Anda di halaman 1dari 39
BAB Vill PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH A. Konsep Dasar Akuntansi Pemerintah dan BLUD 1. Konsep Dasar Akuntansi emerintah Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, _pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Maksud dari proses identifikasi dan pencatatan dalam akuntansi disini adalah setiap kejadian transaksi keuangan diperlukan adanya pencatatan serta identifikasi pada pos- pos akun mana yang sesuai dengan kejadian transaksinya, Begitu pula dengan pengklasifikasi transaksi yang dilakukan termasuk dalam bagian pos akun yang mana saja nanti digunakan ketika sudah melakukan pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan pedoman atau peraturan- peraturan yang mengatur proses penyusunan laporan keuangan. ‘Akuntansi pemerintah merupakan salah satu metode dalam penyusunan laporan keuangan pemerintahan. Penyusunan laporan keuangan tersebut diatur dalam peraturan-peraturan yang berlaku, sehingga menjadi dasar dalam pencatatan setiap transaksi keuangan di setiap instansinya. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang keuangan negara tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dalam undang-undang tersebut mengatur seluruh pendapatan dan belanja negara/daerah. Dimana dalam ketentuan peraturan tersebut mengamanahkan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual yang dilaksanakan selambat-lambatnya dalam S (lima) tahun. Perjalanan akuntansi pemerintah ini telah mengalami banyak perubahan ke arah yang lebih baik, Pada awalnya di tahun 2003, penyusunan laporan keuangan ini masih menggunakan basis kas. Pada tahun 2005 diawali dengan terbitnya standar akuntansi pemerintahan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005, pemerintah mulai menerapkan ‘akuntansi yang berbasis cash to accrual (CTA). Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Permerintah Daerah (LKPO). Pada waktu itu, penerapan SAP dianggap lebih ~akurat untuk sistem keuangan pemerintahan dibanding sebelumnya karena sudah menyajikan laporan keuangan yang lebih lengkap. Setelah terbit UU 17/2003 selanjutnya dikeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara. Undang-undang ini mengamanahkan setiap instansi pemerintahan untuk melaksanakan akuntansi berbasis akrual secara bertahap selambat- lambatnya pada tahun 2008. Berangkat dari undang-undang tersebut, maka pemerintah pusat mengeluarkan aturan turunan yang menjadi pedoman bagi pemerintah daerah. Salah satu yang menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerahnya saat itu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (selanjutnya disingkat PP 58/2005). Di dalamnya mengatur secara lengkap mengenai Pengelolaan keuangan daerah, termasuk penyusunan laporan keuangan, baik untuk pemerintahan daerah maupun per satuan_—perangkat_ © daerah_—_untuk mempertanggungjawabkan penggunaan APBD. Laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawabannya pemerintah daerah yang akan diaudit oleh BPK-RI meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan Kemudian, pada tahun 2010 diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (selanjutnya disingkat PP 71/2010), bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBO disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah yang berbasis akrual. Ada hal yang cukup berubah dalam penerapan basis akrual ini yaitu bertambahnya jumlah laporan keuangan yang harus disusun oleh setiap entitas pemerintahan. Sebelum terbitnya PP 71/2010 hanya empat laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah, kemudian menjadi tujuh laporan yaitu laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan arus kas, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan, Peraturan pemerintah tersebut telah mengatur prinsip-prinsip umum pencatatan dan pelaporan pertanggungjawaban untuk entitas pemerintahan. Dalam perkembangan untuk menyesuaikan kondisi yang betkembang maka dilakukan beberapa penyempurnaan regula: pengelolaan keuangan daerah khususnya dalam penyajian laporan keuangan yang harus dibuat. Hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (selanjutnya disingkat PP 12/2019) yang merupakan peraturan pengganti dari PP 58/2005, Peraturan pengelolaan kevangan daerah ini terbit sebagai aturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 23 tahun 2013 tentang Pemerintahan Daerah dan untuk menyesuaikan PP 71/2010. PP 12/2019 mengatur proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan setiap kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (yang selanjutnya disingkat SKPD) sebagai entitas yang melakukan penyusunan laporan keuangan dan kemudian akan dikonsolidasikan menjadi LKPD sehingga dapat disampaikan kepada Kepala Daerah dalam rangka _memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Laporan keuangan yang disusun pemerintah daerah ini tetap sama seperti yang diatur dalam PP 71/2010, ada tujuh laporan keuangan. Sedangkan untuk laporan keuangan SKPD selaky entitas akuntansi disusun dan disajikan oleh kepala SKPD sebanyak lima laporan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan oprasional, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan SKPD. diatas merupakan laporan yang perlu dilakukan oleh setiap SKPD pada tiap daerah, dimana setiap daerah memiliki SKPD masing-masing, Termasuk dalam hal ini SKPD yang membawahi Badan Layanan Umum Daerah 2. Konsep Dasar Akuntansi Pemerintah Daerah Pengaturan secara teknis implementasi Akuntansi Pemerintah telah diatur Peraturan Menteri a hun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Laporan keuangan pokok yang diatur oleh permendaeri tersebut juga sesuai dengan SAP yaitu laporan realisasi anggaran, laporan operasional, laporan perubahan saldo anggaran laporan arus kas, dan catatan atas laporan Dalam Negeri Nomor 64 vebih, laporan perubahan ekuitas, neraca, reuangan, asi akuntans) yang biasa digunakan Pemerintah Daerah terbagi menjadi dua, yaitu Basis Kas Jan Basis Akrual tis, Auntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis hoy untuk pengakuan realisasi atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam por realisasi anggaran. Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti pendapatan diskut pada saat kas di terima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan. Sementara untuk belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan, b. Basis Akrual Basis akrual merupakan pencatatan akuntansi untuk transaksi yang telah dirasakan manfaat dan/atau haknya meskipun belum terjadi adanya aliran kas yang diterima ataupun dikeluarkan dari kas atau rekening kas umum daerah. Walaupun PP 71/2010 dan Permendagri 64/2013 mengatur akuntansi berbasis akrual, namun pencatatan dan penyajian dalam basis kas masih dibutuhkan dalam beberapa laporan. Hal tersebut dijelaskan dalam kerangka konseptual SAP sebagai berikut: © Kerangka Konseptual paragraf 42: basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas © Kerangka Konseptual paragraf 43: Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO. * Kerangka Konseptual paragraf 44: apabila anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual. Jika dilihat dari segi laporan keuangan yang disusun, baik Pemerintah Daerah dan BLUD hampir sama. Perbedaan antara keduanya terlihat jelas pada pos akun yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, dimana pos akun yang digunakan pada Pemerintah Daerah lebih lengkap. Pos akun yang tidak digunakan oleh BLUD adalah kas di kas daerah, kas di bendahara penerimaan SKPD dan kas di bendahara pengeluaran SKPD serta pos akun RK PPKD. dan RK SKPD yang biasanya digunakan untuk akun konsolidasi. 3. Konsep Dasar Akuntansi BLUD Salah satu bentuk pengelolaan keuangan yang dapat dilakukan oleh pemerintahan daerah adalah membentuk BLUD yang mana pengelolaannya diberi fleksibilitas dikecualikan dari pengelolaan keuangan daerah pada umumnya, selama dalam koridor pencapaian sasaran dan tujuan SKPD yang membawahinya serta visi misi dari pemerintah daerah terkait. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan peraturan teknis terkait BLUD melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (selanjutnya disingkat Permendagri 79/2018). Permendagri 79/2018 bertujuan untuk dijadikan pedoman teknis dalam pendirian dan Pengelolaan dari Badan layanan Umum Daerah, termasuk pengelolaan keuangannya. Kemudian dari segi pertanggungjawaban atas pengelolaan BLUD dilakukan penyajian laporan keuangan seperti sistem akuntansi yang diterapkan pada pemerintah daerah. Adapun laporan keuangan BLUD menurut Permendagri 79/2018 ini sama seperti yang telah ditentukan pada PSAP 13 dalam bentuk 7 (tujuh) laporan keuangan. PSAP 13 ini menetapkan bahwa Badan layanan Umum selaku entitas akuntansi sekaligus entitas pelaporan menyusun laporan keuangan berbasis akrual. Tujuan umum laporan keuangan BLUD adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan BLUD adalah untuk menyajikan informesi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan. Dalam PSAP 13 ini pun menyebutkan komponen-komponen laporan keuangan apa saja yang perlu dibuat oleh setiap BLUD. Ketujuh laporan ini secara umum hampir sama seperti yang disebutkan pada PP 12/2019 dan Permendagri 79/2018. Namun demikian format laporan keuangan BLUD secara lengkap hanya terdapat pada PSAP 13 ini Laporan keuangan BLUD tersebut untuk memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban BLUD pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya ekonomi selama periode berjalan. Informasi ini diperiukan pengguna untuk melakukan penilaian kinerja BLUD dalam menyelenggarakan pelayanan sesuai bidangnya, siklus Akuntansi Pemerintah dan BLUD siklus skuntansi Keuangan daerah ataupun BLUD sejatinya sama dengan siklus akuntansi pada umumnya. Dimana pencatatan transaksi harus disertakan dengan dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukkan ke dalam jurnal dan buku besar. Bukti transaksi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu bukti penerimaan kas, bukti pengeluaran kas dan bukti memorial yang kemudian dimasukkan ke jurnal umum, yang kemudian diposting ke buku besar dan selanjutnya dimasukan dalam neraca saldo sampai ke penyajian laporan keuangan. Berikut ini merupakan gambar ilustrasi dari Siklus Akuntansi Gambar 1. Siklus Akuntansi a= Gambar diatas menerangkan siklus akuntansi yang perlu dijadikan pedoman bagi para entitas pemerintah daerah dan BLUD. Dokumen transaksi disini maksudnya adalah dokumen- dokumen yang terkait transaksi pendapatan, belanja ataupun pembiayaan yang terjadi di dalam BLUD. Misalnya seperti ada suntikan dana dari APBD untuk meningkatkan kualiatas pelayanan melalui alat-alat kesehatan yang diberikan. Pendanaan yang diberikan dicatat sebagai pendapatan dan pengeluaran dicatat sebagai belanja alat-alat kesehatan. Setelah mendokumentasikan atas transaksi yang terjadi, kemudian dimasukan dalam jurnal {ransaksi, dimana dalam jurnal int perlu pemahaman lebih tentang persamaan akuntansi yang akan dibahas dalam sub bab ini, Pada saat penjurnalan yang dilakukan harus dilakukan dengan teliti dimana posisi debit dan kreditnya, agar tidak salah dalam tahapan selanjutnya. Pada tohapan selanjutnya tiap transaksi dalam penjurnalan yang sudah dimasukan kedalam pos- pos akun dibuatkan buku besar yang sifatnya sebagai penerjemah kenaikan atau penurunan shun atas transaksi pada penjurnalan sebelumnya. Hal ini cukup mudah, karena hanya melakukan posting atau memindahkan tiap-tiap akun yang terjadi pada saat transaksi penjurnalan. Hal penting yang perlu diingat sebelum melakukan posting setiap akun jurnal ke buku besar adalah nilai saldo awal atau saldo tahun sebelumnya yang wajib dimasukan terlebih dahulu. Tahapan selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo merupakan tahapan sebelum penyusunan laporan keuangan, dimana dalam neraca saldo ini berfungsi untuk mengelompokan akun-akun yang ada didalam buku besar, serta sebagai koreksi untuk penyeimbang antara posisi debit dan kredit yang telah dilakukan pada saat transaksi sebelumnya. Ketika neraca saldo yang sudah seimbang posisi debit dan kreditnya, kemudian dimasukan kedalam tahapan laporan keuangan. Laporan keuangan ini sesuai dengan penyajian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana setiap akun dalam neraca saldo perlu disajikan dalam tujuh kompenen laporan keuangan yang telah ditentukan Siklus akuntansi ini merupakan rangkaian tahapan transaksi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, hal ini dikarenakan saling keterkaitan satu sama lain. Jika didapati ada salah satu tahapan/siklus yang perlu dikoreksi maka pembetulan tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung dan harus melihat proses awalnya terlebih dahulu. Oleh sebab itu, bagi para entitas akuntansi dan entitas pelaporan, baik pemerintah daerah ataupun BLUD, yang akan menyajikan laporan keuangan perlu adanya memahami siklus akuntansi dengan baik dan benar. 1. Persamaan Akuntansi Persamaan akuntansi, atau juga disebut persamaan dasar akuntansi adalah komponen yang membentuk dasar untuk semua sistem akuntansi. Persamaan sederhana ini menggambarkan dua fakta tentang perusahaan atau instansi yakni apa yang dimiliki perusahaan dan berapa besar hutang perusahaan/instansi. Persamaan akuntansi menyamakan aset perusahaan dengan liabilitas dan ekuitasnya, hal ini menunjukkan bahwa semua aset perusahaan/instansi diperoleh melalui hutang atau pembiayaan ekuitas. Berikut ini adalah gambar ilustrasi persamaan akuntansi: Gambar 2. llustrasi Persamaan Akuntansi =o + Ro Seperti yang terlihat pada gambar diatas, aset sama dengan jumlah liabilitas dan ekuitas/modal. Ini adalah gambaran ketika mempelajari persamaan dasar akuntansi. Liabilitas atau kewajiban dan ekuitas/modal pada dasarnya hanyalah sumber pendanaan bagi perusahaan/instansi untuk membeli aset. Persamaan akuntansi umumnya ditulis dengan liabilitas atau kewajiban yang muncul sebelum ekuitas/modal. Hal seperti ini harus konsisten dengan pelaporan keuangan di mana aset dan liabilitas lancar selalu dilaporkan sebelum aset dan liabilitas jangka panjang. Persamaan ini berlaku untuk semua kegiatan bisnis dan transaksi. Aset akan selalu sama dengan kewajiban dan ekuitas/modal. Jika aset meningkat, kewajiban atau ekuitas pemilik harus meningkat untuk menyeimbangkan persamaan. Sebaliknya berlaku jika kewajiban atau ekuitas yang menurun. Persamaan akuntansi ini adalah alat bantu dalam menganalisis dokumen transaksi yang kemudian dicatat dalam bentuk jurnal. Persamaan akuntansi ini juga merupakan persamaan untuk seluruh transaksi yang terdapat dalam instansi manapun, baik transaksi di pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BLUD. Persamaan akuntansi ini dipakai diseluruh dunia dalam bentuk apapun, yang membedakan hanya isi dalam transaksinya saja, Berikut adalah penjelasan dari masing-masing pos akun untuk pemerintah daerah: Gambar 3. Persamaan Akuntansi BUD/PPKD _ —E ( PERSAMAAN AKUNTANS! BUD/PPKD LL Se car carn eres ren a) Aset Aset merupakan kekayaan yang dimiliki oleh instansi terkait, baik itu secara berwujud ataupun tidak berwujud, meliputi © Kas © Piutang © Investasi © Aset Tetap © Dana Cadangan © Aset Lainnya © RKSKPD © Dst b) Kewajiban Kewajiban merupakan hutang pada pihak lain untuk menjalankan kegiatan atau transaksi didalam instansi. Yang terkait didalam kewajiban meliputi, * Utang jangka pendek © Utang jangka panjang + Ost ©) Modal/Ekuitas Modal/ekuitas merupakan modal yang diberikan atau modal yang dipinjamkan kepada instansi. Yang terkait didalam modal meliputi + Pendapatan = (Beban) Sementata pada perangkat daerah atau biasa disebut dengan SKPD memiliki komponen- komponen pos akun dalam persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut: Gambar 4. Persamaan Akuntansi SKPD a) Aset Pada bagan aset dalam SKPD meliputi Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di Bendahara Pengeluaran, piutang, persediaan dan aset tetap. b) Kewajiban Pada bagian kewajiban dalam SKPD meliputi utang jangka pendek berupa utang ke supplier, utang PFK, dan utang ke bank. ©) Modal/Ekuitas Pada bagan Modal/ekuitas ini didalam SKPO pada prinsipnya masih sama saja, yang membedakan adalah bentuk penerimaan pendapatan dan beban yang tercantum dalam RK PPKO. Sedangkan untuk BLUD memiliki komponen-komponen pos akun dalam persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut: Gambar 5. Persamaan Akuntansi BLUD PERSAMAAN AKUNTANSI BLUD oS Kan Kae LUD Kea Bene Proetinaan BLD ones Sod Bonk ee a) Aset Pada bagan aset dalam BLUD, penggunaan dana kas masuk ke dalam kas di kas BLUD, kas di Bendahara Penerimaan BLUD dan kas di Bendahara Pengeluaran BLUD. Kemudian piutang, persediaan, investasi dan aset tetap serta piutang jangka panjang dan aset lainnya. b)Kewajiban Pada bagian kewajiban dalam BLUD masih sama dan sesuai dengan persamaan akuntansi (kewajiban) pemerintah daerah berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang. ©) Modal/Ekuitas Sedangkan pada bagian modal/ekuitas ini, sama dengan persamaan akuntansi pemerintah daerah, dimana terdapat komponen pendapatan dan beban. Setelah penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa persamaan akuntansi menjadi dasar pemahaman akuntansi untuk segala bidang yang terkait yang menjadi alat yang sangat membantu dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini membutuhkan pemahaman yang cukup baik dan benar agar tercapainya penyusunan laporan keuangan BLUD yang baik dan benar. 2. Jurnal Proses awal dalam siklus akuntansi adalah identifikasi transaksi dimulai dengan pengumpulan data, bukti transaksi kemudian dikelompokkan transaksi-transaksi yang terjadi yang dapat dipertanggungjawabkan berupa nota, faktur, kuitansi atau memo yang diverifikasi. Semua transaksi yang sudah dikelompokkan, maka harus dicatat ke dalam jurnal berdasarkan urutan. kronologi transaksi keuangan. Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi-transaksi suatu entitas secara kronologis dan sistematis. Jurnal memiliki fungsi sebagai berikut: a) Fungsi Analis Fungsi analis yaitu fungsi untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang dikredit serta jumlahnya masing-masing, ») Fungsi Pencatatan Fungsi pencatatan yaitu untuk mencatat transaksi kevangan dalam kolom debet dan kredit serta keterangan yang perlu. ¢) Fungsi Historis Fungsi historis yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis. Format jurnal umum dapat dilihat sebagai berikut i | Kode ] ; i e | Kredit Tanegat | NoBulti | pekening | _Urata0 Debit edit a) (2) T Q) (4) (6) Keterangan (1) Tanggal tenjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya transaksi (2) Nomor surat bukti transaksi (3) Nomor kode rekening (4) Noma akun yang di debit ditulis terlebih dahulu kemudian baris selanjutnya Pada tanggal 5 Januari 2020 instansi membeli perlengkapan kantor seharga Rp2.000.000,00. Kode i Debit it eee No Bukti Rekening Uraian rel Kredit Sslan-20] xxx | xxxxx | Perlengkapan Kantor | 2.000.000,00 xxx" | Kas Bendahara 2.000.000,00 Pengeluaran BLUD > Pada tanggal 15 Januari 2020 dibayar beban telepon sebesar Rp1.000.000,00. Kode i , ; fanggal | No BuktI | pekening _Uralan Debit Kredit 1S-lan- | xxx xxxxx | Beban telepon 1,000.000,00 | 20 xoxxxx | Kas Bendahara Pengeluaran BLUD. ___1.000.000,00 > Pada tanggal 21 Januari 2020 instansi telah mmenerima pendapatan layanan sebesar RpS.000.000, 00. Kode a A : : | Tanggal | NoBukti | pekening Uraian Debit Kredit | 2i-lan- [soa xxxxx | Kas Bendahara 5.000.000,00 20 Penerimaan BLUD | xxxxx__| Pendapatan layanan | |__ 5.000.000,00 Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas (Paragraf 42 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010) sedangkan dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas (Paragraf 44 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010). Jadi dapat dikatakan bahwa basis kas masih digunakan khusus untuk LRA, Mekanisme basis laporan keuangan pemerintah terlihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2. Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah “[___Uraian Laporan Basis i Aset. Kewajiban Neraca Akrual Ekuitas | Pendapatan LRA Belanja LRA Kas Pembiayaan Pendapatan LO _| : ia Beban Ada hal penting yang wajib diketahui terkait pencatatan jurnal realisasi anggaran yang berbasis kas. Dimana, jurnal basis kas ini akan dilakukan apabila sudah memenuhi 2 kriteria ini yaitu: a) Terdapat aliran kas (masuk/keluar); dan b) Merupakan realisasi anggaran. Apabila dua syarat di atas tidak terpenuhi maka pencatatan realisasi anggaran tidak perlu dilakukan. Contoh jurnal realisasi anggaran pada BLUD sebagai berikut : > Bendahara Penerimaan BLUD menerima uang sebesar RpS.000.000,00 dari pembayaran pendapatan jasa layanan. Tanggal | No Bukti ee Uraian Debit Kredit — xxxxx._ | Estimasi Perubahan 5.000.000,00 | SAL XK KKK Pendapatan Jasa 5.000.000,00 _|tayanan-LRA > Bendahara Pengeluaran BLUD membayarkan uang sebesar Rp3.000.000,00 untuk belanja perjalanan dinas. | 4 Kode . " Tanggal | NoBUKtI | peVoning Uraian Debit Kredit Ko | xxxxx | Belanja Perjalanan 3.000.000,00 Dinas | xxxxx | Estimasi Perubahan 3,000.000,00 | SAL Hal lain yang perlu menjadi perhatian bahwa setiap transaksi harus dilakukan jurnal basis akrual dan apabila memenuhi syarat maka juga dilakukan jurnal basis kas. Apabila dalam satu transaksi terdapat jurnal basis akrual dan jurnal basis kas maka jurnal dicatat pada saat yang sama. Berikut ini adalah contoh transaksi yang memenuhi syarat basis kas dan basis akrual: » Bendahara Penerimaan BLUD menerima uang sebesar Rp5.000.000,00 dari pembayaran pendapatan jasa layanan Tanggal | No Bukti Rciecine Uraian Debit Kredit yoo | wo | xxxxx [Kas di Bendahara | 5.000,000,00 Penerimaan BLUD xXx | Pendapatan Jasa 5.000.000,00 - Layanan -LO [oan | 0K | exon | Estimasi Perubahan 5,000.000,00 SAL xxxxx | Pendapatan Jasa 5.000.000,00 Layanan -LRA perjalanan dinas. > Bendahara Pengeluaran BLUD membayarkan uang sebesar Rp3.000.000,00 untuk belanja SAL | Tanggal | No Bukti ee Uraian Debit Kredit xoocx | vou | XxxHX | Belanja Perjalanan 3,000.000,00 Dinas XKKKK Kas di Bendahara 3.000.000,00 Pengeluaran BLUD sone | 0K | XXXHK | Belanja Perjalanan 3,000.000,00 Dinas x.xx.x_ | Estimasi Perubahan 3,000.000,00 3. Buku Besar Transaksi yang sudah dikelompokkan dan dicatat ke dalam jurnal berdasarkan urutan kronologi transaksi keuangan memerlukan proses Klasifikasi. Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal dengan istilah Posting. Posting adalah proses pemindahan jurnal suatu transaksi kedalam buku besar dari masing-masing akun dalam jurnal terkait Buku besar adalah buku yang digunakan untuk mengelompokan transaksi berdasarkan akun/kode rekening sehingga diperoleh saldo akhir akun/kode rekening tersebut. Setiap akun memiliki satu buku besarnya masing-masing sehingga jumlah buku besar yang dimiliki sebuah entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang dimilikinya. Buku besar dibuat dalam sebuah format tertentu dan dengan aturan tertentu yang telah disepakati. Format buku besar dapat dilihat sebagai berikut: Kode Rekening Uraian Anggaran {_Tanggal | No Bukti Uraian Ref Debit Kredit Saldo (a) (2) (3) (4) (5) (6) (7) L Keterangan (1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya transaksi (2) Nomor surat bukti transaksi. (3) Uraian transaksi (4) Bagian ref mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman jurnal pada saat transaksi dicatat. (5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit. (7) Jumlah saldo dari transaksi Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua saldo awal untuk akun-akun set, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh dari Neraca Awal Tahun ke dalam buku besarnya masing-masing. Ketika transaksi periode berjalan telah dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal kemudian diposting ke buku besar. Berdasarkan contoh jurnal diatas, dapat dilakukan posting ke buku besar sebagai berikut ® Kas Bendahara Penerimaan BLUD Jurnal: - | Tanggal No Bukti Kode Uraian Kredit _ Rekening | 21-Jan-20 XXXX xxxxx | Kas Bendahara Penerimaan BLUD 5.000.000,00 | x.x.x.xx | Pendapatan Jasa l L [layanan I Buku Besar Kode Rekening 2K XXK Uraian kas Bendahara Penerimaan BLUD Anggaran Uraian Ref Kredit enerimaan pendapatan | xx 000.000,00. {. Tanggal__ | arsan20 > Kas Bendahara Pengeluaran BLUD Jurnal: Tanggal | No Bukti oe Debit Kredit 5-Jan-20 ¥XK XK 2.000.000,00 _ 2.000.000,00 Xx.KxK | Pengeluaran BLUD_||_| 15-Jan-20 | xx«x. xx.xxx | Beban telepon [p00.000, 00 xxxxx (Kas Bendahara ||_) f 1.000.000,,00 |- | Pengeluaran BLUD _| —I | Buku Besar : Kode Rekening pktakoo Uraian | : Kas Bendahara Pengeluaran BLUD Anggaran ee Tanggal_| No Bukti Uraian Ref Debit S-Jan-20 | xxx | Pembelian Perlengkapan | xx Kantor 15-Jan-20 | xxx | Beban Telepon x > Perlengkapan kantor Jurnal Kode Debit i Tanggal Rekening Uraian Kredit S-Jan-20 70106 x.x.x2x ||Perlengkapan Kantor, Kas Bendahara ~ 2.000.000,00 xxx. | Pengeluaran BLUD Buku Besar Kode Rekening XXX 4 Uraian rlengkapan kant Anggaran —— Tanggal No Bukti Uraian Kredit S-Jan-20 xxxx | Pembelian Perlengkapan Kantor > Beban Telepon Jurnal T Tanggal | No Bukti 1 Kode | Uraian Rekening Debit Kredit XXX xxxxx | Beban telepon "15-Jan-20 xxxxx | Kas Bendahara 1.000.000,00 Pengelua‘an BLUD _ Buku Besar : Kode Rekening 2 XXK XXX Uraian : Beban Telepon i Anggaran : _ Tange [He sui | Uraian Kredit 15-Jan-20 xxxx | Beban Telepon | | Beban Telepon_ ) _ > Pendapatan Jasa Layanan Jurmal: “Kode Ne i i Tanegal O BuIA | pekening | Uraian Kredit Q1-Jan-20 | x01 xxx | Kas Bendahara | Penerimaan BLUD 5.000.000,00 xx.x.xx | Pendapatan Jasa | Buku Besar | Kode Rekening HK IK Uraian Pendapatan Jasa Layanan Angearan Tanggal__| No Bukti | — Uraian Ref | Debit 21-Jan-20 woo _| Pendapatan Jasa Layanan | xx 5.000.000,00 Perlu diingat bahwa sebelum posting dilakukan, pastikan saldo awal akun-akun neraca sudah masuk kedalam buku besar. Berdasarkan contoh jurnal sebelumnya, dapat dilakukan saldo awal pada neraca yaitu sebagai berikut: posting ke buku besar jika terdapat Kode Akun Uraian bit Kredit 1.1.1.01.01 _ | Kas di Bendahara Penerimaan BLUD ee 1.1.1.01.02 Kas di Bendahara Pengeluaran BLUD 6.000.000,00 1.1.1.01.03 | Perlengkapan Kantor 4.000.000,00 2.1.1.01.01 _| Utang ae) 1. Ekuitas 4.1.1,01.01 Pendapatan LRA 5.1.1.01.01 | Belanja Gaji Pokok | 8.1,1,01.01 Pendapatan LO 8.1.1.01.02 _| Pendapatan Jasa Layanan 10,000.000,00 9.1.1.01.01 _ | Beban Telepon 2.000.000,00 Total 16.000.000,00 16.000.000,00 > Kas Bendahara Penerimaan BLUD Kode Rekening_: x.x.x.xx a Uraian Kas Bendahara Penerimaan BLUD Jurnal: = oo oe No Bukti [| Kode Tanggal Poel Uraian Kredit 2iJan-20 [xxx | xxxxK || Kas Bendahara Penerimaan BLUD }00.000,00 xxxxx | Pendapatan | Layanan Buku Besar Anggaran a Tanggal__|_No Bukti Uraian Ref Ktedit Saldo awal 10.000.000,00} 21-Jan-20 OK Penerimaan pendapatan XX jumlah saldo-saldo debet selalu “Kode Akun Ui i bebit Kredit 111.0101 ) kas diBendahara Penerimaan LUD | 10.000.000,00| 1.1.1.01.02 | kas di Bendahara Pen} ~ | 6.000.000,00 | 1.1.1.01.03 an Kantor |__4.000.000,00 21.1.01.01___ Utang_ eal 3.110101 | Ekuitas 411.0101 PendapatantRA $1101.01, BelanjaGajiPokok 7.1.1.01.01 | Pendapatan LO 7.1.1.01.02 | Pendapatan Jasa meee 81,101.01 _, Beban Telepon —____|__2:000.000,00 | tal - _16.000,000,00 PendapatanJasaLayanan | Jurnal - + : oo Tanggal No Bult aie | Uraian | Debit Kredit Qjan-20. ox) | KasBendahara | _-5.000.000,00 | Penerimaan BLUD nxn | Pendapatantasa | Layanan | Buku Besar Kode Rekening_:xx.X2% Uraian Pendapatan Jasa Layanan 1 Anggaran Tanggal__| No Bukti | __Uraian | Ref | | Saldo Awal ~___ |__{f10.000.000,00) “21Jan-20_ | xeex | Pendapatan Jasa tayanan |x| [T_5.000.000,00] Neraca Saldo ses Klasifikasi ato posting yang dilakukan memerlukan koreksi keakurasian dari oncatatan pada buku besar. Pencatatan secara akurat ini merupakan tujuan dari penyusunan aldo, dimana jika pencatatan dilakukan secara akurat akan menghasilkan neraca saldo debit dan kreditnya, Neraca Saldo adalah daftar seluruh akun dalam Idonya pada posisi debet maupun kredit. Neraca saldo disusun untuk han bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa dengan saldo-saldo kredit. Format neraca saldo dapat jn dilihat sebagal berikut Tabel 3. Neraca Saldo 7 Kode Akun Uraian Debit | _ Kredit __{4)__ (3) (2) (3) Keterangan: (1) Nomor kode reker (2) Nama akun, (3) dan (4) Jumiah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit. Berdasarkan contoh jurnal buku besar diatas, dapat dilakukan penyusunan neraca saldo sebagai berikut: Neraca Saldo Kode Akun_| Uraian Debit Kredit | 1.1.1.01.01 _ | Kas di Bendahara Penerimaan BLUD .000.000,00 — 1.1.1.01.02 _| Kas di Bendahara Pengeluaran BLUD '3.000.000,00 1.1.1.01.03 _ | Perlengkapan Kantor 2,000.000,00 | 2.1.1.01.01 _| Utang 1 [B.2.1.01.01 | Ekuitas 4.1.1.01.01 _ | Pendapatan LRA 5.1.1.01.01 _| Belanja Gaji Pokok 7.1.1.01.01 _| Pendapatan LO 7.1.1.01.02 _| PendapatanJasa layanan—_ '5.000.000,00 8.1.1.01.01 _| Beban Telepon 1.000.000,00 Total 8.000.000,00 8.000.000,00_ 5. Laporan Keuangan Penyusunan neraca saldo secara akurat yang dilakukan sebelumnya merupakan menjadi bahan atau informasi untuk menyusun laporan keuangan secara baik dan benar. Berdasarkan amanat permendagri Nomor 79 Tahun 2018, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) wajib _membuat tujuh laporan keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dan Catatan atas Laporan Keuangan yang nantinya akan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai Posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu instansi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya. Laporan juga menunjukkan apa yang telah lakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Adapun pengelompokan akun-akun untuk menyusun laporan keuangan dapat dillhat sebagai berikut: Tabel 3. Pengelompokan Akun untuk Menyusun Laporan Keuangan “| Kewai Ekuitos Pendapatan LRA Belanja Pembiayaan Pendapatan LO Beban_ Laporan Kevangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Nerace, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, dengan penjelasan sebagai derikut 3). Laporan Realisasi Anggaran Pada aragraf 61 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwalaporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya kevangen yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Laporan realisasi anggaran (LRA) yaitu laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, sisalebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Penyusunan LRA diambil dari neraca saldo kode akun 4, S dan 6 kemudian menjadi taporan, realisasi anggaran dan jurnal penutup laporan realisasi anggaran yang diperoleh dari kolom realisasi. Pada paragraf 62 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010 dijelaskan unsur-unsur yang dicakup secara langsung oleh laporan realisasi anggaran. Masing- masing unsur didalam LRA dapat dijelaskan sebagai berikut: ‘* Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara BLUD dan/atau rekening kas BLUD yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak BLUD, dan tidak perlu dibayar kembali oleh BLUD, + Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara BLUD dan/atau rekening kas, BLUD yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh BLUD. ‘+ Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil ‘| Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun- tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah ‘elain unsut-unsur laporan realisasi anggaran diatas perlu juga dipahami mengenai viplus/defisit-LRA, pembiayaan neto dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran >iLPA/SIKPA), Berikut adalah penjelasannya: ‘+ Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran menurut paragraf 8 PSAP O1 tentang Penyajian Laporan Keuangan adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan. + Pembiayaan neto menurut paragraf 58 PSAP 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu, + 5Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SIKPA) menurut paragraf 8 PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan adalah selisih lebih/kurang antara i pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBO selama satu periode pelaporan. Contoh format laporan tealisas! anggaran BLUD dapat dilihat sebagai berikut Tabel 4, BADAN LAYANAN UMUM DAERAH Xxx LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0 No Uraian Anggaran | Realisasi Realisasi 20x1 zoxr_ |) | 20x0 1_| PENDAPATAN 2_| Pendapatan jasa layanan ae = pel 3_| Pendapatan hibah a a alee 4_| Pendapatan hasil kerja sama a oo me S_| Pendapatan APBD SS a = 6_| Lain-Lain Pendapatan BLUD yang Sah 0 10% eC 7_|Jumiah Pendapatan (2 s.d. 6) = = a 8 9 | BELANIA 10 | BELANJA OPERASI 11_| Belanja Pegawai 1 1 mx | om 12 | Belanja Barang dan Jasa 7008 1008 pax | ence 13 | Bunga 1008 00% wx | 14 | Belanja Lain-lain 08 10% mx [om [15 [tumlah Belanja Operasi (11 s.d. 14) 20 200 att | Sear 16 17 | BELANJA MODAL 18 | Belanja Modal Tanah mx om eae 19 | Belanja Modal Peralatan dan Mesin 2K rox ee eon 20 | Belanja Modal Gedung dan Bangunan 200K 7 mx | _ ox 21 | Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 2% 20 xx [10% 22 | Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 10x 70 mx | ome 23 | Belanja Modal Aset Lainnya 20K 0% xx | ox 24 | Jumiah Belanja Modal (18 s.d. 23) 10% 700 cre eo 25 | Jumlah Belanja (15+24) 100 10x xx_|__ 0x 26 27_[ SURPLUS/DEFISIT 0 mo xx | ox 28 | PEMBIAYAAN 29 | PENERIMAAN 30 | PENERIMAAN PEMBIAYAAN 31 | SILPA Tahun Sebelumnya 10 moo mx | ox 32 | Divestasi 10 ox Soe] ose 33 | Penerimaan Utang/Pinjaman nox 22x x | ox 34 | Jumiah Penerimaan Pemblayaan (31 s.d. 33) 70% 70 mx [0 35 36_[ JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN ox 200 ee eons 37 38_| PENGELUARAN 10 70% foe ene 39 _| PENGELUARAN PEMBIAYAAN 00 100 x |x 40 [tnvestasi 2x 10K mx | xx 41_| Pembayaran Pokok Utang/Pinjaman 2K ox pote owe 42 [ Jumiah Penerimaan Pembiayaan (40 s.d. 41) 70x 7x x | ox : f ‘44_[ JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 7 nox a aoe 45 | PEMBIAYAAN NETTO 20 20 ox [ox ‘Anggaran | Realisasi Realisasi ie Uraian 20X1 zoxr_| | 0x0 | | Sisa tebin Pembiayzan Anggaran Tahun ox a = not Berkenaan (SiLPA) )_ Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Pada paragraf 63 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa laporan perubshan saldo anggaran lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saldo anggaran lebih atau sering disingkat menjadi SAL sendiri, menurut paragraf 8 PSAP 01 tentang Penyajian Laporen Keuangan adal2h gabungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tehun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain, yang diperkenankan. struktur laporan perubshan saldo anggaran lebih dijelaskan pada paragraf 41 PSAP O1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dimana laporan ini menyajikan secara komparatif dengen periode sebelumnya pada pos-pos berikut: * Saldo Anggaran Lebih Awal. + Penggunaan Saldo Anggaran Lebih. ‘© Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan + Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya. © Lain-tain, «© Saldo Anggeren Lebih Akhir. Contoh format laporan perubahan saldo anggaran lebih BLUD dapat dilihat sebag berikut: Tabel 5. BADAN LAYANAN UMUM DAERAH XXX LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0 No] Uraian 20x1_|_20x0_] 1_| Saldo Anggaran Lebih Aval vox | 00 | 2_| Penggunaan SAL (box) | boo) 3_| Subtotal (1-2) 0 0K 4_| Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKA) wo | 00% 5__| Subtotal (3+4) | 10m 200 & _| Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya 20K 300 7 instain _ rox | 10 @_| Saldo Anggaran Lebih Akhir (5+6*7) xk 10 Laporan Arus Kas Pada paragraf 80 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam laporan arus kas dijelaskan sebagai berikut: + Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara BLUD dan/atau rekening kas BLUD. + Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara BLUD dan/atau rekening kas BLUD. BADAN LAYANAN UMUM DAERAH XXX LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0 No Uraian 20X1 | 20x0 1_| Arus Kas dari Aktivitas Operasional { 2 Arus Masuk Kas 3_| Pendapatan jasa layanan pox | v00e 4_| Pendapatan hibah OK xxx [5 _| Pendapatan hasil kerja sama vx_| 0x 6 _| Pendapatan APBD x 00K 7_| Lain-Lain Pendapatan BLUD yang Sah rox | 10K 8 _| Jumlah Arus Masuk Kas (3 s.d. 7) m0 [300 [9_| Anus Keluar Kas 10 | Pembayaran Pegawai 70x | 10K 11 | Pembayaran Barang dan Jasa vox | 10K 12_| Pembayaran Bunga 700 | 200 13 | Pembayaran Belanja lain-lain wx] x 14 | Jumlah Arus Keluar Kas (10 s.d. 13) rox | 2000 15_| Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (8-14) noo | 300 16 | Arus Kas dari Aktivitas Investasi 17_| Arus Masuk Kas 18 | Penjualan atas Tanah wx | xx. 19 | Penjualan atas Peralatan dan Mesin 00K 00K 20 _| Penjualan atas Gedung dan Bangunan rox | 1001 21 | Penjualan atas Jalan, Irigasi, dan Jaringan xox OK 22 | Penjualan atas Aset Tetap Lainnya 0c 0 [23 [ Penjuaian atas Aset Lainnya [0] 00 24 | Penerimaan dari Divestasi 00K 0K 25_| Penerimaan Penjualan Investasi rx | 00K 26 | Jumlah Arus Masuk Kas (18 s.d. 25) wx | 200 | 27 | Arus Keluar Kas 28 | Perolehan Tanah XxX 2x Perolehan Peralatan dan Mesin wx | 100 Perolehan Gedung dan Bangunan 7x | 00% | 31 | Perolehan Jalan, Irigasi, dan Jaringan x | ox. 32_| Perolehan Aset Tetap Lainnya x 70K 33_| Perolehan Aset Lainnya XK 00K 34_| Pengeluaran Penyertaan Modal 0K x 35_| Pengeluaran Pembelian Investasi ox | 00% [36 [Jumlah Arus Keluar Kas (28 s.d. 35) rox | ox 37_| Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (26-36) 00K 00C 38 | Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 39 | Arus Masuk Kas 40 | Penerimaan Pinjaman XXX 00K 41 | Divestasi 20K x 42_| Jumlah Arus Masuk Kas (40 s.d. 41) | 20x | 200 43 | Arus Keluar Kas I No Uraian 20X1 | 20x0 “24_| Pembayaran PokOk Pinjaman xx | 20K 45 | investasi wx |x 26_| Jumlah Arus Keluar Kas (44 s.d. 45) wx | 2008 47 | Anus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (42-46) xx | 00% 8_| Arus Kas dari Aktivitas Transitoris 49 | Arus Masuk Kas | 0_| Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) nex _| xxx S1_| Jumlah Arus Masuk Kas (50) x | 10 5_| Arus Keluar Kas 33, | Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PEK) wx] 900 $a_ | Jumlah Arus Keluar Kas (53) xxx] 90 55 | Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (51-54) re 36 | Kenaikan/Penurunan Kas BLUD (15+37+474+55) ox | 57_| Saldo Awal Kas Setara Kas BLUO 00x | re 3 | Saldo Akhir Kas Setara Kas BLUD (56+57) rx | Laporan Operasional Laporan operasional merupakan laporan baru untuk pemerintahan, namun sebenarnya sudah diperkenalkan di PP Nomor 24 Tahun 2005. Laporan ini menurut paragraf 78 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010 adalah laporan yang menyajikan ikhtisar cumber daya ekonomi yang menambah ckuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan Penyysunan laporan operasional diambil dari neraca saldo kode akun 7 dan 8 kemudian menjadi laporan operasional dan jurnal penutup laporan operasional sehingga mendapatkan surplus/defisit-L0, Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing- sraf 79 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun maning unsur dapat dijelaskan dalam para 2010 sebagai berikut «= Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan «Bebo adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagal pengurang nilai kekayaan bersih, «Pos Luar Biasa adalah pendapatan lust biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena hejadian atau transaksi yang Bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di [yar kendall atau pengaruh entitas bersangkutan, | diatas pada akhirnya akan membentuk surplus/defisit- 1-LO dan beban selama satu periode pelaporan, yn operasional dan pos luar biasa Contoh format laporan operasional BLUD dapat dilthat sebagai berikut Ketiyga unsur laporan ope (0 merupakan setioth antara pendap etelah diperhitungkan yurplus/defisit dari kegiatan Tabel 7. BADAN LAYANAN UMUM DAERAH XXX LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0 No Uraian Boat || econo) | eeeeeme | 0) Penurunan KEGIATAN OPERASIONAL T_| PENDAPATAN 2_[ Pendapatan jasa layanan rom xe x 3. [ Pendapatan hibah voor | voce oot rox @_[ Pendapatan hasil kerja sama rex | 00 108 7m | Pendapatan APBD rex | 0 1K 7 @_[ Lain-Lain Pendapatan BLUD yang Sah vox |e 08 xe 7_[JUMLAH PENDAPATAN (2 s.d. 6) rox | 000 ox 7008 3 9-_| BEBAN voor | xe rom 0 10 | Beban Pegawai oe | x00 7004 rome 11 | Beban Barang dan asa xx | exe 1x xe 12_| Beban Bunga rox] om xx xe 13 | Beban Penyisihan Piutang 200 1001 woex | 14 | Beban Penyusutan dan Amortsasi a 08 ox 15 _| Beban Lain-Lain xxx | 0 xe wo 16 [JUMLAH BEBAN (10 sd. 15) ae 10 100K 7 18 | Surplus/Defisit Operasional (7-16) woe | xe Teor mor 19 20 _| KEGIATAN NON OPERASIONAL 21_| Surplus/Defisit Penjualan Aset Nonlancar roe | 10% we ro 22_| (Kerugian) Penurunan Nilai Aset vox] 0 0x roe 23 | Surplus/Defist dari Keglatan Non Operasional tainnya | wx | xx 70 xe TUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON 24 | OPERASIONAL (21 s.d. 23) =| = ei aa 25_| SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (18424) | _xxx wx | vox 200 26 27_| POS LUAR BIASA 28 | Pendapatan Luar Biasa vox | me rome rome 29 | Beban Luar Biasa vex |e = oe 30_[ JUMLAH POS LUAR BIASA (28.429) vox |e 1 ot 31 | SURPLUS/DEFISIT-LO (25+30) voxx | _ exe wo 700 €) Laporan Perubahan Ekuitas Paragraf 82 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa laporan perubahan ekuitas menyajikan Informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan perubahan ekuitas ini berdasarkan Paragraf 101 PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos Ekuitas awal, Surplus/Defisit-LO pada periode bersangkutan dan koreksi-koreksi yang langsung menambah/mangurangi ekuitas. Penyusunan laporan perubahan ekuitas diambil dari neraca saldo berupa akun ekuitas awal dan lain-lain dan surplus/defisit-LO kemudian menjadi laporan perubahan ekuitas fy sehingga mendapatkan ekuitas akhir. Contoh format laporan perubahan ekuitas BLUD dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 8. BADAN LAYANAN UMUM DAERAH XXX LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0 [No] Uraian 20x12 |___20x0 | CY Terorasawac [ ae [2 | surptus/Derisit-t0 me x | oamak KUMULATIF PERUBAHAN = ven | KEaUAKAN/KESALAHAN | Menoasar: | KOREKSI NILA 7 [57 [SeUisin REVALUASI ASET TETAP (Pe feanta a i F (7 [exurras aKnin Neraca Pada Paragraf 64 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ckuitas pada tanggal tertentu, Penyusunan neraca diambil dari neraca saldo kode akun 1 dan 2 kemudian menjadi neraca dan ekuitas akhir. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut: set adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh BLUD sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh BLUD maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Ekuitas adalah kekayaan bersih BLUD yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban, Contoh format neraca BLUD dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 9, BADAN LAYANAN UMUM DAERAH XXX NERACA PER 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0 No Uralan 20x1_|_20x0 1_| ASET, 2 3_| ASET LANCAR 4_| Kas di kas BLUD 5_| Kas di Bendahara Penerimaan BLUD 10% 90% 6_| Kas di Bendahara Pengeluaran BLUD 100 70K 7_| Kas Lainnya Setara Kas 100 2K 8_| Investasi Jangka Pendek 70% 10% 9_[ Piutang dari Kegiatan Operasional 200 10K 10 _| Piutang dari Non Kegiatan Operasional 20% 10x 11_| Penyisihan Piutang Jangka Pendek Tidak Tertagih boo) | (rox) 12_| Belanja dibayar dimuka 200% 20x 13 | Vang Muka Belanja 20 20 14 | Persediaan 20x 20 15 | Jumlah Aset Lancar (4 s/d 14) 2000 200 16 17_| INVESTASIJANGKA PANJANG 100 10K 18 | Investasi Jangka Panjang Permanen 200 10 19 | Investasi Jangka Panjang Non Permanen 10 200% 20_| Jumlah Investasi Jangka Panjang (18 s.d. 19) 200% 2001 2 22 | ASET TETAP 20x 20 23 | Tanah 20x 20K 24 | Gedung dan Bangunan 200 20% 25 | Peralatan dan Mesin 7K 10x 26 | Jalan, irigasi, dan Jaringan 200 10 27_| Aset Tetap Lainnya 200 10x 28 | Konstruksi Dalam Pengerjaan 2x 2K 29 | Akumulasi Penyusutan (ox) | Go) 30 | jumlah Aset Tetap (23 s.d. 29) 200 200 31 32_| PIUTANG JANGKA PANJANG 10K 20K 33_| Tagihan Penjualan Angsuran 1K 10 34 _| Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 10% 10 35 _| Penyisihan Piutang Jangka Panjang Tidak Tertagih 10% 00 36_| Jumlah Piutang Jangka Panjang (33 s.d. 36) 200% 700 37 38 | ASET LAINNYA 10% 2x 39 | Kemitraan dengan Pihak Ketiga 10x 100 40 | Dana Kelolaan 20x 20x 41_| Aset yang dibatasi Penggunaannya Xxx 100 42 | Aset Tak Berwujud 200 10x 43 | Aset Lain-lain 1x 2x 44 | Akumulasi Amortisasi 0K 20 45 _[jumlah Aset Lainnya (39 s.d. 44) 200% 100% No. Uraian 20xi_[_20x0 a6 47_| JUMIAH ASET (15+20+30+36+45) xox | oor a8 a9 | KEWAJIBAN 50_ | KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 31 [ Ucang Usaha xx | ox 52_| Utang Pihak Ketiga xx | ax 53 | Utang Pajak nx | vox 54_[ agian Lancar Utang Jangka Panjang nox | 0 35 | Belanja yang masih harus dibayar ict | ae 56 | Pendapatan diterima dimuka a 57_| Utang Jangka Pendek Lainnya. wo | exe 58 [ Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (51 s.d 57) vo | 001 39 '60_| KEWAIIBAN JANGKA PANIANG 61_| Utang Jangka Panjang wx |x 62_| Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (61) ox | 001 63_[ JUMILAH KEWAJIBAN (58+62) wx | 001 64 65 | EKUITAS 66 | Ehuitas rox |x 67_[ JUMILAH EKUITAS (66) xx | 2001 68 69_ | JUMUAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (63467) xxx | 100 Catatan atas Laporan Keuangan Paragraf 83 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan_hal-hal sebagai berikut ‘Mengungkapkan Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi; Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target; ‘Menyalikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan- kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya; Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar rmuka laporan keuangan; Mengungkapkan infor masi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disayikan dalam lembar muka laporan keuangan. Berikut ini merupakan contoh hal-hal yang harus dimuat dalam catatan atas laporan keuangan BLUD: A. INFORMAS! UMUM Pada bagian ini dijelaskan mengenai: 1. Dasar dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan. 2. Sumber beserta jumlah dana yang dikelola BLUD. 3. Penjelasan atas kinerja keuangan. 4, Penjelasan singkat atas BLUD. 8. _KEBIJAKAN AKUNTANSI Pada bagian ini dijelaskan mengenai: 1. Basis akuntansi 2. Asumsi dasar yang digunakan. 3. Pengakuan dan pengukuran pos-pos akun pada laporan keuangan. C._PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Pada bagian ini dijelaskan mengenai: 1. Pos-pos Pendapatan-LRA yaitu pendapatan jasa layanan, pendapatan hibah, pendapatan hasil kerjasama dengan pihak lain, pendapatan APBD, dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah. 2. Pos-pos belanja yaitu belanja operasi dan belanja modal. 3. Pos-pos pembiayaan yaitu penerimaan pembiyaan dan pengeluaran pembiayaan. 4, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SiLPA). Penjelasan tersebut di atas meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan realisasi anggaran. D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH (LPSAL) Pada bagian ini dijelaskan mengenai: Saldo Anggaran Lebih awal. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan. Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya dan lain-lain (jika ada). 5. Saldo Anggaran Lebih Akhir. Penjelasan tersebut di atas meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. E. PENJELASAN ATAS LAPORAN ARUS KAS (LAK) Pada bagian ini dijelaskan mengenai arus masuk dan keluar kas yang berasal dari: 1, Aktivitas operasi yaitu arus masuk kas dari pendapatan dan arus keluar kas untuk biaya operasional dan biaya non-operasional. 2. Aktivitas investasi yaitu arus masuk kas dari pendapatan hibah, hasil penjualan kekayaan/investasi jangka panjang dan arus keluar kas untuk perolehan investasi jangka panjang/aset tetap/aset lainnya. 3. Aktivitas pendanaan yaitu arus masuk kas dari divestasi dan penerimaan utang/pinjaman serta_arus_keluar kas untuk —investasi_ dan pemberian/pembayaran pinjaman/utang. Kenaikan dan penurunan bersih kas dan setara kas. 5. Saldo awal dan saldo akhir kas dan setara kas. penjelasan tersebut di atas meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan arus kas. fF. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL (LO) Pada bagian ini dijelaskan mengenai t. Pos-pos Pendspatan-LO yaitu pendapatan jasa layanan, pendapatan hibah, pendapatan hasil kerjasama dengan pihak lain, pendapatan APBD, dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah. Pos-pos beban: Seban operasional yaitu beban pelayanan dan beban administrasi umum. Sebsn noa-operasional yaity beban bunga, beban administrasi bank, beban Kerugian penjualan aset tetap, beban kerugian penurunan nilai, dan beban non- opersional lainnya. 3. Pos surplus/defisit tahun berjalan. Penjelasan tersebut di atas meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan operasional. NJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE) an ini dijelaskan mengenai. os ekuitas awal. ‘os Surplus/Defisit-LO pada periode bersangkutan. os Koreks -koreks! yang langsung menambah/mangurangi ekuitas. 5 ekuitas akhir atas meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan perudahan eduitas. ASAN ATAS POS POS NERACA an ini diyelaskan me? pos aset ya Jancar, investasi jangka pendek, investasi jangka panjang, set tetap. dan aset lainnya s Keway ban yaitu Keway/dan jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. s meliput) penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera avn) doetaskan Beberapa Informas: tambahan yang tidak disajikan dalam aan dalam rangka penyajian secara wajar seperti an pe! lah tanggal neraca (subsequent event), serta Selain pada Catatan atas Laporan Keuangan, mpiran-lampiran yang merupakan bagian yang > Lampiran antara lain berupa daftar piutang, a dipertukan bentuk ny keuang pet tetap SUPLEMEN ~ 1 BAB 8 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BLUD. |AKUNTANSI DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH Pengertian dan Karakteristik Dana Bergulir Dana bergulir pada pemerintah daerah adalah dana yang dialokasikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Badan Layanan Umum Daerah untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha lainnya yang berada di bawah pembinaan Satuan Kerja yang mempunya tugas dan fungsi terkait. Adapun karakteristik dari dana bergulir adalah sebagai berikut: a. Dana tersebut merupakan bagian dari keuangan daerah. Dana tersebut dicantumkan dalam APBD dan laporan keuangan pemerintah daerah. Dana tersebut harus dimiliki, dikuasai, dikendalikan dan/atau dikelola oleh Pengguna ‘Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA). d. Dana disalurkan/dipinjamkan kepada masyarakat/kelompok masyarakat, ditagih kembali dengan atau tanpa nilai tambah, dan digulirkan kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat (revolving fund). fe. Ditujukan untuk perkuatan modal koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha lainnya. f. Pemerintah daerah dapat menarik kembali dana bergulir. Dana yang digulirkan oleh pemerintah daerah dapat ditagih oleh pemerintah daerah, baik untuk dihentikan pergulirannya maupun akan digulirkan kembali kepada masyarakat Mekanisme Penyaluran Dana Bergulir oleh BLUD Dana bergulir dapat disalurkan oleh Pemerintah Daerah melalui BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan melalui mekanisme sebagai berikut: 1. BLUD pengelola dana bergulir mendapat alokasi dana dari APBD yang tercantum dalam dokumen pelaksanaan angearan (OPA). 2. BLUD tersebut mengajukan pencairan dana kepada Bendahara Umum Daerah (BUD). Penyaluran dana dilakukan secara langsung oleh BLUD sesual ketentuan. Dana yang disalurkan tersebut_ merupakan pinjaman yang harus dikembalikan oleh debitur/masyarakat peminjam kepada BLUD pengelola dana bergulir. 5. BLUD pengetola dana bergulir metakukan pengelolaan dana, pengendalian dan penagihan dana dari masyarakat, menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat/kelompok masyarakat, serta melaporkan dan mempertanggungjawabkan dana tersebut. Akuntansi Dana Bergulir BLUD Akuntansi Dana Bergulir dijelaskan secara rinci melalui Buletin Teknis Nomor 25 tentang Akuntansi Dana Bergulir Berbasis Akrual yang terbit pada bulan Agustus 2020. Beberapa pengaturan tentang akuntansi dana bergulir yang dapat dijadikan pedoman pencatatan transaksi keuangan untuk BLUD adalah sebagai berikut 1. Akuntansi Anggaran Dana Bergulir Akuntansi anggaran diselenggarakan untuk hepentingan evaluasi kinerja dan pengendalian Pemerintah daerah. Laporan yang dihasithan dati akuntansi anggaran adalah Laporan Realisasi Anggaran, yang berisikan informasi realisasi pendapatan, belania dan pembiayaan diperdandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Laporan Realisasi Anggaran merupakan statutory report atau sering juga disebut budgetary report. Akuntansi anggaran dilaksanakan oleh BLUD yang meliput akuntansi anggaran pendapatan, belanja, penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. 2. Akuntansi Pengeluaran Dana Bergulir oleh Pemerintah Daerah Pada pemerintah daerah, pengeluaran pembiayaan untuk dana bergulir diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas umum daerah. Perolehan awal dana bergulir dari pengeluaran pembiayaan ini dilakukan penyesuaian nilai pada periode pelaporan keuangan untuk menyajikan nilai outstanding dana bergulir yang dananya telah digulirkan oleh BLUD ke entitas/masyarakat penerima dana bergulir llustrasi pengeluaran dana bergulir pada pemerintah daerah: Pada tahun anggaran 20x1, pemerintah daerah mengalokasikan dana untuk digulirkan sebesar Rp 15 miliar. Dana bergulir tersebut akan dikelola oleh BLUD A. Penjelasan adalah sebagai berikut: ~ Pada saat pengalokasian dana bergulir tersebut, BLUD A tidak melakukan pencatatan karena pengalokasian dananya dilakukan pada SKPKD/BUD. - BLUD A mencatat penerimaan kas atas dana bergulir sebagai Dana Kelolaan BLUD pada kelompok Aset Lainnya dan utang pada neraca BLUD. Sedangkan SKPKD/BUD sebagai Pengguna Anggaran (PA) pengeluaran pembiayaan dana bergulir akan mencatat investasi tersebut sebagai Invesasi Jangka Panjang non Permanen- Dana Bergulir. = Pengeluaran investasi dana bergulir tersebut akan dicatat sebagai aktivitas investasi pada LAK ‘SKPKD/BUD dan aktivitas pendanaan pada LAK BLUD A. Pencatatan akuntansi pada SKPKD/BUD saat merealisasikan pengeluaran dana bergulir kepada BLUD: Jurnal basi rual Uraian Debet (Rp) Kredit (Rp! Investasi Jk Pjg Non Permanen-Dana Bergulir 15.000.000.000 Kas di Kas Daerah 115.000.000.000 Jurnal basis kas Pengeluaran pembiayaan- Pemberian Pinjaman-Dana Bergulir kepada BLUD 15.000.000.000 Estimasi Perubahan SAL 15,000.000.000 Pencatatan akuntansi pada BLUD saat menerima dana bergulir dari SKPKD/BUD: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Rp Kredit (Rp) Dana Kelolaan BLUD (Aset Lainnya) 15,000.000.000 Utang Jangka Panjang BLUD 15.000.000.000 Jurnal basis kas {stimasi Perubahan SAL 15.000.000.000 Penerimaan pembiayaan Penetimnaan Pinjaman Dana Bergulir dari BUD. 115.000.000.000 3, Akuntansi Perguliran Dana Bergulir oleh BLUD setelah BLUD menerima kas dana bergulir dari APBD melalui SKPKD/BUD, dana tersebut selanjutnya disalurkan oleh BLUD kepada penerima dana bergulir. Akuntansi atas pengguliran dana bergulir dilakukan oleh BLUD. SKPKD/BUD tidak mencatat pengguliran dana bergulir. Dana bergulir yang disalurkan oleh BLUD kepada penerima dana bergulir diakui sebagai piutang dana bergulir, Piutang dana bergulir diakui pada saat pinjaman diterima oleh debitur dan/atau perjanjian/akad dana bergulir ditandatangani, Jurmal untuk mencatat pengguliran dana berguli kepada masyarakat berdasarkan ilustrasi di atas adalah: Pencatatan akuntansi oleh BLUD pada saat perguliran Dana Bergulir: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Rp) —_Kredit (Rp) Investasi non permanen-Dana bergulir 1,000.000,000 Dana Kelolaan BLUD (Aset Lainnya) 1.000.000.000 Jurnal basis kas Pengeluaran pembiayaan- Pemberian Pinjaman-Dana Bergulir kepada Debitur 1.000.000,000 Estimasi Perubahan SAL 4,000,000,000 4, Akuntansi Penerimaan Dana Bergulir di BLUD Salah satu karakteristik dana bergulir adalah dana _disalurkan/dipinjamkan kepada masyarakat/kelompok masyarakat, ditagih kembali dengan atau tanpa nilai tambah, dan digulirkan kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat (revolving fund). Pengembalian dana tersebut dapat dilakukan dengan cicilan atau pengembalian sekaligus. Dana bergulir yang ditagih dari penerima dana bergulir terdiri dari dua komponen yaitu pokok dana bergulir yang digulirkan serta selisih pokok dengan pengembaliannya. Selisih pokok dengan pengembaliannya dapat berupa bunga, bagi hasil, dan pendapatan lainnya. ‘Akuntansi Pengembalian Pokok Dana Bergulir dari Penerima Dana Bergulir kepada BLUD Besaran pengembalian pokok dana bergulir yang diterima dari penerima dana bergulir adalah sebesar dana yang disalurkan kepada penerima dana bergulir. Besaran pendapatan yang diterima adalah sebesar selisin antara jumlah pendapatan yang diterima atau bagi hasil yang disepakati antara penerima dana bergulir dengan BLUD pengelola dana bergulir. Perlakuan akuntansi untuk penerimaan cicilan pokok dana bergulir dan pendapatan dana bergulir merupakan hal yang berbeda. BLUD pengelola dana bergulir yang menerima pengembalian dana bergulir dari penerima dana bergulir memisahkan berapa dari dana yang diterima tersebut merupakan cicilan pokok dana bergulir dan bunga Tidak ada pencatatan jurnal akuntansi karena penerimaan pokok dana bergulir oleh SKPKD/BUD karena masih dalam pengelolaan BLUD. Pencatatan akuntansi oleh BLUD pada saat pokok dana bergulir dikembalikan oleh penerima dana bergulir: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Rp) Kredit (Ro} Dana Kelolaan BLUD (Aset Lainnya) 1,000.000.000 Investasi non permanen — Dana Bergulir 1.000.000.000 Jurnal basis kas Estimasi Perubahan SAL 1.000.000.000 Penerimaan pembiayaan- Penerimaan Pinjaman Dana Bergulir dari Debitur 1.000.000.000 Akuntansi Pendapatan Dana Bergulir BLUD Pendapatan dana bergulir antara lain dapat berupa pendapatan atas bunga, yang diakui dari piutang dana bergulir yang mempunyai kualitas lancar. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengakuan pendapatan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, Pendapatan atas bunga dari piutang, dana bergulir yang memiliki kualitas selain lancar diakui pada saat kas diterima. Prinsip pengakuan ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian dan konservatisme. Pencatatan akuntansi oleh BLUD pada saat menerima kas dari pendapatan bunga dana bergulir tetapi belum mengesahkannya ke unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Ro) Kredit (Rp} as di Kas BLUD/Bendahara Penerimaan BLUD 7,500,000 Pendapatan Bunga-LO 7.500.000 Jurmal basis kas Ura Debet (Rp) Kredit (Rp) Estimasi Perubahan SAL 7.500.000 Pendapatan Bunga-LRA 7.500.000 5. Akuntansi Pengguliran Kembali Dana Bergulir Pengguliran kembali dana bergulir dilakukan oleh BLUD dengan cara menyalurkan kembali pokok dana bergulir kepada penerima dana bergulir. Sementara itu atas pendapatan dana bergulir seperti bunga, bagi hasil dan lain-lain, selain digunakan untuk pengeluaran operasional dapat juga digunakan untuk digulitkan dalam rangka menambah volume dana bergulir kepada penerima dana bergulir melalui IN anggaran pada SKPKD/BUD. isme pengalok ‘Akuntansi Pengguliran Dana bergulir yang Bersumber dari Tagihan Pokok Dana Bergulir Misalkan BLUD A menetima kembali dana bergulir dari masyarakat sebesar Rp 1 miliar pada tahun 20x}. Pada tahun yang sama, BLUD A tersebut menyalurkan kembali dana tersebut kepada KUKM si ats pengguilizan kembali pokok dana bergulir tersebut oleh BLUD A lainnya, Maka jurnal akunta ai berikut Uralan Debet (Rp) Kredit (Rp) Investasi non perm, 1 Bergulir 1,000.000.000 Dana relolaan BLUD (Aset Lainnya) 1,000.000.000 Jura! bas's kas Pengeiuaran pembiayaan Pembenan Pinjaman Dana Bergulir kepada Debitur —1.000.000.000 Fstinaci Petubahan SAL 1,000.000.000 ‘Akuntansi Pengguliran Dana bergulir yang bersumber dari Pendapatan Bunga Oana Bergulir Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, setlap penerimaan dan pengeluaran negara harus melalui APBD, BLUD sebagai bagian dari keuangan daerah diwajibkan untuk mencatat pendapatan dan belanjanya dalam APBD, Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan dana bergulir dan digulirkan kembali harus dialokasikan dalam APBD sebagal anggaran pengeluaran pembiayaan pada BUD. Selanjutnya pengeluaran pembiayaan tersebut akan dicatat sebagai investasi jangka panjang non permanen-dana bergulir pada BUD. Akuntans! anggaran adalah seperti pada uraian sebelumaya. Jurnal akuntansi atas transaksi pengguliran dana bergulir yang berasal dari Pendapatan BLUD pada BLU: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Ro Kredit (Ro) Investasi non permanen-Dana Bergulir 41,000,000.000 Kas di Kas BLUD 1.000.000.000 Jural basis kas Pengeluaran pembiayaan- Pemberian Pinjaman-Dana Bergulir kepada Debitur 1,000.000.000 Estimasi Perubahan SAL 1.000.000.000 6. Akuntansi Pengembalian Dana Bergulir dari BLUD ke Pemerintah Daerah Dana bergulir yang diterima dari penerima dana bergulir dapat dikembalikan kepada pemerintah daerah baik karena diminta maupun atas inisiatif BLUD Pengelola Dana Bergulir. Apabila dilakukan pengembalian pokok dana bergulir sebesar Rp 8.000.000.000,-, maka jurnal akuntansi yang dilakukan ‘oleh BLUD adalah sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Rp) —_ Kredit (Ro) Utang Jangka Panjang 8,000.000.000 Dana Kelolaan 8.000.900.000 Jurnal basis kas Pengeluaran pembiayaan- Penerimaan Kembali Dana Bergulir kepada BUD —_—_—8,000.000.000 Estimasi Perubahan SAL 8.000.000.000 Jurnal akuntansi yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Debet Rp) Kredit (Rp) kas di Kas Daerah 8.000.000.000 Investasi Jk Pig Non Permanen-Dana Bergulir 8.000,000.000 Jurnal basis kas Estimasi Perubahan SAL 8,000.000.000 Penerimaan pembiayaan- Penerimaan Kembali Dana Bergulir dari BLUD 8,000.000.000 ‘Apabila dilakukan penyetoran pendapatan dari pengelolaan dana bergulir dari BLUD ke pemerintah daerah sebesar Rp 7.500.000,-, maka jurnal akuntansi yang dilakukan oleh BLUD adalah sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Ro Kredit (Rp} Exuitas 7.500.000 Kas di Kas BLUD 7.500.000 Jummal akuntansi yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Ro) Kredit (Rp) Kas di Kas Daerah 7.500.000 Exuitas 7.500.000 SUPLEMEN ~ 2 BAB 8 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BLUD. AKUNTANS! PINJAMAN JANGKA PENDEK LEMBAGA KEUANGAN BANK UNTUK LIKUIDITAS KAS PADA. BADAN LAYANAN UMUM DAERAH pada beberapa BLUD Rumah Sakit Daerah mengalami kesulitan likuiditas keuangan sehubungan dengan saldo kas dan bank BLUD dan realisasi pendapatan layanan tahun berjalan yang tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional realisasi kas belanja BLUD pada tahun anggaran berjalan yang sama. Kesulitan likuiditas tersebut terjadi sehubungan belum terselesaikannya piutang 8BLUD Rumah Sakit Daerah terhadap pendapatan layanan Kesehatan yang ditagihkan kepada BPJS Kesehatan. Untuk mengatasi kesulitan likuiditas dan tetap beroperasi memberikan layanan publik Kesehatan, BLUD Rumah Sakit Daerah mengadakan kerjasama keuangan perbankan berupa pinjaman jangka pendek bank untuk mendapatkan dana yang digunakan dalam penyelesaian tagihan belanja BLUD kepada para supplier dan rekanan (termasuk hak pegawai apabila ada) yang masih harus dibayar pada tahun anggaran berjalan. Untuk itu perlu pedoman akuntansi kepada BLUD Rumah Sakit Daerah dalam melakukan pencatatan pinjaman jangka pendek bank dan pertanggungjawaban belanje BLUD yang dibiayai dari sebagian atau semua pinjaman jangka pendek bank tersebut. Pengakuan dan Pencatatan atas Piutang dan Pendapatan BLUD yang ditagihkan ke BPJS Kesehatan BLUD Rumah Sakit Daerah mengakui dan mencatat piutang dan pendapatan BLUD atas penyelenggaraan layanan Kesehatan yang ditagihkan ke BPJS Kesehatan sebesar Rp 7.500.000.000,- berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi Tagihan Rumah Sakit yang akan dibayar BPJS Kesehatan dengan jurnal akuntansi sebagai berikut Jurnal basis akrual Uraian Debet (Rp) Kredit (Rp) Piutang Pendapatan Jasa Layanan dari BPJS Kesehatan 7.500.000.000 Pendapatan Jasa Pelayanan dari BPJS Kesehatan-LO 7.500.000.000 Pengakuan dan Pencatatan atas Pinjaman Jangka Pendek dari Lembaga Keuangan Perbankan BLUD Rumah Sakit mengakui dan mencatat dana yang diperoleh dari lembaga keuangan perbankan BUMN yang merupakan pinjaman jangka pendek sebesar Rp 7.500.000,000,-. Jurnal akuntansi yang dilakukan BLUD Rumah Sakit dalam mencatat dana yang diperoleh dari lembaga keuangan perbankan tersebut adalah: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Rp) Kredit (Ro} Kas di Kas BLUD 7.500.000.000 Utang Usaha BLUD 7.500.000.000 Jurnal basis kas Uraian Debet (Ro) Kredit (Ri Estimasi Perubahan SAL 7.500.000.000 Penerimaan pembiayaan- Penerimaan Pinjaman Lembaga Keuangan Bank 7.500.000.000 Jika beban bunga pinjaman diakui semua diawal, misalkan setelah dihitung adalah sebesar Rp 80.000.000,- dan terdapat biaya administrasi bank sebesar Rp 3.000.000, maka jurnal akuntansi akan mencatat sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Debet(Rp} Kredit (Rp Beban Jasa Pelaksanaan Transaksi Keuangan 3.000.000 Beban Dibayar Dimuka 80.000.000 Kas di Kas BLUD 83.000.000 Jurnal basis kas Uraian Debet (Rp) _Kredit (Rp} Belanja Jasa Pelaksanaan Transaksi Keuangan 3.000.000 Belanja Sunga Utang Pinjaman kepada LKBBUMN ...-Jangka Pendek 80.000.000 Estimasi Perubahan SAL 83,000.00 Pengakuan dan Pencatatan Pengeluaran Kas untuk Belanja BLUD yang sebagian atau seluruhnya didanai dari Pinjaman Jangka Pendek Bank BLUD Rumah Sakit mengakui dan mencatat secara transaksional pengeluaran kas untuk belanja operasional/modal BLUD sebesar Rp 1.000.000.000,- dan untuk melunasi tagihan belanja obat-obatan dari vendor sebesar Rp2.500.000,-. Pengeluaran kas tersebut dapat menggunakan sebagian atau seluruh dana dari pinjaman jangka pendek bank dengan jurnal akuntansi sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Ro) Kredit (Ro) Utang Belanja Bahan/Material-Bahan Obat-Obatan 2.500.000.000 Beban/Aset 1,000.000.000 Kas di Kas BLUD 3.500.000.000 Jurnal basis kas Uraian Debet(Rp) —_ Kredit (Ro Belanja Bahan Obat-obatan 2.500.000,000 Belanja Operasional/Modal 1.000.000.000 Estimasi Perubahan SAL 3.500.000.000 Pengakuan dan Pencatatan Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Tagihan kepada BPIS Kesehatan BLUD Rumah Sakit mengakui dan mencatat penerimaan kas dari pelunasan piutang tagihan kepada BPJS Kesehatan sebesar Rp 7.500.000. 000,- dengan jurnal akuntansi sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Rp) _kredit (Rp) + di Kas BLUD 7.500.000.000 Piutang Pendapatan Jasa Layanan BLUD dari BPJS Kesehatan 7,500.000.000 Jurnal basis kas. Uraian Debet (Rp) —_Kredit (Rp) Estimasi Perubahan SAL 7.500.000.000 Pendapatan Jasa Pelayanan dari BPJS Kesehatan -LRA 7.500.000.000 Pengakuan dan Pencatatan Pelunasan Pinjaman Jangka Pendek Bank dari Lembaga Keuangan Perbankan Jurnal akuntansi yang dilakukan BLUD Rumah Sakit atas penyelesaian atau pengembalian pinjaman jangka pendek bank kepada lembaga keuangan perbankan BUMN sebesar Rp 7.500.000.000,- pada tanggal transaksi pengeluaran kas adalah: Jurnal basis akrual Uraian Debet (Rp) —_ Kredit (Rp. Utang Usaha BLUD 7.500.000.000 Kas di Kas BLUD 7.500.000.000 Jurnal basis kas Uraian Debet (Rp} —_Kredit (Rp Pengeluaran pembiayaan- Pembayaran Pinjaman Lembaga Keuangan Bank 7.500.000.000 Estimasi Perubahan SAL 7.500.000,000 Pengakuan dan Pencatatan Biaya yang Timbul dari Transaksi Pinjaman Jangka Pendek Bank BLUD Rumah Sakit mengakui dan mencatat pengeluaran kas untuk biaya yang timbul dari transaks dari transaksi pinjaman jangka pendek bank BUM berupa beban bunga bank sebesar Rp 50.000.000, dan beban administrasi bank sebesar Rp 2.000.000,- dengan jurnal akuntansi sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Debet(Rp) —_Kredit (Rp) Beban Jasa Pelaksanaan Transaksi Keuangan 2.000.000 Beban Bunga Utang Pinjaman kepada LKBBUMN...-Jangka Pendek 0.000.000 Kas di Kas BLUD 75.000.000 Jurnal basis kas Uraian Debet (Rp) Kredit (Ro! Belanja Jasa Pelaksanaan Transaksi Keuangan 2.000.000 Belanja Bunga Utang Pinjaman kepada LKBBUMN ...-Jangka Pendek 50.000.000 Estimasi Perubahan SAL 75.000.000 Pengakuan dan Pencatatan Penerimaan Kas dari Pengembalian Biaya Bunga dimuka Apabila penyeleszian pinjaman jangka pendek bank dilekukan lebih cepat dari jadwal semula, dan BLUD Rumeh Sekit sud2h melakukan pelunasan pinjaman tersebut kepada lembaga keuangan perbanken BUMN, maka dilakukan penyesuaian beban dibayar dimuka dan diakui beban administrasi transaksi keuangen bank atau beban denda pinalti karena dilakukan pelunasan yang lebih cepat dericada jadwel semula. Misalkan setelah dilakukan perhitungan terdapat ternyata lembaga keuangan perbankan BUMN sudah mengakui pendapatan bunganya sebesar Rp 35.000.000 dan ada denda pinslti sebeszr Rp 6.000.000,- maka dilakukan jurnal akuntansi sebagai berikut: Jurnal basis akrual Uraian Kas di Kas BLUD Beban Jasa Pelaksanzan Transaksi Keuangan Beban dibayar dimuke Jurnal basis kas Uraian Estimasi Perubahan SAL Belanje Jasa Pelaksanaan Trensaksi Keuangan Belanja Bunge Utang Pinjaman kepada LKBBUMN ...Jangka Pendek Debet (Rp) 4.000.000 6.000.000 Debet (Ro} 49.000.000 6.000.000 Kredit (Rp| 55.000.000 Kredit (Rp} 55.000.000 eduenay uesoder seve ueieie9 uep (341) seynya veyeruog vende ‘sex sey uesoder (on) ‘pies veyeqniog uesoder ‘ ‘ome veluensy regeleg 1p wsurumyy IsBing 's 18899 m4INq Ue PESEpIIq Opes CeIaU yenquIBW ame veluenay eqeled Ip isueIUMY IsBUNS *y ‘yng weyep 4 jeusn| weep UNye UeAYodwOjABUoW | e509 ae | | | ‘ona Ip syesueR Yrunjas jeu! wrquIOW ‘ane vefvensy yeqeled 1p isuewwmy IsBuns “% (anys ueekerquiad u ‘anna 1 ipeloy Bueh 15 ‘ante uefvenay ieqefad 1p vEWm | anne ennay ting

Anda mungkin juga menyukai