Anda di halaman 1dari 4

RESUME

Disusun oleh:
Nama : Valentino Aditya Manik
NIM : 4132210058
No. Urut Hadir : 25
Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Unit Eselon 1 : Direktorat Jenderal Pajak

Program Studi D-IV Akuntansi Sektor Publik Alih Program


Politeknik Keuangan Negara STAN
2021

A. Pendahuluan
Prinsip pengendalian menyatakan bahwa karyawan harus bertanggung jawab hanya untuk apa yang
mereka kendalikan. Untuk menerapkan prinsip pengendalian, evaluator kinerja dapat mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang tidak terkendali pada kinerja yang diukur. Efek dari peristiwa yang tidak
dapat diprediksi dan tak terkendali dapat menyebabkan volatilitas yang luas dan mendatangkan malapetaka
pada strategi, keputusan, dan rencana.

B. Controllability principle
Penghindaran risiko adalah dasar untuk argumen utama yang mendukung prinsip kontrol. Karyawan tidak
boleh menanggung risiko bisnis yang tidak terkendali karena sebagian besar karyawan menghindari risiko.
Karyawan lebih suka bahwa penghargaan atas kinerja mereka berasal langsung dari upaya mereka dan
tidak terpengaruh oleh keadaan yang tidak terkendali. Perusahaan yang meminta pertanggungjawaban
karyawan atas efek dari faktor-faktor yang tidak dapat mereka kendalikan akan menanggung beberapa
biaya. Pertama, perusahaan harus menyediakan kompensasi yang lebih tinggi kepada karyawan yang
menanggung risiko. Kedua, perusahaan akan menanggung biaya atas perilaku karyawan yang berusaha
menurunkan eksposur mereka ke faktor-faktor yang tidak terkendali, mungkin dengan mengorbankan nilai
perusahaan. Ketiga, perusahaan dapat menanggung biaya waktu yang hilang akibat evaluasi kinerja
karyawan yang menanggung risiko.

C. Types of uncontrollable factors


Ada tiga kategori dari faktor-faktor yang tidak terkendali oleh manajemen, yaitu:
1. Economic and competitive factors. Jenis faktor-faktor yang tidak terkendali yang pertama adalah
ekonomi dan kompetitif seperti fluktuasi permintaan dan harga, tindakan pesaing, selera pelanggan,
boikot pelanggan, perubahan peraturan pemerintah hingga perubahan kurs mata uang asing. Meskipun
perubahan faktor ekonomi dan kompetitif sulit untuk ditangani, manajer harus merespon perubahan ini
untuk secara positif mempengaruhi ukuran hasil.
2. force majeure. Tipe kedua faktor-faktor yang tidak terkendali adalah force majeure yang tidak terduga
seperti angin topan, gempa bumi, banjir, kerusuhan, serangan teroris, kebakaran, kecelakaan,
pencurian, dan sebagainya. Meskipun bencana alam memberikan kejutan negatif, tetapi kejutan positif
kadang-kadang juga terjadi seperti ketika terjadi gempa bumi, hal tersebut merupakan peluang bagi
perusahaan kontraktor untuk memperoleh keuntungan. Banyak organisasi cenderung melindungi
karyawan dari risiko penurunan yang disebabkan oleh force majeure, tetapi hanya jika peristiwa tersebut
dianggap jelas tidak terkendali dan manajer mengambil langkah-langkah secepat mungkin untuk pulih
dari bencana tersebut.
3. Interdependencies. Faktor ketiga yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer adalah ketergantungan.
Saling ketergantungan menandakan bahwa suatu entitas tidak sepenuhnya mandiri, menyebabkan hasil
terukur dari entitas dipengaruhi oleh entitas lain dalam organisasi. Pooled interdependencies di mana
entitas-entitas dalam organisasi menggunakan sumber daya yang sama seperti staff dan fasilitas yang
sama. Sequential interdependenceies terjadi ketika output dari satu entitas adalah input dari entitas lain.
Reciprocal interdependencies adalah saling ketergantungan dua arah, artinya kedua entitas organisasi
menghasilkan output yang digunakan oleh entitas lain dan menggunakan output dari mereka. Sebagian
besar perusahaan yang menghadapi masalah ketergantungan menyiapkan sistem penetapan harga
transfer internal yang mendekati kondisi pasar.

D. Controlling for the distorsing effects of uncontrollables


Manajer dapat mengurangi beberapa efek distorsi dari faktor-faktor yang tidak terkendali ini dengan
menggunakan salah satu atau kedua pendekatan komplementer. Pengendalian ini untuk efek dari faktor-
faktor yang tidak terkendali memiliki biaya yang harus diimbangi dengan manfaat mengurangi risiko
tersebut.
Pendekatan pertama adalah mengendalikan faktor yang tidak terkendali sebelum periode pengukuran.
Pendekatan ini memiliki dua metode yaitu membeli asuransi dan mendesain struktur penanggungjawab.
Konsep yang mendasari asuransi adalah perusahaan yang diasuransikan menerima kerugian yang relatif
kecil dalam bentuk pembayaran reguler dengan imbalan risiko ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Dengan demikian, manfaat utama dari pembelian asuransi adalah transfer risiko dari tertanggung ke
perusahaan asuransi. Prinsip pengendalian mendasari perusahaan untuk mendesain struktur tanggung
jawab. Organisasi tidak meminta pertanggungjawaban manajer untuk memperhatikan keputusan yang jelas
berada di luar kendali mereka.
Pendekatan kedua adalah mengendalikan faktor yang tidak terkendali setelah periode pengukuran. Hal
ini dapat dilakukan secara objektif menggunakan analisis varians, standar kinerja yang fleksibel, evaluasi
kinerja relative atau penilaian evaluator secara subjektif. Dalam setiap pendekatan tersebut memiliki
manfaat dan biaya. Analisis varians adalah pendekatan sistematis yang menjelaskan mengapa hasil aktual
berbeda dari standar yang telah ditentukan. Analisis varians membantu memisahkan varians yang dapat
dikontrol dari varians yang tidak terkendali. Standar kinerja yang fleksibel menentukan kinerja yang
diharapkan dapat dicapai karyawan mengingat kondisi aktual yang dihadapi selama periode pengukuran.
Standar kinerja yang fleksibel dapat dibuat bervariasi dengan beberapa faktor tak terkendali yang
bersangkutan, misalnya anggaran entitas penjualan akan "dihitung ulang" pada perubahan nilai tukar yang
berlaku. Evaluasi kinerja relative berarti bahwa kinerja karyawan dievaluasi bukan dalam hal tingkat absolut
dari hasil yang mereka hasilkan, tetapi dalam hal hasil mereka relatif terhadap satu sama lain atau relatif
terhadap pesaing luar terdekat mereka. Evaluasi kinerja subjektif mempertimbangkan logika yang
terkandung dalam metode objektif untuk menyesuaikan dengan faktor yang tidak terkendali. Evaluator
membuat penilaian apakah output yang dihasilkan mencerminkan kinerja yang baik atau buruk. Evaluasi
kinerja subjektif yang tepat memiliki keuntungan yang tak terbantahkan.
E. Other uncontrollable factor issues
Organisasi menghadapi masalah lain yang tidak terkendali. Pertama adalah tujuan yang dapat
disesuaikan. Faktor-faktor tidak terkendali tidak boleh diperlakukan sama untuk pemberian reward.
Evaluator cenderung lebih bersedia memberikan penyesuaian pekerjaan. Namun, evaluator cenderung
lebih tegas ketika mempertimbangkan pembayaran insentif tahunan.
Masalah kedua mengenai arah penyesuaian. Kebanyakan evaluator tampaknya menyesuaikan diri
untuk faktor yang tidak terkendali setelah periode pengukuran secara asimetris. Evaluator terkadag
membuat penyesuaian mereka dalam satu arah saja seperti melindungi karyawan dari nasib buruk, tetapi
tidak untuk melindungi pemegang saham dari membayar imbalan yang tidak layak.

Anda mungkin juga menyukai