Anda di halaman 1dari 97

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMK


1. Kerangka dasar Kurikulum SMK
Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan dokumen
kurikulum, implementasi kurikulum dan evaluasi kurikulum. Kerangka dasar juga digunakan
sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum tingkat nasional, daerah dan KTSP.
Kerangka dasar kurikulum ini digunakan sebagai:
1. Acuan dalam pengembangan Struktur Kurikulum tingkat nasional;
2. Acuan dalam pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah; dan
3. Pedoman dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
A. Landasan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan
adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan landasan empirik. Landasan
yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan
kurikulumdan yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan
filosofis adalah landasan mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan
dihasilkan kurikulum. Landasan teoritis memeberikan arahan berdasarkan pelaksanaan
kurikulum yang sedang berlaku di lapangan.
Landasan yuridis kurikulum SMK berdasarkan Perdirjen Dikdasmen Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum SMK/MAK dan Perdirjen Dikdasmen No.
464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
B. Struktur Kurikulum
SMK Nusantara pada tahun pelajaran 2023/2024 ini menerapkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2013 versi 2018 pada kelas XII.
Uraian struktur kurikulum kompetensi keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran Industri tabel berikut:
Struktur Kurikulum Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
ALOKASI
MATA WAKTU
PELAJARAN
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 26


1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Ekonomi Bisnis 72
3. Administrasi Umum 72
4. IPA 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Teknologi Perkantoran 144
2. Korespondensi 180
3. Kearsipan 144
C3. Kompetensi Keahlian
1. Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian 454
2. Otomatisasi Tata Kelola Keuangan 420
3. Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana 420
4. Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan 420
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016

KELAS
XII
MATA PELAJARAN
1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2. Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 2 2
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 4 4
Jumlah A 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2. Kesehatan - -

Jumlah B - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital - -

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 27


2. Ekonomi Bisnis - -
3. Administrasi Umum - -
4. IPA - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Teknologi Perkantoran - -
2. Korespondensi - -
3. Kearsipan - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian 7 7
2. Otomatisasi Tata Kelola Keuangan 6 6
Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan
3. Prasarana 6 6

Otomatisasi Tata Kelola Humas dan


4. Keprotokolan 6 6

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 8 8


Jumlah C 33 33
Total 48 48

Keterangan:
1. Alokasi waktu per jam pembelajaran 45 menit
C. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SMK Nusantara meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan
dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik SMK Nusantara. Di
samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri atau kegiatan
ekstrakurikuler termasuk ke dalam isi kurikulum.
Secara rinci muatan kurikulum dijelaskan sebagai berikut:
1. Kompetensi Mata Pelajaran
Secara umum yang membedakan muatan kurikulum pada kurikulum 2013 versi
2018 dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya pengelompokan mata pelajaran
Muatan Nasional (A), Muatan kewilayahan (B), dan mata pelajaran muatan kejuruan (C)
yang terdiri atas mata pelajaran dasar bidang keahlian (C1), dasar program keahlian (C2)
dan kompetensi keahlian (C3).
Kelompok mata pelajaran Muatan Nasional merupakan bagian dari pendidikan
umum yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan pengetahuan
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan
kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa. Mata pelajaran Kelompok A
dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 28
dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum 2013,
maka mata pelajaran pada kompetensi keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran terdiri dari kelompok mata pelajaran Muatan Nasional (A) terdiri atas 7 mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran Muatan Kewilayahan (B) terdiri atas 3 mata
pelajaran, dan kelompok mata pelajaran kejuruan (C) pada C1 terdiri atas 3 mata
pelajaran, C2 terdiri atas 4 mata pelajaran dan C3 terdiri atas 5 mata pelajaran.
a. Deskripsi KI dan KD Mata Pelajaran Muatan Nasional (A)
1) Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (A)
Jam Pelajaran : 318 JP (@ 45 Menit)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2


(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku


agama yang dianutnya. jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif,
dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan,
pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
KOMPETENSI DASAR bangsaKOMPETENSI
dalam pergaulan dunia.
DASAR
1.18 Menerapkan penyelenggaraan jenazah 2.18 Menunjukkan sikap tanggung
sesuai dengan ketentuan syariat Islam jawab dan kerja sama dalam
penyelenggaraan perawatan
jenazah di masyarakat

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 29


1.19 Menerapkan ketentuan khutbah, tablig, 2.19 Menjaga kebersamaan dengan
dan dakwah di masyarakat sesuai orang lain dengan saling
dengan syariat Islam menasihati melalui khutbah,
tablig, dan dakwah
1.20 Menerapkan prinsip ekonomi dan 2.20 Bekerjasama dalam menegakkan
muamalah sesuai dengan ketentuan prinsip-prinsip dan praktik
syariat Islam ekonomi sesuai syariat Islam
1.21 Mengakui bahwa nilai- nilai Islam 2.21 Bersikap rukun dan kompetitif
dapat mendorong kemajuan dalam kebaikan sebagai
perkembangan Islam pada masa implementasi nilai- nilai
kejayaan perkembangan peradaban
Islam pada masa kejayaan
1.22 Mempertahankan keyakinan yang 2.22 Bersikap rukun dan kompetitif
benar sesuai ajaran Islam dalam dalam kebaikan sebagai
sejarah peradaban Islam pada masa implementasi nilai- nilai sejarah
modern peradaban Islam pada masa
modern
1.23 Terbiasa membaca al- Qur’an sebagai 2.23 Bersikap kritis dan demokratis
pengamalan dengan meyakini bahwa sesuai dengan pesan QS Ali
agama mengajarkan kepada umatnya Imran (3): 190-191 dan 159,
untuk berpikir kritis dan bersikap serta Hadis terkait
demokratis
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
1.24 Meyakini bahwa agama mewajibkan 2.24 Berbuat baik kepada sesama
umatnya untuk beribadah dan manusia sesuai dengan perintah
bersyukur kepada Allah serta berbuat QS Luqman (31): 13-14 dan QS
baik kepada sesama manusia al- Baqarah (2): 83, serta Hadis
1.25 Meyakini terjadinya hari akhir 2.25 terkait
Berperilaku jujur, bertanggung
jawab, dan adil sesuai dengan
keimanan kepada hari akhir
1.26 Meyakini adanya qadha dan qadar 2.26 Bersikap optimis, ikhtiar, dan
Allah SWT tawakal sebagai implementasi
beriman kepada qadha dan qadar
1.27 Meyakini bahwa agama mewajibkan 2.27 Allah SWT kerja keras, dan
Berperilaku
umatnya untuk bekerja keras dan bertanggung jawab dalam
bertanggung jawab dalam kehidupan kehidupan sehari-hari
sehari-hari
1.28 Meyakini kebenaran ketentuan 2.28 Menunjukkan sikap bersatu dan
pelaksanaan pernikahan berdasarkan kebersamaan dalam lingkungan
syariat Islam masyarakat sebagai implementasi
ketentuan pernikahan dalam Islam

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 30


1.29 Meyakini kebenaran ketentuan waris 2.29 Peduli kepada orang lain sebagai
berdasarkan syariat Islam cerminan pelaksanaan ketentuan
waris dalam Islam
1.30 Meyakini kebenaran ketentuan dakwah 2.30 Bersikap moderat dan santun
berdasarkan syariat Islam dalam dalam berdakwah dan
memajukan perkembangan Islam di mengembangkan ajaran Islam
Indonesia
1.31 Meyakini kebenaran bahwa dakwah 2.31 Menjunjung tinggi kerukunan dan
dengan cara damai, Islam diterima oleh kedamaian dalam kehidupan
masyarakat di Indonesia sehari- hari

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


1.32 Meyakini bahwa islam adalah rahmatan 2.32 Menjunjung tinggi nilai-nilai Islam
lil-‘alamin yang dapat memajukan rahmatanlil-alamin sebagai pemicu
peradaban dunia kemajuan peradaban Islam di masa
mendatang
1.33 Meyakini bahwa kemunduran umat 2.33 Mewaspadai secara bijaksana
Islam di dunia, sebagai bukti terhadap penyimpangan ajaran
penyimpangan dari ajaran Islam yang Islam yang berkembang di
benar masyarakat
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menga-nalisis dan 4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan
mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, menggunakan alat informasi dan prosedur
konseptual, prosedural, dan metakognitif kerja yang lazim dilakukan serta
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian menyelesaikan masalah sederhana
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sesuai dengan lingkup kajian Pendidikan
pada tingkat teknis, spesifik, detail dan Agama Islam dan Budi Pekerti.
kompleks berkenaan dengan ilmu Menunjukkan keterampilan menalar,
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan mengolah, dan menyaji secara efektif,
humaniora dalam konteks pengembangan kreatif, produktif, kritis, mandiri,
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, kolaboratif, komunikatif dan solutif dalam
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat ranah abstrak, terkait dengan
nasional, regional dan internasional. pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
KOMPETENSI DASAR membiasakan
KOMPETENSIgerak DASAR
mahir, menjadikan

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 31


3.22 Menganalisis perkembangan Islam 4.22.1 Menyajikan perkembangan
pada masa modern (1800- peradaban Islam pada masa
sekarang) modern (1800-sekarang)
4.22.2 Menyajikan prinsip-prinsip
pembaharuan yang sesuai
dengan perkembangan
peradaban Islam pada masa
3.23 Mengevaluasi makna QS Ali Imran 4.23.1 Membaca QS Ali Imran (3): 190-191,
(3): 190-191, dan QS Ali Imran (3): dan QS Ali Imran (3): 159,; sesuai
159, serta Hadis tentang berpikir dengan kaidah tajwid dan
kritis dan bersikap demokratis makharijul-huruf
4.23.2 Mendemonstrasikan hafalan QS Ali
Imran (3): 190-191, dan QS Ali
Imran (3): 159, dengan lancar
4.23.3 Menyajikan sikap kritis & ciri orang-
orang berakal (ulil albab) sesuai
pesan QS Ali Imran (3): 190-191
4.23.4 Mempresentasikan demokrasi dan
sikap tidak memaksakan kehendak
sesuai pesan QS Ali Imran (3): 159

3.24 Mengevaluasi makna QS Luqman 4.24.1 Membaca QS Luqman (31): 13-14


(31): 13-14 dan QS al-Baqarah (2): dan QS al-Baqarah (2): 83 sesuai
83, serta Hadis tentang dengan kaidah tajwid dan
kewajibanberibadah dan bersyukur makharijul huruf
kepada Allah sertaberbuat baik 4.24.2 Mendemonstrasikan hafalan QS
kepada sesama manusia Luqman (31): 13-14 dan QS al-
Baqarah (2): 83 dengan lancar
4.24.3 Mempresentasikan kewajiban
beribadah dan bersyukur kepada
Allah serta berbuat baik terhadap
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI
sesama manusiaDASAR
sesuai pesan QS
3.25 Mengevaluasi makna iman kepada 4.25 Menyajikan perilaku jujur,
hari akhir bertanggung jawab, dan adil
sebagai perwujudan iman kepada
3.26 Mengevaluasi makna iman kepada 4.26 hari akhir
Mempresentasikan makna sikap
qadha dan qadar optimis, ikhtiar, dan tawakkal
sebagai perwujudan iman kepada
qadha dan qadar Allah SWT

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 32


3.27 Mengevaluasi perilaku bekerja 4.27 Menyajikan perilaku bekerja keras,
keras dan bertanggung jawab jujur, bertanggung jawab, adil, dan
dalam kehidupan sehari-hari yang toleransi dalam kehidupan sehari-
berkembang di masyarakat hari yang berkembang di
masyarakat sebagai wujud
3.28 Mengevaluasi ketentuan 4.28 Menyajikan prosesi pernikahan
pernikahan dalam Islam dalam Islam
3.29 Mengevaluasi ketentuan waris 4.29 Menggunakan ketentuan
dalam Islam pembagian waris Islam dalam
3.30 Mengevaluasi strategi dakwah dan 4.30 Menyajikan prinsip-prinsip strategi
perkembangan Islam di Indonesia dakwah dan perkembangan Islam
di Indonesia
3.31 Mengevaluasi sejarah 4.31 Menyajikan nilai-nilai keteladanan
perkembangan Islam di Indonesia tokoh-tokoh dalam sejarah
perkembangan Islam di Indonesia
3.32 Mengevaluasi faktor- faktor 4.32 Menyajikan faktor-faktor penentu
kemajuan peradaban Islam di kemajuan peradaban Islam di dunia
dunia
3.33 Mengevaluasi faktor- faktor 4.33 Menyajikan faktor-faktor penyebab
kemunduran peradaban Islam di kemunduran peradaban Islam di
dunia dunia

2) Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (A)


Jam Pelajaran : 212 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
agama yang dianutnya jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif,
dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan,
pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 33


KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
1.20 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa 2.20 Proaktif dalam menerapkan nilai-nilai
atas nilai-nilai persatuan dan kesatuan persatuan dan kesatuan bangsa
bangsa dalam Negara Kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik
Republik Indonesia Indonesia
1.21 Menghayati perbedaan sebagai anugerah 2.21 Proaktif menghindari pelangga-ran hak
Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka dan pengingkaran kewajiban warga
menghindari pelanggaran hak dan negara dalam kehidupan berbangsa
pengingkaran kewajiban warga negara dan bernegara
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
1.22 Mengamalkan perilaku orang beriman 2.22 Berperilaku jujur dalam praktik
kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam perlindungan dan penegakan hukum
praktik pelindungan dan penegakan di tengah masyarakat
hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian
1.23 Melaksanakan pemerintahan sesuai 2.23 Berperilaku jujur dalam pelak-sanaan
karakteristik good governance dengan pemerintahan sesuai karakteristik
berlandaskan nilai-nilai ketuhanan Yang good governance
Maha Esa

1.24 Menghayati kemajuan Ilmu pengetahuan 2.24 Bertanggungjawab dalam menyi-kapi


dan teknologi sebagai anugerah pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan
Tuhanan Yang Maha Esa dan teknologi dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
1.25 Mensyukuri persatuan dan kesatuan 2.25 Proaktif dalam mengembangkan
bangsa sebagai upaya dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dan mempertahankan Negara Kesatuan sebagai upaya dalam menjaga dan
Republik Indonesia sebagai bentuk mempertahankan Negara Kesatuan
pengabdian Republik Indonesia

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.26 Menghayati peranan pers di Indonesia 2.26 Bertanggung-jawab dalam me-nyikapi


dengan berlandaskan nilai-nilai peranan pers di Indonesia
ketuhanan Yang Maha Esa

1.27 Mengamalkan etos kerja masya-rakat 2.27 Peduli terhadap etos kerja masyarakat
Indonesia dengan berlandaskan nilai- Indonesia
nilai ketuhanan Yang Maha Esa
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 34


3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan
faktual, konseptual, prosedural, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
metakognitif sesuai dengan bidang dan serta memecahkan masalah sesuai
lingkup kajian Pendidikan Pancasila dan dengan bidang kajian Pendidikan
Kewarganegaraan pada tingkat teknis, Pancasila dan Kewarganegaraan.
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan Menampilkan kinerja di bawah
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, bimbingan dengan mutu dan kuantitas
seni, budaya, dan humaniora dalam yang terukur sesuai dengan standar
konteks pengembangan potensi diri kompetensi kerja.
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, Menunjukkan keterampilan menalar,
dunia kerja, warga masyarakat nasional, mengolah, dan menyaji secara efektif,
regional, dan internasional. kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI
dipelajarinya DASAR serta mampu
di sekolah,
3.21 Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait 4.21 Menyaji hasil analisis tentang nilai-nilai
dengan kasus-kasus pelanggaran hak Pancasila terkait dengan kasus-kasus
dan pengingkaran kewajiban warga pelanggaran hak dan pengingkaran
negara dalam kehidupan berbangsa kewajiban warga negara dalam
dan bernegara kehidupan berbangsa dan bernegara
3.22 Mengevaluasi praktik perlin-dungan dan 4.22 Mendemonstrasikan praktik per-
penegakan hukum untuk menjamin lindungan dan penegakan hukum
keadilan dan kedamaian untuk menjamin keadilan dan
kedamaian
3.23 Menganalisis pelaksanaan peme-rintahan 4.23 Menyaji hasil analisis tentang
sesuai karakteristik good governance pelaksanaan pemerintahan sesuai
karakteristik good governance
3.24 Menganalisis pengaruh kema-juan ilmu 4.24 Menyaji hasil analisis tentang pengaruh
pengetahuan dan teknologi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan
bangsa dan negara dalam bingkai teknologi terhdap bangsa & negara
Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 35


3.25 Mengevaluasi dinamika persa-tuan dan 4.25 Menyaji hasil evaluasi tentang dinamika
kesatuan bangsa sebagai upaya persatuan dan kesatuan bangsa
menjaga dan mempertahankan Negara sebagai upaya menjaga dan
Kesatuan Republik Indonesia mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3.26 Mengevaluasi peranan pers diIndonesia 4.26 Menyaji hasil evaluasi tentang peranan
pers di Indonesia
3.27 Mengevaluasi etos kerja masyarakat 4.27 Menyaji hasil evaluasi tentang etos kerja
Indonesia masyarakat Indonesia

3) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia (A)


Jam Pelajaran : 320 JP (@ 45 Menit
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menga-nalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
faktual, konseptual, prosedural, dan kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan
metakognitif sesuai dengan bidang dan masalah sesuai dengan bidang kajian bahasa
lingkup kajian Bahasa Indonesia pada Indonesia.
tingkat teknis, spesifik, detil, dan Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
kompleks, berkenaan dengan ilmu dengan mutu dan kuantitas yang terukur
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan sesuai dengan standar kompetensi kerja.
humaniora dalam konteks pengembangan Menunjukkan keterampilan menalar,
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
nasional, regional, dan internasional. komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
KOMPETENSI DASAR dipelajarinya
KOMPETENSIdi sekolah,
DASAR serta mampu
3.1 Menganalisis informasi (pengetahuan 4.1 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan
dan urutan kejadian) dalam teks urutan kejadian) dalam teks eksplanasi
ekplanasi berkaitan dengan bidang berkaitan dengan bidang pekerjaan secara
pekerjaan lisan dan tulis lisan dan tulis

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 36


3.2 Menganalisis struktur dan 4.2 Memproduksi teks eksplanasi berkaitan
kebahasaan teks eksplanasi berkaitan dengan bidang pekerjaan secara lisan atau
dengan bidang pekerjaan tulis dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan
3.3 Menganalisis informasi berupa 4.3 Menyusun bagian-bagian penting dari
permasalahan aktual yang disajikan permasalahan aktual sebagai bahan untuk
dalam ceramah berkaitan dengan disajikan dalam ceramah berkaitan dengan
bidang pekerjaan bidang pekerjaan
3.4 Menganalisis isi, struktur, dan 4.4 Mengonstruksi ceramah berkaitan bidang
kebahasaan dalam ceramah berkaitan pekerjaan dengan memerhatikan aspek
dengan bidang pekerjaan kebahasaan dan menggunakan struktur yang
tepat
3.5 Mendeskripsikan butir-butir penting 4.5 Menyajikan butir-butir penting dari satu buku
dari satu buku pengayaan (nonfiksi) pengayaan (nonfiksi) berkaitan dengan
berkaitan dengan bidang pekerjaan bidang pekerjaan
yang dibaca
3.6 Menemukan butir-butir penting dari 4.6 Menyajikan persamaan dan perbedaan isi
dua buku pengayaan berkaitan dua buku pengayaan berkaitan dengan
dengan bidang pekerjaan (nonfiksi) bidang pekerjaan (nonfiksi) yang dibaca
yang dibaca
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis pesan dari satu buku 4.7 Menyusun ulasan terhadap pesan dari satu
fiksi yang dibaca buku fiksi yang dibaca
3.8 Mendeskripsikan informasi penting 4.8 Melengkapi informasi dalam proposal
yang ada dalam proposal kegiatan berkaitan dengan bidang pekerjaan supaya
atau penelitian berkaitan dengan lebih efektif
bidang pekerjaan
3.9 Menganalisis isi, sistematika, dan 4.9 Merancang sebuah proposal karya ilmiah
kebahasaan suatu proposal berkaitan berkaitan bidang pekerjaan dengan
dengan bidang pekerjaan memerhatikan informasi, tujuan, dan esensi
karya ilmiah yang diperlukan
3.10 Menganalisis informasi, tujuan dan 4.10 Merancang informasi, tujuan, dan esensi
esensi sebuah karya ilmiah berkaitan yang harus disajikan dalam karya ilmiah
dengan bidang pekerjaan yang dibaca berkaitan dengan bidang pekerjaan

3.11 Menganalisis sistematika dan 4.11 Mengonstruksi sebuah karya ilmiah berkaitan
kebahasaan karya ilmiah berkaitan bidang pekerjaan dengan memerhatikan isi,
dengan bidang pekerjaan sistematika, dan kebahasaan
3.12 Membandingkan isi berbagai resensi 4.12 Menyajikan isi sebuah resensi berkaitan
berkaitan dengan bidang pekerjaan bidang pekerjaan dengan memerhatikan
untuk menemukan sistematika sebuah hasil perbandingan beberapa teks resensi
resensi

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 37


3.13 Menganalisis kebahasaan resensi 4.13 Mengkonstruksi sebuah resensi dari buku
dalam kumpulan cerpen atau novel kumpulan cerita pendek atau novel yang
setidaknya dua karya yang berbeda sudah dibaca
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.14 Menganalisis alur cerita, babak demi 4.14 Mempertunjukkan salah satu tokoh dalam
babak, dan konflik dalam drama yang drama yang dibaca atau ditonton secara lisan
dibaca/ditonton
3.15 Menganalisis isi dan kebahasaan 4.15 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama
drama yang dibaca atau ditonton dengan memerhatikan isi dan kebahasaan
3.16 Menganalisis pesan dari dua buku 4.16 Menyusun ulasan terhadap pesan dari dua
fiksi (novel dan buku kumpulan puisi) buku kumpulan puisi yang dikaitkan dengan
yang dibaca situasi kekinian
3.17 Mendeskripsikan isi dan sistematika 4.17 Menyajikan simpulan sistematika dan unsur-
surat lamaran pekerjaan yang dibaca unsur isi surat lamaran baik secara lisan
maupun tulis
3.18 Menganalisis unsur kebahasaan surat 4.18 Menyusun surat lamaran pekerjaan dengan
lamaran pekerjaan memerhatikan isi, sistematika dan
kebahasaan
3.19 Menganalisis informasi, yang 4.19 Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita
mencakup orientasi, rangkaian sejarah dalam sebuah teks eksplanasi
kejadian yang saling berkaitan,
komplikasi dan resolusi, dalam cerita
sejarah lisan atau tulis
3.20 Menganalisis kebahasaan cerita atau 4.20 Menulis cerita sejarah pribadi dengan
novel sejarah memerhatikan kebahasaan
3.21 Mendeskripsikan informasi (pendapat, 4.21 Menyeleksi ragam informasi sebagai bahan
alternatif solusi dan simpulan teks editorial berkaitan dengan bidang
terhadap suatu isu) dalam teks pekerjaan baik secara lisan maupun tulis
editorial berkaitan dengan bidang
3.22 Menganalisis struktur dan 4.22 Merancang teks editorial berkaitan bidang
kebahasaan teks editorial berkaitan pekerjaan dengan memprhatikan struktur &
dg bidang pekerjaan kebahsaan baik secara lisan maupun tulis
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.23 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan 4.23 Menyusun laporan hasil diskusi buku tentang
cerita pendek atau kumpulan puisi) satu topik baik secara lisan maupun tulis
dan satu buku pengayaan (nonfiksi)
yg dibaca
3.24 Menganalisis isi teks iklan sesuai 4.24 Mengonstruksi makna dan tujuan isi teks
bidang pekerjaan iklan sesuai bidang pekerjaan
3.25 Menganalisis struktur dan ciri 4.25 Menyusun teks iklan sesuai bidang pekerjaan
kebahasaan teks iklan sesuai bidang dengan memerhatikan struktur dan
pekerjaan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 38


3.26 Mengevaluasi informasi, baik fakta 4.26 Menyusun opini dalam bentuk artikel
maupun opini, dalam sebuah artikel berkaitan dengan bidang pekerjaan
berkaitan dgan bidang pekerjaan yg
dibaca
3.27 Menganalisis kebahasaan artikel 4.27 Mengonstruksi sebuah artikel berkaitan
dan/atau buku ilmiah berkaitan dg bidang pekerjaan dengan memerhatikan
bidang pekerjaan fakta dan kebahasaan
3.28 Mendeskripsikan isi dan sistematika 4.28 Menyajikan simpulan sistematika dan unsur-
surat dinas berkaitan dengan bidang unsur isi surat dinas berkaitan dengan bidang
pekerjaan pekerjaan baik secara lisan maupun tulis
3.29 Menganalisis unsur kebahasaan surat 4.29 Menyusun surat dinas yang berkaitan bidang
dinas yang sesuai bidang pekerjaan pekerjaan dengan memerhatikan isi,
sistematika dan kebahasaan
3.30 Menganalisis nilai-nilai yang terdapat 4.30 Menulis refleksi tentang nilai- nilai yang
dalam sebuah buku pengayaan terkandung dalam sebuah buku pengayaan
(nonfiksi) dan satu buku drama (fiksi) (nonfiksi) dan satu buku drama (fiksi)

4) Mata Pelajaran : Matematika (A)


Jam Pelajaran : 424 JP (@ 45 Menit
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menga-nalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
faktual, konseptual, prosedural, dan kerja yang lazim dilakukan serta
metakognitif sesuai dengan bidang dan memecahkan masalah sesuai dengan
lingkup kajian Matematika pada tingkat bidang kajian Matematika.
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, dengan mutu dan kuantitas yang terukur
teknologi, seni, budaya, dan humaniora sesuai dengan standar kompetensi kerja.
dalam konteks pengembangan potensi Menunjukkan keterampilan menalar,
diri sebagai bagian dari keluarga, mengolah, dan menyaji secara efektif,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
nasional, regional, dan internasional. komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 39


KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis kaidah penca-cahan, 4.1 Menyajikan penylesaian masalah konteks
permutasi dan kombi-nasi pada berkaitan kaidah penca-cahan, permutasi
masalah kontekstual & kombinasi
3.2 Menentukan peluang kejadian 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dg peluang kejadian
3.3 Mengevaluasi kajian statistika dalam 4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang
masalah kontekstual berkaitan dengan kajian statistika
3.4 Menganalisis ukuran pemusatan data 4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tunggal dan data kelompok dg ukuran pemusatan data tunggal dan
data kelompok
3.5 Menganalisis ukuran penyebaran data 4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tunggal dan data kelompok dg ukuran penyebaran data tunggal dan
data kelompok
3.6 Menentukan nilai limit fungsi aljabar 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dg limit fungsi aljabar
3.7 Menentukan turunan fungsi aljabar 4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
menggunakan definisi limit fungsi/sifat dengan turunan fungsi aljabar
– sifat turunan fungsi serta
penerapannya

3.8 Menganalisis keberkaitan turunan 4.8 Menyelesaikan masalah kontekstual yang


pertama fungsi dg nilai maks, nilai berkaitan dengan turunan pertama fungsi
min, & selang kemonotonan fungsi, aljabar
serta kemiringan gris singgung kurva
3.9 Menentukan nilai integral tak tentu dan 4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tertentu fungsi aljabar dengan integral tak tentu dan tertentu
fungsi aljabar
3.10 Menentukan luas permukaan dan 4.10 Menyelesaikan masalah luas permukaan
volume benda putar dengan dan volume benda putar dengan
menggunakan integral tertentu menggunakan integral tertentu

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 40


5) Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (A)
Jam Pelajaran : 108 JP (@ 45 Menit
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menga-nalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan
faktual, konseptual, prosedural, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
metakognitif sesuai dengan bidang dan memecahkan masalah sesuai dengan
lingkup kajian Sejarah Indonesia pada bidang kajian Sejarah Indonesia.
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, dengan mutu dan kuantitas yang terukur
teknologi, seni, budaya, dan humaniora sesuai dengan standar kompetensi kerja.
dalam konteks pengembangan potensi diri Menunjukkan keterampilan menalar,
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, mengolah, dan menyaji secara efektif,
dunia kerja, warga masyarakat nasional, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
regional, dan internasional. komunikatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami konsep dasar sejarah 3.1 Menyajikan hasil pemahaman tentang
(berpikir kronologis, diakronik, konsep dasar sejarah (berpikir
sinkronik, ruang dan waktu serta kronologis, diakronik, sinkronik, ruang
perubahan dan keberlanjutan) dan waktu serta perubahan dan
keberlanjutan)
3.2 Menganalisis kehidupan manusia dan 3.2 Menyajikan informasi mengenai manusia
hasil-hasil budaya masyarakat Pra dan hasil- hasil budaya khususnya
Aksara Indonesia masyarakat Pra Aksara Indonesia

3.3 Menganalisis berbagai teori tentang 3.3 Mengolah informasi tentang berbagai
proses masuknya agama dan teori masuknya agama dan kebudayaan
kebudayaan Hindu & Buddha serta Hindu dan Buddha serta pengaruhnya
pengaruhnya terhadap kehidupan terhadap kehidupan masyarakat
masyarakat Indonesia (pemerintahan, Indonesia (pemerintahan, budaya)
budaya)
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 41
3.5 Menganalisis berbagai teori tentang 3.4 Menyajikan hasil analisis berbagai teori
proses masuknya agama dan tentang proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam serta pengaruhnya kebudayaan Islam serta pengaruhnya
terhadap kehidupan masyarakat terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, Indonesia (ekonomi, pemerintahan,
budaya) budaya)
3.6 Menganalisis proses masuk dan 3.5 Mengolah informasi tentang proses
perkembangan penjajahan bangsa masuk dan perkembangan penjajahan
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
Inggris) ke Indonesia Belanda, Inggris) ke Indonesia
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis dampak politik, budaya, 3.6 Menalar dampak politik, budaya, sosial,
sosial, ekonomi, dan pendidikan pada ekonomi, dan pendidikan pada masa
masa penjajahan bangsa Eropa, penjajahan bangsa Eropa lahirnya
lahirnya pergerakan nasional dan pergerakan nasional dan peristiwa
peristiwa sumpah pemuda sumpah pemuda

3.8 Menganalisis peristiwa proklamasi 3.7 Menalar peristiwa proklamasi


kemerdekaan dan pembentukan kemerdekaan dan pembentukan
pemerintahan pertama Republik pemerintahan pertama Republik
Indonesia, serta maknanya bagi Indonesia, serta maknanya bagi
kehidupan sosial, budaya, ekonomi, kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
politik, dan pendidikan bangsa politik, dan pendidikan bangsa Indonesia
Indonesia

3.9 Menganalisis strategi dan bentuk 3.8 Mengolah informasi tentang strategi dan
perjuangan bangsa Indonesia dalam bentuk perjuangan bangsa Indonesia
upaya mempertahankan kemerdeka- dalam upaya mempertahankan
an dari ancaman Sekutu dan Belanda kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda
3.10 Mengevaluasi upaya bangsa 3.9 Menyajikan hasil kesimpulan tentang
indonesia dalam menghadapi upaya bangsa Indonesia dalam
ancaman disintegrasi bangsa antara menghadapi ancaman disintegrasi
lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, bangsa antara lain PKI Madiun 1948,
Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G- DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,
30- S/PKI Permesta, G-30- S/PKI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.11 Mengevaluasi perkembangan 3.10 Menyajikan hasil telaah tentang
kehidupan politik dan ekonomi perkembangan kehidupan politik dan
Bangsa Indonesia pada masa awal ekonomi Bangsa Indonesia pada masa
kemerdekaan sampai dengan masa awal kemerdekaan sampai masa
Demokrasi Terpimpin Demokrasi Terpimpin

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 42


3.12 Mengevaluasi perkembangan 3.11 Mengolah informasi tentang
kehidupan politik dan ekonomi pekembangan kehidupan politik dan
Bangsa Indonesia pada masa Orde ekonomi Bangsa Indonesia pada masa
Baru sampai dengan awal Reformasi, Orde Baru sampai dengan awal
serta peranan mahasiswa dan Reformasi, serta peranan mahasiswa
pemuda dalam perubahan politik dan dan pemuda dalam perubahan politik
ketatanegaraan Indonesia dan ketatanegaraan Indonesia
3.13 Mengevaluasi peran bangsa 3.12 Menyajikan hasil telaah tentang peran
Indonesia dalam perdamaian dunia bangsa Indonesia dalam perdamaian
antara lain KAA, Misi Garuda, dunia antara lain KAA, Misi Garuda,
Deklarasi Djuanda, Gerakan Non Deklarasi Djuanda, Gerakan Non Blok,
Blok, dan ASEAN, OKI, dan Jakarta dan ASEAN, OKI, dan Jakarta Informal
Informal Meeting Meeting
3.14 Mengevaluasi kehidupan Bangsa 3.13 Membuat studi evaluasi tentang
Indonesia dalam mengembangkan kehidupan Bangsa Indonesia dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi pada mengembangkan ilmu pengetahuan dan
era kemerdekaan (sejak proklamasi teknologi di era kemerdekaan (sejak
sd Reformasi) proklamasi sampai dengan Reformasi)

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 43


6) Mata Pelajaran : Bahasa Inggris (A)
Jam Pelajaran : 352 JP (@ 45 Menit

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menga- 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
nalisis, dan mengevaluasi tentang menggunakan alat, informasi, dan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
prosedural dasar, dan metakognitif memecahkan masalah sesuai dengan
sesuai dengan bidang dan lingkup bidang kajian Bahasa Inggris.
kajian Bahasa Inggris pada tingkat Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, dengan mutu dan kuantitas yang terukur
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, sesuai dengan standar kompetensi kerja.
teknologi, seni, budaya, dan Menunjukkan keterampilan menalar,
humaniora dalam konteks mengolah, dan menyaji secara efektif,
pengembangan potensi diri sebagai kreatif, produktif, kritis, mandiri,
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
kerja, warga masyarakat nasional, ranah abstrak terkait dengan
regional, dan internasional. pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Menganalisis struktur teks dan 3.1 Menyusun teks ilmiah faktual (factual
unsur kebahasaan untuk report), lisan dan tulis, sederhana, tentang
melaksanakan fungsi sosial teks orang, binatang, benda, gejala dan
factual report dengan menyatakan peristiwa alam dan sosial, terkait dengan
dan menanyakan tentang teks mata pelajaran lain
ilmiah faktual tentang orang,
binatang, benda, gejala dan
peristiwa alam dan sosial,
3.2 sederhana, sesuai
Menganalisis fungsidengan
sosial, konteks
struktur 3.2 Menyusun teks eksposisi analitis tulis,
teks, dan unsur kebahasaan terkait isu aktual, dengan memperhatikan
beberapa teks eksposisi analitis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
lisan dan tulis dengan memberi dan kebahasaan, secara benar dan sesuai
meminta info terkait isu aktual, konteks
sesuai dg konteks penggunaannya

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 44


3.3 Menganalisis fungsi social, struktur 3.3 Menyusun teks biografi tokoh lisan dan
teks dan unsur kebahasaan pada tulis, pendek dan sederhana, dg
teks biografi tokoh sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
konteks penggunaannya dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.4 Menganalisis fungsi sosial, struktur 3.4 Menyusun teks interaksi transaksional
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis yang melibatkan tindakan
interaksi transaksional lisan dan memberi dan meminta informasi terkait
tulis yang melibatkan tindakan hubungan sebab akibat, dengan
memberi dan meminta informasi memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
terkait hubungan sebab akibat, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai dengan konteks sesuai konteks
penggunaannya. (Perhatikan unsur
kebahasaan because of ..., due
to ..., thanks to ...)
3.5 Menganalisis fungsi social, struktur 3.5 Menyusun teks interaksi transaksional tulis
teks dan unsur kebahasaan teks yang melibatkan tindakan memberi dan
interaksi transaksional yang meminta informasi terkait penulisan
melibatkan tindakan memberi dan laporan sederhana dengan
meminta informasi terkait penulisan memperhatikan fungsi social, struktur teks
laporan sederhana dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai dengan konteks penggunaannya di
3.6 Menganalisis fungsi social, struktur 3.6 dunia kerja teks interaksi transaksional
Menyusun
teks dan unsur kebahasaan teks lisan yang melibatkan tindakan memberi
interaksi transaksional yang dan meminta informasi terkait penyajian
melibatkan tindakan memberi dan laporan dengan memperhatikan fungsi
meminta informasi terkait penyajian social, struktur teks dan unsur
laporan secara lisan (report kebahasaan yang benar dan sesuai
presentation) dengan konteks penggunaannya di dunia
kerja
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur 3.7 Menyusun teks interaksi interpersonal
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis sederhana yang melibatkan
interaksi interpersonal lisan dan tulis tindakan menawarkan jasa, dan
yang melibatkan tindakan menanggapinya dengan memperhatikan
menawarkan jasa, serta fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
menanggapinya, sesuai dengan kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks penggunaan-nya. konteks
(Perhatikan unsr kebhsaan May I
help you? What can I do for you?

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 45


3.8 Menganalisis fungsi sosial, struktur 3.8 Menyusun teks khusus surat lamaran
teks, dan unsur kebahasaan kerja, yang memberikan informasi antara
beberapa teks khusus dalam bentuk lain jati diri, latar belakang
surat lamaran kerja, dengan pendidikan/pengalaman kerja, dengan
memberi dan meminta informasi memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
terkait jati diri, latar belakang dan unsur kebahasaan, secara benar dan
pendidikan/pengala-man kerja, sesuai konteks
sesuai dengan konteks
penggunaannya
3.9 Menganalisis fungsi sosial, struktur 3.9 Menyusun teks interaksi transaksional
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan yang melibatkan tindakan memberi
interaksi transaksional lisan yang dan meminta informasi terkait jati diri
melibatkan tindakan memberi dan dalam konteks pekerjaan (wawancara
meminta informasi terkait jati diri pekerjaan), dengan memperhatikan fungsi
dalam konteks pekerjaan sosial, struktur teks, dan unsur
(wawancara pekerjaan) kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks penggunaannya di dunia kerja.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.10 Menganalisis fungsi sosial, struktur 3.10 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang
menyatakan dan menanyakan keharusan, dengan memperhatikan fungsi
tentang keharusan, sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks
3.11 Menganalisis fungsi sosial, struktur 3.11 Menangkap makna secara kontekstual
teks, dan unsur kebahasaan terkait fungsi sosial, struktur teks, dan
beberapa teks news item lisan dan unsur kebahasaan teks news items lisan
tulis dengan memberi dan meminta dan tulis, dalam bentuk berita sederhana
info terkait berita sederhana dari koran/radio/TV
koran/radio/TV, sesuai dg konteks
penggunaannya

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 46


3.12 Menganalisis fungsi sosial, struktur 3.12 Menyusun teks interaksi transaksional
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis yang melibatkan tindakan
interaksi transaksional lisan dan memberi dan meminta informasi terkait
tulis yang melibatkan tindakan pengandaian diikuti oleh perintah/saran,
memberi dan meminta informasi dengan memperhatikan fungsi sosial,
terkait pengandaian diikuti oleh struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
perintah/saran, sesuai dengan benar dan sesuai konteks
bidang keahlian dan konteks
penggunaannya (Perhatikan unsur
kebahasaan if dengan imperative,
can, should)

B. Deskripsi KI dan KD Mata Pelajaran Peminatan Kejuruan C2 (Dasar Program Keahlian)


Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 47


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
dan mengevaluasi tentang menggunakan alat, informasi, dan prosedur
pengetahuan faktual, konseptual, kerja yang lazim dilakukan serta
operasional dasar, dan metakognitif memecahkan masalah sesuai dengan
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja bidang kerja Otomatisasi dan Tata Kelola
Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.
Perkantoran pada tingkat teknis, Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
spesifik, detil, dan kompleks, dengan mutu dan kuantitas yang terukur
berkenaan dengan ilmu sesuai dengan standar kompetensi kerja.
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, Menunjukkan keterampilan menalar,
dan humaniora dalam konteks mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
pengembangan potensi diri sebagai produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
bagian dari keluarga, sekolah, dunia komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
kerja, warga masyarakat nasional, terkait dengan pengembangan dari yang
regional, dan internasional. dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Mata Pelajaran : Teknologi Perkantoran


Jam Pelajaran : 144 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami teknologi 4.1 Melakukan pengelompokkan teknologi
perkantoran, otomatisasi perkantoran, otomatisasi perkantoran, dan
perkantoran, dan virtual office virtual office
3.2 Menerapkan pengetikan 4.2 Melakukan pengetikan
(keyboarding) 10 jari kecepatan (keyboarding) 10 jari kecepatan 200
200 EPM dan ketepatan 99% EPM dan Ketepatan 99%
3.3 Menerapkan pengoperasian aplikasi 4.3 Mengoperasikan aplikasi pengolah
pengolah kata kata
3.4 Menerapkan pengoperasian aplikasi 4.4 Mengoperasikan aplikasi pengolah
pengolah angka angka

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 48


3.5 Menerapkan pengoperasian aplikasi 4.5 Mengoperasikan aplikasi pengolah
pengolah presentasi
Presentasi

3.6 Menerapkan pengoperasian aplikasi 4.6 Mengoperasikan aplikasi pengolah


pengolah bahan cetak bahan cetak
3.7 Menganalisis informasi dari internet 4.7 Menggunakan informasi dari internet untuk
untuk menunjang pekerjaan kantor menunjang pekerjaan kantor
3.8 Menerapkan pengoperasian 4.8 Melakukan transaksi online
transaksi online
3.9 Menerapkan prosedur 4.9 Melaksanakan kegiatan rapat
kegiatan rapat (teleconference)
(teleconference)
3.10 Menerapkan pengelolaan informasi 4.10 Melaksanakan pengelolaan informasi
melalui web log (blog) melalui web log (blog)
3.11 Mengevaluasi penggunaan teknologi 4.11 Membuat laporan penggunaan
perkantoran teknologi perkantoran
Mata Pelajaran : Korespondensi
Jam Pelajaran : 180 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami komunikasi kantor 4.1 Melakukan klasifikasi komunikasi


kantor
3.2 Menerapkan komunikasi melalui 4.2 Melakukan komunikasi melalui
telapon dalam Bahasa Indonesia telepon dalam Bahasa Indonesia
3.3 Menerapkan komunikasi melalui 4.3 Melaksanakan komunikasi melalui
telapon dalam Bahasa Inggris atau telepon dalam Bahasa Inggris atau
bahasa asing lainnya bahasa asing lainnya
3.4 Menerapkan tata naskah dalam 4.4 Membuat naskah surat menyurat Bahasa
kegiatan surat menyurat Bahasa Indonesia
Indonesia
3.5 Menerapkan tata naskah surat 4.5 Membuat naskah surat menyurat
menyurat Bahasa Inggris atau Bahasa Inggris atau bahasa asing
bahasa asing lainnya lainnya
3.6 Menerapkan pembuatan surat 4.6 Membuat surat pribadi
pribadi
3.7 Menganalisis surat dinas 4.7 Membuat surat dinas
3.8 Menganalisis surat niaga 4.8 Membuat surat niaga
3.9 Menerapkan pengelolaan surat 4.9 Melaksanakan pengelolaan surat
elektronik elektronik

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 49


3.10 Mengevaluasi kegiatan korespondensi 4.10 Membuat laporan kegiatan korespondensi
dalam kantor dalam kantor

Mata Pelajaran : Kearsipan


Jam Pelajaran : 144 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami arsip dan 4.1 Melakukan pengelompokkan arsip dan
kearsipan kearsipan
3.2 Memahami norma, standar, prosedur 4.2 Melakukan pengelompokkan norma,
dan kaidah kearsipan standar, prosedur dan kaidah kearsipan
3.3 Menerapkan penggunaan 4.3 Menggunakan peralatan kearsipan
peralatan kearsipan
3.4 Menerapkan penanganan surat 4.4 Melakukan penanganan surat masuk
masuk
3.5 Menerapkan penanganan surat 4.5 Melakukan penanganan surat keluar
keluar
3.6 Menerapkan indeks arsip 4.6 Melakukan indeks arsip
3.7 Menerapkan penyimpanan arsip 4.7 Melakukan penyimpanan arsip sistem
sistem abjad, kronologis, geografis, abjad, kronologis, geografis, nomor dan
nomor dan subjek subjek
3.8 Menerapkan penggunaan arsip 4.8 Melaksanakan prosedur
penggunaan arsip
3.9 Menerapkan pemeliharaan arsip 4.9 Melakukan pemeliharaan arsip
3.10 Mengevaluasi arsip dalam rangka 4.10 Melakukan penentuan masa retensi arsip
menentukan retensi arsip
3.11 Menerapkan penyusutan arsip 4.11 Melakukan penyusutan arsip
3.12 Menerapkan pengelolaan arsip 4.12 Melakukan pengelolaan arsip elektronik
elektronik
3.13 Mengevaluasi kegiatan 4.13 Membuat laporan hasil evaluasi
pengelolaan arsip kegiatan pengelolaan arsip

e. Deskripsi KI dan KD Mata Pelajaran Peminatan Kejuruan C3 (Kompetensi Keahlian)


Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 50
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


menganalisis, dan mengevaluasi menggunakan alat, informasi, dan prosedur
tentang pengetahuan faktual, kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan
konseptual, operasional dasar, dan masalah sesuai dengan bidang kerja
metakognitif sesuai dengan bidang Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.
dan lingkup kerja Otomatisasi dan
Tata Kelola Perkantoran pada tingkat Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, dengan mutu dan kuantitas yang terukur
berkenaan dengan ilmu sesuai dengan standar kompetensi kerja.
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks Menunjukkan keterampilan menalar,
pengembangan potensi diri sebagai mengolah, dan menyaji secara efektif,
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
kerja, warga masyarakat nasional, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
regional, dan internasional terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi,


kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 51


Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian
Jam Pelajaran : 454 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami administrasi kepegawaian 4.1. Melakukan pengelompokkan
administrasi kepegawaian
3.2 Memahami regulasi 4.2. Melakukan klasifikasi
kepegawaian regulasi kepegawaian
3.3 Memahami sistem administrasi 4.3. Melakukan pengelompokkan sistem
kepegawaian administrasi kepegawaian
3.4. Menganalisis kebutuhan pegawai 4.4. Merencanakan kebutuhan
3.5. Menerapkan sistem pengadaan 4.5. pegawai
Melakukan pengadaan
pegawai pegawai
3.6. Menerapkan sumpah/janji pegawai 4.6. Melaksanakan kegiatan sumpah/janji
pegawai
3.7. Menerapkan Daftar Urut 4.7. Menyusun Daftar Urut
Kepangkatan (DUK) pegawai Kepangkatan (DUK) pegawai

3.8. Menerapkan perencanaan karir pegawai 4.8. Menyusun rencana karir


pegawai
3.9. Mengevaluasi penilaian kinerja 4.9. Melakukan rencana tindak lanjut
pegawai hasil penilaian kinerja pegawai
3.10. Menerapkan penggajian dan tunjangan 4.10. Menyusun daftar penggajian dan
pegawai tunjangan pegawai
3.11. Memahami penghargaan pegawai 4.11. Melakukan pengelompokan
penghargaan pegawai
3.12. Menerapkan disiplin pegawai 4.12. Melaksanakan disiplin pegawai
3.13. Memahami peraturan perkawinan 4.13. Melaksanakan pengelompokkan
pegawai peraturan perkawinan pegawai
3.14. Menerapkan pemberhentian pegawai 4.14. Melakukan pemberhentian pegawai
3.15. Memahami kesejahteraan pegawai 4.15. Melakukan klasifikasi kesejahteraan
pegawai
3.16. Menerapkan cuti pegawai 4.16. Melaksanakan pemberian cuti
pegawai
3.17. Menerapkan dokumen pensiuun pegawai 4.17. Membuat dokumen pensiun pegawai
3.18. Menerapkan penyimpanan dokumen 4.18. Melakukan penyimpanan dokumen
kepegawaian kepegawaian
3.19. Mengevaluasi pengelolaan administrasi 4.19. Membuat laporan hasil evaluasi
kepegawaian pengelolaan administrasi
kepegawaian

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 52


Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Keuangan
Jam Pelajaran : 420 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami administrasi 4.1 Melakukan pengelompokkan
keuangan administrasi keuangan
3.2 Memahami kebijakan 4.2 Melakukan pengelompokkan
pengelolaan keuangan kebijakan pengelolaan keuangan
3.3 Menerapkan penyusunan Anggaran 4.3 Menyusun Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Pendapatan Dan Belanja
3.4 Menerapkan penerimaan 4.4 Melakukan penerimaan anggaran
anggaran
3.5 Menerapkan penggunaan 4.5 Melaksanakan penggunaan
anggaran anggaran
3.6 Menerapkan pemdokumentasian 4.6 Mendokumentasikan bukti-bukti
bukti- bukti penggunaan anggaran penggunaan anggaran
3.7 Menerapkan pembuatan laporan 4.7 Membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan pertanggungjawaban keuangan
3.8 Menerapkan pengoperasian aplikasi 4.8 Mengoperasikan aplikasi keuangan
keuangan
3.9 Mengevaluasi kegiatan 4.9 Membuat laporan hasil evaluasi
administrasi keuangan kegiatan administasi keuangan
3.10 Memahami dana kas kecil 4.10 Mengelompokkan kas kecil
3.11 Menerapkan persiapan 4.11 Mempersiapkan pengelolaan kas
pengelolaan kas kecil kecil
3.12 Menerapkan pencatatan penggunaan 4.12 Mencatat penggunaan dana kas
dana kas kecil kecil
3.13 Menerapkan pelaporan aktivitas 4.13 Melaporkan aktivitas kas kecil
kas kecil
3.14 Menerapkan pembuatan laporan dana kas 4.14 Membuat laporan dana kas kecil
kecil metode imprest metode imprest
3.15 Menerapkan pembuatan laporan dana kas 4.15 Membuat laporan dana kas kecil metode
kecil metode fluktuasi fluktuasi
3.16 Menerapkan pengoperasian aplikasi dana 4.16 Mengoperasikan aplikasi dana kas kecil
kas kecil
3.17 Menerapkan penyimpanan dokumen 4.17 Melakukan penyimpanan dokumen
pengelolaan dana kas kecil pengelolaan dana kas kecil
3.18 Mengevaluasi laporan dana kas kecil 4.18 Membuat tindak lanjut evaluasi laporan
dana kas kecil

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 53


Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana
Jam Pelajaran : 420 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami administrasi sarana 4.1 Melakukan pengelompokkan
prasarana kantor administrasi sarana dan prasarana
3.2 Memahami regulasi sarana prasarana 4.2 Melakukan klasifikasi regulasi sarana
kantor prasarana kantor
3.3 Menerapkan K3 perkantoran 4.3 Melaksanakan K3 perkantoran
3.4 Menganalisis peralatan atau 4.4 Merencanakan kebutuhan peralatan
perlengkapan kantor (office supplies) atau perlengkapan kantor
(office supplies)
3.5 Menerapkan penggunaan mesin-mesin 4.5 Menggunakan mesin- mesin kantor
kantor (office machine) (office machine)
3.6 Menerapkan penggunaan mesin 4.6 Menggunakan mesin komunikasi kantor
komunikasi kantor (office (office communication)
3.7 communication
Menganalisis ) kantor
perabot 4.7 Memilih perabot kantor
(office furniture) (office furniture)
3.8 Menerapkan penataan interior kantor 4.8 Menata interior kantor
(office arrangement) (office arrangement)
3.9 Menganalisis tata ruang kantor (office 4.9 Mendesain tata ruang kantor (office
layout) layout)
3.10 Menganalisis perencanaan kebutuhan 4.10 Membuat perencanaan kebutuhan sarana
sarana prasarana kantor dan prasarana
3.11 Menerapkan pengadaan sarana dan 4.11 Melaksanakan pengadaan sarana dan
prasarana prasarana
3.12 Menerapkan penerimaan, penyimpanan, 4.12 Melakukan kegiatan penerimaan,
dan penyaluran sarana dan prasarana penyimpanan dan penyaluran sarana
dan prasarana
3.13 Menerapkan inventarisasi sarana dan 4.13 Melakukan kegiatan inventarisasi sarana
prasarana dan prasarana
3.14 Menerapkan pemanfaatan sarana dan 4.14 Melaksanakan kegiatan pemanfaatan
prasarana sarana dan prasarana
3.15 Menerapkan pengamanan dan 4.15 Melakukan kegiatan pengamanan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pemeliharaan sarana dan prasarana

3.16 Menerapkan penghapusan sarana dan 4.16 Melaksanakan penghapusan sarana dan
prasarana prasarana

3.17 Menerapkan penyimpanan dokumen 4.17 Melaksanakan penyimpanan dokumen


administrasi sarana dan prasarana administrasi sarana dan prasarana

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 54


3.18 Mengevaluasi administrasi sarana 4.18 Membuat laporan hasil evaluasi
dan prasarana administrasi sarana dan prasarana

Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan


Jam Pelajaran : 420 JP (@ 45 Menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami Kehumasan 4.1 Melakukan pengelompokkan kehumasan

3.2 Memahami regulasi bidang kehumasan 4.2 Menginterpretasi regulasi bidang


kehumasan
3.3 Memahami khalayak humas 4.3 Melakukan pengelompokan khalayak
humas
3.4 Menganalisis etika dan kode etik profesi 4.4 Menggunakan kode etik profesi humas
humas dalam mengatasi masalah
3.5 Menerapkan pelayanan prima kepada 4.5 Melaksanakan pelayanan prima kepada
pelanggan pelanggan
3.6 Menerapkan komunikasi efektif 4.6 Melakukan komunikasi efektif
kehumasan kehumasan
3.7 Menerapkan penyusunan pesan bidang 4.7 Menyusun pesan bidang kehumasan
kehumasan
3.8 Menganalisis media komunikasi humas 4.8 Memilih media komunikasi humas

3.9 Menerapkan pembuatan profil organisasi 4.9 Membuat profil organisasi


3.10 Menerapkan perencanaan program 4.10 Menyusun rencana program kehumasan
kehumasan
3.11 Memahami ruang lingkup keprotokolan 4.11 Melakukan pengelompokkan ruang
lingkup keprotokolan
3.12 Memahami regulasi bidang keprotokolan 4.12 Melakukan pengelompokkan regulasi
bidang keprotokolan
3.13 Menganalisis kegiatan keprotokolan 4.13 Merancang kegiatan keprotokolan
3.14 Menerapkan persiapan penyelenggaraan 4.14 Melakukan persiapan penyelenggaraan
pertemuan/rapat pertemuan/rapat
3.15 Menerapkan penyelenggaraan 4.15 Menyelenggarakan pertemuan/rapat
pertemuan/rapat
3.16 Menerapkan notula pertemuan/rapat 4.16 Membuat notula pertemuan/rapat
3.17 Menerapkan pembuatan susunan acara 4.17 Membuat susunan acara kegiatan
kegiatan

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 55


3.18 Menerapkan pelaksanaan kegiatan 4.18 Melaksanakan kegiatan pembawa
pembawa acara/MC acara/MC
3.19 Menerapkan penyusunan perjalanan dinas 4.19 Menyusun daftar perjalanan dinas
(itinerary) (itinerary)
3.20 Menerapkan penyimpanan dokumen 4.20 Melaksanakan penyimpanan dokumen
administrasi humas dan keprotokolan administrasi humas dan keprotokolan
3.21 Mengevaluasi kegiatan administrasi humas 4.21 Membuat laporan hasil evaluasi kegiatan
dan keprotokolan administrasi humas dan keprotokolan

Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan


Jam Pelajaran : 524 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami kewirausahawan dan 4.1 Melakukan pengelompokan karakter
wirausaha wirausaha
3.2 Menganalisis peluang usaha produk 4.2 Merencanakan produk usaha
barang/jasa
3.3 Menerapkan dokumen administrasi 4.3 Membuat dokumen usaha
usaha
3.4 Menganalisis kebutuhan sumberdaya 4.4 Membuat perencanaan kebutuhan
usaha sumberdaya usaha
3.5 Menganalisis sistem layanan usaha 4.5 Merencanakan sistem layanan usaha
3.6 Menerapkan layanan usaha 4.6 Melakukan layanan usaha
3.7 Menerapkan media promosi pemasaran 4.7 Membuat media promosi untuk pemasanan
3.8 Menghitung harga pokok produksi 4.8 Menentukan BEP dan keuntungan usaha
3.9 Menganalisis pemasaran produk 4.9 Melakukan pemasaran produk
3.10 Menganalisis laporan keuangan 4.10 Membuat laporan keuangan sederhana
sederhana
3.11 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha 4.11 Membuat perencanaan tindak lanjut hasil
evaluasi usaha
3.12 Menerapkan media promosi untuk 4.12 Membuat media promosi untuk pemasaran
pemasaran online online
3.13 Menganalisis pemasaran 4.13 Melakukan pemasaran online
online
3.14 Menerapkan pengajuan Hak Atas 4.14 Membuat pengajuan dokumen untuk perolehan
Kekayaan Intelektual (HAKI) HAKI

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 56


2. Standar Kompetensi Lulusan SMK
1 Standar Kompetensi Lulusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah Kejuruan adalah
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja.
Kompetensi lulusan SMK/MAK didasarkan pada tujuan pendidikan nasional
dengan mempertimbangkan:
1. karakter dan budaya Indonesia yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai Pancasila;
2. pembelajaran dan keterampilan abad 21 (dua puluh satu), seperti berfikir kritis dan
mampu menyelesaikan masalah, kreatif, mampu bekerja sama, dan berkomunikasi;
3. peningkatan kompetensi lulusan melalui literasi bahasa, matematika, sains,
teknologi, sosial, budaya, dan kemampuan dasar lainnya yang dibutuhkan dalam
menghadapi tantangan masa depan;
4. penyiapan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai tenaga terampil tingkat menengah; dan
5. ketentuan kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan standar kerja yang
berlaku baik nasional maupun internasional.
Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan pada program pendidikan
3(tiga) tahun, mengacu pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 34 tahun 2018, Berdasarkan kriteria tersebut dirumuskan 9 (sembilan) area
kompetensi lulusan SMK/MAK sebagai berikut:
No. Area Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
A.1 Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa
A.1.1. memiliki pemahaman, penghayatan,
dan kesadaran dalam mengamalkan
ajaran agama yang dianut ,
Keimanan dan Ketakwaan kepada
A.1 A.1.2. memiliki pemahaman, penghayatan,
Tuhan Yang Maha Esa
dan kesadaran dalam berperilaku
yang menggambarkan akhlak mulia,
A.1.3. memiliki pemahaman, penghayatan,
dan kesadaran dalam hidup
berdasarkan nilai kasih dan sayang.
A.2 Kebangsaan dan Cinta Tanah Air A.2. Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
A1. meyakini Pancasila sebagai dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia,
A2. memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta,
rasa bangga, dan semangat berkorban
untuk tanah air, bangsa, dan negara,
A3. menjalankan hak dan kewajiban sebagai
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 57
warga negara yang demokratis dan
warga masyarakat global,
A4. bekerjasama dalam keberagaman suku,
agama, ras, antargolongan, jender, dan
bahasa dengan menjunjung hak asasi
dan martabat manusia,
A5. memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran untuk patuh terhadap hukum
dan norma sosial,
A6. memiliki kebiasaan, pemahaman, dan
kesadaran untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan alam,
kepedulian sosial dalam konteks
pembangunan berkelanjutan.
A.3. Karakter Pribadi dan Sosial
A.31. memiliki kebiasaan, pemahaman, dan
kesadaran untuk bersikap dan
berperilaku jujur,
A.32. memiliki kemandirian dan
bertanggung-jawab dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya,
A. memiliki kemampuan berinteraksi
dan bekerja dalam kelompok secara
A.3. Karakter Pribadi dan Sosial santun, efektif, dan produktif dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya,
A.33. memiliki kemampuan menyesuaikan
diri dengan situasi dan lingkungan
kerja secara efektif,
A.34. memiliki rasa ingin tahu untuk
mengembangkan keahliannya secara
berkelanjutan,
A.35. memiliki etos kerja yang baik dalam
menjalankan tugas keahliannya.
A.4. Kesehatan Jasmani Rohani
A.41. memiliki pemahaman dan kesadaran
berperilaku hidup bersih dan sehat
untuk diri dan lingkungan kerja,
A.42. memiliki kebugaran dan ketahanan
A.4. Kesehatan Jasmani Rohani jasmani dan rohani dalam
menjalankan tugas keahliannya,
A.43. menyadari potensi dirinya, tangguh
mengatasi tekanan pekerjaan, dapat
bekerja produktif, dan bermanfaat
bagi lingkungan kerja.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 58


A.5. Literasi
A.51. memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai
keahliannya,
A.52. memiliki kemampuan menggunakan
Bahasa Inggris dan bahasa asing
lainnya untuk menunjang pelaksanaaan
tugas sesuai keahliannya,
A.53. memiliki pemahaman matematika dalam
melaksanakan tugas sesuai
keahliannya,
A.5. Literasi
A.54. memiliki pemahaman konsep dan prinsip
sains dalam melaksanakan tugas sesuai
keahliannya,
A.55. memiliki pemahaman konsep dan prinsip
pengetahuan sosial dalam
melaksanakan tugas sesuai
keahliannya,
A.56. memiliki kemampuan menggunakan
teknologi dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya,
A.57. memiliki kemampuan mengekspresikan
dan mencipta karya seni budaya lokal
dan nasional.
A.6. Kreativitas
A.61. memiliki kemampuan untuk mencari dan
menghasilkan gagasan, cara kerja,
layanan, dan produk karya inovatif
A.6. Kreativitas sesuai keahliannya,
A.62. memiliki kemampuan bekerjasama
menyelesaikan masalah dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya
secara kreatif,
A.7. Estetika
A.71. memiliki kemampuan mengapresiasi,
A.7. Estetika mengkritisi, dan menerapkan aspek
estetika dalam menciptakan layanan
dan/atau produk sesuai keahliannya
A.8. Kemampuan Teknis A.8. Kemampuan Teknis
A.81. memiliki kemampuan dasar dalam
bidang keahlian tertentu sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja,

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 59


A.82. memiliki kemampuan spesifik dalam
program keahlian tertentu sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja dan menerapkan
kemampuannya sesuai prosedur/kaidah
dibawah pengawasan,
A.83. memiliki pengalaman dalam menerapkan
keahlian spesifik yang relevan dengan
dunia kerja,
A.84. memiliki kemampuan menjalankan tugas
keahliannya dengan menerapkan prinsip
keselamatan, kesehatan dan keamanan
lingkungan.
A.9. Kewirausahaan
A.9.1. memiliki kemampuan mengidentifikasi
dan memanfaatkan peluang usaha
dengan mendayagunakan pengetahuan
dan keterampilan dalam keahlian
tertentu,
A.9.2. memiliki kemampuan
A.9. Kewirausahaan
memperhitungkan dan mengambil resiko
dalam mengembangkan dan mengelola
usaha,
A.9.3. memiliki keinginan kuat dan
kemampuan mengelola usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan dalam keahlian tertentu.

Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan secara menyeluruh dalam satu


kemampuan utuh dengan mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan Gradasi Kompetensi pada masing-masing program pendidikan 3 (tiga) tahun dan
4 (empat) tahun. Pengintegrasian ini dilakukan sebab ketiga dimensi tersebut bukan
merupakan komponen yang saling terpisahkan melainkan saling melengkapi antara 1 (satu)
dengan yang lain. Gradasi Kompetensi diharapkan dapat memberikan ruang dan
kesempatan berkembangnya kompetensi lulusan secara optimal dengan
Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan secara menyeluruh dalam
satu kemampuan utuh dengan mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan berdasarkan Gradasi Kompetensi pada masing-masing program pendidikan 3
(tiga) tahun dan 4 (empat) tahun. Pengintegrasian ini dilakukan sebab ketiga dimensi tersebut
bukan merupakan komponen yang saling terpisahkan melainkan saling melengkapi antara 1
(satu) dengan yang lain. Gradasi Kompetensi diharapkan dapat memberikan ruang dan
kesempatan berkembangnya kompetensi lulusan secara optimal dengan mempertimbangkan
lingkungan peserta didik, fungsi satuan pendidikan, kesinambungan, lingkup dan kedalaman
materi, serta tahapan perkembangan psikologis peserta didik. Khusus untuk dimensi sikap,
internalisasi nilai-nilai sikap ke dalam diri setiap peserta didik dapat dilakukan melalui

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 60


strategi: (1) pemberian keteladanan; (2) pemberian nasehat sesuai dengan konteks materi,
waktu, dan tempat; (3) penguatan positif dan negatif; (4) pembiasaan; dan (5) pengkondisian.
Rumusan SKL SMK selengkapnya mengacu Lampiran 1 Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
1 Deskripsi Kompetensi PMK 3 tahun PMK 4 tahun berdasar KI

Terdapat deskripsi kompetensi untuk Pendidikan Menengah Kejuruan 3 tahun dan


Pendidikan Menengah Kejuruan 4 tahun berdasar Kompetensi Inti (KI). Rumusan Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu
dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK Nusantara program pendidikan 3
tahun dan 4 tahun memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2,
dan Tabel 3.
Tabel 1. SKL PMK Dimensi Sikap
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Berperilaku yang mencerminkan sikap: Berperilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME; YME;
2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar 2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar
sejati sepanjang hayat; sejati sepanjang hayat;
3. bangga dan cinta tanah air, bangga pada 3. bangga dan cinta tanah air, bangga
profesinya, dan berbudaya nasional; pada profesinya, dan berbudaya
nasional;
4. memelihara kesehatan jasmani, rohani,
dan lingkungan; 4. memelihara kesehatan jasmani, rohani,
dan lingkungan;
5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja,
bekerja sama, berkomunikasi, dan 5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja,
bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri bekerja sama, berkomunikasi, dan
dan dapat diberi tanggung jawab bertanggung jawab pada pekerjaan
membimbing orang lainsesuai bidang dan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
lingkup kerja dalam konteks diri sendiri, atas kuantitas dan kualitas hasil kerja
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, orang lain sesuai bidang dan lingkup
negara, dan industri lingkup lokal, kerja dalam konteks diri sendiri,
nasional, regional, dan internasional. keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa,
negara, dan industri lingkup lokal,
nasional, regional, dan internasional.

Tabel 2. SKL PMK Dimensi Pengetahuan

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 61


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Berfikir secara faktual, konseptual, Berfikir secara faktual, konseptual,
operasional dasar, prinsip, dan metakognitif operasional lanjut, prinsip, dan metakognitif
sesuai denganbidang dan lingkup secara multidisiplin sesuai dengan bidang
kerjapada tingkat teknis, spesifik, detil, dan dan lingkup kerja pada tingkat teknis,
kompleks, berkenaan dengan: spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
1. ilmu pengetahuan, dengan:
2. teknologi, 1. ilmu pengetahuan,
3. seni, 2. teknologi,
4. budaya, dan 3. seni,
5. humaniora 4. budaya, dan
dalam konteks pengembangan potensi diri 5. humaniora
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia dalam konteks pengembangan potensi diri
kerja, warga masyarakat lokal, nasional, sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
regional, dan internasional. kerja, warga masyarakat lokal, nasional,
regional, dan internasional.

Tabel 3. SKL PMK Dimensi Keterampilan


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif,
dan komunikatif dalam: dan komunikatif dalam:
1. melaksanakan tugas dengan 1. melaksanakan tugas dengan
menggunakan alat, informasi, dan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta menyelesaikan masalah serta menyelesaikan masalah kompleks
sederhana sesuai dengan bidang kerja, sesuai dengan bidang kerja, dan
dan
2. menampilkan kinerja mandiri dengan
2. menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan tidak langsung atasan
pengawasan langsung atasan berdasarkan kuantitas dan kualitas
berdasarkan kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi
terukur sesuai standar kompetensi kerja, serta bertanggung jawab atas
kerja, dan dapat diberi tugas hasil kerja orang lain.
membimbing orang lain.

Sebagaimana tertuang pada rumusan SKL, kompetensi yang bersifat generik


mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah
menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek
sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 62


kompetensi yang bersifat generik tersebut diuraikan menjadi empat yaitu kompetensi inti sikap
spiritual disebut KI-1, kompetensi inti sikap sosial disebut KI-2, kompetensi inti pengetahuan
disebut KI-3, dan kompetensi inti keterampilan disebut KI-4.

3 Profil Lulusan SMK


Setiap satuan pendidikan semestinya berorientasi pada mutu lulusan. Agar setiap pihak
yang berkentingan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah berfokus pada mutu
lulusan, seyogyanya profil lulusan dijabarkan secara operasional.
Profil lulusan adalah gambaran konkrit kompetensi dan karakteristik lulusan dari masing-
masing satuan pendidikan. Acuan dalam menyusun profil lulusan masing-masing satuan
pendidikan dijabarkan dari:
1. beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur;
2. memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan dirinya secara
berkelanjutan;
3. menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta memiliki keterampilan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
4. memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja
atau berwirausaha; dan
5. berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global.
Secara khusus Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran adalah
membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar :
1. Kompeten dalam bidang Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP), yang
mencakup semua KI-KD yang dipersyaratkan pada kompetensi keahlian.
2. Kompeten dalam Bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang
ada di Dunia Usaha dan Dunia Industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam
bidang Perkantoran .
3. Kompeten dalam Memilih karier, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran .
4. Kompeten dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta mampu berkreasi,
inovasi dan berbudi pekerti luhur serta berakhlak mulia.

4 Beban Belajar di SMK


Beban belajar yang diatur pada SMK Nusantara adalah beban belajar sistem paket. Sistem
Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang pesertadidiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada SMK Nusantara. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran @ 45
menit.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 63


Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
SMK Nusantara ditetapkan seperti berikut ini.
a) Jumlah jam pelajaran 48 perminggu.
b) Pembelajaran berlangsung selama 45 menit.
c) Jumlah beban belajar dalam kelas XII dalam satu tahun 36-40 minggu
d) Jumlah beban belajar pada kelas XII sebanyak 17 minggu.
e) Jumlah beban belajar khusus kelas XII semeseter genap sejumlah 16 minggu.
f) Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta
didik maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
g) Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
h) Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Proses Belajar Mengajar dilaksanakan sebanyak 5 hari sekolah perminggu, yaitu hari
Senin sd. Jum’at. sesuai dengan kalender Pendidikan. Setiap hari efektif dilaksanakan pada
pagi hingga siang hari mulai pukul 07.10 s.d 15.30 WIB dengan alokasi waktu tiap jam
pelajaran 45 menit.
Pada Tahun pelajaran 2023/2024ini, dikarenakan adanya sudah kembali normal dari
wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), maka pembelajaran dilaksanakan secara tatap
muka
Tugas guru dalam pengelolaan Kegiatan pembelajaran meliputi :
1) Menyusun Rencana Pekan Efektif, Program tahunan, Program semester.
2) Menyusun Analisis Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Standar Kompetensi
Lulusan
3) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Menyusun Model ( Strategi ) Pembelajaran
5) Menyusun bahan dan atau sistim penilaian/evaluasi , remidi dan pengayaan.
6) Menyusun bahan ajar dan menyiapkan media pembelajaran
Sedangkan untuk beban belajar di SMK Nusantara menggunakan sistem paket
dengan ketentuan sbb:

Jumlah jam
Satu jam pembelajaran Minggu efektif per
Kelas pembelajaran per
tatap muka/menit tahun pelajaran
minggu

XII 45 49 36

5 Penguatan pendidikan Karakter (PPK)


a. Rasional
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 64
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelec) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh
dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Demikian
dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara.
Oleh karena itu, transformasi pendidikan nasional Indonesia harus menempatkan
karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan dengan
intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi yang dapat diwujudkan. Dengan karakter
yang kuat-tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang dihasilkan oleh pendidikan yang
baik, pelbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan baru dapat dipenuhi atau diatasi. Oleh
karena itu, selain pengembangan intelektualitas, pengembangan karakter peserta didik
sangatlah penting menempatan potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik
sebagai tujuan.
Demikian juga laporan Delors untuk pendidikan abad XXI, sebagaimana tercantum
dalam buku Pembelajaran: Harta Karun di Dalamnya, menegaskan bahwa pendidikan abad
XXI bersandar pada lima tiang pembelajaran sejagat (five pillar of learning), yaitu learning
to know, learning to do, learning to live together, dan learning to beserta learning to
transform for oneself and society. Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menegaskan bahwa “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Lima nilai utama
Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang
perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter
bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi
relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama,
dan individu dengan alam semesta (lingkungan).
2) Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta
tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman
budaya, suku,dan agama.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 65


3) Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras),
tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong Royong;
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi
dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5) Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, danpekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai.

c. Sembilan Prinsip Penumbuhan Karaker


Penumbuhan karakter di sekolah menerapakan sembilan prinsip berikut;
1) Nilai-nilai Moral Universal, penumbuhan karakter berfokus pada penguatan nilai-nilai
moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari
berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan
budaya.
2) Holistik Gerakan PPK, penumbuhan dilaksanakansecara holistik, dalam arti
pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika
dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler,
berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan
komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
3) Terintegrasi; pelaksanaan di sekolah dikembangkan dan dilaksanakan dengan
memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan,
bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan
pendidikan.
4) Partisipasi; penumbuhan karakter dilakukan dengan mengikutsertakan dan
melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan
sebagai gerakan. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah,
dan pihak-pihak lain yang terkait menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan
kekhasan sekolah yang diperjuangakan, menyepakati bentuk dan strategi
pelaksanaan Gerakan.
5) Kearifan Lokal, gerakan bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang
beragam dan majemuk agar pergerakan menjadi kontekstual dan membumi.
6) Kecakapan Abad XXI; gerakan penumbuhan karakter merupakan usaha
mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 66


hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir
kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk
penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran
(collaborative learning).
7) Adil dan Inklusif; penumbuhan dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan
(inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
8) Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik; Gerakan dikembangkan dan
dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik perkembangan
biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya
tinggi dan maksimal.
9) Terukur; gerakan dikembangkan dan dilaksanakan agar dapat dimati dan diketahui
proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah
mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan di
sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara
objektif; mengembangkan programprogram penguatan nilai-nilai karakter bangsa
yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber
daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.
6 Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
a Pengertian
Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di
dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu, makna
literasi juga mencakup melek visual yang artinya "kemampuan untuk mengenali dan
memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar)." (Wikipedia).
Berdasakan itu, kami menyatakan bahwa melek membaca dan menulis menjadi ruh
gerakan literasi sekolah. Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa
meningkatkan melek budaya, tata nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas.
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. GLS
merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik.
b Tujuan

Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

Tujuan Khusus
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 67


3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak
agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan
dan mewadahi berbagai strategi membaca.

c . Kompetensi Literasi
Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan bahwa komponen literasi
informasi yang terdiri atas literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi
teknologi, dan literasi visual. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1) Literasi Dasar (Basic Literacy) Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, danmenghitung (counting) berkaitan
dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing)
berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy) Literasi Perpustakaan (Library Literacy),
antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi,
memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System
sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan Panduan
Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas perpustakaan, memahami
penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam
memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian,
pekerjaan, atau mengatasi masalah.
3) Literasi Media (Media Literacy) Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan
untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media
elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami
tujuan penggunaannya.
4) Literasi Teknologi (Technology Literacy) Literasi Teknologi (Technology Literacy),
yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti
keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam
memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk
mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya
mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data,
serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya
informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik
dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
5) Literasi Visual (Visual Literacy) Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman
tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan
kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan
audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak
terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya
disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 68


banyak manipulasi dan hiburan yang benarbenar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.

d. Model Program Literasi


Berberapa model yang ditawarkan Kemendikbud sebagai berikut:

• Pentahapan Kegiatan
Kegiatan pengembangan literasi, sesuai panduan, sebagai gerakan berkelanjutan
dikelompokan dalam tiga tahap.

1) Kegiatan Meningkatkan Pembiasaan


Melalui kegiatan yang difasilitasi guru yang diintegrasikan dalam pembelajaran.
Contoh,
• guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
• guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
• siswa mencari bahan bacaan sendiri.
• guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
• meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e book, dan
teknologi digital

2) Kegiatan Pengembangan

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 69


Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembliasaan. Sekolah
mengagendakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut:
a) mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara
lisan dan tulisan dalam diskusi
b) membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dalam agenda
khusus presentasi buku.
c) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan
inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan kritik buku.
d) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku dalam
kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
e) Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman belajar siswa
baik yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan mandiri. Kegiatan
ini bertujuan:
a) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
b) mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan mengolah dan mengelola
kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui
kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.
Contoh kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pemepelajaran
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati,
membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain
dengan tagihan non-akademik atau akademik.
b) Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
c) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata
pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers ).
d) Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar
buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
e) Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
f) Aplikasi teknologi dalam pembelajaran.
g) Pemanfaatan jejaring dalam kegiatan kolaborasi antar siswa dalam satuan
pendidikan dan antarsatuan pendidikan.
f. Struktur Program
Kegiatan-kegiatan yang dipersyaratkan dilengkapi program dalam pengelolaannya,
sekolah menyiapkan program dengan struktur sebagai berikut:
NO. KOMPONEN URAIAN
1) Perencanaan
1. Program : Gerakan Literasi
2. Deskripsi Kondisi :
Nyata

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 70


3. Masalah Utama :
4. Kegiatan (Solusi) :

5. Tujuan :
6. Indikator :
Pencapaian
7. Strategi :
Pelaksanaan
8. Tim Pelaksana/ :
Uraian Tugas

2) Pelaksanaan
No. Komponen Kegiatan Pelaksanaan Tanggal
1. Pelaksana Kegiatan dan : 1. Rapat pembahasan
Jadwal Program tgl.
2. Implementasi
Kegiatan Pembiasan tgl
3. Implementasi
Pembelajaran

4. Evaluasi Kegiatan
2. Jurnal Kegiatan Uraian
Diisi dengan catatan dan bukti fisik kegiatan

3) Evaluasi Kegiatan
3. Evaluasi pelaksanaan : Pelakasnaan Evaluas dilakukan secara berkala dan
disampakan ke forum dewan guru dalam rapat
evaluasi program.

4. Evaluasi Terlampir.
Pencapaian
g. Instrumen Evaluasi
Evaluasi kegiatan literasi mencakup keterlaksanaan program dan keberhasilan program.
Indikator pencapian tujuan yang terukur menjadi dasar perumusan instrumen. Target program
pada tiap satuan pendidikan mencerminkan karakteristik keunggulan satuan pendidikan.

Contoh Instrumen:

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 71


Keterlaksanaan/
No. Indikator Pencapaian
Ya Tidak
4) Evaluasi Keterlaksanan
1. Sekolah membaharui bacaan siswa secara berkala.

2. Sekolah menyedaiakan akses internet pendukung


pembelajaran
3. Sekolah menyediakan e book.
4. Guru melaksanakan pembiasaan membaca
5. Guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran

6. Mencapai target seluruh siswa membiasaakan membaca.

7. Guru meningkatkan potensi siswa


menggunakan TIK dalam pembelajaran
5) Evaluasi Pencapaian Hasil
8. Siswa merumuskan resume materi yang dibaca di
perpustakaan.
9. Siswa membiasakan membaca sebelum belajar
dilaksanakan.
10. Lima % siswa yang menunjukan kompetensi yang
berkunggulan sehingga dapat berkompetisi dengan siswa
dari sekolah lain.

Instrumen evaluasi keterlaksanaan dan ketercapaian target program perlu sekolah


siapkan saat program disusun atau sebelum program dilaksanakan.

7 Program Muatan Lokal


Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan
keragaman potensi daerah, karakteristik daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah,
dan lingkungan sekitar sekolah yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Muatan lokal dapat
berupa kurikulum yang memuat materi tentang karakteristik daerah atau karakteristik
satuan pendidikan.
Muatan lokal dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, atau satuan pendidikan. Tujuan penyelenggaraan pembelajaran muatan
lokal adalah untuk membentuk pemahaman atau penguasaan potensi daerah tempat

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 72


tinggal siswa sehingga bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ruang lingkup kegiatan pembelajaran muatan lokal meliputi;
a) mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan spiritual di daerahnya
atau satuan pendidikan dan
b) melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah atau satuan
pendidikan yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang
pembangunan nasional
Prinsip pengembangan muatan lokal yang menjadi perhatian setiap satuan
pendidikan yaitu;
a) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.
b) Keutuhan Dalam Pengembangan Semua Kompetensi.
Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan).
a) Fleksibilitas dalam Jenis, Bentuk, dan Pengaturan Waktu.
b) Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya
bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
c) Kebermanfaatan.
d) Penetapan muatan lokal berorientasi pada upaya pengenalan, pelestarian, dan
pengembangan potensi daerah untuk kepentingan nasional dan menghadap
tantangan global.
Jenis muatan lokal berupa potensi dan keunikan lokal yang terkait dengan seni
budaya; prakarya; pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; bahasa; dan/atau
teknologi. Jenisnya materi berupa bahasa daerah, kesenian daerah, keterampilan dan
kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan
alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran muatan lokal mengacu
pada struktur silabus yang dikembangkan oleh pemerintah dengan memenuhi standar
berikut:
a) kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti,
b) silabus yang memuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian
otentik, dan
c) buku teks pelajaran (buku siswa dan buku guru) berbasis aktivitas dan karya.
d) perangkat administrasi pembelajaran.
Mekanisme pengembangan muatal lokal pada Kurikulum 2013 di satuan
pendidikan dengan prosedur sebagai berikut:
a) analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya daerah satau satuan
pendidikan.
b) identifikasi kompetensi yang menjadi keunggulan lokal;
c) perumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar;
d) penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar;
e) penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi
muatan pembelajaran.
f) penyusunan silabus; dan rencana pelaksanaan pembelajaran

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 73


g) penyusunan buku teks pelajaran.
Mekanisme pelaksanaan program muatan lokal memperhatikan rambu-rambu
berikut.
a) Muatan lokal diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
sumber daya pendidikan yang tersedia.
b) Setiap satuan pendidikan dapat menambah beban belajar maksimal 2 (dua)
jam/minggu untuk muatan lokal yang ditetapkan sebagai muatan pembelajaran yang
berdiri sendiri.
c) Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar
muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan.
Daya dukung minimal yang perlu mendapat perhatian adalah:
a) Kebijakan Muatan Lokal berupa dasar kebijakan.
b) Sumber Daya Pendidikan perlu dipenuhi sesuai dengan kemampuan satuan
pendidikan.
c) Tenaga Pendidik Tenaga pendidik yang pengampu muatan lokal yang memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga pendidik sesuai dengan mata pelajaran
muatan lokal yang diampunya.
d) Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan muatan lokal yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah harus dipenuhi oleh pemerintah daerah, sedangkan yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan harus dipenuhi oleh satuan pendidikan.
Atas dasar panduan tersebut, maka sekolah menetapkan muatan lokal yang
berdiri sendiri adalah sebagai berikut: Bahasa Jawa.
Deskripsi KI dan KD Mata Pelajaran Muatan Lokal (B)
1) Mata Pelajaran : Bahasa Jawa (B)
Jam Pelajaran : 216 JP (@ 45 Menit

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3. Memahami ,menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
menganalisis pengetahuan faktual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
konseptual, prosedural berdasarkan rasa dengan pengembangan dari yang
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dan mampu menggunakan metoda sesuai
dengan wawasan kemanusiaan, kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 74


KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.1 Menginterpretasi, menanggapi dan
menganalisis teks nonsastra (berita, artikel, mengekspresikan teks nonsastra sesuai
laporan, dan lainnya) secara lisan dan tulis. kaidah secara lisan dan tulis.
4.2 Menginterpretasi, menanggapi dan
3.2 Mengidentifikasi, memahami, dan mengekspresikan teks sastra (wayang/
menganalisis unsur intrinsik maupun
topѐng ḍhâlâng) sesuai kaidah secara
ekstrinsik teks sastra klasik dan modern
lisan dan tulis.
secara lisan dan tulis.
3.3 Memahami karakteristik bahasa lisan 4.3 Bermain peran, berdialog, dan berdiskusi
dalam kegiatan bermain peran, dialog, dan sesuai tatakrama.
berdiskusi sesuai dengan tatakrama.
3.4 Mengidentifikasi, memahami, dan
menganalisis penggunaan bahasa dalam 4.4 Membandingkan penggunaan bahasa
teks sastra dan nonsastra secara lisan dan dalam teks sastra dan nonsastra secara
tulis. lisan dan tulis.
3.5 Mengidentifikasi, memahami, dan
menganalisis teks beraksara Jawa/
4.5 Menyusun teks paragraf menggunakan
carakan Madhurâ sesuai kaidah.
aksara Jawa/ carakan Madhurâ sesuai
3.6 Mengidentifikasi, memahami, dan
kaidah.
menganalisis puisi tradisional atau modern
4.6 Membaca, mencipta, dan mempublikasikan
sesuai dengan karakteristik.
puisi tradisional atau modern.

8 Program Penguatan Kompetensi


Penguatan kompetensi adalah sebuah langkah untuk melakukan proses penyesuaian
kompetensi antara yang ada di dalam kurikulum dengan yang dibutuhkan oleh Industri, Dunia
Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA). Langkah ini merupakan kolaborasi dan sinergi dalam
melakukan proses sinkronisasi KTSP. Sehingga KTSP tidak lagi berorientasi kepada Supply
Driven, tetapi berorientasi kepada Demand Driven.
Penguatan kompetensi bisa dilakukan melalui Magang Guru di Industri, Guru Tamu dari
Industri, Teaching Factory, Kelas Industri dan kegiatan yang sejenis.
Atas Dasar panduan tersebut, maka sekolah menetapkan program penguatan pada
kompetensi keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran adalah Service HP dan
Komputer. Dimana setiap kelas akan dipilih 5 peserta didik yang memiliki minat, bakat,
motivasi, dan loyalitas yang tinggi. Selanjutnya akan dibimbing khusus dan intensif pada waktu
tertentu yang sudah dijadwalkan diluar jadwal KBM.
Adapun mekanisme pengembangan program penguatan kompetensi Otomatisasi dan
Tata Kelola Perkantoran pada kurikulum 2013 di satuan pendidikan adalah dengan prosedur
sebagai berikut :
a. Analisis konteks lingkungan alam, sosial dan budaya daerah atau satuan pendidikan.
b. Identifikasi kompetensi yang menjadi keunggulan lokal, dunia industri dan dunia kerja
(IDUKA)

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 75


c. Perumusan Kompetensi inti dan Kompetensi dasar yang mengacu kepada kebutuhan
dunia usaha/dunia kerja. , juga kebutuhan Lomba Kompetensi Siswa (LKS).
d. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar.
e. Penetapan penguatan kompetensi sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi
muatan pembelajaran khusus yang mengimplementasikan budaya kerja di dunia usaha
atau dunia industri.
f. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengintegrasikan
kompetensi dan budaya kerja dunia usaha/dunia kerja.
g. Meningkatkan kerja sama dengan pihak IDUKA melalui berbagai kegiatan, antara lain :
1. Pemagangan Guru Produktif
2. Pemagangan peserta didik.
3. Mendatangkan guru tamu/mekanik dari industri.
Smk Nusantara memiliki kerjasama dengan DU/DI antara lain adalah:
Tata Busana Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
1. Y.O.G Sport Collection 1. Kecamatan Turi
2. Indi Salwa Konveksi 2. Kecamatan Kalitengah
3. GR-DOU Sablon Konveksi 3. Balai Desa Tambak Ploso
4. Basamallah Bordir 4. Balai Desa Turi
5. Fay Bag 5. Balai Desa Keben
6. Setara Konveksi 6. Balai Desa Karangwedoro
7. Balai Desa Kemlagilor
8. Balai Desa Putatkumpul
9. Balai Desa Janggan
10. Balai Desa Tiwet
11. Balai Desa Blajo
12. Balai Desa Gambuhan
13. Balai Desa Lukrejo
14. Balai Desa Kemlagigede

9 Kegiatan Pengembangan Diri (Esktrakulikuler)


a. Jenis dan Strategi Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling
Terdapat 4 aspek yang menjadi ranah fokus dari pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling yang meliputi:
2) BIMBINGAN PRIBADI
Bimbingan pribadi merupakan bantuan yang diberikan kepada
individu dalam hal memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks
dan bersifat rahasia/pribadi sekali misalnya, masalah keluarga,
persahabatan, cita-cita, dan sebagainya.
Merupakan bimbingan yang diberikan pada individu dalam
menghadapi pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, pengaturan nafsu seksual,
dan sebagainya. Misalnya pada siswa remaja, mereka berhadapan
dengan aku-nya yang lain dari pada sebelumnya. Contoh: peralihan dari
perasaan sangat sedih menjadi sangat gembira, ingin meraih cita-cita tapi

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 76


tidak mengetahui caranya. Kemudian seorang mahasiswa yang berhadapan
dengan aku-nya yang ditantang memikul tanggung jawab sebagai orang
dewasa dan menghadapi realitas yang bertentangan dengan
dirinya/keinginannya.
Klien, terutama para remaja pada umumnya malu untuk bertanya
pada orang tua, atau pada orang dewasa lainnya, sedangkan bila bertanya
pada teman sebaya juga tidak tahu. Bimbingan menekankan bagaimana
sikap dalam menghadapi masalah yang timbul. Bimbingan pribadi diberikan
malalui bimbingan individual maupun kelompok.
Sebelum membahas tujuan bimbingan pribadi-sosial, maka terlebih
dahulu akan dibahas mengenai tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri yaitu
sebagai berikut :
Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus layanan
bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek sosial, belajar, dan
karier. Bimbingan pribadi social dimaksud untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa,
mandiri , dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tug as perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif. Dalam
Aspek Tugas Perkembangan Pribadi – sosial. Dalam aspek tugas
perkembangan pribadi-sosial, layanan bimbingan konseling membantu
siswa agar:
a. Memiliki kesadaran dri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya
b. Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-
orang yang mereka senangi
c. Membuat pilihan secara sehat.
d. Mampu menghargai orang lain.
e. Memiliki rasa tanggung jawab.
f. Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi.
g. Dapat menyelesaikan konflik.
h. Dapat membuat keputusan secara efektif.
Dalam Aspek Tugas Perkembangan Belajar, Dalam aspek tugas
perkembangan belajar, layanan bimbingan konseling membantu siswa
agar:
a. Dapat melaksanakan ketrampilan atau tehnik belajar secara efektif
b. Dapat menempatkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
c. Mampu belajar secara efektif.
d. ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi atau
ujian.
Dalam Aspek Tugas Perkembangan karier, layanan bimbingan
dan konseling ,membantu siswa agar:
a) Mampu membentuk identitas karir, dengan cara

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 77


mengenali ciriciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja.
b) Mampu merencanakan masa depan.
c) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karir .
d) Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.
3) BIMBINGAN SOSIAL
Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang
ada di sekolah. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan
bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam
menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian
diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Sedangkan menurut pendapat Abu
Ahmadi (1991: 109) Bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha
bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-
masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi
dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan
kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam
memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.
Inti dari pengertian bimbingan pribadi-sosial yang dikemukakan oleh Abu
Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu,
menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara
mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Syamsu Yusuf (2005: 1 ) yang
mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk
membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
pribadi-sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli
kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri,
menghadapi konflik dan pergaulan.

d) BIMBINGAN BELAJAR

Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang diberikan pada siswa


untuk membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu
dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Belajar
merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia
belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan
dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya
dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah
upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah
ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan
pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar
diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari
kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 78


Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat
beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1) Teori
Belajar Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasi;
dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar
kontruktivme
Secara lebih rinci materi pokok bimbingan belajar antara lain :
i. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar secara efektif dan efesien.
ii. Pengembangan kemampuan membaca dan menulis (meringkas) secara
cepat.
iii. Pemantapan penguasaan materi pelajaran sekolah berupa remedial atau
pengayaan
iv. Pemahaman tentang pemanfaatan hasil teknologi bagi pengembanganilmu
pengetahuan.
v. Pemanfaatan kondisi sosial dan budaya bagi pengembangan pengetahuan.
vi. Pemahaman tentang pemanfaatan perpustakaan.
vii. Orientasi

Tujuan layanan bimbingan Belajar

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta


kehidupan-nya di masa yang akan datang.

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik


secara optimal.

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta


lingkungan kerjanya.

4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,


penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat,maupun
lingkungan kerja.Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus
mendapatkan kesempatan untuk:
a) Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya.
b) Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada
di lingkungannya,
c) Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut
d) Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
e) Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
f) Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
g) Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.
e) BIMBINGAN KARIER

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 79


Bimbingan karier adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
membantu individu(peserta didik) dalam memilih dan mempersiapkan suatu
pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang
diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Bimbingan karier tidak
hanya respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga
membantu individu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan dalam pekerjaan. Bimbingan karier ,menurut para ahli :
Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya
suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang
dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar
pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan
mengelola perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah
suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan
sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan
dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
Peran bimbingan dan konseling karir sebagai pengintegrasi berbagai
kemampuan dan kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga
sampai pada kematangan karir secara spesifik terumus dalam tujuan
bimbingan i berikut:
Peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri
(minat,nilai, kemampuan, dan ciri-ciri kepribadian) yang darinya peserta didik
dapat mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya.
Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag
tersedia yang relevan dengan berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian
peserta didik memperoleh dan dapat menerapkan pengetahuan dan
keterampilan (skill) yang dituntut oleh peran-peran kerja tertentu, Peserta didik
mampu mengambil keputusan karir bagi dirinya sendiri, merencanakan
langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan perencanaan realistik bagi dirinya.
Perencanaan karir yang realistik akan meminimalkan faktor dan dampak
negatif dan memaksimalkan faktor dan dampak positif dari proses pemilihan
karir
Mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya
dan berfungsi optimal dalam karir (studi dan kerja), Carney, 1987 dan
Reihant, 1979 (dalam Fajar Santoadi, 2007). Bimbingan Karir di sekolah
diarahkan untuk membantu siswa dalam perencanaan dan pengarahan
kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang membentuk pola karir
tertentu dan pola hidup yang ikan memberikan kepuasan bagi dirinya dan
lingkungannya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan mengenai Bimbingan
Karir, terdapat beberapa persamaan.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 80


Persamaan tersebut antara lain:
Bantuan layanan, individu, peserta didik, remaja, Masalah karir, pekerjaan,
penyesuaian diri, persiapan diri, pengenalan diri, pemahaman diri, dan
pengenalan dunia kerja, perencanaan masa depan, bentuk kehidupan yang
diambil oleh individu yang bersangkutan
Secara umum, pengembangan diri di sekolah mempunyai tujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan
peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah.
Secara khusus, pengembangan diri bertujuan menunjang dan menfasilitasi
peserta didik dalam mengembangkan (1) bakat, (2) minat, (3) kreativitas, (4)
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, (5) kemampuan kehidupan keagamaan,
(6) kemampuan sosial, (7) kemampuan belajar, (8) wawasan dan perencanaan karir, (9)
Kemampuan pemecahan masalah, dan ( 10) kemandirian.
Kegiatan pengembangan diri di SMK dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
(1) terprogram, dan (2) tidak terprogram. Kegiatan terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik secara individual, kelompok dan atau klasikal melalui penyelenggaraan:
a) layanan dan kegiatan pendukung konseling;
b) kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
a) kegiatan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan
bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan.
b) spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri,
mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti :
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau
keberhasilan orang lain, datang tepat waktu, serta kebiasaan-kebiasaan postif
lainnya.
Kegiatan ekstrakurikuler Wajib di SMK Nusantara Kompetensi
KeahlianOtomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran terdiri dari:
a) Kepramukaan
 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dengan disusunya program ini:
1. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, khususnya di bidang
pembinaan kesiswaan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa
melalui kegiatan kepramukaan

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 81


2. Untuk memberikan arahan kepada pelaksana gugus depan agar
pelakasanaan kinerja gugus depan dapat berjalan dengan baik.
3. Sebagai sarana untuk peningkatan mutu pendidikan kepramukaan di
sekolah.
 Sasaran
Sasaran pelaksanaan program kerja ini adalah unsur-unsur yang terdapat dalam
suatu gugus depan yang meliputi:
1 Unsur Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) yang diketuai oleh
Kepala Sekolah sebagai penguasa tertinggi di sekolah yang dibantu
dengan Urusan Kesiswaan, Urusan Kurikulum dan unsur guru yang
ditunjuk.
2 Unsur Pembina Pramuka yang merupakan unsur pelaksana kegiatan
secara teknis dalam suatu gugus depan yang meliputi Instruktur Pramuka,
pelatih atau anggota pramuka yang minimal mempunyai sertifikat Kursus
Mahir Dasar (KMD)
3 Para pembantu pembina yang meliputi anggota penegak, pandega dan
unsur lain yang mempunyai keinginan untuk menjadi anggota pramuka
dengan baik.
4 Peserta didik yang menjadi obyek pendidikan kepramukaan di sekolah
yang terbagi dalam siaga, penggalang, penegak dan pandega sesuai
dengan tingkat umur peserta didik.
 Strategi
1. Promosi Ekstrakurikuler Pramuka pada awal tahun pelajaran baru
2. Penerapan Sistem Pembinaan Dasar Keparamukaan, berupa: Masa
Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR) Kepramukaan Anggota Baru
selama 3 hari, yang pelaksanaannya dilakukan pada awal semester ganjil
dengan sasaran siswa kelas X.
3. Penerapan Sistem Reguler Pembinaan Keparmukaan, melalui kegiatan:
 Latihan Rutin
 Pencapaian SKU (Syarat Kecakapan Umum) / (BANTARA)
 Pencapaian SKK (Syarat Kecakapan Khusus)
 2 macam SKK Agama
 2 macam SKK Patriotisme dan Seni Budaya
 2 macam SKK Ketangkasan dan Kesehatan
 2 macam SKK Ketrampilan dan Teknik Pembangunan
 2 macam SKK Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban
Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup
4. Peningkatan mutu latihan pramuka penegak meliputi jenjang:
 Bantara
 Laksana
5. Gladian Pemimpin Sangga ( 1 kali )
6. Perkemahan Sabtu Minggu ( 2 kali )
7. Penjelajahan dan Survival Game
8. Heking ( 1 kali )

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 82


9. Lomba Tingkat Provinsi
10. Bakti Masyarakat ( 2 kali )
11. Pengiriman anggota pramuka ke Kemah Penguatan Pendidikan Karakter
(KEPAK) Tingkat Kwarda NTB hingga Kwarnas
12. Kegiatan dengan gugus depan lain ( latihan gabungan )
13. Musyawarah Dewan Penegak (Musdegak)
Kegiatan ekstrakurikuler Pilihan di SMK Nusantara Kompetensi
KeahlianOtomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran terdiri dari:
1. TUJUAN
 Untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
 Sebagai wadah untuk menampung/menyalurkan minat dan bakat siswa.
 Sebagai kreatifitas siswa dibidang olah raga.
 Untuk memupuk dan menumbuhkan sprotivitas
 Sebagai persiapan Tim dalam menghadapi pertandingan yang akan diikuti,
baik tingkat Kecamatan ataupun Kabupaten.
 Sebagai bekal bagi siswa, apabila nanti mereka terjun di masyarakat.
2. ANGGOTA
 Siswa yang memiliki minat dan bakat dalam Bola Voli.
 Siswa yang telah berhasil lulus dalam seleksi pemain di Kelas VII.
 Diutamakan siswa dari Kelas IX dan XI, karena siswa kelas IX dan
XImerupakan siswa yang siap bertanding.

3. JADWAL LATIHAN
 Putra : Hari Selasa Pukul 13.30 s.d 16.00
 Putri : Hari Kamis Pukul 13.30 s.d. 16.00
4. TEMPAT LATIHAN
 Lapangan olahraga SMK Ciledug Al Musaddadiyah Garut
 Khusus untuk latihan stamina menggunakan lokasi di luar lingkungan sekolah.
 Bila diperlukan mengadakan latihan dengan sekolah lain
5. SARANA LATIHAN
 Lapangan Bola Voli 2 buah
 Net/Jaring 2 buah
 Bola Voli 6 buah
 Pluit 2 buah
 Kaos Tim 20 buah

10 Pelaksanaan Bimbingan Konseling


a) Bimbingan Konseling (BK Pola 17)
Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering disebut dengan “BK Pola 17”.
Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya terdapat 17 (tujuh belas) butir pokok yang amat
perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan konseling di sekolah.
Pola umum bimbingan konseling meliputi keseluruhan kegiatan bimbingan konseling
yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 83


bimbingan konselih. Seluruh kegiatan bimbingan konseling di sekolah ditujukan terhadap
seluruh peserta didik (siswa) yang secara langsung menjadi tanggungjawab guru
pembimbing atau guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah dilaksanakan
secara terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program itulah yang
menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
1. Kegiatan bimbingan konseling (BK) secara menyeluruh meliputi empat bidang
bimbingan, yaitu (1) bimbingan pribadi, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan belajar
dan (4) bimbingan karier.
2. Kegiatan BK dalam keempat bidang bimbingan diselenggarakan melalui tujuh jenis
layanan (1) Layanan orientasi, (2) layanan penempatan dan penyaluran, (3) layanan
konseling perorangan, (4) layanan konseling kelompok, (5) layanan informasi, (6)
layanan pembelajaran, dan (7) layanan bimbingan kelompok..
3. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan lima kegiatan
pendukung, yaitu (1) instrumentasi bimbingan konseling, (2) himpunan data, (3)
konferensi kasus, (4) kunjungan rumah dan (5) alih tangan kasus.
4. Semua kegiatan BK tersebut didasari oleh satu pemahaman yang menyeluruh dan
terpadu tentang wawasan BK yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan
asas-asas BK.
5. Uraian berikut ini akan menjelaskan pengertian bidang-bidang bimbingan konseling,
jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan pendukung bimbingan
konseling.
1. Bidang-bidang bimbingan konseling
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang sistematis, terarah dan
berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling selalu memperhatikan
karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik.
a. Bidang bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan konseling membantu siswa
menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan
pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
 Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
 Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengembangan.
 Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya.
 Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
 Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang
diambil
 Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
b. Bidang bimbingan sosial

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 84


Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan konseling di sekolah
berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan
sosialnya. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
 Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan.
 Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah,
di sekolah maupun di masyarakat.
 Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya.
 Pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan.
 Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi.
 Orientasi tentang hidup berkeluarga.
c. Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan konseling membantu
peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:
 Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai
sumber belajar.
 Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri atau kelompok.
 Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah.
 Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang di
lingkungan sekitar dan masyarakat.
 Orientasi dan informasi tentang pendidikan yang lebih tinggi.

d. Bidang bimbingan karier


Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan konseling ditujukan untuk
mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karier. Bimbingan ini
memuat pokok-pokok berikut:
 Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup
 Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
dikembangkan.
 Pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-jenis pekerjaan.
 Pemanfaatan cita-cita karier sesuai dengan bakat minat dan kemampuan.
2. Layanan Bimbingan Konseling
Sebagaimana telah dijelaskan di awal bab ini bahwa semua jenis layanan bimbingan
konseling di sekolah mengacu pada bidang-bidang bimbingan konseling. Sedangkan bentuk
dan isi layanan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Bidang
bimbingan konseling dengan jenis layanan sangat terkait.
a. Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) memahami lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya, dalam rangka

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 85


mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru
itu. Adapun materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi, antara lain:
 Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
 Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa
 Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan
sosial siswa.
 Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya
 Peranan kegiatan bimbingan karier.
 Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala jenis masalah
dan kesulitan siswa.
b. Layanan informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta
didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi
pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga
dan masyarakat. Materi layanan informasi, antara lain:
 Informasi pengembangan pribadi
 Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat.
 Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama dan sopan santun.
 Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus dan
tambahan.
 Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti EBTA/ EBTANAS.
 Informasi pendidikan tinggi.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan
penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program
latihan, magang, kegiatan co-ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat
serta kondisi pribadi. Materi layanan penempatan dan penyaluran, antara lain:
 Penempatan di dalam kelas, program studi atau jurusan dan pilihan ekstrakulikuler
yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan bakat dan
minat.
 Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar, organisasi kesiswaan.
 Penempatan dan penyaluran ke dalam program yang lebih luas, PMDK, UMPTN.
d. Layanan bimbingan belajar
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar
dengan kecepatan dan kesulitan belajar serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya. Materi layanan bimbingan belajar, antara lain:
 Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, motivasi,
sikap dan kebiasaan belajar.
 Pengembangan keterampilan belajar, membaca, mencatat, bertanya dan menjawab
serta menulis.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 86


 Pengajaran perbaikan
 Program pengayaan
e. Layanan konseling perorangan
Yaitu layanan bimbingan konseling memungkinkan peserta didik mendapat layanan
langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka
pembahasan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Pelaksanaan usaha
pengentasan permasalahan siswa dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Pengenalan dan pemahaman permasalahan, 2) Analisis yang tepat, 3) Aplikasi dan
pemecahan permasalahan, 4) Evaluasi, baik evaluasi awal proses atau evaluasi akhir,
5) Tindak lanjut. Materi layanan konseling perorangan, antara lain:
 Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat serta
penyalurannya.
 Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
 Informasi karier, dunia kerja dan prospek masa depan karier.
 Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan sosial.
f. Layanan bimbingan kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari
pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari
baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan kelompok mempunyai
3 fungsi yaitu informatif, pengembangan dan preventif dan kreatif. Materi layanan
bimbingan kelompok, yaitu:
 Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
 Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya
(termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya).
 Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier.
 Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
g. Layanan konseling kelompok
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya
melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup yang
berdenyut, yang bergerak, yang berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi
antar sesama anggota kelompok.
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
 Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
 Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebaya.
 Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
 Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut:
 Tahap pembentukan
 Tahap peralihan
 Tahap kegiatan
 Tahap pengakhiran.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 87


3. Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling
Selain kegiatan layanan bimbingan konseling sebagaimana yang telah dikemukakan pada
uraian terdahulu, dalam bimbingan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain yang
disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara
langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk
memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan yang
akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik.
a. Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk mengumpulkan data
dari keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok),
keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas (termasuk di
dalamnya informasi pendidikan dan jabatan). Data dan keterangan yang perlu
dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan konseling pada umumnya meliputi:
 Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri.
 Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
 Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan serta kemampuan belajar.
 Informasi karier dan pendidikan.
 Kondisi keluarga dan lingkungan.
b. Penyelenggaraan himpunan data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan
data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup.
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi:
 Identitas pribadi
 Latar belakang rumah dan keluarga
 Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian
 Sejarah pendidikan, nilai-nilai pelajaran
 Sejarah kesehatan
 Minat dan cita-cita
c. Konferensi kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk membahas permasalahan yang
dialami oleh peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai
pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk:
 Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang
permasalahan siswa.
 Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, guru pembimbing atau guru kelas, wali kelas, guru mata pelajaran
dan kepala sekolah.
 Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan
itu lebih efektif dan efisien.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 88


d. Kunjungan rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui
kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh antara orang
tua atau wali dan anggota keluarga lainnya dengan guru pembimbing.
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang
berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut paut dengan permasalahan peserta
didik. Data dan keterangan ini meliputi:
 Kondisi rumah tangga dan orang tua
 Fasilitas belajar yang ada di rumah
 Hubungan antar anggota keluarga
 Sikap dan kebiasaan siswa di rumah
 Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan dan
pengentasan masalah siswa.
e. Alih tangan kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk mendapatkan penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau
praktek, wali kelas dan /atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan
siswa bermasalah kepada guru pembimbing atau guru kelas.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan
tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus
dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh
kegiatan alih tangan kasus ialah fungsi pengentasan.[1]
4. Efektivitas BK Pola 17
(BK Pola 17) itu sendiri. Frank W. Miller dalam bukunya berjudul “Guidance, Principle and
Service” (1961),mengemukakan sebagai berikut:
a. Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara berangsur-angsur atau tahap
demi tahap dengan melibatkan semua unsur atau staf sekolah dalam perencanaannya.
b. Program bimbingan itu harus memiliki tujuan yang ideal dan realitas dalam
perencanaannya.
c. Program bimbingan itu hendaknya mencerminkan komunikasi yang continue antara semua
unsur atau staf sekolah.
d. Program bimbingan itu hendaknya menyediakan atau memiliki fasilitas yang diperlukan.
e. Program bimbingan itu hendaknya memberikan layanan kepada semua murid.
f. Program bimbingan itu hendaknya menunjukkan peranan yang penting dalam
menghubungkan dan mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat.
g. Program bimbingan itu hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan
penilaian terhadap diri sendiri.
h. Program bimbingan itu hendaknya menjamin keseimbangan layanan bimbingan, dalam hal
:
 Layanan kelompok dan individual
 Layanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas bimbingan

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 89


 Penggunaan alat pengukur atau teknik pengumpulan data yang obyektif maupun
subyektif.
 Pemberian jenis-jenis bimbingan
 Pemberian bimbingan secara umum dan penyaluran secara khusus
 Pemberian bimbingan dengan berbagai program
 Penggunaan sumber-sumber di dalam maupun di luar sekolah bersangkutan.
 Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat
 Kesempatan untuk berfikir, merasakan dan berbuat.[2]
2. Pola Bimbingan dan Konseling 17+
A. Pengertian
Pola bimbingan dan konseling pola 17+ adalah progam bimbingan dan konseling /
pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, 6 bidang bimbingan, 9 layanan, dan 6
layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku.
B. Tujuan
Secara umum tujuan pola bimbingan dan konseling 17+ adalah Memberikan arah kerja /
sebagai acuan dan evaluasi kerja bagi guru BK / konselor, membantu peserta didik
mengenal bakat , minat , dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan
kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja.
C. Fungsi
1. Fungsi pemahaman, fungsi bimbigan dan konseling yang menghasilkan pemahaman
tentang diri siswa yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan siswa dan
pemahaman tentang lingkungan.
2. Fungsi pencegahan, fungsi bimbingan dan konseling yang berupaya mencegah peserta
didik agar tidak mengalami sesuatu kesulitan atau pun menemui permasalahan yang
dapat mengganggu, menghambat dalam proses perkembangan peserta didik.
3. Fungsi perbaikan, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik
mengubah hal yang kurang baik menjadi lebih baik serta dapat mengatasi berbagai
permasalahan yang di hadapi.
4. Fungsi pemeliharaan, fungsi bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk menjaga
agar perilaku peserta didik yang sudah baik jangan sampai rusak kembali.
5. Fungsi pengembangan, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu siswa untuk
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik.
6. Fungsi penyaluran, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik untuk
memilih dan memantapkan penguasaan karier yang sesuai dengan bakat, minat,
keahlian, dan cirri-ciri kepribadian peserta didik.
7. Fungsi penyesuaian, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat
secara optimal.
8. Fungsi adaptasi, fungsi bimbingan dan konseling yang membantu staf sekolah untuk
mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan, serta kebutuhan
peserta didik.
D. Layanan dan Strategi
1. Layanan orientasi, layanan yang di tujukan untuk peserta didik atau siswa baru guna
memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 90
dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan ini adalah peserta didik dapat
menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain
yang mendukung keberhasilannya.
2. Layanan informasi. Layanan yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk
mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar,
anggota keluarga, dan anggota masyarakat. Layanan informasi berupaya memenuhi
kekurangan seseorang akan informasi yang dibutuhkan.
3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu serangkaian kegiatan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik agar dapat menyalurkan/menempatkan dirinya
dalam berbagai program sekolah, kegiatan belajar, penjurusan, kelompok, belajar,pilihan
pekerjaan, dll. Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta kondisi fisik dan
psikisnya.
4. Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,serta berbagai aspek tujuan
daan kegiatan lainnya yang berguna untuk kehidupannya.
5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik
memperoleh pelayanan secara pribadi melalui tatap muka dengan konselor atau guru
pembimbingdalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah yang di hadapi
peserta didik.
6. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu.
7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik mempero;eh kesempatan untuk membicarakan dan
menyelesaikan permasalahan yang dialami melaui dinamika kelompok, terfokus pada
masalah pribadi.
8. Layanan konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang di berikan kepada
seseorang untuk memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani atau membantu pihak lain.
9. Layanan mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan konselor
terhadap dua pihak yang sedang dalam keadaan tidak menemukan kecocokan sehingga
membuat mereka saling bertentangan dan bermusuhan.
E. Bimbingan
1. Bimbingan pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan mengatasai
masalah-masalaah pribadi dan kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek intelektual,
afektif dan motorik.
2. Bimbingan soaial, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan dalam mengatasi
masalah-masalah social, dalam kehidupan keluarga, disekolah, maupuin di masyarakat
juga upaya dalam berinteraksi dengan masyarakat.
3. Bimbingan karier, yaitu layanan yang merencanakan dan mempersiapkan masa depan
karier peserta didik.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 91


4. Bimbingan belajar, yaitu layanan untuk mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi
masalah dalam proses pembelajaran.
5. Bimbingan keberagamaan, yaitu layanan untuk memilih dan menganut kepercayaan
sesuai dengan dirinya.
6. Bimbingan keberkeluargaan, yaitu layanan yang berkenaan dengan masalah keluarga.
F. Kegiatan pendukung
1. Aplikasi instrumentasi, yaiitu kegiatan pendukung berupa pengumpilan data dan
keterangan tentang peserta didik dan lingkungan yang lebih luas yang dilakukan baik
dengan tes maupun non tes.
2. Himpunan data, yaitu kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
3. Konferensi kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk membahas
permaslahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang
dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat meberikan penyelesaian.
4. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan, dan komitmen bagi pemecaha masalah yang dialami peserta didik melalui
kunjungan rumahnya.
5. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas terhadap masalah yang di alami peserta didik
dengan memindahkan penanganan ke pihak yang lebih kompeten dan berwenang.
6. Terapi kepustakaan. Yaitu kegiatan pemecahan masalah dengan buku.
b) Uraian Materi Tatap Muka dengan Siswa
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu
komponen program adalah sebagai berikut :
JML
KMPONEN MATERI / TOPIK / PROP PERHITUNGAN
NO NO LAYANA
PROGRAM KEGIATAN ORSI WAKTU/ JAM
N
1 Layanan 1 Dahsyatnya keutamaan 27 47% 49% x 24 =
Dasar bersyukur 11,76
2 Berpikir dan bersikap positif
3 Menyontek, penyebab dan
solusinya
4 Kecerdasan emosi dan
pengendalian diri
5 Mekanisme pertahanan diri
6 Manajemen waktu
7 Kesehatan reproduksi
remaja
8 Bahaya narkoba dan
dampaknya
9 Jiwa Kepemimpinan
10 Mental disorder dan
permasalahannya
11 Budaya membuang

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 92


sampah pada tempatnya
12 Budaya antri
13 Dampak pacaran di
kalangan remaja
14 Kepekaan diri dan sosial
15 Komunikasi efektif
16 Pemanasan Global dan
dampaknya

17 Etika dan budaya tertib


berlalu lintas
18 Tata tertib sekolah
19 Etika bergaul
20 Membina persahabatan
sejati
21 Bentuk-bentuk kenakalan
remaja
22 Tawuran pelajar dan
akibatnya
23 Peran sosial pria dan wanita
24 Dampak dari Sek Bebas,
LGBT, HIV/AIDs
25 Cara belajar efektif dan
efisien
26 Mind mapping untuk
prestasi belajar
27 Cara kerja otak kiri dan otak
kanan
28 Membangkitkan semangat
belajar

JML
KMPONEN MATERI / TOPIK / PROP PERHITUNGAN
NO NO LAYANA
PROGRAM KEGIATAN ORSI WAKTU/ JAM
N
2 Layanan 1 Kiat belajar sambil bekerja 6 11% 11% x 24 = 2,64
Peminatan 2 Jenis-jenis
dan profesi/pekerjaan
Perencanaan 3 Informasi tentang dunia
Individual usaha/dunia industri
Peserta Didik 4 Hubungan bakat, minat,
pendidikan dan pekerjaan
5 Identifkasi pilihan karir atau
cita-cita yang sesuai

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 93


6 Kiat Sukses Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN)

3 Layanan 1 Kiat meningkatkan ibadah 17 30% 28% x 24 = 6,72


Responsif 2 Mengatasi kejenuhan
masuk sekolah
3 Akibat kebiasaan keluar
malam (bermain,begadang)
4 Hebatnya pengaruh kata
maaf, tolong dan terima
kasih dalam pergaulan
5 Dampak ketergantungan
pada medsos (fb, wa, dll)

JML
KMPONEN MATERI / TOPIK / PROP PERHITUNGAN
NO NO LAYANA
PROGRAM KEGIATAN ORSI WAKTU/ JAM
N
6 Kiat memiliki banyak teman
7 Selektif dalam bergaul
8 Disiplin mengerjakan tugas
sekolah
9 Tips memahami pelajaran
10 Semangat belajar tidak
hanya saat ujian
11 Belajar kelompok yang
efektif
12 Memilih lembaga bimbel
yang tepat
13 Memanfaatkan IT untuk
meraih prestasi
14 Kebiasaan belajar rutin
15 Berani bertanya dan
menjawab di kelas
16 Kiat menumbuhkan minat
baca
4 Dukungan 1 Pengembangan Jejaring 7 12% 12% x 24 = 2,88
Sistem 2 Kegiatan Manajemen
3 Pengembangan staf
4 Kunjungan rumah
5 Kolaborasi
6 Pengembangan Profesi
Konselor
a. In House Training

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 94


b. Pendidikan Lanjut
7 Penelitian dan
Pengembangan
JUMLAH JAM 57 100% 24

b. Jenis Masalah dan Rekapitulasi Siswa


BIDANG
ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN
PRIBADI Kualitas ibadah saya pada Tuhan YME Meningkatnya kualitas Ibadah pada Tuhan
masih belum baik YME
Saya kadang lupa bersyukur atas Selalu bersyukur atas nikmat dan karunia
nikmat dan karunia dari Tuhan YME Tuhan YME
Saya merasa masih sulit untuk selalu
Memiliki pikiran positif
berfikir positif
Saya kadang-kadang masih suka Kemampuan menghindari kebiasaan
menyontek pada waktu tes /ujian mencontek saat ujian
Saya belum tahu cara mengendalikan
Kemampuan mengelola emosi dengan baik
emosi dengan baik
Saya belum paham tentang Pemahaman mengenai mekanisme
mekanisme pertahanan diri pertahanan diri
Saya belum tahu cara mengatur waktu
Keterampilan mengatur waktu kegiatan
yang baik
Saya merasa masih sedikit
Pemahaman tentang kesehatan repoduksi
pemahaman tentang kesehatan
remaja
reproduksi remaja
Saya belum mengetahui banyak
Kemampuan menghindari obat terlarang
tentang jenis obat-obat terlarang serta
dan narkoba
dampaknya
Saya merasa masih sedikit
pengetahuhan tentang ilmu Pemahaman tentang ilmu kepemimpian
kepemimpinan
Saya belum paham tentang mental Kemampuan menghindari diri dari penyakit
disorder dan permasalahannya mental
Saya jenuh dan enggan masuk Kemampuan mengatasi kejenuhan masuk
sekolah sekolah
Saya merasa sulit menghilangkan
Kemampuan menghilangkan kebiasaan
kebiasaan keluar malam
keluar malem (bermain,begadang)
(bermain,begadang)
Saya kadang lupa membuang sampah Memiliki kebiasaan membuang sampah
sembarangan pada tempatnya
Saya tidak suka kalau disuruh antri, Memiliki budaya antri
sementara yang lain tidak mau tertib
untuk antri

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 95


Saya sedang memiliki masalah dengan
Pemahaman tentang dampak pacaran
teman dekat (pacar)

BIDANG
ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN
Saya belum bisa memiliki kepekaan
Memiliki kepekaan diri dan social
diri dan sosial
Saya belum tahu cara berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi yang baik
yang efektif
Saya belum paham yang harus
dilakuan dengan adanya pemanasan Pemahaman dampak pemanasan global
global
Saya belum memahami etika dan Memiliki etika dan budaya tertib berlalu
budaya tertib berlalu lintas lintas
Saya merasa sulit mematuhi tata
Kemampuan mematuhi tata tertib sekolah
tertib sekolah
Saya kadang masih lupa
Kebiasaan mengucapkan kata maaf, tolong
mengucapkan kata maaf, tolong dan
dan terimakasih dalam pergaulan
terimakasih dalam pergaulan
Saya merasa sulit mengendalikan
Kemampuan mengendalikan
ketergantungan pada medsos (fb, wa,
ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)
dll)
SOSIAL Saya belum memahami etika dalam
Pemahaman tentang etika bergaul
bergaul
Saya belum tahu cara menjaga Kemampuan membina persahabatan yang
persahabatan agar tetap langgeng baik
Saya merasa saat ini belum banyak Kemampuan membina hubungan dengan
memiliki teman banyak teman
Saya masih sering terbawa arus
Kemampuan untuk selektif dalam bergaul
pergaulaan yang kurang baik
Saya belum tahu tentang bentuk-
Pemahaman mengenai bentuk-bentuk
bentuk kenakalan remaja saat ini dan
kenakalan remaja
cara mensikapinya
Saya belum memahami tawuran Kemampuan untuk menghindari tawuran
pelajar dan akibatnya pelajar
Saya belum memahami peran sosial Pemahaman mengenai peran sosial pria
pria dan wanita dengan norma yang dan wanita dengan norma yang ada di
ada di masyarakat masyarakat
Saya belum paham tentang dampak Pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT,
Sek Bebas, LGBT dan HIV/AIDS HIV/AIDs

BIDANG
ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN
BELAJAR Saya merasa belum menemukan cara Keterampilan belajar efektif dan efisien
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 96
belajar yang efektif
Saya belum bisa membuat peta
Keterampilan membuat mind mapping
pikiran (mind mapping)
Saya belum paham cara kerja otak kiri Pemahaman mengenai cara kerja otak kiri
dan otak kanan dan kanan
Saya belum tahu cara untuk
Semangat belajar yang tinggi
membangkitkan semangat belajar
Saya masih suka menunda-nunda
Kedisiplinan menyelesaikan tugas sekolah
tugas sekolah/pekerjaan rumah (PR)
Saya merasa kesulitan dalam Kemampuan menyelesaikan kesulitan
memahami pelajaran tertentu dalam memahami pelajaran tertentu
Saya semangat belajar, kalau ada tes Semangat belajar, tidak hanya kalau ada
atau ujian saja tes atau ujian saja
Saya merasa sulit untuk belajar
Kemampuan untuk belajar kelompok
kelompok
Saya belum paham cara memilih Kemampuan memilih lembaga bimbingan
lembaga bimbingan belajar yang baik belajar yang baik
Saya belum dapat memanfaatkan Keterampilan untuk memanfaatkan
teknologi informasi untuk belajar teknologi informasi untuk belajar
Saya masih belum bisa belajar secara
Memiliki kebiasaan belajar secara rutin
rutin
Saya merasa takut bertanya atau Memiliki keberanian bertanya dan
menjawab di kelas menjawab di kelas
Saya jarang sekali mengunjungi
Kebiasaan membaca yang tinggi
perpustakaan untuk membaca

BIDANG
ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN
Saya terpaksa harus bekerja untuk Kemampuan memperoleh penghasilan
mencukupi kebutuhan hidup untuk biaya hidup
Saya merasa belum banyak tahu Mengidentifikasi jenis-jenis
tentang jenis-jenis profesi/pekerjaan profesi/pekerjaan
di masyakarat
Saya belum mengetahui tentang Pemahaman mengenai dunia usaha /
dunia usaha / dunia industry dunia industri
KARIR Saya belum paham hubungan antara
Pemahaman mengenai hubungan bakat,
bakat, minat, pendidikan dan
minat, pendidikan dan pekerjaan
pekerjaan
Saya masih memiliki keraguan
Mengidentifkasi pilihan karir atau cita-cita
dengan pilihan cita-cita/karir masa
yang sesuai dengan dirinya
depan
Saya belum memahamai tentang Pemahaman mengenai program prakerin
program prakerin di SMK di SMK
c. Jenis-Jenis Masalah siswa yang ada di SMK Nusantara
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 97
1. Jenis-Jenis Masalah Siswa
 Masalah emosi
Emosi pada diri remaja merupakan masalah yang seringkali muncul dan
menjadi factor penyebab masalah – masalah lannya. Emosi pada diri remaja
adalah emosi yang cenderung tidak dapat diatur, sangat kuat, dan tidak
terkendali. Hal ini terlihat dari gejala yang timbul akibat masalah tersebut yaitu
mudah marah, mdah terpancing emosi, emosinya “meledak – ledak”. Contoh
nyata dari hal tersebut yaitu banyak nya kasus tawuran antar pelajar.
Dalam hal ini sekolah sebagai lembaga formal berperan untuk membantu
siswa dalam membentuk kedewasaannya. Langkah – langkah dalam
menangggulangi masalah ini biasanya dilakukan dengan memberikan bimbingan
– bimbingan konseling pada anak.

 Masalah penyesuaian diri


Pada saat penyesuaian diri remaja dituntut untuk dapat berbaur dengan
lingkungan hal ini yang biasanya menimbulkan masalah, karena pada masa
penyesuaian diri, remaja menemui bnyak hal yang berbeda dari dirirnya dan dia
harus mengikuti hal tersebut. Oleh karena itu terkadang remaja akan bersikap
kontra pada lingkungan yang tidak disukainya dan akan bersikap pro pada
lingkungan yang disukainya.
Masalah yang akan muncul kembali pada hal ini yaitu, jika remaja salah
dalam lingkugan yang dipilihnya maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi
remaja yang “amburadul”. Dalam halini sekolah berperan untuk mengontrol
pergaulan para remaja, emberiainekstrakurkuler yang dapat menyalurkan minat
dan bakat remaja diharapkan dapat memebantu remaja dalam pergaualan yang
tidak baik.
 Masalah Perilaku Seksual
Pada masa ini remaja mulai tertarik pada lawan jenis, bersikap romantis,
yangdiikuti keinginan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhatian
lawanjenis. Sebagai akibatnya remaja mempunyai minat yang tinggi pada
seks.Informasi yang tidak tepat dapat menimbulkan perilaku seks remaja yang
apabila ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidak layak untuk dilakukan.Untuk
menanggulangi dan mengatasi masalah itu, sekolah hendaknyamelakukan
tindakan nyata, yaitu memasukkan pendidikan seks ke dalam matapelajaran yang
bersangkutan, misalnya tentang reproduksi pada pelajaranbiologi, seks yang baik
dalam bidang agama, dan lain-lain.
 Masalah Perilaku Sosial
Tanda-tanda masalah perilaki sosial pada remaja dapat dilihat dari
diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama atau sosial
ekonomi yang berbeda. Untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut
sekolah dapatmenyelenggarakan kegiatan kelompok dengan tidak memperhatikan
latar belakang suku, agama dan sosial ekonomi. Sekolah harus memperlakukan
siswa secara sama dan tidak membeda-bedakan siswa yang satu dengan lainnya.
 Masalah Moral
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 98
Masalah moral remaja ditandai dengan adanya ketidakmampuan remaja
membedakan yang benar dan yang salah. Hal ini disebabkan oleh ketidak
konsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk mencegah masalah tersebut sebaiknya sekolah
menyelenggarakan kegiatan keagamaan dan meningkatkan pendidikaan
budipekerti.
 Masalah Keluarga
Sebab umum pertentangan keluarga pada masa remaja adalah standar
perilaku, metode disiplin, hubungan dengan saudara kandung, dan sikap yang
sangat kritis pada remaja. Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua
yang kuno dan yang modern berbeda.
Adapun macam – macam masalah lain yang dihadapi oleh siswa, yaitu :
1. Kesuitan dalam Memahami Diri sendiri
2. Kesulitan memahami lingkungan
3. Kesulitan dalam menyalurkan bakat dan minat
4. Kesulitan dalam memecahkan masalah
2. Factor – factor Penyebab Munculnya Masalah
Factor – factor penyebab munculnya masalah dapat di tinjau dari dua segi:
 Segi diri sendiri (Individu)
o Keterbatasa atau kekurangmampuan mental ( mental inaquacies )
o Keterbatasan Kemampuan atau keadaan fisik (phisical inadequacies)
o Ketidak seimbangan emosional (emotional inadequacies)
o Sikap dan kebiasaan tertentu yang dapat merugikan diri sendiri
o Tidak berbakat pada suatu bidang
 Segi Lingkungan (diluar diri sendiri)
a. Lingkungan rumah
 Cara mendidik anak yang kurang tepat
 Situasi pergaulan antar anggota keluarga
 Tingkat pendidikan orang tua
 Standar tuntutan orang tua terhadap anak
 Situasi tempat tinggal
b. Lingkungan sekolah
 Prasarana, sarana dan fasilitas yang tersedia
 Kurikulum dan materi pelajaran
 Metode pengajaran yang digunakan
 Pengatura local (tempat belajar) dan jadwal belajar
 Penyediaan tenaga guru dan personal lainnya
c. Lingkungan masyarakat
3. Cara Menangani masalah – masalah yang terjadi pada siswa
1. Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau
yang melatar belakangi timbulnya masalah siswa.
2. Prognosis

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 99


Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih
mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya,
3. Tes diagnostik
Pada konteks ini, penulis akan mencoba menyoroti tes diagnostik kesulitan
belajar yang kurang sekali diperhatikan sekolah. Lewat tes itu akan dapat diketahui
letak kelemahan seorang siswa.
Adapun cara lain yang dapat dilakukan dalam penanggulangan masalah pada siswa :
1. Upaya preventif
Upaya preventif adalah tindakan untuk melakukan pencegahan dimana
sasarannya adalah mengembalikan sebab – sebab yang dapat menimbulkan
permasalahan siswa yang tidak terlepas dari factor lingkungan dimana ia tinggal.
2. Upaya Represif
Upaya Represif adalah tindakan untuk menghalangi timbulnya peristiwa
permasalahan siswa.
3. Upaya Kuratif
Upaya Kuratif disebut juga upaya korektif, yaitu usaha untuk merubah
permasalahan yang terjadi dengan cara memberikan pendidikan dan pengarahan
kepada mereka (merubah keadaan yang salah kepada keadaan yang benar).
d. Layanan Penyelesaian Masalah Siswa
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang
layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karir yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap
diri individu peserta didik/konseling.

1) Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling
atau konselor kepada peserta didik / konseli untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara
bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi
(1) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik
kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan
mengatasinya secara baik.
2) Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta
didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi
sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-
masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki
keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 100


Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi
(1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial
budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan
nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6)
bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi
konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
3) Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali
potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil
merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki
kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga
dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai
hambatan belajar;
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif;
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif;
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya;
dan
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4) Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang
rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan
kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) pengetahuan
konsep diri yang positif tentang karir, (2) kematangan emosi dan fisik dalam
membuat keputusan karir, (3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk
mendapatkan kesempatan karir, (4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan
belajar, (5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir, (6)
Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang
baik dan kesempatan karir, (7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan
fungsi dan kebutuhan di masyarakat, (8) Kesadaran tentang perbedaan
pekerjaan dan perubahan peran laki-laki dan perempuan.

 Pola Analisis Hasil Kerja Guru BK


BIDANG FUN
N JENIS SASA WAK
BIMBINGAN GSI TUJUAN
O KEGIATAN/LAYANAN RAN TU
P S B K BK
A. PERSIAPAN

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 101


Pembagian tugas guru Tercapainya efektivitas KLS
1 Juli
BK/konselor layanan BK XII
Assesmen kebutuhan
KLS
2 (Angket Masalah Terungkapnya kebutuhan Juli
XII
Siswa) peserta didik/konseli
Menyusun program Layanan bimbingan dan
KLS
3 bimbingan dan konseling lebih terarah dan Juli
XII
konseling tetap sasaran
Konsultasi program
KLS
4 bimbingan dan Mendapat dukungan dari Juli
XII
konseling Kepala dan Komite Sekolah
Terpenuhinya kebutuhan
KLS
5 Pengadaan sarana / sarana yang menunjang Juli
XII
prasarana BK keberhasilan layanan BK

B. LAYANAN BK
1 LAYANAN DASAR
a. Bimbingan Klasikal
Peserta didik/konseli dapat
mengenal aspek-aspek
Penyesuaian Diri Pem
penyesuaian diri serta dapat KLS
Remaja di Sekolah V aha Juli
menerapkan sikap dan XII
Baru man
kebiasaan dengan
lingkungannya
Peserta didik/konseli
mampu memahami
Implementasi Iman Pem pentingnya iman dan taqwa
KLS
dan Taqwa dalam V aha pada Tuhan YME serta Juli
XII
kehidupan modern man dapat hidup rukun, damai
dan saling menghormati
antar umat beragama
Peserta didik/konseli dapat
menjadi individu yang
Pem memiliki integritas diri serta
Kejujuran dan KLS
V aha dapat memancarkan Agst
Integritas XII
man kepercayaan diri dan sikap
yang tidak mementingkan
diri sendiri
Sikap dan Perilaku V Pem Konseling mampu KLS Agst
Asertif aha membedakan perilaku XII
man agresif dan asertif,
menerapkan prilaku asertif
dengan teman-temannya
serta mengembangkan
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 102
sikap asertif untuk
menunjang prestasi

1 LAYANAN DASAR
Peserta didik/konseli dapat
memahami dan
Pem menemukan unsur-unsur
KLS
Konsep diri remaja V aha konsep diri serta memahami Sept.
XII
man dan menerima kelebihan
dan kekurangan secara
wajar dan penuh syukur
Peserta didik/konseli dapat
Pem mengenal dan menggali
KLS
Potensi diri remaja V aha potensi diri serta berusaha Sept.
XII
man mengoptimalkannya untuk
meraih sukses masa depan
Peserta didik/konseli
mampu mengenal ciri-ciri
Pem perkembangan remaja,
Psikologi remaja dan KLS
V aha dapat memahami tugas Oktb
permasalahannya XII
man perkembangan, mengatasi
masalah yang dihadapi
dalam perkembangan
Peserta didik/konseli
mampu mengenal tipe-tipe
Pem kepribadian manusia,
KLS
Kepribadian Manusia V aha mengenal kepribadian yang Oktb.
XII
man dimiliki serta dapat tumbuh
menjadi pribadi yang
matang
Peserta didik/konseli dapat
memahami ciri-ciri pribadi
Pem yang memiliki rasa percaya
Membangun Rasa KLS Novb
V aha diri serta dapat
Percaya Diri XII .
man meningkatkan percaya diri
dengan baik untuk
mencapai tujuan hidupnya

1 LAYANAN DASAR
Pemah Peserta didik/konseli
Pola Hidup Bersih dan aman mampu memahami KLS Novb
V
Sehat dan pentingnya polah hidup XII .
Penceg bersih dan sehat serta
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 103
dapat melakukan kebiasaan
hidup bersih dan sehat
ahan
sehari-hari yang dapat
mempengaruhi Kesehatan
Konseli mampu memiliki
perasaan positif untuk
membangun pribadi yang
Menjadi pribadi yang Pemah KLS Desb
V berkarakter yang akan
berkarakter aman XII .
berkontribusi pda
peningkatan mutu karakter
bangsa
b. Bimbingan
Kelompok
Pemah Peserta didik/konseli dapat
Kebiasaan mencontek aman- menjadi individu yang KLS
V Agt
dan akibatnya Penceg memiliki sikap yang tidak XII
ahan mencontek
Peserta didik/konseli
Jadwal kegiatan Pemah mampu mengatur jadwal KLS
V Sept
sehari-hari aman kegiatan sehari-hari dengan XII
baik
Juli -
c. Papan Bimbingan
Desb
Pemah
Tips dan Trik Sukses
man- Peserta didik/konseli KLS Juli -
dalam Pengembangan V V V V
pence memperoleh informasi XII Desb
diri
gahan melalui media tulis
Peserta didik/konseli
d. Pengemb. Media Pemah KLS Juli –
V V V V memperoleh informasi yg
BK man XII Desb
bermanfaat bagi dirinya
Peserta didik/konseli
Pemah KLS
e. Leafleat V V V V memperoleh informasi
man XII
melalui media cetak
LAYANAN
2
RESPONSIF
Terbantunya peserta didik
Pengen dalam mengatasi KLS Juli –
1. Konseling Individual
tsan hambatan/memecahkan XII Desb
masalah yang dialaminya

LAYANAN
2
RESPONSIF
Pengen Terbantunya memecahkan KLS Juli –
2. Konseling Kelompok
tsan masalah peserta didik XII Desb
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 104
melalui kelompok
Pemah
aman
KLS Juli –
3. Konsultasi dan Terbantunya memberikan
XII Desb
pengent informasi yang dibutuhkan
san oleh peserta didik
Diperolehnya kesepakatan
Pengen KLS Juli –
4. Konferensi Kasus bersama mengenai
tasan XII Desb
masalah peserta didik
Terentaskannya masalah
Pengen konseli yang terkait dengan KLS Juli –
5. Advokasi
tasan pihak lain agar hak-hak XII Desb
konseli tetap terlindungi
Terselenggaranya layanan
Pengen KLS Juli –
6. Konseling elektronik Bimbingan dan Konseling
tasan XII Desb
yang lebih efektif
Pemah
aman
KLS Juli –
7. Kotak masalah dan Tertampungnya masalah
XII Desb
pngenta peserta didik/konseli yang
san introvert
Pema Terentaskannya masalah
3 PEMINATAN DAN hman- konseli yang terkait dengan
PERENC. INVIDIVUAL pengent pemilihan jurusan dan
san rencana karir masa depan
4 DUKUNGAN SISTEM
a. Melaksanakan dan
Pengumpulan data dan
menindaklanjuti
kebutuhan peserta didik
assesmen
Mengetahui langsung
b. Kunjungan rumah kondisi peserta didik di
lingkungan rumah
c. Menyusun dan
Pertanggungjawaban
melaporkan program
kinerja kepada kepala
bimbingan dan
sekolah
konseling

4 DUKUNGAN SISTEM
Penilaian ketercapaian
d. Membuat evaluasi program layanan bimbingan
dan konseling
e. Melaksanakan Bukti fisik pelaksanaan
administrasi bimbingan dan konseling
bimbingan dan
KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 105
konsleing
f. Pengembangan
Pengembangan diri / profesi
keprofesian konselor

11 Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi


Keberhasilan penanaman nilai-nilai antikorupsi dipengaruhi cara penyampaian dan pendekatan
pembelajaran yang dipergunakan. Untuk tidak menambah beban siswa yang sudah cukup
berat, perlu dipikirkan secara matang bagaimana model dan pendekatan yang akan dipilih. Ada
tiga model penyelenggaraan pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi yang dapat
dilakukan di sekolah, yaitu:
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pendidikan ekstrakurikuler khusus Penanaman nilai antikorupsi dapat ditanamkan
melalui kegiatan-kegiatan di luar pembelajaran misalnya dalam kegiatan
ekstrakurikuler atau kegiatan insidental. Penanaman nilai dengan model ini lebih
mengutamakan pengolahan dan penanaman nilai melalui suatu kegiatan untuk
dibahas dan dikupas nilai-nilai hidupnya. Model ini dapat dilaksanakan oleh guru
sekolah yang bersangkutan yang mendapat tugas tersebut atau dipercayakan pada
lembaga di luar sekolah untuk melaksanakannya, misalnya dari Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).

a. Materi yang harus disampaikan sebagai berikut:


N
Materi Indikator
o

Peserta didik dapat:


a. Memahami manfaat disiplin
1 Disiplin b. Mengidentifikasi karakter disiplin
c. Melakukan control diri terhadap tidakan disiplin
d. Memahami dampak perilaku tidak berdisiplin

Peserta didik dapat:


a. Memahami manfaat berbuat jujur
2 Jujur b. Mengidentifikasi karakter jujur
c. Melakukan control diri terhadap tidakan kejujurannya
d. Memahami dampak perilaku tidak jujur

Peserta didik dapat:


a. Memahami manfaat bertanggung jawab
Tanggung
3 b. Mengidentifikasi karakter tanggung jawab
Jawab
c. Melakukan control diri terhadap tanggung jawab yang dilakukan
d. Memahami dampak perilaku tidak bertanggung jawab

4 Sederhan Peserta didik dapat:


a a. Memahami manfaat hidup sederhana

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 106


b. Mengidentifikasi karakter kesederhanaan
c. Melakukan control diri terhadap kesederhanaan yang dilakukan
d. Memahami dampak perilaku tidak berdisiplin

Peserta didik dapat:


b. Memahami manfaat bekerja keras
Kerja
5 c. Mengidentifikasi karakter kerja keras
Keras
d. Melakukan control diri terhadap tidakan kerja keras
e. Memahami dampak perilaku tidak bekerja keras

Peserta didik dapat:


a. Memahami manfaat mandiri
6 Mandiri b. Mengidentifikasi karakter mandiri
c. Melakukan control diri terhadap tidakan mandiri
d. Memahami dampak perilaku tidak mandiri

Peserta didik dapat:


a. Memahami manfaat berbuat berani
b. Mengidentifikasi karakter Tindakan berani
7 Berani
c. Melakukan Tindakan berani sesuai dengan situasi dan kondisinya
d. Memahami dampak perilaku tidak berani sesuai dengan situasi dan
kondisinya

Peserta didik dapat:


a. Memahami manfaat adil
8 Adil b. Mengidentifikasi karakter berbuat adil
c. Melakukan control diri terhadap tidakan adil yang dilakukan
d. Memahami dampak perilaku tidak adil

Peserta didik dapat:


a. Memahami manfaat peduli
9 Peduli b. Mengidentifikasi karakter peduli
c. Melakukan control diri terhadap tidakan peduli yang dilakukan
d. Memahami dampak perilaku tidak berdisiplin
B. Metode
1. Metode penyampaian materi Pendidikan antikorupsi melalui kegiatan
ekstrakurikuler khusus ini menggunakan prinsip “belajar sambil bermain”. Teknik
penyampaian dapat melalui:
a. Kolaborasi, kegiatan diskusi dari pengamatan fakta
b. Bermain Peran
c. Debat
d. Dan lain-lain
2. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pramuka
Disain Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam konteks Kurikulum
2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 107


pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah
keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan
sikap dan kecakapan Kepramukaan.
Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling menguatkan (mutually
interactive and reinforcing). Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan diorganisasikan dalam model blok, model aktualisasi, dan model
regular di gugus depan. Apapun model yang dilaksanakan, Pendidikan antikorupsi
sangat strategis ditanamkan dalam berbagai kegiatan kepramukaan. Hal ini sesuai
dengan prinsip kepramukaan yang menggunakan trisatya dan dasadarma sebagai
ruhnya.
Identifikasi sikap antikorupsi dapat ditanamkan melalui:

12 No Kegiatan Prioritas Sikap yang ditanamkan


Mekanisme
Penilaian 1 Berbaris Disiplin
B)
PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK OLEH PENDIDIK
2. Mekanisme Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik merupakan penilaian proses
pembelajaran (assessment for learning), penilaian capaian pembelajaran
(assessment of learning), dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning), yang dilakukan melalui mekanisme penilaian pembelajaran sebagai berikut:
b. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
c. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan melaksanakan penilaian; dan
d. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan keputusan berkaitan
dengan peserta didik, perbaikan proses pembelajaran, membuat pelaporan, dan
kegunaan lain yang sesuai.
2. Prosedur Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh pendidik mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan dan turunannya;
b. Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran
yang sama;
c. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai;
d. Pendidik memfasilitasi pelaksanaan penilaian mandiri oleh peserta didik pada
setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil penilaian
mandiri diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan kesesuaiannya;
e. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui level capaian kompetensi dan/atau
ketuntasan belajar, kelebihan, dan kekurangan pembelajaran baik tingkat peserta
didik maupun tingkat kelas;

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 108


f. Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran remedial,
meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan; dan
g. Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik dan profil kelas
serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.
3. Bentuk dan Instrumen Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik dilakukan dengan
menggunakan bentuk pengamatan, penugasan, ulangan, dan/atau bentuk lain yang
sesuai. Instrumen penilaian terdiri atas tes dan nontes.
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Penilaian adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
A) PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK OLEH SATUAN PENDIDIKAN
1. Mekanisme Penilaian
e. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan merupakan
penilaian capaian hasil belajar (assessment of learning), yang dilakukan dengan
mekanisme sebagai berikut:
 Penilaian oleh satuan pendidikan meliputi ranah pengetahuan dan
keterampilan;
 Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk Ujian Sekolah/Madrasah
diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakreditasi pada akhir jenjang
pendidikan;
 Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk UPK dilaksanakan oleh satuan
pendidikan terakreditasi di tempat uji kompetensi pada satuan pendidikan
atau tempat lain yang ditunjuk pada akhir periode pembelajaran dalam
bentuk semester dan/atau tingkat;
f. Pelaporan hasil penilaian UPK dilakukan oleh satuan pendidikan
terakreditasi bekerja sama dengan mitra dunia usaha/industri dan/atau
lembaga sertifikasi profesi dalam bentuk paspor keterampilan dan/atau
sertifikat paket kompetensi yang telah dicapai; dan Laporan hasil penilaian
pendidikan pada akhir semester, akhir tahun, dan kelulusan peserta didik
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik satuan pendidikan.
2. Prosedur Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut:
 Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan mengacu
kepada Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya;
 Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan
pendidikan;
 Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai;

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 109


 Analisis hasil penilaian untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran pada
tingkat peserta didik maupun tingkat kelas;
 Pemanfaatan hasil analisis untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan; dan
 Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka
dan/atau deskripsi.
3. Bentuk dan Instrumen Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk
Ujian Sekolah/Madrasah, UPK, RPL, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan
kelas, dan/atau bentuk lain yang sesuai. Instrumen penilaian terdiri atas tes dan
nontes. Instrumen tes dapat berupa instrument tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik.
Instrumen nontes dapat berupa kuesioner, lembar pengamatan, dan/atau bentuk lain
yang sesuai.
C) PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK OLEH PEMERINTAH PUSAT
1. Mekanisme Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh Pemerintah Pusat merupakan penilaian
capaian pembelajaran (assessment of learning), yang dilakukan dengan mekanisme
sebagai berikut:
 Penilaian oleh Pemerintah Pusat dapat meliputi ranah pengetahuan dan
keterampilan;
 Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk Ujian Nasional
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan;
 Satuan pendidikan pelaksana Ujian Nasional adalah satuan pendidikan
terakreditasi;
 Ujian Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dan sebanyak-
banyaknya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; dan
 Pemerintah Pusat dapat menyelenggarakan Penilaian Hasil Belajar dalam
bentuk lain yang hasilnya dapat digunakan untuk peningkatan, pemerataan, dan
penjaminan mutu pendidikan.
2. Prosedur Penilaian
Prosedur Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Pusat dilakukan melalui tahapan
berikut:
 Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh Pemerintah Pusat mengacu
kepada Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya serta harus memenuhi
prinsip penilaian;
 Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah dan divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh
Pemerintah Pusat;
 Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan penilaian.
 Analisis hasil penilaian untuk mengetahui capaian peserta didik, satuan
pendidikan, dan wilayah binaannya;
 Pemanfaatan hasil analisis digunakan untuk pemetaan mutu program, dasar
perumusan kebijakan, alat seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 110


pengendalian mutu pendidikan di wilayah binaannya, serta pembinaan kepada
satuan pendidikan dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, daerah, dan nasional;
 Pelaporan dapat berbentuk sertifikat, profil peserta didik, profil satuan
pendidikan, dan profil daerah yang berupa angka dan/atau deskripsi;
3. Bentuk dan Instrumen Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh Pemerintah Pusat dilakukan dalam bentuk
Ujian Nasional, UKK dan/atau bentuk lain yang sesuai. Instrumen penilaian berupa
tes dan nontes. Tes dapat terdiri atas tes tertulis dan tes praktik. Instrumen nontes
dapat berupa pertanyaan survei.
Mekanisme penilaian di SMK Nusantara adalah:
a) Penilaian Harian
Penilaian yang dilakukan oleh setiap guru mengukur pencapaian kompetensi.
Penilaian harian dapat dilakukan melalui ulangan harian. Ualngan harian merupakan
kegiatan yang dilakukan secara priodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu kompetensi Dasar atau Lebih.

b) Penilaian Tengah Semester


Penilaian Tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapain kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan seluruh KD pada Priode tersebut.

c) Penilaian Akhir Semester


Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapain kompetensi
peserta didik pada akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan seluruh KD pada semester tersebut.

d) Ujian Satuan Pendidikan Berbasis Komputer


Ujian Satuan Pendidikan/madrasah Berbasis Komputer yang selanjutnya disebut
USPBK adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan
pendidikan.

e) Asesmen Kompetensi Minimum


Konsep asesmen Kompetensi Minimum merupakan asesmen yang mengukur
kemampuan minimal yang dibutuhkan para siswa. Materi yang dinilai adalah literasi dan
numerasi. Literasi bukan hanya kemampuan membaca, literasi adalah kemampuan
menganalisa suatu bacaan. Kemampuan memahami konsep di balik tulisan. Sedangkan
numerasi, yakni kemampuan menganalisa dengan menggunakan angka-angka.
f) Ujian Sertifikasi Kompetensi
Kegiatan pengukuran kompetensi dalam ranah psikomotor sesuai dengan jenjang
keahliannya. Cakupan Ujian Unit kompetensi meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 111


mempresentasikan kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut pada akhir tahun
yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikas Profesi (LSP P-1) Pada Satua Pendidikan
tersebut, dengan penguji dari asesor konpetensi keahlian masing-masing.

g) Ujian Kompetensi Keahlian


Ujian kompetensi keahlian (UKK) adalah ujian nasional yang terdiri atas ujian teori
kejuruan dan ujian praktik kejuruan. Ujian Kompetensi Kejuruan (UKK) adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai
pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian
Kompetensi Kejuruan (UKK) merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi,
yang dilakukan oleh satuan pendidikan atau oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau
produk, menggunakan porto folio dan penilaian diri lainnya.
Sedangkan dalam upaya memperkuat kemampuan metakognitif siswa, siswa di
kelas XI diberangkatkan Praktik Kerja Lapangan (PKL), dengan harapan mendapatkan
pengalaman secara langsung. Dengan demikian, maka Pengalaman Lampau dapat
dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut sudah mampu dan kompeten di dalam kompetensi
Dasar tertentu.
Akan tetapi, Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) di SMK Nusantara tidak
diterapkan dalam satu mata pelajaran. Artinya, meskipun siswa sudah mendapatkan
pengalaman lampu di satu mata pelajaran, bukan berarti siswa tersebut tidak perlu
mengikuti pelajaran tersebut.
13 Kreteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi
lulusan. Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya secara bersama
antara kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. KKM dirumuskan setidaknya
dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek: karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata
pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) pada
proses pencapaian kompetensi.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada satuan pendidikan dapat
dilakukan antara lain dengan cara berikut.

 Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-masing tingkat kelas dalam satu
tahun pelajaran.
 Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran
(kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) dengan
memperhatikan komponen-komponen berikut :
1) Karakteristik Peserta Didik (Intake)
Karakteristik peserta didik (intake) bagi peserta didik baru (kelas VII) antara lain
memperhatikan rata-rata nilai rapor SD, nilai ujian sekolah SD, nilai hasil seleksi masuk

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 112


peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi peserta didik kelas VIII dan IX antara lain
diperhatikan rata-rata nilai rapor semester-semester sebelumnya.
2) Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah tingkat kesulitan dari masing-masing
mata pelajaran, yang dapat ditetapkan antara lain melalui expert judgment guru mata
pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah,
dengan memperhatikan hasil analisis jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, dan perlu
tidaknya pengetahuan prasyarat.
3) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara lain (1) kompetensi pendidik
(misalnya nilai Uji Kompetensi Guru); (2) jumlah peserta didik dalam satu kelas; (3)
predikat akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan sarana prasarana sekolah.
14 Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Mekanisme pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bersdasarkan surat Edaran
direktorat PSMK No. 4540/D5.3/TU/2017 tentang pelaksanaan Kurikulum dijelaskan bahwa
PKL dapat dilaksanakan antara 6 – 12 bulan, bisa dilaksanakan sekaligus di awal semester 4
atau awal semester 5. Pelaksanaannya dapat dilaksaanakan 1 kali atau 2 kali tergantung
kesediaan Dunia Usaha dan Dunia Industr /DU/DI dan karakteristik program keahliaan masing-
masing. Mikanisme Pkl juga tergantung pada ketentuan yang dipersyaratkan industri dan
seberapa erat hubungan sekolah dengan industri, dalam menentukan waktu lamanya, jumlah
siswa terkadang sekolah menyusaikan perminta DUDI yang akan ditempati.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok Matan Peminatan Kejuruan.
Kegiatan PKL dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
• PKL bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi peserta didik dalam
pembentukan kompetensi secara utuh dan lebih bermakna, terutama pembentukan sikap
(etos) kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan di lapangan kerja.
• Waktu pelaksanaan PKL dialokasikan pada semester 3/4 untuk program pendidikan 3
tahun, sekurang-kurangnya 3 bulan hingga 6 bulan. Untuk program pendidikan 4 tahun
dialokasikan pada semester 7 dan 8, sekurang-kurangnya 6 bulan hingga 10 bulan.
• Kegiatan PKL sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, juga dimanfaatkan sebagai
bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik.
• Ketersediaan sarana dan prasarana/sumber dayayang dimiliki sekolah untuk mendukung
proses pencapaian kompetensi lulusan.
Pihak sekolah melakukan MOU dengan pihak DU/DI tentang hubungan pelaksanaan
PKL yang memuat waktu, tata terti, penilaian, kompetensi yang dikerjakan, daftar hadir siswa
selama PKL dan sangsi pelanggaran bagi siswa yang magang di DUDI tersebut. Setelah MOU
disepakati, maka langkah selanjutnya penentuan waktu, jumlah siswa dan pembimbing selama
PKL.

15 Kenaikan Kelas

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 113


A. Kriteria Kenaikan Kelas
Dalam rangka memberi pedoman terhadap kenaikan kelas siswa SMK Nusantara
maka ditetapkan kriteria kenaikan kelas. Peserta didik dinyatakan naik kelas berdasarkan
rapat pleno dewan guru yang diadakan khusus untuk acara tersebut.
Secara umum siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2) Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan satuan pendidikan.
3) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya Baik
4) Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan
belajar pada semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan
genap pada tahun pelajaran tersebut.
B. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
mengambil keputusan.
Penilaian di SMK Nusantara :
a) Penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian proses belajar yang meliputi ulangan
harian, penugasan dan lain sebagainya,
b) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan meliputi Penilaian Tengah Semester
dan Penilaian Akhir Semester dan Ujian Akhir SMK Nusantara
c) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah berbentuk Assesmen Kompetensi Minimal
Tugas guru dalam kegiatan penilaian adalah sebagai berikut :
a) Menetapkan KKM
b) Menetapkan model penilaian
c) Menyiapkan perangkat penilaian
d) Melaksanakan penilaian
e) Menganalisis hasil penilaian
f) Menetapkan hasil penilaian
Untuk mempermudah guru dalam merekap dan menetapkan seluruh jenis
penilaian, maka digunakan Sistem Penilaian Berbasis Komputer.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah sebagai berikut:
a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan untuk
menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 114


kompetensi dasar yang telah memiliki dan yang belum serta untuk mengetahui
kesulitan siswa.
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya. Program remidi bagi peserta didik yang mencapai
kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada
proses (ketrampilan proses) misalnya teknik wawancara maupun hasil melakukan
observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
C. Pelaporan Hasil Belajar
Pelaporan hasil belajar akan diberikan pada akhir penilaian tengah semester,
setelah penilaian semester gasal dan semester genap. Untuk hasil penilaian pendidikan
pada akhir semester dan akhir tahun ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar
hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik; dan kenaikan
kelas dari satuan pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan pendidik.

D. Pelaksanaan Program Remidial dan Pengayaan


Program Remedial dan Pengayaan merupakan tindak lanjut dari evaluasi yang
diberikan kepada peserta didik. Pembelajaran ulang dilakukan apabila sebagian besar
atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan
belajar.
Di bawah ini merupakan tabel program remedial dan pengayaan.
Bentuk
Pelaksa
No Soal
Indikator naan
yang Ket.
Nilai yang tidak Pembel
Nama dikerjakan Nilai TesTuntas/
No. KKM Ulan dikuasai ajaran
Siswa dalam Rem Blm
gan (No.Indikat Remidial
Tes Tuntas
or) /
Remidial
Pengay
aan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 115


16 Kelulusan
1. Kriteria Kelulusan
Pasal 1
Peserta didik SMK NUSANTARA dinyatakan Lulus setelah memenuhi kriteria:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2) Memperoleh nilai Sikap/Perilaku minimal Baik (B)
3) Memperoleh Nilaia Uji Kompetensi Keahlian (UKK) sekurang-kurangnya 70 (tujuh puluh)
4) Lulus Ujian Satuan Pendidikan (USP)
Pasal 2
1) Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pasa 1 (1) adalah:
a) Siswa memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
b) Siswa memiliki kebangsaan dan cinta tanah air
c) Siswa memiliki karakter pribadi dan social
d) Siswa memiliki jiwa literasi
e) Siswa sehat jasmani dan rohani
f) Siswa memiliki kreativitas
g) Siswa memiliki estetika
h) Siswa memiliki jiwa kewirahusanaan
2) Sehubung dengan pasal 2 (1) dibuktikan dengan
a) Menikuti Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dengan hasil baik
b) Mengikuti kegiatan Kunjungn Industri dengan hasil baik
c) Mengikuti kegiatan Ekstra Kulikuler Wajib Kepramukaan dengan hasil baik
d) Menikuti kegiatan Pondok Ramadhan dengan hasil baik
e) Mampu menghafal Asmaul Husna dengan baik
3) Kretria penilaian sebagaimana pasal 2 (2)
a) Nilai 91-100 predikan A (Sangat baik)
b) Nilai 80-90 predikat B (Baik)
c) Nilai 70-79 predikat C (Cukup)
d) Nilai < 70 predikat D (Kurang)
4) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran sebagaimana dimaksud pasal 1 (2) adalah
pembelajaran mulai kelas X Semester Ganjil sampai kelas XII Semester Genap yang
dibuktikan dengan nilai rapor semester I-VI.
5) Nilai Sikap/Perilaku sebagaimana dimaksud pasal 1 (3) diperoleh dari unsur Kehadiran
dan Catatan perilaku siswa di kelas XII dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Nilai Sikap/Perilaku meliputi : Kedisiplinan, Kebersihan, Kesehatan, Tanggungjawab,
Sopan santun, Percaya diri, Kompetitif, Hubungan Sosial, Kejujuran, dan
Pelaksanaan Ibadah ritual dengan nilai kualitatif sekurang-kurangnya nilai B (Baik).
b) Tidak terlibat tindakan kriminal, seperti : Pembunuhan, Pencurian, Penipuan,
Perampokan, Pemerkosaan, dsb.
c) Tidak sebagai pengguna dan / atau pengedar NARKOBA.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 116


6) Memperoleh Nilai Uji Kompetensi Keahlian (UKK) sekurang-kurangnya 70 (tujuh puluh)
sebagaimana dimaksud pasal 1 (4) adalah UKK yang diselenggarakan melalui LSP-P1,
LSP-P2, LSP-P3 atau LSP Mandiri yang bekerjasama dengan Dunia Usaha, Dunia
Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA)
7) Lulus Ujian Satuan Pendidikan (USP) sebagaimana dimaksud pasal 1 (5) adalah :
a. Memperoleh Nilai Ujian Satuan Pendidikan (NUSP) sekurang-kurangnya 70 masing-
masing mata pelajaran, dan sebanyak-banyaknya 2 (dua) mata pelajaran yang boleh
kurang dari 70
b. NUSP diperoleh dari rata-rata gabungan Nilai Ujian Satuan Pendidikan
(Daring/Luring), Ujian Praktek, Portofolio, dan Penugasan.
c. Memperoleh Nilai Satuan Pendidikan (NSP) sekurang-kurangnya 75 masing-masing
mata pelajaran dan sebanyak-banyaknya 2 (dua) mata pelajaran yang boleh kurang
dari 75
d. Memperoleh rata-rata NSP sekurang-kurangnya 78 (tujuh puluh delapan)
e. Nilai Satuan Pendidikan (NSP) diperoleh dari Gabungan NUSP dan Rata-rata nilai
Rapor Semester I,II,III,IV,V dan VI dengan pembobotan 50% : 50%.
f. Pembulatan NSP dinyatakan dalam rentang 0-100 tanpa decimal.
Pasal 3
Penentuan Kelulusan Peserta didik dilakukan melalui Rapat Pleno Dewan Guru dengan
ketentuan sbb:
Hasil rapat pleno ditulis dalam notulen rapat (berita acara rapat) yang dibuat oleh notulis dan
disahkan oleh kepala sekolah diketahui pengawas sekolah. Notula rapat (berita acara rapat)
tersebut memuat :
1) Semua keputusan yang dihasilkan saat rapat pleno.
2) Perincian jumlah peserta seluruhnya, peserta yang lulus dan tidak lulus dengan menyebut
jumlah peserta laki-laki/perempuan, disertai lampiran daftar namanya.
3) Daftar hadir rapat pleno
Pada tahun pelajaran 2023/2024ini, SMK Nusantara menargetkan peserta didiknya dapat
lulus 100 %.
2. Program-program Satuan Pendidikan dalam meningkatkan kualitas lulusan
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan
kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti
yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro
(1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang
mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu
bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 117


bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam
dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja di bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang
menyelenggarakan pendidikan keJuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu
bekerja dalam bidang tertentu (Depdikbud, 1995).
Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah menengah kejuruan sebagai sub sistim pendidikan
nasional seyogyanya mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memilih karir,
memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan
kerja yang cepat berubah dan berkembang.
Tercapai tidaknya tujuan di atas sangat tergantung pada masukan dan sejumlah variabel
dalam proses pendidikan. Salah satu variabel dalam proses pendidikan yang menentukan
ketercapaian tujuan SMK adalah kerja sama antara SMK dengan dunia usaha dan dunia pendidikan
tinggi (Depdikbud, 1995). Semakin erat hubungan antara SMK dengan dunia pendidikan tinggi,
logikanya semakin baik kualitas tamatannya, yang berarti kualitas tamatan dapat ditingkatkan karena
di dunia pendidikan tinggi, ilmu dan teknologi akan berkembang.
1. Meningkatkan Peran dan Fungsi Guru
Kebutuhan warga SMK harus diperhatikan termasuk juga kesejahteraan guru dan tenaga
tata usaha. Apabila kesejahteraan guru terjamin, guru dapat memberi perhatian yang lebih
kepada pengajaran.
Dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat
signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur
pendidikan formal, informal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan
kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan
dengan eksistensi mereka. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Untuk meningkatkan mutu siswa, tenaga guru pun harus yang profesional. Tujuannya,
untuk meningkatkan lingkungan hidup dan kaitan dalam ilmu pendidikan. Peningkatan kualifikasi
guru sampai ke jenjang pendidikan S1 hingga S3. Kualifikasi guru yang diprioritaskan untuk
ditingkatkan, terutama di daerah terpencil, tertinggal dan sulit dijangkau yang belum mencapai
kualifikasi pendidikan S1. Tujuannya memperkecil kesenjangan mutu guru antardaerah,
memenuhi persyaratan minimal profesionalisme tenaga pendidik dalam program sertifikasi guru.
Serta memperluas pemerataan pendidikan bagi guru.
2. Meningkatkan Cara Belajar
Thabrany(1993) mengemukakan bahwa cara belajar merupakan faktor kunci yang
menentukan berhasil tidaknya belajar. Hal ini sangat penting mengingat siswa SMK disiapkan
sebagai tenaga kerja terampil guna memasuki dunia kerja. Dalam hal ini agar tujuan tersebut
tercapai maka tingkat penguasaan dan keterampilan serta bidang keahlian lulusan SMK harus
sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 118


Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus mendapat
perhatian adalah masalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan pencapaian tujuan belajar
tidak hanya semata-mata ditentukan faktor kurikulum melainkan factor cara belajar yang juga
sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan pendidikan.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar
misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar
mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan
menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan
berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau
gagalnya belajar [The Liang Gie (1984)].
Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena kualitas cara belajar
siswa SMK cukup memprihatinkan. Sukir (1995) mengemukan bahwa masih cukup banyak siswa
yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak
memiliki jadwal), belajar sambil menontonTV atau mendengarkan radio, melakukan belajar
dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu
menghadapi ujian saja.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar
sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto (2002) mengemukakan bahwa
faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang
sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang
sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara
belajar yang baik.
Aspek lain yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan cara belajara siswa adalah
karakteristik mata diklat yang dipelajari. Setiap mata diklat memiliki sifat maupun ciri khusus yang
berbeda dengan mata diklat lainnya. Menurut Winkel (1996: 245) dilihat dari segi sasaran belajar
karakteristik mata diklat dibedakan menjadi 1) Menuntut kemampuan pengetahuan, 2)
Mengutamakan aspek sikap, 3) Mengutamakan aspek ketrampilan.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan prestasi belajar
yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi antara lain motivasi dan
minat belajar, lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya.

3. Menjalin Hubungan dan Kerja Sama


Kerjasama adalah suatu usaha atau kegiatan bersama yang dilakukan oleh kedua belah
pihak dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama (Depdikbud, 1995). Dari definisi ini
terkandung makna bahwa kedua belah pihak perlu membuat kesaepakatan tentang tujuan
maupun kegiatan kerjasama. Terkandung pula makna bahwa kerjasama akan menyebabkan
saling ketergantungan antara pihak pertama dan pihak kedua dan hubungannya bersifat
interakfif.
Bagi SMK manfaat menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi adalah sebagai
berikut: 1) Kualitas program-program SMK dapat ditingkatkan atas bantuan dan kerjasama
dengan perguruan tinggi; 2) Kerjasama dapat meringankan beaya penyelenggaraan dan
pengembangan SMK; 3) Dengan kerjasama yang baik, SMK akan mampu mengikuti
perkembangan mutakhir pendidikan tinggi, khususnya iptek, sehingga apa yang diajarkan di SMK
tidak ketinggalan dengan perkembangan iptek saat ini; 4) Kerjasama akan membantu

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 119


ketercapaian tujuan SMK; 5) Kerjasama dapat membantu meningkatkan wawasan dan
kemampuan guru tentang: apa yang harus diajarkan, bagaimana cara mengajar yang lebih efektif
dan efisien, bagaimana cara mengadakan penelitian yang berguna untuk meningkatkan kuialitas
siswanya, dan sebagainya.
Sedangkan bagi lembaga pendidikan tinggi, kerjasama dengan SMK merupakan salah
satu kewajiban yaitu melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Disamping itu lembaga
pendidikan tinggi dapat mengirimkan mahasiswanya untuk melaksanakan praktik kerja lapangan
atau mengadakan penelitian, dan sebagai tempat untuk melakukan penelitian dan
mengembangkan metode mengajar bagi dosen, dan sebagainya. Dengan demikian melalui
kerjasama dengan SMK diharapkan juga dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan
mengajar bagi mahasiswa melalui pengembangan praktik mengajar dan praktik lapangan di
SMK.
Untuk meningkatkan kualitasnya, SMK perlu bekerjasama dengan berbagai pihak antara
lain dunia usaha/industri, perguruan tinggi, dan masyarakat lainnya. Kerjasama tersebut
dilakukan atas dasar saling menguntungkan. Bidang-bidang kerjasama yang akan dilakukan
terlebih dahulu harus diidentifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi kedua belah
pihak agar bermanfaat.
4. Meningkatkan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Salah satu bentuk nyata implementasi kebijakan kesesuaiandan kesepadanan adalah
pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendidikan Sistem Ganda pada dasarnya mengandung dua prinsip, yaitu : Pertama, Program
pendidikan kejuruan pada SMK adalah program bersama antara SMK dengan
industri/perusahaan pasangannya. Kedua, Program pendidikan kejuruan dilakukan di dua
tempat sebagian program yaitu teori dan praktik dasar kejuruan di sekolah (SMK), dan
sebagian lainnya dilaksanakan di dunia kerja.
Pola penyelenggaraan pendidikan di dua tempat ini akan memaksa SMK mendekatkan
dunianya (dunia sekolah) ke dunia kerja, menyesuaikan isinya dengan kebutuhan kerja, untuk
mempermudah tranfer nilai-nilai dan perilaku kerja sebagaimana yang berlaku di dunia kerja
(Djojonegoro, 1995). PSG juga dimaksudkan sebagai pranata untuk mempercepat proses
pembaharuan pendidikan kejuruan serta stategi pengembangannya.
5. Meningkatkan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
Pelaksanaan praktek kerja industri bagi siswa memperoleh banyak keuntungan. Produk
lulusan/siswa akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan akan betul-betul memiliki bekal
keahlian (life skills) profesional untuk terjun ke lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan
taraf kehidupannya dan untuk bekal pengembangan dirinya secara berkelanjutan. Keahlian (life
skills) yang diperoleh dapat mengangkat harga dan rasa percaya diri tamatan.
Menurut Miraza (2008), pemerintah perlu meninjau ulang kebijakan pendidikan serta
penyempurnaan perangkat pendidikan, software ataupun hardware. Disusun suatu kebjiakan
pendidikan baru yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan pembangunan bangsa
dan negara. Keahlian, keterampilan, dan moral perlu ditekankan pada para lulusan agar para
lulusan memiliki sikap kemandirian dan harga diri tinggi.
6. Mengadakan dan Meningkatkan Program Kecakapan Hidup
Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Nasional
adalah salah satunya dilakukan adalah Pengembangan Rencana Sekolah (RPS). Yaitu

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 120


bagaimana sekolah mengembangkan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang sesuai dengan visi dan misi dari SMK yaitu menghasilkan lulusan
yang berkualitas, mandiri serta memiliki keahlian dan keterampilan. Menurut Rohiat (2008), di
antara RPS yang disusun salah satunya adalah Pengembangan Pendidikan Kecakapan
Hidup/PKH (life skills education).
Menurut WHO, kecakapan hidup (life skills) adalah kemampuan perilaku positif dan
adaptif yang mendukung seseorang untuk secara efektif mengatasi tuntutan dan tantangan
selama hidupnya. Dalam UU Pendidikan Nasional No. 20/2003 pasal 26 ayat 3 disebutkan
bahwa Life Skills Education (LSE) digolongkan sebagai pendidikan non formal, yang
memberikan keterampilan personal, sosial, intelektual/akademis dan vokasional untuk bekerja
secara mandiri.
Depdiknas (2002), menegaskan pendidikan kecakapan hidup (life skills) dapat dipilih
menjadi : 1) Kecakapan personal yang mencakup kecakapan mengenai diri sendiri, berpikir
rasional, dan percaya diri. 2) Kecakapan sosial seperti kecakapan melakukan kerjasama,
bertenggang rasa, dan bertanggung jawab sosial. 3) Kecakapan akademik seperti kecakapan
dalam melakukan penelitian, percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah. 4) Kecakapan
vokasional adalah kecakapan yang berkaitan dengan suatu bidan kejuruan/keterampilan
tertentu sepeti dibidan perbengkelan, jahit-menjahit, peternakan, pertanian, produksi barang
tertentu.
Menurut Depdiknas (2002), penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan
dan program pendidikan kecakapan hidup (life skills), dilaksanakan dalam rangka turut
memecahkan masalah pengangguran, kemisikan, lebih ditekankan dalam upaya pembelajaran
yang bisa memberikan penghasilan (learning and earning).
7. Meningkatkan Perencanaan Pendidikan
Proses perencanaan pendidikan adalah dimulai dari memahami permasalah
pendidikan, menganalisis bidang telaahan, mengkonsepsikan dan merancang rencana,
menspesifikasikan rencana yang telah disusun, mengimplementasikan rencana, dan
memantau pelaksanaan rencana (Saud dan Makmun, 2006). Perencanaan pendidikan untuk
masa mendatang adalah untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua
sektor industri dan sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan SDM.
8. Meningkatkan Teknologi Informasi (TI)
Tanenbaum (1999) mengatakan bahwa pengertian teknologi informasi adalah suatu
bidang ilmu pengetahuan yang perkembangannya sangat pesat. Teknologi informasi sebagai
suatu ilmu pengetahuan sangat luas pokok bahasannya. Teknologi informasi merupakan ilmu
pengetahuan yang mencakup berbagai hal seperti: sistem komputer hardware dan software,
LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network), WAN (Wide Area Network),
sistem informasi manajemen (SIM), sistem telekomunikasi dan lain-lain. Selain itu, SMK perlu
bidang teknologi lain seperti otomotif, elektronika, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan arus
informasi yang baik dalam SMK tersebut.
Pentingnya informasi dalam suatu organisasi sebagaimana dikemukakan oleh Singh A.
(2005: 2) bahwa Information system is to provide accurate and relevant information to users at
the right time and at the appropriate level of detail. Berdasarkan pendapat Singh A tersebut
dapat diketahui bahwa sistem informasi berfungsi untuk menyediakan informasi yang sesuai
dan akurat kepada para pengguna pada saat yang tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 121


bahwa kebutuhan TI dalam pembaharuan SMK merupakan suatu hal yang mutlak. Dengan
adanya TI, SMK dapat dengan mudah mengakses perkembangan teknologi sehingga dalam
proses belajar mengajar (PBM) selalu aktual.
17 Mutasi Peserta Didik
Mutasi peserta didik di SMK Nusantara Turi dapat dilakukan apabila rasio peserta
didik pada kelas pada sekolah yang dituju belum memenuhi rasio kelas maksimal; Mutasi
peserta didik dapat dilaksanakan antar sekolah negeri yang sederajat yang kompetensi
keahliannya sama dengan kurikulum yang sama pula.
Persyaratan mutasi keluar adalah sebagai berikut :
1. Permohonan pindah sekolah dari orang tua/wali bermeterai Rp. 6.000.
2. Peserta didik sudah memenuhi kewajiban mengikuti pembelajaran akademik dan non
akademik sesuai dengan aturan yang berlaku;
3. Sudah memenuhi aturan administrasi sekolah/madrasah asal;
Mekanisme mutasi keluar: Permohonan pindah sekolah dari orang tua / wali bermeterai Rp.
6.000. disampaikan kepada SMK Nusantara. Kemudian sekolah membuat surat keterangan
pindah yang di tandatandangani oleh kepala SMK Nusantara. SMK Nusantara Turi
menyerahkan surat keterangan pindah dari sekolah dan laporan hasil belajar/rapor asli
lengkap.
Persyaratan mutasi masuk adalah sebagai berikut :
1. Adanya surat permohonan untuk menjadi peserta didik di sekolah tujuan dari
orang tua / wali bermaterai Rp. 10.000, dengan melampirkan :
1. Surat keterangan pindah dari sekolah asal,
2. Rapor (Asli dan Fotocopy) lengkap dari sekolah;
2. Bagi peserta didik yang berasal dari sekolah asing harus mendapatkan/membawa
rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Nasional.
Mekanisme mutasi masuk: SMK Nusantara Turi menerima dan melakukan seleksi
berkas usulan mutasi peserta didik sesuai dengan persyaratan dan memvalidasi NISN
peserta didik.
Mutasi siswa yang ada di SMK Nusantara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dari Diknas Pendidikan Kabupaten Lamongan atau Dinas Provinsi Jawa Timur.

KTSP KOMPENTENSI KEAHLIAN TATA BUSANA 122

Anda mungkin juga menyukai