Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY.NY. A


USIA 0 HARI DENGAN KEADAAN NORMAL
DI RSUD KOTA LANGSA
DOSEN PEMBIMBING: MAGFIRAH, MPH
PEMBIMBINGLAPANGAN/CI: IKA TUSSIANICA Amd,keb
DIBUAT OLEH :

ANISA TRI SETINING BUDI


NIM: P003244220002

TINGKAT / SEMESTER : II / IV

PRODI D-III KEBIDANAN KOTA LANGSA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
TAHUN 2022

1
LAPORAN PRAKTIK
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY.NY. A
USIA 0 HARI DENGAN KEADAAN NORMAL
DI RSUD KOTA LANGSA

DI BUAT OLEH
ANISA TRI SETIANING BUDI
NIM: P00324220002

Pembimbing Lapangan (CI) Pembimbing Lahan

MAGFIRAH, MPH IKA TUSSIANICA, Amd.keb

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik kebidanan ini. Tak lupa pula shalawat dan
salam peneliti sanjung sajikan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan. Makalah ini berjudul “Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By.Ny.A Usia 0 Hari Dengan Keadaan Normal di RSUD Kota
Langsa”.
Selesainya Laporan kebidanan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini kami dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril
maupun materil secara langsung maupun tidak langsung kepada kami dalam penyusunan
proposal ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:
1. Ibu Magfirah, MPH selaku dosen Pembimbing pada kegiatan praktik
2. Ibu Ika Tussianica,Amd.keb selaku pembimbing lahan/CI pada kegiatan praktik
3. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
ini

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan
bagi dunia pendidikan.

Langsa, 10 Juni 2022

ANISA TRI SETIANING BUDI

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................3
DAFTAR ISI................................................................................................................................1
BAB I.............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN LAPORAN........................................................................................3
D. METODE PENGUMPULAN DATA.....................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORITIS..............................................................................................................4
A. BAYI BARU LAHIR..............................................................................................................4
1. Pengertian Bayi Baru Lahir........................................................................................................4
2. Ciri-ciri bayi baru lahir normal..................................................................................................4
3. Asuhan bayi baru lahir normal...................................................................................................5
4. Masalah pada bayi baru lahir........................................................................................................5
5. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir..............................................................................................6
BAB III........................................................................................................................................10
FORMAT PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR ( BBL ).........................................10
BAB IV........................................................................................................................................13
PENDOKUMENTASIAN SOAP.............................................................................................13
BAB IV........................................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN......................................................................................................................17
B. SARAN..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................18

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jumlah kematian neonatus menurut perkiraan World Health Organization (WHO) per
tahunnya yaitu sebanyak 5 juta kematian dan 98% kematian tersebut berasal dari negara
berkembang. Laporan WHO yang dikutip dalam State of the world’s mother 2007 dari data
tahun 2000-2003 dikemukakan bahwa 36% dari kematian neonatus disebabkan oleh penyakit
infeksi, 23% kasus disebabkan oleh asfiksia, 7% kasus disebabkan oleh kelainan bawaan,
27% kasus disebabkan oleh bayi kurang bulan dan berat badan lahir rendah, serta 7% kasus
oleh sebab lain. (Fajarwati et al., 2016)
Angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data kematian perinatal yang ada di Indonesia, 29,9% dilaporkan terjadi pada
hari pertama, dan 75,6% pada satu minggu setelah lahir. Angka kematian bayi (AKB) di
Kalimantan Selatan tahun 2005 menempati urutan ke 5 tertinggi di Indonesia yaitu 41 per
1000 kelahiran hidup. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia yang dilakukan di
Kalimantan Selatan, angka kematian bayi baru lahir pada tahun 2007 mencapai 39 per 1000
kelahiran hidup yang menunjukkan angka masih di atas rata-rata nasional, sedangkan pada
tahun 2012 berdasarkan Sensus Penduduk yang dilaksanakan, mencapai 44 per 1000
kelahiran hidup. Sasaran yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 23 per 1000 kelahiran
hidup untuk AKB. Penyebab kematian perinatal kelompok 0-7 hari tertinggi adalah prematur
dan BBLR sebesar 35 %, kemudian asfiksia lahir sebesar 33,6%. Penyakit penyebab kematian
kelompok umur 8-28 hari tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1% (Fajarwati et al., 2016)
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin
meningkatkan CO2, Adanya ganggguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke
janin ini menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Lumatauw et al., 2014)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari bayi baru lahir?


2. Apa ciri-ciri bayi baru lahir normal ?
3. Apa saja asuhan pada bayi baru lahir ?
4. Apa saja masalah pada bayi baru lahir ?
5. Bagaimana adaptasi fisiologis bayi baru lahir ?
6. Apakah pengertian asfiksia ?

2
7. Apa etiologi asfiksia ?
8. Apakah patofisiologi dari asfiksia?
9. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan asfiksia ?
10. Apakah klasifikasi asfiksia?
11. Apa saja tanda dan gejala asfiksia?
12. Bagaimana pemeriksaan diagnostik asfiksia?
13. Bagaimana asuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia?

C. TUJUAN PENULISAN LAPORAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari bayi baru lahir?


2. Untuk mengetahui ciri-ciri bayi baru lahir normal ?
3. Untuk mengetahui asuhan pada bayi baru lahir ?
4. Untuk mengetahui masalah pada bayi baru lahir ?
5. Untuk mengetahui adaptasi fisiologis bayi baru lahir ?
6. Untuk mengetahui pengertian asfiksia ?
7. Untuk mengetahui etiologi asfiksia ?
8. Untuk mengetahui patofisiologi dari asfiksia?
9. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asfiksia ?
10. Untuk mengetahui klasifikasi asfiksia?
11. Untuk mengetahui tanda dan gejala asfiksia?
12. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik asfiksia?
13. Untuk mengetahui asuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data melalui browsing dari internet dan
dari pemeriksaan kepada pasien.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28
hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri
dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup
dengan baik.Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.(Roheti, 2021)

2. Ciri-ciri bayi baru lahir normal


1. BB 2500 – 4000 gr
2. PB lahir 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit – menit pertama kira – kira 180x/menit, kemudian menurun
sampai 120x/menit atau 140x/menit
6. Pernafasan pada menit – menit pertama cepat kira – kira 180x/menit, kemudian menurun
setelah tenang kira – kira 40x/menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi
vernic caseosa
8. Rambut lanugo setelah tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemah
10. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora ( pada perempuan ) testis sudah turun
( pada anak laki – laki )
11. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek moro sudah baik, apabila bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk
13. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi akan
menggenggam atau adanya gerakan reflek
14. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam pertama. Meconium
berwarna kuning kecoklatan(Fatmawati, 2020)

4
3. Asuhan bayi baru lahir normal

1. Pertolongan pada Saat Bayi Lahir


Pertolongan pada saat bayi lahir antara
lain:
 Sambil menilai pernapasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu.
 Dengan kain yang bersih dan kering atau kasa, bersihkan darah atau lendir dari wajah bayi
agar jalan udara tidak terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi, sebagian besar bayi akan
menangis atau bernapas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.
2. Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit
mata akibat klamidia (penyakit menular seksual). Obat perlu diberikan pada jam pertama
setelah persalinan.
Asuhan tambahan yang diberikan meliputi:
 Masalah memotong tali pusat tanpa membubuhi apapun.
 Memberikan suntikan vitamin K1 1 mg intramuskuler, di paha kiri setelah inisiasi
menyusui dini.
 Melakukan pemeriksaaan antopometri yang meliputi berat badan, panjang badan, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar lengan.
 Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi (Kurniawan, 2016)

4. Masalah pada bayi baru lahir


Masalah bayi baru lahir yang perlu tindakan segera:
1. Bayi tidak bernafas/ sulit bernafas, Penanganan umum yang bisa dilakukan adalah :
 Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaian yang hangat dan
kering.
 Jika belum dilakukan, segera klem dan potong tali pusat.
 Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat (dibawah radiant heater) untuk
resusitasi.
 Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan kebidanan dan
resusitasi.
 Jika resusitasi gagal lakukan ventilasi.
2. Sianosis dan sukar bernafas

5
Bayi yang mengalami sianosis (biru) atau sukar bernafas (frekuensi kurang dari 30
atau lebih dari 60x/ menit, tarikan dinding dada ke dalam atau merintih). Maka tindakan
yang perlu dilakukan adalah :
 Hisap mulut dan hidung untuk memastikan jalan nafas bersih.
 Berikan oksigen 0,5 liter/menit .
 Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayan yang dituju menjaga bayi tetap hangat, bungkus
bayi dengan kain kering, selimuti dan pakai topi untuk mencegah kehilangan panas.
3. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah ( BBLSR) atau premature kecil.
Bayi yang sangat kecil ( kurang dari 1500 gr atau kurang dari 32 minggu) sering
terjadi yang masalah berat misalnya sukar bernafas. Kesukaran pemberian minum, ikterus
berat, infeksi. Bayi rentan hipotermi jika tidak dalam inkubator. 4.
4. Letargi
Bayi yang mengalami letargi atau tonus otot rendah (tidak ada gerakan), sangat
mungkin bayi sakit berat dan harus segera dirujuk ke tempat pelayanan yang sesuai.
5. Kejang
Kejang dalam satu jam pertama kehidupan jarang. Kejang dapat disebabkan oleh
meningiti, enchepalopati, atau hipoglikemia berat.

Masalah pada bayi baru lahir bisa menimbulkan beberapa hal diantaranya :
1. Diare
Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran feces yang tidak normal,
baik dalam jumlah maupun bentuk (frekuensi lebih dari normal dan bentuknya cair). Bayi
dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan
diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
2. Infeksi
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal,
intranatal, dan postnatal. (Meo, 2020)

5. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir


Adaptasi fisiologi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus antara lain:
1. Adaptasi Pernapasan
a. Pernapasan awal dipicu oleh faktor fisik, sensorik, dan kimia.
 Faktor-faktor fisik, meliputi usaha yang diperlukan untuk mengembangkan paru-paru dan
mengisi alveolus yang kolaps (misalnya, perubahan dalam gradien tekanan).
 Faktor-faktor sensorik, meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara, dan penurunan suhu.
6
 Faktor-faktor kimia, meliputi perubahan dalam darah (misalnya, penurunan kadar
oksigen, peningkatan kadar karbon dioksida, dan penurunan pH) sebagai akibat asfiksia
sementara selama kelahiran.
b. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali per menit.
c. Sekresi lendir mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan muntah, terutama selama 12-18
jam pertama.
d. Pernapasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam waktu 30 detik pertama
sesudah lahir. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan
perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Semua ini menyebabkan
perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk
menggerakan diagfragma, serta otot-oto pernapasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi
pada saat melalui jalan lahir per vaginam mengakibatkan paru-paru kehilangan 1/3 dari
cairan yang terdapat di dalamnya, sehingga tersisa 80-100 ml. Setelah bayi lahir, cairan
yang hilang tersebut akan diganti dengan udara.

2. Adaptasi Neurologis
a. Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna.
b. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang
labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
c. Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat bayi tumbuh, perilaku yang lebih kompleks
(misalnya: kontrol kepala, tersenyum, dan meraih tangan dengan tujuan) akan
berkembang.

3. Adaptasi Ginjal
a. Laju filtrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir disebabkan oleh tidak adekuatnya
area permukaan kapiler glomerulus.
b. Meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang normal, tetapi
menghambat kapasitas bayi untuk berespons terhadap stresor.
c. Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali
sehari pada 1-2 hari pertama; setelah itu, mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.

4. Adaptasi Hati
a. Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus membantu
pembentukan darah.
b. Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah.
7
c. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan kehidupan
ekstrauterin; pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi.
d. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen bersal
dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
Bilirubin tak terkonjugasi dapat meninggalkan sistem vaskular dan menembus jaringan
ekstravaskular lainnya (misalnya: kulit, sklera, dan membran mukosa oral)
mengakibatkan warna kuning yang disebut ikterus.

5. Adaptasi Imun
a. Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang di pintu masuk. Imaturitas
jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan risiko infeksi pada periode bayi
baru lahir:
 Respons inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
 Fagositosis lambat.
 Keasaman lambung dan produksi pepsin dan dan tripsin belum berkembang sempurna
sampai usia 3-4 minggu.
b. Infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas selama periode neonatus.

6. Perubahan Termoregulasi dan Metabolik


a. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat karena lingkungan eksternal lebih
dingin daripada lingkungan pada uterus.
b. Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar dibandingkan
dengan berat badan menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas pada lingkungan.
c. Trauma dingin (hipotermi) pada bayi baru lahir dalam hubungannya dengan asidosis
metabolik dapat bersifat mematikan, bahkan pada bayi cukup bulan yang sehat.
d. Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi,
konveksi, radiasi, dan evaporasi.
e. Beberapa mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir.
1) Evaporasi, Evaporasi adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi. Kehilangan
panas dapat terjadi karena menguapnya cairan pada tubuh bayi. Kehilangan panas tubuh
bayi melalui penguapan dari kulit tubuh yang basah ke udara, karena bayi baru lahir
diselimuti oleh air/cairan ketuban atau amnion. Proses ini terjadi apabila BBL tidak segera
dikeringkan setelah lahir. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat
dimandikan dan tubuhnya tidak segera di keringkan dan selimuti.

8
2) Konduksi, Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dan benda atau permukaan yang temperaturenya lebih rendah. Meja, tempat tidur
atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas
tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda
tersebut.
3) Konveksi, Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat tubuh bayi terpapar udara
atau lingkungan sekitar yang bertemperature dingin. Kehilangan panas badan bayi bisa
melalui aliran udara sekitar bayi yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan
di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas
juga terjadi jika terdapat hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
4) Radiasi, Radiasi adalah pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat
tubuh bayi. Kehilangan panas badan bayi melalui pancaran atau radiasi dari tubuh bayi ke
lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin.(Ningtiyas, 2011)

9
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR ( BBL )

A. IDENTITAS / BIODATA
Nama bayi :
Umur bayi :
Tgl/jam/lahir :
Jenis kelamin :
No. status register :
Berat badan : gr

Nama :
Umur :
Suku / kebangsaan :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat rumah :
Telp :
Alamat kantor :

Nama suami :
Umur :
Suku / kebangsaan :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat Rumah :
Tel :

B. ANAMNESE ( DATA SUBJEKTIF )


Pada tanggal : Pukul : WIB
1. Riwayat penyakit kelamin
 Perdarahan :
 Per eklamsia :
 Eklamsia :
 Penyakit kelamin :
 Lain-lain :
2. Kebiasaan waktu hamil
 Makanan :
 Obat-obatan / jamu :
 Merokok :
 Lain-lain :

10
Sidik telapak kaki kiri bayi Sidik telapak kaki kanan bayi

Sidik jempol tangan kiri bayi Sidik jempol tangan kanan bayi

RESUSITASI
Penghisapan lender : Rangsangannya :
Ambu : Lamanya : Menit
Massage jantung : Lamanya : Menit
Intubasi endutrheal : Nomor :
Oksigen : Lamanya : x/m
Terapi :
Keterangan :

3. Riwayat persalinan sekarang


a. Jenis persalinan :
b. Ditolong oleh :
c. Lama persalinan : jam
Kala I : Jam Menit
Kala II : Jam Menit
d. Ketudan pecah : Spontan / Amniotomi Lamanya :
Warna : Jumlah : cc
e. Komplikasi persalinan : Ibu :
Bayi :

C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBJEKTIF )


 Keadaan umum :
 Suhu : 0C
 Pernapasan : x/menit/tidak pukul
 HR : x/menit/tidak pukul
 Berat badan sekarang : gr
Pemeriksaan fisik secara sistematis
 Kepala :
 Ubun-ubun :
 Muka :
 Mata :
 Telinga :
 Mulut :
11
 Hidung :
 Leher :
 Dada :
 Tali pusat :
 Ekstremitas :
 Genitalia :
 Anus :
Refleks
 Refleks Moro :
 Refleks Rooting :
 Refleks Walking :
 Refleks Graphs/Plantar :
 Refleks Sucking :
 Refleks Tonic Noek :
Antropometri
 Lingkar kepala : cm
 Lingkar dada : cm
 Lingkr lengan atas : cm
Eliminasi
 Miksi : Warna : Jernih Tgl :
 Meconium : Warna : Hitam Tgl :

12
BAB IV
PENDOKUMENTASIAN SOAP

13
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi
yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain
fisiologi berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan
ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik.Bayi baru lahir disebut juga
dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin.

B. SARAN

Semoga makalah dalam pelayanan kebidanan ini dapat meningkatkan pengetahuan pada
mahasiswa, dan kami juga membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, dan
semoga apapun usaha yang kita wujudkan akan tercapai, dan sukses untuk kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fajarwati, N., Andayani, P., & Rosida, L. (2016). Hubungan antara Berat Badan Lahir dan
Kejadian Asfiksia Neonatorum. Berkala Kedokteran, 12(1), 33.
https://doi.org/10.20527/jbk.v12i1.354
Fatmawati, L. (2020). Keperawatan Maternitas Bayi Baru Lahir. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Gresik, 25.
Izzaty, R. E., Astuti, B., & Cholimah, N. (2018). Asfiksia. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Kurniawan, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Lumatauw, S., Kumaat, L., & Karundeng, M. (2014). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Perawat Dengan Penanganan Asfiksia Berat Pada Bayi Baru Lahir Di Ruang Nicu RSUP
Prof Dr R.D Kandou Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 2(2), 1081

17
1

Anda mungkin juga menyukai