Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)

Asas Contradicture Delimitatie Dalam Percepatan


Jl. Tata Bumi No. 5 Yogyakarta
Pendaftaran Tanah Di Indonesia
(Mencari Alternatif - Solusi) Telp. (0274) 587239, Fax (0274) 587138

ALAT BUKTI LETAK BATAS BIDANG TANAH


YANG MEMPUNYAI KEPASTIAN HUKUM

Tjahjo Arianto1
Dosen Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
email: tjahjoarianto@gmail.com

Abstrak
Kepastian hukum pemilikan bidang tanah diawali dengan kepastian hukum letak batas bidang tanah.
Kepastian hukum letak batas harus dibuktikan dengan alat bukti tertulis sebagai syarat utama untuk
memperoleh kepastian hukum pendaftaran tanah. Kepastian hukum letak batas bidang tanah lahir dari
kesepakatan letak batas antara pemilik tanah dengan pemilik tanah yang berbatasan yang dikenal
dengan “ asas kontradiktur delimitasi”. Pelaksanaan kontradiktur delimitasi menjadi problematika
percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah.
Kata kunci: Alat Bukti Kontradiktur Delimitasi, Pendaftaran Tanah, Kepastian Hukum.

1. Pendahuluan berarti melewati hak pemilikan satu ke hak


pemilikan lainnya. Permukaan batas ini memotong
Kepastian letak batas bidang tanah menjadi penting
garis batas sah, melangkahi garis ini sama dengan
saat Adam dan Hawa diusir dari Taman Surga,
menerobos tirai. Suatu batas sah merupakan
tanpa kepastian letak batas bidang tanah Taman
permukaan tipis dalam keadaan sangat kecil
Surga belum dapat ditentukan bahwa Adam dan
merentang dari pusat bumi ke atas dan pada dasarnya
Hawa telah menjalani eksekusi, Adam dan Hawa
merupakan suatu konsep abstrak3.
dapat dikatakan telah menjalani eksekusi apabila
telah berada di luar batas Taman Surga. Batas yang Dikenal jenis batas bidang tanah dengan istilah
tidak jelas letaknya akan menimbulkan sengketa, ‘batas-batas umum’ atau General Boundary yaitu
bahkan dalam pewayangan terdapat lakon “Rebut batas tepat namun belum dipastikan, sebagai contoh,
Kikis Tunggorono” cerita tentang sengketa batas tidak memandang apakah batas umum itu termasuk
bidang tanah antara Gatotkoco dan pagar tanaman, dinding dan selokan, atau garis batas
Bomanarokosuro.2 umum itu terletak di sepanjang tengah dinding atau
pagar, atau permukaan sebelah dalam atau luar, atau
Batas bidang tanah secara hukum merupakan bidang
seberapa jauh batas umum itu di dalam atau di
permukaan menetapkan diawalinya dan
luarnya.4
diakhirinya pemilikan tanah seseorang, pada
umumnya permukaan ini vertikal dapat disamakan Apabila pemilik tanah menginginkan ketepatan garis
dengan suatu tirai tergantung dari atas sehingga batas tanahnya dipastikan dalam garis batas umum,
siapapun melewatinya dari satu sisi ke sisi lain, dikenal dengan istilah ‘batas pasti’ atau Fixed

1 Dosen Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional; Dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Atmajaya
Jogjakarta; Dosen Magister Teknik Geodesi dan Geomatika UGM; mantan Kasi Pengukuran dan Pendaftaran
Tanah ; Kab. Jember, Kab. Sidoarjo, Jakarta Timur tahun 1989 – 1999; Kasi Tata Pendaftaran Tanah BPN Pusat tahun
1999 – 2001; Kepala Kantor Pertanahan Kab. Jember, Kabupaten Gresik, Surabaya Timur tahun 2001 – 2009;
Kepala Bidang Survei Pengukuran dan Pemetaan BPN Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 – 2010.
2 Tjahjo Arianto, Peranan Badan Pertanahan Nasional dalam Penetapan Batas Wilayah, Makalah disampaikan

pada Seminar Nasional peringatan setengah abad Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada pada tanggal 26 Juni
2009
3 United Nations Economic Commission for Europe, Land Administration Guidelines., New York & Geneva, hlm.

19.
4 Rowton Simpson,S., Land Law and Registration, Surveyor Publications, London, 1984., hlm. 134.

www.stpn.ac.id |1
Seminar Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Asas Contradicture Delimitatie Dalam Percepatan
Jl. Tata Bumi No. 5 Yogyakarta
Pendaftaran Tanah Di Indonesia
(Mencari Alternatif - Solusi) Telp. (0274) 587239, Fax (0274) 587138

Boundary yang harus melalui persetujuan dari memenuhi kewajiban menjaga letak batas bidang
pemilik tanah berbatasan dan selanjutnya dilakukan tanah. Setiap perjanjian berlaku suatu asas yang
rekaman melalui pengukuran letak batas tersebut. 5 dinamakan dengan asas konsensualitas dari asal kata
Batas bidang tanah yang telah mempunyai rekaman konsensus artinya sepakat. Asas konsensualitas
letaknya disebut Guaranteed Boundary atau batas berarti suatu perjanjian sudah dilahirkan sejak detik
terjamin oleh karena data rekaman letak batas tercapainya kesepakatan, perjanjian sudah sah
tersebut harus disimpan oleh pemerintah sepanjang apabila sudah sepakat8 mengenai hal-hal pokok dan
bidang tanah itu masih ada atau sampai kiamat dan tidaklah diperlukan sesuatu formalitas. 9
pemerintah setiap saat menjamin dapat melakukan
Menurut United Nations disebutkan terdapat tiga
rekonstruksi bila tanda batas tersebut hilang karena
konsep tentang ‘batas pasti’ atau ‘batas umum’ yang
bencana alam atau terjadi sengketa batas.
dipastikan yaitu:10
2. Metodologi
1) ‘Batas pasti’ merupakan batas yang telah
Penulisan makalah ini menggunakan metode disurvei secara akurat sehingga hilangnya
penelitian hukum normatif yaitu penelitian melalui suatu sudut tanda batas dapat diganti secara
pendekatan perundang-undangan yaitu Undang – tepat berdasarkan arsip data ukuran;
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok
2) ‘Batas pasti’ digunakan untuk menguraikan
Agraria, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
suatu titik sudut batas bersifat tetap dalam
tentang Keterbukaan Informasi, Undang-Undang
ruang pada waktu dicapai kesepakatan ketika
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial,
pemilikan dialihkan;
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang
Pendaftaran Tanah, Peraturan Pemerintah Nomor 24 3) Suatu batas menjadi ‘pasti’ apabila terjadi
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan kesepakatan antara pemilik tanah berbatasan
Menteri Agraria Nomor 6 Tahun 1965 dan Peraturan dan garis pemisah di antara pemilik dicatat
Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan melalui pengukuran sebagai hal yang pasti.
Nasional Nomor 3 Tahun 1997. Selain melalui
Penentuan letak batas bidang tanah secara
pendekatan peraturan perundang –undangan
kontradiktur merupakan perjanjian tertulis yang
penelitian ini melalui pendekatan kasus atau fakta
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
yuridis empiris yang dialami peneliti selama menjadi
bagi mereka yang membuatnya harus dapat
Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah
dijadikan alat bukti. Alat bukti adalah segala sesuatu
dari tahun 1989 sampai dengan Tahun 1999 dan
yang oleh undang-undang ditetapkan dapat dipakai
Kepala Kantor Pertanahan dari Tahun 2001 sampai
membuktikan sesuatu. Letak batas bidang tanah
dengan Tahun 2009, Kepala Bidang Survei
yang telah memenuhi asas kontradiktur dengan
Pengukuran dan Pemetaan tahun 2008 -2010.
demikian adalah letak batas yang telah mempunyai
3. Kepastian Hukum Letak Batas Bidang Tanah kekuatan hukum, untuk menjamin tidak terjadi
perubahan letak ‘batas pasti’ diperlukan rekaman
Fixed Boundary atau Batas Pasti adalah batas bidang
letak batas bidang tanah melalui pengukuran.
tanah yang letaknya melalui pemasangan tanda batas
telah mendapat persetujuan pemilik tanah dengan Pengukuran letak batas bidang tanah, dengan
pemilik tanah yang berbatasan, artinya letak batas demikian tidak dapat dilakukan sebelum adanya alat
tersebut posisinya sudah “unique”. Persetujuan letak bukti tertulis terjadinya penentuan letak batas bidang
batas bidang tanah ini dikenal dengan asas tanah oleh pemilik tanah dan pemilik tanah yang
kontradiktur 6 delimitasi. Penetapan batas secara berbatasan.
kontradiktur merupakan perjanjian yang dibuat
Bila terjadi sengketa batas pemilikan tanah, alat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
bukti tertulis harus disampaikan di persidangan
mereka yang membuatnya. 7 Perjanjian ini
pemeriksaan perkara dalam tahap pembuktian.
melibatkan semua pihak, masing-masing harus

5 7
Ibid., hlm. 137 Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
6 8
Subekti dan Tjitrosoedibjo, Kamus Hukum., Pradnya Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
9 Subekti, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta
Paramita, Jakarta 1989, hlm. 69. Kontradictoir
diartikan sebagai : atas bantahan, dengan memberikan 1979, hlm. 15.
10 United Nations Economic Commission for Europe,
kesempatan kepada kedua belah pihak yang
berperkara : putusan yang diambil setelah kedua Land Administration Guidelines., New York & Geneva,
belah pihak diberi kesempatan untuk saling membantah, hlm. 19.
sebagai lawan dari putusan Verstek yaitu putusan
yang dijatuhkan di luar hadirnya tergugat.

www.stpn.ac.id |2
Seminar Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Asas Contradicture Delimitatie Dalam Percepatan
Jl. Tata Bumi No. 5 Yogyakarta
Pendaftaran Tanah Di Indonesia
(Mencari Alternatif - Solusi) Telp. (0274) 587239, Fax (0274) 587138

Pembuktian adalah upaya yang dilakukan para pihak tulisan membuktikan hukum acara perdata menganut
dalam berperkara untuk menguatkan dan sistem pembuktian positif yang menyandarkan diri
membuktikan dalil-dalil yang diajukan agar dapat pada alat bukti saja, yakni alat bukti suatu
meyakinkan hakim yang memeriksa perkara. keadaan, dalam masyarakat maju alat bukti yang
paling tepat memanglah tulisan.13
4. Alat Bukti Tertulis Kontradiktur Delimitasi.
Sertipikat sebagai alat bukti memiliki tanah dan hak
Bukti merupakan segala sesuatu yang dipergunakan
atas tanah merupakan bukti tulisan dalam hal ini
untuk meyakinkan pihak lain. 11 Seseorang yang
kekuatan pembuktiannya diatur oleh Undang-
memiliki bidang tanah harus membuktikan dengan
Undang yaitu Pasal 19 ayat 2c Undang-Undang
menunjukkan sertipikat. Pasal 1865 Kitab Undang-
Nomor 5 Tahun 1960 Jo. Pasal 31 Peraturan
Undang Hukum Perdata mengatur:
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.
”Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia
Pasal 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24
mempunyai sesuatu hak, atau guna meneguhkan
Tahun 1997 menetapkan, sertipikat diberikan untuk
haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang
kepentingan pemegang hak yang bersangkutan
lain, menunjuk suatu peristiwa, diwajibkan
sesuai data fisik dan data yuridis yang telah didaftar
membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut.”
dalam buku tanah, selanjutnya pada Pasal 32 ayat (1)
Menurut Dr. Sudikno Mertokusumo, SH, bahwa alat Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak berlaku
bukti surat atau tulisan adalah : “segala sesuatu yang sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data
memuat tanda-tanda bacaan yang dimaksudkan fisik dan data yuridis termuat di dalamnya,
untuk mencurahkan isi hati atau menyampaikan buah sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai
pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai dengan data dalam surat ukur dan buku tanah yang
pembuktian”. bersangkutan.
Bukti paling murni ditemukan dalam ilmu eksakta Sertipikat hak atas tanah sebagai alat bukti tertulis
karena ilmu eksakta bertitik tolak dari aksioma, dalam hal ini bentuk dan pejabat pembuatnya telah
karena orang telah sepakat bahwa aksioma itu benar. ditentukan oleh Undang-Undang, merupakan surat
Semua pernyataan atau dalil akan dinilai atau diakui otentik analogi dengan akta sebagaimana
apabila kebenarannya bisa ditunjukkan dengan diatur Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum
aksioma, pemberian alasan bahwa dalil itu benar Perdata. Surat bukti otentik mempunyai kekuatan
disebut bukti 12. pembuktian lahir, formal dan material:
bukti menurut hukum merupakan alat bukti yang 1) Kekuatan pembuktian lahir didasarkan atas
ditentukan Undang-Undang untuk membuktikan keadaan lahir, apa yang tampak pada lahirnya:
peristiwa atau keadaan di muka sidang. yaitu bahwa surat yang tampaknya dari lahir
seperti akta, dianggap mempunyai kekuatan
Pasal 1866 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
seperti akta sepanjang tidak terbukti sebaliknya.
mengatur alat bukti dalam perkara perdata terdiri
atas: 2) Kekuatan pembuktian formil didasarkan atas
benar tidaknya ada pernyataan oleh yang
a. bukti tulisan; bertanda tangan di bawah akta itu. Kekuatan
b. bukti dengan saksi-saksi; pembuktian formil ini memberi kepastian
c. persangkaan-persangkaan; tentang peristiwa bahwa pejabat dan para pihak
menyatakan dan melakukan apa yang dimuat
d. pengakuan; dan
dalam akta.
e. sumpah.
3) Kekuatan pembuktian materiil memberi
Hukum acara perdata menganut sistem pembuktian
kepastian suatu akta, memberi kepastian
positif yang menyandarkan diri pada alat bukti saja,
tentang peristiwa bahwa pejabat atau para
yakni alat bukti yang telah ditentukan oleh
pihak menyatakan dan melakukan seperti
Undang-Undang, sistem pembuktian positif mencari
dimuat dalam akta.14
kebenaran formal. Hukum acara perdata mengatur
bukti tulisan merupakan bukti utama, karena bukti

11 13
Hari Sasangka, Hukum Pembuktian Dalam Perkara Subekti, Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita,
Perdata, Penerbit Mandar Maju, Bandung 2005, hlm. 13. Jakarta, 1978, hlm. 20.
14 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata
Berggren, J. Lennart, and Baird, Robert M.
12

"Axiom." Microsoft® Encarta® 2006, Redmond, Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1988, hlm. 123.
WA: Microsoft Corporation, 2005. .

www.stpn.ac.id |3
Seminar Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Asas Contradicture Delimitatie Dalam Percepatan
Jl. Tata Bumi No. 5 Yogyakarta
Pendaftaran Tanah Di Indonesia
(Mencari Alternatif - Solusi) Telp. (0274) 587239, Fax (0274) 587138

Pihak yang menyangkal isi sertipikat hak atas tanah sebagaimana dipertegas ketentuan Pasal 19 ayat (1).
dengan demikian harus aktif membuktikan, selama Dari Pasal 18 maupun Pasal 19 dapat diambil
belum ada bukti sebaliknya, informasi data fisik dan pengertian bahwa kontradiktur delimitasi bukan
data yuridis dalam sertipikat haruslah dianggap benar. menjadi tanggung jawab petugas ukur dan bukan
Informasi data fisik dianggap benar lahir dari ‘asas pada Gambar Ukur, sebagaimana diatur Pasal 19
kontradiktur delimitasi’ yang mempunyai kekuatan ayat (4) bahwa persetujuan letak batas bidang
hukum yang harus dibuktikan dengan alat bukti tanah dituangkan dalam suatu berita acara yang
tertulis. ditandatangani oleh mereka yang memberikan per-
setujuan. Berita Acara Penentuan atau Pemasangan
Alat bukti tertulis terjadinya kesepakatan letak batas
Tanda Batas dengan demikian menjadi tanggung
bidang tanah antara pemilik tanah dengan pemilik
jawab pemilik tanah dan pemilik tanah berbatasan.
tanah berbatasan masih belum ada ketegasan tentang
Mengenai kebenaran bahwa Berita Acara tersebut
bentuknya. Beberapa pihak mengatakan bukti
ditandatangani oleh pemilik tanah dengan pemilik
tertulis kontradiktur delimitasi terletak pada Gambar
tanah berbatasan jelas bukan tanggung jawab
Ukur, namun bila demikian akan timbul pernyataan
petugas ukur karena dilaksanakan sebelum
bahwa alat bukti tertulis terjadinya kesepakatan
permohonan ukur diajukan. Satu-satunya lembaga
harus sudah dapat ditunjukkan sebelum terjadinya
yang dapat bertanggung jawab atas kebenaran pihak-
pengukuran atau pelaksanaan perekaman letak batas
pihak yang bersepakat adalah Kepala Desa.
bidang tanah. Artinya sebelum dilaksanakan
pengukuran yang datanya akan disajikan pada Asas kontradiktur dibuktikan dengan bukti tertulis
Gambar Ukur, harus didahului dengan alat bukti berupa Berita Acara Pemasangan Tanda Batas yang
tertulis terjadinya kontradiktur delimitasi, dengan ditanda tangani pemilik tanah dan pemilik tanah
demikian kontra diktur telah terjadi pada saat atau yang berbatasan dan dibenarkan oleh Kepala Desa
sebelum pengukuran atau melaksanakan perintah /Kelurahan dengan demikian bukan pada Gambar
Pasal 18 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ukur. Data ukuran letak batas pada Gambar Ukur
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang disebut harus disimpan di BPN sepanjang masa selama
dengan istilah penetapan batas. bidang tanah tersebut masih ada, di kemudian hari
data tersebut harus dapat digunakan untuk
Pihak lainnya menyatakan bahwa bukti tertulis
rekonstruksi letak batas. Pemilik tanah dan pemilik
terjadinya kontradiktur delimitasi bukan pada
tanah yang berbatasan.
Gambar Ukur karena bukti tertulis harus sudah ada
sebelum pengukuran letak batas bidang tanah terjadi. Harus ada penegasan dari BPN Pusat bahwa Gambar
Bahkan bukti tertulis terjadinya kontradiktur Ukur bukan bukti tertulis terjadinya kontradiktur
delimitasi menjadi syarat dapat diterimanya delimitasi tetapi bukti tertulis perekaman atau
permohonan pengukuran atau syarat ditulisnya pengukuran/penetapan batas bidang tanah yang telah
permohonan pada Daftar Isian 302. memenuhi asas kontradiktur untuk menjamin bila
tanda batas hilang dapat direkonstruksi kembali.
Bila diperhatikan secara saksama Pasal 18 ayat (1)
Pemilik tanah dan pemilik tanah yang berbatasan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 telah
menandatangani Gambar Ukur untuk kesaksian dan
membedakan dua istilah tentang penunjukan letak
membuat pernyataan bahwa pada saat pelaksanaan
batas bidang tanah dan penetapan batas bidang
pengukuran letak batas tidak berubah sebagaimana
tanah sebagai berikut:
Berita Acara Pemasangan Tanda Batas yang telah
‘Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai mereka tandatangani sebelum pengukuran diajukan.
dengan suatu hak yang belum terdaftar tetapi belum
Berita Acara Pemasangan Tanda Batas dan
ada surat ukur/gambar situasinya atau surat
Gambar Ukur yang disimpan di Kantor Pertanahan
ukur/gambar situasi yang ada tidak sesuai lagi
merupakan satu kesatuan alat bukti tertulis yang
dengan keadaan yang sebenarnya, dilakukan oleh
otentik yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Berita
Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara
Acara Pemasangan Tanda Batas sebagai bukti
sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan
tertulis terjadinya kesepakatan penunjukan batas
dalam pendaftaran tanah secara sporadik,
sedang Gambar Ukur sebagai bukti tertulis telah
berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak
dilaksanakannya penetapan/ pengukuran letak tanda
atas tanah yang bersangkutan dan sedapat mungkin
batas. Otentik artinya apabila ada pihak yang
disetujui oleh para pemegang hak atas tanah yang
menyanggah terhadap kebenaran kedua alat bukti
berbatasan.’
tersebut maka pihak yang menyanggah harus yang
Penunjukan letak batas bidang tanah artinya membuktikannya sanggahannya. Hakim harus yakin
penentuan letak batas bidang tanah antara pemilik terhadap kebenaran alat bukti tersebut sebelum
tanah dengan pemilik tanah yang berbatasan dibuktikan sebaliknya.

www.stpn.ac.id |4
Seminar Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Asas Contradicture Delimitatie Dalam Percepatan
Jl. Tata Bumi No. 5 Yogyakarta
Pendaftaran Tanah Di Indonesia
(Mencari Alternatif - Solusi) Telp. (0274) 587239, Fax (0274) 587138

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang (1) IGT yang menggambarkan suatu batas yang
Informasi Geospasial Memperkuat Asas mempunyai kekuatan hukum dibuat berdasarkan
Kontradiktur Delimitasi. dokumen penetapan batas secara pasti oleh Instansi
Pemerintah yang berwenang.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial (selanjutnya disebut UUIGS) (2) Penetapan batas yang dibuat oleh Instansi
merupakan siraman air sejuk di kalangan pengguna Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah yang
informasi geospasial khususnya dalam rangka berwenang dilampiri dengan dokumen IGT yang
kepastian hukum pendaftaran tanah, Undang- akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Undang Tentang Informasi Geospasial (UUIGS)
(3) Dalam hal terdapat batas yang belum ditetapkan
merupakan hukum positif yang dicita-citakan (Ius
secara pasti oleh Instansi Pemerintah yang
Constituendum). UUIGS dari segi isinya (materiil)
berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
merupakan Undang-Undang yang mengikat semua
digunakan batas sementara yang penggambarannya
orang secara umum dan dari segi bentuknya juga
dibedakan dengan menggunakan simbol dan/atau
bersifat umum (algemene verbindende voor
warna khusus.
schriften). Hukum yang baik hendaknya sesuai
dengan hukum yang hidup dalam masyarakat, 6. Problematika Pelaksanaan Asas Kontradiktur
hukum oleh karena itu harus mencerminkan nilai- Delimitasi.
nilai yang hidup dalam masyarakat. UUIGS karena
Asas kontradiktur delimitasi menjadi bagian yang
merupakan hukum yang dicita-citakan, dari segi
sangat penting dalam proses pendaftaran tanah,
karakter hukum diharapkan UUIGS merupakan
pelaksanaan asas ini di beberapa Kantor Pertanahan
hukum yang responsif bukan hukum yang masih
belum ada keseragaman. Gambar Ukur dianggap
represif. Karakter hukum represif tujuan hukumnya
sebagai bukti tertulis terjadinya kontradiktur,
ketertiban, peraturan perundang-undangan pada
delimitasi sehingga seolah-olah menjadi tanggung
hukum represif bersifat keras dan rinci, namun
jawab Petugas Ukur. Masih banyak petugas ukur
tingkat keberlakuannya pada pembuat hukum sangat
Badan Pertanahan Nasional melaksanakan
lemah 15 . Hukum dapat dikaterogikan responsif
pengukuran letak batas bidang tanah tanpa terlebih
apabila dalam implementasinya dapat diterima
dahulu ada bukti tertulis terjadinya kontradiktur
semua pihak.
delimitasi, bahkan pemilik tanah dan pemilik tanah
Pasal 18 dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor yang berbatasan diminta menanda tangani Gambar
24 Tahun 1997 diperkuat dengan Pasal 16 dan Ukur setelah selesai pengukuran padahal
Pasal 21 UUIGS sebagai berikut: sebelumnya belum pernah ada bukti tertulis
terjadinya kontradiktur delimitasi. Bahkan terjadi
Pasal 16
Gambar Ukur setelah selesai pengukuran oleh
(1) Batas wilayah sebagaimana dimaksud dalam petugas ukur diserahkan ke pemilik tanah untuk
Pasal 12 huruf e digambarkan berdasarkan dimintakan tanda tangan pemilik tanah berbatasan.
dokumen penetapan penentuan batas wilayah secara Gambar Ukur maupun fotocopynya seharusnya tidak
pasti di lapangan oleh Instansi pemerintah diperkenankan dibawa oleh pemilik tanah.
yang berwenang.
Petugas ukur yang mengukur letak bidang tanah
(2) Dalam hal terdapat batas wilayah yang belum yang belum ada bukti tertulis terjadinya kontradiktur
ditetapkan secara pasti di lapangan oleh Instansi delimitasi artinya batas yang diukur adalah batas
Pemerintah yang berwenang sebagaimana dimaksud bidang tanah yang belum mempunyai kekuatan
pada ayat (1), digunakan batas wilayah hukum. Bila dikemudian hari terjadi permasalahan
sementara yang penggambarannya dibedakan terhadap letak batas bidang tanah, maka petugas ukur,
dengan menggunakan simbol dan/atau warna Kasubsi Pengukuran dan Kepala Seksi Pengukuran
khusus. dapat dikategorikan telah melakukan perbuatan
melawan hukum. Kesalahan (schuld) dari Petugas
Pasal 16 UUIGS mengatur mengenai batas wilayah,
Ukur Kantor Pertanahan dapat terjadi karena
bahwa batas wilayah dapat terjadi dari batas
kelalaian (culpa) atau karena kesengajaan (dolus).
pemilikan bidang tanah.
Atas perbuatan karena kelalaian atau kesengajaan
Pasal 21 akan menghasilkan sertipikat yang cacat hukum. 16

15 Philippe Nonet & Philip Selznick, Law and Society Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Hukum Agraria pada
in Transition : Toward Responsible Law, Harper & Row Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara tanggal 2
Publisher, New York 1978, halaman 16. September 2006
16 Syafrudin Kalo, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru

www.stpn.ac.id |5
Seminar Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Asas Contradicture Delimitatie Dalam Percepatan
Jl. Tata Bumi No. 5 Yogyakarta
Pendaftaran Tanah Di Indonesia
(Mencari Alternatif - Solusi) Telp. (0274) 587239, Fax (0274) 587138

Kesalahan objek hukum dalam sertipikat sering baru dan benar. Petugas Ukur tidak diperkenankan
terjadi dalam pelaksanaaan pendaftaran tanah. membantu memasang tanda batas. Petugas Ukur
Kesalahan dalam pembuatan sertipikat bisa saja kembali ke Kantor dan memberi catatan hal tersebut
karena adanya unsur-unsur penipuan (bedrog), pada DI 302.
kesesatan (dwaling) dan atau paksaan (dwang) dalam
Bila BPTB itu benar pada saat pelaksanaan
pembuatan data fisik maupun data yuridis yang
pengukuran atau merubah fixed boundary menjadi
dibukukan dalam buku tanah. Sertipikat hak atas
guaranteed boundary yang menurut PP No. 24
tanah yang diterbitkan dapat batal demi hukum.
Tahun 1997 disebut dengan istilah penetapan batas
Sedangkan bagi subjek yang melakukan hal tersebut
maka pemilik tanah berbatasan tidak harus
dapat dikatakan telah melakukan perbuatan melawan
seluruhnya hadir, cukup beberapa yang dibutuhkan
hukum (onrecht matigedaad). Termasuk perbuatan
sebagai saksi bahwa pada saat pelaksanaan
tersebut dilakukan oleh pelaksana di Kantor
pengukuran letak tanda batas tidak berubah
Pertanahan, maka perbuatan tersebut dapat
sebagaimana Berita Acara Pemasangan Tanda Batas
dikategorikan sebagai onrecht matige overheidsdaad
sebelumnya. Kesaksian inilah yang dicantumkan
atau penyalahgunaan kewenangan.17
pada Gambar Ukur. Perlu disepakati apabila sudah
Akibat kurangnya penyuluhan dari Kantor dibuat Berita Acara Pemasangan Tanda Batas apakah
Pertanahan, pemahaman masyarakat terhadap masih diperlukan Halaman 1 dari DI 201?
pelaksaaan pemasangan tanda batas masih sangat
Kantor Pertanahan harus selalu memberi bimbingan
minim. Masyarakat masih menganggap pemasangan
kepada masyarakat cara membuat Berita Acara
tanda batas harus diketahui dan dilakukan oleh
Pemasangan Tanda Batas khususnya dalam
petugas ukur Kantor Pertanahan, seharusnya mereka
menggambarkan sketsa letak dan jenis tanda
diberi pengertian bahwa pengukuran untuk
batas yang dipasang.
pemasangan tanda batas pada tanah yang belum
bersertipikat tidak diperkenankan dilakukan oleh 7. Kontradiktur Delimitasi pada Pengadaan
petugas ukur Kantor Pertanahan. Pemilik tanah dan Tanah Untuk Kepentingan Umum
pemilik tanah yang berbatasan bila memerlukan
Badan Pertanahan Nasional sering menjadi kambing
pengukuran harus mengukur sendiri. Petugas ukur
hitam dalam pelaksanaan pengukuran pengadaan
BPN bukan mengukur untuk memasang tanda batas
tanah untuk kepentingan umum, BPN dianggap
tetapi mengukur batas yang sudah terpasang dan ada
lamban dalam melaksanakan pengukuran. Membaca
bukti tertulis telah mempunyai kekuatan hukum.
Surat Direktur Jenderal Bina Marga Departemen
Patok beton tanda batas seyogyanya tidak diberi Pekerjaan Umum tanggal 28 Januari 2008 Nomor
tulisan BPN, tetapi ditulis singkatan nama desa letak UM.0103 – Db/24 perihal Bantuan percepatan
bidang tanah tersebut. Hal ini untuk mempermudah pengukuran bidang tanah dalam rangka pengadaan
mengenal bidang tanah yang salah satu sisinya tanah untuk jalan tol yang ditujukan kepada Kepala
berfungsi sekaligus sebagai batas desa. Patok tanda Badan Pertanahan Nasional. Dari perihal surat
batas dengan nama BPN menjadikan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa Departemen Pekerjaan
menganggap patok tanda batas tersebut milik BPN Cq. Direktur Jenderal Bina Marga menganggap
dan harus dipasang oleh BPN, pemahaman ini yang bahwa BPN lambat dalam melaksanakan
harus diluruskan. pengukuran pengadaan tanah untuk jalan tol.
Pernah terjadi permasalahan, Berita Acara Memperhatikan surat tersebut di atas Kepala Badan
Pemasangan Tanda Batas yang menjadi syarat untuk Pertanahan Nasional Cq. Deputi Bidang Hak Tanah
mengajukan pengukuran ternyata hanya sebagai dan Pendaftaran Tanah berkirim surat kepada Kepala
syarat saja, pada saat petugas ukur akan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
melaksanakan pengukuran ternyata patok batas JAwa Timur tanggal 21 Februari 2008 Nomor: 474 –
belum pernah dipasang. Bila terjadi demikian maka 300 – D.II yang isinya Kantor Wilayah Badan
pemilik tanah dan pemilik berbatasan telah membuat Pertanahan Nasional Provinsi JAwa Timur untuk
keterangan palsu yang dapat dikategorikan mempercepat pengukuran pengadaan tanah untuk
perbuatan pidana yang diatur Pasal 263 Kitab jalan tol. Setelah dilakukan penelitian oleh Bidang
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Survei Pengukuran dan Pemetaan, ternyata pada saat
petugas ukur BPN terjun ke lapangan patok tanda
Bila terjadi hal tersebut, maka petugas ukur harus
batas bidang tanah yang akan diukur belum dipasang.
mencoret Berita Pemasangan Tanda Batas (BPTB)
Di lapangan hanya ditemukan patok rencana jalan tol
tersebut dan memberi catatan bahwa BPTB ini
bukan patok bidang tanah yang akan dibebaskan.
tidak benar. Pemohon diminta membuat BPTB yang

17 ibid

www.stpn.ac.id |6
Seminar Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Asas Contradicture Delimitatie Dalam Percepatan
Jl. Tata Bumi No. 5 Yogyakarta
Pendaftaran Tanah Di Indonesia
(Mencari Alternatif - Solusi) Telp. (0274) 587239, Fax (0274) 587138

Pemasangan patok bidang tanah yang akan diukur kasar dari pengukuran dengan pita ukur; bidang
untuk dibebaskan seharusnya menjadi kewajiban tanah dengan luas 50 m2 tidak akan jelas
pemilik proyek dan pemilik tanah tanah yang digambarkan di peta skala 1 : 25.000; demikian
berbatasan khususnya tanah yang belum juga bahwa batas wilayah negara dapat berupa batas
bersertipikat, pemilikan tanah tidak perlu dibuktikan.
Melihat fakta lapangan yang demikian Kepala Batas bidang tanah berupa tembok yang dipasang
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi Jawa sendiri oleh pemilik tanah dan sudah diketahui oleh
Timur berkirim surat langsung ke Direktur Jenderal masyarakat sekitar atau oleh umum dapat
Bina Marga tanggal 02 Mei 2008 dengan Nomor dikategorikan sebagai fakta hukum yang sudah
600.35 – 5669 yang isinya Direktorat Jenderala Bina ‘notoir’. Uraian uraian di atas dapat dilakukan
Marga sebelum mengajukan permohonan dalam rangka penerapan asas kontradiktur delimitasi
pengukuran untuk pengadaan tanah jalan tol harus untuk percepatan pendaftaran tanah.
terlebih dahulu mempunyai alat bukti tertulis yang
9. Kesimpulan dan Saran
mempunyai kepastian hukum terhadap bidang tanah
yang terkena jalan tol atau bukti tertulis terjadinya Alat bukti asas kontradiktur delimitasi tidak dapat
asas kontradiktur delimitasi antara Pemimpin proyek diabaikan dalam pelaksanaan pendaftaran tanah dan
Jalan Tol, dan pemilik-pemilik tanah yang harus terjadi sebelum pelaksanaan pengukuran letak
berbatasan berupa Berita Acara Persetujuan batas bidang tanah. Kantor Pertanahan harus lebih
Pemasangan Tanda Batas. aktif memberikan pemahaman tentang pelaksanaan
pemasangan tanda batas bidang tanah. Kantor
Bersamaan dengan surat yang ditujukan ke
Pertanahan harus menolak permohonan
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kepala Kantor
pengukuran (DI 302) bila tidak disertai Berita Acara
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa
Pemasangan Tanda Batas. Fakta hukum yang sudah
Timur berkirim surat ke Kepala Kantor Pertanahan
‘notoir’ terhadap batas bidang tanah dapat dilakukan
yang terkena proyek jalan tol untuk menerima
untuk percepatan kontradiktur delimitasi. Badan
permohonan pengukuran (DI 302) setelah dilampiri
Pertanahan Nasional harus segera membuat surat
bukti tertulis asas kontradiktur delimitasi, Artinya
edaran atau peraturan untuk keseragaman tentang
harus menolak permohonan pengukuran pengadaan
pelaksanaan kontradiktur delimitasi.
tanah yang tidak dilampiri Berita Acara Persetujuan
Pemasangan Tanda Batas. Hal ini agar BPN tidak Daftar Pustaka
menjadi kambing hitam lambatnya pengukuran
1) Berggren, J. Lennart, and Baird, Robert M. "Axiom."
pengadaan tanah untuk jalan tol.
Microsoft® Encarta® 2006, Redmond, WA:
8. Batas Bidang Tanah yang Secara Tidak Microsoft Corporation, 2005.
Langsung Telah Memenuhi Asas Kontradiktur. 2) Hari Sasangka, Hukum Pembuktian Dalam Perkara
Perdata, Penerbit Mandar Maju, Bandung 2005
Fakta, peristiwa atau hal-hal yang diajukan oleh satu
3) Philippe Nonet & Philip Selznick, Law and Society
pihak dan diakui pihak lawan dengan tidak dibantah
in Transition : Toward Responsible Law, Harper &
atau disangkal tidak perlu dibuktikan, artinya bila
Row Publisher, New York 1978
tidak dibantah tidak terjadi sengketa atau
4) Rowton Simpson,S., Land Law and Registration,
perselisihan. Tidak perlu dibuktikan lagi hal-hal
Surveyor Publications, London, 1984.,
yang diajukan satu pihak meskipun tidak secara
5) Subekti dan Tjitrosoedibjo, Kamus Hukum.,
tegas dibenarkan oleh yang lain tetapi tidak
Pradnya Paramita, Jakarta 1989
disangkal. Hukum Acara Perdata mengatur sikap
6) Subekti, Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita,
tidak menyangkal dipersamakan dengan mengakui.
Jakarta, 1978
Hal tersebut di atas dapat diterapkan dalam hal 7) Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata
pemilik tanah telah memasang sendiri batas bidang Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1988.
tanahnya berupa tembok batas, apabila pemilik 8) Subekti, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta
bidang tanah sebelahnya tidak membantah atau 1979.
menyangkal maka dapat dianggap telah terjadi 9) Syafrudin Kalo, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
kesepakatan letak batas bidang tanah tersebut, Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Hukum Agraria
artinya secara tidak lansung telah memenuhi asas pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
kontradiktur. tanggal 2 September 2006

Segala hal-hal yang dapat dianggap telah diketahui 10) Tjahjo Arianto, Peranan Badan Pertanahan Nasional
oleh umum yang istilah hukumnya fakta ’notoir’ dalam Penetapan Batas Wilayah, Makalah
tidak perlu dibuktikan. Contohnya seperti disampaikan pada Seminar Nasional peringatan
pengukuran jarak dengan rambu ukur hasilnya lebih setengah abad Teknik Geodesi Universitas Gadjah

www.stpn.ac.id |7
Seminar Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Asas Contradicture Delimitatie Dalam Percepatan
Jl. Tata Bumi No. 5 Yogyakarta
Pendaftaran Tanah Di Indonesia
(Mencari Alternatif - Solusi) Telp. (0274) 587239, Fax (0274) 587138

Mada pada tanggal 26 Juni 2009

11) United Nations Economic Commission for Europe,


Land Administration Guidelines., New York &
Geneva.

Yogyakarta, 17 Maret 2016

Tjahjo Arianto

www.stpn.ac.id |8

Anda mungkin juga menyukai