i
Lantai 5 dan 6 Gedung Mahkamah Konstitusi
ii
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta Pusat
Nomor 156 • Februari 2020
Nomor 156 • Februari 2020 Salam Redaksi
B
DEWAN PENGARAH: erita menarik dari sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) terjadi di akhir
Anwar Usman • Aswanto • Arief Hidayat Januari 2020. Ketika MK mengabulkan permohonan pengujian Undang-
Enny Nurbaningsih • Wahiduddin Adams Undang Pemilu dalam perkara 48/PUU-XVII/2019 yang diajukan oleh
Suhartoyo • Manahan MP Sitompul sejumlah Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dari beberapa daerah.
Saldi Isra • Daniel Yusmic Pancastaki Foekh Nomenklatur kelembagaan pengawas dalam UU Pilkada dan UU Pemilu
PENANGGUNG JAWAB: berbeda. UU Pilkada menempatkan kedudukan Panwas Kabupaten/Kota
M. Guntur Hamzah sebagai lembaga ad hoc yang sewaktu-waktu dapat dibubarkan. Sedangkan
UU Pemilu No. 7 Tahun 2017 menempatkan Bawaslu Kabupaten/Kota sebagai
PEMIMPIN REDAKSI:
lembaga permanen yang memiliki masa jabatan tetap. Nomenklatur Panwas
Heru Setiawan
Kabupaten/Kota dalam UU Pilkada harus sesuai dengan UU Pemilu. MK pun
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: memutuskan, “Panwas Kabupaten/Kota” harus dimaknai sebagai “Bawaslu
Fajar Laksono Suroso Kabupaten/Kota”.
REDAKTUR PELAKSANA: Bagi Bawaslu, putusan MK tersebut memberikan kepastian hukum
Mutia Fria Darsini legalitas Bawaslu Kabupaten/Kota dalam melaksanakan fungsi pengawasan
SEKRETARIS REDAKSI: dalam Pilkada 2020. Kepastian hukum bagi Bawaslu sangat penting karena
Tiara Agustina Bawaslu akan melakukan fungsi penegakan hukum, pengawasan. Dengan
demikian, mengenai kepastian hukum itu menjadi dasar dan memiliki peran
REDAKTUR:
yang signifikan.
Nur Rosihin Ana
Informasi putusan MK itulah yang kami angkat menjadi “Laporan
Nano Tresna Arfana • Lulu Anjarsari P
Utama” dalam Majalah Konstitusi Edisi Februari 2020. Selain berita putusan
REPORTER: itu, masih banyak berita-berita lain yang menarik dan informatif dari ruang
Ilham Wiryadi • Sri Pujianti sidang maupun nonsidang. Termasuk berbagai materi dan ulasan dari rubrik-
Yuniar Widiastuti rubrik khas dari Majalah Konstitusi.
Panji Erawan Demikian pengantar singkat dari redaksi. Akhir kata, kami mengucapkan
Utami Argawati • Bayu Wicaksono selamat membaca!
KONTRIBUTOR:
Pan Mohamad Faiz
Bisariyadi
Luthfi Widagdo Eddyono
Wilma Silalahi
Alboin Pasaribu
Yusti Nurul Agustin
Rumawi
FOTOGRAFER:
Gani • Ifa Dwi Septian
DESAIN VISUAL:
Rudi • Nur Budiman • Teguh
DESAIN SAMPUL:
Herman To
DISTRIBUSI:
Utami Argawati
ALAMAT REDAKSI:
Gedung Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta Pusat @Humas_MKRI Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi RI mahkamahkonstitusi
Telp. (021) 2352 9000 • Fax. 3520 177
Email: majalahkonstitusi@mkri.id
Website: www.mkri.id
SALAM REDAKSI 1
EDITORIAL 3
KONSTITUSI MAYA 5
JEJAK MAHKAMAH 6
OPINI 8
KILAS PERKARA 26
IKHTISAR PUTUSAN 30
RAGAM TOKOH 34
RISET KONSTITUSI 40
KILAS AKSI 48
M
ahkamah Konstitusi (MK) baru saja memutus undang-undang itu menyentuh aspek konstitusionalitas
perkara pengujian UU Pemilihan Gubernur, norma yang potensial melanggar garis dan nilai konstitusi.
Bupati, dan Walikota yang diubah terakhir Keempat, adanya perubahan kelembagaan Bawaslu
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun melalui UU Pemilu, pengawas pemilu tingkat kabupaten/kota
2016 (UU Pilkada). Putusan Nomor 48/PUU-XVII/2019 yang awalnya hanyalah sebagai lembaga ad hoc sebagaimana
itu diketok MK pada Sidang Pleno terbuka untuk umum diatur dalam UU Pilkada secara konstitusional harus pula
pada 29 Januari 2020 lalu. Dalam perkara itu, Pemohon menyesuaikan menjadi lembaga yang bersifat tetap dengan
mempersoalkan norma pengaturan lembaga pengawas nama Bawaslu Kabupaten/Kota serta mengikuti perubahan
pemilihan di tingkat kabupaten/kota. Norma itu tersebar lain sebagaimana diatur dalam UU Pemilu. Selama tidak
di banyak pasal dalam UU Pilkada. dilakukan penyesuaian kelembagaan
Ada 3 (tiga) kluster persoalan. pengawas pemilihan tingkat kabupaten/
Pertama, Pemohon meminta MK kota sebagaimana diatur dalam UU Pilkada
menyatakan inkontitusional sepanjang dengan perubahan dalam UU Pemilu,
frasa “Panwas Kabupaten/Kota” hal demikian menyebabkan terjadinya
sepanjang tidak dimaknai menjadi ketidakpastian hukum keberadaan lembaga
“Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pengawas pemilihan kepala daerah di
Kabupaten/Kota“. Ada 45 (empat kabupaten/kota. Bahkan, sesuai dengan
puluh lima) norma dalam kategori ini. Pasal 22E ayat (5) UUD 1945, struktur
Kedua, Pemohon juga memohon MK penyelenggara pemilihan untuk pileg-pilpres
menyatakan inkonstitusional sepanjang dan penyelenggaraan pilkada seharusnya
frasa “masing-masing beranggotakan tetap sama meskipun melaksanakan mandat
3 (tiga) orang” tidak dimaknai “sama dari dua undang-undang yang berbeda.
dengan jumlah anggota Bawaslu Kelima, melalui putusan ini, MK
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/ kembali menegaskan tafsir konstitusional
Kota; Ketiga, norma yang dimohonkan terhadap kedudukan Bawaslu. Dalam
untuk dinyatakan inkonstitusional, yakni memposisikan penyelenggara pemilihan,
norma dalam Pasal 24 ayat (1) dan MK tak membedakan antara penyelenggara
ayat (2) UU Pilkada. Dalam amarnya, pileg-pilpres yang diatur dalam Pasal 22E
MK mengabulkan keseluruhan permohonan Pemohon itu. ayat (2) UUD 1945 dengan pilkada yang diatur dalam dalam
Secara umum, putusan MK tersebut dapat dipahami
Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945. Frasa “komisi pemilihan umum”
ke dalam beberapa tarikan makna. Pertama, putusan ini
dalam Pasal 22E Ayat (5) UUD 1945 sudah dimaknai merujuk
merupakan ‘kode keras’ bagi Pembentuk Undang-Undang
pada fungsi penyelenggaraan pemilu yang bersifat nasional,
mengenai perlunya sinkronisasi nomenklatur lembaga
tetap, dan mandiri. Fungsi penyelenggaraan pemilu tidak
pengawasan pemilihan, baik pilpres-pileg maupun pilkada,
antara yang diatur dalam UU Pilkada dan UU Pemilu. Masalahnya saja dilaksanakan oleh sebuah Komisi Pemilihan Umum
bukan saja soal nomenklatur yang tak seragam, melainkan (KPU), tetapi juga termasuk oleh sebuah Badan Pengawas
bisa mengimbas pada munculnya dua institusi pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) sebagai satu kesatuan fungsi
penyelenggaraan pemilihan di tingkat kabupetan/kota, yakni penyelenggaraan pemilu. Jadi, Bawaslu merupakan bagian
institusi dalam pemilihan pilpres-pileg dan institusi pilkada. inheren dari komisi pemilihan umum yang dimaksud
Kedua, putusan ini menegaskan pentingnya keharusan dalam Pasal 22E Ayat (5) UUD 1945 yang berfungsi
dan kejelian Pembentuk Undang-Undang dalam sinkronisasi melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
norma dalam proses pembentukan undang-undang. Kealpaan pemilihan umum di seluruh wilayah Indonesia.
atau ketakjelian dalam hal sinkronisasi pada ujungnya akan Kelima hal di atas penting untuk dibaca secara integral.
menimbulkan persoalan, baik persoalan konstitusionalitas Kelima hal di atas mencerminkan peran MK menjaga tatanan
norma maupun persoalan dalam tataran implementasi demokrasi negara ini. Agar ketika demokrasi melaju, lajunya
norma. Dalam konteks pembentukan peraturan perundang- mantap di atas rel konstitusi. Menggunakan kewenangan
undangan, ada yang namanya sinkronisasi vertikal, ada constitutional judicial review, MK melakukan penataan
juga sinkronisasi horizontal. Maksudnya agar substansi peraturan perundang-undangan terkait dengan Pemilu
yang diatur dalam produk peraturan perundang-undangan dan pilkada. Supaya pengaturannya tak centang, perenang
tidak tumpang tindih, saling melengkapi (suplementer), dalam artian tertib asas dan sinkron. Seiring dengan itu, MK
dan saling terkait. Tujuannya tentu saja untuk mewujudkan menendang jauh-jauh ketidakpastian hukum selama ini,
landasan pengaturan yang memberikan kepastian hukum khususnya soal keberadaan lembaga pengawas pilkada di
secara memadai bagi pelaksanaan peraturan tersebut. kabupaten/kota. Melalui putusan itu pula, MK menegaskan
Ketiga, dalam hal Pembentuk Undang-Undang tidak bahwasanya pengawasan pilkada merupakan keniscayaan
atau belum melakukan penyelarasan dan penyerasian UU, MK di tengah jalan panjang mewujudkan pilkada dengan
dapat mengambil peran itu. Syaratnya, ketidaksinkronan antar nilai-nilai demokrasi yang terjaga. Salam Konstitusi!.
B
PPID (Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi);
adan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) adalah akun media sosial; dan galeri foto. Terdapat pula tautan
lembaga yang bertugas mengawasi pelaksanaan menuju JDIH (Jaringan Data Informasi Hukum) Bawaslu.
tahapan pemilu, menerima pengaduan, serta Pada laman Bawaslu provinsi biasanya terdapat regulasi,
menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi dan putusan, dan data pelanggaran, yang tidak selalu ada
pelanggaran pidana pemilu. Bawaslu memiliki kedudukan pada laman Bawaslu kabupaten/kota.
YUNIAR WIDIASTUTI
P
manajemen pemilu dan pelatihan teknologi informasi dan
erhimpunan badan pemilu dunia yang disebut komunikasi (ICT); projek kerjasama, kegiatan promosi,
Association of World Election Bodies (A-WEB) dan penggalangan dana dengan berbagai perhimpunan
adalah organisasi badan pengelola pemilu regional dan organisasi donor internasional; serta program
internasional yang pertama dibentuk. Organisasi ini ICT pemilu bagi negara anggota. Saat ini A-WEB memiliki
dibentuk atas usulan KPU Korea Selatan (National Election 115 anggota dari 106 negara, termasuk Bawaslu RI yang
Commission/NEC) kepada Association of Asian Election menjadi anggota dalam pertemuan keempat di Benglaru,
Authorities (AAEA) pada 2010. Setelah tiga pertemuan, India pada 2019. Selain Bawaslu, KPU juga telah menjadi
dibuatlah piagam organisasi. Nama A-WEB dipilih atas anggota A-WEB.
YUNIAR WIDIASTUTI
usulan KPU India. A-WEB diresmikan pada 14 Oktober
P
ada 20 Februari 2008, pendidikan disebabkan ketentuan pendapatan dan belanja negara/daerah
Mahkamah Konstitusi Pasal 49 ayat (1) UU Sisdiknas dalam kurun waktu satu tahun dalam
memutus perkara nomor yang mengecualikan "gaji pendidik" bentuk pendapatan dan belanja serta
24/PUU-V/2007 dan dari anggaran 20% APBN/APBD. pembiayaan berupa setiap penerimaan
menyelesaikan konflik Pasal 31 Ayat (4) UUD 1945 yang perlu dibayar kembali dan/
tak berkesudahan terkait gaji pendidik menyatakan, “Negara memprioritaskan atau pengeluaran yang akan diterima
dalam penentuan anggaran pendidikan anggaran pendidikan sekurang- kembali. Sedangkan dana diartikan
20% APBN berdasarkan UUD 1945. kurangnya 20% dari anggaran sebagai akibat realisasi dari anggaran,
Perkara tersebut tertuang dalam pendapatan dan belanja negara serta sehingga dana tidak mungkin
permohonan Pengujian Undang- dari anggaran pendapatan dan belanja dikeluarkan sebelum dianggarkan
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang daerah untuk memenuhi kebutuhan terlebih dahulu dalam APBN/APBD.
Sistem Pendidikan Nasional dan penyelenggaraan pendidikan nasional”. Mahkamah Konstitusi
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006 Mahkamah Konstitusi berpendapat, dalam pertimbangan hukumnya
tentang Anggaran Pendapatan dan dengan rumusan demikian UUD 1945 menjelaskan bahwa Pasal 31 ayat
Belanja Negara Tahun Anggaran 2007. tidak membuka adanya kemungkinan (3) UUD 1945 mengamanatkan
Diajukan oleh Rahmatiah penafsiran lain selain bahwa: (a) negara pembentukan undang-undang
Abbas dan Badryah Rifai, para wajib memprioritaskan anggaran tentang penyelenggaraan sistem
Pemohon dalam permohonannya pendidikan dalam APBN dan APBD; (b) pendidikan nasional, yang materi
mendalilkan selaku guru dan dosen prioritas dimaksud haruslah sekurang- muatannya seharusnya tidak
yang merupakan pendidik sehingga kurangnya 20% dari APBN dan APBD. mengatur secara imperatif tentang
merupakan komponen pendidikan Istilah anggaran pendidikan dan anggaran pendidikan, karena anggaran
dalam sistem pendidikan nasional dana pendidikan, menurut Mahkamah pendidikan diatur dalam ayat lain yaitu
menurut UU Sisdiknas. UUD 1945 Konstitusi, merupakan dua istilah yang dalam Pasal 31 Ayat (4) UUD 1945.
dan UU Sisdiknas telah menetapkan berbeda baik dari sisi substansi yang Dengan perkataan lain
anggaran pendidikan 20% dari APBN/ terkandung di dalamnya, maupun pengaturan tentang alokasi maupun
APBD, tetapi peningkatan anggaran dari sisi etimologi. Anggaran budget besaran anggaran pendidikan menjadi
tersebut, menurut para Pemohon, atau begroting merupakan istilah domain Undang-Undang tentang
tidak memberi manfaat terhadap yang diterima umum dan mempunyai Anggaran Pendapatan dan Belanja
guru dan dosen sebagai komponen pengertian baku, yakni rencana Negara (APBN) yang ditetapkan setiap
D
unia usaha digetarkan oleh serta mengambil pelunasan piutangnya dari
Mahkamah Konstitusi. Pada senin hasil penjualan tersebut.” Hak parate executie
6 Januari 2020, bahwa parate yang dimiliki oleh kreditor tersebut tidak
executie dalam fidusia diputuskan dapat dikuasakan kepada pihak mana pun.
Rumawi tidak mengikat secara hukum melalui Hal tersebut termaktub dalam ratio decidendi
Pengajar pada Hukum Ekonomi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/ Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 70/
Syariah Fakultas Syariah IAIN
PUU-XVII/2019. Parate executie merupakan PUU-VIII/2010, bahwa …, Parate executie,
Jember
hak menjual atas kekuasaan sendiri tanpa karena merupakan hak relatif yang hanya
perlu ijin dari ketua pengadilan. Hak menjual dapat diberikan kepada pemegang Hak
atas kekuasaan sendiri tersebut dimiliki oleh Tanggungan pertama, jika diberikan dengan
kreditor. Atas putusan tersebut menjadikan surat kuasa kepada seseorang lain yang
pro dan kontra. Bagi pihak yang pro, putusan tidak berhak melaksanakan parate executie,
tersebut dapat melindungi debitor dari akan menjadikan batal sifat perjanjian
kesewenang-wenangan kreditor. Bagi pihak kuasa tersebut karena tidak memenuhi
yang kontra, putusan tersebut menyulitkan syarat keempat dari perjanjian, yaitu suatu
eksekusi barang jaminan dari debitor. sebab yang tidak dilarang. Parate executie
Hak menjual atas kekuasaan sendiri harus dilakukan kreditor sendiri, tidak
termaktub dalam Pasal 15 Ayat (3) UU diperkenankan diwakilkan kepada pihak lain
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 selain diri kreditor.
tentang Jaminan Fidusia, dinyatakan bahwa Pencermatan norma yang termuat
“apabila debitor cidera janji, Penerima dalam Pasal 15 Ayat (3) UU Undang-
Fidusia mempunyai hak untuk menjual Undang Nomor 42 Tahun 1999 dan Pasal
Benda yang menjadi objek Jaminan 6 UU Undang-Undang Nomor 4 Tahun
Fidusia atas kekuasaannya sendiri.” Benda 1996 hampir sama. Kedua-duanya sama-
fidusia dapat dijual atas kekuasaan sendiri sama memuat ketentuan parate executie.
oleh kreditor apabila terjadi debitor Kreditor mempunya hak menjual atas
wanprestasi. Kekuasaan tersebut lazim kekuasaannya sendiri benda jaminan
disebut parate executie. Parate executie apabila debitor wanprestasi. Namun, di
dapat ditemukan juga di dalam Undang- antara keduanya termuat norma yang agak
Undang Hak Tanggungan. Ketentuan Pasal berbeda. Di dalam ketentuan Pasal 15 Ayat
6 UU Undang-Undang Nomor 4 Tahun (3) UU Undang-Undang Nomor 42 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah 1999 hanya memuat prinsip parate executie
Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan an sich, dan di dalam Pasal 6 UU Undang-
Dengan Tanah (disingkat Undang-Undang Undang Nomor 4 Tahun 1996 bahwa
Hak tanggungan), dinyatakan bahwa prinsip parate executie dan dijual melalui
“Apabila debitor cidera janji, pemegang pelelangan umum. Dan hasil penjualan
Hak Tanggungan pertama mempunyai hak tersebut diambil oleh kreditor sebagai
untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas pelunasan. apabila hasil penjualannya lebih,
kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum dikembalikan kepada debitor, dan apabla
PANWAS KABUPATEN/KOTA
BERUBAH JADI BAWASLU
Nomenklatur kelembagaan pengawas dalam UU Pilkada dan UU Pemilu berbeda. UU Pilkada
menempatkan kedudukan Panwas Kabupaten/Kota sebagai lembaga ad hoc yang sewaktu-waktu
dapat dibubarkan. Sedangkan UU Pemilu No. 7 Tahun 2017 menempatkan Bawaslu Kabupaten/Kota
sebagai lembaga permanen yang memiliki masa jabatan tetap. Nomenklatur Panwas Kabupaten/
Kota dalam UU Pilkada harus sesuai dengan UU Pemilu. MK pun memutuskan, “Panwas Kabupaten/
Kota” harus dimaknai sebagai “Bawaslu Kabupaten/Kota”.
K
onsep kelembagaan Bawaslu Provinsi yang bersifat mengawasi penyelenggaraan
“Bawaslu Kabupaten/ “permanen” dalam melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada)
Kota” yang bersifat f u n g s i p e n g a w a s a n t e rh a d a p menjadi tidak relevan lagi dan
“permanen” seharusnya penyelenggaraan pilkada maupun bertentangan dengan prinsip-prinsip
juga berlaku untuk penyelenggaraan pemilu presiden, kelembagaan penyelenggara pemilu
“Panwas Kabupaten/Kota”, karena DPR, DPD dan DPRD. Oleh karena yang berkeadilan, efektif dan efisien.
merujuk kelembagaan yang itu, pembentukan kelembagaan Demikian dalil permohonan uji
sama sebagaimana kelembagaan pengawasan yang baru untuk materi UU Pilkada yang diajukan
Nomenklatur Panwaslu
Kelembagaan penyelenggara
pemilu telah diatur tersendiri
dalam sebuah undang-
undang yakni Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum
(UU Penyelenggara Pemilu). Undang-
HUMAS MK/GANIE
undang ini merupakan rujukan
utama menyangkut kelembagaan
Veri Junaidi selaku kuasa hukum Pemohon saat menyampaikan pokok-pokok permohonan penyelenggara pemilu, baik dalam
perkara pengujian UU Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada), Selasa (17/9) di Ruang Sidang pelaksanaan Pilkada maupun
Pleno Gedung MK. Pemilu. Bahkan secara eksplisit
dalam Pasal 1 angka 10 UU 1/2015
jo. UU 8/2015 menyebutkan bahwa
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
dengan bawaslu kabupaten/kota yang melakukan fungsi pengawasan
keanggotaan Bawaslu Provinsi
yang menyebabkan Surya Efitrimen dalam Pemilihan Kepala Daerah
sebanyak 5 orang atau 7 orang dan
(Pemohon I) secara khusus harus (Pilkada) merupakan Bawaslu
Bawaslu Kabupaten/Kota sebanyak
melakukan proses rekrutmen ulang sebagaimana diatur dalam UU
3 orang atau 5 orang.
panwas kabupaten/kota. Sedangkan penyelenggara Pemilu.
“ P a d a p r i n s i p n y a , Ya n g
bagi Nursari (Pemohon II) dan Sulung Kemudian dengan berlakunya
Mulia, ada dua hal yang kami
Muna Rimbawan (Pemohon III) UU Pemilu, UU Penyelenggara Pemilu
mintakan. Yang pertama terkait
keduanya harus melalui proses seleksi tersebut dicabut dan dikodifikasikan
dengan nomenklatur panwaslu, dan
ulang untuk jabatan komisioner dalam satu undang-undang yang
yang kedua, terkait dengan jumlah
panwas Kabupaten/Kota pada setiap secara substansi mengatur tentang
anggota panwaslu dalam pemilihan
penyelenggaraan pilkada. Hal ini kelembagaan Penyelenggara Pemilu
kepala daerah,” kata Veri Junaidi
tidak hanya menguras tenaga dan dan mekanisme pemilihan umum.
selaku kuasa para Pemohon, saat
pikiran tetapi juga membutuhkan Tidak berlakunya UU Penyelenggara
memaparkan pokok permohonan
anggaran yang tidak sedikit. Pemilu, dengan diundangkannya
perkara Nomor dalam sidang dengan
Menurut para Pemohon, UU Pemilu telah berimplikasi pada
agenda Pemeriksaan Pendahuluan
berlakunya norma Pasal 23 ayat “ketidakpastian hukum” terhadap
perkara Nomor 48/PUU-XVII/2019
(3) UU Pilkada menyebabkan sistem kelembagaan penyelenggara
yang digelar di MK pada Selasa,
tidak adanya kepastian hukum pilkada dan pemilu. Dalam
(17/9/2019).
dan tidak adanya jaminan atas Pilkada, khususnya pengawas
Veri menegaskan fakta bahwa
penghidupan serta pekerjaan yang tingkat kabupaten/kota masih
tidak ada lagi panwaslu yang sifatnya
layak karena jumlah keanggotaan menggunakan terminologi Panwas
ad hoc karena pascapemilihan
lembaga pengawas pilkada sebanyak Kabupaten/Kota sedangkan dalam
umum tahun 2019, seluruh
3 orang. Hal ini tidak sejalan dengan Pemilu (2019) telah dibentuk secara
panwaslu tingkat kabupaten/kota
perkembangan kelembagaan di permanen Bawaslu Kabupaten/Kota.
telah menjadi bawaslu kabupaten/
Bawaslu. Ketidakpastian hukum ikhwal
kota dan telah bersifat permanen
Para Pemohon berpotensi dicoret sistem kelembagaan penyelenggara
dengan masa jabatan 5 tahun.
dari daftar komisioner Bawaslu pilkada dengan penyelenggara
”Kemudian dari sisi jumlah, yang
Provinsi dan Panwas Kabupaten/ pemilu tersebut terkonfimasi pada
sebelumnya ditetapkan 3 orang
Kota. Sebab, berdasarkan Pasal 92 eksistensi jajaran Bawaslu di tingkat
dalam UU Pilkada faktual hari ini
ayat (2) UU Pemilu diatur mengenai kabupaten/kota, yang berdasarkan
sudah ada bawaslu kabupaten/kota
Bawaslu Provinsi adalah lembaga penyelenggara Badan Pengawas Pemilu Provinsi Kedudukan bersifat
pemilihan umum yang bertugas mengawasi yang selanjutnya disebut Bawaslu permanen
penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah provinsi Provinsi adalah badan yang mengawasi
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum provinsi.
yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan
penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
Pasal 1 angka 17 Pasal 1angka 19 Kedudukan Panwas
bersifat sementara
Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota yang Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/ berdasarkan Pasal 24 ayat
selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota adalah Kota yang selanjutnya disebut Bawaslu (1) UU Pilkada, sedangkan
panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang Kabupaten/Kota adalah badan untuk kedudukan Bawaslu
bertugas untuk mengawasi penyelenggaraa Pemilihan di mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten/Kota bersifat
wilayah Kabupaten/Kota; wilayah kabupaten Kota permanen
ketentuan Pasal 1 angka 17 jo. Pasal kabupaten/kota. UU Pemilu kepala daerah, presiden, DPR, DPD
24 ayat (1) UU Pilkada “bersifat tidak mengenal lagi terminologi dan DPRD.
sementara atau ad-hoc”, sedangkan “Panwas Kabupaten/Kota”, akan Menurut para Pemohon, sistem
dalam UU Pemilu (UU 7/2017), tetapi digantikan kedudukannya hukum pemilu dan sistem hukum
kelembagaan jajaran Bawaslu di menjadi “Bawaslu Kabupaten/Kota”. pilkada merupakan sistem yang
tingkat kabupaten/kota “bersifat Oleh karena itu, “sifat permanen” saling berkaitan erat satu sama
tetap” dengan masa jabatan 5 juga seharusnya melekat pada lain. Oleh karena itu, tertinggalnya
tahun. kelembagaan jajaran Bawaslu di pengaturan kelembagaan jajaran
Berdasarkan persandingan kabupaten/kota pada pilkada. Bawaslu di level kabupaten/kota
“sifat kelembagaan” jajaran Pembedaan antara dalam UU Pilkada seharusnya
Bawaslu di tingkat kabupaten/ kelembagaan “Panwas Kabupaten/ disejalankan atau ditafsirkan sama
kota pada rezim pilkada dan Kota” dalam UU Pilkada dan dengan UU Pemilu untuk mencapai
rezim pemilu sebagaimana “Bawaslu Kabupaten/Kota” dalam tujuan kepastian hukum (legal
tabel di atas, maka pengaturan UU Pemilu tersebut tidak sejalan certainty) dan keadilan pemilu
kelembagaan penyelenggara dalam dengan asas kepastian hukum (legal (electoral justice).
UU Pilkada menjadi tidak relevan certainty) dan tertib hukum (legal “Prinsipnya Pemohon meminta
dan bertentangan dengan prinsip order), yang mensyaratkan adanya kepada Yang Mulia Majelis agar
kepastian hukum yang diatur dalam keadilan hukum (legal justice) nomenklatur atau terminologi panwas
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945. yang ditandai dengan pemberian kabupaten/kota sebagaimana diatur
Undang-Undang Nomor 7 Tahun kewenangan atau pendekatan Pasal 1 angka 17 Undang-Undang
2017 tentang Pemilihan Umum yang sama (equal treatment) untuk Pilkada ditafsirkan sama dengan
(UU Pemilu) secara kelembagaan kelembagaan yang sama, meskipun kelembagaan Bawaslu kabupaten/
telah menetapkan institusi Bawaslu dalam penyelenggaraan pemilu kota merujuk Undang-Undang Pemilu
dipermanenkan hingga pada tingkat untuk jenis yang berbeda seperti yang bersifat tetap yang selanjutnya
berlaku secara mutatis mutandis
terhadap pengaturan panwas
kabupaten/kota yang tersebar dalam
Perbandingan Pasal yang Mengatur Komposisi Jumlah batang tubuh Undang-Undang
Anggota Bawaslu di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Pilkada,” kata Muh. Salman Darwis
selaku kuasa hukum para Pemohon
UU Pilkada UU No. 7/2017 Keterangan dalam persidangan denga agenda
Pasal 23 ayat (3) Pasal 92 ayat (2) Terdapat pertentangan perbaikan permohonan yang digelar
norma didalam UU di MK, Kamis (26/9/2019).
Bawaslu Jumlah Anggota: Pemilu dan UU Pilkada
Provinsi, Panwas a. Bawaslu sebanyak 5 (lima) orang; sehingga berpotensi Anggota Bawaslu Provinsi dan
Kabupaten/Kota, b. Bawaslu Provinsi sebanyak 5 terdapat anggota
dan Panwas (lima) atau 7 (tujuh) orang; Bawaslu Provinsi yang
Bawaslu Kabupaten/Kota
Kecamatan c. Bawaslu Kabupaten/Kota dinonaktifkan karena UU Dalam penyelanggaraan Pemilu
masing-masing sebanyak 3 (tiga) atau 5 (lima) Pilkada mentukan hanya Serentak Tahun 2019 telah dilantik
beranggotakan 3 orang; dan 3 orang anggota; anggota Bawaslu Provinsi dan
(tiga) orang. d. Panwaslu Kecamatan sebanyak 3 Bawaslu Kabupaten/Kota dengan
(tiga) orang. Selain itu, apaila
Bawaslu Kabupaten/
komposisi keanggotaan berjumlah 5
Kota diberikan orang dan kewenangannya dibagi ke
kewenangan tambahan dalam lima divisi, diantaranya: (1)
sebagai penyelenggara divisi organisasi dan sumber daya
pemilihan kepala daerah manusia, (2) divisi pengawasan dan
berpotensi terdapat
anggota Bawaslu hubungan antar lembaga, (3) divisi
Kabupaten/Kota yang hukum dan informasi, (4) divisi
dinonaktifkan karena penindakan pelanggaran, dan (5)
UU Pilkada membatasi divisi sengketa;
hanya 3 orang anggota
dan Bawaslu yang berpayung dimaksud oleh UU Pemilu. Itu yang digelar di MK pada Rabu
hukum pada UU Pemilu. Ketiga, artinya, Panwas Kabupaten/Kota (29/1/2020).
legalitas sekaligus legitimasi Panwas yang dimaksud oleh UU No. 10 MK dalam pertimbangan
Kabupaten/Kota sebagai salah satu Tahun 2016 harus dimaknai sama hukum membagi nor ma yang
unsur penyelenggara pilkada yang dengan Bawaslu Kabupaten/Kota dimohonkan para Pemohon pengujian
otoritas pembentukannya dilakukan seperti diamanatkan oleh UU No. 7 konstitusionalitasnya tersebut ke
oleh Bawaslu Provinsi seperti diatur Tahun 2017. dalam tiga kategori. Pertama, norma
oleh UU Pilkada, namun Bawaslu yang dimohonkan untuk dinyatakan
Kabupaten/Kota yang berdasarkan Pokok Permohonan Kabul bertentangan dengan UUD 1945
UU Pemilu justru dibentuk oleh Seluruhnya dan tidak memiliki kekuatan
Bawaslu tingkat pusat. MK menggelar sidang mengikat sepanjang frasa “Panwas
Seperti dikemukakan se pemeriksaan perkara Nomor 48/ Kabupaten/Kota” tidak dimaknai
belum n ya, UU Pilkada masih PUU-XVII/2019 ini sebanyak 6 kali menjadi “Badan Pengawas Pemilu
menempatkan kedudukan Panwas sidang. Sidang kali ketujuh digelar (Bawaslu) Kabupaten/Kota“. Norma-
Kabupaten/Kota sebagai lembaga dengan agenda pengucapan putusan. norma yang berada dalam kategori
ad hoc yang sewaktu-waktu dapat Sidang yang paling menegangkan dan pertama ini adalah: Pasal 1 angka
dibubarkan. Sementara UU Pemilu sangat menentukan. MK dalam amar 17; Pasal 1 angka 18; Pasal 5 ayat
menempatkan Bawaslu Kabupaten/ putusan menyatakan mengabulkan (2) huruf e; Pasal 22A ayat (1); Pasal
Kota sebagai lembaga permanen seluruh permohonan. 22A ayat (3); Pasal 22B huruf e;
yang memiliki masa jabatan “Amar Putusan, mengadili… Pasal 22B huruf f; Pasal 22B huruf
tetap. Oleh karena menurut para Dalam Pokok Permohonan, h; Pasal 22B huruf j; Pasal 22D;
Pemohon, dalam rangka memperoleh mengabulkan permohonan para Pasal 23 ayat (1); Pasal 23 ayat (2);
kepastian hukum terkait kerangka Pemohon untuk seluruhnya,” Pasal 24 ayat (3); Pasal 25 ayat (2);
hukum penyelenggaraan pilkada kata Ketua MK Anwar Usman Pasal 30; Pasal 32; Pasal 34 huruf
serentak 2020, maka esensi Panwas dengan didampingi delapan Hakim b; Pasal 34 huruf c; Pasal 34 huruf
Kabupaten/Kota menurut UU Pilkada Konstitusi, saat sidang pengucapan d; Pasal 82 ayat (5); Pasal 83; Pasal
harus dipandang sebagai Bawaslu Putusan Nomor 48/PUU-XVII/2019 104 ayat (11); Pasal 105 ayat (1);
Kabupaten/Kota sebagaimana yang Pasal 105 ayat (7); Pasal 110 ayat
(1); Pasal 110 ayat (3); Pasal 119
ayat (1); Pasal 119 ayat (2); Pasal
134 ayat (1); Pasal 134 ayat (5);
Pasal 134 ayat (6); Pasal 135 ayat
(2); Pasal 141; Pasal 144 ayat (1);
Pasal 144 ayat (2); Pasal 144 ayat
(3); Pasal 146 ayat (1); Pasal 146
ayat (3); Pasal 152 ayat (1); Pasal
152 ayat (2); Pasal 154 ayat (1);
Pasal 154 ayat (2); Pasal 193 ayat
(1); Pasal 193 ayat (2); Pasal 193B
ayat (2) UU Pilkada.
Kedua, norma yang dimohonkan
untuk dinyatakan bertentangan
dengan UUD 1945 dan tidak memiliki
kekuatan mengikat sepanjang frasa
“masing-masing beranggotakan 3
(tiga) orang” tidak dimaknai “sama
HUMAS MK/GANIE
PONOROGO.BAWASLU.GO.ID
kabupaten/kota, sebagaimana diatur
dalam UU Pilkada sama dengan apa
yang pernah diatur dalam UU No.
15/2011, namun ketika substansi
Ilustrasi papan nama Bawaslu Kabupaten Ponorogo. UU No. 15/2011 telah diganti
dengan UU No. 7/2017, nomenkaltur
pengawas pemilihan masih belum
lagi terjadi keseragaman untuk
anggota DPD, dan anggota DPRD yang terakhir diatur dalam UU No.
semua jenis pemilihan. Dalam hal
secara eksplisit disebut dalam Pasal 7/2017. Dengan dibentuknya UU
ini, lembaga pengawas pemilihan,
22E ayat (2) UUD 1945, pembentuk No. 7/2017, UU 15/2011 dinyatakan
in casu pengawas pemilihan kepala
undang-undang juga memberikan tidak berlaku lagi. Salah satu
daerah di tingkat kabupaten/kota
tugas dan wewenang kepada Bawaslu substansi mendasar di dalam UU
dalam pemilihan bupati dan wakil
melalui UU Penyelenggara Pemilu No. 7/2017 adalah perubahan
bupati dan walikota dan wakil
dan UU Pilkada untuk mengawasi kelembagaan Bawaslu. Dalam hal
walikota dilaksanakan oleh Panwaslu
penyelenggaraan pemilihan kepala ini, Pasal 89 ayat (2) UU No. 7/2017
Kabupaten/Kota.
daerah atau pilkada. Pemberian menyatakan Bawaslu terdiri atas:
Ketika UU No. 7/2017 disahkan,
tugas dan wewenang dimaksud a. Bawaslu; b. Bawaslu Provinsi;
dalam Pasal 571 huruf b UU tersebut
sebagai konsekuensi pengaturan c. Bawaslu Kabupaten/Kota; d.
ditegaskan “Undang-Undang Nomor
bahwa pilkada dilaksanakan Panwaslu Kecamatan; e. Panwaslu
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara
secara langsung. Terakhir kalinya, Kelurahan/Desa; f. Panwaslu LN; dan
Pemilu dicabut dan dinyatakan tidak
undang-undang yang secara khusus g. Pengawas TPS. Lebih jauh, Pasal
berlaku”. Ketentuan Penutup UU
mengatur penyelenggara pemilu 89 ayat (4) dan ayat (5) menyatakan
No. 7/2017 tidak saja menegaskan
adalah Undang-Undang Nomor 15 secara tegas sifat kelembagaan
ihwal substansi status UU No.
Tahun 2011 tentang Penyelenggara masing-masing lembaga pengawas
15/2011 telah diadopsi dalam
Pemilihan Umum (UU No.15/2011). pemilu secara hierarkis, yaitu di
UU No. 7/2017, melainkan juga
Setelah itu, materi muatan terkait mana Bawaslu, Bawaslu Provinsi
menunjukkan terjadinya peralihan
penyelenggara pemilu yang diatur dan Bawaslu Kabupaten/Kota
atau pergantian UU yang menjadi
dalam UU No.15/2011 digabung bersifat tetap, sedangkan Panwaslu
dasar atau rujukan pengaturan
atau disatukan menjadi materi Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/
kelembagaan penyelenggara pemilu.
muatan UU Pemilu, yaitu Undang- Desa, Panwaslu LN, dan Pangawas
Pada saat dasar hukum kelembagaan
Undang Nomor 7 Tahun 2017 TPS bersifat ad hoc.
penyelenggara pemilu berganti,
tentang Pemilihan Umum (UU
maka segala peraturan perundang-
Pemilu). Regulasi Pemilu Berubah undangan yang merujuk pada UU No.
Dalam perkembangannya, Terjadinya perbedaan 15/2011 seharusnya menyesuaikan
sebagai lembaga penyelenggara nomenklatur kelembagaan pengawas pula dan/atau disesuaikan dengan
pemilu yang mengawasi pemilihan antara yang diatur dalam pergantian yang terjadi.
penyelenggaraan pemilu di seluruh UU Pilkada dengan UU No. 7/2017 Ketika UU Pilkada yang
wilayah NKRI, kelembagaan Bawaslu disebabkan terjadinya perubahan mengatur lembaga pengawas
7/2017, kelembagaan Panwaslu Kota diseleksi dan ditetapkan oleh Berikutnya pertimbangan
Kabupaten/Kota yang diubah Bawaslu Provinsi, kemudian melalui hukum terhadap kategori ketiga,
menjadi Bawaslu Kabupaten/Kota UU 7/2017 diubah menjadi proses terkait dengan dalil para Pemohon
ditetapkan sebagai lembaga yang seleksi melalui Tim Seleksi yang mengenai wewenang Bawaslu
bersifat tetap (permanen), di mana dibentuk oleh Bawaslu. Provinsi dalam membentuk dan
keanggotaanya memegang jabatan “…Bilamana jumlah anggota menetapkan Panwas Kabupaten/
selama 5 (lima) tahun. Bawaslu Provinsi dan jumlah Kota sebagaimana diatur dalam
Komposisi keanggotaan anggota Bawaslu Kabupaten/ Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UU
Bawaslu Provinsi sebagaimana diatur Kota dalam Pasal 23 ayat (3) UU Pilkada. MK kembali menegaskan,
dalam UU No. 15/2011 sebanyak Pilkada tidak dimaknai sama dengan pengisian jabatan anggota Bawaslu
3 orang dan anggota Panwaslu jumlah anggota Bawaslu Provinsi Kabupaten/Kota seharusnya juga
Kabupaten/Kota sebanyak 3 orang. dan Bawaslu Kabupaten/Kota disesuaikan dengan perubahan
Dengan adanya pergantian undang- sebagaimana dimaksudkan dalam yang terjadi dalam UU No. 7/2017.
undang yang mengatur kelembagaan UU 7/2017, tindakan tersebut Definisi Panwas Kabupaten/Kota
penyelenggara pemilu, komposisi menimbulkan ketidakpastian dalam Pasal 1 angka 17 UU Pilkada
anggota Bawaslu Provinsi menjadi hukum sehingga bertentangan yang masih mencantumkan frasa
5 (lima) atau 7 (tujuh) orang, dan dengan norma Pasal 28D Ayat “dibentuk oleh Bawaslu Provinsi”
anggota Bawaslu Kabupaten/Kota (1) UUD 1945. Dengan demikian, harus juga disesuaikan agar tidak
sebanyak 3 (tiga) atau 5 (lima) dalil para Pemohon berkenaan menimbulkan ketidakpastian
orang. Selain, komposisi jumlah dengan inkonstitusionalitas Pasal hukum.
keanggotaan, perubahan juga terjadi 23 ayat (3) UU Pilkada beralasan Lebih dari itu, MK
terkait dengan mekanisme pengisian menurut hukum,“ kata Hakim berpendapat ketentuan Pasal 1
anggota Bawaslu Kabupaten/Kota. Konstitusi Saldi Isra membacakan angka 17 UU Pilkada tidak cukup
Awalnya, melalui UU No. 15/2011, pertimbangan hukum MK. hanya dengan menyatakan frasa
anggota Panwaslu Kabupaten/ “Panwas Kabupaten/Kota” adalah
konstitusional sepanjang dimaknai
menjadi “Bawaslu Kabupaten/
Kota”. tetapi juga demi alasan
kepastian hukum, frasa “dibentuk
oleh Bawaslu Provinsi” haruslah
tidak berlaku sehingga pengisiannya
merujuk sesuai dengan ketentuan
UU No. 7/2017.
Begitu pula dengan Pasal 5 ayat
(2) huruf e UU Pilkada, meskipun
ketentuan ini tidak didalilkan
dan tidak dimohonkan oleh para
Pemohon, MK menyatakan tidak
cukup hanya dengan menyatakan
frasa “Panwaslu Kabupaten/Kota”
bertentangan dengan UUD 1945
sepanjang tidak dimaknai menjadi
“Bawaslu Kabupaten/Kota”. “Harus
pula dinyatakan bahwa frasa
HUMAS MK/GANIE
M
ekanisme pengangkatan peraturan perundang-undangan” dinilai tindakan penyimpangan terhadap
anggota DPRP Papua bertentangan dengan UUD 1945. demokrasi yang telah dianut dalam
dinilai menimbulkan Habel Rumbiak selaku kuasa sistem ketatanegaraan di Indonesia,
masalah. Oleh karena hukum Pemohon dalam sidang perdana menegasikan prinsip kedaulatan rakyat,
itu, sejumlah masyarakat Papua yang digelar pada 20 Januari 2020, menciptakan diskriminasi, ketidakadilan,
mengajukan Undang-Undang Nomor 21 menyebutkan bahwa pemilu merupakan dan berpotensi menimbulkan konflik.
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus aktualisasi nyata demokrasi. Rakyat Lebih lanjut Rumbiak menguraikan
Bagi Provinsi Papua (UU Otsus Papua) dapat menyatakan kedaulatan dalam bahwa dalam kenyataannya, menurut
ke Mahkamah Konstitusi (MK). Perkara penyelenggaraan pemerintahan, baik Gubernur Papua bahwa pengangkatan
yang teregistrasi Nomor 4/PUU- di pusat maupun di daerah khususnya anggota DPRP menimbulkan konflik.
XVII/2020 ini dimohonkan Penetina Cani lagi pada daerah yang menganut asas Sehingga sebaiknya keanggotaan DPRP
Cesya Kogoya yang berprofesi sebagai desentralisasi dan otonomi daerah. 2014 – 2019 diteruskan pada periode
karyawan swasta. Dalam permohonan Dalam perkara tersebut, sambung berikutnya agar tidak menimbulkan
ini, Pemohon mendalilkan bahwa Rumbiak, dengan adanya praktik permasalahan-permasalahan baru.
Pasal 6 ayat (2) UU Otsus Papua yang pengangkatan anggota DPRP Provinsi Sebaliknya, di Provinsi Papua Barat dalam
berbunyi, “DPRP terdiri atas anggota Papua dan Papua Barat yang dilakukan rekrutmen calon-calon anggota DPRP,
yang dipilih dan diangkat berdasarkan pemerintahan daerah merupakan melalui pengangkatan terjadi masalah
kemudian dibatalkan dan tidak diloloskan dengan implementasi norma tersebut, “pengangkatan” anggota DPR Provinsi
oleh Pansel dan kantor kesatuan bangsa Mahkamah menilai bahwa kekhususan yang ditentukan oleh Perdasus,
serta Gubernur Papua sehingga tidak dalam pengisian Anggota DPR Provinsi, menunjukkan adanya proses rekrutmen
lolos sebagai anggota DPR Provinsi baik Provinsi Papua maupun Provinsi yang tidak demokratis, Mahkamah
Papua yang diangkat periode pertama Papua Barat, melalui mekanisme menilai keberadaan Perdasus
setelah putusan Mahkamah Konstitusi pengangkatan yang dipilih oleh Panitia merupakan karakteristik yang diberikan
Nomor 116/PUU-XVII/2019,” ucap Ivan. Seleksi merupakan upaya demokratis oleh UU a quo. Sedangkan substansi
dalam pengisian anggota DPRP melalui atau materi Perdasus itu sendiri
Ditolak mekanisme pengangkatan. bukanlah kewenangan Mahkamah
Terkait permohonan tersebut, Menurut Mahkamah, apabila untuk menilainya.
Majelis Hakim Konstitusi menolak terdapat masalah terkait dengan Sementara itu, dalil yang
permohonan untuk seluruhnya. keberadaan anggota Panitia Seleksi menyatakan pengisian anggota DPRP
Mahkamah menilai apabila upaya yang mempunyai “tendensi atau dan DPRPB melalui mekanisme
memberikan peran dan pengakuan kecenderungan memiliki kedekatan pengangkatan bertentangan dengan
lebih besar melalui mekanisme dengan partai politik”, hal demikian tidak prinsip-prinsip Pemilu yang luber,
pengangkatan tersebut diubah atau pula terkait dengan konstitusionalitas menurut Mahkamah tidaklah
dimaknai “dipilih oleh masyarakat asli kata “diangkat” dalam Pasal 6 ayat tepat digunakan untuk menilai
Papua” sebagaimana dimohonkan oleh (2) UU a quo. Bahkan, sebagai konstitusionalitas kata “diangkat”
Pemohon, Mahkamah berpendapat implementasi dari norma tersebut dalam norma a quo. Karena, mekanisme
bahwa hal tersebut tidak sejalan sesuai dengan pertimbangan hukum pengangkatan memang tidak
dengan semangat otonomi khusus putusan Mahkamah Konstitusi Nomor dimaksudkan penyelenggaraannya
yang diamanatkan UUD 1945. 1 1 6 / P U U -V I I / 2 0 0 9 , p e n g a t u r a n dilaksanakan melalui proses pemilihan
Demikian ucap Hakim Konstitusi perihal komposisi keanggotaan Panitia langsung seperti termaktub dalam Pasal
Arief Hidayat saat membacakan Seleksi dapat disesuaikan tanpa perlu 22E Ayat (1) UUD 1945.
pertimbangan hukum Mahkamah dalam mempersoalkan konstitusionalitas kata “Apabila diletakkan dalam konteks
sidang putusan yang digelar pada Rabu “diangkat” dalam norma Pasal 6 ayat (2) otonomi khusus Papua, mekanisme
(26/2/2020). “Amar Putusan, Mengadili, UU 21/2001, termasuk misalnya dengan tersebut merupakan wujud dari
Menolak Permohonan Pemohon mempertimbangkan “keterwakilan kekhususan Papua dan Papua Barat,
untuk seluruhnya,” ucap Ketua MK perempuan” secara profesional dan sekaligus memberi ruang yang lebih besar
Anwar Usman terhadap perkara yang juga mempertimbangkan “keterwakilan bagi orang asli Papua duduk di DPRP dan
teregistrasi dengan Nomor 4/PUU- masyarakat adat” sesuai dengan DPRPB. Apabila logika Pemohon diikuti,
XVIII/2020 ini. “wilayah adat” di Provinsi Papua dan kata “diangkat” dimaknai menjadi “dipilih
Selanjutnya berkenaan dengan Provinsi Papua Barat. Demikian pula oleh masyarakat asli Papua”, selain
dalil Pemohon yang menyatakan untuk menjauhkan dari “tendensi atau mengurangi karakter kekhususan Papua
pengangkatan anggota DPRP dapat kecenderungan memiliki kedekatan dan Papua Barat dalam bingkai NKRI,
berdampak timbulnya konflik, Arief dengan partai politik”, bahwa anggota tindakan tersebut dapat mengurangi
menguraikan bahwa seandainya adalah Panitia Seleksi tidak berasal dari unsur peluang orang asli Papua menjadi
benar pengisian Anggota DPRP melalui yang dapat dinilai berasal dari partai anggota DPRP dan DPRPB,” terang
mekanisme pengangkatan sebagaimana politik. Arief.
diatur dalam Pasal 6 ayat (2) UU a quo SRI PUJIANTI
Pemohon Pemohon I (Surya Efitrimen), Pemohon II (Nursari) dan Pemohon III (Sulung Muna Rimbawan)
Jenis Perkara perkara Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
dan Walikota Menjadi Undang-Undang (UU Pilkada) terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
P
ara Pemohon adalah perseorangan warga negara Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk bertindak sebagai
Indonesia yang saat ini masing-masing Pemohon Pemohon dalam permohonan a quo.
I adalah Ketua Bawaslu Provinsi Sumatera Barat, Para Pemohon dalam permohonannya mengajukan
Pemohon II adalah Ketua Bawaslu Kota Makassar, permohonan provisi agar Mahkamah mempercepat proses
dan Pemohon III adalah anggota Bawaslu Kabupaten Ponorogo. penyelesaian perkara mengingat permohonan a quo terkait
Oleh karena permohonan Pemohon adalah permohonan untuk dengan tahapan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020.
menguji konstitusionalitas norma UU Pilkada, maka Mahkamah Di mana, berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
berwenang mengadili permohonan a quo. Nomor 15 Tahun 2019 tentang Tahapan, Program dan Jadwal
Menurut para Pemohon, dengan berlakunya norma UU Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun
Pilkada telah merugikan hak konstitusionalnya karena norma a 2020 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi
quo tidak memberikan kepastian hukum ketika para Pemohon Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan
menjalankan tugas pengawasan dalam penyelenggaraan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun
pemilihan kepala daerah (pilkada). Para Pemohon juga 2019 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan
menerangkan perihal anggapan kerugian konstitusionalnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
berupa tidak adanya jaminan atas penghidupan dan pekerjaan Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2020, para
yang layak. Dengan demikian telah jelas adanya hubungan Pemohon akan memulai Tahapan Penandatanganan Naskah
kausal antara anggapan para Pemohon tentang kerugian hak Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) pada tanggal 1 Oktober
konstitusionalnya dengan berlakunya norma undang-undang 2019.
yang dimohonkan pengujian, sehingga jika permohonan para Terhadap Permohonan Provisi para Pemohon tersebut,
Pemohon dikabulkan, kerugian demikian tidak akan atau Mahkamah Konstitusi tidak mungkin mengabulkannya
tidak lagi terjadi. Oleh karena itu terlepas dari dikabulkan dikarenakan proses pemeriksaan perkara a quo baru berakhir
atau tidaknya permohonan a quo, menurut Mahkamah, para pada tanggal 2 Desember 2019. Oleh karena itu, tidak relevan
ABHAN
KETUA BAWASLU PUJI KINERJA MK
K
etua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Abhan sangat mengapresiasi pencapaian Mahkamah
Konstitusi (MK) sebagai lembaga peradilan konstitusi di Indonesia yang dibentuk sejak 13 Agustus
2003. Salah satunya dia menyoroti pelaksanaan sidang perselisihan hasil pemilihan kepala daerah.
“Salah satunya mengenai penataan waktu penanganan sidang perselisihan hasil pemilihan
kepala daerah yang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Waktunya sekarang bisa lebih
pendek. Saya kira hal itulah yang paling signifikan dari kinerja MK,” kata Abhan dalam acara “Penyampain
Laporan Tahunan MK 2019” di Gedung MK beberapa waktu lalu.
Hal lain, Abhan terkesan dengan transparansi sidang perselisihan hasil Pemilu Presiden dan Pemilu
Legislatif 2019 yang pelaksanaannya, mulai dari sidang pendahuluan, pembuktian, hingga pengucapan putusan
dapat dilihat langsung oleh seluruh rakyat Indonesia, khususnya bagi para pencari keadilan.
Lahir di Pekalongan, 12 November 1968 dari pasangan suami-istri, H.
Misbah Muslimin dan Hj. Malichah, Abhan adalah sulung dari 5 bersaudara
yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang agamis.
Masalah kepemiluan dan demokrasi sejak bergulir reformasi
1998, menjadi perhatian Abhan. Menurutnya, datangnya
reformasi di Indonesia telah membuka kran demokrasi dan
kebebasan berpolitik. Reformasi mempunyai arti penting dalam
demokratisasi Indonesia, khususnya dalam pemilu karena sejak
reformasi sistem dan mekanisme pemilu dapat dilakukan
secara terbuka, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil. Semua pihak dapat berpartisipasi dan mengakses
berbagai informasi yang berhubungan dengan pemilu.
M
antan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menilai penempatan KPK ke
dalam kekuasaan eksekutif merupakan langkah yang dapat merusak independensi. Menurut pria
kelahiran Yogyakarta tersebut, terdapat upaya pelemahan KPK dan penolakan terhadap gerakan
pemberantasan korupsi.
“Bahwa penempatan KPK sebagai lembaga negara dalam rumpun kekuasaan eksekutif yang
melaksanakan tugas pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 19 Tahun 2019
merupakan upaya nyata perusakan independensi Lembaga KPK,” kata pria yang pernah meraih penghargaan Bung
Hatta Anti Corruption Award tersebut.
Lulusan Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia ini tegas mengungkapkan putusan MK
harus mencerminkan nilai dan tujuan negara serta merespon fakta sesuai dengan persidangan. ”Putusan
MK harus yang mencerminkan ruh, nilai dan tujuan kenegaraan, dan selain itu yang
terpenting adalah merespon fakta yang ada di dalam persidangan,” ucapnya.
Pria yang hobi membaca buku dan olahraga ini berharap MK dapat merespon
serta hadir ditengah masyarakat. “MK diharapkan bisa bersama masyarakat yang
dimiskinkan dan dibunuh secara pelan-pelan oleh mesin korupsi dan itulah harus
direspon oleh MK,” tandasnya.
Selain itu, Bapak dari tiga anak ini juga pernah mengikuti beberapa pelatihan
terkait dengan pemberantasan korupsi, diantaranya Pelatihan Investigasi Pelanggaran
HAM Berat dan peserta pra-pelatihan internasional dalam bidang Human Rights,
Conflict Transformation and Peace Promotion in
Norwegia yang diselenggarakan oleh
Dirjen Perlindungan HAM,
Departemen Hukum
dan HAM RI bersama
dengan Institute
of Human Rights,
University of Oslo
Norwegia.
BAYU
T
idak semua instansi negara memiliki aset, hal itu terungkap dalam acara alih status penggunaan Barang
Milik Negara (BMN), antara Mahkamah Konstitusi dengan Kementerian Koordinator bidang perekonomian,
Senin, 17 Februari 2020.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa alih
status BMN berupa gedung ini membuat Kemenko Perekonomian pindah dan menumpang di gedung
Kementerian Keuangan, “dan sebagai informasi ini adalah satu-satunya aset Kemenko Perekonomian, jadi dengan
dengan diserahkan ini kita tidak punya aset pak, jadi kita statusnya kalau mahasiswa indekos, Pak, jadi kita berkantor
di kantor Kemenkeu. Jadi itu namanya panggilan konstitusi, Pak,” seloroh Airlangga disambut gelak tawa hadirin.
Menanggapi hal itu, Ketua MK, Anwar Usman dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih dan
apresianya kepada Menko Perekonomian, “terima kasih Pak Menko luar biasa, orang yang belum punya apa-apa
tapi berani bersedekah.. luar biasa, tapi yakinlah dengan janji Allah, ketika kamu kehilangan sesuatu Aku akan
menggantikan yang jauh dengan yang lebih bagus dan lebih indah, itu janji Allah,” timpal Anwar disambut tepuk
tangan para hadirin.
B
anyaknya istilah dalam penyiaran tidak mudah dipahami oleh masyarakat yang awam dengan dunia
penyaiaran, hal itu terjadi dalam sidang pengujian Undang-Undang Informasi dan Transaksi Ekonomi
dan UU Hak Cipta dalam perkara 78/PUU-XVII/2019, Selasa, 4 Februari 2020, dengan agenda
mendengar keterangan Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi
dan Informatika, dalam kesempatan itu mewakili Presiden dalam persidangan menjelaskan kepada majelis Hakim
Konstitusi mengenai lembaga penyiaran.
Terhadap keterangan itu Hakim Konstitusi Saldi Isra meminta kepada Pemerintah untuk menjelaskan istilah-
istilah yang telah disebutkan
“Ini karena di dalamnya terlalu banyak menyebut istilah-istilah yang itu bisa membikin kami ragu, IPP itu apa?
Jadi ini kan … apa namanya … izin penyiaran … penyelenggara penyiaran. Oke. Tapi itu kan kepanjangannya saja, apa
itu barang? Itu harus dijelaskan. Lalu ada LBP, Lembaga … apa namanya … penyiaran berlangganan, ada LPS, ada
LPK, ada LBP. Ini nanti kalau enggak dipanjang jadi Luhut Binsar Panjaitan dia jadinya kalau tidak dijelaskan ke kita,”
kata Saldi setengah berseloroh.
Tak ayal hal tersebut memancing orang-orang yang hadir tersenyum simpul.
B
erikut merupakan ulasan Undang-Undang Nomor 38 Tahun umumnya memerlukan pembahasan
laporan penelitian 2008 tentang Pengesahan Charter dan persetujuan dari DPR maupun
berjudul “Kewenangan of The Association of Southeast Asian Presiden terkait dengan ketentuan yang
Mahkamah Konstitusi Nations (Piagam Perhimpunan Bangsa- akan dimuat di dalamnya. Sedangkan
dalam Melakukan Judicial Bangsa Asia Tenggara), Pemohon pada Undang-Undang hasil ratifikasi,
Review Terhadap Undang-Undang mempersoalkan isi Piagam Perhimpunan Presiden dan DPR hanya bertugas
Ratifikasi Perjanjian Perdagangan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara terutama untuk menyetujui agar Indonesia terikat
Internasional” yang diterbitkan tahun Pasal 1 ayat (5) dan Pasal 2 ayat pada suatu perjanjian Internasional
2018. Penelitian dilandasi kerja sama (2) huruf n yang bersifat intrusif tanpa memiliki hak atau kewenangan
antara Mahkamah Konstitusi dengan dan muatan materinya berpotensi untuk mengubah ketentuan perjanjian
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. bertentangan dengan Pasal 33 dan i nt e r n a s i o n a l t e r s e b u t . H a l i t u
Adapun hasil penelitian selengkapnya Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang dikarenakan karakteristik Undang-
dapat diakses pembaca melalui laman Dasar Negara Republik Indonesia Undang hasil ratifikasi dimana hanya
Mahkamah Konstitusi (www.mkri.id). Tahun 1945. Ketentuan Pasal 1 ayat terdapat dua pasal yaitu Pasal 1
Indonesia telah menjalin (5) berkaitan erat dengan perdagangan yang memuat pengesahan Perjanjian
berbagai macam kerja sama di bidang internasional dimana tujuan ASEAN Internasional dan memuat pernyataan
perdagangan seperti ASEAN Trade in salah satunya untuk menciptakan pasar melampirkan salinan naskah asli
Goods Agreement (ATIGA), ASEAN- tunggal dan basis produksi yang stabil. dan terjemahannya dalam bahasa
China Free Trade Area (AC-FTA), ASEAN Sedangkan Pasal 2 ayat (2) huruf n Indonesia, serta Pasal 2 yang memuat
Korea FTA (AK-FTA), Indonesia-Japan berkaitan dengan komitmen negara ketentuan mengenai saat mulai
Economic Partnership Agreement untuk mewujudkan integrasi ekonomi berlakunya Undang-Undang tersebut.
(IJEPA), ASEAN-India FTA (AI-FTA), kawasan berdasarkan aturan ASEAN. Sebagaimana diatur dalam
ASEAN-Australia-New Zealand FTA Perjanjian ini dipandang oleh Pemohon Undang-Undang Nomor 24 Tahun
(AANZ-FTA) dan sebagainya. Adapun sebagai bentuk hambatan bagi Indonesia 2000 tentang Perjanjian Internasional,
tujuan kerja sama perdagangan dalam menjalankan politik bebas pengesahan perjanjian Internasional
internasional sebagaimana tercantum aktif utamanya di bidang ekonomi. dilakukan dengan undang-undang
dalam pasal 82 ayat (1) Undang- Hamdan Zoelva dan Maria Farida apabila pertama, perjanjian dimaksud
Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Indrati dalam dissenting opinion Putusan berkenaan dengan masalah politik,
Perdagangan yaitu untuk meningkatkan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/ perdamaian, ketahanan, dan keamanan
akses pasar serta melindungi dan PUU-IX/2011 menjelaskan bahwa negara; kedua, adanya perubahan
mengamankan kepentingan nasional. terdapat perbedaan antara Undang- wilayah atau penetapan batas wilayah
Dalam perkara Nomor 33/ Undang Ratifikasi serta Undang-Undang negara Republik Indonesia; ketiga,
PUU-IX/2011 terkait pengujian pada umumnya. Undang-Undang pada perjanjian berhubungan dengan
PENYAMPAIAN
sebanyak 3005 perkara. Adapun
perkara tersebut terdiri atas 1317
LAPORAN TAHUNAN
perkara Pengujian Undang-Undang
(PUU), 982 perkara Perselisihan Hasil
Pemililihan Kepala Daerah (PHP Kada),
S
perkara PUU dan sebanyak 37 perkara
PUU yang berasal dari perkara tahun
etelah bekerja keras dan Pada Selasa (28/01/2020), 2018, sehingga sepanjang 2019, MK
cerdas sepanjang 2019, Mahkamah Konstitusi menggelar menguji 122 perkara. Hingga akhir 2019
yang diakhiri dengan Sidang Pleno Khusus dalam rangka telah diputus sebanyak 92 perkara PUU.
berbagai gelaran kegiatan menyampaikan Laporan Tahunan MK Selanjutnya, pada 2019 ini terdapat
dari tingkat nasional hingga Tahun 2019 di Ruang Sidang Pleno 51 undang-undang yang dimohonkan
internasional Mahkamah Konstitusi MK. Ketua MK Anwar Usman selaku pengujiannya, di antaranya UU Pemilu,
sampai pada penghujung tahun dengan pimpinan Sidang Pleno Khusus UU Aparatur Sipil Negara, dan lainnya.
kewajiban menyampaikan laporan dengan didampingi delapan hakim Sementara itu, untuk aspek
kinerja yang telah dicapai. Tak lupa pula, konstitusi lainnya ini, menyampaikan nonperadilan MK telah berupaya
menyambut 2020 maka MK pun harus aspek peradilan dan non-peradilan yang melakukan peningkatan kapasitas dan
menyampaikan proyeksi kegiatan yang telah dilakukan MK sepanjang 2019. kualitas SDM melalui berbagai kegiatan,
akan diselenggarakan pada masyarakat Anwar mengungkapkan, sepanjang di antaranya recharging program,
dalam sebuah laporan terbuka. 2003–2019 MK telah menerima program rintisan gelar, dan diklat serta
PENTINGNYA SINERGISITAS
MK DAN MEDIA MASSA
M
enjelang penyeleng dapat diterima seluruh masyarakat program masing-masing unit kerja
garaan pesta akbar Indonesia, yang tersebar hingga pelosok di MK. Anwar mencontohkan, unit
demokrasi ting desa dan pulau terdepan sekalipun dari kerja hubungan masyarakat yang
kat daerah pada Indonesia. bertugas untuk menyebarluaskan
September 2020 pemahaman tentang konstitusi dan MK
mendatang, Mahkamah Konstitusi Peran Penting Media juga terpengaruh, “faktanya masyarakat
(MK) yang dalam salah satunya diberi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) bahkan pejabat negara banyak yang
amanat untuk menjadi lembaga yang Anwar Usman melakukan kunjungan ke belum paham mengenai konstitusi dan
diharapkan mampu menyelesaikan Media Nusantara Citra (MNC Group). MK,” kata Anwar.
perselisihan hasil pemilihan pemilihan Kunjungan disambut langsung oleh Oleh sebab itu melalui laporan
kepala daerah yang akan digelar Komisaris Utama MNC Group, Hary tahunan 2019, MK menyampaikan
pada 270 daerah dengan rincian 9 Tanoesudibjo, Jum’at, (31/01/2020), di kepada rekan-rekan media mengenai
provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. iNews Tower, Jakarta, bersama dengan pencapaian 2019 dan pencapaian 2020,
Untuk memudahkan dan memperluas sejumlah pemimpin redaksi media yang termasuk persoalan yang dihadapi oleh
penyerapan informasi terkait kegiatan tergabung dalam MNC Group. MK. Meski demikian, Anwar menegaskan,
lima tahunan tersebut, MK menggalang Anwar mengatakan, anggaran MK MK tetap akan melaksanakan tugas
kerja sama dengan beberapa media pada 2020 yang berkurang dibanding yang telah diamanatkan, termasuk
massa lokal yang jangkauan siarannya 2019 akan mempengaruhi pelaksanaan menghadapi pemilihan kepala daerah
HUMAS MK/GANIE
perdamaian dan perkembangan hukum
internasional. Sehingga, untuk acara
Ketua MK Anwar Usman kunjungan media ke Transmedia Grup (CNN Indonesia dan
besar tersebut MK perlu bekerja sama
detikcom), Kamis (6/2) di Gedung Transmedia, Jakarta. dengan rekan-rekan media untuk
mempublikasikannya pada masyarakat
Misalkan, ada sosialisasi yang hendak Hamzah, Kepala Bagian Humas dan luas di seluruh Indonesia,” jelas Anwar.
dibuat terkait putusan, bisa kami muat Kerja Sama Dalam Negeri Fajar Laksono, Sementara itu, Sekretaris Jenderal
ke dalam pemberitaan,” tandasnya. serta Peneliti MK Nalom Kurniawan MK M. Guntur Hamzah mengungkapkan
disambut langsung oleh Wakil Komisaris kunjungan media yang dilakukan ke
Tingkatkan Publikasi SCM Suryani Zaini, Direktur Utama SCTV SCM ini merupakan suatu upaya untuk
Mahkamah Konstitusi (MK) Sutanto Hartono, Direktur Program memupuk kerja sama yang makin erat
mengadakan kunjungan media ke SCTV David Suwarto, dan beberapa antara pemegang kekuasaan yudikatif
PT Surya Citra Media Tbk (SCTV dan jajaran komisaris serta direksi program dan media. Hal ini dilakukan agar kedua
Indosiar) pada Kamis (13/2/2020) di SCM lainnya. pihak dapat secara bersama-sama
Gedung SCTV Tower, Jakarta. Ketua Ketua MK Anwar Usman dalam memberitakan informasi-informasi yang
MK Anwar Usman hadir didampingi sambutannya memaparkan bahwa MK terjadi di MK kepada masyarakat terkait
oleh Sekretaris Jenderal MK M. Guntur sebagai lembaga peradilan konstitusi kiprah MK sebagai penjaga konstitusi.
Menyambut harapan tersebut,
Wakil Komisaris SCM Suryani Zaini
menyambut baik keterbukaan kerja
sama yang kelak terjalin. “Adalah sebuah
kewajiban bagi media untuk turut
berperan memberikan pemahaman
konstitusi melalui siaran-siarannya,”
sambutnya.
Dalam kesempatan ini, Direktur
Utama SCTV Sutanto Hartono pun
mempresentasikan hasil kajian SCM
terkait masih dominannya minat
masyarakat Indonesia untuk menikmati
siaran televisi. Untuk itu, dengan cukup
tingginya rating penikmat program acara
SCTV di Indonesia, publikasi kiprah
MK pun dapat diketahui dan dipahami
HUMAS MK/BAYU
GEDUNG KEMENKO
Perekonomian Susiwijono dengan disaksikan
oleh Ketua MK Anwar Usman dan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto.
PEREKONOMIAN
U
ntuk optimalisasi sarana Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin dengan makin tingginya jumlah perkara
dan prasarana kerja, (17/2) di Lantai Dasar Gedung 2 MK. perselisihan hasil pemilu kepala daerah
Mahkamah Konstitusi Foto Humas/Gani. yang diajukan ke MK. Seiring dengan itu,
mengupayakan sebuah “Pelaksanaan acara ini merupakan semakin besarnya antusias masyarakat
kepemilikan tambahan bentuk tindak lanjut dari kesepakatan untuk menghadiri persidangan di
gedung. Pada Senin (17/2/2020) di berbagai pihak dalam rangka pengalihan MK. Namun demikian peningkatan
Lantai Dasar Gedung 2 MK menggelar status penggunaan barang milik negara tersebut belum sepenuhnya terlayani,
penandatanganan Berita Acara Serah berupa barang kantor yang terletak di sehubungan terbatasnya kapasitas
Terima Alih Status Penggunaan Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 7 gedung ruang sidang MK.
Barang Milik Negara (BMN) berupa sebagai kantor Mahkamah Konstitusi,” Selain itu, sambung Guntur,
gedung kantor dan BMN lainnya dari kata Sekretaris Jenderal MK M. Guntur dengan semakin diakuinya kiprah
Kemenko Bidang Perekonomian ke Hamzah dalam acara yang dihadiri antara M a h ka m a h Ko n s t i t u s i Re p u b l i k
MK. Gedung Kementerian Koordinator lain Ketua MK Anwar Usman, Wakil Indonesia (MKRI) di dunia internasional
(Kemenko) Bidang Perekonomian Ketua MK Aswanto, Hakim Konstitusi dengan dijadikannya MKRI sebagai
yang terletak di Jl. Medan Merdeka Daniel Yusic P. Foekh, Menko Bidang Sekretariat Tetap Association of Asian
Barat No.7, Jakarta, diserahterimakan Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua Constitutional Courts and Equivalent
kepada Mahkamah Konstitusi (MK). Forum Konstitusi Harun Kamil. Institutions (AACC) atau Asosiasi MK
Penandatanganan Berita Acara Serah Penggunaan gedung tersebut dan Lembaga Sejenis se-Asia. Kondisi
Terima Alih Status Penggunaan Barang oleh Mahkamah Konstitusi, ungkap ini berimplikasi pada kebutuhan fasilitas
Milik Negara (BMN) oleh Sekjen MK Guntur, dilatarbelakangi meningkatnya yang cukup representatif untuk menjadi
M Guntur Hamzah beserta Sekretaris kebutuhan seiring dengan perkembangan pusat aktivitas Sekretariat Tetap AACC.
Kemenko Perekonomian Susiwijono organisasi dan kelembagaan serta fungsi Sementara itu, Ketua MK Anwar
dan disaksikan oleh Ketua MK Anwar yang dilaksanakan oleh Mahkamah Usman mengungkapkan rasa syukur
Usman dan Menteri Koordinator Bidang Konstitusi. Salah satunya diindikasikan dan terima kasih bahwa Mahkamah
Konstitusi dapat menempati gedung dengan Menko Perekonomian sudah institusi pemerintah,” imbuh Airlangga.
dari Kemenko Bidang Perekonomian. berlangsung lama. “Kami berterima kasih Usai penandatanganan berita
“Dari lubuk hati yang paling dengan undangan MK terkait dengan acara serah terima alih status
mendalam, kami menyampaikan terima berita acara serah terima alih status Penggunaan BMN berupa gedung
kasih yang luar biasa kepada Bapak penggunaan barang milik negara berupa kantor dan BMN lainnya dari Kemenko
Menko Bidang Perekonomian, Sekretaris gedung kantor dan barang milik negara Bidang Perekonomian ke MK, digelar
Kemenko Bidang Perekonomian dan lainnya dari Kemenko Perekonomian ke acara perpanjangan nota kesepahaman
seluruh jajarannya. Gedung ini akan kami MK yang diselenggarakan pagi ini,” ujar MK dengan Forum Konstitusi (FK).
gunakan semaksimal mungkin untuk Airlangga. “Kami berharap, dengan adanya
mempertahankan dan melaksanakan Dikatakan Airlangga, Kemenko gedung baru ini menjadi penyemangat
amanat konstitusi,” kata Anwar yang Bidang Perekonomian telah bagi pegawai MK dalam bekerja. Ke
juga memaparkan kewenangan- mengakomodir permintaan MK untuk depan, MK juga dapat lebih maju dan
kewenangan dan fungsi MK sebagai alih status Gedung Kemenko Bidang profesional. Indonesia maju, konstitusi
lembaga peradilan konstitusi. Perekonomian kepada MK yang kita juga maju,” tandas Ketua FK Harun
Sedangkan Menko Bidang diharapkan dapat meningkatkan kinerja Kamil.
Perekonomian, Airlangga Hartarto MK. “Serah terima ini diharapkan NANO TRESNA ARFANA
menyampaikan bahwa kerja sama MK menjadi kerja sama yang baik antara
dan dan
Hersinta Setiarini Novaria Dwi Yanthi
(Pengolah Data Perkara dan Putusan)
Semoga menjadi anak yang berbakti
kepada kedua orang tua
Semoga menjadi anak yang shalihah, berguna untuk bangsa dan negara
taat beragama dan berbakti kepada
kedua orang tua
KELUARGA ALUMNI
NOTARIAT UNPAD KE MK
S
ejumlah 20 orang notaris MK yaitu untuk mengundang Hakim yang akan dihadiri Hakim Konstitusi
yang tergabung dalam Konstitusi sebagai pembicara dalam nantinya menjadi sebuah seminar
Ikatan Notaris Indonesia seminar yang akan dilaksanakan yang aplikatif. Menurut Badar, pihaknya
(INI) yang terdiri atas pihaknya terkait dengan Putusan MK selaku notaris menginginkan solusi dari
Pengurus Wilayah Jawa Nomor 18/PUU-XVII/2019 mengenai sebuah putusan yang telah diputuskan
Barat INI, Ikatan Keluarga Alumni Jaminan Fidusia. MK karena bagi notaris Putusan MK
Notariat Universitas Padjadjaran (Ikano At a s u n d a n g a n i n i , A n w a r tersebut akan berdampak pada akta
Unpad), dan Program Studi Magister menyambut baik dan menyampaikan yang dibuat pihaknya.
Kenotariatan Universitas Padjadjaran kesediaan Hakim Konstitusi untuk “Bahwa kami akan membuat
(MKn Unpad) melakukan audiensi ke menjadi pembicara. “Nantinya akan akta dari yang lama ke yang baru
MK, Rabu (19/2/2020). Para rombongan diwakilkan oleh Hakim Konstitusi setelah disesuaikan dengan Putusan MK
diterima langsung oleh Ketua MK Anwar Suhartoyo sebagai pemateri,“ sampai tersebut mengenai cidera janji itu kapan
Usman dengan didampingi Sekretaris Anwar. dan bagaimana cidera janji itu terjadi
Jenderal MK M. Guntur Hamzah dan sehingga bagaimana pula mekanisme
Kepala Biro Humas dan Protokol MK Seminar Aplikatif mengambil paksa tanpa ada keputusan
Heru Setiawan di Ruang Delegasi MK. Sementara itu, Ketua Penasihat cidera janji. Dan kami akui Putusan MK
Ketua Ikano Ranti Fauziah Amin Ikano Unpad Badar Baraba itu menjawab kebutuhan masyarakat,”
mengutarakan maksud audiensi ke mengharapkan dalam seminar sampai Badar.
SRI PUJIANTI
ACICIS Kembali “Kunjungan kami adalah yang dengan prosedur beracara di MK yang
Kunjungi MK ketiga kali ke Mahkamah Konstitusi. tertib dan on time. Bahkan ada yang
Kali ini para siswa berkeinginan melihat memuji ketegasan Hakim MK saat
SEBANYAK 47 mahasiwa hukum langsung jalannya sidang pengujian memberikan masukan dan nasihat
yang tergabung dalam Australian undang-undang,” kata pimpinan kepada para Pemohon.
Consortium for ‘In-Country’ Indonesian rombongan, Paramitha Mulia. Usai menyaksikan sidang di MK,
Studies (ACICIS) untuk ketiga kalinya Selanjutnya dengan dipandu staf rombongan kembali menuju ruang
melakukan kunjungan ke Mahkamah protokol MK, para mahasiswa dan delegasi di lantai 4 Gedung MK untuk
Konstitusi (MK). Pada kesempatan empat staf ACICIS diajak melihat sidang menerima materi mengenai berbagai
itu, rombongan ACICIS bertujuan pengujian Undang-Undang Nomor hal terkait Mahkamah Konstitusi.
menyaksikan langsung jalannya sidang 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Peneliti senior MK, Pan Mohamad Faiz
pengujian undang-undang di MK pada Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI). menerangkan empat kewenangan dan
Kamis (9/1/2020). Beberapa mahasiswa begitu terkesan satu kewajiban MK. Faiz menjelaskan,
kewenangan utama MK adalah menguji
undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar. “Di era Presiden
Soekarno dan Presiden Soeharto
misalnya, pembubaran partai politik
pernah dilakukan dengan mekanisme
politik. Namun setelah reformasi dan
dibentuknya MK Republik Indonesia,
pembubaran partai politik harus
dilakukan melalui mekanisme hukum,”
jelas Faiz. (Nano Tresna Arfana)
Para Mahasiswa satu kekuasaan kehakiman di Indonesia. Kalau Mahkamah Agung menegakkan
STKIP PGRI Sukabumi Awalnya, sistem kekuasaan kehakiman hukum dengan kewenangan yang
dijalankan oleh Mahkamah Agung dan dimiliki dengan peradilan yang di
Kunjungi MK peradilan di bawahnya. Namun sejak bawahnya. Sedangkan Mahkamah
adanya Mahkamah Konstitusi, sistem Konstitusi, sebagai lembaga yang
PENELITI Mahkamah Konstitusi kekuasaan kehakiman di Indonesia diberikan kewenangan limitatif oleh
(MK) Oly Viana Agustine menyambut dibagi dua. Ada Mahkamah Agung dan Undang-Undang Dasar. Putusan
kedatangan para mahasiswa Sekolah Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi bersifat yang
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Terkait kekuasaan kehakiman, pertama dan terakhir serta tidak ada
(STKIP) PGRI Sukabumi pada Kamis kata Oly, ada proses penegakan hukum. upaya hukum. (Nano Tresna Arfana)
(30/1/2020) di ruang delegasi MK. Pada
pertemuan itu, Oly membahas peran
Mahkamah Konstitusi dalam penegakan
hukum di Indonesia.
“Kita ketahui bahwa sistem
kekuasaan kehakiman di Indonesia
berubah sejak adanya amendemen
Undang-Undang Dasar 1945 pada
tahun 1999 sampai dilakukan adendum
sebanyak empat kali. Kemudian lahirlah
Mahkamah Konstitusi pada 13 Agustus
2003,” kata Oly kepada 100 mahasiswa
yang hadir.
Dalam Undang-Undang Dasar
1 9 4 5 , u n g k a p O l y, M a h k a m a h
Konstitusi disebutkan sebagai salah
SIKD Membangun
Kultur Baru di MK
MAHKAMAH Konstitusi (MK)
menggelar kegiatan “Evaluasi Terhadap
I m p l e m e nt a s i S i s t e m I n fo r m a s i
Kearsipan Dinamis, Sosialiasi Kebijakan
Pengelolaan Arsip Negara di Lingkungan
Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal
Mahkamah Konstitusi” pada Jumat
(31/1/2020) di Bekasi.
“Kegiatan ini dalam rangka
implementasi Sistem Informasi Kearsipan Dikatakan Guntur, ada keinginan sebagainya. SIKD di MK misalnya, baru
Dinamis di Mahkamah Konstitusi. Saat dari Arsip Nasional Republik Indonesia bisa berjalan baik setelah lebih dari dua
ini sudah sekitar 30 ribu dokumen yang (ANRI) untuk mengintegrasikan secara tahun merintis.
digunakan Sistem Informasi Kearsipan nasional pelaksanaan Sistem Informasi Guntur berharap, para pejabat
Dinamis di Mahkamah Konstitusi. Ini Kearsipan Dinamis (SIKD) pada 2020. dan pegawai MK dapat memanfaatkan
adalah buah aplikasi yang dibuat oleh Namun demikian, sambung Guntur, SIKD dengan sebaik-baiknya. Termasuk
Arsip Nasional Republik Indonesia,” upaya mengintegrasikan SIKD secara juga para sekretaris Hakim MK dapat
ujar Sekretaris Jenderal MK M. Guntur nasional tidak semudah membalikkan memanfaatkan SIKD untuk menyimpan
Hamzah sebelum membuka resmi telapak tangan. Awalnya, pasti dokumen-dokumen, surat-surat yang
kegiatan yang dihadiri para pejabat dan banyak tantangan. Ada saja pihak berkaitan dengan kegiatan para Hakim
pegawai Mahkamah Konstitusi tersebut. yang mengkritik, mencemooh dan MK. (Nano Tresna Arfana)
Seleksi Jabatan Konstitusi tahun 2020 bertempat di dilaksanakan tes wawancara terdiri
Assessment Center PPM Manajemen, atas Interview Problem Analysis dan akan
Panitera Pengganti Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020). diakhiri dengan tes kuesioner. Setelah
Tingkat II Dalam seleksi tahap ini, para peserta diuji seleksi tahap ini, selanjutnya peserta
terkait bidang kompetensi manajerial. akan menghadapi tes Wawancara yang
MAHKAMAH Konstitusi (MK) Dalam tes kompetensi manajerial, akan diselenggarakan pada Rabu, 12
mengadakan Tes Potensi Akademik ada tiga tahapan yang akan dilalui. Februari 2020 di Ruang Rapat Lantai
(TPA) seleksi Jabatan Panitera Pengganti Perinciannya adalah tes simulasi yang 11 Gedung Mahkamah Konstitusi.
Tingkat II di Lingkungan Kepaniteraan terdiri dari problem analysis dan Leaderless Peserta yang mengikuti tes
dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Group Discussion. Selanjutnya, berjumlah dua belas orang, diantaranya
Agusniwan Etra, Eddy Purwanto,
Fransisca, I Made Gede Widya Tanaya
Kabinawa, Indah Karmadaniah, Jefri
Porkonanta Tarigan, Nurlidya Stephanny
Hikmah, Rahadian Prima Nugraha,
Rimas Kautsar, Rio Tri Juli Putranto,
Siska Yosephin Sirait, serta Suryo Gilang
Romadlon. (Bayu)
Komisi Yudisial Studi menjelaskan sesuai dengan bidangnya. Selanjutnya, Teguh menjelaskan
Kepala Biro Sumber Daya Manusia tentang administrasi kepegawaian MK
Banding ke MK dan Organisasi MK Teguh Wahyudi yang terdiri dari dua pelayanan, yaitu
menerangkan penerapan struktur pelayanan administrasi hakim dan
SEKRETARIS Jenderal Komisi Yudisial organisasi di MK bermula pada 2004. pelayanan administrasi kepegawaian.
Tubagus Rismunandar Ruhijat beserta “Terus kami melakukan perubahan dan Sedangkan, status kepegawaian terdiri
segenap jajarannya berkunjung ke perbaikan struktur organisasi untuk dari empat jenis yakni pegawai negeri
Mahkamah Konstitusi (MK) pada Selasa menyesuaikan kondisi sesuai kebutuhan sipil (PNS), pegawai perbantuan,
(4/2/2020) siang. Kedatangan mereka organisasi. Dari tahun ke tahun struktur pegawai non-PNS, pegawai mancadaya.
disambut oleh Sekretaris Jenderal organisasi MK berkembang,” kata Teguh. (Nano Tresna Arfana)
MK M. Guntur Hamzah beserta para
pejabat MK di Ruang Rapat Gedung
MK. “Kedatangan kami bertujuan
menimba pengalaman dan belajar
dari Mahkamah Konstitusi dalam
pengelolaan berbagai unit kerja seperti
sumber daya manusia, kehumasan,
perencanaan dan sebagainya,” kata
Tubagus Rismunandar Ruhijat.
Guntur Hamzah menyambut
hangat maksud dan tujuan kedatangan
Delegasi KY ke MK. Selanjutnya, Guntur
memberikan kesempatan kepada
sejumlah pejabat MK yang hadir untuk
Pelajari SIKD, Arsiparis Kearsipan Dinamis (SIKD) yang telah aspek keteladanan yang kuat dari
diterapkan dengan masif di MK. pimpinan setelah dituangkannya
MPR Lakukan Studi Menyambut semangat belajar dan sebuah komitmen yang kuat.
Lapangan ke MK berbagi para arsiparis, Kepala Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi MK
“Maka SIKD bisa masif digunakan
di MK utamanya adalah adanya
Achmad Budi Djohari dengan didampingi komitmen pimpinan yang dituangkan
ARSIPARIS Subbagian Kearsipan Pranata Komputer Muda MK Riska SK Sekjen sehingga aspek legalnya
Sekretariat Jenderal Majelis Aprian menyampaikan beberapa kiat MK menjadi kuat dan pelaksanaannya pun
Permusyawaratan Rakyat (MPR) selaku lembaga peradilan yang menjadi diawali dari pimpinan yang memberkan
melakukan studi lapangan ke percontohan dalam pengembangan keteladanan bagi para pegawainya,”
Mahkamah Konstitusi pada Rabu SIKD bagi kementerian dan lembaga terang Budi dalam kegiatan yang
(5/2/2020). Salah seorang perwakilan negara di Indonesia. Ia menjelaskan dilaksanakan di Ruang Delegasi MK.
rombongan menyebutkan bahwa terdapat beberapa kunci bagi masifnya Adapun kiat berikutnya, sambung
maksud kedatangan para arsiparis penggunaan SIKD di MK, yakni komitmen Budi, adalah keberadaan SIKD tersebut
MPR ke MK tidak lain sebagai bagian pimpinan dalam penggunaan SIKD yang dirasakan mempermudah pekerjaan
dari stusi lapangan terkait penerapan dituangkan dalam Surat Keputusan pegawai yang menggunakannya.
dan pemanfaatan Sistem Informasi Sekretaris Jenderal. Berikutnya adanya D e n g a n ka t a l a i n , s i s t e m d a r i
SIKD pun dibuat ramah terhadap
penggunanya. Dengan demikian,
setiap pegawai akan dengan senang
hati menggunakan dalam setiap lini
pekerjaan yang membutuhkan sistem
tersebut. Selanjutnya, dibutuhkan pula
keterbukaan dalam mengelola dan
memanfaatkan SIKD sehingga setiap
data dan informasi yang dituangkan
harus dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran dan keterbukaannya. (Sri
Pujianti)
menyambut akrab para siswa yang memiliki peran sentral dalam kehidupan
Belajar Sistem berkunjung ke MK didampingi tiga berbangsa dan bernegara. Harapannya,
Ketatanegaraan orang guru sekolah tersebut dengan dengan kunjungan ini para siswa dapat
mengenalkan keberadaan Mahkamah termotivasi untuk melanjutkan studi
Indonesia Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan pada jenjang yang lebih tinggi pada
di Indonesia. kampus terbaik serta dapat menjadi
SEJUMLAH 37 siswa SMAN 1 Padang, Sebelum pemaparan materi, salah pemimpin bangsa di masa mendatang
Sumatera Barat mendapatkan satu guru siswa memberikan sambutan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
pemaparan materi terkait sistem bahwa kehadiran para siswa Kelas masing-masing.
ketatanegaraan di Indonesia di Aula XI IPS Unggul dari SMAN 1 Padang Dijelaskan oleh Abdul Basyid
Lantai Dasar Gedung Mahkamah ini merupakan rangkaian kunjungan bahwa MK dalam sistem ketatanegaraan
Konstitusi (MK) pada Senin (10/2/2020). orientasi ke beberapa kampus terbaik di Indonesia sangat erat kitannya
Peneliti MK Abdul Basyid Fuadi di Pulau Jawa dan lembaga negara yang dengan tuntutan reformasi yang terjadi
pada 1998. Kendati para siswa yang
hadir belum lahir pada masa itu, namun
sejarah besar bangsa Indonesia ini
haruslah dipahami. Karena, sambung
Basyid, sangat terkait dengan keberadan
MK sebagai lembaga peradilan yang
lahir dari perubahan konstitusi pada
masa tuntutan reformasi tersebut
berlangsung. “Tuntutan reformasi
sangat dekat dengat kita. Maka,
MK adalah lembaga yang lahir dari
perubahan yang terjadi dari amendemen
UUD 1945. Sebelumnya kita tidak kenal
MK,” terang Basyid. (Sri Pujianti).
Konsep Revisi PMK dan pemeriksaan alat bukti, hingga PMK yang baru dapat meningkatkan
PHPKada 2020 evaluasi terhadap format putusan.
Sementara, Panitera MK Muhidin
kualitas penanganan perkara di MK.
Selain itu, dapat meningkatkan efisiensi
mengatakan dalam perkembangannya dan efektifitas penyelesaian perkara di
MAHKAMAH Konstitusi (MK)
PMK tentang Tentang Tahapan, Kegiatan, MK sehingga memperlancar prosedur
menyelenggarakan kegiatan
dan Jadwal Penanganan Perkara beracara baik di MK sendiri maupun
Pembahasan Konsep Revisi Peraturan
dipandang perlu untuk dibahas sekaligus para pencari keadilan. (Bayu)
Mahkamah Konstitusi (PMK) tentang
disempurnakan. Diharapkan dengan
Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota (PHPKada) Tahun
2020, di Tangerang, pada Jumat-Sabtu
(7-8/2/2020). Kegiatan tersebut dihadiri
langsung oleh Sekretaris Jenderal
MK M. Guntur Hamzah, Panitera MK
Muhidin, serta Kepala Biro, Panitera
Muda, dan staf MK.
Sekretaris Jenderal MK
M. Guntur Hamzah mengatakan
kegiatan ini merupakan pembahasan
konsep revisi terhadap PMK,
mulai dari tahap pendaftaran
permohonan, penjadwalan sidang,
format permohonan, jawaban
termohon, keterangan pihak terkait,
mendengarkan keterangan saksi
Belajar Pahami
Kewenangan MK
GAGASAN Hans Kelsen yang menyatakan
pelaksanaan konstitusional tentang
legislasi dapat secara efektif dijamin
hanya jika suatu organ selain badan
legislatif, diberikan tugas untuk
menguji produk hukum konstitusional.
Melalui konsep ini lahirlah suatu
lembaga yang dikenal dengan nama
Mahkamah Konstitusi (MK). Hal tersebut
dikemukakan Peneliti MK Bisariyadi di Indonesia. Tidak ada lagi MPR yang konstitusi. Peran ini menurut Bisar
saat membuka pemaparan menyambut didaulat sebagai lembaga tertinggi adalah hal yang benar-benar dijaga
kehadiran 10 orang mahasiswa Fakultas negara karena semua posisi lembaga oleh MK dengan mencermati secara
Hukum Universitas Muslim Indonesia negara adalah sama. Untuk itu, saksama nilai-nilai yang ada dalam
(UMI) Makassar di Ruang Delegasi MK perubahan ini pulalah yang kemudian konstitusi atau UUD 1945, benar-benar
pada Selasa (11/2/2020). melahirkan sebuah kewenangan MK telah sepenuhnya dimuat oleh pembuat
Lebih lanjut Bisar menyebutkan berupa memutus sengketa kewenangan undang-undang. Sehingga tidak ada
bahwa kemudian di Indonesia sendiri lembaga negara yang kewenangannya hak-hak konstitusional warga negara
konsep MK ini pun lahir setelah terjadinya diberikan oleh UUD 1945. yang terlanggar atau dirugikan dari
amendemen konsitusi yang berujung Berikutnya Bisar menjelaskan pula keberadaan sebuah norma. (Sri Pujianti).
pada leburnya struktur ketatanegaraan mengenai peran MK sebagai pengawal
Persiapkan Konferensi mengalami pemutakhiran tekhnologi mitra kerja MK, yaitu administrative
dengan memasukkan chip khusus yang arrangement yang meliputi materi pokok
MK Negara OKI, MKRI dapat mempermudah otoritas imigrasi pertemuan, logistik, serta layanan konsuler
Undang Direktorat negara tujuan dinas dalam memproses untuk para tamu asing dari mancanegara.
validasi data para petugas perjalanan dinas Terkhusus tentang layanan konsuler, ia
Konsuler Kemenlu luar negeri. menyatakan kesiapan direktorat konsuler
Lebih lanjut, Prasetyo menjelaskan untuk mendukung MK dalam proses
SEBAGAI bagian dari persiapan secara khusus terkait persiapan perizinan para tamu asing memasuki
penyelenggaraan Konferensi MK negara- penyelenggaraan Konferensi MK negara wilayah Indonesia, baik bagi para tamu
negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam), OKI di Jakarta pada 2020. Prasetyo yang memerlukan pengurusan visa
Mahkamah Konstitusi (MK) mengadakan menyampaikan bahwa terdapat 3 hal yang di KBRI negara asal, visa on arrival,
pertemuan dengan Direktorat Konsuler perlu mendapat perhatian penyelenggara calling visa, maupun bagi para yang
Kementerian Luar Negeri pada Kamis yang juga perlu untuk dikomunikasikan tidak memerlukan visa namun terdapat
(13/2/2020) siang di Gedung MK. dengan Kementerian Luar Negeri selaku prosedur clearance dari Kemenlu. (NL)
Pertemuan ini merupakan inisiasi
Biro Humas dan Protokol yang juga
bertujuan untuk mendapatkan sosialisasi
administrasi perijinan perjalanan dinas
luar negeri delegasi MK.
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh
Sekretaris Jenderal MK M. Guntur Hamzah
tersebut, Direktur Konsuler Kementerian
Luar Negeri Prasetyo Hadi membuka
pemaparannya dengan penjelasan tentang
fitur-fitur yang harus diperhatikan dalam
paspor dinas yang dimiliki oleh hakim
dan pegawai MK. Ia menyampaikan
bahwa ke depannya, paspor dinas akan
K
dan dari sejarah.”
I
Peneliti Mahkamah Konstitusi
stilah “politik hukum” kerap muncul pemaknaan politik hukum bersifat open- yang serupa. Apakah benar kesimpulan
dalam judul penulisan karya ilmiah, ended dan dapat dilihat dari beragam ini? Apakah artinya politik hukum dan
baik buku maupun artikel jurnal. perspektif. kebijakan juga merupakan bidang kajian
Politik hukum menjadi sebuah Di tengah membludaknya yang sama? Bila demikian, adakah
frasa baku yang telah diterima penggunaan istilah politik hukum dalam pembedaan antara kebijakan dan
komunitas tertentu, seperti ilmu hukum, penulisan karya ilmiah, kebanyakan kebijakan hukum? Lalu, sejauhmana
politik maupun bidang kajian kebijakan orang kemudian alpa untuk menelaah kesemuanya memiliki keterhubungan
publik, sebagai penggabungan dari dua arti sesungguhnya dari istilah politik dengan kebijakan publik?
kata, “politik” dan “hukum”. Dalam judul hukum dan batasan lingkup dalam Tulisan ini berupaya mengurai
karya tulis, terutama dalam lingkup kajian politik hukum itu sendiri. Dari centang-perenang penggunaan istilah
studi ilmu hukum, frasa ini kemudian sudut pandang etimologi, frasa politik politik hukum. Sebagai sebuah tulisan
dilekatkan dengan topik tertentu yang hukum mengandung wacana diskursus pendek dalam rubrik yang dibatasi oleh
akan dibahas pada tulisan tersebut. yang telah dimulai sejak abad 17. jumlah kata, tentunya tidak memadai
Beragam tema telah diangkat dengan Menggabungkan dua kata, politik untuk memenuhi persyaratan sebagai
didahulukan oleh frasa politik hukum dan hukum, menyimpan kisah klasik sebuah kajian ilmiah. Kajian ini tiada
dalam judulnya, semisal Politik Hukum dalam perdebatan antar para ahli dan lain untuk memuaskan diri pribadi
Agraria; Politik Hukum Pemilu; Politik filusuf yang menjadi mazhab-mazhab dalam menjawab pertanyaan mengenai
Hukum Pidana, hingga bahkan Politik dalam teori hukum. Salah satu kubu yang dimaksud dengan politik hukum.
Hukum Perundang-Undangan. yang berpegangan bahwa bidang studi Sekiranya menjadi nilai tambah, maka
Sayangnya, kebanyakan penulis ilmu hukum bersifat murni dan tidak tulisan ini tentunya diharap membawa
abai untuk menjelaskan maksud istilah bercampur baur dengan bidang studi manfaat bagi pembaca sebagai pemantik
politik hukum sebagai batasan ruang lainnya menolak kehadiran politik dalam untuk menghasilkan tulisan panjang
lingkup penulisannya. Pembaca seolah pembahasannya. Sementara, kubu yang lebih meyakinkan disertai dengan
dianggap paham dengan pemaknaan lainnya menyatakan bahwa hukum tidak dalil-dalil keilmiahan yang menguatkan
politik hukum yang menjadi bahan bisa terlepas dari bidang studi lain atau mengenai politik hukum. Sebagaimana
kajiannya. Yang lebih rawan adalah paling tidak saling beririsan sehingga orang Batak yang terbiasa memainkan
apabila kelengahan penulis untuk wajar bilamana dalam pembahasan gitar dan bernyanyi, baginya, kegiatan ini
memaknai atau memberi batasan hukum juga muncul istilah politik hukum, merupakan upaya untuk menghibur diri
akan lingkup politik hukum yang akan sosiologi hukum, filsafat hukum atau sendiri. Adapun orang lain yang merasa
dibahasnya adalah memang karena antropologi hukum (lihat buku “Ilmu terpikat dengan permainan gitar dan
faktor kesengajaan. Dengan kata lain, Hukum” karangan Satjipto Rahardjo, nyanyiannya, maka hal demikian tiada
penulis sejatinya tidak memahami 2006: 331-365). lain hanyalah nilai tambah.
pemaknaan istilah politik hukum. Ruwetnya masalah penggunaan Ada dua bagian dalam tulisan
Pencantumannya sebagai judul dalam istilah politik hukum tak hanya ini. Pertama, politik hukum akan dilihat
sebuah karya tulis ilmiah digunakan dipengaruhi oleh perdebatan teori hukum melalui kacamata teori hukum. Artinya,
atas motif untuk menambah bobot antar aliran. Praktek persandingan bagaimana aliran-aliran dalam teori
nilai lebih demi menarik keingintahuan istilah politik hukum juga berkontribusi hukum memandang pembidangan
pembaca. Pada akhirnya, ketika pembaca menambah kompleksitas dalam upaya politik dan hukum serta relasi antar
menelaah kajian yang mengangkat memahami maknanya. Politik hukum keduanya menjadi fokus pada bagian
istilah politik hukum sebagai judulnya, sering disepadankan dengan istilah pertama tulisan ini. Berikutnya,
pembaca justru dibawa berputar ke “legal policy” yang lalu diterjemahkan penyepadanan istilah politik hukum
awang-awang tanpa mengerti maksud menjadi “kebijakan hukum”. Sekilas dengan legal policy dan kebijakan hukum
dari tulisan yang mengangkat politik kemudian tersimpulkan bahwa politik menambah kerumitan dalam upaya
hukum sebagai topik kajiannya. Padahal, hukum dengan kebijakan adalah hal mempertegas garis batas diantaranya.
Tabel 1. Hubungan politik dan hukum pada pola-pola aliran dalam teori hukum
Autonomous model
Rigidity of law Closed law-making Pure legal discipline
(Legal Positivism, Analytical Jurisprudence)
Embedded model
(Natural Law Theory, CLS, Law and Flexibility of law Open law-making Mixed legal discipline
Economics)
dan Djokosoetono yang berjudul Belum ada kajian yang memberi Jerman atau Belanda sehingga referensi
“Sedjarah Politik Hukum Adat: Dari kesimpulan mengenai akar kata politik kajian dari negara-negara tersebut
Zaman Kompeni sehingga Tahun 1948” hukum. Namun, keberadaan kata politik sangat kurang.
(Penerbit Djambatan, 1955). Namun dari hukum bisa jadi merupakan pengaruh Sebagai salah satu dampaknya,
judul karya tersebut sesungguhnya ada dari penerjemahan istilah rechtspolitik politik hukum disandingkan dengan
dua penafsiran konteks penulisannya. dari bahasa Jerman. Penggunaan istilah mengambil istilah dari bahasa Inggris
Pertama, Soepomo dan Djokosoetono rechtspolitik masih lazim diketemukan yaitu legal policy. Buku Solly Lubis (2014)
bermaksud untuk membahas sejarah d a l a m ka j i a n - ka j i a n d i Je r m a n . menjadi contohnya dengan mengambil
politik dari hukum adat. Ataukah, Bahkan, sebuah jurnal secara khusus judul yang mempersandingkan kedua
konteksnya adalah membicarakan didedikasikan untuk membahas topik istilah tersebut, “Politik Hukum dan
mengenai sejarah dari politik hukum ini dan mengambil penamaan darinya, Kebijakan Publik (Legal Policy and Public
adat. Penulis berpendapat bahwa Journal für Rechstpolitik. Sebuah buku Policy)”.
konteks penulisan Soepomo dan yang ditulis Eike von Hippel mengambil Akibat dari persandingan
Djokosoetono adalah yang kedua. Kedua judul dan pembahasan mengenai dengan bahasa Inggris, kata yang
pengarang bermaksud untuk membahas Rechstpolitik (1992). Dalam bagian Book lebih mengemuka adalah policy atau
mengenai sejarah dari politik hukum Review yang diterbitkan oleh International kebijakan. Kata politik menjadi redup.
adat, dengan pembatasan periode and Comparative Law Quarterly (1994), Solly Lubis, dalam buku yang sama,
sebagaimana terpampang pada anak Tony Weir membahas mengenai buku membuat batasan bahwa politik hukum
kalimat dalam judul yaitu dari zaman ini. Weir menyebutkan bahwa “The (legal policy) dan kebijakan publik (public
kompeni sampai tahun 1948. Politik first puzzling thing is the title, simply policy) berada di ranah yang sama
hukum adat yang dimaksudkan disini untranslatable”. Tony Weir mengalami yaitu bidang politik namun dengan
tentunya tidak lagi dalam perspektif kesulitan dalam menemukan padanan posisi dan peranan yang berbeda.
teori hukum dalam rangka pencarian kata yang tepat untuk menerjemahkan Dalam pandangannya, politik hukum
hubungan antara politik dan hukum. kata rechstpolitik yang merupakan judul adalah kebijakan yang menetapkan
Dalam ilmu bahasa, politik hukum dari buku Eike von Hippel. sistem dan perangkat hukum yang
menjadi kata majemuk yang merupakan Istilah politik hukum kemudian akan diberlakukan negara. Sementara,
gabungan dari dua kata dasar politik meluas dalam kajian-kajian hukum di kebijakan publik adalah kerangka pikir
dan hukum, kemudian memiliki makna Indonesia. Bahkan, dalam materi kuliah dan rumus kebijakan tentang tata cara
baru. Lebih spesifik lagi, politik hukum di tingkat magister dan doktoral terdapat pelayanan untuk memenuhi kepentingan
merupakan sebuah semi idiom dimana kuliah pengantar mengenai politik umum, baik mengenai kepentingan
masih bisa diketemukan makna asli dari hukum. Istilah politik hukum, sayangnya, negara maupun masyarakat.
satu kata dasar yang membentuknya, tidak lagi mengacu pada kajian-kajian Persoalan menjadi keruh dimana
dalam hal ini adalah politik. Oleh di Jerman. Hal ini kemungkinan besar legal policy yang awalnya merupakan
karenanya, selain politik hukum ada disebabkan oleh faktor kemahiran penerjemahan dari politik hukum kini
pula politik legislasi sebagai sebuah berbahasa. Ahli-ahli hukum di Indonesia, juga memiliki terjemahan lainnya. Legal
semi idiom. tidak ada lagi yang mahir berbahasa policy juga kerap diterjemahkan dengan
P
erubahan UUD 1945 juga Pasal 1 Ayat (2) Undang- perubahan keempat. Tetapi kalau
melibatkan akademisi Undang Dasar 1945 saya berbuat itu, saya kira tidak
dalam perdebatannya. asli menyatakan bahwa: sopan. Jadi, “andaikata MPR
Berbagai universitas di masih ada” maka perubahan
“Kedaulatan rakyat ada di keempat itu ada beberapa
Indonesia turut diundang
tangan rakyat dilakukan pendapat, sebagai berikut.
dalam rangka penyerapan aspirasi.
sepenuhnya oleh Majelis Teori andai-andai itu dipakai
Hal demikian diungkap dalam Naskah
Permusyawaratan Rakyat”. oleh Descartes pada waktu
Komprehensif Perubahan Undang-Undang
Dengan itu, MPR mendapatkan dia mencari the first premise to
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
dasar eksistensi Konstitusional. think cogito ergo sum, dilakukan
1945, Latar Belakang, Proses, dan
Hasil Pembahasan, 1999-2002, Buku Perubahan ketiga menyatakan oleh John Lock pada waktu
III Lembaga Permusyawaratan dan bahwa: “Kedaulatan berada di dia akan mendapatkan atas
Perwakilan, Jilid 1 yang diterbitkan oleh tangan rakyat dan dilakukan dasar apa negara didirikan dan
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan menurut Undang-Undang apa tujuan didirikan dengan
Mahkamah Konstitusi (2010). Dasar”. Jadi, pelakunya tetap teori kontrak sosialnya itu. Teori
Pada Rapat PAH I BP MPR Ke- rakyat. Dengan itu, MPR andai-andaian. Jadi, akademik
10, 5 Maret 2002 diselenggarakan kehilangan dasar eksistensi juga. Teori pengandaian itu,
penyerapan aspirasi masyarakat konstitusional. Jadi, secara asal argumennya kena.
dalam rangka perubahan UUD 1945, strict juridie, Pak, 17 Agustus Perubahan ketiga Pasal 1 tadi
yang dipimpin oleh Slamet Effendy ya, strict juridie konstitusional ya: “Kedaulatan berada di tangan
Yusuf. Pada kesempatan tersebut, ketatanegaraan, dengan mohon rakyat dan dilakukan menurut
d i u n d a n g b e b e r a p a u n i ve r s i t a s maaf, MPR sesungguhnya sudah Undang-Undang Dasar”. Tadi
termasuk Universitas Pancasila. tidak eksis lagi hari ini sejak sudah saya jelaskan panjang
Universitas yang didirikan pada perubahan ketiga ditetapkan. lebar. Akibat hukum ini secara
tanggal 28 Oktober 1966 tersebut … verbal dulu, bukan secara
diwakili oleh Abdul Kadir Besar yang yuridis dulu. Akibat hukum dari
berkesempatan membahas eksistensi Jadi, lembaga negara itu perubahan ketiga Pasal 1 Ayat
MPR dan mengaitkannya dengan senantiasa punya dasar (2) ini adalah satu, MPR see to
hasil Perubahan Ketiga yang sudah eksistensi Konstitusionalnya. exist, berhenti eksistensinya.
disahkan setahun sebelumnya. Secara Lalu, perubahan Pasal 1 Dua, rancangan pembukaan
lugas Abdul Kadir Besar menjelaskan: Ayat (2) itu tadi, perubahan keempat, mengenai adanya
“...UBK juga mempersoalkan ketiga yang pelaku kedaulatan DPD yang diatur dalam Pasal
perubahan ketiga. Berhubungan tetap rakyat dan kedaulatan 2 Ayat (1), baik Alternatif 1,
dengan itu Universitas dilakukan menurut Undang- menjadi tidak memiliki dasar
Pancasila sama dalam hal Undang Dasar, itu menghapus eksistensi Konstitusional.”
ini dengan UBK, lebih utama MPR sebagai subjek hukum Pendapat mengenai penghapusan
mempersoalkan perubahan pelaku kedaulatan sehingga MPR ditanggapi oleh Hamdan
tiga, terutama dengan Pasal 1 dengan demikian MPR hapus. Zoelva dari F-PBB. Hamdan Zoelva
Ayat (2), sebab itu mendasar meminta tambahan penjelasan
Lalu, kalau kita berpikir strict
sekali dan berpengaruh pada atas pendapat tersebut karena
juridie, saya sebetulnya tidak bisa
rancangan perubahan keempat. menurutnya MPR tidak dihapus namun
membicarakan soal rancangan
fungsi dan eksistensinya diubah.
S
alah satu Ketetapan MPR yang terpenting kerancuan pengertian, sehingga tidak dapat lagi dijadikan
pasca reformasi adalah Ketetapan Majelis landasan penyusunan peraturan perundang-undangan.
Permusyawaratan Rakyat Nomor III/MPR/2000 Terdiri atas 8 pasal, Ketetapan MPR yang ditetapkan
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan pada tanggal tanggal 18 Agustus 2000 menjelaskan bahwa
Peraturan Perundang-Undangan. Ketetapan ini sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk
mengganti secara keseluruhan Ketetapan MPRS Nomor penyusunan peraturan perundang-undangan. Sumber hukum
XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai itu sendiri terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak
Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan tertulis. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila
Peraturan Perundangan Republik Indonesia. Ketetapan sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Nomor IX/MPR/1978 tentang Perlunya Penyempurnaan Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
yang Termaktub dalam Pasal 3 ayat (1) Ketetapan Majelis Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
V/MPR/1973 juga ditiadakan. Ketetapan-ketetapan suatu Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan
tersebut dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 1).
Tentu saja hal yang melatarbelakangi dikeluarkannya Yang terpenting dalam Ketetapan ini adalah pada Pasal
ketetapan tersebut adalah pengalaman perjalanan sejarah 2 berupa tata urutan peraturan perundang-undangan yang
bangsa Indonesia. Dalam bagian Menimbang dijelaskan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum di
pula kebutuhan dalam menghadapi masa depan yang bawahnya lebih lanjut. Tata urutan peraturan perundang-
penuh tantangan maka supremasi hukum haruslah undangan Republik Indonesia adalah: 1. Undang-Undang
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pada bagian Dasar 1945; 2.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
b. Menimbang termasuk juga disampaikan keinginan Republik Indonesia; 3. Undang-Undang; 4. Peraturan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu); 5.Peraturan
berdasarkan atas hukum perlu mempertegas sumber Pemerintah; 6.Keputusan Presiden; 7.Peraturan Daerah.
hukum yang merupakan pedoman bagi penyusunan Pasal 3 berisi sedikit penjelasan terkait tata
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. urutan tersebut. Dikatakan, Undang-Undang Dasar
Memang benar bahwa untuk dapat mewujudkan 1945 merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik
supremasi hukum perlu adanya aturan hukum yang Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum
merupakan peraturan perundang-undangan yang dalam penyelenggaraan negara, sedangkan Ketetapan
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
bernegara sesuai dengan tata urutannya. Termasuk dalam merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
rangka memantapkan perwujudan otonomi daerah perlu sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan
menempatkan peraturan daerah dalam tata urutan peraturan dalam sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat.
perundang-undangan. Hal tersebut termuat dalam bagian Menurut Pasal 3, Undang-undang dibuat oleh Dewan
Menimbang c dan d. Yang menarik terdapat juga klaim bahwa Perwakilan Rakyat bersama Presiden untuk melaksanakan
Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis
Peraturan Perundangan Republik Indonesia berdasarkan Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Peraturan
Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 menimbulkan pemerintah pengganti undang-undang dibuat oleh Presiden
P
erkawinan merupakan suatu bentuk ikatan antara Pasangan beda agama yang hendak melangsungkan
seorang laki-laki dan perempuan yang sudah perkawinan umumnya melakukan berbagai cara untuk
dewasa untuk membentuk suatu rumah tangga mensahkan perkawinan mereka, antara lain: pertama,
serta merupakan hak asasi manusia. Peraturan meminta penetapan pengadilan terlebih dahulu. Atas
perundang-undangan yang mengatur mengenai perkawinan dasar penetapan dari pengadilan, pasangan tersebut
beda agama belum secara tegas mengaturnya. Undang- melangsungkan pernikahan di Kantor Catatan Sipil. Kedua,
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU perkawinan dilangsungkan menurut hukum masing-masing
1/1974) mengatur bahwa, “perkawinan adalah ikatan lahir agama. Perkawinan terlebih dahulu dilaksanakan menurut
bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai hukum agama seorang mempelai, baru kemudian disusul
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) pernikahan menurut hukum agama mempelai berikutnya.
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Ketiga, kedua pasangan menentukan pilihan hukum. Salah satu
Esa”. Perkawinan dianggap sah apabila dilakukan menurut pandangan menyatakan tunduk pada hukum pasangannya
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya atau dengan kata lain salah seorang pasangan ‘berpindah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. agama’ dan merupakan bentuk penundukan hukum. Keempat,
Sedangkan dalam Pasal 26 Kitab Undang-Undang Hukum melangsungkan perkawinan di luar negeri.
Perdata (KUHPerdata) mengatur bahwa persoalan mengenai Perkawinan beda agama di Indonesia, pengaturannya
perkawinan hanya dalam hubungan-hubungan perdata saja, mempunyai desain masing-masing. Masa sebelum keluarnya
sehingga perbedaan agama bukan menjadi penghalang dan UU 1/1974, Pasal 7 ayat (2) GHR [Penetapan Raja tanggal
membatalkan suatu perkawinan. 29 Desember 1896 Nomor 158 (Stb 1898 Nomor 158)
Begitu juga dalam setiap ajaran agama yang ada yang merupakan peraturan tentang Perkawinan Campuran
di Indonesia melarang perkawinan dilaksanakan dalam atau Regeling op de Gemengde Huwelijken atau yang disebut
perbedaan agama. Dalam UU 1/1974 sendiri tidak ada secara dengan ‘GHR’] menyatakan bahwa perbedaan agama,
jelas ketentuan yang mengatur mengenai perkawinan beda bangsa atau asal itu sama sekali bukanlah halangan suatu
agama. Apabila dilihat secara sosiologis, Indonesia sebagai perkawinan. Dengan demikian, perkawinan beda agama
negara pluralis yang terdiri dari berbagai macam agama, merupakan tindakan hukum yang sah yang diatur dalam
memungkinkan antara laki-laki dan perempuan yang berbeda GHR dan pelaksanaannya dicatatkan di Kantor Pencatatan
agama untuk saling jatuh cinta dan akhirnya sepakat untuk Sipil. Setelah berlakunya UU 1/1974, perkawinan beda
membentuk sebuah keluarga. Hal ini dapat mengakibatkan agama dianggap tidak sah, karena perkawinan yang sah
terjadinya “penyelundupan hukum (Wetsontduiking)”, yaitu adalah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
terjadinya perkawinan beda agama yang dilaksanakan di agamanya dan kepercayaannya itu. Jadi yang dianggap sah
luar negeri atau di suatu negara yang tidak mempersoalkan apabila perkawinan dilaksanakan menurut tata tertib aturan
perkawinan beda agama untuk mendapatkan keabsahan salah satu agama, apakah agama calon suami atau agama
perkawinan mereka. Selain dilaksanakan di luar negeri, untuk calon istri. Sirman Dahwal berpendapat bahwa perkawinan
mensahkan perkawinan beda agama dapat juga dilaksanakan beda agama di Indonesia belum diatur secara tegas, jelas,
dengan cara yang lain atau salah satu pihak untuk sementara dan rinci dalam UU Perkawinan. Sehingga perkawinan beda
pindah agama. agama diatur dan mengacu kepada peraturan sebelumnya.
MEMBEDAH ORIGINALISM
D
Peneliti di Mahkamah Konstitusi
1
PERSYARATAN PELAYANAN
Mengajukan permohonan melalui:
7 KOMPETENSI PELAKSANA
1. Memahami permohonan kunjungan.
1. Menu “Hubungi MK” pada laman MK; 2. Memahami standar keprotokolan tamu pimpinan.
2. Pojok Digital di lobby gedung MK; 3. Memiliki pengetahuan tentang sarana dan prasaran
3. Pengiriman Pos; penerimaan kunjungan.
4. Datang Langsung 4. Mengetahui kelengkapan administrasi
pertanggungjawaban kunjungan.
5. Mengetahui narasumber penerima kunjungan.
8 PENGAWASAN INTERNAL
1. Kepala Subbagian Protokol;
JAMINAN PELAYANAN
3 JANGKA
PENYELESAIAN
11 Pemohon akan diterima secara langsung
sesuai jadwal setelah mendapatkan
Satu minggu. balasan surat atau informasi
penerimaan kunjungan.
Gedung.Mahkamah Konstitusi
Lantai 8
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta Pusat
Telp. (021) 2352 9000