PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA SIFAT MEKANIS.
KAWAT ORTODONTI JENIS BAJA TAHAN KARAT
(STUDI PUSTAKA)
Siti Triaminingsih *
‘Kewat ortodont alah hag dari alt yang digunakan untuk memperbaiki poss gig-sei di dalam malt,
‘dan murupalan kawat yung mem sift trent. Kaa Ini dapat vot da fogum pada ha ahan karat 18
S'tuu fogum lninnya. Dar semua jens kawatortodont, Kat aja akan Kat 18-8 perupakan kaw termura,
fimun bagi manusiy memenuht syerat-syaret fknis onodont, samun kavel ini Tebih aku dan Kelenturannya
paling emda rbunding dean knat ortodont joni anny
‘Mengingat bah sft kekakuun da eleturankawat seria fat muda dibentke meropakan faktor wars
‘yang baru dipebatkan dalam alt ortodot, maka peru ilkukan pay untuk mengaas:kelemaban yan ale
‘us kat trecbut, Hal i dapat dlkka Jengem pemansan pada subi fendah dan ovata teen tealsp
at yung dinaksid. Pelaian pana in hortjuan Untuk menghlangkan teganga yang ada dalam kawat
Duda wakts proves peat, sehingge dapat memperaik sft dat Kawa
Pendahuluan
Dalam lmu ortodonti, gaya yang dipergunakan untuk memperbaiki posisi gigi-gigi di
dalam mulut, berasal dari Kawat khusus yang memiliki sifat cukup lentur, keuletan (ductility)
yang baik, dan derajat kekakuan rendah. Kawat baja tahan karat memilikisift-sifat ekonomis
an aman bagi manusia, namun kawat ini iemiliki kelemahan berupa kelenturan yang. rendah
sehingga gaya yang dihasilkan tidak optimal. Diketahui bahwa besar gaya harus cukup kuat
untuk dapat menggeser gigi-gigi dari posisinya semula namun tidak merusak vilalitas gigi dan
jaringan penyangganya, Di lain pihak terdapat pertedaan pandangan dalam hal sifat gaya yang
diperiukan, apakah bersifat terputus atau berkelanjutan. Perbedaan sifat ini terjadi
bilamana Kelenturan kawat berbeda, Tetapi para abl sependapat bahwa kelenturan yang rendah
‘akan mengakibatkan gaya yang diberikan pada gigi tidak efektif. Untuk meningkatkan kelen
turan suatu kawat, diperlukan usaha-usaha guna mengubah sifat mekanis kawat baja tahan karat
yang dianggap kurang menguntungkan.
roses pemanasan pada kawat baja tahan karat dapat memperbaiki sifat mekanisnya, se-
hhingga dapat dihasilkan gaya yang optimal dan berkelanjutan, Gaya yang optimal dan berkelan-
jutan dapat mengurangi lama waktu yang dibutubkan untuk menggeser gigieigi dari tempatnya
semula dan memperkecil jumlah pemakaian kawat selama perawalan berlangsung. Pada ak-
hirnya lama waktu perawaian dan biaya yang dibutuhkanpun akan jauh berkurang,
Pada makalah ini akan dicoba untuk membahas pengaruh pemanasan pada kawat ortodonti
jenis baja tahan karat terhadap sifat mekanisnya, yang mungkin bermanfaat bagi keperluan
perawatan ortodonti
7 sr Timing De, Rien ow Mi Keto i Fa Keds iV
99Karakteristik Kawat Ortodonti
Kawat ortodonti adalah bagian dari alat yang digunakan untuk memperbaiki possi gigi-gisi
4i dalam mulut, Kawa ini merupakan jenis Kawat yang memilki Kelenturan tertentu dan dapat
dllekukan ke dalam berbagai benfuk dengan maksvd untuk memberikan gaya pada gigi-gigi
schingga mampu menggeser gigi-sigi ke posisi yang diinginkan. Gaya yang terjadi ditentukan
oleh desain dan sifat kawat.'* Desain yang sering digunakan untuk perawatan ortodonti
dengan alat epasan misalnya bumper veer, yang mengalami defleksi pada pegasnya sehingza
dapat memberikan gaya pada gigi yang diinginkan. Tetapi bilamana gigi tersebut telah bergeser
dari kedudukannya semula, maka kemampuan pegas menjadi berkurang atau hilang, dan
‘memerlukan akifasi baru supaya pegas dapat berfungsi kembal,
‘Kawat ortodonti dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia, struktur mikro, atau
sifat, mekanisnya.. Komposisi kimia dan struktur mikro akan mempengaruhi sifat mekanis dari
awat.? Dengan demikian perubahan sifat mekanis dari kawat dapat terjadi karena adanya
Perubanan pada struktur mikronya,
‘Ada beberapa jenis kawat yang digunakan sebagai kawat ortodonti, antara lain kawat baja
tahan karat 18-8, kawat paduan Co-Cr-Ni (Elgiloy), kawat paduan NiTi (Nitinol), dan kawat
aduan Mo-Ti (Beta-Titaniun) dengan sifat yang berbeda-beda."*
Meskipun demikian secara umum ada tiga karakteristik yang penting dari suatu kawat
cortodonti disamping sifattahan koros, stabi, dan biokompatibel. Pertama; kawat harus mem:
ik sifat defleksi yang besar tanpa adanya perubahan permanen pada kawat tersebut, dengan
ata lain mempunyai kelenturan.’4 Kelenturan inilah yang menjadi kebutahan dari kawat
cortodonti termasuk yang digunakan dalam mekanisme alat eekat. Kelenturan yang amat tinggi
antara lain dapat diperoleh dari kawat ortodonti jenis titanium, dan sebaliknya sangat rendah
pada kawat ortodont jens baja tahan karat. Sifat ini secara Klinis diperlukan sekali Karena akan
‘memberikan gaya yang Konstan selama penggeseran gigi dan memungkinkan jarak aktifasi
bertambah besar. Oleh Karena itu kekuatan luluh (veld strength) dan modulus elastsitas dari
Jeawat sangat penting bukan seja karena keduanya merupakan sifat dasar suatu material, ttapi
juga sangat berkaitan dengan sifat dari kawat ortodonti, Kelenturan atau defleksi maksimum
Derhubungan dengan rasio kekuatan Tuluh dan modulus eastsitas."°* Kedua mii ini dapat
dihitung dari grafik ui tark kawat.*
(Dari: Phillips, R.W.: 1991)
100Kelalan lluh dihitung dari 1% bebar reganean (rain), sedangkan modilus elastistas
‘merupakan nilai tegangan srréss) aibagi nas regangan, dan tegangan itu sendiri merupakan
besarnya tekanan yang dierikan pada Kawat Gibagi las penampang,'** Selain iu, sifat
Kepegasan (resilience) ukuran besartiya energi yang disimpan dalamn kawat stelah dileku-
ean dari Kawat dapat dihitung dar nilsi propotional Timit atau batas keseimbangan antara
tegangan dan regangan.”
glapued x
2E.
R adalah nilai kepegasan, P adalah propotional limis, dan E adalah modulus elastisitas. Keduas
kkawat harus memiliki sift kekakuan yang rendah atau fleksibilitas yang tinggi sehingea dapat
‘memberikan gaya yang ringan dan konstan namun dapat menggeser gigi.”" Gaya yang ringan
dan konstan secara biologis sangat penting,* meskipun ada batas ambang gaya untuk menggeser
sigi-eigi yaitu sebesar 150-200 gram untuk gigi Kaninus atau 300-500 gram untuk gigi molar.”
‘Untuk kawat berpenampang bulat, Keadaan ini dapat dihitung melalui:* Flexural Rigidity
4
adalah modulus elastsitas dan r adalah diameter kawat,
Dari persamaan-persamaan ini dapat dilhat bahwa semakin elastis suatu kawat (modulus
clastisitas kecil), maka sifat Kelenturan atau kepogasan dari kawat semakin besar. Dengan kata
lain, besarnya gaya adalah scbanding dengan modulus elasisitas itu sendiri, Disamping itu
bbesarnya penampang akan mempengaruhi fleksibilitas dari kawat,
Ketiga; kawat harus memiliki keuletan yang tinggi sehingea mudah dilekukan ke dalam_berba-
‘gai bentuk tanpa pata.
Dengan demikian, dapat pula dipahami bahwa besamya gaya ditentukan pula oleh besarn-
ya kawat atau luasnya penampang kawat. Untuk dapat menggeser gigi-pigi dari tempatnya
‘iperlukan gaya yang lebih besar dari daya tahan gigi-gigi tersebut untuk tetap berada pada
tempatnya (anchor). Oleh karena itu terdapat rentangan yang cukup besar dari besarnya gaya
yang dapat menggeser gigi-gigi dari kedudukannya semula, mengingat bahwa daya tahan setiap
igi terhadap gaya yang dibebankan kepadanya bersifat individual
‘Kawat Baja Tahan Karat
Baja tahan karat adalah logam paduan_baja yang diberi tambahan elemen kromium ke
dalamnya (12-30 % atau minimal 11), seigga sift dari baa ini tahan terhadap peruba-
hhan warma akibat lingkungan (tarnish) dan korosi.! Sift ini diperoteh karena kromium akan
memberikan sifat pasif (passivasing effect) terhadap lingkungan dengan membentuk lapisan
tipis kromium-oksi.
Berdasarkan fasa utama dalam struktur mikro, baja tahan Karat diklasifikasikan atas baja
tahan karat feritik (mengandung kromium 15-25 %), baja tahan karat martensitik (mengandung
kromium 12-18 %), dan baja tahan karat austenitik (mengandung kromium 18 %)""° Kawat
baja tahan karat yang banyak digunakan dalam perawatan ortodonti, adalah berupa kawat dari
jenis baja tahan Karat austenitk (stainless steel 18-8) yang mengandung 18 % kromium, 8 %
hikel, dan Karbon sekitar 0,08-0,2 % ditambah clemen lain seperti titanium, mangan, siikon,
molybdenum dalam jumlah kecil.""Sifat kawat ini kuat, modulus elastisitasnya tinggi, kelen
turan rendah, dan tahan terhadap Korosi."*"? Pada awal perkembangannya, kawat ortodonti
yang digunakan adalah dari jenis baja tahan karat saja yang berukuran 0,4-0,8 mm dan pada
ao1‘awat ini dilakukan pelekukan untuk memberikan gaya pada gigi yang akan digeser. Kawat ini
‘mudah mengalami kelelahan dalam memberikan gaya pada gigi, Karena itu perlu dilakukan
aktifasi pada kawat sehingea mampu memberikan gaya yang diharapkan. Pada perkembangan
selanjutaya, dengan muneulnya alat cekat yang menggunakan kawat berdiameter lebih keci,
diperlukan Kekuatan lentur dari kawat tersebut yang lebih tinggi sehinggs tidak diperiukan
aktifasi pada kawat tersebut, slama desain kawatterscbut masih diperlukan
Baja tahan karat tidak mudah dilebur Karena mempunyai rentangan titk lebur yang tinggi
(1300-1400 °C),* oleh Karena itu umumnya digunakan dalam bentuk tempaan melalui penger-
jaan mekanis pada suhu ruang (cold working). Pada pembuatannya kawat ini berasal dari logam
paduan baja austenitik yang mengandung bentuk Kristal kasar dan dibuat dengan penasikan
logam paduan (drawing) secara bertahap sampai diperoleh diameter yang diinginkan. Proses
ppenarikan ini akan mengubah bentuk but Kristal logam paduan Ke dalam bentuk seperti serat
akibat memanjangnya butir kristal yang terbentang sepanjang kawat.'"? Di antara setiap penar
‘kan, kawat dipanaskan pada suhu yang dapat menyebabkan texjadinya rekristalisasi, Pada
Keadaan ini kristal akan berbentuk kasar Kembali tetapi dengan ukuran yang lebih kecil. Rekris-
talisasi ini tergantung dari suhu dan lamanya pemanasan yang digunakan. Semakin tinggi suf
yang digunakan, semakin cepat rekrstalisasi terjadi. Sedangkan lamanya pemanasan mempen-
garuhi ukuran dari kristal. Semakin lama pemanasan, pertumbuhan kristal menjadi ke bentuk
easar kembali dan akibatnya kawat menjadi lunak.'* Untuk bidang ortodonti kawat tidak boleh
bersifat lunak, Kawat haruslah memiliki Kelangguhan dan kelenturan yang tinggi. Akan tetapi
jsadari bahwa untuk mencapai suatu ketangguhan dan Kelenturan yang tinggi sertasifat mudah
dlibentuk secara bersamaan adalah belum mungkin dilakukan mengingat perubahan sift-sifat
‘ekanis kawat belum tent saling menunjan,
Pada tabel terihat bahwa semakin kecil diameter kawat, semakin besar propotional limi,
‘ekuatan lulu, dan kekuatan tariknya,
‘Tube. Sifat mekanis kawat baja tan Karat 18-8
‘sebelum dan sesudah perlakuan panas
Diameter 0,014 inci Diameter 0,022 inci
Sita Sebelum sesudah” sebolum sesudah *
Proporional limit (MPa) 1.200 1.380 1.060912
Kekuatan luluh, 1% (MPa) 1-680 1.950 1.490 1.640
Kekvatan ark (MPa) 2240 2:180 2/040 2160
‘Kekerasan (KHN) 05.572 56 553
Plekukan 90° (umlah) as BO
* Dipanaskan pada suhu 480 °C selama 3 ment
(lamb dati Craig, 1995),
Kemungkinan keadaan ini karena Kedalaman rlaif dari perubahan pasts sebagai akibat
proses penarikan yang_memberikan tekanan pada permukaan luar kawat, sedangkan bagian
tengah kawat kurang dipengaruhi. Besarnya ukuran krislal sebelum penarikan akan mempen-
faruhi sifat dari kavat. Pada kavat dengan diameter lebih kecil akan mengalami penasikan
‘dan rekistalisasi berulang kal sehingga ukuran kristalnya semakin kecil dan Konsckuensinya
kekerasan menurun atau kawat lebih lunak. Sebaliknya pada kawat dengan diameter lebih besar
102‘mempunyai kekerasan yang lebih tinggi, seperti terlihat pada tabel.
'Di samping itu akibat pembuatannya; pada kawat terjadi sejumlah besar akumulasi distokasi
internal yang selain menaikan work hardening dan tegangan luluh, tetapi-juga menurunkan sift
Keuletan®”* Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya tegangan di dalam kawat baja tahan
Karat, Penurinan sifat Keuletan tentunya kurang menguntungkan dalam pembuatan pegas
criodonti Karena kawat menjadi mudaj patah. Sebagai contoh, kawat Wileox yang telah menga~
Jami pemanasan dari pabrik bersifat sangat lentur sehingga mampu menggeser posisi gigi lebih
jauh dari posisinya’semula tanpa harus diaktfasi.®* Namun kawat Wlicox int memiliki sifat
‘mudah patah bila dilakukan pelekukan secara mendadak Karena Kristal logam yang terdapat di
dalam kawat mengalami fraktur, Sedangkan bila pelekukan dilakukan secara perlahan-lahan,
Kristal logam akan memperoleh kesempatan untuk menyesuaikan diri ke bentuke yang baru
tanpa menyebabkan kawat patah, Walaupun demikian, dampak negatit dari sifat mudah patah
dari kawat yang memiliki kelenturan yang demikian tinggi dianggap tidak berarti dibandingkan
‘kemampuan dati kawat itu sendiri
Perlakuan Panas Pada Kawat Ortodonti
Perlakuan panas pada kawat ortodontijenis baja tahan karat adalah memanaskan kawat
pada suhu rendah di bawah suhu yang dapat menyebabkan rekristalisas. Pemanasan, dengan
Suhu rendah ini tidak mengubah struktur mikro, Bila dilakukan pemanasan yang tinggi pada
Kawat, maka akan terjadiperubahan bentuk struktur mikro yang bersfat menetap dan. tidak
Gapatdiperbaiki dengan pemanasan lebih lanjut.!2*" Contoh yang dapat dikemukakan adalah
perbedaan antara perlakuan panas dengan suhu 600 °C dan 675 °C dalam waktu | menit terihat
bahwa perlakuan pada subw yang lebih tinggi menghasilkan penurunan propotional limit dan
ekvatan tarik yang lebih besar.‘*'"!? Disamping itu ketahanan kawat terhadap korosi berkur
‘ang.!* Hal ini terjadi karena pada suhu tinggi terbentuk kromiuum-karbida dengan cepat yang
rmengendap di batas Kristal. Akibat dari terbentuknya kromium-karbida dengan cepat, inaka
seakan-akan kromium terampas. Seperti dikctahui bahwa pada baja tahan karat. kromium
‘memberikan sifat pasi terhadap lingkungannya. Dengan berkurangnya jumlah kromium maka
sifat past ini menjadi berkurang. Akibatnya terjadi Korosi dan disintergritas pada logam yang
rmelemahkan struktur
‘Beberapa literatur mengemukakan suhu-dan waktu yang digunakan untuk perlakuan panas
berbeda-beda. Perlakvan panas pada kawat baja tahan karat dapat dilakokan pada suhu 450 °C
selama 1 menit,! atau pada suhu 260-460 °C selama 0,5-75 merit,” atau. pada subu 370-480
SC" Selain itu ada pula cara Iain dalam menentukan Tamanya pemanasan, yitu dengan melihat
perubahan warna pada kawat saat dipanaskan pada suhu 454 °C seperti yang diperihatkan oleh
alat pemanas RMO-660 Welding Machine and HT."
Bila dilihat dari suhu yang digunakaan untuk perlakuan panas, suhu ini jauh di bawah suhu
lebur (Tm) dari kawat baja tahan karat atau diperkirakan 0,3 Tm. Dengan demikian perlakuan
ppanas yang dilakukan pada kawat baja tahan Karat ini beriyjuan hanya untule menghilangkan
fegangan yang terjadi di dalam kawat saat pembvatan dan menempatkan kawat pada kondisi
yang baru, Tindakan di atas walaupun hanya dalam waktu singkat dapat mengurangi kekakuan
Gari kawat, meningkatkan kekerasan, meningkatkan keuletan atau jumlah kemampuan untuk
Gilekukan bertambah seperti yang terlihat pada tabel. Akan tetapi terlihat bahwa terjadi penur-
‘unan —propotional limit pada kawat berdiameter besar, dan penurunan Kekuatan tarik pada
kawat berdiameter kecil
Pendapat Iain menyatakan bahwa perubshan kenaikan dalam kekerasan maupun Kualitas
Kelenturan tidak selalu bermakna." Oleh arena itu dalam prakteknya tujuan pemanasan ini
103hhanya untuk melepaskan tegangan di dalam kawat.
‘Sccara umum pihak produsen (pabrik) kawal telah melakukan penelitian yang menunjukkan
peningkatan kualitas kelenturan kawat ortodont jenis baja tahan karat yang mengalami proses
pemanasan.Bahkan ada pula produsen yang secara khusus memproduksi alat pemberi panas
yang dimaksud. Akan tetapi belum ada literaturliteratur sahih yang memperlibatkan bahwa
peningkatan Kelenturan yang terjadi mencapai derajat yang optimal sebagai kawat ortodont.
Sebaliknya, kebanyakan di antara produsen berpacu untuk membuat jenis kawat ortodonti
ccanggiht dari logam paduan tertentu yang memang memiliki kelenturan amat tinggi, namum
sangat mahal harganya,
Kesimpulan
‘Telah dibahas hal-hal yang berkaitan dengan sifat mekanis kawat ortodonti jenis baja tahan
karat serta proses pemanasan yang dilakukan untuk mengubal sifat mekanis kavvat tersebut.
‘Kawat ortodont jenis baja tahan karat dapat diperbaiki sifainya dengan memanaskan kawat
tersebut pada suhu sekitar 0,3 Tm dalam waktu singkat untuk menghilangkan tegangan yang
terjadi di dalam kawat.
Daftar Pustaka
1. Craig RG; Restorative Detal Materials, The CV. Moshy Co.,0.9, 1995, hal 415-487
2. Renfow EW: Edges, Lon & Febiger 1975, bu 22-28
3, Burstone Cl, Goldberg. Al: BetsTitnium: A New Ortodonic Alloys, Am J Orth, Vo.77: 2, 1980, bul. 121-
By
4. Phillips, RW: Skinner's Science of Dental Materials, WB Sauder Co, o.9, 1991, hal 32, 537-551
5. ASTM, Designation: F-219-79 (Reapproved 1988) Standard Methods of Testing, Fine Round Wire and Flat
Wire for Electron Devices and Lamp,
6 Caller, WD: Materials Science and Engicerng an introduction, John Wiley & Sons, In. e.3, 1998
7 Willams, DF, Cunningham, 1 Materials n Cline Dentsty, Onford Modal Publieation, 1979; Ral 296
‘290, 344-349
8. Combe, EC: Notes on Dental Materials, Churchill Livingstone cl 6, 1992 hal 32-38, 45-47, 179-183
5. Begg, PR., Kesing, PC: Begg Orthodontic Theory and Technique, WB. Saunders Co, e3, 1977, hal, 142
10, Cra, Slesick, and Peyton" Application of 17-7 Presipitation hardenble Stainless Sal in Dente, i Dent
Rese, Vol 4:3, 1965, bal 587-395 ‘3
11, Goldberg, I abd Burstone, Cl: An Evaluation of Bete-Titanium Alloys for Use in Onodontic Appian, J
Dent Res, Vol.S8: 2,197, hl 593-599
12, Willinsoa, JV: Some Metallurgical Aspost of Orthodontic Stainless Stel, Atm J Orth, Vol48:3, hal, 192-205
15: Van Viack, Sra Djaprie: Km dan Teknologt Bahan (Im Logam dan Bukan Logs), PsnerbtEcange,
‘el, 1991, bal a37-442
14: RMO: 660 Miniature Multi-purpose Welder and Appliance Fabricator
104