemat kelemahan. Salah satunya adalah kesiapan tenaga manusia dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0. Tidak menutup kemungkinan tenaga manusia yang
digantikan robotik akan menimbulkan kesenjangan. Manusia harus pandai untuk mencari dan
menciptakan pekerjaan, selain itu harus mampu bersaing dan bertahan. Dalam menghadapi
tantangan Revolusi Industri yang secara Global Sekolah SMK NEGERI 1 KANDIS mulai
melakukan Perubahan Perubahan Kecil ,dan Bertahap guna menghasilkan Peserta didik yang
siap kerja dan siap bersaing di er a Revolusi Industri saat ini. Hal hal yang ditekan kan kepada
tidak hanya kepada peserta didik saja namun hal ini juga ditekankan kepada tenaga Pengajar
( GURU ) , langkah langkah yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kritis 
Untuk mengahadapi Revolusi industri 4.0 Guru dan Pesrta didik harus memiliki kemampuan
berpikir kritis, mengapa demikian? Berpikir kritis artinya kita terus berusaha untuk mencari jalan
keluar dari permasalahan yang dihadapi. Revolusi industri 4.0 kita diajak untuk berpikir bukan
mengalahkan, tetapi mencari cara lain untuk bertahan melalui kemampuan diri.
2. Kreatif
Seperangkat kemampuan ini begitu dibutuhkan mengahadapi era demikian. Kemampuan
untuk terus berinovasi menjadi petunjuk menghadapi revolusi industri 4.0. Inovasi yang tidak jauh
dari kemajuan teknologi tentunya. Sehingga, mampu mendukung dari kemajuan yang ada,dan
dalam hal ini guru sangat berperan penting
3. Cerdas Membaca Peluang 
Keberhasilan seseorang tidak saja ditentukan IQ tinggi, melainkan kecerdasan dalam
membaca peluang. Melalui kecerdasan ini seseorang akan mampu bersaing dalam berbagai
kondisi kehidupan. Ia akan mampu menatap kehidupan sebagai medan untuk mencari peluang.
Terlebih era revolusi industri akan menatapnya bukan sebagai persaingn tetapi mantra dalam
bekerja.Sehingga guru sangat diharapkan untuk memberikan Motivasi kepada peserta didik agar
memilik pola yang cerdas dalam membaca peluang
4. Skill
Paling utama untuk menghadapi revolusi industri 4.0 keterampilan. Melalui keterampilan ini
tidak saja menjadi pembeda untuk mengarungi kerasnya kehidupan, tetapi nilai plus untuk diri.
Seperangkat keterampilan inilah yang nanti akan mengimbangi kemajuan dalam  berbagai sektor.
Tidak mungkin industri sepenuhnya dilakukan oleh mesin juga membutuhkan tangan-tangan
cerdas manusia.

Seperangkat keterampilan di atas begitu penting untuk dimiliki sekarang, sebab perubahan
sudah di depan mata. Tinggal kita yang harus segera menyiapkan. Jika tidak kita akan
terpinggirkan secara perlahan bahkan akan menelan pil pahit kehidupan. Tentu tidak
menginginkan, lalu apa yang harus dilakukan terutama para orang tua untuk menyiapkan
anaknya?
Dalam menghadapi Era Globalisasi ,dan Revolusi Industri 4.0 SMK NEGERI 1 KANDIS juga
melakukan perubahan dibidang adminitrasi akademik diantara nya sebagai berikut:
 Melakukan Sinkronisasi Kurikulum Industri yaitu dengan membuat hubungan kerja sama denga
DUDI dalam mensinkronkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri
tersebut
 Selalu Update dalam perkembangan Pendidikan terutama didalam bidang kejuruan, agar
peserta didik lebih terampil dan mahir dalam menggunakan teknologi yang dibutuhakan DUDI
 Mempersiapkan Guru Tamu yang didatangkan dari DUDI sesuai dengan komptensi keahlian
 Memagangkan Guru Produktif Ke DUDI atau Instansi terkait agar kebutuhan dunia usaha dan
industri dalam sejalan dengan pembelajran di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai