Anda di halaman 1dari 27

AMICUS CURIAE

(SAHABAT PENGADILAN)

untuk Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi yang Memeriksa


Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024
dan
Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024
perihal
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2024
_____________________________________________________

Diajukan oleh:

ALIANSI AKADEMISI DAN MASYARAKAT SIPIL


TIM PERUMUS

Bertanda tangan di bawah ini merupakan Perumus Amicus Brief ini:

Dr. Benediktus Hestu Cipto Handoyo, S.H., M.Hum.

Dr. Dian Agung Wicaksono, S.H., LL.M.

Prof. Dr. Marcus Priyo Gunarto, S.H., M.Hum.

Prof. Dr. Dra. Sulistyowati Irianto, M.A.

Rimawan Pradiptyo, S.E., M.Sc., Ph.D.

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................... 3

PENGANTAR ........................................................................................ 4

TUJUAN .............................................................................................. 5

RUMUSAN PERTANYAAN .................................................................... 6

IDENTITAS DAN KEPENTINGAN .......................................................... 7

RINGKASAN PENDAPAT ...................................................................... 9

PENDAPAT AMICUS: MEMAKNAI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI


NOMOR 90/PUU-XXI/2023 SEBAGAI PUTUSAN PLURALITAS............10

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................................17

LAMPIRAN ..........................................................................................18

3
PENGANTAR

Dalam waktu singkat, menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum


(Pemilu), Indonesia yang selama ini dipuji dunia sebagai negara hukum
dan demokrasi, yang mampu merawat keragaman, dipandang sudah
berubah menjadi negara kekuasaan. Persoalan utama Pemilu 2024
adalah munculnya netralitas palsu dan kecurangan yang diperlihatkan
secara terang benderang justru oleh penyelenggara negara, yang
menurut konstitusi merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan
yang seharusnya berdiri di atas semua golongan, dan memiliki semua
hak dan kewenangan untuk dapat menjalankan tugasnya.

Namun, dalam proses Pemilu tampak bahwa penyelenggara negara telah


melakukan rekayasa kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU), memobilisasi
kekuatan aparatur birokrasi negara, dan menggunakan sumber dana
tanpa batas untuk melakukan politik uang dan politik gentong babi.
Kecurangan masif dimulai dari politisasi yudisial dan penyebaran
kesadaran palsu kepada publik bahwa semua proses pemilu berjalan
wajar tanpa pelanggaran hukum. Namun, sebenarnya keruntuhan
demokrasi dan supremasi hukum sedang terjadi, dan membahayakan
kohesi masyarakat.

4
TUJUAN

Tujuan Amicus Curiae untuk Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024


dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 adalah:
1. Mendukung Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi dalam membuat
pertimbangan yang mengakomodasi pengalaman dan realitas
masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan Pemilu 2024,
yang sejak dari proses, pelaksanaan dan pasca pelaksanaannya
tidak mengindahkan konstitusi, peraturan perundang-undangan,
dan etika moral.
2. Mendukung Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi agar dapat
membuat pertimbangan yang memandang demokrasi yang diusung
dalam Pemilu tidak hanya sebatas angka-angka statistik, tetapi
melihat Pemilu sebagai suatu proses, di mana pihak yang tidak
mengindahkan konstitusi dan peraturan perundang-undangan
adalah justru penyelenggara negara dan penyelenggara Pemilu,
khususnya KPU, yang meruntuhkan kepercayaan publik.
3. Mendukung hakim Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi agar dapat
membuat putusan yang dapat memulihkan kepercayaan publik
terhadap keberadaan Republik Indonesia sebagai negarai hukum,
memulihkan proses demokrasi yang cedera sepanjang proses
Pemilu, menjunjung tinggi etika dan standar moral yang
seharusnya dihormati dalam penyelenggaraan Pemilu, kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta memulihkan rasa keadilan kepada
warga negara yang terdampak Pemilu 2024.

5
RUMUSAN PERTANYAAN

Apakah Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah memaknai secara tepat


Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 dalam
penetapan Calon Wakil Presiden Pasangan Calon Nomor Urut 2?

6
IDENTITAS DAN KEPENTINGAN

Bahwa kedudukan Amicus Curiae dalam perkara Perselisihan Hasil


Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang tengah diperiksa
dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi telah diakomodasi dalam Pasal 38
huruf e jo. Pasal 44 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 4 Tahun
2023 tentang Tata Cara Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (selanjutnya disebut PMK
4/2023) yang masing-masing menyatakan sebagai berikut:

Pasal 38:
Alat bukti berupa: [...] e. keterangan pihak lain;

Pasal 44:
Alat bukti berupa keterangan pihak lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 huruf e merupakan keterangan yang
disampaikan oleh pihak lain yang dipandang perlu oleh
Mahkamah.

Berdasarkan kesempatan yang dibuka tersebut, Amicus Brief ini disusun


sebagai bentuk partisipasi publik sekaligus sarana penyalur aspirasi
terhadap proses persidangan yang dilakukan oleh Majelis Hakim
Mahkamah Konstitusi yang memeriksa Perkara Nomor
1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor
2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024.

Kami yang bersepakat terhadap substansi Amicus Brief ini (daftar nama
terlampir) adalah akademisi yang memiliki kepedulian terhadap
perkembangan dan penerapan hukum di Indonesia, yang bergandengan
tangan dengan masyarakat sipil dan tokoh masyarakat yang memiliki
kepedulian yang sama.

Pada dasarnya Amicus Brief ini disusun dalam rangka memperjuangkan


kepentingan untuk mewujudkan Pemilu yang jujur dan adil

7
sebagaimana dijamin dalam ketentuan Pasal 22E ayat (1) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun
1945) yang menyatakan “Pemilihan umum dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun
sekali.” Keberadaan frasa “jujur” dan “adil” dalam ketentuan a quo tidak
semata hanya dimaknai sekadar prinsip penyelenggaraan Pemilu,
namun juga penting dimaknai sebagai sebuah ekspektasi yang
dimandatkan oleh UUD NRI 1945 atas penyelenggaraan Pemilu.
Singkatnya, ketika Pemilu diselenggarakan secara tidak jujur dan tidak
adil, maka mutatis mutandis Pemilu yang diselenggarakan tersebut
menjadi inkonstitusional. Dengan demikian, perkara penyelesaian
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ini memiliki arti penting dan
sekaligus merupakan momentum bagi Mahkamah Konstitusi untuk
menegakkan mandat UUD NRI Tahun 1945 dan menjaga marwah
demokrasi Indonesia.

8
RINGKASAN PENDAPAT

Bahwa KPU telah salah memaknai Putusan Mahkamah Konstitusi


Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang merupakan putusan pluralitas dalam
menetapkan Calon Wakil Presiden Pasangan Calon Nomor Urut 2.
Putusan Pluralitas merupakan putusan yang diambil tanpa adanya
suara mayoritas karena terdapatnya perbedaan dalam pertimbangan
hukum dan/atau amar putusan. Dalam hal terdapat putusan pluralitas,
pendirian Mahkamah Konstitusi harus dilihat dalam pertimbangan
hukum dan/atau amar putusan yang disetujui oleh mayoritas hakim
dalam lingkup yang paling sempit (the narrowest ground rule)
sebagaimana telah lazim dalam praktik peradilan di Mahkamah Agung
Amerika Serikat untuk membaca suatu putusan pluralitas yang dapat
ditemukan dalam Putusan Marks v. United States (1977) atau yang
dikenal dengan Marks Rule. Dengan mengacu pada aturan tersebut,
Putusan Nomor 90/PUU-XXI/2023 seharusnya dimaknai bahwa
perluasan jabatan yang secara implisit disetujui oleh mayoritas anggota
majelis, baik pluralitas dan concurring, adalah gubernur saja. Dengan
kata lain, seharusnya KPU sedari awal tidak menetapkan Calon Wakil
Presiden Pasangan Calon Nomor Urut 2 yang ketika tahap pencalonan
masih berstatus sebagai walikota.

Mengingat preseden Mahkamah Konstitusi sebelumnya dalam Perkara


Nomor 132/PHP.BUP-XIX/2021 dan 135/PHP.BUP-XIX/2021 yang
memutus diskualifikasi pasangan calon karena tidak dipenuhinya
kualifikasi dalam tahap pencalonan, serta Putusan Nomor 55/PUU-
XVII/2019 dan Putusan Nomor 85/PUU-XX/2022 yang menegaskan
masuknya pemilihan kepala daerah (Pilkada) sebagai bagian dari rezim
Pemilu, maka seharusnya Mahkamah Konstitusi dapat
mendiskualifikasi Pasangan Calon Nomor Urut 2 sebagai konsekuensi
atas tidak terpenuhinya kualifikasi sebagai calon wakil presiden oleh
Calon Wakil Presiden Pasangan Calon Nomor Urut 2.

9
PENDAPAT AMICUS:
MEMAKNAI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR
90/PUU-XXI/2023 SEBAGAI PUTUSAN PLURALITAS

1. Bahwa pertama-tama terlebih dahulu perlu mendudukkan Putusan


Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 sebagai sebuah
hal baru dalam praktik di lingkungan Mahkamah Konstitusi.
Kebaruan tersebut terletak pada pengambilan putusan dalam
Putusan a quo. Tepatnya, dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 90/PUU-XXI/2023 tidak terdapat suara mayoritas yang
mendasari amar putusan dengan 3 (tiga) hakim menulis pendapat
pluralitas (plurality opinion),1 2 (dua) hakim masing-masing
memiliki alasan berbeda (concurring opinion), dan 4 (empat) hakim
memiliki pendapat berbeda (dissenting opinion). Singkatnya,
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023
merupakan putusan pluralitas (plurality decision), yaitu suatu
putusan yang diambil tanpa adanya mayoritas hakim yang
mendukung satu pertimbangan hukum yang sama.2
2. Bahwa bila merujuk ketentuan Pasal 45 ayat (7) UU 24/2003
menegaskan bahwasanya “Dalam hal musyawarah sidang pleno
setelah diusahakan dengan sungguh-sungguh tidak dapat dicapai
mufakat bulat, putusan diambil dengan suara terbanyak.”
Berdasarkan ketentuan a quo, dengan komposisi 9 (sembilan) orang
hakim konstitusi, maka sudah seharusnya putusan diambil dengan
sekurang-kurangnya 5 (lima) orang hakim konstitusi yang
kemudian menyetujui amar putusan yang sama, kendatipun

1 Pendapat pluralitas merupakan pendapat yang memperoleh suara terbanyak,


namun tidak mayoritas dari jumlah anggota majelis yang memeriksa perkara. Adam
S. Hochschild, “The Modern Problem of Supreme Court Plurality Decision:
Interpretation in Historical Perspective.” Wash. UJL & Pol'y 4 (2000): 261.
2 James F. Spriggs, “Explaining Plurality Decisions.” Geo. LJ 99 (2010): 517.

10
kemudian terdapat perbedaan pertimbangan hukum di antara
anggota majelis yang menyetujui amar putusan tersebut.
3. Bahwa secara komparatif, dalam praktik di Mahkamah Agung
Amerika Serikat telah dikenal cara untuk membaca suatu putusan
pluralitas. Adapun cara membaca tersebut dapat ditemukan dalam
Putusan Marks v. United States (1977). Dalam Putusan Marks,
Hakim Lewis F. Powell menulis untuk pendapat mayoritas
menyatakan bahwa, “ketika suatu Pengadilan terpecah dalam
memutuskan suatu kasus dan tidak ada satu pun pertimbangan
hukum atas amar putusan yang mendapat persetujuan dari lima
Hakim, "[maka] pendirian [atau putusan] Pengadilan dapat
dipandang dalam posisi yang diambil oleh anggota majelis yang
setuju dalam mengambil amar putusan atas dasar yang paling
sempit.”3 Singkatnya, dalam hal tidak terdapat pendapat mayoritas,
maka pendapat yang paling sempit yang menyetujui putusan
adalah pendapat yang bersifat mengikat, sehingga Marks Rule
kemudian dikenal juga sebagai the narrowest ground rule.4
4. Bahwa masing-masing pendapat pluralitas (plurality opinion) dan
alasan berbeda (concurring opinion) dalam Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 berbunyi sebagai berikut:

No. Pendapat Amar


1. Pluralitas “berusia paling rendah 40 (empat
(Anwar Usman, puluh) tahun atau pernah/sedang
Guntur M. Hamzah, menduduki jabatan yang dipilih
Manahan M.P. melalui pemilihan umum termasuk
Sitompul) pemilihan kepala daerah”
2. Alasan Berbeda “berusia paling rendah 40 (empat
(Concurring) puluh) tahun atau berpengalaman
(Enny Nurbaningsih) sebagai gubernur yang
persyaratannya ditentukan oleh
pembentuk undang-undang”

3 Marks v. United States, 430 U.S. 188 (1977).


4 John P. Neuenkirchen, “Plurality Decisions, Implicit Consensuses, and the Fifth-Vote
Rule under Marks v. United States.” Widener L. Rev. 19 (2013): 387.

11
No. Pendapat Amar
3. Alasan Berbeda “berusia paling rendah 40 (empat
(Concurring) puluh tahun) atau berpengalaman
(Daniel Yusmic P. sebagai kepala daerah tingkat
Foekh) provinsi”

Mencermati tabel di atas, sejatinya tidak hanya terdapat perbedaan


pertimbangan hukum, melainkan juga bunyi “amar” putusan.
Dengan demikian, concurring opinion dalam Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 tidak dapat dipahami dengan
pengertian concurring opinion sebagaimana lazim dipahami.
Tepatnya, letak perbedaan antara pendapat mayoritas/pluralitas
dengan concurring opinion hanya terletak pada pertimbangan
hukumnya, bukan amar putusan.5 Menjadi pertanyaan bagaimana
kemudian memaknai Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
90/PUU-XXI/2023 ketika terdapat tidak hanya perbedaan
pertimbangan hukum, melainkan juga perbedaan bunyi amar
antara plurality opinion dengan concurring opinion?
5. Bahwa terkait dengan perbedaan bunyi amar, terdapat pendekatan
hasil (results approach) dalam menerapkan the narrowest ground
rule. Dalam results approach akan dilihat hasil/amar putusan yang
paling sempit di antara pendapat yang menentukan.6 Dengan kata
lain, bila kemudian di antara plurality opinion dengan concurring
opinion terdapat perbedaan mengenai seberapa luas amar putusan,
maka yang mengikat adalah amar putusan yang paling sempit. Hal
ini mengingat amar putusan yang paling sempit tersebut secara
implisit disetujui oleh mayoritas hakim.7
6. Bahwa dari pemetaan dalam poin nomor 4, sejatinya antara
plurality opinion dengan concurring opinion sama-sama memiliki

5 Charles C. Turner, Lori Beth Way, and Nancy Maveety. "Beginning to Write
Separately: The Origins and Development of Concurring Judicial Opinions." Journal
of Supreme Court History 35, no. 2 (2010): 94.
6 Kevin M. Lewis, What Happens when Five Supreme Court Justices Can't Agree?.
Congressional Research Service, 2018.
7 John P. Neuenkirchen, Op.Cit. 397.

12
pendirian untuk setuju memperluas persyaratan calon wakil
presiden dan/atau wakil presiden dalam Pasal 169 huruf q UU
7/2017 dengan menambahkan syarat jabatan yang dapat
disepadankan. Meski demikian, perlu dicermati bahwa terdapat
perbedaan terhadap jenis jabatan apa saja yang disepadankan
sebagai syarat pencalonan sebagai berikut:

Perluasan Makna
Pasal 169 huruf q UU 7/2017
No. Pendapat Presiden, Wakil
Bupati/
Gubernur Presiden, Anggota DPR,
Walikota
DPD, dan/atau DPRD
1. Pluralitas ✓
✓ ✓
(Anwar Usman)
Pluralitas
(Guntur M. ✓ ✓ ✓
Hamzah)
Pluralitas
(Manahan M.P. ✓ ✓ ✓
Sitompul)
2. Alasan Berbeda
(Concurring)

(Enny
Nurbaningsih)
3. Alasan Berbeda
(Concurring)

(Daniel Yusmic P.
Foekh)
5 hakim 3 hakim
Jumlah 3 hakim setuju
setuju setuju

13
Berdasarkan tabel di atas, hanya jabatan Gubernur saja yang
disetujui oleh mayoritas anggota majelis. Bila digambarkan dalam
bagan, komposisi pendapat anggota majelis yang menulis plurality
opinion dan concurring opinion adalah sebagai berikut:
Enny Nurbaningsih dan
Daniel Yusmic P. Foekh
(GUBERNUR)

Anwar Usman, M. Guntur Hamzah,


dan Manahan M.P. Sitompul
(Presiden, Wakil Presiden, Anggota
DPR, Anggota DPD, Anggota DPRD,
GUBERNUR, Bupati/Walikota)

Dengan demikian, bila membaca Putusan Mahkamah Konstitusi


Nomor 90/PUU-XXI/2023 dengan kacamata the narrowest ground
rule, maka perluasan makna Pasal 169 huruf q UU 7/2017 harus
dibaca “memperluas persyaratan pencalonan HANYA UNTUK
YANG BERPENGALAMAN SEBAGAI GUBERNUR.”
7. Bahwa berdasarkan pemaknaan tersebut, maka penetapan Calon
Wakil Presiden Pasangan Calon Nomor Urut 2 sebagai peserta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2004 melalui Keputusan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 1632 Tahun 2023 tentang
Penetapan Pasangan Calon Peserta Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden Tahun 2024 (selanjutnya disebut Keputusan KPU
1632/2023) adalah bertentangan dengan Pasal 169 huruf q UU
7/2017 sebagaimana seharusnya dimaknai berdasarkan Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023. Hal ini
mengingat, ketika tahap pencalonan, Calon Wakil Presiden Nomor
Urut 2 masih menjabat sebagai Walikota dan sama sekali belum
pernah menduduki jabatan Gubernur, sehingga menjadikan Calon

14
Wakil Presiden Nomor Urut 2 tidak memenuhi syarat untuk
ditetapkan sebagai Calon Wakil Presiden untuk Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden Tahun 2024.
8. Bahwa perihal calon yang tidak memenuhi syarat dalam PHPU,
sejatinya telah terdapat preseden di Mahkamah Konstitusi yang
kemudian mendiskualifikasi pasangan calon sebagai berikut:

No. Putusan Alasan Diskualifikasi Amar


1. 45/PHPU.D- Adanya pelanggaran sangat serius Diskualifikasi
VIII/2010 (money politic, intimidasi pemilih dan Pasangan
(Kab. kepala desa, keberpihakan Calon
Kotawaringin penyelenggara sebagai relawan, dlsb.)
Barat) yang dilakukan oleh Pasangan Calon
Nomor Urut 1 yang membahayakan
demokrasi dan mencederai prinsip-
prinsip hukum dan pemilukada yang
luberjurdil.
2. 132/PHP.BUP- Calon Bupati Pasangan Calon Nomor Diskualifikasi
XIX/2021 Urut 4 tidak memenuhi syarat Pasangan
(Kab. Boven pencalonan sebagai calon Bupati → Calon
Digoel) belum melewati masa jeda 5 tahun
bagi mantan terpidana pada waktu
mendaftarkan diri sebagai bakal
calon Bupati Boven Digoel Tahun
2020
3. 135/PHP.BUP- Calon Bupati Pasangan Calon Nomor Diskualifikasi
XIX/2021 Urut 2 tidak memenuhi syarat Pasangan
(Kab. Sabu pencalonan sebagai calon Bupati → Calon
Raijua) masih berstatus warga negara
Amerika Serikat pada saat
mendaftarkan diri sebagai bakal
pasangan calon.
4. 145/PHP.BUP- Calon Bupati Pasangan Calon Nomor Diskualifikasi
XIX/2021 Urut 1 tidak lagi memenuhi syarat Pasangan
(Kab. Yalimo) pencalonan sebagai calon bupati → Calon
dijatuhi pidana dan telah
berkekuatan hukum tetap dengan
ancaman tindak pidananya di atas
5 (lima) tahun penjara pada saat
berstatus sebagai calon.

Bahwa berdasarkan tabel di atas, terdapat 2 (dua) alasan


Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi pasangan calon, yaitu:
Pertama, dalam hal terdapat pelanggaran sangat serius yang
dilakukan oleh pasangan calon tertentu; dan Kedua, dalam hal
salah satu calon tidak memenuhi syarat pencalonan.

15
9. Bahwa mengingat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 55/PUU-
XVII/2019 dan Nomor 85/PUU-XX/2022 telah menegaskan
kedudukan Pilkada sebagai bagian dari rezim pemilihan umum,
maka Mahkamah Konstitusi dapat menjadikan preseden-preseden
dalam PHPKada sebagai dasar dalam memutus PHPU ini. Dengan
demikian, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 132/PHP.BUP-
XIX/2021 (Kab. Boven Digoel), Nomor 135/PHP.BUP-XIX/2021
(Kab. Sabu Raijua), dan 145/PHP.BUP-XIX/2021 (Kab. Yalimo)
untuk mendiskualifikasi Pasangan Calon Nomor Urut 2 sebagai
konsekuensi atas tidak terpenuhinya syarat pencalonan oleh Calon
Wakil Presiden Pasangan Calon Nomor Urut 2 berdasarkan Pasal
169 huruf q sebagaimana pemaknaan atas Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 dalam kacamata the
narrowest ground rule.

16
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Bahwa KPU telah salah memaknai Putusan Mahkamah Konstitusi


Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang merupakan putusan pluralitas
dalam menetapkan Calon Wakil Presiden Pasangan Calon Nomor
Urut 2.
2. Bahwa kesalahan KPU dalam memaknai Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 menyebabkan penetapan
Calon Wakil Presiden Pasangan Calon Nomor Urut 2 dalam
Keputusan KPU 1632/2023 adalah perbuatan yang batal demi
hukum (null and void) karena Calon Wakil Presiden Pasangan Calon
Nomor Urut 2 sejak awal tidak memenuhi persyaratan menurut
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang
memperluas persyaratan pencalonan dalam Pasal 169 huruf q UU
7/2017 hanya untuk yang berpengalaman sebagai gubernur.
3. Bahwa dengan tidak dipenuhinya persyaratan sebagai Calon Wakil
Presiden, seharusnya menjadikan Mahkamah Konstitusi dengan
segala kebijaksanaannya tidak ragu untuk menyatakan
diskualifikasi Calon Wakil Presiden Pasangan Calon Nomor Urut 2,
sebagaimana preseden pendirian Mahkamah Konstitusi dalam
putusan-putusan sebelumnya yang secara tegas mendiskualifikasi
pasangan calon dalam hal pasangan calon tidak memenuhi syarat
pencalonan.

Hakim adalah penjaga gerbang keadilan di dunia ini, tempat agung bagi
pencari keadilan dan warga masyarakat luas yang datang berseru-seru,
mengharapkan terobosan hukum diciptakan, dan hukum tertinggi
dilahirkan, yaitu keadilan bagi mereka yang lemah dan tanpa kuasa.

17
LAMPIRAN

DAFTAR NAMA AMICIS

No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur


1. Vania Budianto Australian National University (ANU) Akademisi
2. Bambang Kesowo Badan Riset dan Inovasi Nasional Akademisi
3. Alexander Jebaru Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero Akademisi
4. Bernardus Hayong Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero Akademisi
5. Felix Baghi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero Akademisi
6. Hendrikus Maku Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero Akademisi
7. Otto Gusti Ndegong Madung Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero Akademisi
8. Damayanti Buchori Institut Pertanian Bogor Akademisi
9. Hania Rahma Institut Pertanian Bogor Akademisi
10. Hariadi Kartodihardjo Institut Pertanian Bogor Akademisi
11. Meilanie Buitenzorgy Institut Pertanian Bogor Akademisi
12. Hendy Hertiasa Institut Teknologi Bandung Akademisi
13. Premana W. Premadi Institut Teknologi Bandung Akademisi
14. Sangriyadi Setio Institut Teknologi Bandung Akademisi
15. Ratna Saptari Leiden University Akademisi
16. Vera W.S. Soemarwi Leiden University Akademisi
17. Gita Putri Damayana Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera Akademisi
18. Yunus Husein Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera Akademisi
19. Agus Salim STAI Imam Bonjol Padang Panjang Akademisi
20. Hanan Wihasto STEI Yogyakarta Akademisi
21. Hamzah Jamaludin STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Akademisi
22. Adji STPMD APMD Akademisi
23. Fatih Gama Abisono N. STPMD APMD Akademisi
24. Nurbahrun Hadi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Akademisi
25. Tomy Michael Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Akademisi
26. Muhammad Farid Alwajdi Universitas Ahmad Dahlan Akademisi
27. Airlangga Pribadi Kusman Universitas Airlangga Akademisi
28. Bernardus Dody Widhiarto Universitas Airlangga Akademisi

18
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
29. Eko Budi Koendhori Universitas Airlangga Akademisi
30. Irfa Puspitasari Universitas Airlangga Akademisi
31. Akhmad Safik Universitas Al Azhar Indonesia Akademisi
32. Satya Gayatri Universitas Andalas Akademisi
33. Akhmad Suraji Universitas Andalas Akademisi
34. Armansyah Universitas Andalas Akademisi
35. Gusnidar Universitas Andalas Akademisi
36. Hasmiwati Universitas Andalas Akademisi
37. Nilma Suryani Universitas Andalas Akademisi
38. Zulfi Universitas Andalas Akademisi
39. A. Mugiyono Universitas Atma Jaya Yogyakarta Akademisi
40. Benediktus Hestu Cipto Handoyo Universitas Atma Jaya Yogyakarta Akademisi
41. Ignasius Sumarsono Raharjo Universitas Atma Jaya Yogyakarta Akademisi
42. Lukas S. Ispandriarno Universitas Atma Jaya Yogyakarta Akademisi
43. Y. Sri Susilo Universitas Atma Jaya Yogyakarta Akademisi
44. Yohanes Hartono Universitas Atma Jaya Yogyakarta Akademisi
45. Titiek Kartika Hendrastiti Universitas Bengkulu Akademisi
46. Dhia Al Uyun Universitas Brawijaya Akademisi
47. Helmi Chandra SY Universitas Bung Hatta Akademisi
48. Hilman Haroen Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Akademisi
49. Akhmad Syakir Kurnia Universitas Diponegoro Akademisi
50. FX Sugiyanto Universitas Diponegoro Akademisi
51. Muhammad Nur Universitas Diponegoro Akademisi
52. Adrianto Dwi Nugroho Universitas Gadjah Mada Akademisi
53. Agus Wahyudi Universitas Gadjah Mada Akademisi
54. Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia Universitas Gadjah Mada Akademisi
55. Almonika Cindy Fatika Sari Universitas Gadjah Mada Akademisi
56. Ananda Prima Yurista Universitas Gadjah Mada Akademisi
57. Andreas Budi Widyanta Universitas Gadjah Mada Akademisi
58. Arvie Johan Universitas Gadjah Mada Akademisi
59. Bambang Hudayana Universitas Gadjah Mada Akademisi
60. Budi Setiadi Daryono Universitas Gadjah Mada Akademisi
61. Catur Sugiyanto Universitas Gadjah Mada Akademisi

19
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
62. Destri Budi Nugrahani Universitas Gadjah Mada Akademisi
63. Dian Agung Wicaksono Universitas Gadjah Mada Akademisi
64. Diasma Sandi Swandaru Universitas Gadjah Mada Akademisi
65. Dina Fitriana Rosyada Universitas Gadjah Mada Akademisi
66. Faiz Rahman Universitas Gadjah Mada Akademisi
67. Faiz Zamzami Universitas Gadjah Mada Akademisi
68. Fajri Matahati Muhammadin Universitas Gadjah Mada Akademisi
69. Gabriel Lele Universitas Gadjah Mada Akademisi
70. Galuh Bahari Universitas Gadjah Mada Akademisi
71. Gumilang Aryo Sahadewo Universitas Gadjah Mada Akademisi
72. Harry Supriyono Universitas Gadjah Mada Akademisi
73. Hendry Julian Noor Universitas Gadjah Mada Akademisi
74. Heribertus Jaka Triyana Universitas Gadjah Mada Akademisi
75. Heru Marwata Universitas Gadjah Mada Akademisi
76. I Gusti Ngurah Putra Universitas Gadjah Mada Akademisi
77. Khotibul Umam Universitas Gadjah Mada Akademisi
78. Koentjoro Universitas Gadjah Mada Akademisi
79. Linda Yanti Sulistiawati Universitas Gadjah Mada Akademisi
80. M. Mansyur Romi Universitas Gadjah Mada Akademisi
81. Marcus Priyo Gunarto Universitas Gadjah Mada Akademisi
82. Masthuriyah Sa'dan Universitas Gadjah Mada Akademisi
83. Muhammad Fatahillah Akbar Universitas Gadjah Mada Akademisi
84. Nindyo Pramono Universitas Gadjah Mada Akademisi
85. Nurhasan Ismail Universitas Gadjah Mada Akademisi
86. Purwo Santoso Universitas Gadjah Mada Akademisi
87. Rahmat Hidayat Universitas Gadjah Mada Akademisi
88. Raras Cahyafitri Universitas Gadjah Mada Akademisi
89. Riris Andono Ahmad Universitas Gadjah Mada Akademisi
90. Sartika Intaning Pradhani Universitas Gadjah Mada Akademisi
91. Suharko Universitas Gadjah Mada Akademisi
92. Suharman Universitas Gadjah Mada Akademisi
93. Suwarno Hadisusanto Universitas Gadjah Mada Akademisi
94. Tapiheru Joash Elishe Stephen Universitas Gadjah Mada Akademisi

20
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
95. Totok Dwi Diantoro Universitas Gadjah Mada Akademisi
96. Umar Mubdi Universitas Gadjah Mada Akademisi
97. Wahyudi Kumorotomo Universitas Gadjah Mada Akademisi
98. Wahyu Yun Santoso Universitas Gadjah Mada Akademisi
99. Winarto Universitas Gadjah Mada Akademisi
100. Wuri Handayani Universitas Gadjah Mada Akademisi
101. Yudistira Hendra Permana Universitas Gadjah Mada Akademisi
102. Edi Fakhri Universitas Gunadarma Akademisi
103. Syamsul Anam Universitas Halu Oleo Akademisi
104. Agnes Sri Poerbasari Universitas Indonesia Akademisi
105. Anton Hermanto Gunawan Universitas Indonesia Akademisi
106. Emmy Lumbsn Rsja Universitas Indonesia Akademisi
107. Gandjar Laksmana B. Universitas Indonesia Akademisi
108. Harkristuti Harkrisnowo Universitas Indonesia Akademisi
109. Indang Trihandini Universitas Indonesia Akademisi
110. Indra Gunawan Universitas Indonesia Akademisi
111. Ismail Hadisoebroto Dilogo Universitas Indonesia Akademisi
112. Iva Kasuma Universitas Indonesia Akademisi
113. Manneke Budiman Universitas Indonesia Akademisi
114. Mayling Oey Universitas Indonesia Akademisi
115. Melani Budianta Universitas Indonesia Akademisi
116. Meuthia Ganie-Rochman Universitas Indonesia Akademisi
117. Multamia RMT Lauder Universitas Indonesia Akademisi
118. Raden Edi Universitas Indonesia Akademisi
119. Rosari Saleh Universitas Indonesia Akademisi
120. Sulistyowati Irianto Universitas Indonesia Akademisi
121. Suluh Dwi atmodjo Universitas Indonesia Akademisi
122. Suzie Sudarman Universitas Indonesia Akademisi
123. Teguh Kurniawan Universitas Indonesia Akademisi
124. Yunita Triwardani Winarto Universitas Indonesia Akademisi
125. Rosinta Hutauruk Universitas Indonesia Mandiri Akademisi
126. Akhyaroni Fu'adah Universitas Islam Indonesia Akademisi
127. Despan Heryansyah Universitas Islam Indonesia Akademisi

21
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
128. Dekar Urumsah Universitas Islam Indonesia Akademisi
129. Fathul Wahid Universitas Islam Indonesia Akademisi
130. Fitri Ayu Kusumaningrum Universitas Islam Indonesia Akademisi
131. Junaidi Safitri Universitas Islam Indonesia Akademisi
132. M. Syafi'ie Universitas Islam Indonesia Akademisi
133. Mukmin Zakie Universitas Islam Indonesia Akademisi
134. Nurfauziah Universitas Islam Indonesia Akademisi
135. Miftah Faried Hadinatha Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda Akademisi
136. Achmad Uzair Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Akademisi
137. Ali Imron Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Akademisi
138. Andri Rosadi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Akademisi
139. Khamim Zarkasih Putro Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Akademisi
140. Miko Kamal Universitas Islam Sumatera Barat Akademisi
141. Dominicus Rato Universitas Jember Akademisi
142. Ahmad Sabiq Universitas Jenderal Soedirman Akademisi
143. Hariyadi Universitas Jenderal Soedirman Akademisi
144. Hibnu Nugroho Universitas Jenderal Soedirman Akademisi
145. Rizayusmanda Universitas Kader Bangsa Palembang Akademisi
146. Irwanto Universitas Katolik Atmajaya Jakarta Akademisi
147. Maggy Thenawidjaja Suhartono Universitas Katolik Atmajaya Jakarta Akademisi
148. M. Djanib Achmad Universitas Khairun Akademisi
149. Suwari Akhmaddhian Universitas Kuningan Akademisi
150. Ari Darmastuti Universitas Lampung Akademisi
151. Hieronymus Soerjatisnanta Universitas Lampung Akademisi
152. Al Chaidar Abdurrahman Puteh Universitas Malikussaleh Akademisi
153. Nanda Amalia Universitas Malikussaleh Akademisi
154. Marlia Sastro Universitas Malikussaleh Akademisi
155. Rumzi Samin Universitas Maritim Raja Ali Haji Akademisi
156. Haruni Ode Universitas Muhammadiyah Luwuk Akademisi
157. Wiwik Laela Mukromin Universitas Muhammadiyah Makassar Akademisi
158. Wendra Yunaldi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Akademisi
159. Yazrul Anuar Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Akademisi
160. Fauzan Saleh Universitas Muhammadiyah Surabaya Akademisi

22
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
161. Satria Unggul Wicaksana Prakasa Universitas Muhammadiyah Surabaya Akademisi
162. Eko Setiawan Universitas Muhammadiyah Surakarta Akademisi
163. David Efendi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Akademisi
164. Ridho Al-Hamdi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Akademisi
165. Esti Handayani Hardi Universitas Mulawarman Akademisi
166. Herdiansyah Hamzah Universitas Mulawarman Akademisi
167. Safarni Husain Universitas Mulawarman Akademisi
168. Hidayatullah Universitas Muria Kudus Akademisi
169. Basuki Rekso Wibowo Universitas Nasional Akademisi
170. Ummu Salamah Universitas Nasional Akademisi
171. Sjenny Anggraeni Indrawati Universitas Negeri Jakarta Akademisi
172. Ubedilah Badrun Universitas Negeri Jakarta Akademisi
173. Dhoni Zustiyantoro Universitas Negeri Semarang Akademisi
174. Joko Sumiyanto Universitas Negeri Yogyakarta Akademisi
175. Selly Riawanti Universitas Padjadjaran Akademisi
176. Maman Universitas Pasundan Akademisi
177. Achmad Reza Lampung Universitas Pattimura Akademisi
178. Wahyu Nugroho Universitas Sahid Akademisi
179. A. Budisusila Universitas Sanata Dharma Akademisi
180. Junaidi Universitas Sjakhyakirti Palembang Akademisi
181. Suhana Universitas Stikubank Semarang Akademisi
182. Ningrum Natasya Sirait Universitas Sumatera Utara Akademisi
183. Saifuddin Bantasyam Universitas Syiah Kuala Akademisi
184. Saiful Mahdi Universitas Syiah Kuala Akademisi
185. Else Suhaimi Universitas Tamansiswa Palembang Akademisi
186. Martadani Noor Universitas Widya Mataram Akademisi
187. Purnawan D. Negara Universitas Widyagama Malang Akademisi
188. Soleh Hadisutisna Universitas Wiralodra Akademisi
189. Shintia D. Arwida University of British Columbia Akademisi
190. Rachmad Safa'at Unuversitas Brawijaya Akademisi
191. Zulfan Tadjoeddin Western Sydney University Akademisi
192. Masduki Forum Cik Ditiro Masyarakat Sipil
193. Siti Nia Nurhasanah Sjarifudin Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika Masyarakat Sipil

23
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
194. Eko Suryawan Aliansi Rakyat Menggugat Masyarakat Sipil
195. Dody Soesetyo Aliansi Rakyat Menggugat Masyarakat Sipil
196. Jubaidah Aliansi Rakyat Menggugat Masyarakat Sipil
197. Yunus Anies Aliansi Rakyat Menggugat Masyarakat Sipil
198. Tanty Magdalena Alumni FSUI Masyarakat Sipil
199. Jeni Suryanti Alumni SMA Jakarta Bersatu Masyarakat Sipil
200. Endro Soe Alumni UI Garda Pancasila Masyarakat Sipil
201. Endy Effendie Alumni Universitas Airlangga Masyarakat Sipil
202. Dwi Rubiyanti Kholifah AMAN Indonesia Masyarakat Sipil
203. R. Benjamin Lukman Amanah Properti Syariah Indonesia Masyarakat Sipil
204. Usman Hamid Amnesty International Indonesia Masyarakat Sipil
205. Andy Reza Assosiation of Resilliency Movement Indonesia Masyarakat Sipil
206. Yuniarti Biro Konsultasi Psikologi Hijau Masyarakat Sipil
207. Syahrifuddin BRAVOGUARD Makassar Masyarakat Sipil
208. Fitri Putjuk Cisanggiri Cyndicate Masyarakat Sipil
209. Ririn Sefsani Commitment for Change KouP Masyarakat Sipil
210. Arif Supriyono Dewan Pers Masyarakat Sipil
211. Zainab Zubaidi Diaspora Indonesia di Nouakchott Mauritania Afrika Utara Masyarakat Sipil
212. Hindharyoen NTS Eks Jurnalis Harian Umum Kompas Jakarta Masyarakat Sipil
213. Sidi Alkahfi Setiawan Forum Aktivis Pergerakan Jember Masyarakat Sipil
214. Rudi S. Kamri Forum Penyelamat Demokrasi dan Reformasi Masyarakat Sipil
215. Aprian J. Bahtiar Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera Masyarakat Sipil
216. Nong Darol Mahmada Freedom Institute Masyarakat Sipil
217. Bambang Praswanto Front Marhaenis Yogyakarta Masyarakat Sipil
218. Sri Muryani Garnas Indonesia Gemilang Masyarakat Sipil
219. Dolfis Tasane Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Masyarakat Sipil
220. M. Ikhsan Gerakan Masyarakat Jakarta Raya Masyarakat Sipil
221. Andi Syahputra Government Watch (GOWA) Masyarakat Sipil
222. R. Agus Awaludin S. Grha Putih Masyarakat Sipil
223. Moh Iqbal Himpunan Mahasiswa Islam Masyarakat Sipil
224. Diana Leli Indratno ICMI Orda Sleman Masyarakat Sipil
225. Siti Muniroh Indemo Masyarakat Sipil
226. Deviyanti Indonesia Gemilang Masyarakat Sipil

24
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
227. Dadang Trisasongko Indonesia Legal Resource Centre Masyarakat Sipil
228. Asrianty Purwantinj Indonesian Democracy Monitoring (InDEMO) Masyarakat Sipil
229. Mohamad Miqdad Institut Titian Perdamaian Masyarakat Sipil
230. Ahmad Maruf Institute of Public Policy and Economic Studies Masyarakat Sipil
231. Rusdi Marpaung Jaga Pemilu Indonesia Masyarakat Sipil
232. Moch Riza Zaenal Abidin Jala Samudera Mandiri Masyarakat Sipil
233. Hasni JU Jari Aceh Masyarakat Sipil
234. Idha Marlina Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu Masyarakat Sipil
235. Iwan Samariansyah Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu Masyarakat Sipil
236. Jasmani Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu Masyarakat Sipil
237. Imam Sujangi JARNAS/KAHMI Masyarakat Sipil
238. Tony Permana S. JASMA 68 Masyarakat Sipil
239. Julia Rohadi JASMA Jakarta Masyarakat Sipil
240. Farouk Jemari Sakato Masyarakat Sipil
241. Heygel The Rome H. Kalyanamitra Masyarakat Sipil
242. Julisti Kantor Hukum Julisti Anwar dan Rekan Masyarakat Sipil
243. Zarya Nugroho KAP Nugroho & Rekan Masyarakat Sipil
244. Joachim Dwiheru Jokoarinto Kelompok Studi dan Bantuan Hukum Masyarakat Sipil
245. Arief Prihantoro Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Masyarakat Sipil
246. Erry Riyana Hardjapamekas Koalisi Anti Korupsi Indonesia Masyarakat Sipil
247. Mike Verawati Tangka Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi Masyarakat Sipil
248. Kaka Suminta Komite Independen Pemantau Pemilu Masyarakat Sipil
249. Tito Roesbandi Komite Peduli Indonesia Masyarakat Sipil
250. Jeirry Sumampow Komite Pemilih Indonesia Masyarakat Sipil
251. Suta Widhya Komunitas Cinta Pemilu Jujur dan Adil Masyarakat Sipil
252. Suhartono Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) DIY Masyarakat Sipil
253. Azriana LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan - Aceh Masyarakat Sipil
254. Rizal Hakiki Lembaga Bantuan Hukum Pijar Harapan Rakyat Masyarakat Sipil
255. Myra Diarsi Lembaga Gerak Pemberdayaan Masyarakat Sipil
256. Sis Setyobudi Lembaga Gerak Pemberdayaan Masyarakat Sipil
257. Linda Hoemar Abidin Lembaga Koalisi Seni Masyarakat Sipil
258. Zakiah Balahmar Lembaga Perlindungan Konsumen Masyarakat Sipil
259. Sudar Atmanto LP3ES Jakarta Masyarakat Sipil

25
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
260. Farid Bambang Siswantoro Muhammadiyah Wilayah DIY Masyarakat Sipil
261. Yunita Djalinus Patriot Nusantara Pejuang Indonesia Masyarakat Sipil
262. Ahmad Sahwiton Pemilihan Umum 2024 Masyarakat Sipil
263. Yoab Lengket Pengurus Dewan Adat Dayak Kab Melawi Masyarakat Sipil
264. Wahyu Susilo Perkumpulan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat Masyarakat Sipil
265. Yuliani Persatuan Orang Tua Peduli Pendidikan Masyarakat Sipil
266. Ahmadie Thaha Persatuan Ummat Islam (PUI) Masyarakat Sipil
267. Ismail Lutan Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) Masyarakat Sipil
268. Saut Situmorang Pimpinan KPK 2015-2019 Masyarakat Sipil
269. A. Budianto Prakasa Jaringan Cerdas Indonesia Masyarakat Sipil
270. Firman Tendry Masengi Presidium Indonesia Masyarakat Sipil
271. Nuryadin Hulukati Pusat Kajian dan Advokasi Rakyat (PATAKA) Sulawesi Tengah Masyarakat Sipil
272. Sugeng Widodo RAJUT Banjarnegara Masyarakat Sipil
273. Samsidar Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan Masyarakat Sipil
274. Ita Fatia Nadia Ruang Arsip dan Sejarah (RUAS) Masyarakat Sipil
275. Octalyna Puspa Wardany Rumah Produksi untuk Kebudayaan Indonesia Masyarakat Sipil
276. Gatot Subroto Rumah Sakit Islam Tunas Harapan Salatiga Masyarakat Sipil
277. Maria Bernadette Damairia Pakpahan Rumpun Tjoet Nyak Dien Yogyakarta Masyarakat Sipil
278. Muhammad Mustafid Saqifa Institute for Ecosoc Rights Masyarakat Sipil
279. Suhartinah Satrio Pamungkas Masyarakat Sipil
280. FachriRovenny Semangat Baru Indonesia Masyarakat Sipil
281. Sanaullaili SP Kinasih Masyarakat Sipil
282. M. Imam Aziz Syarikat Indonesia Yogyakarta Masyarakat Sipil
283. Natalia Soebagjo Transparency International Indonesia Masyarakat Sipil
284. Rahmawati Retno Winarni TuK Indonesia Masyarakat Sipil
285. Farida Rianti UMKM Ketozen Masyarakat Sipil
286. Alfa Camrilla Wanita Cerdas dan Tangguh Masyarakat Sipil
287. Daisyta Mega Sari Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
288. Dionisius Anas R. Alexander Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
289. FX Hari Witono Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
290. Garuda Era Ruhpinesthi Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
291. Khujairi Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
292. Lilik A. Widyaatuti Warga Masyarakat Masyarakat Sipil

26
No. Nama Lengkap Asal Institusi Unsur
293. Mohamad Harjono Kartohadiprodjo Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
294. Muhammad A.S. Hikam Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
295. Muhammad bin Mochdar Basyir Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
296. Setyatiti Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
297. Sumartono Suwandi Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
298. Tatik Samiatin Nutkiyatin Warga Masyarakat Masyarakat Sipil
299. Dian Fitriana Yayasan Aksi Insan Mulia Masyarakat Sipil
300. Diana Amaliyah V. Yayasan Dbuku Bakti Bangsa Masyarakat Sipil
301. Andreas Harsono Yayasan Pantau Masyarakat Sipil
302. Mamoto Gultom Yayasan Pelangi Kasih Nusantara Masyarakat Sipil
303. Lutfi Rahman Yayasan Pendidikan Bumi Kartini Jepara Masyarakat Sipil

27

Anda mungkin juga menyukai