Anda di halaman 1dari 8

Stunting dan Pencegahannya

Oleh: Dokter Muda Dharmawan Lokanata

Status gizi balita 0 – 59 bulan dengan indeks Tinggi Badan/Usia menunjukkan persentase balita
pendek dan sangat pendek. Hasil Pemantauan Hasil Gizi (PSG) 2016 mendapatkan persentase
balita sangat pendek sebesar 8,6% dan pendek sebesar 19,0%. 

Target persentase balita pendek dan sangat pendek adalah kurang dari 20%. Provinsi dengan
persentase balita pendek dan sangat pendek terbesar adalah Sulawesi Barat (39,7%) dan terendah
adalah Sumatera Selatan (19,2%). Hanya Provinsi Sumatera Selatan dan Bali yang kurang dari
20%.
 

Sedangkan pada balita 0 - 23 bulan persentase sangat pendek sebesar 7,1% dan pendek sebesar
14,6%. Provinsi dengan persentase balita pendek dan sangat pendek terbesar adalah Kalimantan
Barat (32,5%) dan terendah adalah Sumatera Selatan (14,2%).

 
 

Dari data diatas kita tahu bahwa stunting menjadi suatu masalah yang perlu untuk dipahami dan
diatasi. Tentu memiliki anak yang tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan usianya akan
membuat hati kita menjadi sedih.

Namun untuk beberapa orang tua diluar sana mungkin masih membiarkan hal ini terjadi karena
kurang pengetahuan, sumber daya yang tidak cukup dan faktor-faktor lainnya.

Sebelum lebih jauh merenungi kenapa anak kita tidak tumbuh dengan baik, sebaiknya kita
pahami dulu stunting dan cara pencegahannya.

 
Apakah Stunting Sama Dengan Kerdil?

Stunting adalah keadaan pada anak dimana pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usianya.
Stunting dapat diukur dengan tinggi badan/usia dan apabila hasilnya 2 deviasi dibawah rata-rata
kurva pertumbuhan WHO maka dapat dikatakan stunting. 

Stunting dan kerdil dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya. Stunting disebabkan karena
kekurangan gizi sedangkan kerdil disebabkan oleh gangguan hormon atau keturunan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa stunting tidak sama dengan kerdil.

Bagaimana Cara Mencegahnya?

Sebelum mengetahui cara mencegah stunting, terlebih dahulu kita harus mengetahui beberapa
faktor yang mempengaruhi stunting itu sendiri, antara lain status sosial-ekonomi, asupan gizi,
infeksi, status gizi masa kehamilan, dan lingkungan. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mencegah terjadinya stunting pada anak
adalah memperhatikan asupan gizi pada masa kehamilan, menjaga kebersihan diri dan makanan,
serta memperluas pengetahuan mengenai asupan gizi pada masa tumbuh kembang anak. 

Peran pemerintah terutama Kementerian Kesehatan untuk mencegah terjadinya stunting juga
tidak bisa diabaikan.

Asupan gizi yang bagaimana sebaiknya yang diterapkan dari bayi untuk mencegah
stunting ?

Makanan yang diberikan diusahakan memenuhi kandungan protein, vitamin, dan mineral serta
disesuaikan dengan tumbuh kembang anak itu sendiri. Pemberian jenis makanan lunak ataupun
padat menjadi hal yang perlu dipertimbangkan juga dalam pemenuhan gizi. 

Jenis makanan untuk balita ditentukan berdasarkan usianya. Pemberian makanan pendamping
ASI juga penting untuk diberikan dalam menjaga asupan gizi pada balita.

Tanda-tanda Yang Perlu Diwaspadai?

Tanda-tanda pada anak yang perlu diwaspadai antara lain menurunnya nafsu makan dan malas
menjaga kebersihan diri maupun makanan. 

Menurunnya nafsu makan bisa disebabkan bosannya anak terhadap menu makanan yang
diberikan. Selalu mencoba memberikan inovasi dalam penyajian makanan sehingga dapat
meningkatkan nafsu makan anak. 
Mengajari anak mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan makanan sedini mungkin
menjadi sesuatu hal yang penting agar menjadi sebuah kebiasaan positif.

Benarkah dengan jarak anak yang ideal, pemberian gizi bisa lebih optimal dan
menghindarkan dari stunting?

Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan gizi pada anak, jawabannya
benar. Salah satunya adalah faktor sosial-ekonomi. 

Faktor sosial-ekonomi sangat berperan penting dalam pemenuhan gizi anak terutama pada
masyarakat menengah kebawah. Dengan adanya jarak memiliki anak yang ideal, dalam
memenuhi kebutuhan gizi anak tidak akan terlalu mengalami kesulitan. 

Orang tua bisa lebih fokus memperhatikan tumbuh kembang anak mereka sesuai dengan usianya.

Diharapkan artikel ini dapat membuka mata masyarakat betapa pentingnya memperhatikan dan
memenuhi asupan gizi anak terutama pada masa tumbuh kembang mereka. 

Pendapat mengenai banyak anak banyak rezeki harus segera dihilangkan dari pemikiran
masyarakat luas karena tidak lagi sesuai dengan kehidupan sekarang ini. 

Anak sedikit tetapi dengan kualitas terbaik lebih “menguntungkan” dibandingkan banyak anak
tetapi dengan kualitas rendah. 

Setiap anak memiliki hak yang sama dalam keluarga, yaitu mereka membutuhkan perhatian yang
lebih dari orang tua mereka terutama dalam pemenuhan gizi. Oleh sebab itu, berikanlah yang
terbaik untuk anak Anda karena mereka layak akan hal itu.

Anda mungkin juga menyukai