4. Cari data tentang kualitas demokrasi kita menurut beberapa sumber, berikan saran
untuk meningkatkannya?
Jawab:
Dilansir dari artikel “Dua Tahun Terakhir, Demokrasi Indonesia Alami
Penurunan” (Maulana, Arief. 2022, https://www.unpad.ac.id/2022/01/dua-tahun-
terakhir-demokrasi-indonesia-alami-penurunan/), Dosen Departemen Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Dr. Caroline Paskarina,
M.Si., menyebut kualitas demokrasi Indonesia pada 2021 menurun dibandingkan 2019
berdasarkan data Indeks Demokrasi Indonesia Badan Pusat Statistik. Ada banyak riset
yang menjabarkan penyebab penurunan demokrasi tersebut. Beberapa di antaranya
laporan rutin The Economist Intelligence Unit (EIU), Indeks Demokrasi Indonesia, dan
2021 Democracy Report yang menunjukkan pengurangan signifikan kebebasan sipil,
pluralisme, dan fungsi pemerintahan.
Data dari The Economist Intelligence Unit (EIU) menunjukkan indeks
demokrasi Indonesia mengalami penurunan dan berada pada kondisi demokrasi tidak
sempurna. Pada tahun 2014 indeks demokrasi 6,79, sementara saat ini merosot menjadi
6,3 dan peringkat merosot dari 48 menjadi 64. Selain itu, berdasarkan data dari
Transparency International, indeks demokrasi menurun dari angka 40 menjadi 37
dengan kemerosotan peringkat dari 102 menjadi 108. Dari 5 indikator penilaian,
Indonesia mendapat nilai 7,92 untuk proses pemilu dan pluralisme, 7,14 fungsi
pemerintah, 6,11 partisipasi politik, 5,63 budaya politik demokrasi, dan 5,59 kebebasan
sipil.
Penuruan kualitas tersebut menunjukkan pergeseran pola demokrasi Indonesia,
yang semula demokrasi elektoral menjadi demokrasi yang cacat (flowed democracy).
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya penguatan budaya demokrasi, baik dari
masyarakat, maupun dari penguasa. Kelompok oposisi perlu bersikap kritis dan
objektif terhadap polemik yang sedang terjadi, serta perlu mengkaji kembali tentang
realisasi demokratisasi di Indonesia. Selama ini, kontrol pemerintah terhadap
penegakan demokrasi semakin lemah, serta banyak oknum yang memanfaatkan jabatan
untuk bertindak sewenang-wenang dan menindas masyarakat. Lembaga pemerintahan
sebagai perwakilan suara rakyat sudah seharusnya menjalankan aspirasi rakyat, bukan
malah bertolakbelakang dengan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat.
Dalam hal ini, maka masyarakat perlu selektif dalam melaksanakan pemilu dan
memilih capres atau caleg yang sekiranya kompeten di bidangnya sehingga dapat
menyalurkan aspirasi masyarakat. Pemilu harus didudukkan dalam perspektif
konstitusi dan kedaulatan rakyat karena Pilkada, Pileg dan Pilpres merupakan
pengejawantahan dari kedaulatan rakyat, sehingga wakil rakyat harus mendengarkan
suara rakyat. Hal itu juga sebagai bentuk konsistensi kepada konstitusi, sebagaimana
dalam UUD 1945 pasca amandemen pada pasal 1 ayat 2 bahwa kedaulatan berada
ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
Sebaiknya praktik demokrasi di Indonesia harus kembali didasarkan pada
Pancasila dan instrumen hukum yang berlaku, bukan didasarkan pada kepentingan
masing-masing penguasa. Demokrasi disepanjang era reformasi masih bersifat
prosedural, belum substansial. Pemilu dilaksanakan belum dilakukan secara luber dan
jurdil sehingga belum menghasilkan wakil rakyat atau pemimpin daerah yang
berkualitas dan berintegritas. Seharusnya, presiden memiliki kuasa untuk menentukan
manakah wakil rakyat yang harus dipertahankan kinerjanya, serta manakah wakil
rakyat yang harus diundurkan dari jabatannya. Pemerintah juga harus memiliki
transparansi kepada masyarakat atas rancangan undang-undang yang akan disahkan,
sebab hal ini memiliki dampak yang besar bagi kesejahteraan masyarakat umum.
Fakta ini juga seharusnya mampu menjadi refleksi bagi masyarakat dan
penguasa atas eksistensi demokrasi ke depannya. Dibutuhkan adanya persamaan rasa
dan persamaan senasib sepenanggungan antara masyarakat dan penguasa sehingga
permasalahan terkait demokrasi dapat diselesaikan bersama. Apabila unsur-unsur
negara terpecah-belah, maka keutuhan negara akan dipertanyakan di masa depan. Maka
dari itu, pemerintah dan masyarakat harus memiliki kesadaran untuk meningkatkan
budaya demokrasi di tengah-tengah isu yang sedang terjadi.