Anda di halaman 1dari 13

Profil dan Kinerja Sektor Drainase

Kabupaten Konawe

Drainase di Kawasan Perkotaan Unaaha


terutama di daerah permukiman yang ada

sebagian sudah drainase buatan dan drainase


alami. Seiring dengan pertumbuhan

penduduk yang pesat di kawasan Perkotaan


Unaaha, permasalahan drainase semakin

meningkat pula pada umumnya melampaui


kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan. Akibatnya  permasalahan banjir

atau genangan semakin meningkat pula.


Tabel
Data Drainase Kabupaten Konawe 2015-2019
Output Outcome Lokasi
Nama
No Tahun K/S
Kegitan/Pekerjaan Vol Satuan Vol Satuan
Pembangunan TPA Mataiwoi, Kec.
1 2015 K 625 M 70 Jiwa
Saluran Drainase Tongauna
Pembangunan
Kec. Wonggeduku
Saluran Drainase 2075 M 950 Jiwa
1 2016 K Barat
Desa Teteona

Pembangunan
279 M 150 Jiwa Kec. Wonggeduku Barat
1 2017 Saluran Drainase K
Desa Anggadola
2017 Pembangunan K
252 M 125 Jiwa Kec. Anggaberi
2 Saluran Drainase
Desa Lawulo
2017 Pembangunan K Kec. Wonggeduku
307 M 155 Jiwa
3 Saluran Drainase Barat
Desa Puday
2017 Pembangunan K Kec. Wonggeduku
296 M 150 Jiwa
4 Saluran Drainase Barat
Desa Tobimeita
2017 Pembangunan K Kec. Wonggeduku
294 M 145 Jiwa
5 Saluran Drainase Barat
Desa Teteona
2017 Pembangunan K
298 M 150 Jiwa Kec. Pondidaha
6 Saluran Drainase
Desa Ahuawatu
2017 Pembangunan K
297 M 150 Jiwa Kec. Wowotobi
7 Saluran Drainase
Kel. Hopa Hopa
2017 Pembangunan K
250 M 125 Jiwa Kec. Tongauna
8 Saluran Drainase
Kel. Tongauna
2017 Pembangunan K
219 M 110 Jiwa Kec. Onembute
9 Saluran Drainase
Desa Napoosi
2017 Pembangunan K
229 M 115 Jiwa Kec. Puriala
10 Saluran Drainase
Desa Tetewatu
2017 Pembangunan K
218 M 110 Jiwa Kec. Lambuya
11 Saluran Drainase
Desa Wonuahoa
2017 Pembangunan K
264 M 130 Jiwa Kec. Onembute
12 Saluran Drainase
Desa Silea
2017 Pembangunan K
258 M 130 Jiwa Kec. Anggaberi
13 Saluran Drainase
Kel. Andabia
2017 Pembangunan K
258 M 130 Jiwa Kec. Wawotobi
14 Saluran Drainase
Kel. Puusinauwi
2017 Pembangunan K
290 M 145 Jiwa Kec. Konawe
15 Saluran Drainase
Kel. Bungguosu
2017 Pembangunan K
258 M 130 Jiwa Kec. Wawotobi
16 Saluran Drainase
Kel. Bose-Bose
2017 Pembangunan K
266 M 135 Jiwa Kec. Anggotoa
17 Saluran Drainase
Desa Ulu Lamokuni
2017 Pembangunan K
2157 M 1080 Jiwa Ke. Wonggeduku Barat
18 Saluran Drainase
Desa Ranotundobu
Pembangunan K
233 M 115 Jiwa Kec. Onembute
1 2018 Saluran Drainase
Desa Trimulya
2018 Pembangunan K
233 M 115 Jiwa Kec. Onembute
2 Saluran Drainase
Desa Anggolosi
2018 Pembangunan K
226 M 115 Jiwa Kec. Unaaha
3 Saluran Drainase
Kel. Arombu
2018 Pembangunan K
233 M 115 Jiwa Kec. Wawotobi
4 Saluran Drainase
Kel. Lalosabila
2018 Pembangunan K
233 M 115 Jiwa Kec. Konawe
5 Saluran Drainase
Desa Asoniwowo
2018 Pembangunan K
Saluran Drainase 233 M 115 Jiwa Ke. Unaaha
6
Jln. Abunawas Kel.
Ambekari
2018 Pembangunan K
Saluran Drainase 141 M 70 Jiwa Kec. Anggaberi
7
Kel. Toriki
(Pasantren)
2018 Pembangunan K
Saluran Drainase 233 M 115 Jiwa Kec. Sampara
8
Desa Bao-Bao
(Lrg.Tangggudapa)
2018 Embangunan K
Saluran Drainase 264 M 130 Jiwa Kec. Tongauna
9
Kel. Puosu
(Kompleks Pasar)
2018 Pembangunan K
184 M 90 Jiwa Kec. Anggaberi
10 Saluran Drainase
Kel. Lawulo
2018 Pembangunan K
Saluran Drainase 234 M 115 Jiwa Kec. Unaaha
11
(Desa Asinua) Pasar
Sentral Unaaha
2018 Pembangunan K
Saluran Drainase Jln. 233 M 115 Jiwa Kec. Unaaha
12
Piere Tandean Kel.
Ambekaeri
2018 Pembangunan K
226 M 115 Jiwa Kec. Unaaha
13 Saluran Drainase,
Kel. Latoma
2018 Pembangunan K
Saluran Drainase 276 M 140 Jiwa Kec. Lalonggasumeeto
14
Desa
Watunggarandu
2018 Pembangunan K
264 M 130 Jiwa Kec. Wawotobi
15 Saluran Drainase
Kel. Puusinauwi
2018 Pembangunan K
260 M 130 Jiwa Kec. Wawotobi
16 Saluran Drainase
Kel. Bose-Bose
2018 Pembangunan K
254 M 125 Jiwa Kec. Konawe
17 Saluran Drainase
Kel. Bungguosu
2018 Pembangunan K
233 M 115 Jiwa KEC. KONAWE
18 Saluran Drainase
Kel. Konawe
2018 Pembagunan K
267 M 135 Jiwa KEC. ANGGOTOA
19 Saluran Drainase
Desa Ulu Lamokuni
2018 Pembangunan K
Saluran Drainase Jln. 234 M 115 Jiwa Kec. Unaaha
20
Ade Irma Nasution
Kel. Ambekaeri
2018 Pembangunan K
233 M 115 Jiwa Kec. Anggaberi
21 Saluran Drainase
Kel. Parauna
2018 Pembangunan K
233 M 115 Jiwa Kec. Unaaha
22 Saluran Drainase
Kel. Unaaha
2018 Pembangunan K
298 M 150 Jiwa Kec. Wawotobi
23 Saluran Drainase
Kel. Hopa-Hopa
2018 Pembangunan K
234 M 115 Jiwa Kec. Anggaberi
24 Saluran Drainase
Kel. Toriki
2018 Pembangunan K
Saluran Drainase 1297 M 650 Jiwa Kec. Unaaha
25
Kel. Tobeu - Kel.
Tuoy
Pembangunan K
516,25 M 258 Jiwa Kec. Amonggedo
1 2019 Drainase Desa
Mendikonu
2019 Pembangunan K
253,39 M 127 Jiwa Kec. Amonggedo
2 Drainase Desa
Mataiwoi
2019 Pembangunan K
Drainase poros 621,46 M 311 Jiwa Kec. Amonggedo
3
amesiu - meluhu
(Desa Dunggua)
2019 Pembangunan K
248 M 124 Jiwa Kec. Uepai
4 Drainase Desa
Tawarotebota
2019 Pembangunan K
623 M 312 Jiwa Kec. Uepai
5 Drainase Uepai -
Matahoalu
2019 Pembangunan K
632,61 M 316 Jiwa Kec. Onembute
6 Drainase poros
Anaonambute
2019 Pembangunan K
640,7 M 320 Jiwa Kec.Puriala
7 Drainase Poros Kel.
Puriala
2019 Pembangunan K
M 0 Jiwa Kec. Soropia
8 Drainase Desa Bumi
Indah
2019 Pembanguan K
Drainase Jln 337,6 M 169 Jiwa Kec. Besulutu
9
Perkantoran
Kec.Besulutu
2019 Pembangunan K Kec. Wonggeduku
252,63 M 126 Jiwa
10 Drainase Desa Bumi Barat
Indah
2019 Pembangunan K
865,5 M 433 Jiwa Kec. Unaaha
11 Drainase
Wawonggole
2019 Pembangunan K
Drainase kompleks 224,34 M 112 Jiwa Kec. Unaaha
12
perkantoran
(kejaksaan)
2019 Pembangunan K
113,2 M 57 Jiwa Kec. Unaaha
13 Drainase Kel
Asambu
2019 Pembangunan K
244,2 M 122 Jiwa Kec. Tongauna
14 Drainase Sendang
mulyasari
2019 Pembangunan K
370 M 185 Jiwa Kec. Tongauna
15 Drainase Kel.
Tongauna
2019 Pembangunan K
248 M 124 Jiwa Kec. Wawotobi
16 Drainase Kel.
Kasumewuho
2019 Pembangunan K 101,68 M 51 Jiwa Kec. Wawotobi
17
Drainase Kel. Inalahi
2019 Pembangunan K 237 M 119 Jiwa Kec. Wawotobi
18
Drainase kel. Kulahi
19 2019 Pembangunan K 223 M 112 Jiwa Kec. Tongauna
Drainase Mekar Sari
(Perubahan)
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman,
2020

Berdasarkan hasil pengamatan, di Kawasan Perencanaan air buangan langsung dialirkan ke


saluran-saluran drainase maupun langsung ke sungai, namun sebagian ada juga air buangan

dialirkan ke bawah pondasi rumah.

Perkiraan beban air limbah yang dihasilkan oleh permukiman dan fasilitas, dihitung

berdasarkan ketentuan kebutuhan air bersih rata-rata perkapita, yaitu 130 liter/orang/hari.
Perhitungan prakiraan buangan air limbah menggunakan standar pelayan infrastruktur

sebagai berikut:

 Buangan limbah = 70% x kebutuhan air bersih/air minum


 Buangan industri = 27% x buangan limbah
 Buangan perumahan = 33% x buangan limbah
 Buangan sosial- = 40% x buangan limbah
ekonomi
 Total buangan = Jumlah buangan (industri+perumahan+ sosial-
ekonomi)

Hasil analisis, maka perkiraan total buangan pada drainase di Kawasan Perencanaan
sampai tahun 2039 meliputi buangan limbah, buangan industri, buangan perumahan,

dan buangan sosial. Lebih jelas mengenai perkiraan buangan pada drainase di Kawasan
Perencanaan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel
Perkiraan Volume Buangan Pada Drainase
Di BWP Unaaha sampai Tahun 2039

Tahun Tahun Tahun Tahun


No Uraian Perhitungan
2024 2029 2034 2039
1 Jumlah Penduduk (jiwa) 80.589 161.179 241.768 322.357
Kebutuhan Air Minum/Air
2 158.154 339.830 544.964 773.657
Bersih (lt/h)
70% x kebutuhan
3 Buangan Limbah (ltr/hari) 110.708 237.881 381.475 541.560
air bersih
27% x buangan
4 Buanan Industri (ltr/hari) 29.891 64.228 102.998 146.221
limbah
Buangan Perumahan 33% x buangan
5 36.534 78.501 125.887 178.715
(ltr/hari) limbah
6 Buangan Sosial-Ekonomi 40% x buangan 44.283 95.152 152.590 216.624
(ltr/hari) limbah
Total Buangan (ltr/hari) 221.416 475.762 762.950 1.083.120

Sumber : Hasil Analisa Tim RDTR Kabupaten Konawe Tahun 2019.

Kabupaten Muna
Sistem drainase di Kabupaten Muna memanfaatkan topografi yang cukup terjal dan berbukit-
bukit. Dengan kondisi seperti itu, air hujan yang jatuh dapat mengalir dengan lancar menuju

sungai atau kali kecil yang ada di Kabupaten Muna. Selain itu kondisi tanah di wilayah ini
yang sebagian berupa karst menyebabkan air hujan mudah terserap ke dalam tanah melalui

pori- pori maupun celah di dalam tanah.

Adapun kondisi eksisting dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Muna secara
umum adalah sebagai berikut:

1) Sistem drainase Kabupaten sebagian besar telah terbangun dengan memanfaatkan


sistem drainase makro dari beberapa sungai yang ada, namun belum melalui

perencanaan sistem drainase yang terintegrasi dengan Master Plan drainase


Kabupaten Muna.

2) Kondisi topografi yang berbukit dan kontur tanah yang bervariasi serta didukung jenis
tanah karst menyebabkan Kabupaten Muna memiliki resiko genangan yang rendah.

3) Pembangunan dan Pemeliharaan sarana prasarana darinase lingkungan belum


berjalan optimal.

4) Saat ini belum ada kebijakan Pemerintah Kabupaten yang menegaskan tentang
kewajiban masyarakat untuk membangun dan memelihara sarana drainase

lingkungan secara mandiri, dan memastikan integrasi drainase lingkungan dengan


drainase primer dan sekunder di Kabupaten Muna. Sudah ada lembaga pelaksana

teknis (operator) yaitu Dinas Pekerjaan Umum yang menangani permasalahan


drainase di Kabupaten Muna

5) Kegiatan pembangunan drainase belum dikaitkan dengan kegiatan lain sebagai suatu
kesatuan dari kegiatan pembangunan jalan, dan belum dikaitkan dengan aspek

makro ekonomi. Dimana apabila drainase Kabupaten baik akan membantu


meningkatkan roda perekonomian (biaya akibat banjir ditekan).
Sistem jaringan drainase sebagaimana termaktub pada Peraturan Daerah Kabupaten Muna
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muna Tahun 2014 –

2034 terdiri atas:


1. drainase primer terdapat pada sungai-sungai beserta anak sungainya yang tersebar

pada DAS dalam daerah di DAS Tiworo, DAS Soga, DAS Remba, DAS Lahodu, DAS
Omba, DAS Tolimbo, DAS Baru Membe, DAS Lambiku, DAS Bonea, DAS Labungi, DAS

Motewe, DAS Wangkaborona, DAS Kombakomba, DAS Tongkonu, DAS Tongkuno,


DAS Wakuru, DAS Wasongkala, DAS Labulubulu, DAS Logmia Baru, DAS Logmia, DAS

Lamanu, DAS Wakobalu, DAS Lamelaiya, DAS Bonengkadia, DAS Laangsengia, DAS
Kasimpa, DAS Katangana, DAS Lakabu, DAS Bonebone, DAS Santiri, DAS Belanbelan

Kecil, DAS Katela, DAS Belanbelan Besar, DAS Bangkomalampe, DAS Pasipi, DAS
Mesalokan, DAS Maloang, DAS Sanggaleang, DAS Latoa, DAS Mandike, DAS

Kayuangi, DAS Simuang, DAS Santigi, DAS Tiga, DAS Bero, DAS Bangko, DAS Tobea,
DAS Bone, DAS Pola, DAS Wakorumba, DAS Langkolome, DAS Moolo, DAS Porohua,

DAS Motewe, DAS Lebo dan DAS Langkoroni;


2. drainase sekunder meliputi drainase pada tepi jalan perkotaan dan rawan genangan

menuju drainase primer di setiap kecamatan;


3. drainase tersier meliputi drainase pada tepi jalan perkotaan dan rawan genangan

menuju drainase sekunder di setiap kecamatan.

Kebutuhan saluran drainase untuk daerah permukiman didasarkan pada prediksi kebutuhan
jaringan jalan. Jaringan jalan direncanakan di kedua sisi jalan, dengan dimensi yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi setempat (curah hujan, pasang surut, dan lain-
lain). Terdapat beberapa potensi dan permasalahan dalam kebutuhan drainase yakni belum

tersedianya jaringan drainase yang memadai terutama di luar wilayah Kota Raha.

Tabel
Kebutuhan Drainase Kabupaten Muna
No Nama Ruas Jalan Panjang Jalan Panjang Drainase
(Km) (km)

1 Jalan Nasional

Jalan Kolektor Primer Satu (JKP - 1) 47,89 95,78

2 Jalan Provinsi

a. Jalan Kolektor Primer Dua (JKP - 2) 93,70 187,40

b. Jalan Kolektor Primer Tiga (JKP - 3) 35,50 71,00

Total 354,18

Sumber: Lampiran I Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muna Tahun 2014-2034 dan Hasil
Analisis, 2020.

Profil dan Kinerja Sektor Limbah

A. Kabupaten Muna

Pembangunan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan di Kabupaten Muna belum


begitu mendapatkan perhatian dan prioritas. Penanganan masalah limbah masih terbatas
pada tahap konsep penanganan dan belum diwujudkan ke dalam pembangunan fisik. Selain
itu, pengelolaan limbah manusia secara sistematik belum dilakukan. Penanganan limbah
pada tingkat rumah tangga dilayani melalui jamban dengan tangki septik, sedangkan
masyarakat yang tidak memiliki jamban menggunakan tempat pembuangan limbah
tradisionil seperti sungai, saluran drainase dan lain-lain. Dalam upaya penataan permukiman
kumuh, pemerintah membangun tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK). Sebagian prasarana
dan sarana penyehatan lingkungan cakupan pelayanannya terbatas, kurang terpelihara, dan
kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.

Perkembangan jumlah penduduk berakibat meningkatnya kebutuhan permukiman baru


sehingga mendorong adanya penciptaan permukiman permukiman baru maupun bertambah
padatnya permukiman yang sudah ada. Hal yang tidak bisa dihindari adanya peningkatan
jumlah limbah cair yang dihasilkan pada lingkungan permukiman tersebut. Limbah cair
rumah tangga pada permukiman apabila tidak ditangani dengan cukup baik, akan
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan diantaranya penurunan kualitas air badan air dan
air tanah, penurunan tingkat kesuburan tanah, maupun penurunan tingkat estetika suatu
wilayah.
Kebutuhan terhadap keterdiaan MCK merupakan hal yang paling penting dalam
pembangunan perumahan dan permukiman. Di Kabupaten Muna ketersediaan MCK
merupakan milik sendiri, bersama dan lainnya. Terdapat beberapa permasalahan dalam
ketersediaan MCK, yakni : jika tidak memiliki MCK maka sumber ruang-ruang publik seperti
areal terbuka, sungai merupakan barang penggandi dari MCK. Berdasarkan ketersediaan
MCK, maka Kabupaten Muna termasuk dalam kategori sedang dalam ketersediaanya.
Adapun kriterian ketersediaan MCK adalah sebagai berikut :

- Ketersediaan MCK Pribadi (Tinggi) : > 75% Rumahtangga


- Ketersediaan MCK Pribadi (Sedang) : 51 - 75% Rumahtangga
- Ketersediaan MCK Pribadi (Rendah) :25 - 50 % Rumahtangga
- Ketersediaan MCK Pribadi (Sangat Rendah) : < 25 % Rumahtangga

Adapaun masalah MCK pada setiap kecamatan di Kabupaten Muna, seperti disajikan pada
Tabel di bawah ini.

Tabel
Masalah MCK Pada Setiap Kecamatan Di Kabupaten Muna, Tahun 2018

No Kecamatan Masalah

1 Tongkuno 62% MCK ketempat lain (sungai, dan lain-lain),


peningkatan ketersediaan MCK

2 Tongkuno Selatan 42% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan
lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

3 Parigi 36% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

4 Bone 98 % MCK sendiri, 1 % MCK bersama. Perlu


meningkatan MCK pribadi.

5 Marobo 17% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

6 Kabawo 19% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

7 Kabangka 14% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

8 Kontu Kowuna 32% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan
No Kecamatan Masalah

lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

9 Kontunaga 11% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

10 Watopute 10% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

11 Katobu 35% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

12 Lohia 11% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

13 Doruka 59% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

14 Batalaiworu 18% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

15 Napabalona 67% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

16 Lasalepa 65% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

17 Towea 63% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

18 Wakorumba Selatan 32% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan
lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

19 Pasir Putih 17% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan
lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

20 Pasik Kolaga 14% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan
lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

21 Maligono 16% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

22 Batukara 27% MCK bersama dan tempat lain (sungai, dan


lain-lain), peningkatan ketersediaan MCK

Sumber: RP3KP Kab. Muna


Berdasarkan aspek ketersediaan MCK pada setiap kecamatan di Kabupaten Muna sangat
bervariasi kategorinya, yakni mulai dari kategori tinggi sampai dengan rendah. Namun secara
umum Kabupaten Muna dalam aspek ketersediaan MCK masuk dalam kategori sedang.
Mengenai kategori-kategori ketersediaan MCK pada setiap Kecamatan di Kabupaten Muna,
dapat disajikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel
Keterdiaan MCK Pada Setiap Kecamatan Di Kabupaten Muna Tahun 2018

No Kecamatan Sendiri Bersama Lainn Jumlah Kategori


ya Pengguna MCK
Sendiri (%)

1 Tongkuno 38 0 62 100 Rendah

2 Tongkuno Selatan 58 10 32 100 Sedang

3 Parigi 73 10 17 100 Sedang

4 Bone 84 13 2 100 Tinggi

5 Marobo 83 14 3 100 Tinggi

6 Kabawo 81 6 13 100 Tinggi

7 Kabangka 85 10 5 100 Tinggi

8 Kontu Kowuna 68 - 32 100 Sedang

9 Kontunaga 89 9 2 100 Tinggi

10 Watopute 90 10 - 100 Tinggi

11 Katobu 91 8 1 100 Tinggi

12 Lohia 92 2 6 100 Tinggi

13 Doruka 67 28 4 100 Sedang

14 Batalaiworu 81 6 13 100 Tinggi

15 Napabalona 33 - 67 100 Rendah

16 Lasalepa 35 - 65 100 Rendah

17 Towea 37 61 2 100 Rendah

18 Wakorumba Selatan 68 - 32 100 Sedang


No Kecamatan Sendiri Bersama Lainn Jumlah Kategori
ya Pengguna MCK
Sendiri (%)

19 Pasir Putih 63 4 33 100 sedang

20 Pasik Kolaga 75 6 18 100 Tinggi

21 Maligono 34 56 10 100 Rendah

22 Batukara 33 - 67 100 Rendah

Kab. Muna 66 11 22 100 Sedang

Sumber: RP3KP Kab. Muna

Data tentang pengelolaan air limbah di Kabupaten Muna belum tersedia, maka dari itu belum
bisa dianalisis tentang cakupan layanan dan kinerja pengelolaan limbah di Kota ini.
Black water (Tinja, Urine & Air penggelontoran) perhari Kabupaten Muna, sebagai
berikut:
Jumlah penduduk 2020 x Standar timbulan Black Water dalam ltr/org/hari
= 224.099 x 40 ltr/org/hari
= 8.963.960 ltr/hari
= 8.964 m3/hari
Sedangkan untuk Grey Water (air sisa mencuci dan mandi) diperoleh dari mengalikan 75% dengan
Water Demand Kabupaten Muna (150 ltr/org/hari) kemudian dikalikan jumlah penduduk, adapun
perhitungannya sebagai berikut:

Timbulan Grey Water (air sisa mencuci dan mandi) perhari Kabupaten Muna, sebagai berikut:

Jumlah timbulan Limbah – Jumlah timbulan Black Water

= (Jml Penduduk 2020 x Water demand Kabupaten Muna x 75%) – Jumlah


timbulan Black Water

= 224.099 x 150 ltr/org/hari x 75 %) – 8.964 m3/hari

= 25.211.138 ltr/hari – 8.964m3/hari

= 25.111 m3/hari – 8.964 m3/hari

= 16.147 m3/hari

Timbulan Grey Water (air sisa mencuci dan mandi) perhari Kabupaten Muna sebanyak
16.147 m3/hari.

Tabel
Kebutuhan Infrastruktur Pengelolaan Limbah Domestik Kabupaten Muna
Tahun Infrastruktur Pengelolaan
Limbah

SPALD-T IPLT

2022 12 2

2023 12 2

2024 12 2

2025 12 2

2026 12 2

2027-2031 13 3

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Ket:
*SPALD-T adalah SPALD-T Skala Perkotaan dengan cakupan pelayanan satu unit SPALD-T untuk
20.000 Jiwa (Permen PUPR No. 4 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem Air Limbah Domestik)
*IPLT cakupan layanan 100.00 jiwa per unit dengan kapasitas ≥11 m 3/ hari dengan kebutuhan lahan
≥2 Ha
(Sumber: PEDOMAN PERENCANAAN TEKNIK TERINCI INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT),
Edisi Pertama, 2017)

Anda mungkin juga menyukai