TUGAS DISKUSI KELOMPOK

ISU AKTUAL UNTUK MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE

“PENGGUNAAN E-PUSKESMAS YANG BELUM OPTIMAL”

Angkatan 4 Kelompok 4.2

1. Nurizka Nafila, A.Md, Ak (NDH 04)
2. Siwi Khoimatudina Latifah, A.Md, Gz (NDH 33)
3. Diyanti Atika Roziawati, A.Md.Kes. (NDH 34)
4. Susanti Handayani, A.Md.A.K (NDH 36)
5. Syifa Choirunnisa, A.Md.Kes. (NDH 37)

A. Link youtube video :

https://drive.google.com/drive/folders/1UisZbCzJG6DsQgsZv20833aCxL4nMD-s

B. Skript :

 Moderator :

“Assalamualaikum wr.wb, pada kesempatan kali ini kami dari angkatan 4 kelompok 4.2 CPNS
Pemerintah Kota Bekasi akan mendiskusikan mengenai isu aktual terkait pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan dalam upaya mewujudkan smart governance. Sebelumnya,
perkenalkan saya Nafila selaku moderator pada diskusi kali ini, mungkin temen2 bisa
memperkenalkan diri terlebih dahulu, bisa disebutkan nama dan instansinya.”

 Moderator :

“Untuk membahas isu terkait smart governance, kira2 bagaimana pemahaman temen2 tentang
smart governance”

 Syifa :

“Smart governance didefinisikan sebagai kemampuan pemerintah untuk membuat keputusan yang
baik melalui dukungan teknologi informasi dan tata kelola kolaboratif”
 Santi :
“Saya setuju dgn kak Syifa, dikatakan Smart Governance apabila ada 3 unsur dalam tata kelola
yaitu dari segi Publis Service, Birokrasi, dan ada efisiensi kebijakan public”
 Siwi :
“Untuk berkolaborasi membentuk smart governance dibentuk oleh berbagai pihak, yaitu dari
privat sector, pemerintah, sector swasta, media dan akademis”
 Atika :
“Smart governance adalah tentang penggunaan teknologi dan inovasi untuk memfasilitasi dan
mensupport dalam pembuatan kebijakan dan perencanaan, ini berhubungan dengan perbaikan
proses dan transformasi pelayanan publik. Smart governance terdiri dari smart living, smart
ekonomi, smart environtment, dan salah satunya smart city”
 Moderator :
“Jadi bisa disimpulkan ya bahwa smart governance sebagai salah satu indikator penting bagi kota pintar
mengharuskan adanya beberapa aspek penting dalam pemerintahan. Menurut kakak-kakak yang bertugas
di puskesmas, apa salah satu contoh implementasi pelaksanaan smart city di lingkungan puskesmas?”
 Syifa :
“Saat ini, di puskemas sedang di sosialisasikan untuk penggunaan e-puskesmas dalam pelayanan.”
 Moderator:
“Saya tertarik dengan penyampaian kak Syifa mengenai e-puskesmas. Kira-kira e-puskesmas itu seperti apa
ya?
 Siwi :
“Jadi, Sistem informasi yang sekarang dikembangkan di puskesmas adalah aplikasi epuskesmas. e-
Puskesmas dibuat sebagai solusi permasalahan - permasalahan akibat sistem konvensional yang masih
diterapkan. e-Puskesmas yang dirancang untuk digitalisasi proses bisnis dan pelayanan masyarakat di
Puskesmas, mempermudah sistem pelaporan data ke Dinas Kesehatan dan dapat memberikan informasi
dengan cepat dan akurat melalui sistem online reporting. Selain itu e-Puskesmas dirancang agar dapat
diaplikasikan semudah mungkin bahkan oleh seseorang yang jarang berinteraksi dengan komputer
sekalipun. Dengan berbagai fitur dalam e-Puskesmas diharapkan sistem ini dapat memudahkan dan
memacu penggunaannya pada Puskesmas di seluruh Indonesia sehingga dapat meningkatkan kinerja secara
nyata.”
 Atika :
“Tapi, menurut saya pengaplikasian e-puskesmas ini masih belum optimal di setiap puskesmas.
Masih banyak kendala yang dihadapi.”
 Moderator :
“Kalau begitu, apa saja kendala yang dihadapi kak?”
 Atika :
“Salah satunya adalah website yang sering down pada saat bridging data BPJS Mungkin dari teman-
teman lain ada yang mengalami hal yang serupa atau ada kendala lain?”
 Santi :
“Hal itu mungkin dikarenakan belum adanya standar tentang aplikasi e-puskes yang lengkap sehingga kita
sebagai petugas kesulitan untuk menentukan standar sistem informasi manajemen kesehatan di puskesmas.
Selain itu, sistem keamanan datanya juga belum maksimal”
 Syifa :
“Betul sekali. Menurut saya, modul-modul yang ada pada aplikasi e-puskesmas belum sesuai dengan
kebutuhan petugas puskesmas (mulai dari pendaftaran sampai dengan pelaporan), masih terjadi
keterlambatan pelaporan karena masalah jaringan yang tidak mendukung, masih ada pelaporan yang harus
dilakukan secara manual, ketidakakuratan data serta ketidaklengkapan data sehingga data belum bisa
dikirimkan secara cepat dan akurat ke Dinas Kesehatan.”
 Moderator :
“Wah kalau begitu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan e-puskesmas ini belum optimal ya kak di setiap
puskesmas. Saya ingin bertanya kepada kakak-kakak, kira-kira apakah ada gagasan yang bisa dilakukan oleh
kakak-kakak sebagai calon ASN, untuk mengatasi hal tersebut?”
 Syifa :
“Menurut saya, diperlukan penambahan dan pengembangan dari modul yang ada pada sistem e-pukesmas,
sehingga tidak lagi terjadi down system Ketika banyak yang menggunakan;”
 Siwi :
“Kalau menurut saya, diperlukan adanya penyesuaian menu pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Sehingga akan memudahan masyarakat selaku pengguna e-puskesmas ketika
menggunakan aplikasi tersebut.”

 Atika :
“Kalau dari saya, perlu adanya komunikasi dengan pihak BPJS terkait permasalahan pada saat briging data.
Kemudian juga perlu adanya system keamanan data dengan memberikan akses login sesuai dengan level
user.”
 Santi :
 “Betul sekali, selain itu, Seharunya setiap operator e-puskesmas memiliki username dan password serta
dilengkapi dengan nama petugas serta tanggal ketika akan masuk dalam sistem operasi e-puskesmas. Dengan
adanya akses keamanan berupa username dan password untuk setiap operator, akses data dan informasi dapat
menjamin keamanan dan privasi pengguna, sehingga para pengguna dapat menjalankan kewenanganya
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dan juga dalam hal SDM, diperlukan adanya pelatihan, khususnya bagi
petugas yang bertanggung jawab di setiap unit.”
 Moderator :
“Baik, luar biasa sekali ya gagasan-gagasan dari kakak-kakak semua ini. Betul sekali, kita sebagai calon
ASN di era digital harus menjadi SMART ASN yang berinovasi sehingga terciptanya smart governance.”

Mungkin cukup sekian diskusi kali ini, semoga temen2 bisa lebih memahami terkait SMART
ASN, sekian wassalamualaikum wr.wb.