Asal Usul Nama Salatiga
Asal Usul Nama Salatiga
Dahulu kala, ada sebuah daerah yang dipimpin bupati Ki Ageng Pandan Arang alias
Pandanaran yang gemar memuaskan diri dengan kekayaan. Sehari-hari, Ki Ageng
memeras uang rakyat dengan menarik pajak berlebih.
Pada suatu hari, Ki Ageng Pandan Arang, bertemu dengan pak tua, tukang rumput.
Kemudian, Ki Ageng meminta rumput yang pak tua bawa. Namun, pak tua menolaknya
dengan alasan untuk ternaknya. Tetapi Ki Ageng tetap memintanya dan Ki Ageng
menggantinya dengan sekeping uang.
Tanpa diketahui Ki Ageng Pandan Arang, Pak tua menyelipkan kembali uang itu dalam
tumpukan rumput yang akan dibawa dan hal tersebut terjadi berulang-ulang. Sampai
suatu kali Sang bupati menyadari perbuatan Pak tua tersebut, sehingga marahlah Ki
Ageng dan menganggap bahwa Pak tua telah menghinanya.
Pada saat itu, tiba-tiba pak tua berubah wujud menjadi Sunan Kalijaga, seorang
pemimpin agama yang dihormati bahkan oleh raja-raja. Maka Ki Ageng segera bersujud
menyembah dan memohon ampun atas kekhilafannya.
"Pertama, kalian sangat kikir. Kedua kalian sombong. Ketiga kalian telah
menyengsarakan rakyat. Semoga tempat ini menjadi tempat yang baik dan ramai
nantinya."
Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkap asal usul Salatiga, yaitu
yang berasal dari cerita rakyat, prasasti, maupun penelitian dan kajian yang cukup
detail.
Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal usul
Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal
24 Juli 750 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor
15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.