Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
JALAN GATOT SUBROTO NOMOR 40-42, JAKARTA 12190; TELEPON (021) 5250208; FAKSIMILE (021) 5734794
LAMAN www.pajak.go.id; LAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN KRING PAJAK (021) 1500200
SUREL pengaduan@pajak.go.id; informasi@pajak.go.id

NOTA DINAS
NOMOR ND-1955/PJ.01/2022

Yth : 1. Para Direktur


2. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
3. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
4. Para Tenaga Pengkaji
5. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak
6. Para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)
7. Para Kepala Bagian di Lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal
Dari : Sekretaris Direktorat Jenderal
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Set
Hal : Kewajiban Pemutakhiran Data Kepegawaian pada Aplikasi HRIS
Kementerian Keuangan
Tanggal : 20 April 2022

Sehubungan kewajiban pemutakhiran data sumber daya manusia pada aplikasi


kepegawaian Human Resource Information System (HRIS), disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 6/PMK.01/2015 Tentang
Pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Kementerian Keuangan:
a. Setiap pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan wajib memastikan kebenaran data
kepegawaian yang bersangkutan yang telah dimuat dalam HRIS.
b. Dalam hal terdapat perubahan/kesalahan data kepegawaian, setiap pegawai wajib
melaporkan dan menyerahkan dokumen perubahan data kepegawaian paling lambat 10
(sepuluh) hari kerja terhitung sejak diketahuinya adanya kesalahan data kepegawaian
atau sejak diterimanya dokumen perubahan data kepegawaian yang bersangkutan untuk
kemudian dilakukan pemutakhiran data kepegawaian baik secara mandiri oleh pegawai
ataupun oleh Unit Pengelola Sumber Daya Manusia (UPSDM).
2. Mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 107/KMK.01/2022 Tentang
Pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran Gaji Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan:
a. Unit/satuan kerja mempunyai tugas:
1) melaksanakan rekonsiliasi data kepegawaian yang terkait dengan pembayaran gaji
pada HRIS dengan Aplikasi Gaji Modul Satker pada masing-masing unit/satuan
kerja;
2) verifikasi dan validasi perubahan data kepegawaian;
3) menerbitkan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) sebagai dasar
pemindahan gaji pegawai pada unit kerjanya; dan
4) mengusulkan pegawai yang ditunjuk sebagai Pengelola Basis Data Kepegawaian
(PBDK) untuk mendapatkan hak akses di HRIS.
b. PBDK sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 4):
1) merupakan pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh kepala satuan kerja untuk diberi
tugas dan tanggung jawab melakukan pengujian dan persetujuan harmonisasi data
kepegawaian terkait pembayaran gaji pada HRIS;
2) secara ex-officio dijabat oleh pejabat pengawas yang membidangi urusan
kepegawaian pada masing-masing unit/satuan kerja.
c. Untuk menjaga kebenaran data pembayaran gaji, seluruh pegawai dan UPSDM harus
melaksanakan pemutakhiran dan pemeliharaan data kepegawaian pada HRIS, terutama
yang berkaitan langsung dengan pembayaran gaji, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai pengelolaan sistem informasi sumber
daya manusia di lingkungan Kementerian Keuangan.
3. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kami tegaskan kembali hal-hal di bawah ini:
a. Setiap pegawai Direktorat Jenderal Pajak wajib:
1) memastikan kebenaran data kepegawaian yang bersangkutan pada aplikasi HRIS
dan melakukan pemutakhiran data kepegawaian jika diperlukan;
2) mengunggah hasil pindai dokumen kepegawaian (dosir elektronik) pada aplikasi
HRIS sekurang-kurangnya meliputi dokumen jabatan terakhir, pangkat terakhir, dan
pendidikan terakhir.
3) mengirimkan form akurasi data kepegawaian pada aplikasi HRIS setiap bulan.
b. Pejabat/petugas UPSDM diminta untuk:
1) melakukan validasi dan verifikasi atas usulan perubahan data kepegawaian pada
aplikasi HRIS;
2) mengimbau dan mengawasi kelengkapan dosir elektronik sebagaimana dimaksud
pada huruf a angka 2), dan pelaksanaan pengiriman form akurasi data kepegawaian
sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 3).
c. Kepala unit kerja diminta untuk mengawasi pelaksanaan pemutakhiran data
kepegawaian pada aplikasi HRIS, dan sentralisasi pembayaran gaji pegawai dengan:
1) menunjuk pejabat dan pegawai yang ditugaskan untuk menjadi petugas PBDK
dengan jumlah disesuaikan kebutuhan masing-masing unit kerja; dan
2) menyampaikan daftar petugas PBDK di unit kerjanya melalui tautan
https://bit.ly/PBDKDJP paling lambat 9 Mei 2022.
d. Matriks keterkaitan elemen data kepegawaian untuk pembayaran gaji dengan riwayat
data kepegawaian pada aplikasi HRIS adalah sebagaimana dimaksud pada lampiran I.
e. Materi terkait tugas dan wewenang PBDK dapat dipelajari pada lampiran III.
Atas perhatian dan kerja sama yang baik, diucapkan terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik


Peni Hirjanto
Lampiran I
Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal
Nomor : ND-1955/PJ.01/2022
Tanggal : 20 April 2022

Matriks Keterkaitan Elemen Data Kepegawaian Untuk Pembayaran Gaji Dengan Riwayat Data Kepegawaian Pada Aplikasi HRIS

    Riwayat Data Kepegawaian HRIS Terkait Yang Harus Dimutakhirkan  

Elemen Data Kepegawaian Data Hukuman


No Pangkat Jabatan Status Keluarga Gaji Grading Rekening Keterangan
Terkait Pembayaran Gaji Pokok Disiplin

1 NIP √                  
2 Nama √                  
3 NIK √                  
4 Nomor KK √                  
5 Tempat Lahir √                  
6 Tanggal Lahir √                  
7 Jenis Kelamin √                  
8 Alamat √                  
9 Agama √                  
10 NPWP √                  
11 Jabatan     √              
12 Unit Satuan Kerja Terkini     √              
13 Kode Gaji Pokok
Terakhir/Terupdate             √      
14 SK CPNS   √   √            
15 SK PNS   √   √            
16 Grade Pegawai               √    
17 SK Kenaikan Gaji Pegawai
            √      
18 SK Kenaikan Pangkat   √         √      
    Riwayat Data Kepegawaian HRIS Terkait Yang Harus Dimutakhirkan  

Elemen Data Kepegawaian Data Hukuman


No Pangkat Jabatan Status Keluarga Gaji Grading Rekening Keterangan
Terkait Pembayaran Gaji Pokok Disiplin

19 SK/Keputusan menduduki
jabatan struktural     √              

20 SK/Keputusan menduduki
jabatan fungsional     √              

21 SK/Keputusan menjadi
Pelaksana Tugas Belajar     √ √            
22 SK/Keputusan Kembali dari
Tugas Belajar     √ √            
23 SK/Keputusan Pemberhentian
sementara dari jabatan     √ √            

24 SK/Keputusan Hukuman Disiplin


          √       1)
25 Menjalani Cuti Diluar
Tanggungan Negara       √            

26 Kembali dari Cuti Diluar


Tanggungan Negara       √            

27 Pegawai Non Aktif (Meninggal


Dunia, Resign, Diberhentikan,
Pensiun)       √            

28 Penugasan Pegawai Pada


Instansi Lain       √            

29 Perubahan Status Perkawinan


        √          2)
    Riwayat Data Kepegawaian HRIS Terkait Yang Harus Dimutakhirkan  

Elemen Data Kepegawaian Data Hukuman


No Pangkat Jabatan Status Keluarga Gaji Grading Rekening Keterangan
Terkait Pembayaran Gaji Pokok Disiplin

30 Perubahan Pertambahan
anak/anak telah dewasa         √         2)
31 PTKP         √          
32 Tunjangan Papua     √              
33 Tunjangan Terpencil     √              
34 Nomor Rekening                 √ 3)
35 Nama Bank Rekening                 √ 3)

Keterangan:
1) Dimutakhirkan oleh Petugas UPSDM masing-masing unit kerja.
2) Panduan penetapan status tertanggung dapat dilihat pada Lampiran II.
3) Maksimal 1 rekening yang diperuntukan pembayaran gaji (GPP).

Ditandatangani secara elektronik


Peni Hirjanto
Lampiran II
Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal
Nomor : ND-1955/PJ.01/2022
Tanggal : 20 April 2022

Panduan Penetapan Status Tertanggung

Tunjangan keluarga terdiri dari:


1. Tunjangan suami/istri, dengan ketentuan bahwa jika suami-istri kedua-duanya PNS,
tunjangan hanya diberikan kepada salah satu pegawai yang gajinya tertinggi.
2. Tunjangan Anak adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri yang mempunyai
anak (anak kandung, anak tiri, dan anak angkat). Tunjangan anak merupakan salah satu dari
unsur gaji.
a. Syarat untuk mendapatkan tunjangan, anak harus memenuhi syarat-syarat:
1) belum melampaui batas usia 21 tahun;
2) tidak atau belum pernah menikah;
3) tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan
4) nyata menjadi tanggungan pegawai negeri yang bersangkutan.
b. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan anak adalah:
1) diberikan maksimal untuk dua orang anak;
2) dalam hal pegawai negeri pada tanggal 1 Maret 1994 telah memperoleh tunjangan
anak untuk lebih dari dua orang anak, kepadanya tetap diberikan tunjangan anak
untuk jumlah menurut keadaan pada tanggal tersebut. Apabila setelah tanggal
tersebut jumlah anak yang memperoleh tunjangan anak berkurang karena
menjadi dewasa, kawin, atau meninggal, pengurangan tersebut tidak dapat
digantikan, kecuali jumlah anak menjadi kurang dari dua;
3) besarnya tunjangan anak adalah 2% per anak dari gaji pokok;
4) tunjangan anak dihentikan pada bulan berikutnya setelah tidak memenuhi ketentuan
pemberian tunjangan anak atau meninggal dunia;
5) Pegawai wajib melaporkan bahwa anak yang masuk dalam tanggungan pegawai
tersebut telah tidak memenuhi ketentuan pemberian tunjangan anak atau meninggal
dunia;
6) batas usia anak seperti tersebut diatas dapat diperpanjang dari usia 21 tahun sampai
usia 25 tahun, apabila anak tersebut masih bersekolah dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) dapat menunjukan surat pernyataaan dari kepala sekolah/kursus/perguruan
tinggi bahwa anak tersebut masih sekolah/kursus/kuliah;
b) masa pelajaran pada sekolah/kursus/perguruan tinggi tersebut sekurang-
kurangnya satu tahun;
c) tidak menerima beasiswa.
7) Untuk memperoleh tunjangan anak harus dibuktikan dengan:
a) Akta atau surat keterangan kelahiran anak dari pejabat yang berwenang pada
Kantor Catatan Sipil/lurah/camat setempat;
b) Surat keputusan pengadilan yang memutuskan/mensahkan perceraian di mana
anak menjadi tanggungan penuh janda/duda untuk tunjangan anak tiri bagi
janda/duda yang bercerai;
c) Surat keterangan dari lurah/camat bahwa anak-anak tersebut adalah perlu
tanggungan si janda/duda untuk tunjangan anak tiri bagi janda/duda yang
suami/isterinya meninggal dunia;
d) Surat keputusan Pengadilan Negeri tentang pengangkatan anak (hukum adopsi)
untuk tunjangan anak bagi anak angkat (apabila pegawai mengangkat anak
lebih dari 1 anak angkat, maka pembayaran tunjangan anak untuk anak angkat
maksimal 1 anak).
8) Untuk tunjangan anak tiri/anak angkat dibayarkan mulai bulan diterimanya surat
kelahiran oleh satuan kerja/pejabat administrasi belanja pegawai (pembayaran
tunjangan anak tiri/anak angkat tidak berlaku surut) dengan salah satu dari syarat-
syarat:
a) ayah yang sebenarnya dari anak tersebut telah meninggal dunia yang harus
dibuktikan dengan surat keterangan dari pamong praja (serendah-rendahnya
camat);
b) ayah yang sebenarnya dari anak tersebut bukan pegawai negeri dan tunjangan
anak untuk anak-anak itu diberikan kepada ayahnya yang harus dibuktikan
dengan surat keterangan dari kantor tempat ayahnya bekerja;
c) anak tersebut tidak lagi menjadi tanggungan ayahnya yang dibuktikan dengan
surat keputusan dari pengadilan negeri bahwa anak tersebut telah diserahkan
sepenuhnya kepada ibu dari anak tersebut dan disahkan oleh pamong praja
(serendah-rendahnya camat).
9) Sesuai dengan ketentuan diatas, tunjangan anak dapat diberikan sampai dengan
usia 25 tahun dengan syarat anak masih bersekolah dengan ketentuan yang telah
disebutkan di atas.

Jika terdapat hal-hal yang perlu didiskusikan, dapat menghubungi Subbagian Gaji dan Tunjangan
di nomor ekstensi 50644.

Ditandatangani secara elektronik


Peni Hirjanto

Anda mungkin juga menyukai