Anda di halaman 1dari 5

TUGAS UAS PERPAJAKAN 2

“ Meneliti kasus pajak PT. Gunung Madu Plantation “

Dosen Pengampu : Adriyanti Agustina Putri, SE.,M.Ak.,Ak.,CA

Disusun oleh :

Nama : Avin Maulana

Nim : 1903010

Kelas : 4 AKB 1

Universitas Muhammadiyah Riau

Falkultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi 2019/2020
BAB I

Latar belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan  Negara disamping penerimaan dari sumber migas


dan non migas. Dengan posisi yang sedemikian penting itu pajak merupakan penerimaan
strategis yang harus dikelola dengan baik oleh negara. Dalam struktur keuangan Negara tugas
dan fungsi penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak dibawah Departemen
Keuangan Republik Indonesia.Dari tahun ke tahun telah banyak dilakukan berbagai kebijakan
untuk meningkatkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan Negara. Kebijakan tersebut
dapat dilakukan melalui penyempurnaan undang-undang, penerbitan peraturan perundang-
undangan baru dibidang perpajakan, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak  maupun
menggali sumber hukum pajak lainnya Berbagai upaya yang dilakukan belum menunjukkan
perubahan yang signifikan bagi penerimaan Negara. Bahkan kondisi ini makin diperparah pada
tahun 1997 dengan terjadinya krisis ekonomi bahkan krisis multi dimensi yang sampai sekarang
ini belum terselesaikan di Indonesia.

Pada umumnya dinegara berkembang, penerimaan pajaknya yang terbesar berasal dari
pajak tidak langsung, Hal ini disebabkan Negara berkembang golongan berpenghasilan tinggi
lebih rendah persentasenya.namun dalam hal ini masih saja banyak terjadi pengusaha yang
menghindarkan diri dari pajak atau dalam arti lainnya melakukan penyelewengan pajak dimana
penghindaran diri dari pajak ini bisa saja di sebut dengan pelanggaran undang undang dan
resikonya dapat merugikan negara selain itu juga masih banyak terjadi kasus penggelapan pajak
yang masih bisa lolos dari jerat hukum dan mengambang kasusnya dikarenakan aparat penegak
hukum kita tidak tegas dan sungguh-sungguh dalam menegakkan keadilan malah berusaha
menyiasati hukum dengan segala cara tidak lain tidak bukan tujuannya adalah untuk melindungi
tersangka mafia pajak. Dalam hal ini saya akan membahas mengenai salah kasus penggelapan
pajak yang dilakukan oleh PT. Gunung Madu Plantation.
BAB II
Pembahasan

1. Sejarah umum PT. Gunung Madu Plantation

PT Gunung Madu Plantations (GMP), yang didirikan pada tahun 1975, merupakan pelopor usaha
perkebunan dan pabrik gula di luar Jawa, khususnya Lampung. Perusahaan ini berstatus PMA. Areal
perkebunan tebu dan pabrik gula PT GMP terletak di Desa Gunung Batin, Lampung Tengah—sekitar 90
km arah utara kota Bandar Lampung.

Luas areal GMP yang dikelola 36.000 ha, dengan luas kebun produksi sekitar 25.000 ha. Sisa lahan di
luar kebun produksi merupakan jalan, sungai-sungai, kawasan konservasi, bangunan pabrik, perkantoran
dan permukiman karyawan. Selain itu ada sekitar 4.000 ha areal tebu rakyat yang bermitra dengan PT
GMP. Luas areal tebu rakyat ini masih akan terus berkembang.

Topografi wilayah pada umumnya datar. Sepanjang bentang darat dijumpai adanya lebung yang potensial
sebagai tandon air dan beberapa sungai cukup besar melintas di wilayah timur.Jenis tanah termasuk
ultisol (podsolik merah kuning) dengan lapisan top soil sangat tipis. Sifat fisik dan kimia tanah
mengharuskan diterapkannya teknologi budidaya yang tepat dan bijaksana.

Curah hujan tahunan sekitar 2.700 mm. Musim tebang dan giling dilaksanakan dari bulan April sampai
Oktober, bersamaan dengan periode yang relatif kering. Musim tebang dan giling pertama dilaksanakan
tahun 1978. Pabrik mengikuti proses sulfitasi ganda untuk menghasilakan gula SHS. Kapasitas giling
terpasang mula-mula sebesar 4.000 TCD (ton tebu per hari), kemudian mulai tahun 1994 diperbesar
secara bertahap menjadi 12.000 TCD. Sejak 2007 mulai dikembangkan lagi menuju 16.000 TCD.

Teknologi maju diterapkan di kebun dan di pabrik, termasuk pemanfaatan alat mesin pertanian secara luas
serta otomatisasi di beberapa stasiun di pabrik. Sekalipun demikian sejumlah 8.000 – 10.000 pekerja tetap
terserap setiap harinya selama musim tebang dan giling. Tingkat produksi kini mencapai rata-rata 2 juta
ton tebu dan sekitar 190.000 ton gula per tahun. Kualitas gula secara rutin diuji dan disertifikasi oleh
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia sebagai laboraturium Komite Akreditasi Nasional.
Namun, Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan memeriksa pegawai PT
Gunung Madu Plantations, Teh Choo Pong, Jumat (11/6/2021). Teh Choo Pong bakal diperiksa sebagai
saksi kasus dugaan suap terkait dengan pemeriksaan perpajakan tahun 2016 dan 2017 pada Direktorat
Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu) untuk melengkapi berkas perkara dengan tersangka
mantan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Kemkeu, Angin Prayitno Aji.

"Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka APA (Angin Prayitno Aji)," kata Plt Jubir
KPK, Ali Fikri, dalam keterangannya, Jumat (11/6/2021).

Belum diketahui materi yang bakal didalami penyidik saat memeriksa Teh Choo Pong. Namun, Angin
diduga menerima suap dari pihak tiga wajib pajak, salah satunya PT Gunung Madu Plantations.

Diketahui, KPK menetapkan Angin Prayitno Aji selaku Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen
Pajak periode 2016-2019 serta Dadan Ramdani selaku Kepala Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan
Pemeriksaan pada Ditjen Pajak sebagai tersangka kasus dugaan suap pemeriksaan perpajakan tahun 2016
dan 2017 di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu).

Tak hanya itu, dalam kasus ini, KPK juga menjerat Ryan Ahmad Ronas dan Aulia Imran Maghribi selaku
konsultan pajak PT Gunung Madu Plantations; Veronika Lindawati selaku kuasa wajib pajak PT Bank
Pan Indonesia atau Bank Panin; dan Agus Susetyo selaku konsultan pajak terkait pemeriksaan pajak PT
Jhonlin Baratama.

Angin bersama-sama dengan Dadan Ramdani diduga memeriksa pajak terhadap tiga wajib pajak, yaitu
PT Gunung Madu Plantations untuk tahun pajak 2016, PT Bank Pan Indonesia Tbk atau Bank Panin
untuk tahun pajak 2016, dan PT Jhonlin Baratama untuk tahun pajak 2016 dan 2017. Dalam menjalankan
tugasnya itu, Angin dan Dadan diduga menyetujui, memerintahkan, dan mengakomodir jumlah kewajiban
pembayaran pajak yang disesuaikan dengan keinginan dari wajib pajak atau pihak yang mewakili wajib
pajak.

Tak hanya itu, pemeriksaan perpajakan yang dilakukan keduanya juga tidak berdasarkan ketentuan
perpajakan yang berlaku. Terkait hasil pemeriksaan pajak untuk tiga wajib pajak itu, Angin Prayitno Aji
dan Dadan diduga menerima suap dari Ryan Ahmad Ronas dan Aulia Imran Maghribi sebagai perwakilan
PT Gunung Madu Plantations sebesar Rp 15 miliar pada periode Januari hingga Februari 2018. Angin dan
Dadan juga diduga menerima suap sebesar Sin$ 500.000 yang diserahkan Veronika Lindawati selaku
perwakilan PT Bank Panin Indonesia Tbk dari total komitmen sebesar Rp 25 miliar. Kemudian pada
kurun waktu bulan Juli-September 2019, kedua penyelenggara negara itu diduga menerima suap sebesar
total Sin$ 3 juta dari Agus Susetyo sebagai perwakilan PT Jhonlin Baratama.

BAB III
PENUTUP
Daftar pustaka :
1. https://www.beritasatu.com/nasional/785587/kasus-suap-pajak-kpk-periksa-pegawai-pt-
gunung-madu-plantations
2. https://www.gunungmadu.co.id/page/sejarah-perusahaan

Anda mungkin juga menyukai