Anda di halaman 1dari 11

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

Dosen Pengampu: Ibu Abdiana Ilosa S.Ap, MPA

BIROKRASI DAN
PATOLOGI BIROKRASI
Elwika Nur Azlin 12070526771
Emilda Rosita 12070526791
Erlina Sari Piliang 12070526452
Fadian Putry 12070526618
Meiza Delvi 12070526653
BIROKRASI
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1984), Birokrasi dimaksudkan untuk
mengorganisasi secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh banyak orang.
Dengan demikian, tujuan dari adanya birokrasi agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan
cepat dan terorganisasi. Bagaimana suatu pekerjaan yang banyak jumlahnya harus
diselesaikan oleh banyak orang sehingga tidak terjadi tumpang tindih di dalam
penyelesaiannya, dan inilah yang sebenarnya menjadi tugas dari birokrasi.
Blau dan Page (1956) mengemukakan birokrasi sebagai tipe dari suatu organisasi
yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif yang besar dengan cara
mengoordinasikan secara sistematis (teratur) pekerjaan dari banyak orang.
KASUS SUAP KONSULTAN PAJAK PT.
GUNUNG MADU PLANTATIONS
Kronologi Kasus

• Menurut analisis kami. awalnya kasus ini


terjadi pada tahun 2017.

• Ryan Ahmad Ronas (RAR) dan rekannya Aulia


Imran Magribi (AIM) yang merupakan
Konsultan Pajak dari PT.GMP. Kemudian,
mereka melakukan pertemuan dengan pihak
Ditjen Pajak kemenkeu terkait Dengan tujuan
sbb:

• Agar nilai kewajiban pajak PT GMP ini


direkayasa/ diturunkan tidak sebagaimana
ketentuan yang seharusnya. Jadi yang awalnya
wajib pajak pada tahun 2016-2017 sebesar
sekian Triliun menjadi dibawahnya.
Adapun beberapa pihak terkait:
• Pihak penyuap:
- Ryan Ahmad Ronas (Konsultan Pajak PT. GMP)
- Aulia Imran Magribi (Konsultan Pajak PT. GMP)

• Pihak yang menerima suap:


- Angin Prayitno Aji : Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak
- Dadan Ramdani : Kasubdit Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan Ditjen Pajak
- Wawan Ridwan
- Alfred Simanjuntak [pejabat Direktorat Jendral (Ditjen) Pajak Kemenkeu]
Dan untuk menyukseskan rekayasa
nominal pajak tersebut pihak konsultan pajak
PT.GMP yakni RAR dan AIM memberikan
sebesar Rp30M utk Wawan dan Alfred (termasuk
fee suap untuk mereka)

Kemudian mereka menghubungi


Pejabat Dirjen Pajak Angin Prayitno Aji dan
Dadan Ramdani untuk membantu memanipulasi
pajak tsb dengan memberikan Rp15M yg
kemudian di setujui oleh pihak tsb
▶ Kasus Suap yang dilakukan oleh Konsultan Pajak terhadap PT. GMP
ini dimulai sekitar Oktober 2017. Dua konsultan pajak PT Gunung
Madu Plantations (GMP) Ryan Ahmad Ronas dan Aulia Imran Magribi
bertemu dengan dua mantan Pejabat Ditjen Pajak Wawan Ridwan,
dan Alfred Simanjuntak untuk mengurus pembayaran pajak PT GMP.
Dalam suap-menyuap yang merupakan hal yang sudah terbilang tercela; penyalahgunaan
kekuasaan, imbalan keuntungan finansial dan pelanggaran kepercayaan yang merupakan
elemen demokrasi, rusaknya mental pejabat, ketidakjujuran dalam berkompetisi, bahaya
terhadap human security, dan sebagainya. Yang bagian-bagian diatas termasuk imbas ketika
seorang birokrat melakukan aksi suap-menyuap. Untuk dari itu kami mencoba menjabarkan
beberapa solusi yang bisa menjadi opsi dalam pemberantasan kasus suap-menyuap ini,
diantaranya;
▶ 1. Langkah Preventif
a) Pemberhentian Sementara.
Dalam kaitan suap/korupsi yang melibatkan birokrat pemerintah, upaya pemberhentian sementara dari jabatan,
dapat dipandang sebagai sebuah langkah preventif karna hal ini dapat menimbulkan efek jera yang ditimbulkan dari
upaya tersebut oleh aparat pemerintah lainnya, sehingga aparat lainnya mempunyai rasa takut untuk melakukan
tindak pidana korupsi/suap. Penerapan upaya pemberhentian sementara ini hingga kini belum banyak yang
mempergunakannya, padahal efektifitasnya cukup menjanjikan. Di sisi lain, upaya tersebut juga perlu terus
diwacanakan/disosialisasikan, agar menjadi inherent dalam praktek penyelenggaraan negara, dan agar diakomodir
dalam hukum positif kita.
b) Pelatihan Peningkatan Efektifitas Pengaduan/laporan Masyarakat.
Fakta di atas menunjukkan bahwa masih perlukan lagi pengadaan pelatihan bagi masyarakat tentang bagaimana
caranya menyampaikan laporan/pengaduan kepada KPK tentang dugaan telah terjadinya korupsi. Melalui pelatihan
ini, dapat ditingkatkan efektifitas tindak lanjut dari laporan/pengaduan masyarakat, serta keseragaman
pelaporan/pengaduan dari masyarakat, yang memudahkan aparat untuk menindak-lanjutinya.

▶ 2. Langkah Kuratif (penegakan hukum)


Langkah ini ditangani oleh aparat penegak hukum. Aparat membutuhkan sejumlah aturan sebagai dasar penindakan.
Contohnya UU No. 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap, UU tindak pidana korupsi No. 20 tahun 2001 dan
UU lainnya
Terima Kasih!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai