0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan6 halaman
Ringkasan dokumen ini memberikan informasi tentang tata laksana gizi buruk pasca rawat inap pada bayi usia <6 bulan dan balita usia >6 bulan dengan berat badan <4 kg di layanan rawat jalan. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian, tujuan, kebijakan yang mendasari, prosedur 10 langkah tata laksana, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya seperti logistik, monitoring, dan evaluasi.
Ringkasan dokumen ini memberikan informasi tentang tata laksana gizi buruk pasca rawat inap pada bayi usia <6 bulan dan balita usia >6 bulan dengan berat badan <4 kg di layanan rawat jalan. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian, tujuan, kebijakan yang mendasari, prosedur 10 langkah tata laksana, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya seperti logistik, monitoring, dan evaluasi.
Ringkasan dokumen ini memberikan informasi tentang tata laksana gizi buruk pasca rawat inap pada bayi usia <6 bulan dan balita usia >6 bulan dengan berat badan <4 kg di layanan rawat jalan. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian, tujuan, kebijakan yang mendasari, prosedur 10 langkah tata laksana, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya seperti logistik, monitoring, dan evaluasi.
BULAN DAN BALITA USIA > 6 BULAN DENGAN BERAT BADAN < 4 KG DI LAYANAN RAWAT JALAN No. Dokumen : No. Revisi : SOP TanggalTerbit : Halaman :1/3 Drg. Wahyuning AP UPTD PUSKESMAS NIP 19851031 201101 2 002 BONGAS 1. PENGERTIAN Tatalaksana Gizi Buruk Pasca Rawat Inap Pada Bayi Usia < 6 bulan dan balita usia >6 bulan engan berat badan < 4 kg dilayanan rawat jalan merupakan tindak lanjutan rawatan pacsa rawat inap, agar bayi dan balita gizi buruk dapat terpantau oleh tenaga kesehatan 2. TUJUAN 1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan perawatan pada bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita usia ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg secara cepat dan tepat sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di layanan rawat jalan. 2. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan perencanaan, persiapan logistik, pemantauan dan evaluasi manajemen layanan rawat jalan.
3. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. PMK No. 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi 3. PMK No. 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang 4. REFERENSI Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita , Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. 5. PROSEDUR/ Langkah-Langkah Pelaksanaan LANGKAH - Persiapan Awal LANGKAH Perawatan bayi dan balita gizi buruk di layanan rawat jalan memerlukan persiapan sebagai berikut: 1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) terlatih melakukan tata laksana gizi buruk sesuai protokol tata laksana pasca rawat inap pada bayi gizi buruk < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg di layanan rawat jalan. 2. Fasilitas Kesehatan memiliki logistik yang dibutuhkan, termasuk: a. Alat antropometri (alat timbang berat badan, seperti timbangan digital anak dan bayi, alat ukur panjang atau tinggi badan, seperti papan ukur panjang atau tinggi badan (length/ height board) dan Pita LiLA) sesuai standar. b. Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak) atau perangkat lunak (software) penghitung Z-skor (WHO Anthro).
c. Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
d. Bahan untuk membuat F100 yang diencerkan atau susu formula. e. Home economic set (alat untuk mengolah dan menyajikan F100, seperti gelas ukur, kompor, panci, sendok makan, piring, mangkok, gelas dan penutup, dll). f. Obat-obatan seperti antibiotika, mineral mix, ReSoMal, obat cacing dan vitamin sesuai protokol. g. Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan dan pelaporan. h. Bagan protokol tata laksana gizi buruk rawat jalan, alat bantu kerja (job aids) lainnya, seperti tabel F100 yang diencerkan dan protokol tes nafsu makan Tata Laksana Balita Gizi Buruk di Layanan Rawat Jalan Penanganan sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di Layanan Rawat Jalan
1. Melakukan anamnesis riwayat kesehatan balita
6. HAL – HAL Hal-hal yang perlu dipantau, termasuk diantaranya: YANG PERLU 1. Efektivitas alur pelayanan/ pemeriksaan balita di fasilitas DIPERHATIKAN pelayanan kesehatan. 2. Pelaksanaan 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di layanan rawat jalan. 3. Kualitas tata laksana balita gizi buruk di layanan rawat jalan. 4. Logistik: Alat antropometri (alat timbang berat badan, seperti timbangan digital anak dan bayi, alat ukur panjang atau tinggi badan, seperti papan ukur panjang atau tinggi badan (length/ height board) dan Pita LiLA) sesuai standar. Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak) atau perangkat lunak (software) penghitung Z-skor (WHO Anthro). Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Bahan untuk membuat F100 atau formula untuk gizi buruk lainnya Home economic set (alat untuk mengolah dan menyajikan F100, seperti gelas ukur, kompor, panci, sendok makan, piring, mangkok, gelas dan penutupnya, dll). Obat-obatan seperti antibiotika, mineral mix, ReSoMal, obat cacing dan vitamin sesuai protokol. Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan dan pelaporan. Bagan protokol tata laksana rawat jalan, alat bantu kerja (job aids) lainnya, seperti tabel F100 dan protokol tes nafsu makan.
7. UNIT TERKAIT 1. Unit Posyandu
2. Unit surveilans 8. DOKUMEN TERKAIT
9. REKAMANHIST No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Sop Tata Laksana Gizi Buruk Pasca Rawat Inap Pada Bayi Usia 6 Bulan Dan Balita Usia 6 Bulan Dengan Berat Badan 4 KG Di Layanan Rawat Jalan Puskesmas Kota Fix