LESSOR”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
AVIN MAULANA
BUDIMAN 170301086
MUHAMMAD FIDDIN
SUZANOLO HALAWA
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “AKUNTANSI LEASING UNTUK
LESSOR” penulis selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan taslim senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhamad SAW yang telah membawa kita kejalan yang
lurus seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangsinya berupa saran dan kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan penulis dan pembaca.
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................iii
A. Latar Belakang.............................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................1
KESIMPULAN........................................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak sedikit.
Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan suatu usaha
tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka kita
membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga ini
dinamakan leasing atau sewa.
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-
barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing
perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat
langsug digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, tri wulan atau enam
bulan sekali kepada pihak lessor.
BAB 2
PEMBAHASAN
Lessor juga meraih manfaat dari Meleasing hartanya ketimbang menjualnya. Keunggulan
keunggulan Lease bagi si Lessor meliputi yang berikut:
1. Meningkatkan Penjualan. Dengan menawarkan produknya melalui Leasing kepada pelanggan
potensial, pabrik atau penyalur dapat meningkatkan penjualannya dalam jumlah besar. Seperti
diatas para pelanggan mungkin tidak mau atau tidak mampu membeli harta tersebut.
2. Keringanan Pajak. Banyak ketentuan pajak yang memberikan keringan bagi pemilik harta.
Contoh : Sebelum Tax Reform Act th 1986, Undang-undang pajak memberikan kredit pajak
investasi yang memperbolehkan pemilik harta mengkreditkannya ke hutang pajak penghasilan
entah pada periode berjalan ataupun pada periode mendatang dengan ketentuan bahwa harta
tersebut tetap dimilikinya, Jika seorang Lessor menjual aktiva tersebut, maka keringanan pajak itu
ikut bersama barangnya, tetapi perjanjian Lease dapat menetapkan siapa yang akan memperoleh
manfaat tersebut. Keluwesan ini membuat kredit pajak menjadi unsur penting dalam negosiasi
Lease.
3. Kelangsungan Hubungan Dengan Lease. Apabila harta dijaul, pembeli kerap kali tidak
mengadakan transaksi lagi dengan penjualnya. Akan tetapi dalam situasi Leasing, Lessor dan
Lesse tetap berhubungan selama periode tertentu, dan hubungan bisnis jangka panjang kerap kali
dapat dibina melalui Leasing.
4. Nilai Sisa Dipertahankan. Dalam banyak perjanjian Lease, Lessor beruntung dari kondisi
ekonomi yang membuat nilai residu yang besar pada ahir periode Lease. Lessor dapat Me-Lease
aktiva itu kembali kepada Lease lain atau menjualnya dan memperoleh keuntungan pada saat itu
juga. Banyak Lessor telah menikmati laba yang besar dari kenaikan nilai residu yang tidak
diperkirakan.
Contoh :
Tanggal 1 April 2010 Andi melakukan transaksi finance lease sebuah Truk senilai Rp. 90.000.000, nilai residu
aset diperkirakan sebesar Rp. 20.000.000 jangka waktu sewa selama 6 tahun dengan tingkat bunga sebesar
18 % per tahun. Umur ekonomis aktiva 8 tahun. Metode penyusutan garis lurus.
Perhitungan :
Nilai aktiva : Rp. 90.000.000 nilai sewa per bulan Rp. 90.000.000 / 72 bulan
Jangka waktu sewa : 6 tahun =Rp 1.250.000
Tingkat bunga 12 % per tahun Bunga = Rp. 90.00.000 X 12/100
Umur ekonomis 8 tahun = Rp. 10.800.000 per tahun = Rp. 900.000 per bulan
Penyusutan = _ HP-NR = Rp. 90.000.000-Rp.20.000.000
UE 72 bulan
= Rp.973.000
Lessee
1 April 2010 Jurnal pada awal perjanjian
Aset lease Rp. 90.000.000
Utang lease Rp. 90.000.000
1 April 2010 Saat pembayaran sewa pertama
Utang lease Rp. 1.250.000
Beban bunga Rp. 900.000
Kas bank Rp. 2.150.000
30 April 2010 Pengakuan penyusutan aset
Beban Depresiasi Aset Lease Rp. 973.000
Akumulasi Depresiasi aset lease Rp. 973.000
Lessor
1 April 2010 Jurnal pada awal perjanjian
Piutang sewa pembiayaan Rp. 90.000.000
Aset sewa pembiayaan Rp. 90.000.000
1 April 2010 Saat pembayaran sewa pertama
Kas bank Rp. 2.150.000
Piutang Sewa pembiayaan Rp. 1.250.000
Pendapatan Bunga Sewa pembiayaan Rp 900.000
2. PENYAJIAN TRANSAKSI LEASING
Contoh penerapan metode capital lease dan adalah sebagai berikut: Lessor company dan Lessee
Company menandatangani sebuah perjanjian lease tertanggal 1 Januari 2000 yang menetapkan bahwa Lessor
Company menyewakan peralatan kepada Lessee Company dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Masa lease adalah lima tahun dan perjanjian tidak dapat dibatalkan dengan mengharuskan pembayaran
sewa sebesar Rp 25.981
2. Peralatan tersebut mempunyai nilai wajar sebesar Rp. 100.000 estimasi umur ekonomis lima tahun dan
tidak ada nilai residu
3. Lessee Company membayar semua biaya pelaksanaan langsung kepada pihak ketiga kecuali pajak harta
sebesar Rp 2000 per tahun yang termasuk dalam pembayaran tahunan kepada lessor Lease tersebut tidak
memuat hak opsi pembaharuan dan peralatan akan kembali pada lessor company pada saat
selesainya lease.
4. Tingkat bunga pinjaman tambahan (incremental borrowing rate) Lessee Company adalah sebesar 11%
tahun. Apabila tingkat bunga tidak diketahui maka tingkat bunga yang digunakan harus ditentukan
oleh lessee.
5. Lessee Company menyusutkan peralatan yang disewa dengan menggunakan metode garis lurus.
6. Lessor Company menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat hasil pengembalian atas investasinya
sebesar 10% per tahun, fakta ini diketahui oleh Lessee Company.
7. Dalam hal adanya ketentuan lain yang dipersyaratkan oleh Lessor Company maka lessee harus
menerapkannya.
Penyajiannya :
Pengujian atas klasifikasi lease berdasarkan perjanjian lease diatas adalah:
Masa lease lima tahun, sama dengan estimasi umur ekonomis peralatan yang lamanya lima tahun,
memenuhi pengujian 75%. Nilai sekarang pembayaran lease minimum Rp 100.000 melebihi 90%
dari nilai wajar harta (Rp 100.000)
Nilai yang dikapitalisasi : (25.981 – 2.000) x Nilai pembayaran sekarang anuitas selama 5 periode
pada tingkat diskonto 10% :
Rp 25.981 x 4,16986 = Rp 100.000
Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran sewa guna usaha tangal 1 Januari 2001 adalah
Beban pajak Rp 2.000
Beban Bunga Rp 7.602
Kewajiban Sewa Guna Usaha Rp 16.379
Kas Rp 25.981
Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan peralatan sewa guna usaha selama lima tahun dengan
metode garis lurus tanggal 31 Desember 2000 adalah
Beban penyusutan aktiva SGU Rp 20.000
Akm.penyusutan aktiva SGU Rp20.000
Ayat jurnal untuk mencatat berakhirnya masa lease apabila terdapat hak opsi adalah:
Peralatan xx
Akm.Penyusutan Peralatan xx
Peralatan Sewa Guna Usaha xx
(Peralatan sewa guna usaha yang dibeli pada akhir masa sewa guna usaha harus dicatat oleh
perusahaan sebesar nilai buku)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk
jangka waktu tertentu. Aturan yang mengatur kebijakan akuntansi serta pengungkapan yang
sesuai mengenai akuntansi sewa baik bagi lessee maupun lessor dalam hubungannya dengan sewa
pada awalnya diatur oleh PSAK No. 30. Dalam PSAK No. 30 diatur mengenai klasifikasi yang
dibagi menjadi dua yaitu sewa pembiayaan serta sewa operasi, dimana pada masing-masing
klasifikasi diatur bagaimana mengatur serta mengungkapkan akuntansi sewa. Akuntansi sewa
pada lessee tebagi menjadi dua yaitu sewa pembiayaan dan sewa operasi. Pada sewa
pembiayaan, lessee mengakui aset dan liabilitas di awal masa sewa sebesar nilai terendah
antara nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Sedangkan sewa operasi Transaksi sewa dikelompokkan ke dalam sewa operasi jika
dalam perjanjian transaksi tidak ada pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan
secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee.
DAFTAR PUSTAKA
Martani, Dwi, Veronika, Sylvia, dkk. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Buku
2. Jakarta:Salemba Empat.