Anda di halaman 1dari 3

Strategi pembangunan pertanian

Pembangunan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selau menambah produksi
prtanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal
dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Oleh A. T. Mosher di dalam bukunya Getting Agriculture Moving, bahwa
pembangunan pertanian adalah suatu bagian integral dari pada pembangunan ekonomi dan
masyarakat secara umum. Secara luas pembangunan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan
menambah produksi pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan sosial baik
nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik. Pertanian merupakan sektor
utama penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan industri yang dapat diolah menjadi bahan
sandang, pangan, dan papan yang dapat dikonsumsi maupun diperdagangkan, maka dari itu
pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi.

Menurut Garis-Garis Besar Haluan Negara dan pelaksanaan Pelita II pembangunan pertanian
ditujukan untuk:

 Meningkatkan Produksi pangan menuju swasembada karbohidrat non terigu, sekaligus


meningkatkan gizi masyarakat melalui penyediaan protein, lemak, vitamin, dan mineral.
 Meningkatkan tingkat hidup petani melalui peningkatan penghasilan petani.
 Memperluas lapangan kerja disektor pertanian dalam rangka perataan pendapatan.
 Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian.
 Meningkatkan dukungan yang kuat terhadap pembangunan industri untuk menghasilkan
barang jadi atau setengah jadi.
 Memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumber alam, serta memilihara dan
memperbaiki lingkungan hidup.
 Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi dalam
kerangka pembangunan daerah.

Pentingnya Pembangunan Pertanian Menurut Hanani et al.,2003:31

 Potensi sumber dayanya yang besar dan beragam


 Pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar
 Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian
 Perannya dalam penyediaan pangan masyarakat
 Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan

Kontribusi Sektor Pertanian

 Bahan, pangan dan serat ; bahan baku industri


 Fungsi pelestarian lingkungan
 Sumber devisa
 Tenaga kerja dan akumulasi kapital
 Pasar potensial dan sumber pendapatan

Tantangan Pembangunan Pertanian di Indonesia


1. Perubahan iklim
 gagal panen yang akan berakibat kelangkaan/krisis pangan.
2. Kondisi perekonomian global
 Terjadi pelemahan nilai tukar rupiah, harga produk dan biaya produksi menjadi lebih
mahal.
 Krisis ekonomi berdampak pada pelemahan ekspor.
3. Gejolak harga global
 Harga pangan yang berfluktuasi akibat perubahan iklim sehingga harga pangan
menjadi mahal
4. Bencana alam
 Kemampuan dan ketersediaan pangan sering terganggu.
5. Peningkatan jumlah penduduk melebihi kapasitas lahan yang tersedia.
6. Aspek distribusi mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan. Diperlukan aksesibilitas dan
sarana transportasi yang lebih efisien.
7. Laju urbanisasi yang tinggi, sehingga generasi muda cenderung meninggalkan
perdesaan/pertanian. Sektor pertanian menjadi kurang di minati generasi penerus.

Permasalahan pembangunan pertanian

1. Lahan
 Konversi lahan yang tidak terkendali.
 Keterbatasan dalam pencetakan lahan baru.
 Penurunan kualitas lahan.
 Rata-rata kepemilikan lahan yang sempit.
 Ketidakpastian status kepemilikan lahan.
2. Infrastruktur
 Kerusakan jaringan irigasi yang tinggi.
 Pendangkalan waduk.
 Kurang memandainya saran pelabuhan dan transportasi ternak.
3. Benih
 Sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan musim tanam.
 Belum terbangunnya sistem pembibitan sapi nasional .
4. Regulasi/Kelembagaan
 Perijinan investasi untuk pengembangan integrasi sawit.
 Perijinan HGU investasi yang belum diatur petunjuk pelaksanaannya kecuali untuk
tebu.
 Kelembagaan petani yang belum mempunyai posisi tawar yang kuat.
5. SDM
 Kemampuan petani,peternak dan pekebun dalam memanfaatkan teknologi maju.
 Menurunnya generasi muda untuk terjun di bidang pertanian.
 Keterbatasan tenaga penyuluhan pengamatan OPT, pengawasan benih tanam serta
tenaga kesehatan hewan.
6. Permodalan
 Sulitnya akses petani terhadap permodalan.
 Tunggakan kredit usaha tani yang belum terselesaikan.
Usaha pokok pembangunan pertanian secara terus menerus ditingkatkan melalui kegiatan
intensifikasi, ekstensifikasi, dan rehabilitasi.

Intensifikasi adalah upaya peningkatan produktivitas sumber daya alam seperti peningkatan
penggunaan lahan kering, perairan dan area pasang surut serta pemanfaatan sarana produksi,
pestisida, pupuk, air, dan lain-lain.

Ekstensifikasi adalah usaha untuk memperluas sumber daya alam seperti memeperluas area panen
baik tanaman pangan atau tanaman perkebunan, perluasan area tangkapan ikan, perluasan
penanaman rumput untuk pakan ternak, serta memperluas sumber daya lainya. Diversifikasi
dilakukan sebagai upaya menciptakan keanekaragaman dalam melakukan usaha tani baik secara
vertikal mulai kegiatanproduksi hingga pemasaran, maupun horizontal yakni merupakan
penyeimbangan antara komoditi dan wilayah.Diversifikasi juga dapat diterapkan dalam pemilihan
lokasi pembangunan pertanian sehingga terjadi keseimbangan antara provinsi maju dan provinsi
kurang maju.

Rehabilitasi dilakukan untuk memulihkan atau mengembalikan kemampuan daya produktivitas


sumber daya pertanian yang rusak atau kritis serta membahayakan kondisi lingkungan. Serta
memulihkan kemampuan produktifitas usaha tani di daerah rawan, hal ini dilakukan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Menurut A T Mosher syarat-syarat umum pembangunan pertanian meliputi :

 Pasaran hasil produksi pertanian


 Tehnologi baru, tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
 Perangsang produksi bagi petani, dan pengangkutan.

Salah satu tujuan dari pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi pertanian, untuk itu
dibutuhkan pasaran dengan harga yang cukup tinggi untuk memasarkan hasil produksi tersebut guna
mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan petani dalam menjalankan usaha taninya serta
meningkatkan pendapatan petani. Pembangunan pertanian akan berhenti tanpa diikuti dengan
perkembangan ilmu dan teknologi baru seperti penelitian, balai-balai percobaan pemerintah,
masalah-masalah yang seharusnya dipelajari, program penelitian, dan pelatihan. Revolusi pertanian
didorong dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi baru yang dapat mendukung kegiatan
pertanian agar dapat meningkatkan produksi pertanian. Dalam menerapkan ilmu dan teknologi baru
di bidang pertanian perlu adanya alat-alat dan bahan-bahan untuk mendukung penerapan ilmu dan
teknoogi baru tersebut, alat dan bahan yang digunakan harus dapat memberikan hasil produksi
pertanian yang lebih tinggi dan mudah didapatkan oleh petani. Selain teknologi baru dan bahan atau
alat pertanian Petani juga membutuhkan perangsang agar lebih semangat dalam menjalankan usaha
taninya seperti kebijaksanaan harga, pembagian hasil, tersedianya barang-barang dan jasa-jasa yang
diinginkan keluarga petani, pendidikan atau penyuluhan pertanian, dan penghargaan masyarakat
khususnya petani terhadap prestasi. Didalam pembangunan pertanian perlu adanya sarana
pengangkutan yang murah dan efisien agar produksi pertanian dapat tersebar luas secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai