Anda di halaman 1dari 80

Nomor 156 • Februari 2020

i
Lantai 5 dan 6 Gedung Mahkamah Konstitusi

ii
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta Pusat
Nomor 156 • Februari 2020
Nomor 156 • Februari 2020 Salam Redaksi
B
DEWAN PENGARAH: erita menarik dari sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) terjadi di akhir
Anwar Usman • Aswanto • Arief Hidayat Januari 2020. Ketika MK mengabulkan permohonan pengujian Undang-
Enny Nurbaningsih • Wahiduddin Adams Undang Pemilu dalam perkara 48/PUU-XVII/2019 yang diajukan oleh
Suhartoyo • Manahan MP Sitompul sejumlah Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dari beberapa daerah.
Saldi Isra • Daniel Yusmic Pancastaki Foekh Nomenklatur kelembagaan pengawas dalam UU Pilkada dan UU Pemilu
PENANGGUNG JAWAB: berbeda. UU Pilkada menempatkan kedudukan Panwas Kabupaten/Kota
M. Guntur Hamzah sebagai lembaga ad hoc yang sewaktu-waktu dapat dibubarkan. Sedangkan
UU Pemilu No. 7 Tahun 2017 menempatkan Bawaslu Kabupaten/Kota sebagai
PEMIMPIN REDAKSI:
lembaga permanen yang memiliki masa jabatan tetap. Nomenklatur Panwas
Heru Setiawan
Kabupaten/Kota dalam UU Pilkada harus sesuai dengan UU Pemilu. MK pun
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: memutuskan, “Panwas Kabupaten/Kota” harus dimaknai sebagai “Bawaslu
Fajar Laksono Suroso Kabupaten/Kota”.
REDAKTUR PELAKSANA: Bagi Bawaslu, putusan MK tersebut memberikan kepastian hukum
Mutia Fria Darsini legalitas Bawaslu Kabupaten/Kota dalam melaksanakan fungsi pengawasan
SEKRETARIS REDAKSI: dalam Pilkada 2020. Kepastian hukum bagi Bawaslu sangat penting karena
Tiara Agustina Bawaslu akan melakukan fungsi penegakan hukum, pengawasan. Dengan
demikian, mengenai kepastian hukum itu menjadi dasar dan memiliki peran
REDAKTUR:
yang signifikan.
Nur Rosihin Ana
Informasi putusan MK itulah yang kami angkat menjadi “Laporan
Nano Tresna Arfana • Lulu Anjarsari P
Utama” dalam Majalah Konstitusi Edisi Februari 2020. Selain berita putusan
REPORTER: itu, masih banyak berita-berita lain yang menarik dan informatif dari ruang
Ilham Wiryadi • Sri Pujianti sidang maupun nonsidang. Termasuk berbagai materi dan ulasan dari rubrik-
Yuniar Widiastuti rubrik khas dari Majalah Konstitusi.
Panji Erawan Demikian pengantar singkat dari redaksi. Akhir kata, kami mengucapkan
Utami Argawati • Bayu Wicaksono selamat membaca!
KONTRIBUTOR:
Pan Mohamad Faiz
Bisariyadi
Luthfi Widagdo Eddyono
Wilma Silalahi
Alboin Pasaribu
Yusti Nurul Agustin
Rumawi

FOTOGRAFER:
Gani • Ifa Dwi Septian
DESAIN VISUAL:
Rudi • Nur Budiman • Teguh
DESAIN SAMPUL:
Herman To

DISTRIBUSI:
Utami Argawati

ALAMAT REDAKSI:
Gedung Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta Pusat @Humas_MKRI Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi RI mahkamahkonstitusi
Telp. (021) 2352 9000 • Fax. 3520 177
Email: majalahkonstitusi@mkri.id
Website: www.mkri.id

Nomor 156 • Februari 2020


1
D A F TA R ISI

SALAM REDAKSI 1
EDITORIAL 3
KONSTITUSI MAYA 5
JEJAK MAHKAMAH 6
OPINI 8
KILAS PERKARA 26
IKHTISAR PUTUSAN 30
RAGAM TOKOH 34
RISET KONSTITUSI 40
KILAS AKSI 48

10 LAPORAN UTAMA KHAZANAH 62


RISALAH AMANDEMEN 66
JEJAK KONSTITUSI 68
TELAAH 70
PANWAS KABUPATEN/KOTA RUANG KONSTITUSI 74

BERUBAH JADI BAWASLU


Nomenklatur kelembagaan pengawas dalam UU Pilkada dan UU
Pemilu berbeda. UU Pilkada menempatkan kedudukan Panwas
Kabupaten/Kota sebagai lembaga ad hoc yang sewaktu-waktu
dapat dibubarkan. Sedangkan UU Pemilu No. 7 Tahun 2017
menempatkan Bawaslu Kabupaten/Kota sebagai lembaga
permanen yang memiliki masa jabatan tetap. Nomenklatur Panwas
Kabupaten/Kota dalam UU Pilkada harus sesuai dengan UU Pemilu. RESENSI
60
MK pun memutuskan, “Panwas Kabupaten/Kota” harus dimaknai
sebagai “Bawaslu Kabupaten/Kota”.

22 RUANG SIDANG 42 AKSI

MENYOAL MEKANISME PENTINGNYA SINERGISITAS


PENGANGKATAN ANGGOTA MK DAN MEDIA MASSA
DPRP PAPUA

2 Nomor 156 • Februari 2020


EDITORIAL

KELEMBAGAAN PENGAWASAN PEMILU-PILKADA,


HARUS SINKRON!

M
ahkamah Konstitusi (MK) baru saja memutus undang-undang itu menyentuh aspek konstitusionalitas
perkara pengujian UU Pemilihan Gubernur, norma yang potensial melanggar garis dan nilai konstitusi.
Bupati, dan Walikota yang diubah terakhir Keempat, adanya perubahan kelembagaan Bawaslu
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun melalui UU Pemilu, pengawas pemilu tingkat kabupaten/kota
2016 (UU Pilkada). Putusan Nomor 48/PUU-XVII/2019 yang awalnya hanyalah sebagai lembaga ad hoc sebagaimana
itu diketok MK pada Sidang Pleno terbuka untuk umum diatur dalam UU Pilkada secara konstitusional harus pula
pada 29 Januari 2020 lalu. Dalam perkara itu, Pemohon menyesuaikan menjadi lembaga yang bersifat tetap dengan
mempersoalkan norma pengaturan lembaga pengawas nama Bawaslu Kabupaten/Kota serta mengikuti perubahan
pemilihan di tingkat kabupaten/kota. Norma itu tersebar lain sebagaimana diatur dalam UU Pemilu. Selama tidak
di banyak pasal dalam UU Pilkada. dilakukan penyesuaian kelembagaan
Ada 3 (tiga) kluster persoalan. pengawas pemilihan tingkat kabupaten/
Pertama, Pemohon meminta MK kota sebagaimana diatur dalam UU Pilkada
menyatakan inkontitusional sepanjang dengan perubahan dalam UU Pemilu,
frasa “Panwas Kabupaten/Kota” hal demikian menyebabkan terjadinya
sepanjang tidak dimaknai menjadi ketidakpastian hukum keberadaan lembaga
“Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pengawas pemilihan kepala daerah di
Kabupaten/Kota“. Ada 45 (empat kabupaten/kota. Bahkan, sesuai dengan
puluh lima) norma dalam kategori ini. Pasal 22E ayat (5) UUD 1945, struktur
Kedua, Pemohon juga memohon MK penyelenggara pemilihan untuk pileg-pilpres
menyatakan inkonstitusional sepanjang dan penyelenggaraan pilkada seharusnya
frasa “masing-masing beranggotakan tetap sama meskipun melaksanakan mandat
3 (tiga) orang” tidak dimaknai “sama dari dua undang-undang yang berbeda.
dengan jumlah anggota Bawaslu Kelima, melalui putusan ini, MK
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/ kembali menegaskan tafsir konstitusional
Kota; Ketiga, norma yang dimohonkan terhadap kedudukan Bawaslu. Dalam
untuk dinyatakan inkonstitusional, yakni memposisikan penyelenggara pemilihan,
norma dalam Pasal 24 ayat (1) dan MK tak membedakan antara penyelenggara
ayat (2) UU Pilkada. Dalam amarnya, pileg-pilpres yang diatur dalam Pasal 22E
MK mengabulkan keseluruhan permohonan Pemohon itu. ayat (2) UUD 1945 dengan pilkada yang diatur dalam dalam
Secara umum, putusan MK tersebut dapat dipahami
Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945. Frasa “komisi pemilihan umum”
ke dalam beberapa tarikan makna. Pertama, putusan ini
dalam Pasal 22E Ayat (5) UUD 1945 sudah dimaknai merujuk
merupakan ‘kode keras’ bagi Pembentuk Undang-Undang
pada fungsi penyelenggaraan pemilu yang bersifat nasional,
mengenai perlunya sinkronisasi nomenklatur lembaga
tetap, dan mandiri. Fungsi penyelenggaraan pemilu tidak
pengawasan pemilihan, baik pilpres-pileg maupun pilkada,
antara yang diatur dalam UU Pilkada dan UU Pemilu. Masalahnya saja dilaksanakan oleh sebuah Komisi Pemilihan Umum
bukan saja soal nomenklatur yang tak seragam, melainkan (KPU), tetapi juga termasuk oleh sebuah Badan Pengawas
bisa mengimbas pada munculnya dua institusi pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) sebagai satu kesatuan fungsi
penyelenggaraan pemilihan di tingkat kabupetan/kota, yakni penyelenggaraan pemilu. Jadi, Bawaslu merupakan bagian
institusi dalam pemilihan pilpres-pileg dan institusi pilkada. inheren dari komisi pemilihan umum yang dimaksud
Kedua, putusan ini menegaskan pentingnya keharusan dalam Pasal 22E Ayat (5) UUD 1945 yang berfungsi
dan kejelian Pembentuk Undang-Undang dalam sinkronisasi melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
norma dalam proses pembentukan undang-undang. Kealpaan pemilihan umum di seluruh wilayah Indonesia.
atau ketakjelian dalam hal sinkronisasi pada ujungnya akan Kelima hal di atas penting untuk dibaca secara integral.
menimbulkan persoalan, baik persoalan konstitusionalitas Kelima hal di atas mencerminkan peran MK menjaga tatanan
norma maupun persoalan dalam tataran implementasi demokrasi negara ini. Agar ketika demokrasi melaju, lajunya
norma. Dalam konteks pembentukan peraturan perundang- mantap di atas rel konstitusi. Menggunakan kewenangan
undangan, ada yang namanya sinkronisasi vertikal, ada constitutional judicial review, MK melakukan penataan
juga sinkronisasi horizontal. Maksudnya agar substansi peraturan perundang-undangan terkait dengan Pemilu
yang diatur dalam produk peraturan perundang-undangan dan pilkada. Supaya pengaturannya tak centang, perenang
tidak tumpang tindih, saling melengkapi (suplementer), dalam artian tertib asas dan sinkron. Seiring dengan itu, MK
dan saling terkait. Tujuannya tentu saja untuk mewujudkan menendang jauh-jauh ketidakpastian hukum selama ini,
landasan pengaturan yang memberikan kepastian hukum khususnya soal keberadaan lembaga pengawas pilkada di
secara memadai bagi pelaksanaan peraturan tersebut. kabupaten/kota. Melalui putusan itu pula, MK menegaskan
Ketiga, dalam hal Pembentuk Undang-Undang tidak bahwasanya pengawasan pilkada merupakan keniscayaan
atau belum melakukan penyelarasan dan penyerasian UU, MK di tengah jalan panjang mewujudkan pilkada dengan
dapat mengambil peran itu. Syaratnya, ketidaksinkronan antar nilai-nilai demokrasi yang terjaga. Salam Konstitusi!.

Nomor 156 • Februari 2020


3
VOXPOP

MK MELAYANI KEPENTINGAN RAKYAT PENGADILAN YANG MODERN,


Meskipun saya tidak mengetahui banyak tentang HANDAL, DAN TRANSPARAN
Mahkamah Konstitusi sebelumnya, tapi berada di instansi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan
ini sangat mengesankan bagi saya karena perannya sebagai satu-satunya lembaga yang luar biasa. Sebelum
lembaga yang begitu efektif melayani kepentingan semua tiba di sini, saya memiliki beberapa kesalahpahaman
orang Indonesia dengan minat besar dalam akses terhadap tentang Indonesia dan hukum di Indonesia. MK
keadilan. Saya sangat tertarik dan terkesan dengan benar-benar mengatasi kesalahpahaman ini, MK
sistem e-court dan Pancasila serta pusat pembelajaran menunjukkan bahwa pengadilan yang modern,
konstitusional guna memfasilitasi akses ke keadilan handal, dan transparan. Serta lembaga dan stafnya
dan mendidik masyarakat agar mengetahui mengenai harus sangat bangga dengan pekerjaan mereka.
dunia peradilan. Sementara saya sangat percaya bahwa Pertama, saya pikir pengadilan perlu melanjutkan
pengadilan konstitusi telah melakukan pekerjaan yang upayanya untuk menciptakan kepastian hukum
luar biasa dalam melayani sebagai pengadilan rakyat dan dan keseragaman dalam pengambilan keputusan.
melindungi hak-hak konstitusional meskipun menjadi Kedua, terus mendorong pendidikan hukum dan
Lembaga hukum yang masih tergolong muda. Saya sangat menyebarkan kesadaran akan fungsi MK. Saya
percaya bahwa informasi untuk memfasilitasi akses berharap bahwa pengadilan dapat melanjutkan
ke keadilan bagi para penyandang cacat akan sangat aktivitasnya dan kemandirian aktif pemerintah. Kunci
bermanfaat bagi publik dan semakin memudahkan akses keberhasilan Indonesia sebagai negara demokrasi
ke keadilan bagi semua orang Indonesia. Saya berharap adalah kemandirian pengadilan dan kemampuannya
bahwa pengadilan konstitusi dapat menjadi institusi yang untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah, itu
lebih menonjol dalam skala global. Pengadilan konstitusional harus tetap kuat berkomitmen pada supremasi hukum.
sudah menjadi pemimpin di antara lembaga-lembaga Saya juga berharap bahwa MK dapat melanjutkan
nasional lainnya, namun saya berharap pengadilan dapat program-program seperti magang internasional dan
berfungsi juga di dunia internasional. Saya percaya bahwa program lanjutan lainnya untuk tumbuh sebagai
ini dapat diaktifkan melalui keterlibatan internasional yang institusi dan belajar dari yang lain. oleh karena itu,
Muhammad Agung
lebih besar melalui Gunawankerjasama luar negeri,
departemen pertukaran informasi yang saling menguntungkan
Bandung
terbukti bahwa MKRI berusaha untuk memainkan peran akan menciptakan lembaga hukum yang lebih kuat
internasional yang lebih besar, misalnya menjadi nominasi baik untuk MK maupun bagi mereka yang berinteraksi
tuan rumah WCCJ pada tahun 2024 dan berperan aktif dengan MK.
dalam AACC.

Sermin Sayan Luca Sclroulig


Western Sydney University Australian National University

MK MENJUNJUNG DEMOKRASI DAN KEMAJUAN MK BERSAMA


HAK ASASI MANUSIA MAHASISWA
Mahkamah Konstitusi merupakan organisasi yang Berada di Mahkamah Konstitusi Republik
menarik yang membuat kemajuan besar menuju Indonesia ini, saya benar-benar menyukai semua
pengamanan demokrasi dan hak asasi manusia. Semua pengalaman ketika disini, kami selaku mahasiswa
orang di sini sangat optimis dan memiliki dorongan diperlakukan seperti orang yang sangat penting dan
kuat untuk maju. Saya tidak sabar untuk melihat merasa sangat dihargai sebagai individu mahasiswa,
apa yang akan dicapai selanjutnya saat Lembaga ini mereka sangat menghargai pendapat kami dan
menjadi dewasa dan membangun badan yurisprudensi memberikan kami begitu banyak peluang untuk
yang kuat untuk memastikan kepercayaan di dunia tumbuh dan belajar. Untuk kemajuan MK ini, saya
pengadilan. Saya berharap juga dapat membantu dalam berharap bahwa akan ada kolaborasi yang lebih besar
membangun kesadaran dan pemahaman di depan antara kami mahasiswa magang dan staf di MK
masyarakat luas, itu menjadi banyak diketahui dan yang kami temui disini, misalnya saya harap kita bisa
mengunjungi mereka, saat mereka datang ke Australia.
dipercaya oleh semua warga.

Freya Henfrey Leyca Kaya


Australian National University Macquarie University

4 Nomor 156 • Februari 2020


KONSTITUSI MAYA

yang setara dengan KPU menurut UU No. 15/2011


mengenai Penyelenggara Pemilihan Umum. Bawaslu saat
ini dipimpin oleh Ketua Bawaslu RI Abhan dan Sekretaris
Jenderal Gunawan Suswantoro.
Selain memuat berbagai informasi publik terkait
Bawaslu RI, situs daring Bawaslu juga memuat berbagai
laman Bawaslu provinsi, yang di dalamnya terdapat sub-
laman Bawaslu kabupaten/kota, yang berdiri sendiri
dalam server Bawaslu dan masing-masing dikelola oleh
Bawaslu provinsi dan kabupaten/kota yang bersangkutan.
Oleh karena itu, tampilan dan isi laman Bawaslu setiap
provinsi dan kabupaten/kota berbeda-beda. Tautan
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM Bawaslu provinsi dapat ditemukan di bagian kanan pada
laman Bawaslu RI. Setiap laman Bawaslu provinsi dan
(BAWASLU) DI DAERAH SE-INDONESIA kabupaten/kota biasanya berisi profil; berita seperti artikel,
http://bawaslu.go.id/ press release, dan publikasi lainnya; pengumuman; kontak;

B
PPID (Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi);
adan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) adalah akun media sosial; dan galeri foto. Terdapat pula tautan
lembaga yang bertugas mengawasi pelaksanaan menuju JDIH (Jaringan Data Informasi Hukum) Bawaslu.
tahapan pemilu, menerima pengaduan, serta Pada laman Bawaslu provinsi biasanya terdapat regulasi,
menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi dan putusan, dan data pelanggaran, yang tidak selalu ada
pelanggaran pidana pemilu. Bawaslu memiliki kedudukan pada laman Bawaslu kabupaten/kota.
YUNIAR WIDIASTUTI

2013 di Song-do, Korea Selatan, yang kemudian menjadi


lokasi sekretariat. Peresmian organisasi ini dihadiri oleh
140 badan pengelola pemilu, organisasi internasional,
dan LSM. Pada hari itu, 97 organisasi menjadi anggota
A-WEB. Saat ini, A-WEB dipimpin oleh Sunil Arora, Kepala
KPU India. Sekretaris Jenderal organisasi saat ini adalah
Jonghyun Choe dari Korea Selatan.
A-WEB memiliki tiga organ utama, yaitu dewan
pengurus, majelis umum, dan sekretariat. Dewan
pengurus mengadakan pertemuan tahunan untuk
membuat keputusan terkait arah organisasi. Majelis umum
mengadakan pertemuan dwitahunan untuk memberikan
suara mereka pada keputusan dewan pelaksana dan isu-
isu penting. Sekretariat A-WEB melaksanakan kegiatan
ASSOCIATION OF WORLD ELECTION
administratif organisasi dan berkolasi di negara sekretaris
BODIES (A-WEB) jenderal yang dipilih oleh dewan pengurus.
http://www.aweb.org/ Kegiatan yang dilakukan A-WEB antara lain pelatihan

P
manajemen pemilu dan pelatihan teknologi informasi dan
erhimpunan badan pemilu  dunia yang disebut komunikasi (ICT); projek kerjasama, kegiatan promosi,
Association of World Election Bodies (A-WEB) dan penggalangan dana dengan berbagai perhimpunan
adalah organisasi badan pengelola pemilu regional dan organisasi donor internasional; serta program
internasional yang pertama dibentuk. Organisasi ini ICT pemilu bagi negara anggota. Saat ini A-WEB memiliki
dibentuk atas usulan KPU Korea Selatan (National Election 115 anggota dari 106 negara, termasuk Bawaslu RI yang
Commission/NEC) kepada Association of Asian Election menjadi anggota dalam pertemuan keempat di Benglaru,
Authorities (AAEA) pada 2010. Setelah tiga pertemuan, India pada 2019. Selain Bawaslu, KPU juga telah menjadi
dibuatlah piagam organisasi. Nama A-WEB dipilih atas anggota A-WEB.
YUNIAR WIDIASTUTI
usulan KPU India. A-WEB diresmikan pada 14 Oktober

Nomor 156 • Februari 2020


5
JEJAK MAHKAMAH

RUANG LINGKUP ANGGARAN PENDIDIKAN 20%


DALAM UUD 1945
“... dalam penyusunan anggaran pendidikan, gaji pendidik sebagai bagian dari komponen pendidikan
dimasukkan dalam penyusunan APBN dan APBD. Apabila gaji pendidik tidak dimasukkan dalam anggaran
pendidikan dalam penyusunan APBN dan APBD dan anggaran pendidikan tersebut kurang dari 20% dalam
APBN dan APBD maka undangundang dan peraturan yang menyangkut anggaran pendapatan dan belanja
dimaksud bertentangan dengan Pasal 31 Ayat (4) UUD 1945.”
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 24/PUU-V/2007

P
ada 20 Februari 2008, pendidikan disebabkan ketentuan pendapatan dan belanja negara/daerah
Mahkamah Konstitusi Pasal 49 ayat (1) UU Sisdiknas dalam kurun waktu satu tahun dalam
memutus perkara nomor yang mengecualikan "gaji pendidik" bentuk pendapatan dan belanja serta
24/PUU-V/2007 dan dari anggaran 20% APBN/APBD. pembiayaan berupa setiap penerimaan
menyelesaikan konflik Pasal 31 Ayat (4) UUD 1945 yang perlu dibayar kembali dan/
tak berkesudahan terkait gaji pendidik menyatakan, “Negara memprioritaskan atau pengeluaran yang akan diterima
dalam penentuan anggaran pendidikan anggaran pendidikan sekurang- kembali. Sedangkan dana diartikan
20% APBN berdasarkan UUD 1945. kurangnya 20% dari anggaran sebagai akibat realisasi dari anggaran,
Perkara tersebut tertuang dalam pendapatan dan belanja negara serta sehingga dana tidak mungkin
permohonan Pengujian Undang- dari anggaran pendapatan dan belanja dikeluarkan sebelum dianggarkan
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang daerah untuk memenuhi kebutuhan terlebih dahulu dalam APBN/APBD.
Sistem Pendidikan Nasional dan penyelenggaraan pendidikan nasional”. Mahkamah Konstitusi
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006 Mahkamah Konstitusi berpendapat, dalam pertimbangan hukumnya
tentang Anggaran Pendapatan dan dengan rumusan demikian UUD 1945 menjelaskan bahwa Pasal 31 ayat
Belanja Negara Tahun Anggaran 2007. tidak membuka adanya kemungkinan (3) UUD 1945 mengamanatkan
Diajukan oleh Rahmatiah penafsiran lain selain bahwa: (a) negara pembentukan undang-undang
Abbas dan Badryah Rifai, para wajib memprioritaskan anggaran tentang penyelenggaraan sistem
Pemohon dalam permohonannya pendidikan dalam APBN dan APBD; (b) pendidikan nasional, yang materi
mendalilkan selaku guru dan dosen prioritas dimaksud haruslah sekurang- muatannya seharusnya tidak
yang merupakan pendidik sehingga kurangnya 20% dari APBN dan APBD. mengatur secara imperatif tentang
merupakan komponen pendidikan Istilah anggaran pendidikan dan anggaran pendidikan, karena anggaran
dalam sistem pendidikan nasional dana pendidikan, menurut Mahkamah pendidikan diatur dalam ayat lain yaitu
menurut UU Sisdiknas. UUD 1945 Konstitusi, merupakan dua istilah yang dalam Pasal 31 Ayat (4) UUD 1945.
dan UU Sisdiknas telah menetapkan berbeda baik dari sisi substansi yang Dengan perkataan lain
anggaran pendidikan 20% dari APBN/ terkandung di dalamnya, maupun pengaturan tentang alokasi maupun
APBD, tetapi peningkatan anggaran dari sisi etimologi. Anggaran budget besaran anggaran pendidikan menjadi
tersebut, menurut para Pemohon, atau begroting merupakan istilah domain Undang-Undang tentang
tidak memberi manfaat terhadap yang diterima umum dan mempunyai Anggaran Pendapatan dan Belanja
guru dan dosen sebagai komponen pengertian baku, yakni rencana Negara (APBN) yang ditetapkan setiap

6 Nomor 156 • Februari 2020


tahun. Oleh karena itu, seharusnya bangsa [Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945], perhitungan anggaran pendidikan,
UU Sisdiknas tidak mengatur secara yang pengelolaannya diserahkan menjadi lebih mudah bagi Pemerintah
definitif maupun limitatif tentang kepada departemen-departemen bersama DPR untuk melaksanakan
besaran jumlah anggaran pendidikan teknis atau lembaga yang mengurusi kewajiban memenuhi anggaran
yang dalam undang-undang bidang pendidikan pada umumnya. pendidikan sekurang-kurangnya
tersebut digunakan istilah "dana “Mahkamah berpendapat, 20% (duapuluh persen) dalam APBN.
pendidikan". Karena, besaran angka dalil para Pemohon sepanjang “Jika komponen gaji pendidik
presentase anggaran pendidikan menyangkut frasa “gaji pendidik dan” dikeluarkan, anggaran pendidikan
ditentukan dalam Pasal 31 Ayat (4) dalam ketentuan Pasal 49 Ayat (1) dalam APBN 2007 hanya sebesar
UUD 1945 sehingga penjabaran UU Sisdiknas bertentangan dengan 11,8%. Sedangkan dengan
secara definitif dan limitatif diatur Pasal 31 Ayat (4) memasukkan komponen gaji pendidik,
lebih lanjut dalam Undang-Undang anggaran pendidikan dalam APBN
APBN yang ditetapkan setiap tahun. 2007 mencapai 18%. Oleh karena itu,
Pasal 31 Ayat (1) UUD dengan adanya Putusan Mahkamah
1945 menyatakan, negara ini, tidak boleh lagi ada alasan untuk
memprioritaskan anggaran menghindar atau menunda-nunda
pendidikan sekurang-kurangnya pemenuhan ketentuan anggaran
20% dari Anggaran Pendapatan sekurang-kurangnya 20% untuk
dan Belanja Negara serta pendidikan, baik dalam APBN
dari Anggaran Pendapatan maupun APBD di tiap-tiap
dan Belanja Daerah untuk provinsi, kabupaten, dan kota di
memenuhi kebutuhan seluruh Indonesia sesuai dengan
penyelenggaraan pendidikan ketentuan Pasal 31 Ayat (4) UUD
nasional, dan sebagai tindak 1945,” urai Mahkamah Konstitusi.
lanjut atau aturan operasionalnya Mahkamah Konstitusi
dari ketentuan tersebut adalah kemudian menegaskan, Undang-
diberlakukannya Undang-Undang Undang Dasar adalah hukum tertinggi
tentang Anggaran Pendapatan (de hoogste wet) yang tidak boleh
dan Belanja Negara dengan masa ditunda-tunda pelaksanaannya,
berlaku setiap satu tahun. Sehingga, UUD 1945 adalah termasuk mengenai ketentuan
menurut Mahkamah Konstitusi, beralasan sehingga gaji pendidik anggaran pendidikan 20% sesuai
dalam UU tentang APBN itulah diatur harus secara penuh diperhitungkan dengan Putusan Mahkamah Nomor
tentang alokasi anggaran pendidikan dalam penyusunan anggaran 012/PUU-III/2005. Keadilan yang ter­
yang berupa semua kegiatan yang pendidikan,” tegas Mahkamah tunda adalah keadilan yang diabaikan
meningkatkan keimanan dan Konstitusi. Lebih lanjut menurut (justice delayed, justice denied).
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam Mahkamah, dengan dimasukkannya LUTHFI WIDAGDO EDDYONO

rangka mencerdaskan kehidupan komponen gaji pendidik dalam

Nomor 156 • Februari 2020


7
Opini
KONSTITUSI

KETIMPANGAN PRINSIP MENJUAL ATAS


KEKUASAAN SENDIRI OBJEK FIDUSIA

D
unia usaha digetarkan oleh serta mengambil pelunasan piutangnya dari
Mahkamah Konstitusi. Pada senin hasil penjualan tersebut.” Hak parate executie
6 Januari 2020, bahwa parate yang dimiliki oleh kreditor tersebut tidak
executie dalam fidusia diputuskan dapat dikuasakan kepada pihak mana pun.
Rumawi tidak mengikat secara hukum melalui Hal tersebut termaktub dalam ratio decidendi
Pengajar pada Hukum Ekonomi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/ Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 70/
Syariah Fakultas Syariah IAIN
PUU-XVII/2019. Parate executie merupakan PUU-VIII/2010, bahwa …, Parate executie,
Jember
hak menjual atas kekuasaan sendiri tanpa karena merupakan hak relatif yang hanya
perlu ijin dari ketua pengadilan. Hak menjual dapat diberikan kepada pemegang Hak
atas kekuasaan sendiri tersebut dimiliki oleh Tanggungan pertama, jika diberikan dengan
kreditor. Atas putusan tersebut menjadikan surat kuasa kepada seseorang lain yang
pro dan kontra. Bagi pihak yang pro, putusan tidak berhak melaksanakan parate executie,
tersebut dapat melindungi debitor dari akan menjadikan batal sifat perjanjian
kesewenang-wenangan kreditor. Bagi pihak kuasa tersebut karena tidak memenuhi
yang kontra, putusan tersebut menyulitkan syarat keempat dari perjanjian, yaitu suatu
eksekusi barang jaminan dari debitor. sebab yang tidak dilarang. Parate executie
Hak menjual atas kekuasaan sendiri harus dilakukan kreditor sendiri, tidak
termaktub dalam Pasal 15 Ayat (3) UU diperkenankan diwakilkan kepada pihak lain
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 selain diri kreditor.
tentang Jaminan Fidusia, dinyatakan bahwa Pencermatan norma yang termuat
“apabila debitor cidera janji, Penerima dalam Pasal 15 Ayat (3) UU Undang-
Fidusia mempunyai hak untuk menjual Undang Nomor 42 Tahun 1999 dan Pasal
Benda yang menjadi objek Jaminan 6 UU Undang-Undang Nomor 4 Tahun
Fidusia atas kekuasaannya sendiri.” Benda 1996 hampir sama. Kedua-duanya sama-
fidusia dapat dijual atas kekuasaan sendiri sama memuat ketentuan parate executie.
oleh kreditor apabila terjadi debitor Kreditor mempunya hak menjual atas
wanprestasi. Kekuasaan tersebut lazim kekuasaannya sendiri benda jaminan
disebut parate executie. Parate executie apabila debitor wanprestasi. Namun, di
dapat ditemukan juga di dalam Undang- antara keduanya termuat norma yang agak
Undang Hak Tanggungan. Ketentuan Pasal berbeda. Di dalam ketentuan Pasal 15 Ayat
6 UU Undang-Undang Nomor 4 Tahun (3) UU Undang-Undang Nomor 42 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah 1999 hanya memuat prinsip parate executie
Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan an sich, dan di dalam Pasal 6 UU Undang-
Dengan Tanah (disingkat Undang-Undang Undang Nomor 4 Tahun 1996 bahwa
Hak tanggungan), dinyatakan bahwa prinsip parate executie dan dijual melalui
“Apabila debitor cidera janji, pemegang pelelangan umum. Dan hasil penjualan
Hak Tanggungan pertama mempunyai hak tersebut diambil oleh kreditor sebagai
untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas pelunasan. apabila hasil penjualannya lebih,
kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum dikembalikan kepada debitor, dan apabla

8 Nomor 156 • Februari 2020


hasil penjualannya kurang, maka debitor diminta untuk tangan atas persetujuan dari debitor dan kredior, serta
tambahan untuk pelunasan. diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan keduanya.
Ciri khas jaminan fidusia adalah kemudahan Cara kedua dan ketiga tersebut dapat dilaksanakan
pelaksanaan eksekusi obyek jaminan apabila debitor apabila debitor secara sukarela menyerahkan benda
wanprestasi. Kemudahan menjual tersebut dituangkan jaminan fidusia kepada kreditor. Benda jaminan fidusia dapat
dalam sertifikat jaminan fidusia, mempunyai kekuatan dieksekusi apabila debitor sukarela menyerahkan kepada
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang kreditor. Apabila debitor tidak mau menyerahkan benda
inkracht van gewijsde. Kekuatan eksekutorial ini bersifat final jaminan kepada kreditor, maka cara pertama di atas yang
dan mengikat pemberi dan penerima fidusia. Selain itu, dapat dilakukan kreditor. Kreditor mengajukan permohonan
dapat dilaksanakan tanpa melalui pengadilan. Penyamaan eksekusi benada jaminan fidusia kepada ketua pengadilan
kekuatan eksekutorial sertifikat jaminan fidusia setara negeri setempat. Untuk selanjutnya, atas perintah ketua
dengan putusan pengadilan diatur dalam Pasal 15 Ayat pengadilan negeri benda jaminan fidusia tersebut dijual
(2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999. Kekuatan melalui pelelangan umum. Jadi, benda jaminan fidusia
eksekutorial sertifikat fidusia juga dimiliki oleh sertifikat hak dieksekusi bukan berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat
tanggungan. Parate executie dapat ditemukan juga di dalam (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999,
Undang-Undang Hak Tanggungan. Kekuatan eksekutorial namun berdasarkan ketentuan Pasal 29 Undang-Undang
ini diatur dalam Pasal 14 Ayat (3) Undang-Undang Nomor Nomor 42 Tahun 1999.
4 Tahun 1996, dinyatakan bahwa Sertipikat Hak Tanggunan Terkait Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan PUU-XVII/2019, dalam pertimbangan hukumnya dinyatakan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekeuatan bahwa terhadap jaminan fidusia yang tidak ada kesepakatan
hukum tetap. Ketentuan Pasal 15 Ayat (2) Undang-Undang tentang telah terjadinya “cidera janji” (wanprestasi) dan
Nomor 42 Tahun 1999 dan Pasal 14 Ayat (3) Undang- debitur keberatan menyerahkan secara sukarela objek
Undang Nomor 4 Tahun 1996 termuat norma kekuatan yang menjadi jaminan fidusia maka segala mekanisme
eksekutorial sertifikat kedua jaminan tersebut. Kekuatan dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang Jaminan Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dimiliki oleh pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang telah
sertifikat fidusia dan sertifikat hak tanggungan. berkekuatan hukum tetap”. Apabila diamati secara seksama
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 ratio decidendi putusan tersebut, sudah terkandung dalam
hanya mengatur kekuatan eksekutorial sertifikat jaminan ketentuan eksekusi benda jaminan fidusia, yang diatur
fidusia dan prinsip kemudahan eksekusi benda jaminan dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999.
fidusia, bukan mengatur eksekusi obyek fidusia. Eksekusi Tampaknya, ketika debitor ditagih oleh kreditor, dan
benda jaminan diatur pada Pasal 29 Undang-Undang Nomor yang kadangkala diwakilkan oleh debt collector, maka
1999. Menurut pasal tersebut, ada tiga cara eksekusi benda ketentuan dipakai hanya Pasal 15 Undang-Undang Nomor
jaminan fidusia, apabila debitor melakukan wanprestasi. 42 Tahun 1999 an sich. Para pihak mematuhi ketentuan
Pertama, benda jaminan fidusia dieksekusi secara titel Pasal 15 jo. Pasal 29 Undang-Undang Nomor 42 Tahun
eksekutorial. Kedua, benda jaminan fidusia dieksekusi 1999, niscaya mungkin debitor mengajukan uji materi Pasal
secara parate executie. Dengan kata lain, benda jaminan Pasal 15 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 42
dijual atas kekuasaan sendiri kreditor melalui pelelangan Tahun 1999.
umum. Dan ketiga, c. benda jaminan fidusi dijual di bawah

Nomor 156 • Februari 2020


9
LAPORAN UTAMA

PANWAS KABUPATEN/KOTA
BERUBAH JADI BAWASLU
Nomenklatur kelembagaan pengawas dalam UU Pilkada dan UU Pemilu berbeda. UU Pilkada
menempatkan kedudukan Panwas Kabupaten/Kota sebagai lembaga ad hoc yang sewaktu-waktu
dapat dibubarkan. Sedangkan UU Pemilu No. 7 Tahun 2017 menempatkan Bawaslu Kabupaten/Kota
sebagai lembaga permanen yang memiliki masa jabatan tetap. Nomenklatur Panwas Kabupaten/
Kota dalam UU Pilkada harus sesuai dengan UU Pemilu. MK pun memutuskan, “Panwas Kabupaten/
Kota” harus dimaknai sebagai “Bawaslu Kabupaten/Kota”.

K
onsep kelembagaan Bawaslu Provinsi yang bersifat mengawasi penyelenggaraan
“Bawaslu Kabupaten/ “permanen” dalam melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada)
Kota” yang bersifat f u n g s i p e n g a w a s a n t e rh a d a p menjadi tidak relevan lagi dan
“permanen” seharusnya penyelenggaraan pilkada maupun bertentangan dengan prinsip-prinsip
juga berlaku untuk penyelenggaraan pemilu presiden, kelembagaan penyelenggara pemilu
“Panwas Kabupaten/Kota”, karena DPR, DPD dan DPRD. Oleh karena yang berkeadilan, efektif dan efisien.
merujuk kelembagaan yang itu, pembentukan kelembagaan Demikian dalil permohonan uji
sama sebagaimana kelembagaan pengawasan yang baru untuk materi UU Pilkada yang diajukan

10 Nomor 156 • Februari 2020


2019. Selanjutnya, para Pemohon 22A ayat (3); Pasal 22B huruf e;
melakukan perbaikan permohonan Pasal 22B huruf f; Pasal 22B huruf
pada 23 September 2019. h; Pasal 22B huruf j; Pasal 22D;
Dalam permohonan tersebut, Pasal 23 ayat (1); Pasal 23 ayat (2);
para Pemohon menguji sejumlah Pasal 23 ayat (3); Pasal 24 ayat (1);
pasal dalam Undang-Undang Nomor Pasal 24 ayat (2); Pasal 24 ayat (3);
1 Tahun 2015 tentang Penetapan Pasal 25 ayat (2); Pasal 30; Pasal 32;
Peraturan Pemerintah Pengganti Pasal 34 huruf b; Pasal 34 huruf
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 c; Pasal 34 huruf d; Pasal 82 ayat
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, (5); Pasal 83; Pasal 104 ayat (11);
dan Walikota Menjadi Undang- Pasal 105 ayat (1); Pasal 105 ayat
Undang sebagaimana telah diubah (7); Pasal 110 ayat (1); Pasal 110
dengan Undang-Undang Nomor 8 ayat (3); Pasal 119 ayat (1); Pasal
Tahun 2015 tentang Perubahan 119 ayat (2); Pasal 134 ayat (1);
Atas Undang-Undang Nomor 1 Pasal 134 ayat (5); Pasal 134 ayat
Tahun 2015 tentang Penetapan (6); Pasal 135 ayat (2); Pasal 141;
Peraturan Pemerintah Pengganti Pasal 144 ayat (1); Pasal 144 ayat
Undang-Undang Nomor 1 Tahun (2); Pasal 144 ayat (3); Pasal 146
2014 tentang Pemilihan Gubernur, ayat (1); Pasal 146 ayat (3); Pasal
Bupati, dan Walikota Menjadi 152 ayat (1); Pasal 152 ayat (2);
Undang-Undang sebagaimana telah Pasal 154 ayat (1); Pasal 154 ayat
diubah terakhir dengan Undang- (2); Pasal 193 ayat (1); Pasal 193
Undang Nomor 10 Tahun 2016 ayat (2); dan Pasal 193B ayat (2).
tentang Perubahan Kedua Atas Para Pemohon mendalilkan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun norma-norma yang dimohonkan
2015 tentang Penetapan Peraturan pengujian tersebut tidak memberikan
Pemerintah Pengganti Undang- kepastian hukum. Pokok permohonan
Undang Nomor 1 Tahun 2014 para Pemohon intinya mendalilkan
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, berlakunya norma dalam pasal-
dan Walikota Menjadi Undang- pasal tersebut menyebabkan fungsi
Undang (UU Pilkada) terhadap pengawasan yang dilakukan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Bawaslu dalam penyelenggaraan
Republik Indonesia Tahun 1945 Pilkada menjadi tugas dan
(UUD 1945). wewenang tambahan. Selain itu,
Materi UU Pilkada yang kelembagaan pengawas pada tingkat
oleh tiga orang komisioner Badan kabupaten/kota menjadi bersifat
diajukan oleh para Pemohon untuk
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) sementara. Terlebih lagi dengan
diuji di MK adalah Pasal 1 angka
provinsi, kabupaten, dan kota, yaitu adanya perbedaan nomenklatur
17; Pasal 1 angka 18; Pasal 5 ayat
Surya Efitrimen, Nursari, dan Sulung antara panwas kabupaten/kota
(2) huruf e; Pasal 22A ayat (1); Pasal
Muna Rimbawan. Surya Efitrimen
adalah Ketua Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi
Pasal 1 angka 17 UU Pilkada
Sumatera Barat. Nursari, Ketua
“Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota yang selanjutnya
Bawaslu Kota Makassar. Kemudian disebut Panwas Kabupaten/Kota adalah panitia yang dibentuk oleh
Sulung Muna Rimbawan, Anggota Bawaslu Provinsi yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan
Bawaslu Kabupaten Ponorogo. Pemilihan di wilayah Kabupaten/Kota.”
Permohonan diserahkan ke
Kepaniteraan MK pada 13 Agustus Pasal 23 ayat (3) UU Pilkada
2019. Kepaniteraan MK meregistrasi “Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota, dan Panwas Kecamatan
permohonan dengan Nomor 48/ masing-masing beranggotakan 3(tiga) orang.”
PUU-XVII/2019 pada 10 September

Nomor 156 • Februari 2020


11
LAPORAN UTAMA

ada yang jumlahnya 5 dan juga ada


yang jumlahnya 3.” Terang Veri.

Nomenklatur Panwaslu
Kelembagaan penyelenggara
pemilu telah diatur tersendiri
dalam sebuah undang-
undang yakni Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum
(UU Penyelenggara Pemilu). Undang-

HUMAS MK/GANIE
undang ini merupakan rujukan
utama menyangkut kelembagaan
Veri Junaidi selaku kuasa hukum Pemohon saat menyampaikan pokok-pokok permohonan penyelenggara pemilu, baik dalam
perkara pengujian UU Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada), Selasa (17/9) di Ruang Sidang pelaksanaan Pilkada maupun
Pleno Gedung MK. Pemilu. Bahkan secara eksplisit
dalam Pasal 1 angka 10 UU 1/2015
jo. UU 8/2015 menyebutkan bahwa
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
dengan bawaslu kabupaten/kota yang melakukan fungsi pengawasan
keanggotaan Bawaslu Provinsi
yang menyebabkan Surya Efitrimen dalam Pemilihan Kepala Daerah
sebanyak 5 orang atau 7 orang dan
(Pemohon I) secara khusus harus (Pilkada) merupakan Bawaslu
Bawaslu Kabupaten/Kota sebanyak
melakukan proses rekrutmen ulang sebagaimana diatur dalam UU
3 orang atau 5 orang.
panwas kabupaten/kota. Sedangkan penyelenggara Pemilu.
“ P a d a p r i n s i p n y a , Ya n g
bagi Nursari (Pemohon II) dan Sulung Kemudian dengan berlakunya
Mulia, ada dua hal yang kami
Muna Rimbawan (Pemohon III) UU Pemilu, UU Penyelenggara Pemilu
mintakan. Yang pertama terkait
keduanya harus melalui proses seleksi tersebut dicabut dan dikodifikasikan
dengan nomenklatur panwaslu, dan
ulang untuk jabatan komisioner dalam satu undang-undang yang
yang kedua, terkait dengan jumlah
panwas Kabupaten/Kota pada setiap secara substansi mengatur tentang
anggota panwaslu dalam pemilihan
penyelenggaraan pilkada. Hal ini kelembagaan Penyelenggara Pemilu
kepala daerah,” kata Veri Junaidi
tidak hanya menguras tenaga dan dan mekanisme pemilihan umum.
selaku kuasa para Pemohon, saat
pikiran tetapi juga membutuhkan Tidak berlakunya UU Penyelenggara
memaparkan pokok permohonan
anggaran yang tidak sedikit. Pemilu, dengan diundangkannya
perkara Nomor dalam sidang dengan
Menurut para Pemohon, UU Pemilu telah berimplikasi pada
agenda Pemeriksaan Pendahuluan
berlakunya norma Pasal 23 ayat “ketidakpastian hukum” terhadap
perkara Nomor 48/PUU-XVII/2019
(3) UU Pilkada menyebabkan sistem kelembagaan penyelenggara
yang digelar di MK pada Selasa,
tidak adanya kepastian hukum pilkada dan pemilu. Dalam
(17/9/2019).
dan tidak adanya jaminan atas Pilkada, khususnya pengawas
Veri menegaskan fakta bahwa
penghidupan serta pekerjaan yang tingkat kabupaten/kota masih
tidak ada lagi panwaslu yang sifatnya
layak karena jumlah keanggotaan menggunakan terminologi Panwas
ad hoc karena pascapemilihan
lembaga pengawas pilkada sebanyak Kabupaten/Kota sedangkan dalam
umum tahun 2019, seluruh
3 orang. Hal ini tidak sejalan dengan Pemilu (2019) telah dibentuk secara
panwaslu tingkat kabupaten/kota
perkembangan kelembagaan di permanen Bawaslu Kabupaten/Kota.
telah menjadi bawaslu kabupaten/
Bawaslu. Ketidakpastian hukum ikhwal
kota dan telah bersifat permanen
Para Pemohon berpotensi dicoret sistem kelembagaan penyelenggara
dengan masa jabatan 5 tahun.
dari daftar komisioner Bawaslu pilkada dengan penyelenggara
”Kemudian dari sisi jumlah, yang
Provinsi dan Panwas Kabupaten/ pemilu tersebut terkonfimasi pada
sebelumnya ditetapkan 3 orang
Kota. Sebab, berdasarkan Pasal 92 eksistensi jajaran Bawaslu di tingkat
dalam UU Pilkada faktual hari ini
ayat (2) UU Pemilu diatur mengenai kabupaten/kota, yang berdasarkan
sudah ada bawaslu kabupaten/kota

12 Nomor 156 • Februari 2020


Tabel Perbandingan pasal yang mengatur Kelembagaan
Jajaran Bawaslu di tingkat Kabupaten/Kota

UU PILKADA UU PEMILU KETERANGAN


Pasal 1 angka 10 Pasal 1 angka 17
Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya
disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara disebut Bawaslu adalah lembaga
pemilihan umum yang bertugas mengawasi Penyelenggara Pemilu yang mengawasi
penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Penyelenggaraan Pemilu di seluruh
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana wilayah Negara Kesatuan Republik
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur Indonesia. Kedudukan bersifat
mengenai penyelenggara pemilihan umum yang permanen
diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan
penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang
diatur dalamUndang-Undang ini.

Pasal 1 angka 16 Pasal 1 angka 18

Bawaslu Provinsi adalah lembaga penyelenggara Badan Pengawas Pemilu Provinsi Kedudukan bersifat
pemilihan umum yang bertugas mengawasi yang selanjutnya disebut Bawaslu permanen
penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah provinsi Provinsi adalah badan yang mengawasi
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum provinsi.
yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan
penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
Pasal 1 angka 17 Pasal 1angka 19 Kedudukan Panwas
bersifat sementara
Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota yang Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/ berdasarkan Pasal 24 ayat
selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota adalah Kota yang selanjutnya disebut Bawaslu (1) UU Pilkada, sedangkan
panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang Kabupaten/Kota adalah badan untuk kedudukan Bawaslu
bertugas untuk mengawasi penyelenggaraa Pemilihan di mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten/Kota bersifat
wilayah Kabupaten/Kota; wilayah kabupaten Kota permanen

Pasal 23 ayat (1) Pasal 89 ayat (1) dan ayat (2)


Pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemilihan i. Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu
dilaksanakan oleh Bawaslu Provinsi, Panwas dilakukan oleh Bawaslu. UU Pilkada masih
Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan menggunakan nomenklatur
Pengawas TPS. ii. Bawaslu sebagaimana dimaksud pada Panwas Kabupaten/Kota,
ayat (1) terdiriatas: sedangkan UU Pemilu
a. Bawaslu; menggunakan Bawaslu
b. Bawaslu Provinsi; Kabupaten Kota
c. Bawaslu Kabupaten/Kota;
d. Panwaslu Kecamatan
e. Panwaslu Kelurahan/Desa;
f. Panwaslu LN; dan
g. Pengawas TPS

Nomor 156 • Februari 2020


13
LAPORAN UTAMA

ketentuan Pasal 1 angka 17 jo. Pasal kabupaten/kota. UU Pemilu kepala daerah, presiden, DPR, DPD
24 ayat (1) UU Pilkada “bersifat tidak mengenal lagi terminologi dan DPRD.
sementara atau ad-hoc”, sedangkan “Panwas Kabupaten/Kota”, akan Menurut para Pemohon, sistem
dalam UU Pemilu (UU 7/2017), tetapi digantikan kedudukannya hukum pemilu dan sistem hukum
kelembagaan jajaran Bawaslu di menjadi “Bawaslu Kabupaten/Kota”. pilkada merupakan sistem yang
tingkat kabupaten/kota “bersifat Oleh karena itu, “sifat permanen” saling berkaitan erat satu sama
tetap” dengan masa jabatan 5 juga seharusnya melekat pada lain. Oleh karena itu, tertinggalnya
tahun. kelembagaan jajaran Bawaslu di pengaturan kelembagaan jajaran
Berdasarkan persandingan kabupaten/kota pada pilkada. Bawaslu di level kabupaten/kota
“sifat kelembagaan” jajaran Pembedaan antara dalam UU Pilkada seharusnya
Bawaslu di tingkat kabupaten/ kelembagaan “Panwas Kabupaten/ disejalankan atau ditafsirkan sama
kota pada rezim pilkada dan Kota” dalam UU Pilkada dan dengan UU Pemilu untuk mencapai
rezim pemilu sebagaimana “Bawaslu Kabupaten/Kota” dalam tujuan kepastian hukum (legal
tabel di atas, maka pengaturan UU Pemilu tersebut tidak sejalan certainty) dan keadilan pemilu
kelembagaan penyelenggara dalam dengan asas kepastian hukum (legal (electoral justice).
UU Pilkada menjadi tidak relevan certainty) dan tertib hukum (legal “Prinsipnya Pemohon meminta
dan bertentangan dengan prinsip order), yang mensyaratkan adanya kepada Yang Mulia Majelis agar
kepastian hukum yang diatur dalam keadilan hukum (legal justice) nomenklatur atau terminologi panwas
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945. yang ditandai dengan pemberian kabupaten/kota sebagaimana diatur
Undang-Undang Nomor 7 Tahun kewenangan atau pendekatan Pasal 1 angka 17 Undang-Undang
2017 tentang Pemilihan Umum yang sama (equal treatment) untuk Pilkada ditafsirkan sama dengan
(UU Pemilu) secara kelembagaan kelembagaan yang sama, meskipun kelembagaan Bawaslu kabupaten/
telah menetapkan institusi Bawaslu dalam penyelenggaraan pemilu kota merujuk Undang-Undang Pemilu
dipermanenkan hingga pada tingkat untuk jenis yang berbeda seperti yang bersifat tetap yang selanjutnya
berlaku secara mutatis mutandis
terhadap pengaturan panwas
kabupaten/kota yang tersebar dalam
Perbandingan Pasal yang Mengatur Komposisi Jumlah batang tubuh Undang-Undang
Anggota Bawaslu di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Pilkada,” kata Muh. Salman Darwis
selaku kuasa hukum para Pemohon
UU Pilkada UU No. 7/2017 Keterangan dalam persidangan denga agenda
Pasal 23 ayat (3) Pasal 92 ayat (2) Terdapat pertentangan perbaikan permohonan yang digelar
norma didalam UU di MK, Kamis (26/9/2019).
Bawaslu Jumlah Anggota: Pemilu dan UU Pilkada
Provinsi, Panwas a. Bawaslu sebanyak 5 (lima) orang; sehingga berpotensi Anggota Bawaslu Provinsi dan
Kabupaten/Kota, b. Bawaslu Provinsi sebanyak 5 terdapat anggota
dan Panwas (lima) atau 7 (tujuh) orang; Bawaslu Provinsi yang
Bawaslu Kabupaten/Kota
Kecamatan c. Bawaslu Kabupaten/Kota dinonaktifkan karena UU Dalam penyelanggaraan Pemilu
masing-masing sebanyak 3 (tiga) atau 5 (lima) Pilkada mentukan hanya Serentak Tahun 2019 telah dilantik
beranggotakan 3 orang; dan 3 orang anggota; anggota Bawaslu Provinsi dan
(tiga) orang. d. Panwaslu Kecamatan sebanyak 3 Bawaslu Kabupaten/Kota dengan
(tiga) orang. Selain itu, apaila
Bawaslu Kabupaten/
komposisi keanggotaan berjumlah 5
Kota diberikan orang dan kewenangannya dibagi ke
kewenangan tambahan dalam lima divisi, diantaranya: (1)
sebagai penyelenggara divisi organisasi dan sumber daya
pemilihan kepala daerah manusia, (2) divisi pengawasan dan
berpotensi terdapat
anggota Bawaslu hubungan antar lembaga, (3) divisi
Kabupaten/Kota yang hukum dan informasi, (4) divisi
dinonaktifkan karena penindakan pelanggaran, dan (5)
UU Pilkada membatasi divisi sengketa;
hanya 3 orang anggota

14 Nomor 156 • Februari 2020


Menurut para Pemohon,
ketentuan Pasal 23 ayat (3) UU
Pilkada yang mengatur keanggotaan
Bawaslu Provinsi dan Panwas
Kabupaten/Kota hanya berjumlah
tiga orang bertentangan dengan
prinsip kepastian hukum yang adil
(legal certainty), karena potensial
menghilangkan hak konstitusional
Para Pemohon yang telah dilantik
sebagai komisioner Bawaslu Provinsi
dan Bawaslu Kabupaten/Kota
berdasarkan UU Pemilu. Pengurangan
jumlah komisioner Bawaslu Provinsi
dan Bawaslu Kabupaten/Kota
dari 5 orang berdasarkan UU
HUMAS MK/IFA

Pemilu menjadi hanya 3 orang


dengan merujuk Pasal 23 ayat
Pemohon Prinsipal dan Kuasa Hukumnya mengikuti sidang perbaikan uji materiil Undang-Undang
(3) UU Pilkada merupakan bentuk
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
pengabaian terhadap ketentuan Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota, Kamis (26/9) di Ruang Sidang MK.
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945.
Kemudian, sejalan dengan
prinsip “keadilan” dan “kemanfaatan”
yang harus melekat dalam putusan serentak gelombang keempat akan terbesar dari segi jumlah daerah
badan peradilan, para Pemohon diselenggarakan pada 23 September yang menyelenggarakan pilkada,
memohon kepada Mahkamah 2020 mendatang. Terlepas berbagai sehingga memerlukan persiapan
untuk mempertimbangkan agar kekurangannya, prestasi yang yang lebih baik dibandingkan
penyelesaian perkara ini dapat sudah dicapai bangsa kita dalam sebelumnya.
dipercepat, sehingga segaris praktik demokrasi di daerah melalui Bawaslu sebagai salah satu
lurus dengan tahapan pemilihan. penyelenggaraan pilkada langsung unsur penyelenggara pilkada
Berdasarkan Peraturan Komisi perlu terus dilanjutkan ke depan. serentak 2020 juga ingin berpacu
Pemilihan Umum Nomor. 15 Tahun Apalagi penyelenggaraan pemilu bersama-sama dengan jajaran
2019 tentang Tahapan, Program dan legislatif, pemilu presiden langsung, KPU mempersiapkan pengawasan
Jadwal Penyelenggaraan Pilkada dan pilkada langsung selama dua tahapan-tahapan pilkada yang
Serentak Tahun 2020 akan memulai dekade terakhir menghasilkan menjadi tugas pokok dan tanggung
tahapan Penandatanganan Naskah demokrasi yang relatif stabil, jawabnya seperti diamanatkan oleh
Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) sehingga menjadi rujukan banyak UU Pilkada. Namun problemnya
pada tanggal 1 Oktober 2019. Saat negara di dunia. konsolidasi jajaran Bawaslu yang
permohonan ini diajukan ke MK, Pilkada serentak 23 September direncanakan itu saat ini masih
Bawaslu Kabupaten/Kota, tidak 2020 akan berlangsung di 270 daerah, mengalami beberapa kendala.
dapat melaksanakan perjanjian hibah mencakup sembilan pemilihan Pertama, adanya “dualisme”
daerah (NPHD) karena dianggap gubernur, 224 pemilihan bupati, kelembagaan khususnya bagi Panwas
bukan sebagai Panwas Kabupaten/ dan 37 pemilihan walikota. Tahapan Kabupaten/Kota yang sebelumnya
Kota sebagaimana dimaksud dalam pilkada sendiri yang mencakup menjadi unsur penyelenggara Pemilu
UU Pilkada. 24 tahapan, telah dimulai dengan 2019 dengan status sebagai Bawaslu
Sejarah Pilkada secara langsung tahapan perencanaan program dan Kabupaten/Kota sesuai UU Pemilu.
oleh rakyat sudah berlangsung sejak anggaran yang berlangsung pada Kedua, kerancuan pengaturan
2005. Pilkada secara serentak sudah 30 September - 1 Oktober 2019 mengenai jumlah personil dan/
dilakukan bergelombang sejak yang lalu. Pilkada serentak 2020 atau komposisi keanggotaan Panwas
2015, 2017, dan 2018. Pilkada juga merupakan pilkada serentak yang berinduk pada UU Pilkada

Nomor 156 • Februari 2020


15
LAPORAN UTAMA

dan Bawaslu yang berpayung dimaksud oleh UU Pemilu. Itu yang digelar di MK pada Rabu
hukum pada UU Pemilu. Ketiga, artinya, Panwas Kabupaten/Kota (29/1/2020).
legalitas sekaligus legitimasi Panwas yang dimaksud oleh UU No. 10 MK dalam pertimbangan
Kabupaten/Kota sebagai salah satu Tahun 2016 harus dimaknai sama hukum membagi nor ma yang
unsur penyelenggara pilkada yang dengan Bawaslu Kabupaten/Kota dimohonkan para Pemohon pengujian
otoritas pembentukannya dilakukan seperti diamanatkan oleh UU No. 7 konstitusionalitasnya tersebut ke
oleh Bawaslu Provinsi seperti diatur Tahun 2017. dalam tiga kategori. Pertama, norma
oleh UU Pilkada, namun Bawaslu yang dimohonkan untuk dinyatakan
Kabupaten/Kota yang berdasarkan Pokok Permohonan Kabul bertentangan dengan UUD 1945
UU Pemilu justru dibentuk oleh Seluruhnya dan tidak memiliki kekuatan
Bawaslu tingkat pusat. MK menggelar sidang mengikat sepanjang frasa “Panwas
Seperti dikemukakan se­ pemeriksaan perkara Nomor 48/ Kabupaten/Kota” tidak dimaknai
belum­ n ya, UU Pilkada masih PUU-XVII/2019 ini sebanyak 6 kali menjadi “Badan Pengawas Pemilu
menempatkan kedudukan Panwas sidang. Sidang kali ketujuh digelar (Bawaslu) Kabupaten/Kota“. Norma-
Kabupaten/Kota sebagai lembaga dengan agenda pengucapan putusan. norma yang berada dalam kategori
ad hoc yang sewaktu-waktu dapat Sidang yang paling menegangkan dan pertama ini adalah: Pasal 1 angka
dibubarkan. Sementara UU Pemilu sangat menentukan. MK dalam amar 17; Pasal 1 angka 18; Pasal 5 ayat
menempatkan Bawaslu Kabupaten/ putusan menyatakan mengabulkan (2) huruf e; Pasal 22A ayat (1); Pasal
Kota sebagai lembaga permanen seluruh permohonan. 22A ayat (3); Pasal 22B huruf e;
yang memiliki masa jabatan “Amar Putusan, mengadili… Pasal 22B huruf f; Pasal 22B huruf
tetap. Oleh karena menurut para Dalam Pokok Permohonan, h; Pasal 22B huruf j; Pasal 22D;
Pemohon, dalam rangka memperoleh mengabulkan permohonan para Pasal 23 ayat (1); Pasal 23 ayat (2);
kepastian hukum terkait kerangka Pemohon untuk seluruhnya,” Pasal 24 ayat (3); Pasal 25 ayat (2);
hukum penyelenggaraan pilkada kata Ketua MK Anwar Usman Pasal 30; Pasal 32; Pasal 34 huruf
serentak 2020, maka esensi Panwas dengan didampingi delapan Hakim b; Pasal 34 huruf c; Pasal 34 huruf
Kabupaten/Kota menurut UU Pilkada Konstitusi, saat sidang pengucapan d; Pasal 82 ayat (5); Pasal 83; Pasal
harus dipandang sebagai Bawaslu Putusan Nomor 48/PUU-XVII/2019 104 ayat (11); Pasal 105 ayat (1);
Kabupaten/Kota sebagaimana yang Pasal 105 ayat (7); Pasal 110 ayat
(1); Pasal 110 ayat (3); Pasal 119
ayat (1); Pasal 119 ayat (2); Pasal
134 ayat (1); Pasal 134 ayat (5);
Pasal 134 ayat (6); Pasal 135 ayat
(2); Pasal 141; Pasal 144 ayat (1);
Pasal 144 ayat (2); Pasal 144 ayat
(3); Pasal 146 ayat (1); Pasal 146
ayat (3); Pasal 152 ayat (1); Pasal
152 ayat (2); Pasal 154 ayat (1);
Pasal 154 ayat (2); Pasal 193 ayat
(1); Pasal 193 ayat (2); Pasal 193B
ayat (2) UU Pilkada.
Kedua, norma yang dimohonkan
untuk dinyatakan bertentangan
dengan UUD 1945 dan tidak memiliki
kekuatan mengikat sepanjang frasa
“masing-masing beranggotakan 3
(tiga) orang” tidak dimaknai “sama
HUMAS MK/GANIE

dengan jumlah anggota Bawaslu


Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/
Syamsuddin Haris selaku Ahli yang dihadirkan Pemohon saat menyampaikan keahliannya dalam
Kota sebagaimana dimaksudkan
sidang perkara pengujian UU Pilkada, Senin (2/12) di Ruang Sidang Pleno Gedung MK. dalam UU Pemilu”. Norma yang
berada dalam kategori kedua ini

16 Nomor 156 • Februari 2020


adalah norma dalam Pasal 23 ayat
(3) UU Pilkada.
Ketiga, norma yang dimohonkan
untuk dinyatakan bertentangan
dengan UUD 1945 dan tidak
memiliki kekuatan mengikat. Norma
yang berada dalam kategori ketiga
ini adalah norma dalam Pasal 24
ayat (1) dan ayat (2) UU Pilkada.
Berkenaan dengan
penyelenggara Pilkada, dalam
pertimbangan hukum Sub-paragraf
[3.10.1.4] poin 7, halaman 97,
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
31/PUU-XVI/2018, bertanggal 23
HUMAS MK/GANIE

Juli 2018, Mahkamah menyatakan:


“.....Sekalipun rezim hukum
Pemilu dan Pilkada dianggap Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) Fritz Edward Siregar
berbeda, namun penyelenggara memberikan keterangan dalam sidang perkara pengujian UU Pilkada, Selasa (12/11) di Ruang Sidang
Pleno Gedung MK.
Pilkada yang diberi tugas oleh
UU 10/2016 untuk melaksanakan
Pilkada adalah penyelenggara Pemilu dengan semangat Pasal 22E ayat bagian inheren dari komisi pemilihan
yang dibentuk sesuai dengan Pasal (5) UUD 1945. umum yang dimaksud dalam Pasal
22E ayat (5) UUD 1945. Oleh karena Pasal 22E ayat (5) UUD 22E ayat (5) UUD 1945 yang
itu, struktur penyelenggara Pemilu 1945 ditegaskan, “pemilihan berfungsi melakukan pengawasan
dan Pilkada seharusnya tetap sama umum diselenggarakan oleh terhadap penyelenggaraan pemilihan
meskipun melaksanakan mandat sebuah komisi pemilihan umum.” umum di seluruh wilayah Indonesia.
dari dua undang-undang yang Terkait dengan ketentuan Pasal Sebagai lembaga yang
berbeda.” 22E ayat (5) UUD 1945 tersebut, melaksanakan fungsi pengawasan
Merujuk pertimbangan sebagaimana ditegaskan dalam dalam penyelenggaraan pemilu,
hukum Putusan MK Nomor 31/ Putusan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 22E
PUU-XVI/2018 tersebut, dalam Nomor 11/PUU-VIII/2010 dalam ayat (5) UUD 1945, Bawaslu yang
memosisikan penyelenggara pengujian Undang-Undang Nomor 22 bersifat nasional, tetap, dan mandiri
pemilihan, Mahkamah tidak Tahun 2007 tentang Penyelenggara tersebut melaksanakan tugas dan
membedakan antara penyelenggara Pemilihan Umum (UU 22/2007), wewenang pengawasan terhadap
pemilihan umum untuk memilih bertanggal 17 Maret 2010, frasa penyelenggaraan pemilu anggota
Presiden dan Wakil Presiden, anggota “komisi pemilihan umum” dalam DPR, anggota DPD, Presiden dan
DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana ketentuan Pasal 22E ayat (5) UUD Wakil Presiden, anggota DPRD. Hal
termaktub dalam Pasal 22E ayat 1945 dimaknai merujuk pada mana, tugas pengawasan tersebut
(2) UUD 1945 dengan pemilihan fungsi penyelenggaraan pemilihan dilaksanakan oleh lembaga Bawaslu
Gubernur, Bupati, dan Walikota umum yang bersifat nasional, dan jajarannya sesuai dengan
sebagaimana termaktub di dalam tetap dan mandiri. Ihwal ini, fungsi tingkat hierarki lembaga menurut
Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang penyelenggaraan pemilihan umum lingkup wilayah provinsi, kabupaten,
di dalam UU Pilkada termasuk tidak saja dilaksanakan oleh sebuah kota hingga tingkat desa/kelurahan
juga pemilihan Wakil Gubernur, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Tempat Pemungutan Suara
Wakil Bupati dan Wakil Walikota. tetapi juga termasuk oleh sebuah (TPS).
Sesuai dengan pertimbangan dalam Badan Pengawas Pemilihan Umum Selain melaksanakan
putusan a quo, kesemua pemilihan (Bawaslu) sebagai satu kesatuan pengawasan terhadap
tersebut diselenggarakan sesuai fungsi penyelenggaraan pemilu. penyelenggaraan pemilu Presiden
Dalam hal ini, Bawaslu merupakan dan Wakil Presiden, anggota DPR,

Nomor 156 • Februari 2020


17
LAPORAN UTAMA

regulasi pemilu. Perubahan tersebut


terjadi karena Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden, UU No.15/2011,
dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2012 tentang Pemilihan Umum
Anggota DPR, DPD dan DPRD
digabung satu undang-undang, yaitu
menjadi UU No. 7/2017.
Secara faktual, sekalipun
nomenklatur pengawas pemilu di

PONOROGO.BAWASLU.GO.ID
kabupaten/kota, sebagaimana diatur
dalam UU Pilkada sama dengan apa
yang pernah diatur dalam UU No.
15/2011, namun ketika substansi
Ilustrasi papan nama Bawaslu Kabupaten Ponorogo. UU No. 15/2011 telah diganti
dengan UU No. 7/2017, nomenkaltur
pengawas pemilihan masih belum
lagi terjadi keseragaman untuk
anggota DPD, dan anggota DPRD yang terakhir diatur dalam UU No.
semua jenis pemilihan. Dalam hal
secara eksplisit disebut dalam Pasal 7/2017. Dengan dibentuknya UU
ini, lembaga pengawas pemilihan,
22E ayat (2) UUD 1945, pembentuk No. 7/2017, UU 15/2011 dinyatakan
in casu pengawas pemilihan kepala
undang-undang juga memberikan tidak berlaku lagi. Salah satu
daerah di tingkat kabupaten/kota
tugas dan wewenang kepada Bawaslu substansi mendasar di dalam UU
dalam pemilihan bupati dan wakil
melalui UU Penyelenggara Pemilu No. 7/2017 adalah perubahan
bupati dan walikota dan wakil
dan UU Pilkada untuk mengawasi kelembagaan Bawaslu. Dalam hal
walikota dilaksanakan oleh Panwaslu
penyelenggaraan pemilihan kepala ini, Pasal 89 ayat (2) UU No. 7/2017
Kabupaten/Kota.
daerah atau pilkada. Pemberian menyatakan Bawaslu terdiri atas:
Ketika UU No. 7/2017 disahkan,
tugas dan wewenang dimaksud a. Bawaslu; b. Bawaslu Provinsi;
dalam Pasal 571 huruf b UU tersebut
sebagai konsekuensi pengaturan c. Bawaslu Kabupaten/Kota; d.
ditegaskan “Undang-Undang Nomor
bahwa pilkada dilaksanakan Panwaslu Kecamatan; e. Panwaslu
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara
secara langsung. Terakhir kalinya, Kelurahan/Desa; f. Panwaslu LN; dan
Pemilu dicabut dan dinyatakan tidak
undang-undang yang secara khusus g. Pengawas TPS. Lebih jauh, Pasal
berlaku”. Ketentuan Penutup UU
mengatur penyelenggara pemilu 89 ayat (4) dan ayat (5) menyatakan
No. 7/2017 tidak saja menegaskan
adalah Undang-Undang Nomor 15 secara tegas sifat kelembagaan
ihwal substansi status UU No.
Tahun 2011 tentang Penyelenggara masing-masing lembaga pengawas
15/2011 telah diadopsi dalam
Pemilihan Umum (UU No.15/2011). pemilu secara hierarkis, yaitu di
UU No. 7/2017, melainkan juga
Setelah itu, materi muatan terkait mana Bawaslu, Bawaslu Provinsi
menunjukkan terjadinya peralihan
penyelenggara pemilu yang diatur dan Bawaslu Kabupaten/Kota
atau pergantian UU yang menjadi
dalam UU No.15/2011 digabung bersifat tetap, sedangkan Panwaslu
dasar atau rujukan pengaturan
atau disatukan menjadi materi Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/
kelembagaan penyelenggara pemilu.
muatan UU Pemilu, yaitu Undang- Desa, Panwaslu LN, dan Pangawas
Pada saat dasar hukum kelembagaan
Undang Nomor 7 Tahun 2017 TPS bersifat ad hoc.
penyelenggara pemilu berganti,
tentang Pemilihan Umum (UU
maka segala peraturan perundang-
Pemilu). Regulasi Pemilu Berubah undangan yang merujuk pada UU No.
Dalam perkembangannya, Terjadinya perbedaan 15/2011 seharusnya menyesuaikan
sebagai lembaga penyelenggara nomenklatur kelembagaan pengawas pula dan/atau disesuaikan dengan
pemilu yang mengawasi pemilihan antara yang diatur dalam pergantian yang terjadi.
penyelenggaraan pemilu di seluruh UU Pilkada dengan UU No. 7/2017 Ketika UU Pilkada yang
wilayah NKRI, kelembagaan Bawaslu disebabkan terjadinya perubahan mengatur lembaga pengawas

18 Nomor 156 • Februari 2020


pemilihan yang notabene adalah yang mengatur ihwal kelembagaan dimaknai menjadi frasa “Badan
pengawas pemilu sebagaimana Bawaslu harus dijadikan rujukan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota”
diatur oleh UU No. 7/2017 tidak ketika lembaga tersebut diberi tugas bertentangan dengan UUD 1945
disesuaikan dengan perubahan dan wewenang untuk mengawasi adalah beralasan menurut hukum.
nomenklatur pengawas pemilu pilkada. Dalam arti, tugas dan
tingkat kabupaten/ kota, hal wewenang pengawasan pemilihan Komposisi Keanggotaan Bawaslu
demikian akan menyebabkan dalam UU Pilkada dilaksanakan oleh Selanjutnya, pertimbangan
terjadinya ketidakseragaman lembaga Bawaslu sesuai dengan hukum MK terhadap kategori
pengaturan dalam penyelenggaraan nomenklatur, sifat dan hierarki kedua, yakni frasa “masing-masing
fungsi pengawasan terutama kelembagannya sebagaimana beranggotakan 3 (tiga) orang” dalam
dalam pemilihan kepala daerah. dimaksud dalam UU No. 7/2017. Pasal 23 ayat (3) UU Pilkada. Pemohon
Ketidakseragaman tersebut dapat Dengan adanya perubahan meminta frasa tersebut dinyatakan
berdampak terhadap munculnya dua yang dilakukan oleh UU No. bertentangan dengan UUD 1945 dan
institusi pengawas penyelenggaraan 7/2017, pengawas pemilu tingkat tidak memiliki kekuatan mengikat
pemilihan di tingkat kabupetan/ kabupaten/kota yang awalnya sepanjang tidak dimaknai “sama
kota dalam pemilihan anggota hanyalah sebagai lembaga ad dengan jumlah anggota Bawaslu
DPR, anggota DPD, Pr esiden hoc sebagaimana diatur dalam Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/
dan Wakil Presiden, dan anggota UU Pilkada secara konstitusional Kota sebagaimana dimaksudkan
DPRD dengan pilkada. Padahal, harus pula menyesuaikan menjadi dalam UU Pemilu”.
kelembagaan Bawaslu sebagaimana lembaga yang bersifat tetap dengan MK kembali menegaskan
diatur dalam UU No. 7/2017 adalah nama Bawaslu Kabupaten/Kota nomenklatur pengawas tingkat
lembaga yang diberi status atau serta mengikuti perubahan lain kabupaten/kota sebagaimana diatur
sifat tetap (permanen) hingga di sebagaimana diatur dalam UU No. dalam UU No. 15/2011 merupakan
tingkat kabupaten/kota. Sementara 7/2017. dasar atau rujukan dalam
itu, UU Pilkada justru mengatur Dengan demikian, menurut MK, menentukan nomenklatur pengawas
pembentukan, nomenklatur, dan norma pasal-pasal yang diujikan yang diatur dalam UU Pilkada.
sifat yang berbeda terhadap lembaga dalam UU Pilkada sepanjang frasa Dengan diadopsinya substansi UU
pengawas dalam pemilihan kepala “Panwas Kabupaten/Kota” tidak No. 15/2011 ke dalam UU No.
daerah.
Terjadinya perubahan
kelembagaan Bawaslu Kabupaten/
Kota berdasarkan UU No. 7/2017,
maka hal tersebut tidak hanya
berdampak terhadap kedudukan
Bawaslu Kabupaten/Kota dalam
mengawasi penyelenggaraan
pemilu, melainkan juga dalam
menyelenggarakan pengawasan
pemilihan kepala daerah. Artinya,
dengan adanya tugas dan wewenang
Bawaslu mengawasi pemilihan
kepala daerah sesuai UU Pilkada,
perubahan kelembagaan Bawaslu
melalui UU No. 7/2017 dengan
sendirinya berlaku pula dalam
HUMAS MK/GANIE

pelaksanaan pilkada, sehingga


penyesuaian terhadap perubahan
dimaksud dalam UU Pilkada menjadi Kepala Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Raden Gani Muhammad saat
sangat penting. Dalam konteks ini, UU menyampaikan keterangan Pemerintah dalam sidang perkara pengujian UU Pemilu, Rabu (23/10) di
No. 7/2017 sebagai landasan hukum Ruang Sidang Pleno Gedung MK.

Nomor 156 • Februari 2020


19
LAPORAN UTAMA

7/2017, kelembagaan Panwaslu Kota diseleksi dan ditetapkan oleh Berikutnya pertimbangan
Kabupaten/Kota yang diubah Bawaslu Provinsi, kemudian melalui hukum terhadap kategori ketiga,
menjadi Bawaslu Kabupaten/Kota UU 7/2017 diubah menjadi proses terkait dengan dalil para Pemohon
ditetapkan sebagai lembaga yang seleksi melalui Tim Seleksi yang mengenai wewenang Bawaslu
bersifat tetap (permanen), di mana dibentuk oleh Bawaslu. Provinsi dalam membentuk dan
keanggotaanya memegang jabatan “…Bilamana jumlah anggota menetapkan Panwas Kabupaten/
selama 5 (lima) tahun. Bawaslu Provinsi dan jumlah Kota sebagaimana diatur dalam
Komposisi keanggotaan anggota Bawaslu Kabupaten/ Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UU
Bawaslu Provinsi sebagaimana diatur Kota dalam Pasal 23 ayat (3) UU Pilkada. MK kembali menegaskan,
dalam UU No. 15/2011 sebanyak Pilkada tidak dimaknai sama dengan pengisian jabatan anggota Bawaslu
3 orang dan anggota Panwaslu jumlah anggota Bawaslu Provinsi Kabupaten/Kota seharusnya juga
Kabupaten/Kota sebanyak 3 orang. dan Bawaslu Kabupaten/Kota disesuaikan dengan perubahan
Dengan adanya pergantian undang- sebagaimana dimaksudkan dalam yang terjadi dalam UU No. 7/2017.
undang yang mengatur kelembagaan UU 7/2017, tindakan tersebut Definisi Panwas Kabupaten/Kota
penyelenggara pemilu, komposisi menimbulkan ketidakpastian dalam Pasal 1 angka 17 UU Pilkada
anggota Bawaslu Provinsi menjadi hukum sehingga bertentangan yang masih mencantumkan frasa
5 (lima) atau 7 (tujuh) orang, dan dengan norma Pasal 28D Ayat “dibentuk oleh Bawaslu Provinsi”
anggota Bawaslu Kabupaten/Kota (1) UUD 1945. Dengan demikian, harus juga disesuaikan agar tidak
sebanyak 3 (tiga) atau 5 (lima) dalil para Pemohon berkenaan menimbulkan ketidakpastian
orang. Selain, komposisi jumlah dengan inkonstitusionalitas Pasal hukum.
keanggotaan, perubahan juga terjadi 23 ayat (3) UU Pilkada beralasan Lebih dari itu, MK
terkait dengan mekanisme pengisian menurut hukum,“ kata Hakim berpendapat ketentuan Pasal 1
anggota Bawaslu Kabupaten/Kota. Konstitusi Saldi Isra membacakan angka 17 UU Pilkada tidak cukup
Awalnya, melalui UU No. 15/2011, pertimbangan hukum MK. hanya dengan menyatakan frasa
anggota Panwaslu Kabupaten/ “Panwas Kabupaten/Kota” adalah
konstitusional sepanjang dimaknai
menjadi “Bawaslu Kabupaten/
Kota”. tetapi juga demi alasan
kepastian hukum, frasa “dibentuk
oleh Bawaslu Provinsi” haruslah
tidak berlaku sehingga pengisiannya
merujuk sesuai dengan ketentuan
UU No. 7/2017.
Begitu pula dengan Pasal 5 ayat
(2) huruf e UU Pilkada, meskipun
ketentuan ini tidak didalilkan
dan tidak dimohonkan oleh para
Pemohon, MK menyatakan tidak
cukup hanya dengan menyatakan
frasa “Panwaslu Kabupaten/Kota”
bertentangan dengan UUD 1945
sepanjang tidak dimaknai menjadi
“Bawaslu Kabupaten/Kota”. “Harus
pula dinyatakan bahwa frasa
HUMAS MK/GANIE

“Panwaslu Kabupaten/Kota” dalam


Pasal 5 ayat (2) huruf e UU Pilkada
tidak berlaku dan tidak lagi menjadi
Surya Efitrimen selaku Pemohon Prinsipal didampingi kuasa hukumnya Muh. Salman Darwis seusai
mendengarkan sidang pleno pengucapan putusan perkara pengujian UU Pilkada, Rabu (29/1) di dari rumusan norma a quo,” tandas
Ruang Sidang Pleno Gedung MK. Saldi.
NUR ROSIHIN ANA

20 Nomor 156 • Februari 2020


Nomor 156 • Februari 2020
21
RUANG SIDANG

MENYOAL MEKANISME PENGANGKATAN


ANGGOTA DPRP PAPUA

M
ekanisme pengangkatan peraturan perundang-undangan” dinilai tindakan penyimpangan terhadap
anggota DPRP Papua bertentangan dengan UUD 1945. demokrasi yang telah dianut dalam
dinilai menimbulkan Habel Rumbiak selaku kuasa sistem ketatanegaraan di Indonesia,
masalah. Oleh karena hukum Pemohon dalam sidang perdana menegasikan prinsip kedaulatan rakyat,
itu, sejumlah masyarakat Papua yang digelar pada 20 Januari 2020, menciptakan diskriminasi, ketidakadilan,
mengajukan Undang-Undang Nomor 21 menyebutkan bahwa pemilu merupakan dan berpotensi menimbulkan konflik.
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus aktualisasi nyata demokrasi. Rakyat Lebih lanjut Rumbiak menguraikan
Bagi Provinsi Papua (UU Otsus Papua) dapat menyatakan kedaulatan dalam bahwa dalam kenyataannya, menurut
ke Mahkamah Konstitusi (MK). Perkara penyelenggaraan pemerintahan, baik Gubernur Papua bahwa pengangkatan
yang teregistrasi Nomor 4/PUU- di pusat maupun di daerah khususnya anggota DPRP menimbulkan konflik.
XVII/2020 ini dimohonkan Penetina Cani lagi pada daerah yang menganut asas Sehingga sebaiknya keanggotaan DPRP
Cesya Kogoya yang berprofesi sebagai desentralisasi dan otonomi daerah. 2014 – 2019 diteruskan pada periode
karyawan swasta. Dalam permohonan Dalam perkara tersebut, sambung berikutnya agar tidak menimbulkan
ini, Pemohon mendalilkan bahwa Rumbiak, dengan adanya praktik permasalahan-permasalahan baru.
Pasal 6 ayat (2) UU Otsus Papua yang pengangkatan anggota DPRP Provinsi Sebaliknya, di Provinsi Papua Barat dalam
berbunyi, “DPRP terdiri atas anggota Papua dan Papua Barat yang dilakukan rekrutmen calon-calon anggota DPRP,
yang dipilih dan diangkat berdasarkan pemerintahan daerah merupakan melalui pengangkatan terjadi masalah

22 Nomor 156 • Februari 2020


hukum karena seorang Ketua Majelis perempuan dalam sebuah organisasi Papua Barat (DPRPB) oleh gubernur,
Rakyat Provinsi Papua Barat ditunjuk dan atau forum yang dapat bertindak dalam kesatuan bangsa (kesbang), dan panitia
menjadi anggota panitia seleksi. lingkup hukum. seleksi, sesungguhnya merupakan pola
Kekacauan dalam mekanisme Sementara itu, Suhartoyo rekrutmen seperti yang dilakukan oleh
pengangkatan anggota DPRP ini, jelas menasihati agar Pemohon rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan
Rumbiak, menunjukkan adanya proses mencantumkan Petitum yang Presiden Soeharto yang mengangkat
rekrutmen yang tidak demokratis dimohonkan kepada Mahkamah anggota DPR dari Fraksi ABRI, Polri,
s e h i n g g a b e r t e nt a n g a n d e n g a n sebagai sebuah persyaratan sistematika dan anggota MPR dari kelompok utusan
peraturan perundang-undangan yang permohonan. “Belum ada petitum daerah.
berlaku. Salah satu kekhususan Provinsi yang dicantumkan secara persyaratan “Praktik semacam ini
Papua dan Papua Barat tidak terletak sistematika permohonan. Hal ini bisa sesungguhnya menutup ruang dan
pada adanya anggota DPRP yang memiliki penilaian lain dari sebuah memberangus hak Pemohon untuk
diangkat, tetapi jumlah anggotanya permohonan nantinya,” ujar Suhartoyo. menggunakan hak konstitusionalnya
yang lebih banyak daripada DPRP Selain itu, Suhartoyo juga meminta untuk memilih wakilnya dan hak untuk
lainnya yakni DPRP 1 ¼ kali dari DPRP agar Pemohon menelusuri permohonan dipilih menjadi wakil dalam Dewan
sebelumnya. terdahulu yang pernah diajukan ke Perwakilan Rakyat di tingkat provinsi,
“Dengan demikian tidak ada MK yang berkaitan dengan UU Otsus yang berpotensi memperlakukan
halangan bagi orang asli Papua maupun Papua terutama yang sehubungan Pemohon tidak sama kedudukannya
Pemohon untuk menjadi anggota DPRP dengan keanggotaan anggota dewan dalam hukum dan pemerintahan,” tegas
baik Provinsi Papua dan Papua Barat yang merepresentasikan masyarakat Ivan Robert Kairupan selaku kuasa
jika direkrut melalui pemilihan umum adat. Senada dengan hal ini, Arief pun hukum Pemohon, di hadapan Panel
legislatif karena adanya perlindungan menyarankan agar Pemohon benar- Hakim MK yang terdiri atas Hakim
terhadap orang asli Papua yang benar mengamati dengan saksama Konstitusi Arief Hidayat selaku Ketua
diprioritaskan dalam rekrutmen partai apabila permohonan yang dikabulkan, Panel didampingi dua Anggota Panel
politik,” jelas Rumbiak di hadapan sidang serta dampak yang dapat terjadi nanti yakni Hakim Konstitusi Saldi Isra dan
yang dipimpin oleh Hakim Konstitusi mengingat dari frasa “dan diangkat” Hakim Konstitusi Suhartoyo.
Arief Hidayat dengan didampingi oleh tersebut pernah ada Peraturan Daerah Selain itu, sambung Ivan,
Hakim Konstitusi Suhartoyo dan Saldi Khusus No. 9/2009 yang telah mengatur Pemohon mendalilkan tidak adanya
Isra. ketentuan ini dengan sangat jelas dan perlindungan bagi Pemohon untuk
spesifik. “Dalam Perdasus itu, syaratnya memperoleh kesempatan yang sama.
Kerugian Konstitusional harus orang Papua asli. Kalau frasa Pemohon merupakan wakil dari kaum
Menanggapi permohonan ini dihilangkan, malah terjun bebas perempuan yang selama ini bergerak
tersebut, Saldi mencermati perlu bagi bukan? Artinya untuk mengisi DPRP dalam organisasi untuk membela
Pemohon untuk menjelaskan kerugian ini seharusnya bisa berdasarkan UU kepentingan-kepentingan perempuan
konstitusional yang dialami. Pemohon Pemilu. Ini memungkinkan adanya wakil Papua, misalnya sebagai Sekretaris
harus dapat menguraikan kerugian dari masyarakat Papua. Coba pikirkan KNPI Kabupaten Jayawijaya pada 2000
faktual yang dialami dengan berlakunya lagi,” jelas Arief. sampai dengan 2004 dan sejumlah
frasa pada pasal tersebut atau sebuah tugas lainnya. 
kerugian yang sudah terjadi selama ini. Perbaikan Permohonan “Sebagai warga negara yang
Di samping itu, Saldi pun menekankan Kemudian dalam sidang perbaikan mempunyai kedudukan hukum yang
agar Pemohon menjelaskan maksud dari yang digelar pada 10 Februari 2020, sama dalam pemerintahan, kemudian
Pemohon yang menyatakan diri sebagai Pemohon mempertegas permohonannya. menjadi korban dari mekanisme
wakil dari perempuan Papua. Dalam Menurut Pemohon, mekanisme pengangkatan anggota DPRP Provinsi
hal ini, diharapkan Pemohon dapat penyelenggaraan pengangkatan calon Papua. Sebagaimana terjadi pada
menunjukkan bukti keterlibatannya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua Pemohon pada 2019. Ketika proses
dalam sebuah wadah keterwakilan (DPRP) dan Dewan Perwakilan Rakyat pendaftaran dilakukan, Pemohon

Nomor 156 • Februari 2020


23
RUANG SIDANG

kemudian dibatalkan dan tidak diloloskan dengan implementasi norma tersebut, “pengangkatan” anggota DPR Provinsi
oleh Pansel dan kantor kesatuan bangsa Mahkamah menilai bahwa kekhususan yang ditentukan oleh Perdasus,
serta Gubernur Papua sehingga tidak dalam pengisian Anggota DPR Provinsi, menunjukkan adanya proses rekrutmen
lolos sebagai anggota DPR Provinsi baik Provinsi Papua maupun Provinsi yang tidak demokratis, Mahkamah
Papua yang diangkat periode pertama Papua Barat, melalui mekanisme menilai keberadaan Perdasus
setelah putusan Mahkamah Konstitusi pengangkatan yang dipilih oleh Panitia merupakan karakteristik yang diberikan
Nomor 116/PUU-XVII/2019,” ucap Ivan. Seleksi merupakan upaya demokratis oleh UU a quo. Sedangkan substansi
dalam pengisian anggota DPRP melalui atau materi Perdasus itu sendiri
Ditolak mekanisme pengangkatan. bukanlah kewenangan Mahkamah
Terkait permohonan tersebut, Menurut Mahkamah, apabila untuk menilainya.
Majelis Hakim Konstitusi menolak terdapat masalah terkait dengan Sementara itu, dalil yang
permohonan untuk seluruhnya. keberadaan anggota Panitia Seleksi menyatakan pengisian anggota DPRP
Mahkamah menilai apabila upaya yang mempunyai “tendensi atau dan DPRPB melalui mekanisme
memberikan peran dan pengakuan kecenderungan memiliki kedekatan pengangkatan bertentangan dengan
lebih besar melalui mekanisme dengan partai politik”, hal demikian tidak prinsip-prinsip Pemilu yang luber,
pengangkatan tersebut diubah atau pula terkait dengan konstitusionalitas menurut Mahkamah tidaklah
dimaknai “dipilih oleh masyarakat asli kata “diangkat” dalam Pasal 6 ayat tepat digunakan untuk menilai
Papua” sebagaimana dimohonkan oleh (2) UU a quo. Bahkan, sebagai konstitusionalitas kata “diangkat”
Pemohon, Mahkamah berpendapat implementasi dari norma tersebut dalam norma a quo. Karena, mekanisme
bahwa hal tersebut tidak sejalan sesuai dengan pertimbangan hukum pengangkatan memang tidak
dengan semangat otonomi khusus putusan Mahkamah Konstitusi Nomor dimaksudkan penyelenggaraannya
yang diamanatkan UUD 1945. 1 1 6 / P U U -V I I / 2 0 0 9 , p e n g a t u r a n dilaksanakan melalui proses pemilihan
Demikian ucap Hakim Konstitusi perihal komposisi keanggotaan Panitia langsung seperti termaktub dalam Pasal
Arief Hidayat saat membacakan Seleksi dapat disesuaikan tanpa perlu 22E Ayat (1) UUD 1945.
pertimbangan hukum Mahkamah dalam mempersoalkan konstitusionalitas kata “Apabila diletakkan dalam konteks
sidang putusan yang digelar pada Rabu “diangkat” dalam norma Pasal 6 ayat (2) otonomi khusus Papua, mekanisme
(26/2/2020). “Amar Putusan, Mengadili, UU 21/2001, termasuk misalnya dengan tersebut merupakan wujud dari
Menolak Permohonan Pemohon mempertimbangkan “keterwakilan kekhususan Papua dan Papua Barat,
untuk seluruhnya,” ucap Ketua MK perempuan” secara profesional dan sekaligus memberi ruang yang lebih besar
Anwar Usman terhadap perkara yang juga mempertimbangkan “keterwakilan bagi orang asli Papua duduk di DPRP dan
teregistrasi dengan Nomor 4/PUU- masyarakat adat” sesuai dengan DPRPB. Apabila logika Pemohon diikuti,
XVIII/2020 ini. “wilayah adat” di Provinsi Papua dan kata “diangkat” dimaknai menjadi “dipilih
Selanjutnya berkenaan dengan Provinsi Papua Barat. Demikian pula oleh masyarakat asli Papua”, selain
dalil Pemohon yang menyatakan untuk menjauhkan dari “tendensi atau mengurangi karakter kekhususan Papua
pengangkatan anggota DPRP dapat kecenderungan memiliki kedekatan dan Papua Barat dalam bingkai NKRI,
berdampak timbulnya konflik, Arief dengan partai politik”, bahwa anggota tindakan tersebut dapat mengurangi
menguraikan bahwa seandainya adalah Panitia Seleksi tidak berasal dari unsur peluang orang asli Papua menjadi
benar pengisian Anggota DPRP melalui yang dapat dinilai berasal dari partai anggota DPRP dan DPRPB,” terang
mekanisme pengangkatan sebagaimana politik. Arief.
diatur dalam Pasal 6 ayat (2) UU a quo SRI PUJIANTI

telah menimbulkan konflik, hal demikian Mengurangi Peluang


bukanlah persoalan konstitusionalitas Berikutnya terkait dengan dalil
norma. Namun merupakan penerapan Pemohon bahwa akan timbulnya
atau implementasi norma. Sehubungan kekacauan dalam mekanisme

24 Nomor 156 • Februari 2020


Nomor 156 • Februari 2020
25
KILAS PERKARA

Para Pemohon mendalilkan bahwa dimungkinkannya


anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor tidak
lepas dari peran orang dan/atau pemilik motor yang dengan
sengaja memberikan dan/atau meminjamkan kendaraan
bermotor kepada anak di bawah umur, berusia sekitar 7-10
tahun.
“Hal ini tidak saja mengancam keselamatan diri
anak tersebut namun juga mengancam keselamatan jiwa
pengendara motor lainnya, tanpa terkecuali para Pemohon
yang aktivitas kesehariannya menggunakan sepeda motor.
Kondisi tersebut dapat dicegah apabila terdapat sanksi
pidana yang mengancam pemilik motor atau orang yang
dengan sengaja meminjamkan kendaraan bermotor kepada
anak di bawah umur,” kata Victor Santoso Tandiasa, kuasa
MENYOAL SANKSI BAGI ORANG TUA hukum para Pemohon Perkara Nomor 15/PUU-XVIII/2020.
YANG IZINKAN ANAK BERMOTOR Berdasarkan hal tersebut, para Pemohon dalam
petitum-nya meminta Mahkamah menyatakan Pasal 311
DALAM UU LLAJ UU LLAJ terhadap kata “perbuatan” bertentangan dengan
BEBERAPA orang Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak
Sahid Jakarta, Novan Lailathul Rizky, dkk., melakukan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak
pengujian materiil Pasal 311 ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan dimaknai dalam hal “perbuatan” dilakukan oleh pengemudi
ayat (5) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu anak di bawah umur, pertanggungjawaban pidana juga
Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Sidang pemeriksaan uji dikenakan terhadap orang yang turut serta membiarkan,
materi UU LLAJ ini digelar pada Rabu (19/2/2020) di ruang memberikan dan/atau meminjamkan kendaraan bermotor
sidang Mahkamah Konstitusi (MK). kepada anak di bawah umur. (Nano Tresna A.)

bertentangan dengan UUD 1945. Ia menganalogikan apabila


seorang menteri dipilih presiden, ketika menteri tersebut
mengundurkan diri, maka penggantinya tetap dipilih oleh
presiden. Demikian juga seharusnya dengan kepala daerah,
ketika masyarakat memilih kepala daerah, pemilihan
penggantinya pun harus tetap dipilih oleh masyarakat juga.
Menurutnya, telah terjadi dalam sebuah kasus konkret
pada 2017 atas diangkatnya Djarot Syaiful Hidayat sebagai
Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahja Purnama.
Menurut Pemohon, hal ini bermakna seseorang dapat saja
menduduki suatu posisi kepala daerah tanpa melalui proses
pemilihan kepada daerah (pilkada). “Sehingga Pasal 176 UU
Pilkada menciderai syarat 50 persen plus 1 suara sebagai
syarat penetapan calon kepala daerah,” terang Michael.
Adapun penetapan seorang kepala daerah yang diatur
dalam Pasal 54D UU Nomor 1 Tahun 2015 adalah mereka
MEKANISME PENGGANTIAN KEPALA yang mendapatkan suara sah lebih dari 50 persen ditambah
satu suara, sedangkan angka apresiasi suatu partai politik
DAERAH DALAM UU PILKADA DIUJI tidak ada yang mencapai angka tersebut. Sehingga, ketika
MEKANISME pengangkatan untuk mengisi posisi Wakil wakil kepala daerah ditunjuk oleh partai politik tidak
Gubernur DKI Jakarta menjadi latar belakang seorang memenuhi syarat dalam melakukan penunjukan wakil kepala
mahasiswa mengajukan uji materiil Undang-Undang Nomor daerah. Untuk itu, Pemohon memohonkan agar Mahkamah
10 Tahun 2016 (UU Pilkada). Michael yang merupakan menyatakan Pasal 176 UU Pilkada bertentangan dengan
mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta tercatat UUD 1945 serta memerintahkan Komisi Pemilihan Umum
menjadi Pemohon Perkara Nomor 7/PUU-XVIII/2020 . untuk segera menyelenggarakan pemilihan untuk memilih
Dalam sidang perdana yang digelar pada Senin wakil gubernur DKI Jakarta. (Sri Pujianti)
(3/2/2020), Michael mendalilkan Pasal 176 UU Pilkada

26 Nomor 156 • Februari 2020


MEKANISME PENCALONAN PIMPINAN
INKONSISTEN, 3 HAKIM UJIKAN UU
PENGADILAN PAJAK
TRIYONO Martanto, Haposan Lumban Gaol, dan Redno
Sri Rezeki yang berprofesi sebagai hakim pengadilan pajak
mengajukan pengujian Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2002 Tentang Pengadilan Pajak (UU Pengadilan Pajak)
ke Mahkamah Konstitusi. Sidang perkara Nomor 10/
PUU-XVIII/2020 yang digelar pada Rabu (12/2/2020) di
Ruang Sidang Pleno MK ini dipimpin oleh Hakim Konstitusi
Suhartoyo dengan didampingi Hakim Konstitusi Manahan sistem pengangkatan dan pemberhentiannya, terutama
M.P. Sitompul dan Enny Nurbaningsih. dalam hal independensi, kemerdekaan, dan kewibawaan
Dalam permohonannya, para Pemohon mendalilkan hakim untuk memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa
bahwa Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 8 ayat (2) UU Pengadilan pajak. Lebih lanjut, Haposan menilai, bahwa UU a quo tidak
Pajak bertentangan dengan Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 25 mengatur secara jelas dan tegas mengenai mekanisme
UUD 1945. Pasal 5 ayat (2) UU Pengadilan Pajak berbunyi, penentuan calon Ketua dan Wakil Ketua pengadilan pajak
”Pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan bagi sebelum dimintakan persetujuan Ketua Mahkamah Agung
Pengadilan Pajak dilakukan oleh Departemen Keuangan.” dan diusulkan kepada Presiden oleh Menteri Keuangan.
Sementara Pasal 8 ayat (2) UU Pengadilan Pajak berbunyi, Para Pemohon juga mengatakan bahwa sejak adanya
“Ketua dan Wakil Ketua diangkat oleh Presiden dari para pengadilan pajak pada 2002, mekanisme pengusulan calon
Hakim yang diusulkan Menteri setelah mendapatkan ketua dan wakil ketua dilakukan secara berbeda, yakni
persetujuan Ketua Mahkamah Agung.” pernah dilakukan melalui mekanisme pemilihan dari dan
Dalam sidang ini, Haposan yang merupakan salah satu oleh hakim untuk selanjutnya diusulkan kepada menteri
Pemohon menyebutkan ketentuan norma a quo merugikan keuangan. Selain itu, pernah juga didasarkan atas usulan
karena pengangkatan Ketua dan Wakil Ketua yang diusulkan dari ketua periode sebelumnya menjelang masa pensiun.
Menteri dalam Pasal 8 ayat (2) UU Pengadilan Pajak Para Pemohon juga menyebutkan bahwa UU Pengadilan
menimbulkan masalah. Hal tersebut berkaitan dengan Pajak tidak menyertakan masa jabatan ketua dan wakil

Politik pengusung mengusulkan 2 (dua) orang calon Wakil


Gubernur, Wakil Bupati, dan Wakil Walikota kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah melalui Gubernur, Bupati, atau
Walikota, untuk dipilih dalam rapat paripurna Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah”.
Dalam permohonannya, Hendra yang hadir tanpa kuasa
hukum menyebut dirinya mempunyai hak konstitusional
untuk menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa
Bakti (SMB) 2017-2022. Pemohon merasa dirugikan hak
konstitusionalnya dengan berlakunya Pasal 176 ayat (2)
UU Pilkada, yaitu Pemohon tidak memperoleh peluang
secukupnya untuk turut dicalonkan/mencalonkan diri, yakni
mulai penjaringan bakal calon kemudian menjalani fit &
proper test, dan seterusnya, dalam Pemilihan Wakil Gubernur
(Pilwagub) DKI Jakarta SMB 2017-2022.
TERHALANG JADI WAGUB DKI JAKARTA, “Saya tidak memperoleh peluang untuk mencalonkan
WIRASWASTA UJI UU PILKADA diri dalam Pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta masa bakti
2017-2022,” ujarnya di hadapan Panel Hakim yang dipimpin
oleh Hakim Konstitusi Saldi Isra tersebut.
MAHKAMAH Konstitusi (MK) kembali menggelar sidang
Selain itu, Pemohon mendalilkan bahwa seharusnya
pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pemohon bisa turut memimpin manajemen pemerintahan
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (UU Pilkada).
daerah atau arah kemajuan pemerintahan Provinsi DKI
Sidang perdana perkara Nomor 13/PUU-XVIII/2020
Jakarta dalam upaya penanggulangan persoalan-persoalan
tersebut digelar pada Kamis (13/2/2020) di Ruang Sidang
teknik sipil terutama tata air. Untuk itu, dalam petitumnya,
Pleno MK. Perkara ini dimohonkan oleh Hendra Otekan
Pemohon meminta agar Mahkamah menyatakan Pasal 176
Indersyah yang berprofesi sebagai wiraswasta. Ia merasa
ayat (2) UU Pilkada bertentangan dengan UUD 1945. (Lulu
dirugikan dengan berlakunya Pasal 176 ayat (2) UU Pilkada
Anjarsari)
yang menyatakan, “Partai Politik atau gabungan Partai

Nomor 156 • Februari 2020


27
KILAS PERKARA

pejabat yang menetapkan dan/atau melakukan keputusan


dan/atau tindakan.”
Para Pemohon merupakan organisasi non-
pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat berbentuk
perkumpulan yang telah berbadan hukum. Para Pemohon
merasa dirugikan karena berdasarkan Putusan Perkara
Nomor 45/G/2019/PTUN.SRG dinyatakan tidak memiliki
kepentingan dan kerugian secara langsung dan nyata atas
objek gugatan berupa Keputusan Gubernur Banten tentang
Pengangkatan Inspektur Provinsi Banten yang diketahui
memiliki rekam jejak jabatan sebelumnya bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN) tersebut, para Pemohon berpendapat
akan ada putusan-putusan PTUN lainnya dalam sengketa
administrasi pemerintahan khususnya yang menyangkut
pemilihan jabatan suatu instansi atau lembaga publik
lainnya, akan menggagalkan usaha dan kegiatan yang
MERASA DIRUGIKAN PUTUSAN PTUN, dilakukan oleh para Pemohon sebagai lembaga yang
UU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN memiliki visi kepedulian terhadap berbagai kebijakan publik.
DIUJI Para Pemohon mendalilkan ketentuan Pasal 75 ayat
(1) UU Administrasi Pemerintahan telah melanggar hak-
UNDANG-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang hak konstitusional para Pemohon, sehingga para Pemohon
Administrasi Pemerintahan (UU Administrasi Pemerintahan) mengalami kerugian konstitusionalitas atas hilangnya
kembali diajukan untuk diuji materiil di Mahkamah Konstitusi kesempatan para Pemohon pada saat persidangan di PTUN,
(MK). Permohonan Perkara Nomor 11/PUU-XVIII/2020 ini yakini berupa gugatan tidak dapat diterima apabila pasal a
diajukan oleh Perkumpulan Maha Bidik Indonesia di Lebak, quo dimaknai dengan warga masyarakat yang dirugikan
yang diwakili Moch. Ojat Sudrajat S. selaku Ketua. harus mengalami kepentingan dan kerugian secara
Pemohon menguji Pasal 75 ayat (1) UU Administrasi langsung dan nyata. Untuk itulah, Pemohon meminta agar
Pemerintahan, “Warga masyarakat yang dirugikan terhadap gugatan Pemohon di PTUN tidak dapat diterima. Dengan
keputusan dan/atau tindakan dapat mengajukan upaya alasan, tidak mempunyai kepentingan dan tidak memiliki
administratif kepada pejabat pemerintahan atau atasan kerugian yang nyata. (Nano Tresna A.)

Dalam permohonan Nomor 8/PUU-XVIII/2020,


Pemohon mendalilkan pernah ditilang oleh pihak berwajib
dengan menggunakan kedua pasal yang diujikan. Ruben
mendalilkan pasal-pasal tersebut tidak mencerminkan
asas kejelasan rumusan karena frasa “pada siang hari”
tidak mudah dimengerti. Akibatnya, sambung Ruben,
menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya. Padahal setiap peraturan perundang-
undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam
masyarakat melalui jaminan kepastian hukum. Namun,
keberlakuan pasal-pasal tersebut telah nyata menimbulkan
ketidakpastian hukum bagi para Pemohon.
“Bahwa bagian Penjelasan dalam pasal a quo hanya
berbunyi ‘cukup jelas’ yang artinya tidak ada penjelasan
lanjutan terkait dengan frasa ‘pada siang hari’ sehingga
TAK TERIMA DITILANG, DUA menimbulkan ketidakpastian hukum karena tidak ada
kejelasan waktu mulai dari pukul berapa sampai pukul
MAHASISWA UJI UU LLAJ berapa yang dimaksudkan norma tersebut,” terang Ruben.
ELIADI Hulu dan Ruben Saputra Hasiholan Nababan yang Untuk itulah, para Pemohon memohonkan agar
merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Kristen Mahkamah menyatakan kedua pasal bertentangan dengan
Indonesia menguji materiil aturan yang mengharuskan UUD 1945 serta menyatakan kedua pasal konstitusional
pengemudi menyalakan lampu utama motor sebagaimana bersyarat sepanjang frasa “pada siang hari” diubah menjadi
diatur dalam Pasal 107 ayat 2 dan Pasal 293 ayat 2 UU LLAJ. “sepanjang hari”. (Sri Pujianti)

28 Nomor 156 • Februari 2020


Nomor 156 • Februari 2020
29
IKHTISAR PUTUSAN

KEPASTIAN HUKUM “BAWASLU KABUPATEN/KOTA”

LUTHFI WIDAGDO EDDYONO


Peneliti Mahkamah Konstitusi

Nomor Putusan 48/PUU-XVII/2019

Pemohon Pemohon I (Surya Efitrimen), Pemohon II (Nursari) dan Pemohon III (Sulung Muna Rimbawan)

Jenis Perkara perkara Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
dan Walikota Menjadi Undang-Undang (UU Pilkada) terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

Amar Putusan Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya

Tanggal Putusan 29 Januari 2020

P
ara Pemohon adalah perseorangan warga negara Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk bertindak sebagai
Indonesia yang saat ini masing-masing Pemohon Pemohon dalam permohonan a quo.
I adalah Ketua Bawaslu Provinsi Sumatera Barat, Para Pemohon dalam permohonannya mengajukan
Pemohon II adalah Ketua Bawaslu Kota Makassar, permohonan provisi agar Mahkamah mempercepat proses
dan Pemohon III adalah anggota Bawaslu Kabupaten Ponorogo. penyelesaian perkara mengingat permohonan a quo terkait
Oleh karena permohonan Pemohon adalah permohonan untuk dengan tahapan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020.
menguji konstitusionalitas norma UU Pilkada, maka Mahkamah Di mana, berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
berwenang mengadili permohonan a quo. Nomor 15 Tahun 2019 tentang Tahapan, Program dan Jadwal
Menurut para Pemohon, dengan berlakunya norma UU Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun
Pilkada telah merugikan hak konstitusionalnya karena norma a 2020 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi
quo tidak memberikan kepastian hukum ketika para Pemohon Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan
menjalankan tugas pengawasan dalam penyelenggaraan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun
pemilihan kepala daerah (pilkada). Para Pemohon juga 2019 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan
menerangkan perihal anggapan kerugian konstitusionalnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
berupa tidak adanya jaminan atas penghidupan dan pekerjaan Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2020, para
yang layak. Dengan demikian telah jelas adanya hubungan Pemohon akan memulai Tahapan Penandatanganan Naskah
kausal antara anggapan para Pemohon tentang kerugian hak Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) pada tanggal 1 Oktober
konstitusionalnya dengan berlakunya norma undang-undang 2019.
yang dimohonkan pengujian, sehingga jika permohonan para Terhadap Permohonan Provisi para Pemohon tersebut,
Pemohon dikabulkan, kerugian demikian tidak akan atau Mahkamah Konstitusi tidak mungkin mengabulkannya
tidak lagi terjadi. Oleh karena itu terlepas dari dikabulkan dikarenakan proses pemeriksaan perkara a quo baru berakhir
atau tidaknya permohonan a quo, menurut Mahkamah, para pada tanggal 2 Desember 2019. Oleh karena itu, tidak relevan

30 Nomor 156 • Februari 2020


lagi untuk mengaitkan permohonan provisi para Pemohon kelembagaan Bawaslu harus dijadikan rujukan ketika lembaga
dengan waktu penanda-tanganan Naskah Perjanjian Hibah tersebut diberi tugas dan wewenang untuk mengawasi
Daerah (NPHD) sebagaimana didalilkan. Dengan demikian, pilkada. Dalam arti, tugas dan wewenang pengawasan
permohonan provisi para Pemohon tidak beralasan menurut pemilihan dalam UU Pilkada dilaksanakan oleh lembaga
hukum. Bawaslu sesuai dengan nomenklatur, sifat dan hierarki
Menurut Mahkamah Konstitusi dari semua norma yang kelembagannya sebagaimana dimaksud dalam UU No.
dimohonkan para Pemohon pengujian konstitusionalitasnya 7/2017.
tersebut, dapat dibagi dalam tiga kategori. Pertama, norma Dengan adanya perubahan yang dilakukan oleh UU
yang dimohonkan untuk dinyatakan bertentangan dengan UUD No. 7/2017, pengawas pemilu tingkat kabupaten/kota yang
1945 dan tidak memiliki kekuatan mengikat sepanjang frasa awalnya hanyalah sebagai lembaga ad hoc sebagaimana
“Panwas Kabupaten/Kota” tidak dimaknai menjadi “Badan diatur dalam UU Pilkada secara konstitusional harus pula
Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten/Kota“. Norma-norma menyesuaikan menjadi lembaga yang bersifat tetap dengan
yang berada dalam kategori pertama ini adalah: Pasal 1 angka nama Bawaslu Kabupaten/Kota serta mengikuti perubahan
17; Pasal 1 angka 18; Pasal 5 ayat (2) huruf e; Pasal 22A ayat lain sebagaimana diatur dalam UU No. 7/2017. Selama tidak
(1); Pasal 22A ayat (3); Pasal 22B huruf e; Pasal 22B huruf dilakukan penyesuaian kelembagaan pengawas pemilihan
f; Pasal 22B huruf h; Pasal 22B huruf j; Pasal 22D; Pasal 23 tingkat kabupaten/kota sebagaimana diatur dalam UU
ayat (1); Pasal 23 ayat (2); Pasal 24 ayat (3); Pasal 25 ayat Pilkada dengan perubahan dalam UU No. 7/2017, hal
(2); Pasal 30; Pasal 32; Pasal 34 huruf b; Pasal 34 huruf c; demikian menyebabkan terjadinya ketidakpastian hukum
Pasal 34 huruf d; Pasal 82 ayat (5); Pasal 83; Pasal 104 ayat keberadaan lembaga pengawas pemilihan kepala daerah
(11); Pasal 105 ayat (1); Pasal 105 ayat (7); Pasal 110 ayat di kabupaten/kota. Bahkan, sebagaimana telah dinyatakan
(1); Pasal 110 ayat (3); Pasal 119 ayat (1); Pasal 119 ayat dalam pertimbangan hukum Putusan Mahkamah Konstitusi
(2); Pasal 134 ayat (1); Pasal 134 ayat (5); Pasal 134 ayat Nomor 31/PUU-XVI/2018 di atas maka sesuai dengan Pasal
(6); Pasal 135 ayat (2); Pasal 141; Pasal 144 ayat (1); Pasal 22E ayat (5) UUD 1945, struktur penyelenggara pemilihan
144 ayat (2); Pasal 144 ayat (3); Pasal 146 ayat (1); Pasal untuk memilih anggota DPR, anggota DPD, Presiden dan
146 ayat (3); Pasal 152 ayat (1); Pasal 152 ayat (2); Pasal Wakil Presiden, dan anggota DPRD, dan penyelenggaraan
154 ayat (1); Pasal 154 ayat (2); Pasal 193 ayat (1); Pasal pemilihan kepala daerah seharusnya tetap sama meskipun
193 ayat (2); Pasal 193B ayat (2) UU Pilkada. Kedua, norma melaksanakan mandat dari dua undang-undang yang berbeda.
yang dimohonkan untuk dinyatakan bertentangan dengan Dengan pertimbangan hukum sebagaimana
UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan mengikat sepanjang dikemukakan di atas, dalil para Pemohon yang menyatakan
frasa “masing-masing beranggotakan 3 (tiga) orang” tidak norma Pasal 1 angka 17; Pasal 1 angka 18; Pasal 5 ayat (2)
dimaknai “sama dengan jumlah anggota Bawaslu Provinsi huruf e; Pasal 22A ayat (1); Pasal 22A ayat (3); Pasal 22B
dan Bawaslu Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksudkan huruf e; Pasal 22B huruf f; Pasal 22B huruf h; Pasal 22B
dalam UU Pemilu”. Norma yang berada dalam kategori kedua huruf j; Pasal 22D; Pasal 23 ayat (1); Pasal 23 ayat (2); Pasal
ini adalah norma dalam Pasal 23 ayat (3) UU Pilkada. Ketiga, 24 ayat (3); Pasal 25 ayat (2); Pasal 30; Pasal 32; Pasal 34
norma yang dimohonkan untuk dinyatakan bertentangan huruf b; Pasal 34 huruf c; Pasal 34 huruf d; Pasal 82 ayat
dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan mengikat. (5); Pasal 83; Pasal 104 ayat (11); Pasal 105 ayat (1); Pasal
Norma yang berada dalam kategori ketiga ini adalah norma 105 ayat (7); Pasal 110 ayat (1); Pasal 110 ayat (3); Pasal
dalam Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UU Pilkada. 119 ayat (1); Pasal 119 ayat (2); Pasal 134 ayat (1); Pasal
Menurut Mahkamah Konstitusi, dengan terjadinya 134 ayat (5); Pasal 134 ayat (6); Pasal 135 ayat (2); Pasal
perubahan kelembagaan Bawaslu Kabupaten/ Kota 141; Pasal 144 ayat (1); Pasal 144 ayat (2); Pasal 144 ayat
berdasarkan UU No. No. 7/2017, maka hal tersebut tidak (3); Pasal 146 ayat (1); Pasal 146 ayat (3); Pasal 152 ayat
hanya berdampak terhadap kedudukan Bawaslu Kabupaten/ (1); Pasal 152 ayat (2); Pasal 154 ayat (1); Pasal 154 ayat
Kota dalam mengawasi penyelenggaraan pemilu, melainkan (2); Pasal 193 ayat (1); Pasal 193 ayat (2); Pasal 193B ayat
juga dalam menyelenggarakan pengawasan pemilihan kepala (2) UU Pilkada sepanjang frasa “Panwas Kabupaten/Kota”
daerah. Artinya, dengan adanya tugas dan wewenang Bawaslu tidak dimaknai menjadi frasa “Badan Pengawas Pemilu
mengawasi pemilihan kepala daerah sesuai UU Pilkada, Kabupaten/Kota” bertentangan dengan UUD 1945 adalah
perubahan kelembagaan Bawaslu melalui UU No. 7/2017 beralasan menurut hukum.
dengan sendirinya berlaku pula dalam pelaksanaan pilkada, Terkait dengan isu kedua, Mahkamah Konstitusi
sehingga penyesuaian terhadap perubahan dimaksud dalam berpendapat bahwa dengan terjadinya perubahan substansi
UU Pilkada menjadi sangat penting. Dalam konteks ini, UU pengaturan kelembagaan pengawas pemilu kabupaten/
7/2017 sebagai landasan hukum yang mengatur ihwal kota dan juga komposisi keanggotaan Bawaslu Provinsi

Nomor 156 • Februari 2020


31
dan Bawaslu Kabupaten/Kota melalui UU No. 7/2017, maka seharusnya juga disesuaikan dengan perubahan yang terjadi
sebagaimana telah dipertimbangkan di atas, nomenklatur dalam UU No. 7/2017.
lembaga, sifat kelembagaan dan komposisi keanggotaan mesti Sejalan dengan ketentuan Pasal 24 ayat (2) UU Pilkada,
disesuaikan dengan UU No. 7/2017 sebagai ketentuan yang di wewenang pembentukan Panwas Kabupaten/Kota oleh
antaranya mengatur lembaga penyelenggara pemilu. Apabila Bawaslu Provinsi juga termuat dalam Pasal 1 angka 17 UU
penyesuaian tidak dilakukan, akan berdampak terjadinya Pilkada dan Pasal 5 ayat (2) huruf e UU Pilkada. Dalam norma
ketidakpastian hukum kelembagaan lembaga pengawas a quo ditegaskan bahwa Panwas Kabupaten/Kota adalah
pemilu, termasuk pengawasan terhadap pemilihan kepala panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi dan menjadi
daerah. Selain itu, berkenaan pula dengan jumlah anggota salah satu tahapan persiapan penyelenggaraan pemilihan
Bawaslu Provinsi dan jumlah anggota Bawaslu Kabupaten/ kepala daerah. Dengan dipertimbangkan dan dinyatakannya
Kota, dalam Paragraf [3.18] pertimbangan hukum Putusan oleh Mahkamah kelembagaan Panwaslu Kabupaten/Kota
Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-XVI/2018, bertanggal menjadi Bawaslu Kabupaten/Kota yang proses pengisiannya
28 Maret 2019, Mahkamah telah mempertimbangkan, antara dilakukan melalui sebuah tim seleksi yang dibentuk oleh
lain menyatakan bahwa jumlah anggota Bawaslu Provinsi Bawaslu, maka definisi Panwas Kabupaten/Kota dalam Pasal
dan jumlah anggota Bawaslu Kabupaten/Kota sebagaimana 1 angka 17 UU Pilkada yang masih mencantumkan frasa
termaktub di dalam UU No. 7/2017 dinilai sebagai bagian “dibentuk oleh Bawaslu Provinsi” harus juga disesuaikan agar
dari agenda setting rasionalisasi beban kerja penyelenggara tidak menimbulkan ketidakpastian hukum. Apalagi, Panwas
pemilu sesuai dengan tugas, wewenang, kewajiban, dan Kabupaten/Kota telah dimaknai menjadi Bawaslu Kabupaten/
beban kerja masing-masing lembaga. Artinya, Putusan Kota, maka semua pengaturan yang menentukan batas waktu
Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-XVI/2018 a quo pembentukan Bawaslu Kabupaten/Kota sebagai bagian dari
hendak menyatakan bahwa jumlah penyelenggara pemilu di tahapan persiapan pilkada dan Panwas Kabupaten/Kota
setiap tingkatan sebagaimana diatur dalam UU No. 7/2017, dibentuk dan ditetapkan oleh Bawaslu Provinsi, karena alasan
termasuk jumlah anggota Bawaslu Provinsi dan jumlah anggota agar tidak terjadi ketidakpastian hukum, harus pula dinyatakan
Bawaslu Kabupaten/Kota adalah konstitusional. Dengan telah inkonstitusional.
dinyatakan bahwa frasa “Panwas Kabupaten/Kota” dimaknai Sekalipun tidak dimohonkan dan didalilkan oleh para
“Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota”, konstitusional, Pemohon dalam permohonannya, disebabkan substansinya
maka mempersamakan jumlah anggota Bawaslu Provinsi berkelindan dengan “batas waktu pembentukan Bawaslu
dan jumlah anggota Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan Kabupaten/Kota sebagai bagian dari tahapan persiapan pilkada
jumlah dalam UU No. 7/2017 juga merupakan pilihan yang dan Panwas Kabupaten/Kota dibentuk dan ditetapkan oleh
konstitusional, baik dalam penyelenggaraan pemilu maupun bawaslu Provinsi” sebagaimana telah dipertimbangkan di atas,
pemilihan kepala daerah. ketentuan dalam Pasal 1 angka 17 UU Pilkada tidak cukup
Bilamana jumlah anggota Bawaslu Provinsi dan hanya dengan menyatakan frasa “Panwas Kabupaten/Kota”
jumlah anggota Bawaslu Kabupaten/Kota dalam Pasal 23 adalah konstitusional sepanjang dimaknai menjadi “Bawaslu
ayat (3) UU Pilkada tidak dimaknai sama dengan jumlah Kabupaten/Kota”, tetapi juga demi alasan kepastian hukum,
anggota Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota frasa “dibentuk oleh Bawaslu Provinsi” haruslah tidak berlaku
sebagaimana dimaksudkan dalam UU No. 7/2017, tindakan sehingga pengisiannya merujuk sesuai dengan ketentuan UU
tersebut menimbulkan ketidakpastian hukum sehingga 7/2017.
bertentangan dengan norma Pasal 28D ayat (1) UUD 1945. Begitu pula dengan Pasal 5 ayat (2) huruf e UU
Dengan demikian, dalil para Pemohon berkenaan dengan Pilkada, karena alasan untuk kepastian hukum pula, meski
inkonstitusionalitas Pasal 23 ayat (3) UU Pilkada beralasan tidak didalilkan dan tidak dimohonkan oleh para Pemohon,
menurut hukum. tidak cukup hanya dengan menyatakan frasa “Panwaslu
Berkenaan dengan kategori ketiga, terkait dengan Kabupaten/Kota” bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang
dalil para Pemohon mengenai wewenang Bawaslu Provinsi tidak dimaknai menjadi “Bawaslu Kabupaten/Kota” harus pula
dalam membentuk dan menetapkan Panwas Kabupaten/Kota dinyatakan bahwa frasa “Panwaslu Kabupaten/Kota” dalam
sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UU Pasal 5 ayat (2) huruf e UU Pilkada tidak berlaku dan tidak lagi
Pilkada adalah bertentangan dengan prinsip kepastian hukum, menjadi dari rumusan norma a quo. Berdasarkan pertimbangan
Mahkamah perlu menegaskan kembali ihwal pengisian jabatan tersebut, menurut Mahkamah Konstitusi, dalil para Pemohon
anggota Bawaslu Kabupaten/Kota yang kemudian diberi sepanjang terkait Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UU Pilkada
wewenang mengawasi pemilihan di tingkat kabupaten/kota adalah beralasan menurut hukum.

32 Nomor 156 • Februari 2020


Nomor 156 • Februari 2020
33
Ragam Tokoh

ABHAN
KETUA BAWASLU PUJI KINERJA MK

K
etua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Abhan sangat mengapresiasi pencapaian Mahkamah
Konstitusi (MK) sebagai lembaga peradilan konstitusi di Indonesia yang dibentuk sejak 13 Agustus
2003. Salah satunya dia menyoroti pelaksanaan sidang perselisihan hasil pemilihan kepala daerah.
“Salah satunya mengenai penataan waktu penanganan sidang perselisihan hasil pemilihan
kepala daerah yang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Waktunya sekarang bisa lebih
pendek. Saya kira hal itulah yang paling signifikan dari kinerja MK,” kata Abhan dalam acara “Penyampain
Laporan Tahunan MK 2019” di Gedung MK beberapa waktu lalu.
Hal lain, Abhan terkesan dengan transparansi sidang perselisihan hasil Pemilu Presiden dan Pemilu
Legislatif 2019 yang pelaksanaannya, mulai dari sidang pendahuluan, pembuktian, hingga pengucapan putusan
dapat dilihat langsung oleh seluruh rakyat Indonesia, khususnya bagi para pencari keadilan.
Lahir di Pekalongan, 12 November 1968 dari pasangan suami-istri, H.
Misbah Muslimin dan Hj. Malichah, Abhan adalah sulung dari 5 bersaudara
yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang agamis.
Masalah kepemiluan dan demokrasi sejak bergulir reformasi
1998, menjadi perhatian Abhan. Menurutnya, datangnya
reformasi di Indonesia telah membuka kran demokrasi dan
kebebasan berpolitik. Reformasi mempunyai arti penting dalam
demokratisasi Indonesia, khususnya dalam pemilu karena sejak
reformasi sistem dan mekanisme pemilu dapat dilakukan
secara terbuka, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil. Semua pihak dapat berpartisipasi dan mengakses
berbagai informasi yang berhubungan dengan pemilu.

NANO TRESNA ARFANA

34 Nomor 156 • Februari 2020


BUSYRO MUQODDAS 
“MEMBERANTAS KORUPSI DI INDONESIA”

M
antan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menilai penempatan KPK ke
dalam kekuasaan eksekutif merupakan langkah yang dapat merusak independensi. Menurut pria
kelahiran Yogyakarta tersebut, terdapat upaya pelemahan KPK dan penolakan terhadap gerakan
pemberantasan korupsi.
“Bahwa penempatan KPK sebagai lembaga negara dalam rumpun kekuasaan eksekutif yang
melaksanakan tugas pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 19 Tahun 2019
merupakan upaya nyata perusakan independensi Lembaga KPK,” kata pria yang pernah meraih penghargaan Bung
Hatta Anti Corruption Award tersebut.
Lulusan Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum  Universitas Islam Indonesia ini tegas mengungkapkan putusan MK
harus mencerminkan nilai dan tujuan negara serta merespon fakta sesuai dengan persidangan. ”Putusan
MK harus yang mencerminkan ruh, nilai dan tujuan kenegaraan, dan selain itu yang
terpenting adalah merespon fakta yang ada di dalam persidangan,” ucapnya.
Pria yang hobi membaca buku dan olahraga ini berharap MK dapat merespon
serta hadir ditengah masyarakat. “MK diharapkan bisa bersama masyarakat yang
dimiskinkan dan dibunuh secara pelan-pelan oleh mesin korupsi dan itulah harus
direspon oleh MK,” tandasnya.
Selain itu, Bapak dari tiga anak ini juga pernah mengikuti beberapa pelatihan
terkait dengan pemberantasan korupsi, diantaranya Pelatihan Investigasi Pelanggaran
HAM Berat dan peserta pra-pelatihan internasional dalam bidang Human Rights,
Conflict Transformation and Peace Promotion in
Norwegia yang diselenggarakan oleh
Dirjen Perlindungan HAM,
Departemen Hukum
dan HAM RI bersama
dengan Institute
of Human Rights,
University of Oslo
Norwegia.

BAYU

Nomor 156 • Februari 2020


35
KONSTITUSIANA

Tidak Punya Apa-apa tapi Berani Bersedekah

T
idak semua instansi negara memiliki aset, hal itu terungkap dalam acara alih status penggunaan Barang
Milik Negara (BMN), antara Mahkamah Konstitusi dengan Kementerian Koordinator bidang perekonomian,
Senin, 17 Februari 2020.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa alih
status BMN berupa gedung ini membuat Kemenko Perekonomian pindah dan menumpang di gedung
Kementerian Keuangan, “dan sebagai informasi ini adalah satu-satunya aset Kemenko Perekonomian, jadi dengan
dengan diserahkan ini kita tidak punya aset pak, jadi kita statusnya kalau mahasiswa indekos, Pak, jadi kita berkantor
di kantor Kemenkeu. Jadi itu namanya panggilan konstitusi, Pak,” seloroh Airlangga disambut gelak tawa hadirin.
Menanggapi hal itu, Ketua MK, Anwar Usman dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih dan
apresianya kepada Menko Perekonomian, “terima kasih Pak Menko luar biasa, orang yang belum punya apa-apa
tapi berani bersedekah.. luar biasa, tapi yakinlah dengan janji Allah, ketika kamu kehilangan sesuatu Aku akan
menggantikan yang jauh dengan yang lebih bagus dan lebih indah, itu janji Allah,” timpal Anwar disambut tepuk
tangan para hadirin.

Ketika Hakim Konstitusi Meminta Penjelasan


Istilah Penyiaran

B
anyaknya istilah dalam penyiaran tidak mudah dipahami oleh masyarakat yang awam dengan dunia
penyaiaran, hal itu terjadi dalam sidang pengujian Undang-Undang Informasi dan Transaksi Ekonomi
dan UU Hak Cipta dalam perkara 78/PUU-XVII/2019, Selasa, 4 Februari 2020, dengan agenda
mendengar keterangan Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi
dan Informatika, dalam kesempatan itu mewakili Presiden dalam persidangan menjelaskan kepada majelis Hakim
Konstitusi mengenai lembaga penyiaran.
Terhadap keterangan itu Hakim Konstitusi Saldi Isra meminta kepada Pemerintah untuk menjelaskan istilah-
istilah yang telah disebutkan
“Ini karena di dalamnya terlalu banyak menyebut istilah-istilah yang itu bisa membikin kami ragu, IPP itu apa?
Jadi ini kan … apa namanya … izin penyiaran … penyelenggara penyiaran. Oke. Tapi itu kan kepanjangannya saja, apa
itu barang? Itu harus dijelaskan. Lalu ada LBP, Lembaga … apa namanya … penyiaran berlangganan, ada LPS, ada
LPK, ada LBP. Ini nanti kalau enggak dipanjang jadi Luhut Binsar Panjaitan dia jadinya kalau tidak dijelaskan ke kita,”
kata Saldi setengah berseloroh.
Tak ayal hal tersebut memancing orang-orang yang hadir tersenyum simpul.

36 Nomor 156 • Februari 2020


Nomor 156 • Februari 2020
37
38 Nomor 156 • Februari 2020
Nomor 156 • Februari 2020
39
RISET KONSTITUSI

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG RATIFIKASI


PERJANJIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Oleh: Paulus Rudy Calvin Sinaga
Analis Hukum Mahkamah Konstitusi.

B
erikut merupakan ulasan Undang-Undang Nomor 38 Tahun umumnya memerlukan pembahasan
laporan penelitian 2008 tentang Pengesahan Charter dan persetujuan dari DPR maupun
berjudul “Kewenangan of The Association of Southeast Asian Presiden terkait dengan ketentuan yang
Mahkamah Konstitusi Nations (Piagam Perhimpunan Bangsa- akan dimuat di dalamnya. Sedangkan
dalam Melakukan Judicial Bangsa Asia Tenggara), Pemohon pada Undang-Undang hasil ratifikasi,
Review Terhadap Undang-Undang mempersoalkan isi Piagam Perhimpunan Presiden dan DPR hanya bertugas
Ratifikasi Perjanjian Perdagangan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara terutama untuk menyetujui agar Indonesia terikat
Internasional” yang diterbitkan tahun Pasal 1 ayat (5) dan Pasal 2 ayat pada suatu perjanjian Internasional
2018. Penelitian dilandasi kerja sama (2) huruf n yang bersifat intrusif tanpa memiliki hak atau kewenangan
antara Mahkamah Konstitusi dengan dan muatan materinya berpotensi untuk mengubah ketentuan perjanjian
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. bertentangan dengan Pasal 33 dan i nt e r n a s i o n a l t e r s e b u t . H a l i t u
Adapun hasil penelitian selengkapnya Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang dikarenakan karakteristik Undang-
dapat diakses pembaca melalui laman Dasar Negara Republik Indonesia Undang hasil ratifikasi dimana hanya
Mahkamah Konstitusi (www.mkri.id). Tahun 1945. Ketentuan Pasal 1 ayat terdapat dua pasal yaitu Pasal 1
Indonesia telah menjalin (5) berkaitan erat dengan perdagangan yang memuat pengesahan Perjanjian
berbagai macam kerja sama di bidang internasional dimana tujuan ASEAN Internasional dan memuat pernyataan
perdagangan seperti ASEAN Trade in salah satunya untuk menciptakan pasar melampirkan salinan naskah asli
Goods Agreement (ATIGA), ASEAN- tunggal dan basis produksi yang stabil. dan terjemahannya dalam bahasa
China Free Trade Area (AC-FTA), ASEAN Sedangkan Pasal 2 ayat (2) huruf n Indonesia, serta Pasal 2 yang memuat
Korea FTA (AK-FTA), Indonesia-Japan berkaitan dengan komitmen negara ketentuan mengenai saat mulai
Economic Partnership Agreement untuk mewujudkan integrasi ekonomi berlakunya Undang-Undang tersebut.
(IJEPA), ASEAN-India FTA (AI-FTA), kawasan berdasarkan aturan ASEAN. Sebagaimana diatur dalam
ASEAN-Australia-New Zealand FTA Perjanjian ini dipandang oleh Pemohon Undang-Undang Nomor 24 Tahun
(AANZ-FTA) dan sebagainya. Adapun sebagai bentuk hambatan bagi Indonesia 2000 tentang Perjanjian Internasional,
tujuan kerja sama perdagangan dalam menjalankan politik bebas pengesahan perjanjian Internasional
internasional sebagaimana tercantum aktif utamanya di bidang ekonomi. dilakukan dengan undang-undang
dalam pasal 82 ayat (1) Undang- Hamdan Zoelva dan Maria Farida apabila pertama, perjanjian dimaksud
Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Indrati dalam dissenting opinion Putusan berkenaan dengan masalah politik,
Perdagangan yaitu untuk meningkatkan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/ perdamaian, ketahanan, dan keamanan
akses pasar serta melindungi dan PUU-IX/2011 menjelaskan bahwa negara; kedua, adanya perubahan
mengamankan kepentingan nasional. terdapat perbedaan antara Undang- wilayah atau penetapan batas wilayah
Dalam perkara Nomor 33/ Undang Ratifikasi serta Undang-Undang negara Republik Indonesia; ketiga,
PUU-IX/2011 terkait pengujian pada umumnya. Undang-Undang pada perjanjian berhubungan dengan

40 Nomor 156 • Februari 2020


kedaulatan atau hak berdaulat negara, dengan undang-undang. Dengan apabila Presiden belum menandatangani
keempat, perjanjian berkaitan dengan demikian Mahkamah Konstitusi naskah legislasi dan mengumumkannya
hak asasi manusia dan lingkungan hidup, berwenang untuk menguji produk di berita acara negara.
kelima, adanya pembentukan kaidah hukum berupa undang-undang ratifikasi Berpedoman pada praktik
hukum baru, dan keenam, perjanjian perjanjian perdagangan internasional. berperkara di Bundesverfassungsgerichts,
berhubungan dengan pinjaman dan/ Apabila Mahkamah Konstitusi mekanisme judicial review undang-
atau hibah luar negeri. Perlu dipahami menyatakan bahwa suatu norma undang ratifikasi perjanjian internasional
pula bahwa pengesahan perjanjian perjanjian internasional bertentangan dapat dilaksanakan melalui konsep
melalui undang-undang dilakukan dengan konstitusi, bagaimana pemisahan ratifikasi hukum nasional
berdasarkan materi perjanjian dan bukan menerapkan putusan tersebut. dan ratifikasi hukum internasional.
berdasarkan bentuk dan nama perjanjian. Indonesia telah meratifikasi Konvensi Pemerintah dapat terlebih dahulu
Sebagai contoh, pada tanggal 21 Wina tentang Hukum Perjanjian (Vienna memberlakukan undang-undang
November 2015, Pemerintah Republik Convention on The Law of Treaties). ratifikasi dalam lingkup nasional
Indonesia menandatangani Konvensi Dalam Pasal 27 Konvensi Wina 1969, dan memberikan kesempatan bagi
ASEAN Menentang Perdagangan Orang, diatur bahwa para pihak tidak dapat masyarakat untuk melakukan judicial
Terutama Perempuan dan Anak. Konvensi menggunakan ketentuan hukum nasional review selama jangka waktu tertentu.
tersebut berhubungan dengan upaya sebagai pembenaran untuk melanggar Dalam hal ini pemerintah akan menunda
pencegahan, penyidikan, dan penuntutan perjanjian. Pembatalan keikutsertaan pemberlakuan undang-undang atau
tindak pidana perdagangan orang pada suatu perjanjian perdagangan Peraturan Presiden tersebut sebagai
yang bersifat transnasional terutama internasional atas alasan kepentingan instrumen ratifikasi internasional.
perempuan dan anak. Dikarenakan nasional sebagaimana termaktub dalam Praktik ini memungkinkan karena
ruang lingkup perjanjian tersebut Pasal 85 Undang-Undang Nomor 7 keterikatan Indonesia terhadap perjanjian
substansinya berhubungan dengan hak Tahun 2014 tentang Perdagangan internasional akan dimulai ketika
asasi manusia, maka perjanjian tersebut dapat dilakukan secara sah apabila Indonesia telah mengirimkan instrument
disahkan melalui undang-undang yaitu telah mengikuti prosedur sebagaimana of ratification ke lembaga depository.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun diatur dalam Konvensi Wina 1969. Dengan adanya pemisahan
2017 tentang Pengesahan Konvensi Terkait dengan hal itu, dalam ratifikasi hukum nasional dan ratifikasi
ASEAN Menentang Perdagangan praktiknya, Mahkamah Konstitusi Federal berdasarkan hukum internasional,
Orang, Terutama Perempuan dan Anak. Jerman (Bundesverfassungsgerichts) Indonesia tidak akan menghadapi
Selanjutnya, berdasarkan Pasal 84 meminta kepada the Office of the masalah penarikan diri atau
ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor President of the Republic agar tidak pengakhiran perjanjian internasional
7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, menandatangani dan mengundangkan berdasarkan mekanisme hukum
apabila Perjanjian Perdagangan ratifikasi the Agreement on a Unified internasional manakala Mahkamah
Internasional dinilai menimbulkan akibat Patent Court (UPC) untuk sementara Ko n s t i t u s i m e m u t u s k a n n o r m a
luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat waktu. Sebelumnya, parlemen Jerman perjanjian perdagangan yang akan
yang terkait dengan beban keuangan telah mengeluarkan legislasi yang diratifikasi bertentangan dengan
negara dan/atau mengharuskan relevan untuk meratifikasi perjanjian Undang-Undang Dasar 1945.
perubahan atau pembentukan undang- internasional dimaksud. Dengan
undang, pengesahannya dilakukan demikian, legislasi tidak akan berlaku

Nomor 156 • Februari 2020


41
AKSI

Presiden RI Joko Widodo menyampaikan


sambutan kenegaraan dalam Sidang Pleno
Khusus Refleksi Kinerja MK Tahun 2019 dan
Proyeksi Kinerja MK Tahun 2020, Selasa (28/1) di
Ruang Sidang Pleno Gedung MK. Foto Humas/
Gani.

PENYAMPAIAN
sebanyak 3005 perkara. Adapun
perkara tersebut terdiri atas 1317

LAPORAN TAHUNAN
perkara Pengujian Undang-Undang
(PUU), 982 perkara Perselisihan Hasil
Pemililihan Kepala Daerah (PHP Kada),

2019 dan 671 untuk perkara Perselisihan


Hasil Pemililihan Umum (PHPU)
Legislatif.  Sementara itu, khusus untuk
tahun 2019, MK menerima sebanyak 85

S
perkara PUU dan sebanyak 37 perkara
PUU yang berasal dari perkara tahun
etelah bekerja keras dan Pada Selasa (28/01/2020), 2018, sehingga sepanjang 2019, MK
cerdas sepanjang 2019, Mahkamah Konstitusi menggelar menguji 122 perkara. Hingga akhir 2019
yang diakhiri dengan Sidang Pleno Khusus dalam rangka telah diputus sebanyak 92 perkara PUU.
berbagai gelaran kegiatan menyampaikan Laporan Tahunan MK Selanjutnya, pada 2019 ini terdapat
dari tingkat nasional hingga Tahun 2019 di Ruang Sidang Pleno 51 undang-undang yang dimohonkan
internasional Mahkamah Konstitusi MK. Ketua MK Anwar Usman selaku pengujiannya, di antaranya UU Pemilu,
sampai pada penghujung tahun dengan pimpinan Sidang Pleno Khusus UU Aparatur Sipil Negara, dan lainnya.
kewajiban menyampaikan laporan dengan didampingi delapan hakim Sementara itu, untuk aspek
kinerja yang telah dicapai. Tak lupa pula, konstitusi lainnya ini, menyampaikan nonperadilan MK telah berupaya
menyambut 2020 maka MK pun harus aspek peradilan dan non-peradilan yang melakukan peningkatan kapasitas dan
menyampaikan proyeksi kegiatan yang telah dilakukan MK sepanjang 2019. kualitas SDM melalui berbagai kegiatan,
akan diselenggarakan pada masyarakat Anwar mengungkapkan, sepanjang di antaranya  recharging  program,
dalam sebuah laporan terbuka. 2003–2019 MK telah menerima program rintisan gelar, dan diklat serta

42 Nomor 156 • Februari 2020


bimtek. “Berkat kerja keras seluruh dipercaya rakyat. Selanjutnya atas “Namun, kita kemudian terlalu
SDM pada 2019, MK mendapatkan pencapaian MK selama 2019 ini, Jokowi mempersulit aturan di bawahnya
sejumlah apresiasi dari berbagai pihak. pun mengapresiasi keaktifan MK dalam yang dapat saja menghambat kinerja
Bagi MK, mendapatkan penghargaan dunia internasional sehingga diharapkan kita. Untuk itu, Pemerintah dan DPR
bukan menjadi tujuan utama karena di masa mendatang MK makin dihormati melakukan sinkronisasi UU dengan
yang utama adalah melakukan kerja serta disegani dunia. menyelaraskannya dengan harapan
terbaik, penuh integritas, amanah, Dalam sambutan ini, Jokowi juga hukum kemudian menjadi sederhana,
penuh dedikasi, dan profesional,” ujar mengingatkan semua tamu undangan responsif, dan cepat menyerap
Anwar dalam Sidang Pleno Khusus yang untuk memahami perubahan yang perubahan,” terang Jokowi.
dihadiri Presiden Republik Indonesia sangat cepat di tingkat dunia sehingga Selain memperbaiki UU, sambung
Joko Widodo, Ketua DPR RI Puan Indonesia harus membangun cara Jokowi, Pemerintah dan DPR pun
Maharani, Ketua MA Muhammad Hatta kerja baru yang lebih cepat dan efisien melakukan perbaikan regulasi pusat
Ali, dan tamu undangan dari berbagai untuk menyikapi perkembangan dunia dan daerah yang dirasakan menjerat
lembaga negara serta kedutaan besar tersebut. Salah satunya adalah dengan dan menjebak dalam kompleksitas.
negara tetangga. langkah yang harus cepat dengan Sehingga peraturan pemerintah hingga
melakukan penyederhanaan serta peraturan daerah harus disederhanakan
Apresiasi dan Pencapaian pemangkasan kerumitan dalam berbagai guna menangggapi perubahan dunia
Dalam sambutannya, Presiden RI hal termasuk berbagai aturan. yang sangat cepat.
Joko Widodo menyampaikan apresiasi Diakui Jokowi bahwa bangsa “Maka dibutuhkan dukungan
atas pencapaian besar MK selama Indonesia harus bersyukur atas usaha bersama bagi pemerintah dalam visi
2019 dalam menyelesaikan perselisihan yang telah dilakukan pendiri bangsa yang sama untuk menciptakan hukum
hasil pemilihan umum Presiden dan dengan merumuskan konstitusi negara yang sederhana demi terwujudnya
Wakil presiden serta Pemilihan Umum yang tidak lekang oleh zaman. Di keadilan sosial bagi seluruh bangsa
Legislatif pada 2019 dengan proses dalamnya telah mengatur hal-hal yang Indonesia,” jelas Jokowi.
yang sangat transparan, terbuka, dan fundamental sehingga memudahkan SRI PUJIANTI

pertimbangan yang matang untuk bangsa Indonesia saat ini untuk


menjalankan proses demokrasi yang membuat peraturan turunannya.

Nomor 156 • Februari 2020


43
AKSI

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman


melakukan media visit ke Media Nusantara
Citra (MNC Group) yang disambut oleh Hary
HUMAS MK/GANIE

Tanoesudibjo selaku Komisaris Utama MNC Group,


Jumat (31/01) di iNews Tower, Jakarta.

PENTINGNYA SINERGISITAS
MK DAN MEDIA MASSA

M
enjelang penyeleng­ dapat diterima seluruh masyarakat program masing-masing unit kerja
garaan pesta akbar Indonesia, yang tersebar hingga pelosok di MK. Anwar mencontohkan, unit
demokrasi ting­ desa dan pulau terdepan sekalipun dari kerja hubungan masyarakat yang
kat daerah pada Indonesia. bertugas untuk menyebarluaskan
September 2020 pemahaman tentang konstitusi dan MK
mendatang, Mahkamah Konstitusi Peran Penting Media juga terpengaruh, “faktanya masyarakat
(MK) yang dalam salah satunya diberi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) bahkan pejabat negara banyak yang
amanat untuk menjadi lembaga yang Anwar Usman melakukan kunjungan ke belum paham mengenai konstitusi dan
diharapkan mampu menyelesaikan Media Nusantara Citra (MNC Group). MK,” kata Anwar.
perselisihan hasil pemilihan pemilihan Kunjungan disambut langsung oleh Oleh sebab itu melalui laporan
kepala daerah yang akan digelar Komisaris Utama MNC Group, Hary tahunan 2019, MK menyampaikan
pada 270 daerah dengan rincian 9 Tanoesudibjo, Jum’at, (31/01/2020), di kepada rekan-rekan media mengenai
provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. iNews Tower, Jakarta, bersama dengan pencapaian 2019 dan pencapaian 2020,
Untuk memudahkan dan memperluas sejumlah pemimpin redaksi media yang termasuk persoalan yang dihadapi oleh
penyerapan informasi terkait kegiatan tergabung dalam MNC Group. MK. Meski demikian, Anwar menegaskan,
lima tahunan tersebut, MK menggalang Anwar mengatakan, anggaran MK MK tetap akan melaksanakan tugas
kerja sama dengan beberapa media pada 2020 yang berkurang dibanding yang telah diamanatkan, termasuk
massa lokal yang jangkauan siarannya 2019 akan mempengaruhi pelaksanaan menghadapi pemilihan kepala daerah

44 Nomor 156 • Februari 2020


serentak di 270 daerah baik provinsi, massa. Ia berharap kerja sama MK oleh MK sebenarnya banyak yang
kabupaten/kota. dengan media massa dapat terus menarik dan selalu berkaitan dengan
Kepada para pemimpin terjalin. Oleh karena itu, MK melakukan masyarakat. Akan tetapi, lanjutnya, tidak
redaksi MNC Group yang hadir kegiatan kunjungan media sebagai banyak masyarakat yang mengetahui
dalam kesempatan tersebut, Anwar rasa terima kasih atas peran media tentang putusan MK tersebut karena
mengatakan, media memiliki peranan tersebut. "CNN dan detikcom kerap kurangnya sosialisasi. “Kami sangat
penting untuk menjaga MK dengan memberitakan mengenai MK kepada perlu sekali konten kreatif seperti
kritikan sebagai fungsi kontrol media publik. Untuk ini, kami mengucapkan yang dimiliki CNN. Ketika UU diuji
dan penyebarluasan pemberitaan terima kasih," ujar Anwar. dibutuhkan woro-woro, agar masyarakat
mengenai MK. Menurut Anwar, ketika Anwar mengemukakan ia tahu bahwa UU hasil produk DPR dan
ada sesuatu yang salah justru jangan berharap peran media massa dalam Pemerintah sedang diuji di MK dan ini
dipuji karena malah akan menjatuhkan. mendukung MK tidak berhenti hanya penting untuk diketahui,” paparnya.
Anwar juga mengungkapkan rasa terima pada penanganan perselisihan hasil Menanggapi hal tersebut, Alfito
kasihnya kepada kawan-kawan media pemilu. Menurutnya, peran serta media menyambut baik dan berharap agar
yang telah memberitakan MK. juga diharapkan dalam memantau dapat meningkatkan kerja sama dengan
Dalam kesempatan itu, Direktur pelaksanaan kewenangan MK lainnya, MK. Menurutnya, baik CNN Indonesia
Berita iNews Ray Wijaya, meminta seperti pengujian undang-undang. Ia maupun detikcom dapat membantu
kepada MK agar awak pemberitaan berharap agar media massa dapat menyosialisasikan putusan MK dengan
televisi dapat diberikan titik yang pas membantu MK memberikan pemahaman mengemas ke dalam pemberitaan yang
di ruang sidang untuk mendapatkan soal pengujian undang-undang. “Apalagi dapat menjangkau masyarakat luas.
gambar yang bagus, karena itu penting MK tidak bisa mengawasi sendiri Ia menjelaskan CNN Indonesia pun
untuk publik. Ray mengungkapkan, pelaksanaan putusannya,” ujarnya.   telah melakukan kerja sama dengan
bahwa dalam sidang perselisihan Dalam kesempatan itu, Kepala Biro beberapa institusi, semisal BKKBN.
hasil pemilu Presiden/Wakil Presiden Humas dan Protokol MK Heru Setiawan “CNN menguasai konten berita di
pihaknya melakukan siaran langsung pun mengemukakan perkara pengujian Transmedia. CNN pun punya beberapa
selama 21 jam, namun karena tidak undang-undang yang telah diputus kerja sama seperti dengan BKKBN.
mendapatkan lokasi yang strategis
terpaksa harus melakukan siaran
langsung di tengah jalan sehingga tidak
mendapatkan gambar yang bagus.

Memperkuat Dukungan Media Massa


Mahkamah Konstitusi (MK)
melakukan kunjungan media ke
Transmedia Grup (CNN Indonesia, Trans
TV, Trans 7 dan detikcom) pada Kamis
(6/2/2020) di Gedung Transmedia,
Jakarta. Ketua MK Anwar Usman
hadir didampingi oleh Panitera MK
Muhidin, Kepala Biro Humas dan
Protokol Heru Setiawan serta Kepala
Bagian Humas dan Kerja Sama Dalam
Negeri Fajar Laksono disambut langsung
oleh Direktur Utama CNN Indonesia
Titin Rosmasari dan Pemimpin Redaksi
Detikcom Alfito Deannova serta jajaran
direksi CNN Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua MK
Anwar Usman menyampaikan bahwa
kesuksesan penanganan perkara pemilu
2019 juga merupakan andil dari media

Nomor 156 • Februari 2020


45
AKSI

dalam perjalanannya, telah banyak


menyelenggarakan berbagai kegiatan
terkait peningkatan pemahaman
konstitusi warga negara. Namun, hal
tersebut tetap membutuhkan upaya
berikutnya untuk semakin memperluas
kiprah MK sebagai lembaga peradilan,
termasuk publikasi kegiatan MK
ditingkat internasional.
“Pada 2020 ini, MKRI bersama
MK dunia yang tergabung di bawah
Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI
akan mengadakan pertemuan terkait
kiprah negara-negara Islam dalam

HUMAS MK/GANIE
perdamaian dan perkembangan hukum
internasional. Sehingga, untuk acara
Ketua MK Anwar Usman kunjungan media ke Transmedia Grup (CNN Indonesia dan
besar tersebut MK perlu bekerja sama
detikcom), Kamis (6/2) di Gedung Transmedia, Jakarta. dengan rekan-rekan media untuk
mempublikasikannya pada masyarakat
Misalkan, ada sosialisasi yang hendak Hamzah, Kepala Bagian Humas dan luas di seluruh Indonesia,” jelas Anwar.
dibuat terkait putusan, bisa kami muat Kerja Sama Dalam Negeri Fajar Laksono, Sementara itu, Sekretaris Jenderal
ke dalam pemberitaan,” tandasnya. serta Peneliti MK Nalom Kurniawan MK M. Guntur Hamzah mengungkapkan
disambut langsung oleh Wakil Komisaris kunjungan media yang dilakukan ke
Tingkatkan Publikasi SCM Suryani Zaini, Direktur Utama SCTV SCM ini merupakan suatu upaya untuk
Mahkamah Konstitusi (MK) Sutanto Hartono, Direktur Program memupuk kerja sama yang makin erat
mengadakan kunjungan media ke SCTV David Suwarto, dan beberapa antara pemegang kekuasaan yudikatif
PT Surya Citra Media Tbk (SCTV dan jajaran komisaris serta direksi program dan media. Hal ini dilakukan agar kedua
Indosiar) pada Kamis (13/2/2020) di SCM lainnya. pihak dapat secara bersama-sama
Gedung SCTV Tower, Jakarta. Ketua Ketua MK Anwar Usman dalam memberitakan informasi-informasi yang
MK Anwar Usman hadir didampingi sambutannya memaparkan bahwa MK terjadi di MK kepada masyarakat terkait
oleh Sekretaris Jenderal MK M. Guntur sebagai lembaga peradilan konstitusi kiprah MK sebagai penjaga konstitusi.
Menyambut harapan tersebut,
Wakil Komisaris SCM Suryani Zaini
menyambut baik keterbukaan kerja
sama yang kelak terjalin. “Adalah sebuah
kewajiban bagi media untuk turut
berperan memberikan pemahaman
konstitusi melalui siaran-siarannya,”
sambutnya.
Dalam kesempatan ini, Direktur
Utama SCTV Sutanto Hartono pun
mempresentasikan hasil kajian SCM
terkait masih dominannya minat
masyarakat Indonesia untuk menikmati
siaran televisi. Untuk itu, dengan cukup
tingginya rating penikmat program acara
SCTV di Indonesia, publikasi kiprah
MK pun dapat diketahui dan dipahami
HUMAS MK/BAYU

masyarakat Indonesia, terutama terkait


peningkatan pemahaman konstitusi.
Ketua MK Anwar Usman hadir didampingi oleh Sekretaris Jenderal MK M. Guntur Hamzah
ILHAM/LULU/SRI PUJIANTI
melakukan kunjungan media ke PT Surya Citra Media Tbk (SCTV dan Indosiar) pada Kamis
(13/2/2020) di Gedung SCTV Tower, Jakarta.

46 Nomor 156 • Februari 2020


HUMAS MK
SERAH TERIMA
Penandatanganan serah terima BMN
dilakukan oleh Sekretaris Jenderal MK M.
Guntur Hamzah dan Sekretaris Kemenko

GEDUNG KEMENKO
Perekonomian Susiwijono dengan disaksikan
oleh Ketua MK Anwar Usman dan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto.

PEREKONOMIAN

U
ntuk optimalisasi sarana Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin dengan makin tingginya jumlah perkara
dan prasarana kerja, (17/2) di Lantai Dasar Gedung 2 MK. perselisihan hasil pemilu kepala daerah
Mahkamah Konstitusi Foto Humas/Gani. yang diajukan ke MK. Seiring dengan itu,
mengupayakan sebuah “Pelaksanaan acara ini merupakan semakin besarnya antusias masyarakat
kepemilikan tambahan bentuk tindak lanjut dari kesepakatan untuk menghadiri persidangan di
gedung. Pada Senin (17/2/2020) di berbagai pihak dalam rangka pengalihan MK. Namun demikian peningkatan
Lantai Dasar Gedung 2 MK menggelar status penggunaan barang milik negara tersebut belum sepenuhnya terlayani,
penandatanganan Berita Acara Serah berupa barang kantor yang terletak di sehubungan terbatasnya kapasitas
Terima Alih Status Penggunaan Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 7 gedung ruang sidang MK.
Barang Milik Negara (BMN) berupa sebagai kantor Mahkamah Konstitusi,” Selain itu, sambung Guntur,
gedung kantor dan BMN lainnya dari kata Sekretaris Jenderal MK M. Guntur dengan semakin diakuinya kiprah
Kemenko Bidang Perekonomian ke Hamzah dalam acara yang dihadiri antara M a h ka m a h Ko n s t i t u s i Re p u b l i k
MK. Gedung Kementerian Koordinator lain Ketua MK Anwar Usman, Wakil Indonesia (MKRI) di dunia internasional
(Kemenko) Bidang Perekonomian Ketua MK Aswanto, Hakim Konstitusi dengan dijadikannya MKRI sebagai
yang terletak di Jl. Medan Merdeka Daniel Yusic P. Foekh, Menko Bidang Sekretariat Tetap  Association of Asian
Barat No.7, Jakarta, diserahterimakan Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua Constitutional Courts and Equivalent
kepada Mahkamah Konstitusi (MK). Forum Konstitusi Harun Kamil. Institutions  (AACC)  atau Asosiasi MK
Penandatanganan Berita Acara Serah Penggunaan gedung tersebut dan Lembaga Sejenis se-Asia. Kondisi
Terima Alih Status Penggunaan Barang oleh Mahkamah Konstitusi, ungkap ini berimplikasi pada kebutuhan fasilitas
Milik Negara (BMN) oleh Sekjen MK Guntur, dilatarbelakangi meningkatnya yang cukup representatif untuk menjadi
M Guntur Hamzah beserta Sekretaris kebutuhan seiring dengan perkembangan pusat aktivitas Sekretariat Tetap AACC.
Kemenko Perekonomian Susiwijono organisasi dan kelembagaan serta fungsi Sementara itu, Ketua MK Anwar
dan disaksikan oleh Ketua MK Anwar yang dilaksanakan oleh Mahkamah Usman mengungkapkan rasa syukur
Usman dan Menteri Koordinator Bidang Konstitusi. Salah satunya diindikasikan dan terima kasih bahwa Mahkamah

Nomor 156 • Februari 2020


47
AKSI

Konstitusi dapat menempati gedung dengan Menko Perekonomian sudah institusi pemerintah,” imbuh Airlangga.
dari Kemenko Bidang Perekonomian. berlangsung lama. “Kami berterima kasih Usai penandatanganan berita
“Dari lubuk hati yang paling dengan undangan MK terkait dengan acara serah terima alih status
mendalam, kami menyampaikan terima berita acara serah terima alih status Penggunaan BMN berupa gedung
kasih yang luar biasa kepada Bapak penggunaan barang milik negara berupa kantor dan BMN lainnya dari Kemenko
Menko Bidang Perekonomian, Sekretaris gedung kantor dan barang milik negara Bidang Perekonomian ke MK, digelar
Kemenko Bidang Perekonomian dan lainnya dari Kemenko Perekonomian ke acara perpanjangan nota kesepahaman
seluruh jajarannya. Gedung ini akan kami MK yang diselenggarakan pagi ini,” ujar MK dengan Forum Konstitusi (FK).
gunakan semaksimal mungkin untuk Airlangga. “Kami berharap, dengan adanya
mempertahankan dan melaksanakan Dikatakan Airlangga, Kemenko gedung baru ini menjadi penyemangat
amanat konstitusi,” kata Anwar yang Bidang Perekonomian telah bagi pegawai MK dalam bekerja. Ke
juga memaparkan kewenangan- mengakomodir permintaan MK untuk depan, MK juga dapat lebih maju dan
kewenangan dan fungsi MK sebagai alih status Gedung Kemenko Bidang profesional. Indonesia maju, konstitusi
lembaga peradilan konstitusi. Perekonomian kepada MK yang kita juga maju,” tandas Ketua FK Harun
Sedangkan Menko Bidang diharapkan dapat meningkatkan kinerja Kamil.
Perekonomian, Airlangga Hartarto MK. “Serah terima ini diharapkan NANO TRESNA ARFANA

menyampaikan bahwa kerja sama MK menjadi kerja sama yang baik antara

Keluarga Besar MK Mengucapkan Keluarga Besar MK Mengucapkan


Selamat atas Kelahiran Selamat atas Kelahiran
Nadira Azalia Ghassani Alenzo Na Arga Pasaribu
(24 Februari 2020) (24 Februari 2020)

Dian Dwi Hapsoro Alboin Pasaribu


(Auditor) (Peneliti Ahli Muda)

dan dan
Hersinta Setiarini Novaria Dwi Yanthi
(Pengolah Data Perkara dan Putusan)
Semoga menjadi anak yang berbakti
kepada kedua orang tua
Semoga menjadi anak yang shalihah, berguna untuk bangsa dan negara
taat beragama dan berbakti kepada
kedua orang tua

48 Nomor 156 • Februari 2020


HUMAS MK/GANIE
AUDIENSI IKATAN
Ketua MK Anwar Usman menerima audensi
Ikatan Notaris Indonesia (INI), Rabu (19/2) di
Ruang Delegasi Lt. 15 Gedung MK.

KELUARGA ALUMNI
NOTARIAT UNPAD KE MK

S
ejumlah 20 orang notaris MK yaitu untuk mengundang Hakim yang akan dihadiri Hakim Konstitusi
yang tergabung dalam Konstitusi sebagai pembicara dalam nantinya menjadi sebuah seminar
Ikatan Notaris Indonesia seminar yang akan dilaksanakan yang aplikatif. Menurut Badar, pihaknya
(INI) yang terdiri atas pihaknya terkait dengan Putusan MK selaku notaris menginginkan solusi dari
Pengurus Wilayah Jawa Nomor 18/PUU-XVII/2019 mengenai sebuah putusan yang telah diputuskan
Barat INI, Ikatan Keluarga Alumni Jaminan Fidusia. MK karena bagi notaris Putusan MK
Notariat Universitas Padjadjaran (Ikano At a s u n d a n g a n i n i , A n w a r tersebut akan berdampak pada akta
Unpad), dan Program Studi Magister menyambut baik dan menyampaikan yang dibuat pihaknya.
Kenotariatan Universitas Padjadjaran kesediaan Hakim Konstitusi untuk “Bahwa kami akan membuat
(MKn Unpad) melakukan audiensi ke menjadi pembicara. “Nantinya akan akta dari yang lama ke yang baru
MK, Rabu (19/2/2020). Para rombongan diwakilkan oleh Hakim Konstitusi setelah disesuaikan dengan Putusan MK
diterima langsung oleh Ketua MK Anwar Suhartoyo sebagai pemateri,“ sampai tersebut mengenai cidera janji itu kapan
Usman dengan didampingi Sekretaris Anwar. dan bagaimana cidera janji itu terjadi
Jenderal MK M. Guntur Hamzah dan sehingga bagaimana pula mekanisme
Kepala Biro Humas dan Protokol MK Seminar Aplikatif mengambil paksa tanpa ada keputusan
Heru Setiawan di Ruang Delegasi MK. Sementara itu, Ketua Penasihat cidera janji. Dan kami akui Putusan MK
Ketua Ikano Ranti Fauziah Amin Ikano Unpad Badar Baraba itu menjawab kebutuhan masyarakat,”
mengutarakan maksud audiensi ke mengharapkan dalam seminar sampai Badar.
SRI PUJIANTI

Nomor 156 • Februari 2020


49
KILAS AKSI

“Semua bukti dibaca dengan


baik dan dipahami dengan sempurna.
Ada orang-orang yang secara khusus
membaca semua alat bukti tersebut.
Bahkan saya pun terlibat membaca
hingga delapan boks sendiri semua alat
bukti yang masuk. Jadi, sangat sedih
ketika ada anggapan kalau bukti-bukti
yang banyak masuk itu dikatakan tidak
dibaca. Padahal kami mempelajari semua
dengan sungguh-sungguh,” kisah Titis.
Pada penghujung paparan,
sebelum mengajak serta para
Pahami Kewenangan MK mahasiswa ke Pusat Sejarah Konstitusi
dengan memahami kewenangan MK. MK, Titis mengajak para mahasiswa
SEJUMLAH 19 orang mahasiswa Sekolah Salah satunya adalah kewenangan yang merupakan kalangan milenial
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan memutus perselisihan hasil pemilihan yang sangat akrab dengan media
(STKIP) PGRI Tulungagung berkunjung umum (PHPU). Sebagai seorang peneliti, sosial untuk bergabung dengan wadah
ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada Titis yang saban hari berhadapan media sosial MK. Sehingga, para
Senin (27/01/2020). Para mahasiswa dengan perkembangan perkara yang mahasiswa makin memiliki kesadaran
diterima Peneliti MK Titis Anindyajati diajukan ke MK membagi kisahnya berkonstitusi dan memahami hakikat
di Ruang Delegasi lt. 4 Gedung MK. saat membantu hakim konstitusi hak konstitusionalnya sebagai seorang
Melalui paparannya, Titis mengajak dalam penyelesaian hasil perselisihan warga negara. (Sri Pujianti)
para mahasiswa berkenalan lebih dekat pemilihan umum 2019 lalu.

ACICIS Kembali “Kunjungan kami adalah yang dengan prosedur beracara di MK yang
Kunjungi MK ketiga kali ke Mahkamah Konstitusi. tertib dan  on time. Bahkan ada yang
Kali ini para siswa berkeinginan melihat memuji ketegasan Hakim MK saat
SEBANYAK 47 mahasiwa hukum langsung jalannya sidang pengujian memberikan masukan dan nasihat
yang tergabung dalam  Australian undang-undang,” kata pimpinan kepada para Pemohon.
Consortium for ‘In-Country’ Indonesian rombongan, Paramitha Mulia. Usai menyaksikan sidang di MK,
Studies  (ACICIS) untuk ketiga kalinya Selanjutnya dengan dipandu staf rombongan kembali menuju ruang
melakukan kunjungan ke Mahkamah protokol MK, para mahasiswa dan delegasi di lantai 4 Gedung MK untuk
Konstitusi (MK). Pada kesempatan empat staf ACICIS diajak melihat sidang menerima materi mengenai berbagai
itu, rombongan ACICIS bertujuan pengujian Undang-Undang Nomor hal terkait Mahkamah Konstitusi.
menyaksikan langsung jalannya sidang 18  Tahun 2017 tentang Perlindungan Peneliti senior MK, Pan Mohamad Faiz
pengujian undang-undang di MK pada Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI). menerangkan empat kewenangan dan
Kamis (9/1/2020). Beberapa mahasiswa begitu terkesan satu kewajiban MK. Faiz menjelaskan,
kewenangan utama MK adalah menguji
undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar. “Di era Presiden
Soekarno dan Presiden Soeharto
misalnya, pembubaran partai politik
pernah dilakukan dengan mekanisme
politik. Namun setelah reformasi dan
dibentuknya MK Republik Indonesia,
pembubaran partai politik harus
dilakukan melalui mekanisme hukum,”
jelas Faiz. (Nano Tresna Arfana)

50 Nomor 156 • Februari 2020


maupun struktur ketatanegaraan
Republik Indonesia. 
“Semula Undang-Undang Dasar
1945 sebelum perubahan memosisikan
MPR sebagai lembaga tertinggi negara.
Namun pascaperubahan Undang-Undang
Dasar 1945, MPR tidak lagi sebagai
lembaga tertinggi negara. Kedudukannya
sederajat dengan Presiden, MA, MK, DPR,
DPD dan BPK,” kata Irfan.
Selain itu, sambung Irfan, MPR
tidak lagi berwenang untuk menetapkan
Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai
pedoman pembangunan nasional ke
Belajar Urgensi (29/1/2020). Para mahasiswa diterima depan. Kini pembangunan nasional
oleh Peneliti Senior Mahkamah diwujudkan oleh pembentuk undang-
Putusan MK Konstitusi (MK) Irfan Nurachman undang melalui Sistem Perencanaan
di ruang delegasi MK.  Dalam Pembangunan Nasional yang terdiri dari
SEBANYAK 70 mahasiswa Fakultas paparannya, peneliti bergelar Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Hukum Universitas Islam Negeri doktor ini menyampaikan bahwa Nasional dan Rencana Pembangunan
(UIN) Sunan Kalijaga mengunjungi perubahan Undang-Undang Dasar Jangka Menengah Nasional. (Nano
Mahkamah Konstitusi (MK) pada Rabu 1945 berimplikasi, baik pada sistem Tresna Arfana)

Para Mahasiswa satu kekuasaan kehakiman di Indonesia. Kalau Mahkamah Agung menegakkan
STKIP PGRI Sukabumi Awalnya, sistem kekuasaan kehakiman hukum dengan kewenangan yang
dijalankan oleh Mahkamah Agung dan dimiliki dengan peradilan yang di
Kunjungi MK peradilan di bawahnya. Namun sejak bawahnya. Sedangkan Mahkamah
adanya Mahkamah Konstitusi, sistem Konstitusi, sebagai lembaga yang
PENELITI Mahkamah Konstitusi kekuasaan kehakiman di Indonesia diberikan kewenangan limitatif oleh
(MK) Oly Viana Agustine menyambut dibagi dua. Ada Mahkamah Agung dan Undang-Undang Dasar. Putusan
kedatangan para mahasiswa Sekolah Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi bersifat yang
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Terkait kekuasaan kehakiman, pertama dan terakhir serta tidak ada
(STKIP) PGRI Sukabumi pada Kamis kata Oly, ada proses penegakan hukum. upaya hukum.  (Nano Tresna Arfana)
(30/1/2020) di ruang delegasi MK. Pada
pertemuan itu, Oly membahas peran
Mahkamah Konstitusi dalam penegakan
hukum di Indonesia. 
“Kita ketahui bahwa sistem
kekuasaan kehakiman di Indonesia
berubah sejak adanya amendemen
Undang-Undang Dasar 1945 pada
tahun 1999 sampai dilakukan adendum
sebanyak empat kali. Kemudian lahirlah
Mahkamah Konstitusi pada 13 Agustus
2003,” kata Oly kepada 100 mahasiswa
yang hadir.
Dalam Undang-Undang Dasar
1 9 4 5 , u n g k a p O l y, M a h k a m a h
Konstitusi disebutkan sebagai salah

Nomor 156 • Februari 2020


51
KILAS AKSI

SIKD Membangun
Kultur Baru di MK
MAHKAMAH Konstitusi (MK)
menggelar kegiatan “Evaluasi Terhadap
I m p l e m e nt a s i S i s t e m I n fo r m a s i
Kearsipan Dinamis, Sosialiasi Kebijakan
Pengelolaan Arsip Negara di Lingkungan
Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal
Mahkamah Konstitusi” pada Jumat
(31/1/2020) di Bekasi. 
“Kegiatan ini dalam rangka
implementasi Sistem Informasi Kearsipan Dikatakan Guntur, ada keinginan sebagainya. SIKD di MK misalnya, baru
Dinamis di Mahkamah Konstitusi. Saat dari Arsip Nasional Republik Indonesia bisa berjalan baik setelah lebih dari dua
ini sudah sekitar 30 ribu dokumen yang (ANRI) untuk mengintegrasikan secara tahun merintis.  
digunakan Sistem Informasi Kearsipan nasional pelaksanaan Sistem Informasi Guntur berharap, para pejabat
Dinamis di Mahkamah Konstitusi. Ini Kearsipan Dinamis (SIKD) pada 2020. dan pegawai MK dapat memanfaatkan
adalah buah aplikasi yang dibuat oleh Namun demikian, sambung Guntur, SIKD dengan sebaik-baiknya. Termasuk
Arsip Nasional Republik Indonesia,” upaya mengintegrasikan SIKD secara juga para sekretaris Hakim MK dapat
ujar Sekretaris Jenderal MK M. Guntur nasional tidak semudah membalikkan memanfaatkan SIKD untuk menyimpan
Hamzah sebelum membuka resmi telapak tangan. Awalnya, pasti dokumen-dokumen, surat-surat yang
kegiatan yang dihadiri para pejabat dan banyak tantangan. Ada saja pihak berkaitan dengan kegiatan para Hakim
pegawai Mahkamah Konstitusi tersebut.   yang mengkritik, mencemooh dan MK. (Nano Tresna Arfana)

Seleksi Jabatan Konstitusi tahun 2020 bertempat di dilaksanakan tes wawancara terdiri
Assessment Center PPM Manajemen, atas Interview Problem Analysis dan akan
Panitera Pengganti Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020). diakhiri dengan tes kuesioner. Setelah
Tingkat II Dalam seleksi tahap ini, para peserta diuji seleksi tahap ini, selanjutnya peserta
terkait bidang kompetensi manajerial.  akan menghadapi tes Wawancara yang
MAHKAMAH Konstitusi (MK) Dalam tes kompetensi manajerial, akan diselenggarakan pada Rabu, 12
mengadakan Tes Potensi Akademik ada tiga tahapan  yang akan dilalui. Februari 2020 di Ruang Rapat Lantai
(TPA) seleksi Jabatan Panitera Pengganti Perinciannya adalah tes simulasi yang 11 Gedung Mahkamah Konstitusi. 
Tingkat II di Lingkungan Kepaniteraan terdiri dari problem analysis dan Leaderless Peserta yang mengikuti tes
dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Group Discussion. Selanjutnya, berjumlah dua belas orang, diantaranya
Agusniwan Etra, Eddy Purwanto,
Fransisca, I Made Gede Widya Tanaya
Kabinawa, Indah Karmadaniah, Jefri
Porkonanta Tarigan, Nurlidya Stephanny
Hikmah, Rahadian Prima Nugraha,
Rimas Kautsar, Rio Tri Juli Putranto,
Siska Yosephin Sirait, serta Suryo Gilang
Romadlon. (Bayu)

52 Nomor 156 • Februari 2020


Sempurnakan
Pengetahuan Hukum
Konstitusi
KEINGINAN untuk memperdalam
pengetahuan mengenai proses kegiatan
peradilan di Mahkamah Konstitusi,
maka sejumlah 60 mahasiswa dengan
didamping lima dosen dari Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan
(PPKn), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Islam Nusantara
(Uninus) berkunjung ke MK. 
Dalam sambutan, salah satu P e n e l i t i M K A n a n t h i a Ay u mengingat Indonesia merupakan negara
perwakilan dosen menyampaikan Devitasari menyambut akrab kehadiran dalam konstitusinya menganut konsep
bahwa kehadiran dosen pada kunjungan para mahasiswa dengan mengawali pembagian kekuasaan. Selanjutnya,
ke MK tidak lain untuk mendampingi paparannya mengenai Sejarah Lahirnya sambung Ayu, dalam perjalanan sejarah
dan memotivasi mahasiswa yang MK. Pada masa awal kemerdekaan ketatanegaraan Indonesia, kebutuhan
selama ini hanya mengetahui MK secara Indoensia, Ayu menyebutkan bahwa mekanisme  judicial review  baru bisa
teori dalam mata kuliah Teori Hukum seharusnya Balai Agung atau pada saat dipenuhi setelah reformasi. Pada
dan Konstitusi. Melalui kehadiran ini disebut Mahkamah Agung diberi perubahan ketiga UUD 1945 maka
kali ini, diharapkan para mahasiswa wewenang untuk melakukan  judicial dirumuskanlah Pasal 24C yang memuat
semakin mendapatkan bekal materi review. Namun, usulan dari M. Yamin ketentuan tentang MK. (Sri Pujianti)
untuk penyempurnaan pengetahuan tersebut disanggah oleh Soepomo
tentang MK.

Komisi Yudisial Studi menjelaskan sesuai dengan bidangnya. Selanjutnya, Teguh menjelaskan
Kepala Biro Sumber Daya Manusia tentang administrasi kepegawaian MK
Banding ke MK dan Organisasi MK Teguh Wahyudi yang terdiri dari dua pelayanan, yaitu
menerangkan penerapan struktur pelayanan administrasi hakim dan
SEKRETARIS Jenderal Komisi Yudisial organisasi di MK bermula pada 2004. pelayanan administrasi kepegawaian.
Tubagus Rismunandar Ruhijat beserta “Terus kami melakukan perubahan dan Sedangkan, status kepegawaian terdiri
segenap jajarannya berkunjung ke perbaikan struktur organisasi untuk dari empat jenis yakni pegawai negeri
Mahkamah Konstitusi (MK) pada Selasa menyesuaikan kondisi sesuai kebutuhan sipil (PNS), pegawai perbantuan,
(4/2/2020) siang. Kedatangan mereka organisasi. Dari tahun ke tahun struktur pegawai non-PNS, pegawai mancadaya.
disambut oleh Sekretaris Jenderal organisasi MK berkembang,” kata Teguh. (Nano Tresna Arfana)
MK M. Guntur Hamzah beserta para
pejabat MK di Ruang Rapat Gedung
MK. “Kedatangan kami bertujuan
menimba pengalaman dan belajar
dari Mahkamah Konstitusi dalam
pengelolaan berbagai unit kerja seperti
sumber daya manusia, kehumasan,
perencanaan dan sebagainya,” kata
Tubagus Rismunandar Ruhijat.
Guntur Hamzah menyambut
hangat maksud dan tujuan kedatangan
Delegasi KY ke MK. Selanjutnya, Guntur
memberikan kesempatan kepada
sejumlah pejabat MK yang hadir untuk

Nomor 156 • Februari 2020


53
KILAS AKSI

undang-undang terus meningkat.


Misalnya UU Pemilu dan UU KPK,
paling sering diuji. Undang-undang
yang sama boleh diuji kembali, baik
pasal maupun frasanya, asalkan ada
perbedaan batu ujinya atau perbedaan
alasan konstitusional,” ucap Luthfi.  
Kewenangan MK berikutnya
memutus perselisihan hasil pemilihan
umum. MK juga berwenang memutus
pembubaran partai politik. Selain itu
MK berwenang memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD
BEM FH Universitas setara dan ada mekanisme checks and 1945. Lebih lanjut Luthfi menyampaikan
berbagai hal terkait amendemen UUD
Udayana Kunjungi MK balances. “Tidak ada yang lebih tinggi.
Yang membedakan adalah fungsinya. 1945 pada 1999 hingga 2002. “Proses
Berbeda dengan UUD 1945 sebelum amendemen UUD 1945 tidak datar-
SEBANYAK 50 orang dari Badan amendemen, MPR adalah lembaga datar saja, banyak peristiwa terjadi.
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas tertinggi negara,” kata Luthfi. Contohnya pemakzulan Presiden Gusdur
Hukum Universitas Udayana Bali Dikatakan Luthfi, MK yang tidak dilakukan secara hukum, tapi
berkunjung ke Mahkamah Konstitusi terbentuk pada 13 Agustus 2003 proses politik. Tapi kemudian MPR
(MK) pada Rabu (5/2/2020). Peneliti memiliki sejumlah kewenangan. berpikir, tidak baik juga memakzulkan
Luthfi Widagdo Eddyono menerima Kewenangan utama MK adalah Presiden hanya dengan proses politik.
para mahasiswa di Aula Gedung MK. menguji undang-undang terhadap Maka dibentuklah MK yang diberikan
Luthfi menerangkan bahwa kedudukan UUD 1945.  “Undang-undang diuji kewenangan terkait pemakzulan
lembaga-lembaga negara di Indonesia di MK banyak sekali. Sejak 2003 Presiden,” imbuh Luthfi. (Nano Tresna
setelah amandemen UUD 1945 adalah sampai sekarang, grafik pengujian Arfana)

Pelajari SIKD, Arsiparis Kearsipan Dinamis (SIKD) yang telah aspek keteladanan yang kuat dari
diterapkan dengan masif di MK. pimpinan setelah dituangkannya
MPR Lakukan Studi Menyambut semangat belajar dan sebuah komitmen yang kuat.
Lapangan ke MK berbagi para arsiparis, Kepala Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi MK
“Maka SIKD bisa masif digunakan
di MK utamanya adalah adanya
Achmad Budi Djohari dengan didampingi komitmen pimpinan yang dituangkan
ARSIPARIS Subbagian Kearsipan Pranata Komputer Muda MK Riska SK Sekjen sehingga aspek legalnya
Sekretariat Jenderal Majelis Aprian menyampaikan beberapa kiat MK menjadi kuat dan pelaksanaannya pun
Permusyawaratan Rakyat (MPR) selaku lembaga peradilan yang menjadi diawali dari pimpinan yang memberkan
melakukan studi lapangan ke percontohan dalam pengembangan keteladanan bagi para pegawainya,”
Mahkamah Konstitusi pada Rabu SIKD bagi kementerian dan lembaga terang Budi dalam kegiatan yang
(5/2/2020). Salah seorang perwakilan negara di Indonesia. Ia menjelaskan dilaksanakan di Ruang Delegasi MK.
rombongan menyebutkan bahwa terdapat beberapa kunci bagi masifnya Adapun kiat berikutnya, sambung
maksud kedatangan para arsiparis penggunaan SIKD di MK, yakni komitmen Budi, adalah keberadaan SIKD tersebut
MPR ke MK tidak lain sebagai bagian pimpinan dalam penggunaan SIKD yang dirasakan mempermudah pekerjaan
dari stusi lapangan terkait penerapan dituangkan dalam Surat Keputusan pegawai yang menggunakannya.
dan pemanfaatan Sistem Informasi Sekretaris Jenderal. Berikutnya adanya D e n g a n ka t a l a i n , s i s t e m d a r i
SIKD pun dibuat ramah terhadap
penggunanya. Dengan demikian,
setiap pegawai akan dengan senang
hati menggunakan dalam setiap lini
pekerjaan yang membutuhkan sistem
tersebut. Selanjutnya, dibutuhkan pula
keterbukaan dalam mengelola dan
memanfaatkan SIKD sehingga setiap
data dan informasi yang dituangkan
harus dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran dan keterbukaannya. (Sri
Pujianti)

54 Nomor 156 • Februari 2020


Malaysia, Filipina, Singapura) hingga
dapat saling menyepakati berdirinya
sebuah asosiasi. Delegasi MK juga
menanyakan perihal syarat-syarat
yang ditetapkan oleh ASEAN dalam
menerima sebuah negara baru untuk
bergabung dalam keanggotaan ASEAN.
Kedua pertanyaan disampaikan karena
berkaitan dengan program kerja
internasional MK karena MK akan
menjadi tuan rumah penyelenggaraan
Konferensi untuk Mahkamah Konstitusi
Proses Pembentukan / Mahkamah Agung dari negara-negara
Asosiasi Internasional Kepala Bagian Sekretariat Tetap
AACC dan Kerja Sama Luar Negeri Sri
anggota OKI (Organisasi Kerjasama
Islam) pada 2020 ini. Konferensi kedua
di Markas Baru ASEAN Handayani diterima langsung  Head tersebut akan membahas perihal
of Community Relation  Romeo Arca Jr kemungkinan pembentukan Asosiasi
SEBAGAI bentuk pembelajaran dan dan Andhie Ananta selaku  Comunity Peradilan negara-negara OKI (Judicial
forum berbagi pengalaman,  Unit Kerja Officer  di ruang pertemuan bilateral Organization of Islamic Cooperation).
Sekretariat Tetap AACC dan Kerja Gedung utama ASEAN. Di saat yang sama, sebagai Sekretariat
Sama Luar Negeri MK melangsungkan Dalam pertemuan tersebut, Tetap AACC, MKRI juga perlu untuk
kunjungan kerja ke kantor baru ASEAN delegasi MK membuka diskusi dengan tetap akan mengusahakan adanya
yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, menanyakan perihal persiapan yang penambahan negara-negara baru
Jakarta Selatan, pada Rabu (5/2/2020). dilakukan oleh 5 negara  founding anggota AACC. (Noel)
Delegasi MKRI yang dipimpin oleh fathers  ASEAN (Indonesia, Thailand,

Belajar Penegakan Konstitusi konsepsional ditandai Bicara penegakan hukum


dengan berfungsinya Pancasila sebagai konstitusi di Indonesia, ungkap
Hukum Konstitusi landasan filosofi bangsa. Sedangkan Andriani, merupakan salah satu tugas
konstitusi secara operasional, kata utama Mahkamah Konstitusi dalam
PARA dosen dan mahasiswa Fakultas Andriani, dimaknai sebagai apa yang melaksanakan hukum konstitusi dan
Hukum Universitas Surabaya (FH Ubaya) tercermin dalam fungsi konstitusi secara teks otoritatif dalam Undang-Undang
berkunjung ke Mahkamah Konstitusi konsepsional dapat terealisasikan secara Dasar 1945 yang mempunyai makna
(MK) pada Kamis (6/2/2020). Peneliti nyata dalam kehidupan berbangsa dan sebagai upaya memfungsikan konstitusi
MK Andriani W. Novitasari menerima bernegara, serta mampu dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat dan
rombongan di aula Gedung MK dan oleh supra struktur pemerintah, bernegara. (Nano Tresna Arfana).
memberikan materi “Penegakan Hukum infrastruktur parpol, organisasi massa
Konstitusi di Indonesia.”  dan segenap masyarakat. 
Andriani menjelaskan penegakan
hukum pada umumnya yang terlibat
hanya penegakan hukum secara pidana
dan perdata. Sedangkan penegakan
hukum konstitusi bukan hanya dilakukan
Mahkamah Konstitusi sendiri. “Semua
lembaga negara, institusi maupun warga
negara pun ikut terlibat dalam penegakan
hukum konstitusi,” ujar Andriani.
Andriani melanjutkan, para
begawan hukum tata negara
membedakan pengertian konstitusi
secara konsepsional dan operasional.

Nomor 156 • Februari 2020


55
KILAS AKSI

setiap pengadilan atau pengadilan biasa


boleh menguji ketentuan peraturan
perundang-undangan yang menjadi
dasar hukum ketika mendalilkan sebuah
pelanggaran. Sifatnya terdesentralisasi,”
ungkap Alboin yang menyajikan materi
“Peradilan Konstitusi dalam Praktik
Ketatanegaraan.”
Selain itu, sambung Alboin, ada
model Austria yang mendirikan satu
lembaga tersendiri yang bernama
Mahkamah Konstitusi, sifatnya untuk
menguji ketika peraturan sudah disahkan
Mahasiswa FH 18 mahasiswa Fakultas Hukum (FH) oleh parlemen. Juga ada model Perancis
Universitas Katolik Darma Cendika yang dikenal dengan  constitutional
Universitas Katolik (UKDC), Surabaya pada Senin preview  yang menguji rancangan
Darma Cendika Surabaya (10/2/2020) di ruang delegasi MK. Alboin undang-undang yang belum disahkan
menerangkan sejarah  judicial review  di parlemen. Pengujiannya dilakukan oleh
Kunjungi MK dunia dan beberapa model pengujian dewan konstitusi. (Nano Tresna Arfana).
konstitusi. Dalam praktiknya, setidaknya
PENELITI Mahkamah Konstitusi (MK) ada tiga model pengujian konstitusi.
Alboin Pasaribu menerima kunjungan “Ada model Amerika Serikat, bahwa

menyambut akrab para siswa yang memiliki peran sentral dalam kehidupan
Belajar Sistem berkunjung ke MK didampingi tiga berbangsa dan bernegara. Harapannya,
Ketatanegaraan orang guru sekolah tersebut dengan dengan kunjungan ini para siswa dapat
mengenalkan keberadaan Mahkamah termotivasi untuk melanjutkan studi
Indonesia Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan pada jenjang yang lebih tinggi pada
di Indonesia. kampus terbaik serta dapat menjadi
SEJUMLAH 37 siswa SMAN 1 Padang, Sebelum pemaparan materi, salah pemimpin bangsa di masa mendatang
Sumatera Barat mendapatkan satu guru siswa memberikan sambutan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
pemaparan materi terkait sistem bahwa kehadiran para siswa Kelas masing-masing.
ketatanegaraan di Indonesia di Aula XI IPS Unggul dari SMAN 1 Padang Dijelaskan oleh Abdul Basyid
Lantai Dasar Gedung Mahkamah ini merupakan rangkaian kunjungan bahwa MK dalam sistem ketatanegaraan
Konstitusi (MK) pada Senin (10/2/2020). orientasi ke beberapa kampus terbaik di Indonesia sangat erat kitannya
Peneliti MK Abdul Basyid Fuadi di Pulau Jawa dan lembaga negara yang dengan tuntutan reformasi yang terjadi
pada 1998. Kendati para siswa yang
hadir belum lahir pada masa itu, namun
sejarah besar bangsa Indonesia ini
haruslah dipahami. Karena, sambung
Basyid, sangat terkait dengan keberadan
MK sebagai lembaga peradilan yang
lahir dari perubahan konstitusi pada
masa tuntutan reformasi tersebut
berlangsung. “Tuntutan reformasi
sangat dekat dengat kita. Maka,
MK adalah lembaga yang lahir dari
perubahan yang terjadi dari amendemen
UUD 1945. Sebelumnya kita tidak kenal
MK,” terang Basyid. (Sri Pujianti).

56 Nomor 156 • Februari 2020


Rakyat (DPR). Pengelolaan keuangan
negara di MK sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Secara anggaran
MK diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.
Acara yang dilakukan saat ini
sangat penting karena untuk memastikan
akuntabilitas penggunaan anggaran di MK.
Selain adanya audit oleh BPK, inspektorat
juga melakukan pengawasan internal
yang sifatnya preventif agar kesalahan
yang sama tidak terulang. Sementara
BPK melakukan audit sesuai dengan
laporan. Dalam kesempatan yang sama,
Konsinyering (Unaudited) serta  Bridging  Aplikasi
Guntur juga membahas  bridging  aplikasi
Sistem Informasi dan Verifikasi Keuangan
Pelaporan Keuangan Sistem Aplikasi Satker (SAS) dengan (SIVIKA) dengan sistem yang dimiliki
2019, Bridging Sistem Informasi dan Verifikasi Keuangan oleh kementerian keuangan. Menurut
(SIVIKA). Kegiatan ini berlangsung pada Guntur, penyelenggara negara harus
Aplikasi Keuangan dan Jumat-Sabtu (7-8/02/2020) di Tangerang dapat beradaptasi dengan perubahan
Finalisasi Renstra Selatan, Banten. yang terjadi, terutama dalam digitalisasi
Menurut Guntur, MK merupakan birokrasi. Jika menunggu kesiapan untuk
SEKERTARIS Jenderal Mahkamah lembaga yang strategis karena mengadopsi perubahan sistem, maka
Konstitusi, M Guntur Hamzah membuka menyangkut kebijakan negara, MK kita tidak akan pernah siap. “Emilia Erhart
Konsinyering Penyusunan Laporan menguji kebijakan yang dihasilkan oleh mengatakan the most effective way to do
Keuangan Mahkamah Konstitusi Presiden bersama Dewan Perwakilan it is to do it,” kata Guntur. (Ilham)

Konsep Revisi PMK dan pemeriksaan alat bukti, hingga PMK yang baru dapat meningkatkan
PHPKada 2020 evaluasi terhadap format putusan.
Sementara, Panitera MK Muhidin
kualitas penanganan perkara di MK.
Selain itu, dapat meningkatkan efisiensi
mengatakan dalam perkembangannya dan efektifitas penyelesaian perkara di
MAHKAMAH Konstitusi (MK)
PMK tentang Tentang Tahapan, Kegiatan, MK sehingga memperlancar prosedur
menyelenggarakan kegiatan
dan Jadwal Penanganan Perkara beracara baik di MK sendiri maupun
Pembahasan Konsep Revisi Peraturan
dipandang perlu untuk dibahas sekaligus para pencari keadilan. (Bayu)
Mahkamah Konstitusi (PMK) tentang
disempurnakan. Diharapkan dengan
Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota (PHPKada) Tahun
2020, di Tangerang, pada Jumat-Sabtu
(7-8/2/2020). Kegiatan tersebut dihadiri
langsung oleh Sekretaris Jenderal
MK M. Guntur Hamzah, Panitera MK
Muhidin, serta Kepala Biro, Panitera
Muda, dan staf MK.
Sekretaris Jenderal MK
M. Guntur Hamzah mengatakan
kegiatan ini merupakan pembahasan
konsep revisi terhadap PMK,
mulai dari tahap pendaftaran
permohonan, penjadwalan sidang,
format permohonan, jawaban
termohon, keterangan pihak terkait,
mendengarkan keterangan saksi

Nomor 156 • Februari 2020


57
KILAS AKSI

Belajar Pahami
Kewenangan MK
GAGASAN Hans Kelsen yang menyatakan
pelaksanaan konstitusional tentang
legislasi dapat secara efektif dijamin
hanya jika suatu organ selain badan
legislatif, diberikan tugas untuk
menguji produk hukum konstitusional.
Melalui konsep ini lahirlah suatu
lembaga yang dikenal dengan nama
Mahkamah Konstitusi (MK). Hal tersebut
dikemukakan Peneliti MK Bisariyadi di Indonesia. Tidak ada lagi MPR yang konstitusi. Peran ini menurut Bisar
saat membuka pemaparan menyambut didaulat sebagai lembaga tertinggi adalah hal yang benar-benar dijaga
kehadiran 10 orang mahasiswa Fakultas negara karena semua posisi lembaga oleh MK dengan mencermati secara
Hukum Universitas Muslim Indonesia negara adalah sama. Untuk itu, saksama nilai-nilai yang ada dalam
(UMI) Makassar di Ruang Delegasi MK perubahan ini pulalah yang kemudian konstitusi atau UUD 1945, benar-benar
pada Selasa (11/2/2020). melahirkan sebuah kewenangan MK telah sepenuhnya dimuat oleh pembuat
Lebih lanjut Bisar menyebutkan berupa memutus sengketa kewenangan undang-undang. Sehingga tidak ada
bahwa kemudian di Indonesia sendiri lembaga negara yang kewenangannya hak-hak konstitusional warga negara
konsep MK ini pun lahir setelah terjadinya diberikan oleh UUD 1945. yang terlanggar atau dirugikan dari
amendemen konsitusi yang berujung Berikutnya Bisar menjelaskan pula keberadaan sebuah norma. (Sri Pujianti).
pada leburnya struktur ketatanegaraan mengenai peran MK sebagai pengawal

Seleksi Wawancara diselenggarakan di Ruang Rapat MK Undang-Undang Nomor 24 Tahun


pada Rabu (12/2/2020).  Adapun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi,
Bagi Kandidat Panitera yang menjadi panitia seleksi yang terutama Pasal 24C Ayat (1) dan (2)
Pengganti Tingkat II melakukan wawancara di antaranya Undang-Undang Dasar 1945, MK
Hakim Konstitusi I Dewa Gede Palguna membentuk organisasi yang terdiri
(Periode 2003 – 2008 dan 2015-2020), atas Kepaniteraan dan Sekretariat
SEJUMLAH 12 orang pegawai Sekretaris Jenderal MK M. Guntur Jenderal. Kedua bagian organisasi ini
Mahkamah Konstitusi mengikuti Hamzah, Panitera MK Muhiddin, Mantan merupakan aparatur negara yang dalam
seleksi wawancara sebagai bagian Panitera MK Zainal  Arifin Hoesein, menjalankan tugas dan fungsi tersebut
dari tahap Seleksi Pengisian Winarno Yudho, dan Kabiro SDMO Teguh berada di bawah dan bertanggung
Jabatan Panitera Pengganti Tingkat Wahyudi.  jawab kepada Ketua MK. Termasuk di
II di lingkungan Kepaniteraan dan Dalam membantu pelaksanaan dalamnya Panitera Pengganti Tingkat
Sekretariat Jenderal MK. Seleksi ini tugas dan wewenang yang diamanatkan II,  yang dalam struktur organisasi MK
berada di bawah Kepaniteraan MK. 
Dalam tugasnya, para PP Tingkat
II ini nantinya akan bertugas membantu
hakim dalam melakukan pemeriksaan
perkara; menyusun telaah perkara;
menyusun berita acara persidangan;
menyiapkan bahan dan penyusupan
konsep putusan; melakukan minutasi
berkar perkara; dan menyusun ikhtisar
putusan. (Sri Pujianti) 

58 Nomor 156 • Februari 2020


Paparan Materi
Konstitusi
PROGRAM magang (internship)
empat mahasiswa  The Australian
Consortium for 'In-Country' Indonesian
Studies (ACICIS) Study Indonesia selama
sebulan di Mahkamah Konstitusi (MK)
berakhir Kamis (13/2/2020). Kegiatan
ditutup dengan pemaparan oleh empat
mahasiswa magang yang mengangkat
materi mengenai konstitusi, penegakan MK, Teguh Wahyudi dalam  closing dari Australian National University,
konstitusi dan lain-lain.  ceremony magang mahasiswa ACICIS dengan materi berjudul  “Comparative
“Kegiatan ini merupakan program Study Indonesia.   Approach to Constitutional Interpretation
yang sangat bermanfaat untuk kerja Dikatakan Teguh, program ini Between Australia and Indonesia.” 
sama antara kedua negara. Bukan hanya diharapkan mampu menjadi wadah S e d a n g k a n Fre y a H e n f re y
masalah internship, tapi juga menambah bagi mahasiswa yang ingin mempelajari dari  Australian National University,
ilmu pengetahuan dan pengalaman Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dengan materi berjudul “The Comparative
lainnya. Program ini tidak hanya (MKRI). Keempat mahasiswa magang Impeachment Processes between
bermanfaat bagi mahasiswa Australia tersebut melakukan presentasi beragam Indonesia and The US.” Selanjutnya Leyla
yang mempelajari sistem hukum topik yang mereka pilih dan telah dikaji. Kaya dari Macquarie University dengan
Indonesia. Namun juga bermanfaat bagi Ada Sermin Sayan dari Western Sydney materi berjudul  “Marriage dan The
kita untuk mempelajari sistem hukum University, dengan materi berjudul “The Landmark Constitutional Case as
Australia,” ujar Kepala Biro Sumber Rule of Law, Particularly The Principle of Compared to Australia.”   (Nano Tresna
Daya Manusia dan Organisasi (SDMO) Access to Justice. Kemudian Luca Sdraulig Arfana).

Persiapkan Konferensi mengalami pemutakhiran tekhnologi mitra kerja MK, yaitu  administrative
dengan memasukkan  chip  khusus yang arrangement  yang meliputi materi pokok
MK Negara OKI, MKRI dapat mempermudah otoritas imigrasi pertemuan, logistik, serta layanan konsuler
Undang Direktorat negara tujuan dinas dalam memproses untuk para tamu asing dari mancanegara.
validasi data para petugas perjalanan dinas Terkhusus tentang layanan konsuler, ia
Konsuler Kemenlu luar negeri. menyatakan kesiapan direktorat konsuler
Lebih lanjut, Prasetyo menjelaskan untuk mendukung MK dalam proses
SEBAGAI bagian dari persiapan secara khusus terkait persiapan perizinan para tamu asing memasuki
penyelenggaraan Konferensi MK negara- penyelenggaraan Konferensi MK negara wilayah Indonesia, baik bagi para tamu
negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam), OKI di Jakarta pada 2020. Prasetyo yang memerlukan pengurusan visa
Mahkamah Konstitusi (MK) mengadakan menyampaikan bahwa terdapat 3 hal yang di KBRI negara asal,  visa on arrival,
pertemuan dengan Direktorat Konsuler perlu mendapat perhatian penyelenggara calling visa, maupun bagi para yang
Kementerian Luar Negeri pada Kamis yang juga perlu untuk dikomunikasikan tidak memerlukan visa namun terdapat
(13/2/2020) siang di Gedung MK. dengan Kementerian Luar Negeri selaku prosedur clearance dari Kemenlu. (NL)
Pertemuan ini merupakan inisiasi
Biro Humas dan Protokol yang juga
bertujuan untuk mendapatkan sosialisasi
administrasi perijinan perjalanan dinas
luar negeri delegasi MK.
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh
Sekretaris Jenderal MK M. Guntur Hamzah
tersebut, Direktur Konsuler Kementerian
Luar Negeri Prasetyo Hadi membuka
pemaparannya dengan penjelasan tentang
fitur-fitur yang harus diperhatikan dalam
paspor dinas yang dimiliki oleh hakim
dan pegawai MK. Ia menyampaikan
bahwa ke depannya, paspor dinas akan

Nomor 156 • Februari 2020


59
RESENSI

MENYIBAK SEBAB PERPINDAHAN KEWENANGAN


PENYELESAIAN SENGKETA PILKADA
YUSTI NURUL AGUSTIN
Penulis Lepas

“Orang boleh pandai setinggi


langit, tapi selama ia tak menulis,
ia akan hilang di dalam masyarakat

K
dan dari sejarah.”

utipan yang diambil dari novel


Rumah Kaca, seri terakhir dari
Tetralogi Pulau Buru karya
Pramoedya Ananta Toer
di atas sudah mengilhami
banyak orang untuk terus menulis.
Senampaknya, kutipan tersebut jugalah
yang mengilhami sejumlah cendikia
di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk JUDUL BUKU
menuangkan hasil pemikiran dan SENGKETA PILKADA, PENYELESAIAN DARI
perenungannya ke dalam buku.
MAHKAMAH AGUNG KE MAHKAMAH KONSTITUSI
Buku berjudul “Sengketa Pilkada,
Penyelesaian dari Mahkamah Agung ke
Mahkamah Konstitusi” yang disusun PENULIS : Hani Adhani
oleh Panitera Pengganti MK, Hani DIMENSI : xvii + 144 halaman
Adhani merupakan satu dari 24 buku PENERBIT : PT RajaGrafindo Persada, Depok
yang secara serentak diterbitkan TERBIT : Cetakan pertama, Agustus 2019
oleh MK pada acara peringatan HUT
MKRI ke-16, Agustus tahun lalu.
Sesuai judul yang disematkan,
buku setebal 144 halaman ini
memaparkan mengenai latar belakang
perpindahan kewenangan dalam
penyelesaian sengketa Pilkada yang perolehan suara jauh lebih besar. sempat mengulas alasan-alasan di balik
semula diselesaikan di Mahkamah Hanya saja, kemelut penyelesaian perpindahan kewenangan dimaksud.
Agung (MA) menjadi dialihkan ke sengketa Pilkada di beberapa daerah Untuk menguatkan ulasannya, Hani pun
MK. Sejarah mengenai perpindahan terasa lebih menonjol untuk diingat tak lupa memberi kutipan di sana-sini.
kewenangan ini memang penting karena prosesnya yang kerap Salah satu kutipan yang diangkat
untuk diulas secara khusus. Sebab, menguras tenaga dan emosi peserta, Hani dalam bab pendahuluan dinukil
Pilkada masih menjadi tema utama penyelenggara, hingga masyarakat. dari pernyataan Topo Santoso selaku
dalam perbincangan mengenai mantan Panitia Pengawas Pemilu
perkembangan demokrasi di Indonesia. Pertikaian yang Berlarut 2004. Menurut Topo, seperti yang
Sejak pertama kali digelar pada Tidak elok rasanya, bila dikutip Hani, persoalan Pilkada
Juni 2005 hingga detik ini, Pilkada membahas perpindahan kewenangan bermuara dari adanya diskriminasi soal
secara langsung di lebih dari 200 tanpa menguraikan alasan di penyelesaian sengketa. Diskriminasi
daerah di Indonesia memang kerap baliknya, baik dari sisi sejarah tersebut timbul akibat lemahnya
diwarnai dengan berbagai protes, maupun hal-hal substantif lainnya. undang-undang yang mengatur
unjuk rasa, hingga kerusuhan. Meski Menyadari hal tersebut, Hani secara detail mengenai mekanisme
demikian, sebenarnya persentase yang sudah bekerja di MK sejak 2003 penyelesaian sengketa Pilkada,
Pilkada yang berlangsung damai sejak tampaknya tidak melupakan hal tepatnya pada proses finalisasi putusan.
proses pemilihan hingga penetapan tersebut. Dalam bab pendahuluan, Hani

60 Nomor 156 • Februari 2020


Rezim Pemilu di sana-sini agar pembaca dapat
Masih mengutip pernyataan
Hal substansial lainnya yang memahami benar jalan pikiran penulis.
Topo, Hani menuliskan bahwa bila
mendasari perpindahan kewenangan Kutipan yang bertebaran
dibandingkan dari sifat putusan,
penyelesaian sengketa Pilkada dari di buku ini misalnya, seakan-akan
terdapat perbedaan yang signifikan
MA ke MK juga tidak luput dibahas berdiri sendiri, tidak menyatu dengan
atas putusan sengketa Pilkada di MA
oleh Hani dalam buku terbitan keseluruhan tulisan. Akibatnya, kohesi
dan MK. Seperti diketahui, sifat putusan
PT RajaGrafindo Persada ini. atau kesinambungan antar paragraf
di MK adalah final sehingga tidak dapat
Perdebatan mengenai apakah dalam buku ini sering kali tidak tercipta.
diganggu gugat. Sebaliknya, putusan MA
Pilkada masuk ke dalam rezim Belum lagi atribusi seperti
dan pengadilan tinggi dalam sengketa
Pemerintahan Daerah atau rezim penjelasan mengenai waktu atau
Pilkada ternyata masih bisa ditinjau
Pemilihan Umum dikupas oleh Hani di momentum percakapan yang dikutip
ulang lewat Peninjauan Kembali (PK).
bab keempat. Menurut Hani, ada banyak oleh penulis sangat minim. Akibatnya,
Di dalam bab yang sama, Hani juga pembaca – terlebih pembaca
alasan untuk menyebut Pilkada sebagai
mengutip pernyataan lain yang masih bagian dari rezim Pemilu. Salah satunya awam – akan sangat kebingungan
seirama dengan pernyataan Topo. adalah dengan melihat kaitan sistematis menyambungkan tiap narasi yang
Dikutip oleh Hani – lengkap dengan antara Pasal 18 ayat (4) dengan Pasal ditulis dengan kutipan yang dipakai.
catatan kaki khas tulisan ilmiah – 22E ayat (1) dan (2) UUD 1945. Bila memerhatikan benar kalimat
Saut Situmorang yang pada 2007 lalu Mengutip pernyataan Refly Harun keterangan waktu yang dipakai penulis
menjabat sebagai Jubir Departemen selaku pakar hukum tatanegara, Hani dalam buku ini, pembaca dipastikan
Dalam Negeri mengungkapkan bahwa menulis bahwa ketika pembuat UU akan mendapat kesan bahwa tesis yang
adanya pertikaian yang berlarut menjadi dasar penulisan buku ini bukan
memilih cara pemilihan langsung,
a k i b a t p u t u s a n s e n g ke t a h a s i l baru-baru ini rampung disusun. Pada
apalagi kemudian mengadopsi asas- paragraf keempat halaman 9 buku ini
Pilkada menjadi salah satu alasan asas Pemilu yang Luber dan Jurdil, maka misalnya, setelah mengutip pernyataan
kuat bagi legislatif untuk melakukan akan menjadi sangat beralasan untuk Jimly Asshiddiqie dari Koran Tempo,
pembahasan perubahan UU No. 32 mengaitkan Pilkada dengan Pemilu. tiba-tiba Hani menulis keterangan
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dengan paradigm yang jelas waktu “hingga saat ini”. Pembaca
Daerah yang sebelumnya menjadi bahwa Pilkada adalah bagian dari tentu akan bertanya-tanya, kapan
payung hukum bagi MA untuk Pemilu, instrument-instrumen lanjutan saat ini yang dimaksud oleh penulis.
menyelesaikan sengketa Pilkada. Pemilu juga harus dipakai dalam Buku ini pun terasa sangat berat
Untuk memberi gambaran Pilkada. Misalnya saja wewenang untuk dibaca ketika penulis menempelkan
re a l t e n t a n g a d a n y a a n g g a p a n menyelenggarakan Pilkada seharusnya begitu saja halaman demi halaman
p e r t i ka i a n ya n g b e r l a r u t d a l a m tidak terletak pada KPUD secara sendiri- ikhtisar putusan MA terkait perkara
sendiri, melainkan diletakkan di pundak kasasi dan PK sengketa Pilkada. Sebanyak
penanganan sengketa Pilkada di
KPU secara nasional. Hal itu juga 36 halaman di bab 3 merupakan
MA, Hani tidak alpa menyajikan membawa konsekuensi bahwa sesuai
tabel pendukung khas tulisan ilmiah. salinan putusan MA terhadap perkara-
amanat konstitusi kewenangan untuk perkara dimaksud. Hal yang sama
Lewat tabel Data Rekapitulasi Kasasi menyelesaikan sengketa Pilkada harus juga terjadi saat penulis mengutip 17
d a n Pe n i n j a u a n Ke m b a l i K P U D, berada di tangan MK, bukan MA. ikhtisar putusan MK dalam perkara
Hani menguraikan bahwa dalam Konsep Pilkada sebagai rezim sengketa Pemilukada di bab 4 buku ini.
kurun 2005 sampai 2008 terdapat Pemilu juga diperkuat dengan putusan Sebenarnya, bila sistematika
24 berkas perkara penyelesaian MK yang mengabulkan permohonan buku ini dibuat lebih cair, misalnya saja
sengketa Pilkada di tingkat kasasi. perkara 072-073/PUU-II/2005 yang menggunakan sistematika penulisan
Sedangkan di tingkat PK dalam diajukan oleh kelompok pemantau Pemilu dengan alur waktu yang runut, buku
kurun waktu yang sama terdapat 73 dan kelompok KPUD. Dalam putusannya, ini sangat menarik dibaca. Paparan
berkas perkata yang diajukan terkait MK menyatakan KPUD dalam dalam buku ini sebenarnya dapat
p e nye l e s a i a n s e n g ket a P i l ka d a . menyelenggarakan Pilkada langsung menjawab banyak pertanyaan pembaca
Didasari fakta-fakta tersebut, tidak bertanggung jawab kepada DPRD, awam dari kalangan mahasiswa
Hani menegaskan di akhir bab kedua melainkan bertanggung jawab langsung hingga praktisi hukum yang belum
bahwa semestinya putusan atas kepada rakyat. Hal ini dimaksudkan mengetahui benar latar belakang di balik
sengketa Pilkada memiliki ketegasan, untuk menjamin independensi KPUD pindahnya kewenangan untuk mengadili
mampu memberi petunjuk perhitungan dalam menyelenggarakan Pilkada. perkara Pilkada dari MA ke MK.
suara yang benar dan salah. Dengan Kalaulah ada cetakan kedua,
b e g i t u , p u t u s a n a t a s s e n g ke t a Perlu Sentuhan penulis dan penerbit harus benar-benar
hasil Pilkada diharapkan mampu Sebagai sebuah karya ilmiah, buku menempatkan diri sendiri terlebih dulu
memberi tahu (memberi kepastian ini memang memenuhi standar yang sebagai pembaca buku. Apa saja yang
hukum) calon mana yang menjadi ditetapkan. Namun, sebagai bacaan, tidak perlu lagi dimasukkan dan apa saja
pasangan kepala daerah terpilih. buku ini masih perlu banyak sentuhan yang perlu mendapat sentuhan ulang.

Nomor 156 • Februari 2020


61
KHAZANAH

SEMRAWUTNYA PENGGUNAAN KATA


“POLITIK HUKUM”
BISARIYADI

I
Peneliti Mahkamah Konstitusi

stilah “politik hukum” kerap muncul pemaknaan politik hukum bersifat open- yang serupa. Apakah benar kesimpulan
dalam judul penulisan karya ilmiah, ended dan dapat dilihat dari beragam ini? Apakah artinya politik hukum dan
baik buku maupun artikel jurnal. perspektif. kebijakan juga merupakan bidang kajian
Politik hukum menjadi sebuah Di tengah membludaknya yang sama? Bila demikian, adakah
frasa baku yang telah diterima penggunaan istilah politik hukum dalam pembedaan antara kebijakan dan
komunitas tertentu, seperti ilmu hukum, penulisan karya ilmiah, kebanyakan kebijakan hukum? Lalu, sejauhmana
politik maupun bidang kajian kebijakan orang kemudian alpa untuk menelaah kesemuanya memiliki keterhubungan
publik, sebagai penggabungan dari dua arti sesungguhnya dari istilah politik dengan kebijakan publik?
kata, “politik” dan “hukum”. Dalam judul hukum dan batasan lingkup dalam Tulisan ini berupaya mengurai
karya tulis, terutama dalam lingkup kajian politik hukum itu sendiri. Dari centang-perenang penggunaan istilah
studi ilmu hukum, frasa ini kemudian sudut pandang etimologi, frasa politik politik hukum. Sebagai sebuah tulisan
dilekatkan dengan topik tertentu yang hukum mengandung wacana diskursus pendek dalam rubrik yang dibatasi oleh
akan dibahas pada tulisan tersebut. yang telah dimulai sejak abad 17. jumlah kata, tentunya tidak memadai
Beragam tema telah diangkat dengan Menggabungkan dua kata, politik untuk memenuhi persyaratan sebagai
didahulukan oleh frasa politik hukum dan hukum, menyimpan kisah klasik sebuah kajian ilmiah. Kajian ini tiada
dalam judulnya, semisal Politik Hukum dalam perdebatan antar para ahli dan lain untuk memuaskan diri pribadi
Agraria; Politik Hukum Pemilu; Politik filusuf yang menjadi mazhab-mazhab dalam menjawab pertanyaan mengenai
Hukum Pidana, hingga bahkan Politik dalam teori hukum. Salah satu kubu yang dimaksud dengan politik hukum.
Hukum Perundang-Undangan. yang berpegangan bahwa bidang studi Sekiranya menjadi nilai tambah, maka
Sayangnya, kebanyakan penulis ilmu hukum bersifat murni dan tidak tulisan ini tentunya diharap membawa
abai untuk menjelaskan maksud istilah bercampur baur dengan bidang studi manfaat bagi pembaca sebagai pemantik
politik hukum sebagai batasan ruang lainnya menolak kehadiran politik dalam untuk menghasilkan tulisan panjang
lingkup penulisannya. Pembaca seolah pembahasannya. Sementara, kubu yang lebih meyakinkan disertai dengan
dianggap paham dengan pemaknaan lainnya menyatakan bahwa hukum tidak dalil-dalil keilmiahan yang menguatkan
politik hukum yang menjadi bahan bisa terlepas dari bidang studi lain atau mengenai politik hukum. Sebagaimana
kajiannya. Yang lebih rawan adalah paling tidak saling beririsan sehingga orang Batak yang terbiasa memainkan
apabila kelengahan penulis untuk wajar bilamana dalam pembahasan gitar dan bernyanyi, baginya, kegiatan ini
memaknai atau memberi batasan hukum juga muncul istilah politik hukum, merupakan upaya untuk menghibur diri
akan lingkup politik hukum yang akan sosiologi hukum, filsafat hukum atau sendiri. Adapun orang lain yang merasa
dibahasnya adalah memang karena antropologi hukum (lihat buku “Ilmu terpikat dengan permainan gitar dan
faktor kesengajaan. Dengan kata lain, Hukum” karangan Satjipto Rahardjo, nyanyiannya, maka hal demikian tiada
penulis sejatinya tidak memahami 2006: 331-365). lain hanyalah nilai tambah.
pemaknaan istilah politik hukum. Ruwetnya masalah penggunaan Ada dua bagian dalam tulisan
Pencantumannya sebagai judul dalam istilah politik hukum tak hanya ini. Pertama, politik hukum akan dilihat
sebuah karya tulis ilmiah digunakan dipengaruhi oleh perdebatan teori hukum melalui kacamata teori hukum. Artinya,
atas motif untuk menambah bobot antar aliran. Praktek persandingan bagaimana aliran-aliran dalam teori
nilai lebih demi menarik keingintahuan istilah politik hukum juga berkontribusi hukum memandang pembidangan
pembaca. Pada akhirnya, ketika pembaca menambah kompleksitas dalam upaya politik dan hukum serta relasi antar
menelaah kajian yang mengangkat memahami maknanya. Politik hukum keduanya menjadi fokus pada bagian
istilah politik hukum sebagai judulnya, sering disepadankan dengan istilah pertama tulisan ini. Berikutnya,
pembaca justru dibawa berputar ke “legal policy” yang lalu diterjemahkan penyepadanan istilah politik hukum
awang-awang tanpa mengerti maksud menjadi “kebijakan hukum”. Sekilas dengan legal policy dan kebijakan hukum
dari tulisan yang mengangkat politik kemudian tersimpulkan bahwa politik menambah kerumitan dalam upaya
hukum sebagai topik kajiannya. Padahal, hukum dengan kebijakan adalah hal mempertegas garis batas diantaranya.

62 Nomor 156 • Februari 2020


Ataukah memang tidak perlu garis tempat tidurnya terlalu besar untuk kajian tersebut adalah bahwa Zamboni
batas yang jelas sehingga membuka orang itu, Procustes menarik dan menyimpulkan karakter hubungan
ruang gerak yang cukup antar ketiganya meregangkan tubuh orang tersebut. politik dan hukum dari masing-masing
untuk dapat saling mengisi kekosongan? Sedangkan, bagi yang terlalu tinggi, pola (tabel 1).
Hal ini yang menjadi perhatian dalam Procustes memutilasi anggota tubuh Dengan mengacu pada pemetaan
penulisan bagian kedua. orang tersebut hingga muat sesuai yang dilakukan Zamboni, adalah
dengan ukuran tempat tidurnya. mustahil untuk mendalilkan bahwa
Perspektif Teori Hukum Soal Politik Mengambil pelajaran dari mitos penulisan kajian yang mengambil tema
Hukum tersebut, harus diperhatikan betul mengenai politik hukum merupakan
Berbicara mengenai teori hukum, wanti-wanti yang disampaikan oleh Ian penelitian ilmu hukum murni. Kelsenian
banyak orang akan dipusingkan Mcleod dalam buku “Legal Theory” (2012) akan menjauhkan diri dari melibatkan
dengan beragam aliran hukum yang bahwa “... the process of classification pembahasan politik dalam kajian
diperkenalkan oleh bermacam ahli must never be allowed to obscure the hukumnya.
dan golongan. Demi mempermudah fact that all schemes of classification are Di Indonesia, disertasi Mahfud MD
pemahaman, buku-buku mengenai only convenient shorthand to indicate tahun 1993 dengan judul “Politik Hukum
teori hukum banyak yang membuat generalities rather than specifics, and they di Indonesia, Studi tentang Pengaruh
pengelompokkan aliran-aliran tersebut. must therefore be seen only as an aid to, Konfigurasi Politik terhadap Karakter
Di antaranya, ada hukum kodrati (natural and not as a substitute for, understanding.” Produk Hukum di Indonesia” merupakan
law) yang digawangi oleh para filusuf Politik hukum merupakan contoh dari pola irisan (intersecting model)
era kejayaan Yunani lalu dibangkitkan penyatuan istilah yang menggambarkan dalam hubungan politik dan hukum. Tesis
kembali pemikirannya oleh Lon Fuller hubungan antara politik dan hukum. yang dikemukakan dalam disertasinya
dan John Finnis. Ada kalangan positivist Bagi kalangan yang berpegang teguh adalah bahwa karakter produk hukum
yang dipelopori oleh HLA Hart dan Hans pada aliran hukum murni, seperti Kelsen, di suatu tempat dalam periode tertentu
Kelsen dengan tujuan memurnikan maka politik dan hukum adalah layaknya dipengaruhi oleh konfigurasi politik yang
bidang studi ilmu hukum. Selain itu air dan minyak yang tidak bisa menyatu. melatarbelakanginya. Tesis ini sejalan
ada juga Critical Legal Studies serta Bertolak belakang dengan aliran hukum dengan apa yang dikemukakan Zamboni
aliran realisme, baik Amerika maupun murni, mazhab hukum kodrati dan (dalam tabel 1) bahwa keterhubungan
Skandinavia. critical legal studies berpandangan bahwa antara pembentukan hukum (law-
Pemetaan aliran teori hukum ini hukum dan politik adalah satu, “Law making) dengan orde politik (political
perlu disikapi dengan hati-hati. Sebab, is Politics”. Selain keduanya, ada pula order) bersifat terbuka (open law-making).
isi dari kotak-kotak yang disediakan yang beranggapan bahwa hubungan Dengan kata lain, pembentukan hukum
dalam rangka pemetaan bisa melompati hukum dan politik itu saling beririsan. terbuka untuk dipengaruhi oleh faktor-
dinding pembatas. Klasifikasi dalam Ada bagian dimana hukum dan politik faktor diluar hukum, salah satunya
aliran teori hukum merupakan alat menyatu, tetapi juga di sebagian lainnya adalah tatanan politik yang berkuasa
bantu untuk bisa mengerti yang masing-masing terpisah dan mandiri. pada masa itu.
dimaksudkan oleh pelopornya. Namun, Yang beranggapan demikian diwakili Namun demikian, tulisan-tulisan
pemetaan yang dilakukan adalah oleh aliran hukum realisme. yang mengangkat politik hukum tidak
berdasarkan prinsip-prinsip umum yang Pemetaan ketiga bentuk hubungan semata dari perspektif teori hukum
terungkap dari masing-masing aliran. politik dan hukum dalam aliran yang melihat hubungan antara politik
Terkadang, pemikiran ahli atas teori teori hukum merupakan bagian dari dan hukum. Banyak tulisan yang
hukum dipaksakan untuk sesuai dengan kesimpulan dari kajian yang dilakukan kemudian mengambil pendekatan
kotak-kotak yang tersedia. Jangan oleh Mauro Zamboni dalam buku “Law bahwa politik hukum adalah kebijakan,
sampai pengelompokkan aliran teori and Politics: A Dilemma for Contemporary lebih khususnya kebijakan hukum.
hukum menjadi seperti cerita mengenai Legal Theory” (2008). Zamboni menyebut Darimanakah asal muasalnya? Apakah
Procustes dan tempat tidurnya. pola hubungan politik dan hukum pada istilah-istilah itu setara sehingga dapat
Dalam mitologi Yunani ada kisah aliran hukum murni sebagai kemandirian digunakan sebagai pengasosiasian?
seorang bernama Procustes yang kerap (autonomous model); pada aliran hukum
gembar-gembor memiliki tempat tidur kodrati dan critical legal studies sebagai Pergumulan Empat Istilah
yang muat untuk setiap orang dengan penyatuan (embedded model); dan pada Ketika mencoba mencari karya tulis
berbagai ukuran. Ketika dilakukan aliran realisme hukum sebagai irisan klasik yang menggunakan politik hukum
pengujian, Procustes ternyata berbuat (intersecting model). Selain itu, satu hal sebagai judulnya via google, penulis
curang. Bagi orang pendek dimana yang lebih menarik yang ditawarkan dari menemukan buku karangan Soepomo

Nomor 156 • Februari 2020


63
KHAZANAH

Tabel 1. Hubungan politik dan hukum pada pola-pola aliran dalam teori hukum

Relationship of law to Relationship between law- Relationship of legal


politics making and political order discipline to political material
(static aspect) (dynamic aspect) (Epistemological aspect)

Autonomous model
Rigidity of law Closed law-making Pure legal discipline
(Legal Positivism, Analytical Jurisprudence)

Embedded model
(Natural Law Theory, CLS, Law and Flexibility of law Open law-making Mixed legal discipline
Economics)

Intersecting model Partially mixed legal


Partial rigidity of law Open law-making
(American and Scandinavian Legal Realism) discipline

Sumber : Mauro Zamboni, (2008: 124)

dan Djokosoetono yang berjudul Belum ada kajian yang memberi Jerman atau Belanda sehingga referensi
“Sedjarah Politik Hukum Adat: Dari kesimpulan mengenai akar kata politik kajian dari negara-negara tersebut
Zaman Kompeni sehingga Tahun 1948” hukum. Namun, keberadaan kata politik sangat kurang.
(Penerbit Djambatan, 1955). Namun dari hukum bisa jadi merupakan pengaruh Sebagai salah satu dampaknya,
judul karya tersebut sesungguhnya ada dari penerjemahan istilah rechtspolitik politik hukum disandingkan dengan
dua penafsiran konteks penulisannya. dari bahasa Jerman. Penggunaan istilah mengambil istilah dari bahasa Inggris
Pertama, Soepomo dan Djokosoetono rechtspolitik masih lazim diketemukan yaitu legal policy. Buku Solly Lubis (2014)
bermaksud untuk membahas sejarah d a l a m ka j i a n - ka j i a n d i Je r m a n . menjadi contohnya dengan mengambil
politik dari hukum adat. Ataukah, Bahkan, sebuah jurnal secara khusus judul yang mempersandingkan kedua
konteksnya adalah membicarakan didedikasikan untuk membahas topik istilah tersebut, “Politik Hukum dan
mengenai sejarah dari politik hukum ini dan mengambil penamaan darinya, Kebijakan Publik (Legal Policy and Public
adat. Penulis berpendapat bahwa Journal für Rechstpolitik. Sebuah buku Policy)”.
konteks penulisan Soepomo dan yang ditulis Eike von Hippel mengambil Akibat dari persandingan
Djokosoetono adalah yang kedua. Kedua judul dan pembahasan mengenai dengan bahasa Inggris, kata yang
pengarang bermaksud untuk membahas Rechstpolitik (1992). Dalam bagian Book lebih mengemuka adalah policy atau
mengenai sejarah dari politik hukum Review yang diterbitkan oleh International kebijakan. Kata politik menjadi redup.
adat, dengan pembatasan periode and Comparative Law Quarterly (1994), Solly Lubis, dalam buku yang sama,
sebagaimana terpampang pada anak Tony Weir membahas mengenai buku membuat batasan bahwa politik hukum
kalimat dalam judul yaitu dari zaman ini. Weir menyebutkan bahwa “The (legal policy) dan kebijakan publik (public
kompeni sampai tahun 1948. Politik first puzzling thing is the title, simply policy) berada di ranah yang sama
hukum adat yang dimaksudkan disini untranslatable”. Tony Weir mengalami yaitu bidang politik namun dengan
tentunya tidak lagi dalam perspektif kesulitan dalam menemukan padanan posisi dan peranan yang berbeda.
teori hukum dalam rangka pencarian kata yang tepat untuk menerjemahkan Dalam pandangannya, politik hukum
hubungan antara politik dan hukum. kata rechstpolitik yang merupakan judul adalah kebijakan yang menetapkan
Dalam ilmu bahasa, politik hukum dari buku Eike von Hippel. sistem dan perangkat hukum yang
menjadi kata majemuk yang merupakan Istilah politik hukum kemudian akan diberlakukan negara. Sementara,
gabungan dari dua kata dasar politik meluas dalam kajian-kajian hukum di kebijakan publik adalah kerangka pikir
dan hukum, kemudian memiliki makna Indonesia. Bahkan, dalam materi kuliah dan rumus kebijakan tentang tata cara
baru. Lebih spesifik lagi, politik hukum di tingkat magister dan doktoral terdapat pelayanan untuk memenuhi kepentingan
merupakan sebuah semi idiom dimana kuliah pengantar mengenai politik umum, baik mengenai kepentingan
masih bisa diketemukan makna asli dari hukum. Istilah politik hukum, sayangnya, negara maupun masyarakat.
satu kata dasar yang membentuknya, tidak lagi mengacu pada kajian-kajian Persoalan menjadi keruh dimana
dalam hal ini adalah politik. Oleh di Jerman. Hal ini kemungkinan besar legal policy yang awalnya merupakan
karenanya, selain politik hukum ada disebabkan oleh faktor kemahiran penerjemahan dari politik hukum kini
pula politik legislasi sebagai sebuah berbahasa. Ahli-ahli hukum di Indonesia, juga memiliki terjemahan lainnya. Legal
semi idiom. tidak ada lagi yang mahir berbahasa policy juga kerap diterjemahkan dengan

64 Nomor 156 • Februari 2020


istilah kebijakan hukum. Ketika politik of political influence exerted upon law and Saran
hukum belum khatam dipahami kini vice versa.” Politik hukum merupakan istilah
telah muncul lagi istilah baru kebijakan Sementara di Indonesia, legal yang tidak bisa ditafsirkan secara
hukum. Dengan menelusuri riwayat policy dalam penggunaan istilah politik tunggal. Dalam konteks definisi pun,
susunannya dari sudut bahasa, maka hukum telah menjadi judul di banyak politik hukum tidak memiliki tepi yang
disimpulkan bahwa politik hukum karya tulis dan seolah telah memiliki menjadi batasan konstannya. Pengertian
adalah serupa dengan kebijakan hukum tempat tersendiri dalam kajian hukum. politik hukum dapat berubah tergantung
dimana legal policy menjadi jembatan Pekerjaan yang tersisa adalah mengurai konteksnya. Terlebih, kata politik hukum
dari keserupaan kedua istilah tersebut. penggunaan kata politik hukum dalam telah disepadankan dengan istilah-istilah
Rechtspolitik; politik hukum; legal publikasi-publikasi ilmiah itu secara lain seperti legal policy atau kebijakan
policy; atau kebijakan hukum menjadi tepat. hukum.
bidang kajian yang mempertemukan Manakala kajian politik hukum Seorang peneliti atau penulis yang
politik dan hukum. Dalam bukunya m e m i l i k i m e m b r a n t i p i s a nt a r a mengangkat politik hukum sebagai topik
yang lain, “the Policy of Law: A Legal kajian politik dan studi hukum maka sentral dalam pembahasannya memiliki
Theoretical Framework” (2007), Mauro pembahasannya harus dilakukan kewajiban moral kepada pembacanya
Zamboni memperkenalkan istilah lain secara hati-hati. Sebab, tinjauan untuk menjelaskan gagasan dan
yang disebutnya dengan “the policy of umum terhadap tulisan-tulisan hukum batasannya mengenai politik hukum
law”. Zamboni menyebutkan bahwa yang mengangkat politik hukum atau yang dimaksudkan dalam penulisannya.
pertemuan politik dengan hukum atau kebijakan hukum sebagai judulnya Pemaknaan politik hukum dalam sebuah
the policy of law adalah pada saat justru banyak berbicara mengenai tulisan tidak bisa dilepaskan bebas untuk
perubahan (transformational moment) materi muatan peraturan perundang- diserahkan kepada pembaca. Penulis
dari pengambilan keputusan oleh undangan. Hal demikian sesungguhnya harus memberi batasan mengenai
pejabat yang berwenang, atau sama masuk pada ranah kajian hukum dan lingkup dari politik hukum yang akan
artinya dengan kebijakan, menjadi bukan merupakan kajian politik hukum. dibahasnya. Ketika penulis memampang
hukum positif. Pengambilan keputusan Akan berbeda halnya bilamana yang judul tulisan secara bombastis demi
ini merupakan rangkaian proses yang menjadi pokok bahasannya adalah menarik pembaca, adalah dosa penulis
dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor latar belakang pembentukan suatu kepada pembaca apabila ternyata
politik. Pada momen ini, bidang kajian peraturan perundang-undangan yang pembahasan dalam tulisan tidak seperti
kebijakan hukum bekerja. bisa dipengaruhi oleh beragam elemen, pengharapan pembaca saat membaca
Tesis Zamboni, sesungguhnya, termasuk kepentingan politik. judulnya.
bukanlah sesuatu hal yang baru. Leopold
J. Pospisil dalam buku “Anthropology
of Law: A Comparative Theory” (1974)
pernah mengajukan hal yang sama. Gambar 1. Pertemuan Politik dan Hukum Menurut Pospisil
Bila Zamboni menyebut adanya
transformational moment, Pospisil
mengatakannya sebagai area peralihan FIELD OF POLITICAL DECISIONS
(zone of transition) melalui sebuah ragaan
imajiner (gambar 1). ZONE OF TRANSITION
Di belahan dunia lain, suara untuk
menjadikan kebijakan hukum (legal A d a: Internalization of a law
policy) sebagai sebuah bidang kajian FIELD OF LAW c: Extinction of a law
tersendiri telah lantang diperdengarkan. f: Original Internalization of a law changes,
c
Salah satunya oleh Czaba Varga dalam after some fluctuation, into extinction
e
tulisan pendeknya “The Frameworks c d: and e: Static laws
of An Autonomous Legal Policy” (2011) g: Custom becomes law
yang menyuarakan bahwa “... it is an h: A political decision becomes law
indispensable precondition to the healthy
FIELD OF CUSTOMS
functioning of both politics and law that
a specific medium—legal policy—be
inserted into the overall sociopolitical Sumber: Pospisil (1974) sebagaimana dicantumkan dalam Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum (2006: 347)
process as a selective and formative filter

Nomor 156 • Februari 2020


65
RISALAH AMENDEMEN

Kontribusi Pemikiran Universitas Pancasila


dalam Perubahan UUD 1945
LUTHFI WIDAGDO EDDYONO
Peneliti Mahkamah Konstitusi

P
erubahan UUD 1945 juga Pasal 1 Ayat (2) Undang- perubahan keempat. Tetapi kalau
melibatkan akademisi Undang Dasar 1945 saya berbuat itu, saya kira tidak
dalam perdebatannya. asli menyatakan bahwa: sopan. Jadi, “andaikata MPR
Berbagai universitas di masih ada” maka perubahan
“Kedaulatan rakyat ada di keempat itu ada beberapa
Indonesia turut diundang
tangan rakyat dilakukan pendapat, sebagai berikut.
dalam rangka penyerapan aspirasi.
sepenuhnya oleh Majelis Teori andai-andai itu dipakai
Hal demikian diungkap dalam Naskah
Permusyawaratan Rakyat”. oleh Descartes pada waktu
Komprehensif Perubahan Undang-Undang
Dengan itu, MPR mendapatkan dia mencari the first premise to
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
dasar eksistensi Konstitusional. think cogito ergo sum, dilakukan
1945, Latar Belakang, Proses, dan
Hasil Pembahasan, 1999-2002, Buku Perubahan ketiga menyatakan oleh John Lock pada waktu
III Lembaga Permusyawaratan dan bahwa: “Kedaulatan berada di dia akan mendapatkan atas
Perwakilan, Jilid 1 yang diterbitkan oleh tangan rakyat dan dilakukan dasar apa negara didirikan dan
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan menurut Undang-Undang apa tujuan didirikan dengan
Mahkamah Konstitusi (2010). Dasar”. Jadi, pelakunya tetap teori kontrak sosialnya itu. Teori
Pada Rapat PAH I BP MPR Ke- rakyat. Dengan itu, MPR andai-andaian. Jadi, akademik
10, 5 Maret 2002 diselenggarakan kehilangan dasar eksistensi juga. Teori pengandaian itu,
penyerapan aspirasi masyarakat konstitusional. Jadi, secara asal argumennya kena.
dalam rangka perubahan UUD 1945, strict juridie, Pak, 17 Agustus Perubahan ketiga Pasal 1 tadi
yang dipimpin oleh Slamet Effendy ya, strict juridie konstitusional ya: “Kedaulatan berada di tangan
Yusuf. Pada kesempatan tersebut, ketatanegaraan, dengan mohon rakyat dan dilakukan menurut
d i u n d a n g b e b e r a p a u n i ve r s i t a s maaf, MPR sesungguhnya sudah Undang-Undang Dasar”. Tadi
termasuk Universitas Pancasila. tidak eksis lagi hari ini sejak sudah saya jelaskan panjang
Universitas yang didirikan pada perubahan ketiga ditetapkan. lebar. Akibat hukum ini secara
tanggal 28 Oktober 1966 tersebut … verbal dulu, bukan secara
diwakili oleh Abdul Kadir Besar yang yuridis dulu. Akibat hukum dari
berkesempatan membahas eksistensi Jadi, lembaga negara itu perubahan ketiga Pasal 1 Ayat
MPR dan mengaitkannya dengan senantiasa punya dasar (2) ini adalah satu, MPR see to
hasil Perubahan Ketiga yang sudah eksistensi Konstitusionalnya. exist, berhenti eksistensinya.
disahkan setahun sebelumnya. Secara Lalu, perubahan Pasal 1 Dua, rancangan pembukaan
lugas Abdul Kadir Besar menjelaskan: Ayat (2) itu tadi, perubahan keempat, mengenai adanya
“...UBK juga mempersoalkan ketiga yang pelaku kedaulatan DPD yang diatur dalam Pasal
perubahan ketiga. Berhubungan tetap rakyat dan kedaulatan 2 Ayat (1), baik Alternatif 1,
dengan itu Universitas dilakukan menurut Undang- menjadi tidak memiliki dasar
Pancasila sama dalam hal Undang Dasar, itu menghapus eksistensi Konstitusional.”
ini dengan UBK, lebih utama MPR sebagai subjek hukum Pendapat mengenai penghapusan
mempersoalkan perubahan pelaku kedaulatan sehingga MPR ditanggapi oleh Hamdan
tiga, terutama dengan Pasal 1 dengan demikian MPR hapus. Zoelva dari F-PBB. Hamdan Zoelva
Ayat (2), sebab itu mendasar meminta tambahan penjelasan
Lalu, kalau kita berpikir strict
sekali dan berpengaruh pada atas pendapat tersebut karena
juridie, saya sebetulnya tidak bisa
rancangan perubahan keempat. menurutnya MPR tidak dihapus namun
membicarakan soal rancangan
fungsi dan eksistensinya diubah.

66 Nomor 156 • Februari 2020


“.... Kemudian yang ketiga, lembaga-lembaga negara saya punya konsep untuk itu.
dari Universitas Pancasila, yang baru yang ada dalam MPR sebagai jelmaan rakyat,
Bapak Abdul Kadir Besar perubahan ini, sementara sebagai konsekuensi langsung
yang terhormat. Kami juga belum terbentuk. Ini memang dari pandangan Pancasila bahwa
menyampaikan rasa kaget menjadi pemikiran yang kalau yang berdaulat itu adalah seluruh
tentang apa, hilangnya eksistensi kita kembalikan kepada Pasal rakyat, bukan individu. Itulah
MPR dari kesimpulan pemikiran 2 Aturan Peralihan maka kita yang hapus eksistensinya.
yuridis yang disampaikan oleh anggap bahwa lembaga-lembaga
Boleh dinyatakan sekarang ini,
Bapak Abdul Kadir Besar. Kami negara yang ada, sepanjang
MPR, anggota ini tidak punya
minta penjelasan lebih jauh dalam belum kita adakan yang baru,
dasar Konstitusi sebab yang
sistem mana eksistensinya ini itu masih tetap berfungsi.
MPR seperti itu jelmaan seluruh
hilang. Kalau kami berpikir bahwa
Jadi, itulah pandangan kami rakyat. Berpangkal tolak dari yang
ada perubahan dari sisi fungsi,
dan kami mohon tambahan berdaulat seluruh rakyat. Nanti
iya, tapi MPR itu tidak hilang.
klarifikasi kehilangan eksistensi output akhirnya yang berdaulat
Kalau perubahan dari sisi fungsi,
ini dari sisi mana? Apakah itu individu rakyat, akan saya
iya. Karena tadi memang semula
seluruh eksistensinya hilang? buktikan. Itu yang non eksis itu.
MPR itu adalah sepenuhnya
Ataukah MPR tidak lagi MPR bisa diciptakan, tetapi bukan
melaksanakan kedaulatan
mempunyai kewenangan dari sisi itu. Dan MPR yang diciptakan
rakyat. Akan tetapi sekarang
pemikiran yuridisnya pada saat oleh para pendiri negara itu
MPR itu adalah melaksanakan
Sidang MPR yang akan datang langsung teralir dari Pancasila
kedaulatan rakyat menurut
untuk menetapkan perubahan lewat pokok-pokok pikiran, lewat
Undang-Undang Dasar ini.
selanjutnya dari Undang-Undang fungsi negara, lewat pasal-pasal
Dan MPR itu ada diatur dalam
Dasar ini? Sementara di aturan dalam Undang-Undang Dasar.
pasal-pasal yang ada. Kemudian ...
selanjutnya dalam pasal-pasal
fungsi-fungsi MPR dipertegas
selanjutnya berubah MPR masih
juga dalam perubahan ketiga, Sekarang MPR tinggal melantik
memiliki kewenangan itu. Saya
yaitu khususnya mengenai dua. Presiden, Wakil Presiden, terpilih
kira itu saja, pandangan kami..”
Jadi pertama adalah mengenai oleh pemilihan umum, mengambil
Menanggapi Hamdan Zoelva, Abdul
menetapkan perubahan sumpah, lalu menetapkan
Kadir Besar menyampaikan penjelasan
U n d a n g - U n d a n g D a s a r. Undang-Undang Dasar dan
tambahan mengenai hilangnya eksistensi
Kemudian yang kedua adalah MPR dengan adanya Perubahan Ketiga mengubah. Ini sudah tidak
mengenai pelantikan Presiden, UUD 1945. Ia mengatakan bahwa MPR berhak lagi, tidak berwenang
termasuk pemberhentian sebagai penjelmaan rakyat merupakan lagi menetapkan dan mengubah
Presiden. Memang ada konsekuensi langsung dari pandangan Undang-Undang Dasar ini. Jadi,
perubahan yang signifikan di sana Pancasila yakni bahwa yang berdaulat sudah melantik, mengambil
yaitu mengenai menetapkan adalah seluruh rakyat, bukan individu. sumpah, apa perlu ada lembaga
Garis-garis Besar Haluan Negara, Majelis Permusyawaratan
“MPR, oleh karena itu, premise-
itu hapus. Akan tetapi dengan Rakyat yang hanya melantik dan
nya adalah yang berdaulat seluruh
kerangka rumusan-rumusan mengambil sumpah anggota?
rakyat maka diciptakan MPR
yang demikian, kami berpikir Deskriptif, tidak memenuhi
sebagai jelmaan seluruh rakyat.
bahwa MPR itu ada yang berubah muatan dari arti Majelis
Dan Bung Hatta, oleh karena itu,
fungsinya dan eksistensinya, Permusyawaratan Rakyat dari
karena ini jelmaan seluruh rakyat
bukannya hilang. Jadi, kalaulah kedaulatan seluruh rakyat.”
tidak mungkin lewat pemilu
pada perubahan yang keempat
yang one man one vote itu. Dan
itu MPR menetapkan perubahan
pemilih kita betul. Jadi, MPR itu
keempat, itu masih dalam
selalu segenap anggota DPR lalu
ke r a n g k a kewe n a n g a n nya
Utusan Golongan sekarang ini.
sesuai juga dengan perubahan
Cuma hanya prosedur merekrut
yang ketiga. Jadi, tidak ada
Utusan Golongan dan Utusan
yang hilang. Memang disadari
Daerah itu yang kemarin belum
bahwa bagaimana dengan
baik. Ini bisa diperbaiki. Dan,

Nomor 156 • Februari 2020


67
Jejak Konstitusi

Sumber Hukum dan Tata Urutan


Peraturan Perundang-Undangan
Berdasarkan Ketetapan MPR
LUTHFI WIDAGDO EDDYONO
Peneliti Mahkamah Konstitusi

S
alah satu Ketetapan MPR yang terpenting kerancuan pengertian, sehingga tidak dapat lagi dijadikan
pasca reformasi adalah Ketetapan Majelis landasan penyusunan peraturan perundang-undangan.
Permusyawaratan Rakyat Nomor III/MPR/2000 Terdiri atas 8 pasal, Ketetapan MPR yang ditetapkan
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan pada tanggal tanggal 18 Agustus 2000 menjelaskan bahwa
Peraturan Perundang-Undangan. Ketetapan ini sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk
mengganti secara keseluruhan Ketetapan MPRS Nomor penyusunan peraturan perundang-undangan. Sumber hukum
XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai itu sendiri terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak
Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan tertulis. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila
Peraturan Perundangan Republik Indonesia. Ketetapan sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Nomor IX/MPR/1978 tentang Perlunya Penyempurnaan Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
yang Termaktub dalam Pasal 3 ayat (1) Ketetapan Majelis Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
V/MPR/1973 juga ditiadakan. Ketetapan-ketetapan suatu Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan
tersebut dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 1).
Tentu saja hal yang melatarbelakangi dikeluarkannya Yang terpenting dalam Ketetapan ini adalah pada Pasal
ketetapan tersebut adalah pengalaman perjalanan sejarah 2 berupa tata urutan peraturan perundang-undangan yang
bangsa Indonesia. Dalam bagian Menimbang dijelaskan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum di
pula kebutuhan dalam menghadapi masa depan yang bawahnya lebih lanjut. Tata urutan peraturan perundang-
penuh tantangan maka supremasi hukum haruslah undangan Republik Indonesia adalah: 1. Undang-Undang
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pada bagian Dasar 1945; 2.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
b. Menimbang termasuk juga disampaikan keinginan Republik Indonesia; 3. Undang-Undang; 4. Peraturan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu); 5.Peraturan
berdasarkan atas hukum perlu mempertegas sumber Pemerintah; 6.Keputusan Presiden; 7.Peraturan Daerah.
hukum yang merupakan pedoman bagi penyusunan Pasal 3 berisi sedikit penjelasan terkait tata
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. urutan tersebut. Dikatakan, Undang-Undang Dasar
Memang benar bahwa untuk dapat mewujudkan 1945 merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik
supremasi hukum perlu adanya aturan hukum yang Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum
merupakan peraturan perundang-undangan yang dalam penyelenggaraan negara, sedangkan Ketetapan
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
bernegara sesuai dengan tata urutannya. Termasuk dalam merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
rangka memantapkan perwujudan otonomi daerah perlu sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan
menempatkan peraturan daerah dalam tata urutan peraturan dalam sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat.
perundang-undangan. Hal tersebut termuat dalam bagian Menurut Pasal 3, Undang-undang dibuat oleh Dewan
Menimbang c dan d. Yang menarik terdapat juga klaim bahwa Perwakilan Rakyat bersama Presiden untuk melaksanakan
Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis
Peraturan Perundangan Republik Indonesia berdasarkan Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Peraturan
Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 menimbulkan pemerintah pengganti undang-undang dibuat oleh Presiden

68 Nomor 156 • Februari 2020


dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan Berdasarkan Pasal 4, setiap aturan hukum yang
ketentuan sebagai berikut: a.Peraturan pemerintah pengganti lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan aturan
undang-undang harus diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat hukum yang lebih tinggi. Dengan demikian Peraturan atau
dalam persidangan yang berikut. b.Dewan Perwakilan Rakyat keputusan Mahkamah Agung, Badan Pemeriksa Keuangan,
dapat menerima atau menolak peraturan pemerintah menteri, Bank Indonesia, badan, lembaga, atau komisi
pengganti undang-undang dengan tidak mengadakan yang setingkat yang dibentuk oleh Pemerintah tidak boleh
perubahan. c. Jika ditolak Dewan Perwakilan Rakyat, peraturan bertentangan dengan ketentuan yang termuat dalam tata
pemerintah pengganti undang-undang tersebut harus dicabut. urutan peraturan perundang-undangan dalam Pasal 2.
Satu hal yang sungguh fenomenal adalah Pasal 5
Terkait dengan keberadaan Peraturan pemerintah,
yang menyatakan, “(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat
peraturan tersebut dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan
berwenang menguji undang-undang terhadap Undang-
perintah undang-undang, sedangkan Keputusan presiden yang
Undang Dasar 1945, dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk menjalankan
Rakyat. (2)Mahkamah Agung berwenang menguji peraturan
fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan
perundang-undangan di bawah undang-undang. (3)Pengujian
administrasi negara dan administrasi pemerintahan.
dimaksud ayat (2) bersifat aktif dan dapat dilaksanakan tanpa
Keberadaan Peraturan daerah yang merupakan unsur melalui proses peradilan kasasi. (4) Keputusan Mahkamah
penting otonomi daerah dijelaskan merupakan peraturan Agung mengenai pengujian sebagaimana dimaksud ayat (2)
untuk melaksanakan aturan hukum di atasnya dan dan ayat (3) bersifat mengikat.” Dengan demikian konsep
menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan. judicial review dimulai di Indonesia dengan Tap MPR ini.
Peraturan daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan Kerbelakuan Ketetapan ini kemudian diperjelas
rakyat daerah provinsi bersama dengan gubernur, sedangkan dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Peraturan daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan Republik Indonesia Nomor: I/MPR/2003 tentang Peninjauan
perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota bersama bupati/ Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis
walikota. Peraturan desa atau yang setingkat, dibuat oleh Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
badan perwakilan desa atau yang setingkat, sedangkan tata Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun
cara pembuatan peraturan desa atau yang setingkat diatur 2002. Dalam Pasal 4 dinyatakan bahwa Ketetapan tersebut
oleh peraturan daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. berlaku sampai dengan terbentuknya undang-undang.

Nomor 156 • Februari 2020


69
Telaah

Perkawinan Beda Agama


Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
WILMA SILALAHI
Panitera Pengganti Mahkamah Konstitusi

P
erkawinan merupakan suatu bentuk ikatan antara Pasangan beda agama yang hendak melangsungkan
seorang laki-laki dan perempuan yang sudah perkawinan umumnya melakukan berbagai cara untuk
dewasa untuk membentuk suatu rumah tangga mensahkan perkawinan mereka, antara lain: pertama,
serta merupakan hak asasi manusia. Peraturan meminta penetapan pengadilan terlebih dahulu. Atas
perundang-undangan yang mengatur mengenai perkawinan dasar penetapan dari pengadilan, pasangan tersebut
beda agama belum secara tegas mengaturnya. Undang- melangsungkan pernikahan di Kantor Catatan Sipil. Kedua,
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU perkawinan dilangsungkan menurut hukum masing-masing
1/1974) mengatur bahwa, “perkawinan adalah ikatan lahir agama. Perkawinan terlebih dahulu dilaksanakan menurut
bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai hukum agama seorang mempelai, baru kemudian disusul
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) pernikahan menurut hukum agama mempelai berikutnya.
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Ketiga, kedua pasangan menentukan pilihan hukum. Salah satu
Esa”. Perkawinan dianggap sah apabila dilakukan menurut pandangan menyatakan tunduk pada hukum pasangannya
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya atau dengan kata lain salah seorang pasangan ‘berpindah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. agama’ dan merupakan bentuk penundukan hukum. Keempat,
Sedangkan dalam Pasal 26 Kitab Undang-Undang Hukum melangsungkan perkawinan di luar negeri.
Perdata (KUHPerdata) mengatur bahwa persoalan mengenai Perkawinan beda agama di Indonesia, pengaturannya
perkawinan hanya dalam hubungan-hubungan perdata saja, mempunyai desain masing-masing. Masa sebelum keluarnya
sehingga perbedaan agama bukan menjadi penghalang dan UU 1/1974, Pasal 7 ayat (2) GHR [Penetapan Raja tanggal
membatalkan suatu perkawinan. 29 Desember 1896 Nomor 158 (Stb 1898 Nomor 158)
Begitu juga dalam setiap ajaran agama yang ada yang merupakan peraturan tentang Perkawinan Campuran
di Indonesia melarang perkawinan dilaksanakan dalam atau Regeling op de Gemengde Huwelijken atau yang disebut
perbedaan agama. Dalam UU 1/1974 sendiri tidak ada secara dengan ‘GHR’] menyatakan bahwa perbedaan agama,
jelas ketentuan yang mengatur mengenai perkawinan beda bangsa atau asal itu sama sekali bukanlah halangan suatu
agama. Apabila dilihat secara sosiologis, Indonesia sebagai perkawinan. Dengan demikian, perkawinan beda agama
negara pluralis yang terdiri dari berbagai macam agama, merupakan tindakan hukum yang sah yang diatur dalam
memungkinkan antara laki-laki dan perempuan yang berbeda GHR dan pelaksanaannya dicatatkan di Kantor Pencatatan
agama untuk saling jatuh cinta dan akhirnya sepakat untuk Sipil. Setelah berlakunya UU 1/1974, perkawinan beda
membentuk sebuah keluarga. Hal ini dapat mengakibatkan agama dianggap tidak sah, karena perkawinan yang sah
terjadinya “penyelundupan hukum (Wetsontduiking)”, yaitu adalah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
terjadinya perkawinan beda agama yang dilaksanakan di agamanya dan kepercayaannya itu. Jadi yang dianggap sah
luar negeri atau di suatu negara yang tidak mempersoalkan apabila perkawinan dilaksanakan menurut tata tertib aturan
perkawinan beda agama untuk mendapatkan keabsahan salah satu agama, apakah agama calon suami atau agama
perkawinan mereka. Selain dilaksanakan di luar negeri, untuk calon istri. Sirman Dahwal berpendapat bahwa perkawinan
mensahkan perkawinan beda agama dapat juga dilaksanakan beda agama di Indonesia belum diatur secara tegas, jelas,
dengan cara yang lain atau salah satu pihak untuk sementara dan rinci dalam UU Perkawinan. Sehingga perkawinan beda
pindah agama. agama diatur dan mengacu kepada peraturan sebelumnya.

70 Nomor 156 • Februari 2020


Dengan demikian masih terdapat pilihan hukum (choice of perkawinan. Perkawinan merupakan suatu peristiwa sakral
law) dalam pelaksanaan perkawinan. dan ibadah, sehingga tidak dapat dipisah dari konteks
Dalam kehidupan masyarakat saat ini, pelaksanaan agama. Oleh karena itu negara tidak dapat memaksa bahwa
perkawinan beda agama masih kita jumpai. Pada umumnya perkawinan hanya berlangsung harus satu agama. Dengan
masyarakat yang hendak melakukan perkawinan beda demikian, perkawinan beda agama, pengaturannya diserahkan
agama menempuh berbagai cara, antara lain: (1) meminta kepada ketentuan atau hukum masing-masing agama yang
pendapat pengadilan terlebih dahulu kemudian pasangan akan menikah.
mencatatkan perkawinannya di Kantor Catatan Sipil; (2)
perkawinan dilaksanakan menurut hukum agama masing- Perkawinan Beda Agama yang dilakukan di Luar Negeri
masing pasangan; (3) melangsungkan perkawinan di luar Menurut Bayu Seto, asas-asas Hukum Perdata
negeri. Menurut Danu Aris Setiyanto, bahwa point nomor Internasional yang digunakan untuk mengatur validitas formil
2, yaitu perkawinan dilaksanakan menurut hukum agama perkawinan didasarkan pada asas locus regit actum, sedangkan
masing-masing pasangan, masih kita jumpai di daerah yang mengatur validitas/persyaratan formal suatu perkawinan
Gunungkidul, pada Gereja Katolik Wonosari dan beberapa ditentukan berdasarkan asas lex loci celebrationis. Selain itu,
KUA, yaitu dengan menundukkan diri atau masuk agama asas-asas yang digunakan untuk mengatur validitas materiil
pasangannya, baik yang pindah secara semu atau pindah suatu perkawinan adalah: (1) harus ditetapkan berdasarkan
agama dalam arti sesungguhnya. Juga di desa Tirtoadi dan kaidah hukum dari tempat dimana perkawinan diresmikan/
desa Sinduadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. dilangsungkan; (2) berdasarkan sistem hukum dari tempat
masing-masing pihak menjadi warga negara sebelum
Perkawinan Beda Agama Menurut Hak Asasi Manusia perkawinan dilangsungkan; (3) berdasarkan sistem hukum dari
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam Undang-Undang tempat masing-masing pihak berdomisili sebelum perkawinan
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU dilangsungkan; (4) berdasarkan sistem hukum dari tempat
39/1999) mengatur bahwa setiap orang berhak membentuk dilangsungkannya perkawinan (locus celebrationis), tanpa
suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui mengabaikan persyaratan perkawinan yang berlaku di dalam
perkawinan yang sah, yang berlangsung atas kehendak bebas sistem hukum para pihak sebelum perkawinan dilangsungkan.
calon suami dan calon istri yang bersangkutan sesuai dengan Keempat ketentuan di atas selaras dengan ketentuan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. yang terdapat dalam Pasal 56 ayat (1) UU 1/1974 yang
Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa HAM (dalam hal ini mengatur, perkawinan di Indonesia antara dua orang warga
negara) memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk negara Indonesia atau antara seorang warga negara Indonesia
melangsungkan perkawinan dengan memilih pasangannya dengan warga negara asing adalah sah apabila dilakukan
secara bebas untuk membentuk sebuah keluarga. menurut hukum yang berlaku di negara dimana perkawinan
Begitu pula dalam Pasal 16 ayat (1) Deklarasi Universal itu dilangsungkan dan bagi warga negara Indonesia apabila
Hak Asasi Manusia (DUHAM) dengan tegas mengatur bahwa tidak melanggar ketentuan yang diatur di dalam UU ini.
laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa, tanpa ada Dengan demikian, suatu perkawinan antara dua orang negara
pembatasan apapun berdasarkan ras, kewarganegaraan atau Indonesia atau antara yang berbeda warga negara adalah sah
agama, berhak untuk menikah dan membentuk keluarga. sepanjang dilaksanakan menurut hukum di negara dimana
Mereka mempunyai hak yang sama dalam hal perkawinan, perkawinan tersebut dilakukan.
dalam masa perkawinan, dan pada saat berakhirnya
perkawinan. Dengan demikian, DUHAM memandang bahwa Keberlakuan Perkawinan Beda Agama Pasca Putusan
sahnya suatu perkawinan tidak disebabkan karena perbedaan Mahkamah Konstitusi
agama. Perkawinan menurut HAM harus didasarkan kepada Mengenai perkawinan beda agama, Mahkamah
persetujuan kedua belah pihak yang melangsungkan Konstitusi mempunyai sikap dalam Putusan Mahkamah
perkawinan. Konstitusi Nomor 68/PUU-XII/2014, bertanggal 18 Juni
Terhadap pandangan HAM mengenai perkawinan 2015 yang diajukan oleh Damian Agata Yuvenus, Rangga
beda agama, bahwa suatu perkawinan dapat terjadi apabila Sujud Widigda, Anbar Jayadi mengenai Undang-Undang
dilaksanakan oleh 2 (dua) orang yang hukum agamanya Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Pasal
berbeda atau yang lebih dikenal dengan “perkawinan beda 2 ayat (1) perihal sahnya suatu perkawinan bahwa harus
agama” tidak dapat disebutkan sebagai bentuk pembatasan dilaksanakan menurut hukum agama masing-masing,
terhadap hak warga negara dalam melangsungkan suatu artinya harus berdasarkan satu hukum agama dalam suatu

Nomor 156 • Februari 2020


71
perkawinan, tidak berlaku apabila ada 2 atau lebih hukum jaminan keberlangsungan hidup manusia. Perkawinan
agama yang berbeda. Dalam pertimbangan hukumnya, tidak boleh hanya dilihat dari aspek formal semata, tetapi
menurut Mahkamah bahwa perkawinan merupakan salah juga harus dilihat dari aspek spiritual dan sosial. Dengan
satu bidang permasalahan yang diatur dalam tatanan demikian, menurut Mahkamah bahwa agama menetapkan
hukum di Indonesia. Segala tindakan dan perbuatan yang tentang keabsahan perkawinan, sedangkan UU menetapkan
dilakukan oleh warga negara termasuk dalam hal yang keabsahan administratif yang dilakukan oleh negara.
menyangkut urusan perkawinan harus taat dan tunduk serta Sehingga, apabila perkawinan beda agama yang diatur
tidak bertentangan atau melanggar peraturan perundang- dalam DUHAM dengan Putusan MK tidak secara implisit
undangan. Peraturan perundang-undangan mengenai mengatur ketentuan yang sama, tetapi semangatnya tetap
perkawinan dibentuk untuk mengatur dan melindungi hak sama. Negara sebagai wakil Tuhan di muka bumi dan
dan kewajiban setiap warga negara dalam kaitannya dengan merupakan pemimpinan negara yang bertugas menjalankan
perkawinan. Perkawinan menurut UU 1/1974 diartikan roda pemerintahan untuk menciptakan kesejahteraan dan
sebagai hubungan lahir batin yang terjalin antara seorang keadilan bagi warga negaranya sesuai dengan amanat
pria dan seorang wanita yang diikat oleh tali pernikahan dan Pancasila dan UUD 1945, bahwa karena perkawinan
menjadikan status mereka sebagai suami istri. Perkawinan mempunyai suatu niat yang mulia, yaitu membangun rumah
ditujukan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga tangga dengan pasangannya, niat memiliki keturunan,
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha dan niat hidup bahagia dengan pasangannya, maka
Esa. Suatu perkawinan dianggap sah apabila dilakukan sesuai untuk mensahkan dan melegalkan suatu perkawinan,
dengan hukum masing-masing agama atau kepercayaannya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
serta dicatat menurut peraturan perundang-undangan. perundang-undangan dan hukum yang berlaku, dalam
Sebagai ikatan lahir, perkawinan merupakan hubungan rangka memberikan kepastian hukum.
hukum antara seorang pria dengan seorang wanita untuk
hidup bersama sebagai suami istri. Ikatan lahir tersebut
merupakan hubungan formal yang sifatnya nyata, baik bagi
yang mengikatkan dirinya maupun bagi orang lain atau
masyarakat, sedangkan sebagai ikatan batin, perkawinan
merupakan pertalian jiwa yang terjalin karena adanya
kemauan yang sama dan ikhlas antara seorang pria dengan Hidup ini bukan melulu
seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami istri. mengenai uang dan harta, uang
Bahwa ikatan lahir dan batin dalam sebuah perkawinan juga
dan harta bukanlah segala-
merupakan bentuk pernyataan secara tegas bahwa seorang
pria dan seorang wanita ingin membentuk keluarga (rumah galanya untuk mendapatkan
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan kebahagian, berani berkata
Yang Maha Esa. jujur dan melakukan perbuatan
Dengan demikian, keberlakuan Pasal 2 ayat (1) UU bermoral dan berintegritas lebih
1/1974, menurut Mahkamah, dalam kehidupan berbangsa berharga dan bermartabat.
dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, agama
menjadi landasan dan negara mempunyai kepentingan
dalam hal perkawinan. Agama menjadi landasan bagi
komunitas individu yang menjadi wadah kebersamaan
pribadi-pribadi dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa serta turut bertanggung jawab terwujudnya
kehendak Tuhan Yang Maha Esa untuk meneruskan dan
menjamin keberlangsungan hidup manusia. Negara berperan
memberikan pedoman untuk menjamin kepastian hokum
kehidupan bersama dalam tali ikatan perkawinan. Secara
khusus, negara berperan untuk memberikan perlindungan
untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah yang merupakan wujud dan

72 Nomor 156 • Februari 2020


Nomor 156 • Februari 2020
73
Ruang Konstitusi

MEMBEDAH ORIGINALISM

Pan Mohamad Faiz, Ph.D.

D
Peneliti di Mahkamah Konstitusi

alam penafsiran Menafsirkan konstitusi dengan menggunakan originalism


konstitusi, tidaklah sederhana. Pertama, terdapat beberapa metode yang
setidaknya terdapat berbeda, antara lain, yaitu textual, original intent, dan original
dua mahzab utama meaning. Kedua, tiap pendekatan juga memiliki cara yang
yang menjadi titik polar berbeda, sehingga kadangkala menjadi perdebatan tersendiri
perbedaan, yaitu originalism di kalangan originalist.
dan non-originalism. Menurut Misalnya, Ruti Teitel dalam Original Intent, History and
Black’s Law Dictionary (2009), Levy’s Establishment Clause (1990) memperhadapkan antara
originalism merupakan teori “Text versus Intent”. Menurutnya, akan menjadi masalah dalam
penafsiran yang harus penafsiran konstitusi apabila metode yang digunakan adalah
didasarkan pada maksud original intent, bukan textual, manakala bahasa dari ketentuan
dari para penyusun dan yang ditafsirkan sebenarnya dapat dipahami tanpa harus
pengadopsi suatu konstitusi. melihat maksud di balik teks tersebut.
Originalism ini seringkali juga Bagi Teitel, sebagai produk dari proses amendemen
dipersamakan dengan istilah interpretivism, yaitu sebuah konstitusi, teks justru mempunyai otoritas lebih tinggi
doktrin penafsiran konstitusi yang mengharuskan hakim untuk atas bukti lain dari maksud perumusnya. Sebab pada saat
mengikuti norma atau nilai yang dinyatakan atau tersirat perumusannya, ketentuan yang disetujui adalah teksnya,
dalam bahasa konstitusi. bukan maksud yang melatarbelakanginya. Persetujuan inilah
Sebaliknya, non-originalism atau noninterpretivism yang kemudian dinilai mewakili konsensus dari suatu proses
dimaknai sebagai doktrin yang memberikan kelonggaran perubahan konstitusional yang utuh.
penafsiran bagi hakim untuk tidak terbatas pada teks Salah satu tokoh hukum dunia yang memegang
konstitusi atau sejarah penyusunannya. Dengan kata lain, teguh aliran originalism, yaitu Antonin Gregory Scalia, Hakim
hakim dapat memandang norma dan nilai sosial yang Agung Amerika Serikat. Dalam konteks ini, Justice Scalia
berkembang sebagai dasar untuk penilaian konstitusi. lebih cenderung menggunakan pendekatan original meaning,
John Harty Ely dalam Democracy and Distrust (1980) dibandingkan original intent.
mengemukakan bahwa dari perspektif teori konstitusi, Justice Scalia berpandangan sekaligus mengklarifikasi
pertentangan mengenai pilihan penggunaan pendekatan bahwa original meaning yang dimaksud jangan sekadar
dalam menafsirkan konstitusi tersebut telah terjadi sejak dimaknai sebagai harapan konkret dari para perumus
lama. John Ely termasuk yang mengelompokannya menjadi konstitusi mengenai penerapan dari kata-kata ataupun
interpretivisme dan noninterpretivisme. Kelompok pertama frasa yang mereka gunakan. Originalism versi Justice Scalia
percaya bahwa dalam memutuskan masalah-masalah cenderung untuk menafsirkan kata-kata dan frasa tersebut
konstitusional, hakim harus membatasi dirinya pada dengan pemahaman yang wajar terhadap teks pada saat
penegakan norma-norma yang dinyatakan atau jelas tersirat ditetapkannya.
dalam konstitusi tertulis. Merujuk pada “Original Meaning and Its Limits” yang
Sementara itu, kelompok kedua memiliki pandangan diterbikan Havard Law Review (2007), posisi Justice Scalia
yang berlawanan. Mereka meyakini bahwa pengadilan harus tersebut dapat dikategorikan ke dalam versi yang lebih
melampaui rujukan teks konstitusi dalam menegakkan norma- spesifik berdasarkan argumentasi dasarnya, yaitu: (1) Teks
norma yang tidak dapat ditemukan instrumen hukum lainnya. hukum harus ditafsirkan sesuai dengan original meaning; (2)
Ruang Lingkup Originalism Original meaning dari kata yang bernilai dalam teks hukum

74 Nomor 156 • Februari 2020


adalah perluasan dengan penerapan yang umumnya akan menggunakan metode original intent dalam menafsirkan
diberikan pada saat teks itu diberlakukan; dan (3) Kata yang UUD 1945.
bernilai dalam teks hukum tersebut harus ditafsirkan sesuai Awalnya, MK menyatakan dalam Putusan Nomor
dengan penerapan yang umumnya juga akan diberikan pada 51-52-59/PUU-VI/2008 bertanggal 18 Februari 2009
saat berlakunya. bahwa pemilihan umum anggota lembaga perwakilan yang
dilaksanakan lebih dahulu dari pemilihan presiden dan wakil
Pendekatan Hermeneutika presiden merupakan praktik yang konstitusional. Namun,
Permasalahan hermeneutika dalam penggunaan MK kemudian mengubah sikapnya melalui Putusan Nomor
original intent terletak pada sifat waktunya yang tidak dapat 14/PUU-XI/2013 bertanggal 23 Januari 2013 dengan
menjelaskan sejarah dan situasi pada saat perumusan menyatakan bahwa pemilu legislatif yang diselenggarakan
konstitusi. Sedangkan, ketika menafsirkan konstitusi pada lebih dahulu dibandingkan pemilu presiden menjadi
saat ini, akan sangat dipengaruhi oleh suasana pemeriksaan inkonstitusional.
yang berlangsung di pengadilan, dan bukan suasana pada Alasannya, setelah menelusuri original intent dari
saat perumusannya. para perumus perubahan UUD 1945, ditemukan bahwa
Karenanya, penggunaan sejarah an sich dari original intent pelaksanaan pemilu harus dilakukan secara serentak, dan
dalam pengujian konstitusionalitas undang-undang dipandang bukan terpisah. Akhirnya pada 2019 diselenggarakan pemilu
tidak dapat mengungkap konflik mendasar antara teori dan serentak antara pemilu presiden, anggota DPR, anggota
metode hermeneutika dari interpretasi historis. Menurut teori DPR, dan anggota DPRD Provinsi serta Kabupaten/Kota.
original intent, sejarah dikatakan relevan karena dinyatakan Pemilu serentak ini dikenal dengan istilah “Pemilu Lima
memiliki sifat keberlanjutan. Kotak”.
Seperti halnya originalisme, pendekatan hermeneutika ini Namun demikian dalam Putusan MK yang terbaru,
pada akhirnya digunakan untuk menelusuri kesinambungan yaitu Putusan Nomor 55/PUU-XVII/2019 bertanggal 11
antara masa perumusan dan hari ini. Selain itu, analisis Februari 2020, MK menelusuri kembali makna “pemilihan
hermeneutika juga mencoba untuk memahami para perumus umum serentak” secara lebih saksama berdasarkan risalah-
dalam konteks historisnya, bahkan untuk membedakan mana risalah perubahan UUD 1945. Hasilnya, MK menyimpulkan
keadaan yang berubah dan tidak berubah. bahwa “Pemilu Lima Kotak” hanyalah salah satu varian di
Pendekatan seperti inilah yang kemudian turut antara model pemilu serentak yang diusulkan pada saat
memengaruhi para originalist untuk tidak secara kaku pembahasan perubahan UUD 1945. Artinya, terbuka varian
menafsirkan konstitusi dengan menggunakan kerangka waktu model pemilu serentak lainnya yang dapat digelar oleh
yang terbatas pada saat ketentuan konstitusi dirumuskan. Komisi Pemilihan Umum tanpa harus melanggar konstitusi.
Akan tetapi, hal yang demikian jsutru menjadikan batas Sebagai batasannya, MK menyatakan varian model
antara penggunaan originalism dan non-originalism menjadi pemilu serentak tersebut harus dalam kerangka untuk
kabur. Karena itu, tidak jarang di banyak negara, termasuk di memperkuat sistem pemerintahan presidensial, yakni
Indonesia, para hakim yang mempunyai kewenangan untuk apabila keserentakan tersebut tetap dilakukan terhadap
menafsirkan konstitusi tidak terbelah menjadi dua kubu pemilu anggota lembaga perwakilan (DPR, DPD, dan DPRD)
terpisah antara penganut originalism dan non-originalism. dengan pemilu presiden dan wakil presiden. Penguatan
sistem presidensial ini sesuai juga dengan kesepakatan para
Penerapan Original Intent pengubah UUD 1945.
Dalam memutus perkara pengujian undang-undang, Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka
Mahkamah Konstitusi (MK) tidak jarang menggunakan putusan ini menjadi salah satu contoh yang sangat kental
pendekatan originalism. Misalnya dalam perkara terkait penerapan original intent yang dilakukan oleh para Hakim
dengan penyelenggaraan Pemilu serentak, MK secara jelas Mahkamah Konstitusi.

Nomor 156 • Februari 2020


75
STANDAR PELAYANAN
KUNJUNGAN DAN AUDIENSI
KE MAHKAMAH KONSTITUSI

1
PERSYARATAN PELAYANAN
Mengajukan permohonan melalui:
7 KOMPETENSI PELAKSANA
1. Memahami permohonan kunjungan.
1. Menu “Hubungi MK” pada laman MK; 2. Memahami standar keprotokolan tamu pimpinan.
2. Pojok Digital di lobby gedung MK; 3. Memiliki pengetahuan tentang sarana dan prasaran
3. Pengiriman Pos; penerimaan kunjungan.
4. Datang Langsung 4. Mengetahui kelengkapan administrasi
pertanggungjawaban kunjungan.
5. Mengetahui narasumber penerima kunjungan.

8 PENGAWASAN INTERNAL
1. Kepala Subbagian Protokol;

2 SISTEM, MEKANISME, DAN


PROSEDUR
2.
3.
Kepala Bagian TU Pimpinan dan Protokol;
Kepala Biro Humas dan Protokol.

1. Pemohon Mengajukan Permohonan Kunjungan


Secara Tertulis M e l a l u i L a m a n M k A t a u
PENANGANAN PENGADUAN,
9
Dikirimkan Secara Langsung.
2. Pimpinan Memberikan Persetujuan Atas Kunjungan. SARAN DAN MASUKAN
3. Apabila Kunjungan Tidak Disetujui Maka Dibuat
Surat Balasan Dan Dikirimkan Kepada Pemohon. Kotak saran : datang langsung ke Gedung MK
4. Apabila Kunjungan Disetujui Maka Dibuat Surat
Balasan Dan Dikirimkan Kepada Pemohon Atau
Dilakukan Konfirmasi Langsung.
5. Memasukkan Jadwal Kunjungan Secara Manual Dan
Dalam Laman Mk. JUMLAH PELAKSANA
6. Penerimaan Kunjungan Di Lakukan Setelah
Menyiapkan Tempat Acara Dan Kebutuhan 10 2 orang.
Pendukung.

JAMINAN PELAYANAN
3 JANGKA
PENYELESAIAN
11 Pemohon akan diterima secara langsung
sesuai jadwal setelah mendapatkan
Satu minggu. balasan surat atau informasi
penerimaan kunjungan.

JAMIANAN KEAMANAN DAN


12 KESELAMATAN PELAYANAN
4 BIAYA TARIF
Diajukan tanpa biaya.
1.
2.
Diajukan tanpa dikenakan biaya.
Tolak Gratifikasi.
3. Bebas KKN.

EVALUASI KINERJA PELAKSANA


13 1. Evaluasi tiap 3 bulan sekali;
2. Pengisian kuesioner layanan 1 tahun sekali.
PRODUK
5 PELAYANAN
Pelayanan kunjungan berupa
tempat, narasumber dan MASA BERLAKU IJIN
pendukung lainnya sesuai
kebutuhan. 14 Tidak ada.

SARANA, PRASARANA/ WAKTU PELAYANAN


6 FASILITAS 15 Senin – Kamis :
08.30 – 16.00 (di luar jam istirahat
1. Komputer dan kelengkapannya. pukul 12.00 – 13.00)
2. Tempat acara.
3. Sound system. Jumat :
4. Narasumber. 08.30 – 16.00 (di luar jam istirahat
pukul 11.30 – 13.00)

76 Nomor 156 • Februari 2020


Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi
http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/simpus/

Gedung.Mahkamah Konstitusi
Lantai 8
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta Pusat
Telp. (021) 2352 9000

Nomor 156 • Februari 2020


77
78 Nomor 156 • Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai